7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf
-
Upload
ennur-nufian -
Category
Documents
-
view
237 -
download
7
description
Transcript of 7.4 pedum operasional ps-ternak .pdf
PEDOMAN UMUM OPERASIONAL PASAR TERNAK (SAPI DAN KERBAU)
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
Edisi II
i
KATA PENGANTAR
Pasar Ternak/Hewan (Sapi dan Kerbau) yang
berkembang di tingkat kabupaten merupakan ajang
peternak, pedagang pengumpul maupun pedagang
antar wilayah dalam melakukan transaksi jual-beli
ternak. Pada umumnya transaksi jual-beli
berlangsung secara tradisional yang di beberapa
tempat dikenal dengan sistem “Baroso”, dengan
penetapan harga tidak transparan bagi semua
pelaku. Sistem pemasaran ternak (hidup) secara
tradisional ini hingga kini masih berlangsung, dimana
margin tata niaga belum terdistribusikan secara
proporsional, sehingga pelaku usaha/peternak
mendapatkan margin tata niaga yang paling rendah
dan bahkan dirugikan.
Dalam upaya meningkatkan akses pasar serta
mengefisienkan sistem pemasaran ternak, maka
diperlukan pengelolaan pasar secara optimal baik
ii
dalam hal pengelolaan sarana pemasaran maupun
penguatan kelembagaan petani sehingga Pasar
Ternak (Sapi dan Kerbau) benar-benar memberikan
manfaat dan keuntungan yang optimal bagi para
pelaku pemasaran serta bagi konsumen, sesuai
dengan yang diharapkan.
Buku Pedoman Umum Operasional Pasar
Ternak (Sapi dan Kerbau) ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi pembina maupun pengelola
Pasar Ternak dalam menyusun Pedoman
Operasional Khusus yang diperlukan untuk
operasionalisasi Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
yang berada di wilayah sentra peternakan.
Jakarta, Januari 2012
Direktur Pemasaran Domestik
Ir. Mahpudin, MM
NIP. 19581117 198603 1 001
iii
DAFTAR ISI Hal
KATA PENGANTAR …………………………………… i DAFTAR ISI ……………………………………………. iii BAB I PENDAHULUAN ………………………… 1 A. Latar Belakang ..................................... 1 B. Tujuan .................................................. 3 C. Target ................................................... 4
BAB II MEMBANGUN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI-TERNAK (Gapoktannak)
5
BAB III PEMBANGUNAN PASAR TERNAK …… 7 A. Model Pasar Ternak ……….………… 7 B. Tahapan Pembangunan Pasar Ternak 11 C. Fasilitasi Pasar Ternak ...................... 15
BAB IV PENDAMPINGAN PENGELOLAAN PASAR TERNAK .......................................
20
BAB V OPERASIONALISASI PASAR TERNAK ... 23 A. Pembentukan Kelembagaan/ Organisasi 23 B. Tugas dan Fungsi..………….………..... 24 C. Mekanisme dan Hubungan Kerja ….... 31 D. Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi 33
BAB VI PENGUATAN MODAL USAHA ................. 40
BAB VII PENUTUP .................................................. 42
LAMPIRAN
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pemasaran ternak di Indonesia pada
umumnya masih berlangsung secara tradisional,
sistem jual-beli atau mekanisme penentuan harga
masih didominasi dan berdasarkan kepercayaan
diantara pihak-pihak tertentu yaitu para pedagang
pengumpul (tengkulak/blantik). Dalam menentukan
berat/bobot ternak dilakukan dengan menaksir
berdasarkan pengalaman peternak dan blantik. Bagi
pelaku usaha lainnya yang tidak berstatus blantik,
penentuan harga dalam transaksi jual-beli terasa
tidak transparan. Selain itu bangunan fisik Pasar
Ternak tempat transaksi berlangsung masih sangat
sederhana dengan kondisi fasilitas yang terbatas
dan belum tertata dengan baik.
Dominasi blantik dalam pemasaran ternak
sangat nyata baik di pasar-pasar desa maupun
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
2
kecamatan, bahkan sampai ke kabupaten/kota.
Pedagang besar di kabupaten atau provinsi akan
menjual ternaknya ke pedagang besar lain di
provinsi atau di daerah konsumen atau langsung ke
pedagang pemotong/jagal untuk diperjualbelikan
dalam bentuk daging.
