7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

47
PEDOMAN UMUM OPERASIONAL PASAR TERNAK (SAPI DAN KERBAU) DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 Edisi II

description

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Transcript of 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Page 1: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

PEDOMAN UMUM OPERASIONAL PASAR TERNAK (SAPI DAN KERBAU)

DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Edisi II

Page 2: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

i

KATA PENGANTAR

Pasar Ternak/Hewan (Sapi dan Kerbau) yang

berkembang di tingkat kabupaten merupakan ajang

peternak, pedagang pengumpul maupun pedagang

antar wilayah dalam melakukan transaksi jual-beli

ternak. Pada umumnya transaksi jual-beli

berlangsung secara tradisional yang di beberapa

tempat dikenal dengan sistem “Baroso”, dengan

penetapan harga tidak transparan bagi semua

pelaku. Sistem pemasaran ternak (hidup) secara

tradisional ini hingga kini masih berlangsung, dimana

margin tata niaga belum terdistribusikan secara

proporsional, sehingga pelaku usaha/peternak

mendapatkan margin tata niaga yang paling rendah

dan bahkan dirugikan.

Dalam upaya meningkatkan akses pasar serta

mengefisienkan sistem pemasaran ternak, maka

diperlukan pengelolaan pasar secara optimal baik

Page 3: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

ii

dalam hal pengelolaan sarana pemasaran maupun

penguatan kelembagaan petani sehingga Pasar

Ternak (Sapi dan Kerbau) benar-benar memberikan

manfaat dan keuntungan yang optimal bagi para

pelaku pemasaran serta bagi konsumen, sesuai

dengan yang diharapkan.

Buku Pedoman Umum Operasional Pasar

Ternak (Sapi dan Kerbau) ini diharapkan dapat

menjadi acuan bagi pembina maupun pengelola

Pasar Ternak dalam menyusun Pedoman

Operasional Khusus yang diperlukan untuk

operasionalisasi Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

yang berada di wilayah sentra peternakan.

Jakarta, Januari 2012

Direktur Pemasaran Domestik

Ir. Mahpudin, MM

NIP. 19581117 198603 1 001

Page 4: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

iii

DAFTAR ISI Hal

KATA PENGANTAR …………………………………… i DAFTAR ISI ……………………………………………. iii BAB I PENDAHULUAN ………………………… 1 A. Latar Belakang ..................................... 1 B. Tujuan .................................................. 3 C. Target ................................................... 4

BAB II MEMBANGUN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI-TERNAK (Gapoktannak)

5

BAB III PEMBANGUNAN PASAR TERNAK …… 7 A. Model Pasar Ternak ……….………… 7 B. Tahapan Pembangunan Pasar Ternak 11 C. Fasilitasi Pasar Ternak ...................... 15

BAB IV PENDAMPINGAN PENGELOLAAN PASAR TERNAK .......................................

20

BAB V OPERASIONALISASI PASAR TERNAK ... 23 A. Pembentukan Kelembagaan/ Organisasi 23 B. Tugas dan Fungsi..………….………..... 24 C. Mekanisme dan Hubungan Kerja ….... 31 D. Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi 33

BAB VI PENGUATAN MODAL USAHA ................. 40

BAB VII PENUTUP .................................................. 42

LAMPIRAN

Page 5: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pemasaran ternak di Indonesia pada

umumnya masih berlangsung secara tradisional,

sistem jual-beli atau mekanisme penentuan harga

masih didominasi dan berdasarkan kepercayaan

diantara pihak-pihak tertentu yaitu para pedagang

pengumpul (tengkulak/blantik). Dalam menentukan

berat/bobot ternak dilakukan dengan menaksir

berdasarkan pengalaman peternak dan blantik. Bagi

pelaku usaha lainnya yang tidak berstatus blantik,

penentuan harga dalam transaksi jual-beli terasa

tidak transparan. Selain itu bangunan fisik Pasar

Ternak tempat transaksi berlangsung masih sangat

sederhana dengan kondisi fasilitas yang terbatas

dan belum tertata dengan baik.

Dominasi blantik dalam pemasaran ternak

sangat nyata baik di pasar-pasar desa maupun

Page 6: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

2

kecamatan, bahkan sampai ke kabupaten/kota.

Pedagang besar di kabupaten atau provinsi akan

menjual ternaknya ke pedagang besar lain di

provinsi atau di daerah konsumen atau langsung ke

pedagang pemotong/jagal untuk diperjualbelikan

dalam bentuk daging.