Pada kondisi pemasaran ternak seperti
diuraikan di atas, peternak merupakan penerima
margin keuntungan yang terendah. Posisi tawar
peternak akan lebih buruk lagi apabila ada wilayah
sentra produksi yang tidak memiliki Pasar Ternak.
Pada situasi seperti ini, rantai pemasaran menjadi
semakin panjang dan harga yang diterima oleh
peternak menjadi semakin kecil. Dengan kondisi
seperti ini, akses peternak terhadap informasi pasar
pada umumnya juga sangat lemah.
Dalam upaya memberikan manfaat yang lebih
baik bagi semua pihak, sistem pemasaran ternak
harus lebih transparan baik dalam menentukan
harga maupun berat ternak. Oleh karenanya Pasar
Ternak harus memiliki fasilitas prasarana dan sarana
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
3
yang lebih baik serta pengelolaan yang lebih terarah.
Pasar Ternak ini diharapkan dapat berfungsi
sebagaimana yang diinginkan yaitu menggunakan
alat ukur atau timbangan yang umum dipakai,
mampu melakukan grading terhadap ternak yang
diperjualbelikan dan menerapkan mekanisme
transaksi yang transparan dengan metoda jual-beli
yang lebih terbuka seperti lelang. Penerapan
transaksi jual-beli secara lelang ini akan mampu
memberikan daya tarik yang kondusif bagi
peningkatan produksi pada sub sistem budidaya.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya Pedoman Umum
Operasional Pasar Ternak ini adalah sebagai acuan
bagi pengelola maupun pembina Pasar Ternak (Sapi
dan Kerbau) agar dapat mengelola Pasar Ternak
secara optimal sehingga dapat memberikan manfaat
dan keuntungan yang nyata bagi peternak dan
pelaku usaha pemasaran lainnya.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
4
C. Target
1. Mendorong terbangunnya Pasar Ternak di daerah sentra produksi peternakan yang memiliki fasilitas memadai untuk menunjang pelaksanaan Pasar Ternak secara modern (transparan dan higienis).
2. Mendorong berkembangnya Pasar Ternak yang dikelola secara profesional oleh kelembagaan/managemen Pasar Ternak.
3. Meningkatnya pelayanan pemasaran dan transaksi jual-beli melalui Pasar Ternak berfasilitas memadai yang dikelola oleh pengelola
4. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan bagi para peternak dan pelaku usaha di bidang peternakan.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
5
BAB II
MEMBANGUN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI TERNAK (Gapoktannak)
Petani/produsen ternak di suatu sentra produksi
diharapkan dapat membentuk kelompok sesuai
dengan jenis ternaknya. Setiap kelompok berjumlah
sekitar 20-25 orang peternak, dan beberapa
kelompok misalnya dalam 1 (satu) wilayah (desa
atau kecamatan) bergabung menjadi Gabungan
Kelompoktani-ternak atau Gapoktannak.
Pembentukan Gapoktannak pada dasarnya
dilakukan melalui 3 tahap, yaitu (1) verifikasi
kelompok calon anggota Gapoktannak untuk
mencapai kesepakatan bergabung dalam
Gapoktannak, (2) perumusan tujuan dan
kelengkapan organisasi untuk membangun
kebersamaan antar anggota, yang dirumuskan
dalam forum pertemuan Gapoktannak, serta (3)
deklarasi pendirian untuk mengukuhkan keberadaan
Gapoktannak secara kelembagaan dalam
masyarakat.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
6
Gapoktannak harus memiliki unit-unit usaha
seperti : Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak,
Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit
Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit
Pengadaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan
Jasa Konsultasi serta Unit Simpan Pinjam.
Gapoktannak dikukuhkan oleh Bupati/Walikota dan
mempunyai kepengurusan yang jelas serta berbadan
hukum agar dapat mengakses pasar dan
pembiayaan dari lembaga pembiayaan yang ada.