Pada kondisi pemasaran ternak seperti

diuraikan di atas, peternak merupakan penerima

margin keuntungan yang terendah. Posisi tawar

peternak akan lebih buruk lagi apabila ada wilayah

sentra produksi yang tidak memiliki Pasar Ternak.

Pada situasi seperti ini, rantai pemasaran menjadi

semakin panjang dan harga yang diterima oleh

peternak menjadi semakin kecil. Dengan kondisi

seperti ini, akses peternak terhadap informasi pasar

pada umumnya juga sangat lemah.

Dalam upaya memberikan manfaat yang lebih

baik bagi semua pihak, sistem pemasaran ternak

harus lebih transparan baik dalam menentukan

harga maupun berat ternak. Oleh karenanya Pasar

Ternak harus memiliki fasilitas prasarana dan sarana

Page 7: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

3

yang lebih baik serta pengelolaan yang lebih terarah.

Pasar Ternak ini diharapkan dapat berfungsi

sebagaimana yang diinginkan yaitu menggunakan

alat ukur atau timbangan yang umum dipakai,

mampu melakukan grading terhadap ternak yang

diperjualbelikan dan menerapkan mekanisme

transaksi yang transparan dengan metoda jual-beli

yang lebih terbuka seperti lelang. Penerapan

transaksi jual-beli secara lelang ini akan mampu

memberikan daya tarik yang kondusif bagi

peningkatan produksi pada sub sistem budidaya.

B. Tujuan

Tujuan disusunnya Pedoman Umum

Operasional Pasar Ternak ini adalah sebagai acuan

bagi pengelola maupun pembina Pasar Ternak (Sapi

dan Kerbau) agar dapat mengelola Pasar Ternak

secara optimal sehingga dapat memberikan manfaat

dan keuntungan yang nyata bagi peternak dan

pelaku usaha pemasaran lainnya.

Page 8: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

4

C. Target

1. Mendorong terbangunnya Pasar Ternak di daerah sentra produksi peternakan yang memiliki fasilitas memadai untuk menunjang pelaksanaan Pasar Ternak secara modern (transparan dan higienis).

2. Mendorong berkembangnya Pasar Ternak yang dikelola secara profesional oleh kelembagaan/managemen Pasar Ternak.

3. Meningkatnya pelayanan pemasaran dan transaksi jual-beli melalui Pasar Ternak berfasilitas memadai yang dikelola oleh pengelola

4. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan bagi para peternak dan pelaku usaha di bidang peternakan.

Page 9: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

5

BAB II

MEMBANGUN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI TERNAK (Gapoktannak)

Petani/produsen ternak di suatu sentra produksi

diharapkan dapat membentuk kelompok sesuai

dengan jenis ternaknya. Setiap kelompok berjumlah

sekitar 20-25 orang peternak, dan beberapa

kelompok misalnya dalam 1 (satu) wilayah (desa

atau kecamatan) bergabung menjadi Gabungan

Kelompoktani-ternak atau Gapoktannak.

Pembentukan Gapoktannak pada dasarnya

dilakukan melalui 3 tahap, yaitu (1) verifikasi

kelompok calon anggota Gapoktannak untuk

mencapai kesepakatan bergabung dalam

Gapoktannak, (2) perumusan tujuan dan

kelengkapan organisasi untuk membangun

kebersamaan antar anggota, yang dirumuskan

dalam forum pertemuan Gapoktannak, serta (3)

deklarasi pendirian untuk mengukuhkan keberadaan

Gapoktannak secara kelembagaan dalam

masyarakat.

Page 10: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

6

Gapoktannak harus memiliki unit-unit usaha

seperti : Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak,

Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit

Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit

Pengadaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan

Jasa Konsultasi serta Unit Simpan Pinjam.

Gapoktannak dikukuhkan oleh Bupati/Walikota dan

mempunyai kepengurusan yang jelas serta berbadan

hukum agar dapat mengakses pasar dan

pembiayaan dari lembaga pembiayaan yang ada.

Sebagai lembaga usaha, Gapoktannak

diharapkan mampu mengelola sarana pemasaran

ternak yang ada di wilayah mereka. Untuk itu, perlu

pendampingan dari lembaga pemerintah (Perguruan

Tinggi, Penyuluh Pertanian), lembaga swasta atau

LSM yang ada di wilayah atau provinsi sentra

produksi yang profesional di bidangnya.

Page 11: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

7

BAB III

PEMBANGUNAN PASAR TERNAK (SAPI DAN KERBAU)

A. Model Pasar Ternak

Berdasarkan sarana dan penerapan sarana,

serta mekanisme transaksi jual-beli yang terjadi,

sebagian besar Pasar Ternak yang ada di Indonesia

dapat dikategorikan sebagai Pasar Ternak

tradisional. Dengan sistem pemasaran tradisional,

nilai keuntungan yang diperoleh para pelaku tata

niaga tidak optimal dan tidak dapat dinikmati secara

adil. Seperti pada kasus petani pangan, hortikultura

maupun perkebunan, peternak sebagai produsen

ternak adalah pelaku usaha yang mendapatkan

margin terendah. Dominasi margin pada umumnya

berada pada pedagang, baik pengumpul atau blantik

maupun pedagang besar di sentra konsumen.

Dalam perkembangannya, dengan semakin

kuatnya desakan perdagangan yang semakin liberal

Page 12: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

8

dan ditandai dengan masuknya produk impor baik

daging maupun ternak hidup, proses perubahan

mulai terjadi pada sebagian Pasar Ternak terutama

Pasar Ternak Sapi dan Kerbau yang dekat dengan

pusat konsumen. Perdagangan ternak besar di

beberapa Pasar Ternak sudah menggunakan berat

badan maupun ‘grade’ atau kelas mutu sebagai

dasar penentuan harga, penggunaan timbangan dan

penerapan ‘grading’ mulai menjadi kebutuhan.

Dalam upaya mengantisipasi terjadinya

perubahan pola transaksi tersebut, keberadaan

Pasar Ternak ”Standard” atau ”Ideal” yang dapat

dijadikan sebagai model Pasar Ternak sangat

diperlukan. Untuk mewujudkan keberadaan Pasar

Ternak Ideal tersebut, diperlukan perencanaan yang

mantap dan panduan operasional, agar Pasar

Ternak tersebut dapat beroperasi sebagaimana yang

diharapkan.

Membangun Pasar Ternak Ideal berarti

membangun Pasar Ternak Modern yang higienis.

Pasar Ternak Modern yang dimaksud harus

Page 13: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

9

mencakup sistem dan kelembagaan Pasar Ternak

itu sendiri. Pembangunannya dapat dilaksanakan

secara bertahap dan polanya disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing daerah dan situasi lokasi,

seperti diuraikan pada Tabel 1. Sarana dan fungsi

pasar dapat terpenuhi dan pengelolaannya harus

dilakukan secara profesional, sementara pemerintah

dapat menjalankan fungsinya sebagai fasilitator.

Pasar Ternak Modern secara fisik harus dapat

mendukung fungsi-fungsi pasar secara lebih

komprehensip sehingga memerlukan kelengkapan

sarana usaha seperti Rumah Potong Hewan (RPH),

pengelolaan dan pemasaran daging atau Meat

Business Centre yang dapat memadukan antara

sektor hulu, on-farm, RPH, pengolahan dan pasar

daging olahan.

Page 14: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

10

Tabel 1 . Model Pasar Ternak Modern

No Uraian Tipe Pasar Ternak

Tipe C Tipe B Tipe A

1. Hari pasaran

2. Jumlah ternak yang dipasarkan

100 – 300 ekor

3. Timbangan -

4. Informasi harga

-

5. Manajemen pasar

Ada Sedang Baik

6. Retribusi

7. Tempat penitipan

-

8. Kelembagaan pasar

Ada Sedang Baik

9. Pasar lelang - Kadang-kadang Permanen

Keterangan : Tipe C ke A : kualitas pasar semakin

membaik

: ada kegiatan.

- : tidak ada kegiatan

Page 15: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

11

B. Tahapan Pembangunan Pasar Ternak

Pembangunan Pasar Ternak dilaksanakan

melalui 4 (empat) tahapan yaitu:

1. Persiapan (identifikasi kelayakan usaha)

2. Penyusunan business plan dan sosialisasi

3. Pembangunan fisik

4. Pembentukan pengelola dan operasionalisasi

Tahap Pertama :

Persiapan (identifikasi kelayakan usaha)

Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan usaha

menyangkut faktor-faktor pendukung dan pendorong

berkembangnya suatu Pasar Ternak. Hasil yang

diharapkan pada tahap ini adalah rekomendasi

lokasi, desain bangunan dan persyaratan-

persyaratan yang diperlukan dalam membangun dan

mengoperasionalkan suatu Pasar Ternak.