Sebagai lembaga usaha, Gapoktannak
diharapkan mampu mengelola sarana pemasaran
ternak yang ada di wilayah mereka. Untuk itu, perlu
pendampingan dari lembaga pemerintah (Perguruan
Tinggi, Penyuluh Pertanian), lembaga swasta atau
LSM yang ada di wilayah atau provinsi sentra
produksi yang profesional di bidangnya.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
7
BAB III
PEMBANGUNAN PASAR TERNAK (SAPI DAN KERBAU)
A. Model Pasar Ternak
Berdasarkan sarana dan penerapan sarana,
serta mekanisme transaksi jual-beli yang terjadi,
sebagian besar Pasar Ternak yang ada di Indonesia
dapat dikategorikan sebagai Pasar Ternak
tradisional. Dengan sistem pemasaran tradisional,
nilai keuntungan yang diperoleh para pelaku tata
niaga tidak optimal dan tidak dapat dinikmati secara
adil. Seperti pada kasus petani pangan, hortikultura
maupun perkebunan, peternak sebagai produsen
ternak adalah pelaku usaha yang mendapatkan
margin terendah. Dominasi margin pada umumnya
berada pada pedagang, baik pengumpul atau blantik
maupun pedagang besar di sentra konsumen.
Dalam perkembangannya, dengan semakin
kuatnya desakan perdagangan yang semakin liberal
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
8
dan ditandai dengan masuknya produk impor baik
daging maupun ternak hidup, proses perubahan
mulai terjadi pada sebagian Pasar Ternak terutama
Pasar Ternak Sapi dan Kerbau yang dekat dengan
pusat konsumen. Perdagangan ternak besar di
beberapa Pasar Ternak sudah menggunakan berat
badan maupun ‘grade’ atau kelas mutu sebagai
dasar penentuan harga, penggunaan timbangan dan
penerapan ‘grading’ mulai menjadi kebutuhan.
Dalam upaya mengantisipasi terjadinya
perubahan pola transaksi tersebut, keberadaan
Pasar Ternak ”Standard” atau ”Ideal” yang dapat
dijadikan sebagai model Pasar Ternak sangat
diperlukan. Untuk mewujudkan keberadaan Pasar
Ternak Ideal tersebut, diperlukan perencanaan yang
mantap dan panduan operasional, agar Pasar
Ternak tersebut dapat beroperasi sebagaimana yang
diharapkan.
Membangun Pasar Ternak Ideal berarti
membangun Pasar Ternak Modern yang higienis.
Pasar Ternak Modern yang dimaksud harus
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
9
mencakup sistem dan kelembagaan Pasar Ternak
itu sendiri. Pembangunannya dapat dilaksanakan
secara bertahap dan polanya disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing daerah dan situasi lokasi,
seperti diuraikan pada Tabel 1. Sarana dan fungsi
pasar dapat terpenuhi dan pengelolaannya harus
dilakukan secara profesional, sementara pemerintah
dapat menjalankan fungsinya sebagai fasilitator.
Pasar Ternak Modern secara fisik harus dapat
mendukung fungsi-fungsi pasar secara lebih
komprehensip sehingga memerlukan kelengkapan
sarana usaha seperti Rumah Potong Hewan (RPH),
pengelolaan dan pemasaran daging atau Meat
Business Centre yang dapat memadukan antara
sektor hulu, on-farm, RPH, pengolahan dan pasar
daging olahan.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
10
Tabel 1 . Model Pasar Ternak Modern
No Uraian Tipe Pasar Ternak
Tipe C Tipe B Tipe A
1. Hari pasaran
2. Jumlah ternak yang dipasarkan
100 – 300 ekor
3. Timbangan -
4. Informasi harga
-
5. Manajemen pasar
Ada Sedang Baik
6. Retribusi
7. Tempat penitipan
-
8. Kelembagaan pasar
Ada Sedang Baik
9. Pasar lelang - Kadang-kadang Permanen
Keterangan : Tipe C ke A : kualitas pasar semakin
membaik
: ada kegiatan.