Page 16: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

12

Tahap Kedua :

Penyusunan Business Plan dan Sosialisasi

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana

kegiatan selanjutnya yaitu rencana kerja fisik (seperti

pembangunan fisik pasar), dan non fisik yaitu

penyusunan sarana fisik yang diperlukan dan sistem

operasionalnya serta rancangan sistem pasokan dan

distribusi (sumber atau asal ternak serta tujuan

pemasarannya).

Selanjutnya pada tahap ini juga dilakukan

sosialisasi tentang keberadaan dan manfaat Pasar

Ternak serta siapa yang akan mengelolanya,

harapan, peran dan keterlibatan semua pelaku

usaha terkait bidang peternakan dalam mendukung

pengembangannya.

Fisik pasar yang akan dibangun sesuai dengan

desain yang direkomendasikan pada tahap pertama,

dimana Pasar Ternak dimaksud dilengkapi dengan

fasilitas berikut : perkantoran, tempat peristirahatan

ternak (sesuai dengan jenis ternak), timbangan

Page 17: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

13

ternak (kapasitas disesuaikan dengan ternak yang

dipasarkan), feed lotter, tempat pembuangan limbah,

alat pembersih, sumber air untuk air minum ternak

dan membersihkan pasar, kandang isolasi, lantai

yang disekat (sesuai dengan jenis dan besar ternak)

untuk ternak pada saat transaksi berlangsung, dan

ada tempat penjualan pakan ternak dan HMT.

Kelengkapan fasilitas akan menentukan klasifikasi

Pasar Ternak tersebut, apakah Tipe A, B, atau C

sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.

Tahap Ketiga : Pembangunan Fisik

Pembangunan Pasar Ternak dilakukan melalui

proses tender apabila dana pembangunan berasal

dari pemerintah, atau dilakukan langsung oleh pihak

swasta/investor yang akan mengelola Pasar Ternak

tersebut. Lokasi dan konstruksi bangunan Pasar

Ternak yang akan dibangun harus sesuai dengan

rekomendasi dan desain Pasar Ternak yang

dihasilkan pada feasibility study. Pada tahap ini,

Page 18: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

14

telah mulai dipersiapkan lembaga pengelola, yang

terdiri dari Dewan Pembina Pasar Ternak (terdiri dari

instansi pemerintah kabupaten/kota), dan Pengelola

Pasar Ternak (berasal dari

peternak/Gapoktannak/asosiasi peternak dan

asosiasi pedagang ternak setempat).

Tahap Keempat : Pembentukan Pengelola dan Operasionalisasi Pasar

Ternak

Pada tahap ini Dewan Pembina Pasar Ternak

dan Pengelola Pasar Ternak yang sudah disusun

pada tahap ketiga diresmikan oleh Pemda setempat

sekaligus peresmian pengoperasionalisasian Pasar

Ternak. Dewan Pembina Pasar Ternak terdiri dari

pejabat yang mewakili instansi pemerintah

kabupaten/kota (Dinas Pasar, Dinas Peternakan,

Dinas Indag, Dinas Koperasi, dan Dinas

Perhubungan). Selanjutnya pengelola Pasar Ternak,

yang berasal dari perwakilan

peternak/Gapoktannak/asosiasi peternak maupun

Page 19: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

15

pedagang ternak setempat, difungsikan berdasarkan

tugas dan tanggung jawab sebagaimana dijabarkan

dalam susunan kelembagaan Pasar Ternak. Dengan

terbentuknya Dewan Pembina dan Pengelola Pasar

Ternak serta dengan telah tersedianya Business

Plan Pasar Ternak maka diharapkan Pasar Ternak

dapat dioperasionalkan dengan baik .

C. Fasilitasi Pasar Ternak

TIPE A:

Kapasitas ternak 600 ekor, luas areal 1 Ha dan

lokasi di kabupaten/kota

Fasilitas terdiri dari :

- Kantor.

- Tempat peristirahatan ternak.

- Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.

- Feed lotter.

- Pembuangan limbah.

Page 20: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

16

- Pagar keliling.

- Pakan ternak dan HMT.

- Air minum ternak cukup.

- Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.

- Kandang isolasi.

- Tempat parkir kendaraan.

- Kandang jepit.

- Lantai tanah yang dipadatkan dengan sirtu.

- Tempat lelang/bursa ternak.

- Tempat khusus untuk sapi potong.

- Tempat khusus untuk sapi perah.

- Tempat khusus untuk sapi bibit.

- Tempat khusus untuk kambing/domba.

- Tempat khusus untuk unggas.

- Tempat khusus untuk sapi hasil IB.

- Tempat khusus untuk kerbau.

- Tempat ibadah

Page 21: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

17

TIPE B:

Kapasitas ternak 200 ekor, luas areal 0,5 Ha

dan berlokasi di kecamatan.

Fasilitas terdiri dari:

- Kantor.

- Tempat peristirahatan ternak.

- Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.

- Pagar keliling.

- Pakan ternak dan HMT.

- Lantai tanah.

- Air minum ternak cukup.

- Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.

- Kandang jepit.

- Tempat khusus untuk sapi potong.

- Tempat khusus untuk sapi perah.

Page 22: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

18

- Tempat khusus untuk sapi bibit.

- Tempat khusus untuk kerbau

- Tempat khusus untuk kambing/domba.

- Tempat khusus untuk unggas

- Tempat khusus untuk sapi hasil IB.

- Tempat ibadah

TIPE C:

Kapasitas ternak 100 ekor, luas areal 0,25 Ha dan berlokasi di desa.

Fasilitasi terdiri dari:

- Kandang ternak.

- Pagar keliling.

- Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.

- HMT cukup.

- Air minum cukup.

Page 23: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

19

- Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.

- Tempat untuk sapi/kerbau

- Tempat khusus untuk kambing/domba.

Page 24: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

20

BAB IV

PENDAMPINGAN PENGELOLAAN PASAR TERNAK

Dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan

Pasar Ternak bagi produsen/peternak dan

pembeli/pedagang, pengelola Pasar Ternak perlu

didampingi oleh tenaga pendamping yang

profesional. Tenaga pendamping direkrut oleh Dinas

Peternakan Kabupaten/Kota dapat berasal dari

Universitas, Penyuluh, Swasta atau LSM yang

mempunyai latar belakang pendidikan atau

pengalaman di bidang managemen dan pemasaran

ternak maupun produk peternakan.

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak

disamping sebagai acuan bagi pengelola, juga

merupakan acuan bagi tenaga pendamping dalam

melaksanakan tugas pendampingan operasionalisasi

Pasar Ternak.

Page 25: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

21

Tujuan Pendampingan :

1. Memberikan arahan, bimbingan dan bantuan kepada pengelola Pasar Ternak,tentang pengelolaan/managemen usaha dan langkah-langkah operasional Pasar Ternak;

2. Membantu pembina dan pengelola dalam menyusun Panduan Operasional Pasar Ternak spesifik lokasi sebagai acuan bagi pengelola dalam mengoperasionalkan Pasar Ternak.

3. Medampingi kelompok tani dan pengelola Pasar Ternak dalam membangun kemitraan diantara mereka.

Petugas pendamping bertugas membantu pengelola Pasar Ternak, agar mampu :

a. Menjalankan fungsi managemen usaha, fungsi pemasaran dan fungsi lainnya terkait pemasaran;

b. Membangun mekanisme dan hubungan kerja dengan pelaku usaha lain mulai

Page 26: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

22

dari petani produsen hingga ke pelaku pasar di tingkat konsumen;

c. Mengakses kredit permodalan ke sumber-sumber pembiayaan seperti perbankan, koperasi atau lembaga keungan mikro lainnya.

Page 27: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

23

BAB V

OPERASIONALISASI PASAR TERNAK

Yang dimaksud dengan pengelolaan Pasar

Ternak adalah suatu aktivitas managerial dan

kegiatan dari seluruh fungsi unit-unit yang ada di

Pasar Ternak.

Tujuan pengelolaan Pasar Ternak adalah untuk

mengoperasionalkan Pasar Ternak supaya berjalan

transparan dan optimal.

A. Pembentukan Kelembagaan/Organisasi

1. Kelembagaan/Organisasi Pasar Ternak disusun sesuai kebutuhan operasional Pasar Ternak;

2. Susunan organisasi tersebut dapat terdiri dari unit-unit usaha seperti : Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak, Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit Pengadaan HMT dan Jasa Konsultasi dan Unit Simpan Pinjam;

Page 28: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

24

3. Organisasi dipimpin oleh seorang Manager dan Wakil Manager bila diperlukan;

4. Manager dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh Bagian Keuangan dan Bagian Umum (contoh Struktur Organisasi Pasar Ternak terdapat pada Lampiran 1);

5. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, para pengurus Pasar Ternak berada dalam pengendalian Dewan Pembina yang terdiri dari : perwakilan peternak/kelompok tani-ternak/Gapoktanak, pedagang/ asosiasi dan perwakilan dinas lingkup pertanian/peternakan, serta dinas terkait.