- : tidak ada kegiatan
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
11
B. Tahapan Pembangunan Pasar Ternak
Pembangunan Pasar Ternak dilaksanakan
melalui 4 (empat) tahapan yaitu:
1. Persiapan (identifikasi kelayakan usaha)
2. Penyusunan business plan dan sosialisasi
3. Pembangunan fisik
4. Pembentukan pengelola dan operasionalisasi
Tahap Pertama :
Persiapan (identifikasi kelayakan usaha)
Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan usaha
menyangkut faktor-faktor pendukung dan pendorong
berkembangnya suatu Pasar Ternak. Hasil yang
diharapkan pada tahap ini adalah rekomendasi
lokasi, desain bangunan dan persyaratan-
persyaratan yang diperlukan dalam membangun dan
mengoperasionalkan suatu Pasar Ternak.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
12
Tahap Kedua :
Penyusunan Business Plan dan Sosialisasi
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana
kegiatan selanjutnya yaitu rencana kerja fisik (seperti
pembangunan fisik pasar), dan non fisik yaitu
penyusunan sarana fisik yang diperlukan dan sistem
operasionalnya serta rancangan sistem pasokan dan
distribusi (sumber atau asal ternak serta tujuan
pemasarannya).
Selanjutnya pada tahap ini juga dilakukan
sosialisasi tentang keberadaan dan manfaat Pasar
Ternak serta siapa yang akan mengelolanya,
harapan, peran dan keterlibatan semua pelaku
usaha terkait bidang peternakan dalam mendukung
pengembangannya.
Fisik pasar yang akan dibangun sesuai dengan
desain yang direkomendasikan pada tahap pertama,
dimana Pasar Ternak dimaksud dilengkapi dengan
fasilitas berikut : perkantoran, tempat peristirahatan
ternak (sesuai dengan jenis ternak), timbangan
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
13
ternak (kapasitas disesuaikan dengan ternak yang
dipasarkan), feed lotter, tempat pembuangan limbah,
alat pembersih, sumber air untuk air minum ternak
dan membersihkan pasar, kandang isolasi, lantai
yang disekat (sesuai dengan jenis dan besar ternak)
untuk ternak pada saat transaksi berlangsung, dan
ada tempat penjualan pakan ternak dan HMT.
Kelengkapan fasilitas akan menentukan klasifikasi
Pasar Ternak tersebut, apakah Tipe A, B, atau C
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.
Tahap Ketiga : Pembangunan Fisik
Pembangunan Pasar Ternak dilakukan melalui
proses tender apabila dana pembangunan berasal
dari pemerintah, atau dilakukan langsung oleh pihak
swasta/investor yang akan mengelola Pasar Ternak
tersebut. Lokasi dan konstruksi bangunan Pasar
Ternak yang akan dibangun harus sesuai dengan
rekomendasi dan desain Pasar Ternak yang
dihasilkan pada feasibility study. Pada tahap ini,
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
14
telah mulai dipersiapkan lembaga pengelola, yang
terdiri dari Dewan Pembina Pasar Ternak (terdiri dari
instansi pemerintah kabupaten/kota), dan Pengelola
Pasar Ternak (berasal dari
peternak/Gapoktannak/asosiasi peternak dan
asosiasi pedagang ternak setempat).
Tahap Keempat : Pembentukan Pengelola dan Operasionalisasi Pasar
Ternak
Pada tahap ini Dewan Pembina Pasar Ternak
dan Pengelola Pasar Ternak yang sudah disusun
pada tahap ketiga diresmikan oleh Pemda setempat
sekaligus peresmian pengoperasionalisasian Pasar
Ternak. Dewan Pembina Pasar Ternak terdiri dari
pejabat yang mewakili instansi pemerintah
kabupaten/kota (Dinas Pasar, Dinas Peternakan,
Dinas Indag, Dinas Koperasi, dan Dinas
Perhubungan). Selanjutnya pengelola Pasar Ternak,
yang berasal dari perwakilan
peternak/Gapoktannak/asosiasi peternak maupun
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
15
pedagang ternak setempat, difungsikan berdasarkan
tugas dan tanggung jawab sebagaimana dijabarkan
dalam susunan kelembagaan Pasar Ternak. Dengan
terbentuknya Dewan Pembina dan Pengelola Pasar
Ternak serta dengan telah tersedianya Business
Plan Pasar Ternak maka diharapkan Pasar Ternak
dapat dioperasionalkan dengan baik .
C. Fasilitasi Pasar Ternak
TIPE A:
Kapasitas ternak 600 ekor, luas areal 1 Ha dan
lokasi di kabupaten/kota
Fasilitas terdiri dari :
- Kantor.
- Tempat peristirahatan ternak.
- Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.
- Feed lotter.
- Pembuangan limbah.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
16
- Pagar keliling.
- Pakan ternak dan HMT.
- Air minum ternak cukup.
- Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.
- Kandang isolasi.
- Tempat parkir kendaraan.
- Kandang jepit.
- Lantai tanah yang dipadatkan dengan sirtu.
- Tempat lelang/bursa ternak.
- Tempat khusus untuk sapi potong.
- Tempat khusus untuk sapi perah.
- Tempat khusus untuk sapi bibit.
- Tempat khusus untuk kambing/domba.
- Tempat khusus untuk unggas.
- Tempat khusus untuk sapi hasil IB.
- Tempat khusus untuk kerbau.
- Tempat ibadah
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
17
TIPE B:
Kapasitas ternak 200 ekor, luas areal 0,5 Ha
dan berlokasi di kecamatan.
Fasilitas terdiri dari:
- Kantor.
- Tempat peristirahatan ternak.
- Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.
- Pagar keliling.
- Pakan ternak dan HMT.
- Lantai tanah.
- Air minum ternak cukup.
- Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.
- Kandang jepit.
- Tempat khusus untuk sapi potong.
- Tempat khusus untuk sapi perah.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
18
- Tempat khusus untuk sapi bibit.
- Tempat khusus untuk kerbau
- Tempat khusus untuk kambing/domba.
- Tempat khusus untuk unggas
- Tempat khusus untuk sapi hasil IB.
- Tempat ibadah
TIPE C:
Kapasitas ternak 100 ekor, luas areal 0,25 Ha dan berlokasi di desa.
Fasilitasi terdiri dari:
- Kandang ternak.
- Pagar keliling.
- Timbangan ternak kapasitas 2.000 kg.
- HMT cukup.
- Air minum cukup.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
19
- Tempat untuk menaikkan dan menurunkan ternak.
- Tempat untuk sapi/kerbau
- Tempat khusus untuk kambing/domba.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
20
BAB IV
PENDAMPINGAN PENGELOLAAN PASAR TERNAK
Dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan
Pasar Ternak bagi produsen/peternak dan
pembeli/pedagang, pengelola Pasar Ternak perlu
didampingi oleh tenaga pendamping yang
profesional. Tenaga pendamping direkrut oleh Dinas
Peternakan Kabupaten/Kota dapat berasal dari
Universitas, Penyuluh, Swasta atau LSM yang
mempunyai latar belakang pendidikan atau
pengalaman di bidang managemen dan pemasaran
ternak maupun produk peternakan.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak
disamping sebagai acuan bagi pengelola, juga
merupakan acuan bagi tenaga pendamping dalam
melaksanakan tugas pendampingan operasionalisasi
Pasar Ternak.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
21
Tujuan Pendampingan :
1. Memberikan arahan, bimbingan dan bantuan kepada pengelola Pasar Ternak,tentang pengelolaan/managemen usaha dan langkah-langkah operasional Pasar Ternak;
2. Membantu pembina dan pengelola dalam menyusun Panduan Operasional Pasar Ternak spesifik lokasi sebagai acuan bagi pengelola dalam mengoperasionalkan Pasar Ternak.
3. Medampingi kelompok tani dan pengelola Pasar Ternak dalam membangun kemitraan diantara mereka.
Petugas pendamping bertugas membantu pengelola Pasar Ternak, agar mampu :
a. Menjalankan fungsi managemen usaha, fungsi pemasaran dan fungsi lainnya terkait pemasaran;
b. Membangun mekanisme dan hubungan kerja dengan pelaku usaha lain mulai
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
22
dari petani produsen hingga ke pelaku pasar di tingkat konsumen;
c. Mengakses kredit permodalan ke sumber-sumber pembiayaan seperti perbankan, koperasi atau lembaga keungan mikro lainnya.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
23
BAB V
OPERASIONALISASI PASAR TERNAK
Yang dimaksud dengan pengelolaan Pasar
Ternak adalah suatu aktivitas managerial dan
kegiatan dari seluruh fungsi unit-unit yang ada di
Pasar Ternak.
Tujuan pengelolaan Pasar Ternak adalah untuk
mengoperasionalkan Pasar Ternak supaya berjalan
transparan dan optimal.