B. Tugas dan Fungsi Pasar Ternak

1. Dewan Pembina :

- Menyusun AD/ART serta membentuk pengurus organisasi Pasar Ternak (dikukuhkan oleh Pemda);

- Memberikan pembinaan berupa saran teknis maupun non teknis kepada

Page 29: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

25

pengelola untuk perbaikan operasional pasar ternak;

- Memberikan teguran apabila dalam pelaksanaan operasional Pasar Ternak terdapat penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja;

- Memberikan sanksi (disepakati secara bersama oleh pengurus dan dewan pembina) apabila teguran tersebut tidak diindahkan;

2. Manager :

- Melaksanakan pengelolaan Pasar Ternak secara profesional;

- Mendorong dan memacu kinerja masing-masing unit usaha Pasar Ternak;

- Mengkoordinasikan seluruh unit usaha untuk mencapai target kinerja Pasar Ternak;

- Memimpin seluruh unit usaha dalam menyusun target usaha (business plan) yang ingin dicapai oleh Pasar Ternak;

Page 30: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

26

- Melaksanakan pertemuan berkala

dengan Dewan Pembina (dapat

dilakukan atas permintaan Dewan

Pembina);

3. Bagian Keuangan :

- Membukukan omset (jenis dan jumlah ternak) penjualan ternak ;

- Menerima dan membukukan keuntungan hasil penjualan ternak;

- Melaporkan secara berkala hasil pembukuan kepada manager (per semester dan per tahun).

4. Bagian Umum :

- Menyediakan barang keperluan operasional dan administrasi Pasar Ternak;

- Melakukan pemeliharaan prasarana dan sarana Pasar Ternak (bangunan gedung, kendaraan operasional,

Page 31: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

27

peralatan timbangan dan alat penunjang lainnya);

- Menyediakan fasilitas parkir dan keamanan di Pasar Ternak;

- Menyusun tata tertib pengelolaan Pasar Ternak;

- Merencanakan pengadaan sarana tambahan untuk melengkapi sarana yang sudah ada;

- Memperbaiki fasilitas prasarana dan sarana yang sudah rusak;

- Mengkoordinir tenaga keamanan.

5. Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak :

- Mencatat jumlah ternak yang masuk serta melakukan pengecekan kondisi kesehatan ternak yang akan dipasarkan oleh peternak/pedagang;

Page 32: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

28

- Melakukan karantina terhadap ternak yang dicurigai sakit atau ternak sakit;

- Mengamankan ternak betina produktif dan ternak pejantan unggul (pemacek) untuk dijadikan ternak potong;

- Mengelola ternak yang dibawa oleh peternak/pedagang dengan mengelompokkan berdasarkan jenis dan bobot ternak;

- Melayani jasa transportasi apabila dibutuhkan;

- Melaksanakan pembinaan teknis bagi peternak;

6. Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar :

- Memfasilitasi transaksi jual-beli ternak (lelang atau langsung) antara peternak dengan pembeli dalam rangka menghindari adanya pelanggaran komitmen;

Page 33: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

29

- Menyampaikan informasi harga kepada para peternak, baik secara langsung maupun melalui papan informasi;

- Mencari peluang pasar bagi peternak;

- Membangun jaringan pemasaran di dalam maupun di luar wilayah Pasar Ternak;

- Mempromosikan ternak unggulan peternak secara langsung (melalui pameran) maupun tidak langsung (melalui media cetak dan elektronik);

- Mencatat volume dan nilai transaksi

jual-beli yang terjadi.

7. Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah

- Membersihkan pasar dan lingkungan sekitarnya, baik pada saat hari pasar maupun diluar hari pasar;

Page 34: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

30

- Mengelola limbah ternak di tempat yang sudah disediakan khusus menjadi pupuk organik;

- Bekerjasama dengan Unit Simpan Pinjam melakukan penjualan pupuk organik;

- Melakukan pembukuan hasil penjualan dan menyampaikannya ke Bagian Keuangan, yang ditembuskan kepada Manager Pasar Ternak.

8. Unit Pengadaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Jasa Konsultasi:

- Mengadakan lahan untuk penanaman HMT;

- Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan peternak/pedagang yang membawa ternaknya ke Pasar Ternak;

- Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah;

Page 35: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

31

- Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak.

9. Unit Simpan Pinjam :

- Anggota dapat terdiri dari para peternak dan pedagang;

- Menghimpun modal dari iuran anggota maupun dari sumber pembiayaan lainnya;

- Melayani kredit simpan pinjam bagi anggota;

- Bekerjasama dengan Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah melakukan penjualan pupuk organik.

C. Mekanisme dan Hubungan Kerja

- Dalam mengoptimalkan fungsi Pasar Ternak, pengelola harus membangun mekanisme dan jaringan kerjasama (net

Page 36: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

32

working) dengan stakeholder yang ada di sub sistem produksi lain hingga sub sistem pemasaran (termasuk aparat keamanan) dalam konteks Managemen Rantai Pasok (Supply Chain Management/SCM);

- Peternak memelihara ternak sesuai dengan standar gizi, sanitasi dan kesehatan ternak dibawah pembinaan Dinas Peternakan atau dinas yang membidangi fungsi peternakan;

- Dengan adanya jaringan kerjasama (net working) antar pelaku pasar, pengelola Pasar Ternak bekerja sama dengan peternak dapat melakukan perdagangan antar daerah/antar pulau dan juga ekspor;

- Pengelola Pasar Ternak memfasilitasi transaksi jual-beli secara langsung maupun dengan cara lelang yang dikelola oleh managemen Pasar Ternak;

- Mekanisme transaksi dapat dilakukan secara langsung antara peternak dan pembeli (konsumen) maupun melalui blantik sebagai perantara;

Page 37: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

33

- Apabila peternak menjual secara langsung kepada pembeli di Pasar Ternak ataupun kepada perusahaan mitra Pasar Ternak maka Pasar Ternak memperoleh jasa pemasaran (marketing administration) yang besarnya ditentukan dalam musyawarah antara petani dan managemen Pasar Ternak;

- Pengelola Pasar Ternak bersama dengan pembina Pasar Ternak diharapkan melakukan pembinaan dan pembentukan kelembagaan peternak, sehingga peternak melalui kelembagaan peternak dapat secara langsung akses ke Pasar Ternak.

D. Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi

1. Penanganan dan Kesehatan Ternak

- Unit ini bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan ternak yang dipasarkan di Pasar Ternak;

- Setiap ternak (Sapi dan Kerbau) yang dibawa ke Pasar Ternak, dapat

Page 38: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

34

dipasarkan apabila ternak dinyatakan sehat berdasarkan hasil pengecekan kesehatan yang dilakukan oleh unit ini;

- Pengecekan kesehatan dapat dilakukan langsung di lokasi peternak (khususnya apabila peternak menggunakan jasa transportasi dari pengelola pasar ternak) atau di tempat registrasi ternak atau di tempat kedatangan ternak;

- Bagi ternak yang diduga sakit atau ternak sakit, ternak tidak boleh dipasarkan namun dapat ditempatkan sementara di lokasi isolasi atau karantina (pada kasus peternak belum dapat membawa ternaknya kembali ke lokasi peternakan);

- Ternak yang dinyatakan sehat, diregistrasi dan diberi tanda atau nomor kepemilikan, serta dikelompokkan berdasarkan jenis dan bobot ternak.

Page 39: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

35

2. Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar

- Melakukan promosi ternak melalui pameran, media elektronik maupun media cetak (brosur, leaflet);

- Berupaya mencari peluang pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri (ekspor);

- Mencatat harga dan perubahan harga secara berkala dan menginformasikannya kepada peternak, pelaku usaha maupun Pasar Ternak lainnya;

- Mencari informasi peluang pasar (jumlah dan tujuan pasar) dan jenis ternak yang diinginkan pasar serta menginformasikannya kepada peternak/kelompok peternak;

- Mencatat volume dan nilai hasil

penjualan ternak;

- Mengembangkan layanan informasi pasar melalui media cetak dan

Page 40: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

36

elektronik (televisi, radio, internet dan HP).

3. Kebersihan dan Penanganan Limbah

- Setelah aktifitas pasar selesai,

seluruh tempat tambatan dan

kandang ternak (kandang istirahat,

karantina, dan kandang display)

dibersihkan menggunakan air dan

dikumpulkan di tempat penampungan

limbah;

- Demikian juga dengan limbah non

organik (plastik, kertas, dll)

dikumpulkan di tempat yang sudah

disediakan, untuk selanjutnya

diangkut ke tempat pembuangan

akhir sampah;

- Limbah yang sudah terkumpul

diproses menjadi pupuk organik

sesuai dengan teknologi pengelolaan

limbah;

Page 41: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

37

- Pupuk organik tersebut selanjutnya

dikemas dalam karung plastik sesuai

ukuran, dan bekerjasama dengan

Unit Koperasi Simpan Pinjam menjual

pupuk tersebut dengan harga yang

sudah memperhitungkan keuntungan

bagi Unit Koperasi Simpan Pinjam;

- Selanjutnya hasil pembukuan dan

penjualan (setelah dikurangi dengan

keuntungan koperasi) diserahkan

kepada Bagian Keuangan.

4. Unit Pengadaan HMT dan Jasa Konsultasi:

- Mencari lahan untuk penanaman HMT (apabila Pasar Ternak tidak mempunyai lahan);

- Mengelola penanaman HMT;

- Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan

Page 42: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

38

peternak/pedagang yang membawa ternaknya ke Pasar Ternak;

- Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah;

- Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak.

5. Unit Koperasi Simpan Pinjam:

- Unit Koperasi Simpan Pinjam bertugas menghimpun dana dari iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya untuk memperkuat dana operasional Pasar Ternak;

- Membukukan keuntungan dari hasil penjualan pupuk organik

- Mengadakan pembelian dan melayani penjualan obat-obatan ternak;

Page 43: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

39

- Mengidentifikasi kelayakan usaha penerima kredit (peternak melalui kelompok atau individu, pedagang, dan lain-lain);

- Menyalurkan dan membukukan pengembalian kredit;

- Menyediakan saprodi untuk disalurkan oleh bagian penjualan kepada kelompok peternak.

Page 44: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

40

BAB VI

PENGUATAN MODAL USAHA

Dalam menjalankan tugasnya, Manager Pasar

Ternak dibantu pengurus yang menangani unit

Usaha Simpan Pinjam (diharapkan merupakan

perwakilan Gapoktannak) berupaya menghimpun

dana operasional usaha untuk mengembangkan

pemasaran produk pertanian yang berasal dari

petani/kelompok tani ternak/Gapoktannak.

Manager Pasar Ternak dapat melakukan upaya

peningkatan kinerja unit Usaha Simpan Pinjam,

dengan cara :

a. Menghimpun dana dari iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya (Bank, Bank SP3, Koperasi, dll) untuk memperkuat dana operasional Pasar Ternak);

b. Memanfaatkan sumber permodalan asal APBN (Dana Dekon dan dana TP) yaitu Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK), yang dapat digunakan untuk membeli produk atau

Page 45: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

41

membantu peralatan yang diperlukan peternak/Kelompok tani-peternak/Gapoktannak sebagai mitra Pasar Ternak. Oleh karenanya, unit ini harus menyiapkan proposal kelayakan usaha Pasar Ternak dalam kemitraan dengan kelompok tani-ternak/Gapoktannak untuk dapat mengakses PMUK tersebut;

c. Membukukan penyaluran dan pengembalian pinjaman;

d. Menyediakan saprodi untuk disalurkan kepada kelompok tani-ternak/Gapoktannak.

Page 46: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

42

BAB VII

PENUTUP

Pengembangan sarana, kelembagaan petani

ternak dan usaha peternakan belum optimal,

merupakan hal yang mendasar dalam membantu

peternak dalam memasarkan produknya. Masalah

akses dan sulitnya petani memasarkan produk

karena tidak tersedianya sarana pemasaran

diharapkan dapat teratasi. Namun pemanfaatan

sarana ini perlu dikelola secara profesional sehingga

manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.

Diharapkan dengan operasionalnya Pasar

Ternak secara transparan dan optimal akan terwujud

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Page 47: 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf

Lampiran 1.

Struktur Organisasi Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)

* Petani/kelompoktani peternak/Gapoktannak, pedagang/asosiasi dan

perwakilan dinas lingkup pertanian

Badan Musyawarah*

Simpan Pinjam Penanganan dan Kesehatan

Ternak

Umum - Kepegawaian - Perlengkapan - Fasilitas Umum dan penunjang - Tata Tertib Pengelolaan - Keamanan

Promosi dan Informasi Pasar

Kebersihan dan Penanganan Limbah

Pengadaan Hijauan Makanan Ternak dan Jasa

Keuangan - Pembayaran - Pembukuan - Laporan Keuangan

Manajer/ Wakil Manager