A. Pembentukan Kelembagaan/Organisasi
1. Kelembagaan/Organisasi Pasar Ternak disusun sesuai kebutuhan operasional Pasar Ternak;
2. Susunan organisasi tersebut dapat terdiri dari unit-unit usaha seperti : Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak, Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar, Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah, Unit Pengadaan HMT dan Jasa Konsultasi dan Unit Simpan Pinjam;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
24
3. Organisasi dipimpin oleh seorang Manager dan Wakil Manager bila diperlukan;
4. Manager dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh Bagian Keuangan dan Bagian Umum (contoh Struktur Organisasi Pasar Ternak terdapat pada Lampiran 1);
5. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, para pengurus Pasar Ternak berada dalam pengendalian Dewan Pembina yang terdiri dari : perwakilan peternak/kelompok tani-ternak/Gapoktanak, pedagang/ asosiasi dan perwakilan dinas lingkup pertanian/peternakan, serta dinas terkait.
B. Tugas dan Fungsi Pasar Ternak
1. Dewan Pembina :
- Menyusun AD/ART serta membentuk pengurus organisasi Pasar Ternak (dikukuhkan oleh Pemda);
- Memberikan pembinaan berupa saran teknis maupun non teknis kepada
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
25
pengelola untuk perbaikan operasional pasar ternak;
- Memberikan teguran apabila dalam pelaksanaan operasional Pasar Ternak terdapat penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja;
- Memberikan sanksi (disepakati secara bersama oleh pengurus dan dewan pembina) apabila teguran tersebut tidak diindahkan;
2. Manager :
- Melaksanakan pengelolaan Pasar Ternak secara profesional;
- Mendorong dan memacu kinerja masing-masing unit usaha Pasar Ternak;
- Mengkoordinasikan seluruh unit usaha untuk mencapai target kinerja Pasar Ternak;
- Memimpin seluruh unit usaha dalam menyusun target usaha (business plan) yang ingin dicapai oleh Pasar Ternak;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
26
- Melaksanakan pertemuan berkala
dengan Dewan Pembina (dapat
dilakukan atas permintaan Dewan
Pembina);
3. Bagian Keuangan :
- Membukukan omset (jenis dan jumlah ternak) penjualan ternak ;
- Menerima dan membukukan keuntungan hasil penjualan ternak;
- Melaporkan secara berkala hasil pembukuan kepada manager (per semester dan per tahun).
4. Bagian Umum :
- Menyediakan barang keperluan operasional dan administrasi Pasar Ternak;
- Melakukan pemeliharaan prasarana dan sarana Pasar Ternak (bangunan gedung, kendaraan operasional,
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
27
peralatan timbangan dan alat penunjang lainnya);
- Menyediakan fasilitas parkir dan keamanan di Pasar Ternak;
- Menyusun tata tertib pengelolaan Pasar Ternak;
- Merencanakan pengadaan sarana tambahan untuk melengkapi sarana yang sudah ada;
- Memperbaiki fasilitas prasarana dan sarana yang sudah rusak;
- Mengkoordinir tenaga keamanan.
5. Unit Penanganan dan Kesehatan Ternak :
- Mencatat jumlah ternak yang masuk serta melakukan pengecekan kondisi kesehatan ternak yang akan dipasarkan oleh peternak/pedagang;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
28
- Melakukan karantina terhadap ternak yang dicurigai sakit atau ternak sakit;
- Mengamankan ternak betina produktif dan ternak pejantan unggul (pemacek) untuk dijadikan ternak potong;
- Mengelola ternak yang dibawa oleh peternak/pedagang dengan mengelompokkan berdasarkan jenis dan bobot ternak;
- Melayani jasa transportasi apabila dibutuhkan;
- Melaksanakan pembinaan teknis bagi peternak;
6. Unit Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar :
- Memfasilitasi transaksi jual-beli ternak (lelang atau langsung) antara peternak dengan pembeli dalam rangka menghindari adanya pelanggaran komitmen;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
29
- Menyampaikan informasi harga kepada para peternak, baik secara langsung maupun melalui papan informasi;
- Mencari peluang pasar bagi peternak;
- Membangun jaringan pemasaran di dalam maupun di luar wilayah Pasar Ternak;
- Mempromosikan ternak unggulan peternak secara langsung (melalui pameran) maupun tidak langsung (melalui media cetak dan elektronik);
- Mencatat volume dan nilai transaksi
jual-beli yang terjadi.
7. Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah
- Membersihkan pasar dan lingkungan sekitarnya, baik pada saat hari pasar maupun diluar hari pasar;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
30
- Mengelola limbah ternak di tempat yang sudah disediakan khusus menjadi pupuk organik;
- Bekerjasama dengan Unit Simpan Pinjam melakukan penjualan pupuk organik;
- Melakukan pembukuan hasil penjualan dan menyampaikannya ke Bagian Keuangan, yang ditembuskan kepada Manager Pasar Ternak.
8. Unit Pengadaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Jasa Konsultasi:
- Mengadakan lahan untuk penanaman HMT;
- Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan peternak/pedagang yang membawa ternaknya ke Pasar Ternak;
- Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
31
- Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak.
9. Unit Simpan Pinjam :
- Anggota dapat terdiri dari para peternak dan pedagang;
- Menghimpun modal dari iuran anggota maupun dari sumber pembiayaan lainnya;
- Melayani kredit simpan pinjam bagi anggota;
- Bekerjasama dengan Unit Kebersihan dan Penanganan Limbah melakukan penjualan pupuk organik.
C. Mekanisme dan Hubungan Kerja
- Dalam mengoptimalkan fungsi Pasar Ternak, pengelola harus membangun mekanisme dan jaringan kerjasama (net
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
32
working) dengan stakeholder yang ada di sub sistem produksi lain hingga sub sistem pemasaran (termasuk aparat keamanan) dalam konteks Managemen Rantai Pasok (Supply Chain Management/SCM);
- Peternak memelihara ternak sesuai dengan standar gizi, sanitasi dan kesehatan ternak dibawah pembinaan Dinas Peternakan atau dinas yang membidangi fungsi peternakan;
- Dengan adanya jaringan kerjasama (net working) antar pelaku pasar, pengelola Pasar Ternak bekerja sama dengan peternak dapat melakukan perdagangan antar daerah/antar pulau dan juga ekspor;
- Pengelola Pasar Ternak memfasilitasi transaksi jual-beli secara langsung maupun dengan cara lelang yang dikelola oleh managemen Pasar Ternak;
- Mekanisme transaksi dapat dilakukan secara langsung antara peternak dan pembeli (konsumen) maupun melalui blantik sebagai perantara;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
33
- Apabila peternak menjual secara langsung kepada pembeli di Pasar Ternak ataupun kepada perusahaan mitra Pasar Ternak maka Pasar Ternak memperoleh jasa pemasaran (marketing administration) yang besarnya ditentukan dalam musyawarah antara petani dan managemen Pasar Ternak;
- Pengelola Pasar Ternak bersama dengan pembina Pasar Ternak diharapkan melakukan pembinaan dan pembentukan kelembagaan peternak, sehingga peternak melalui kelembagaan peternak dapat secara langsung akses ke Pasar Ternak.
D. Prosedur Pelaksanaan Tugas/Fungsi
1. Penanganan dan Kesehatan Ternak
- Unit ini bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan ternak yang dipasarkan di Pasar Ternak;
- Setiap ternak (Sapi dan Kerbau) yang dibawa ke Pasar Ternak, dapat
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
34
dipasarkan apabila ternak dinyatakan sehat berdasarkan hasil pengecekan kesehatan yang dilakukan oleh unit ini;
- Pengecekan kesehatan dapat dilakukan langsung di lokasi peternak (khususnya apabila peternak menggunakan jasa transportasi dari pengelola pasar ternak) atau di tempat registrasi ternak atau di tempat kedatangan ternak;
- Bagi ternak yang diduga sakit atau ternak sakit, ternak tidak boleh dipasarkan namun dapat ditempatkan sementara di lokasi isolasi atau karantina (pada kasus peternak belum dapat membawa ternaknya kembali ke lokasi peternakan);
- Ternak yang dinyatakan sehat, diregistrasi dan diberi tanda atau nomor kepemilikan, serta dikelompokkan berdasarkan jenis dan bobot ternak.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
35
2. Promosi dan Pelayanan Informasi Pasar
- Melakukan promosi ternak melalui pameran, media elektronik maupun media cetak (brosur, leaflet);
- Berupaya mencari peluang pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri (ekspor);
- Mencatat harga dan perubahan harga secara berkala dan menginformasikannya kepada peternak, pelaku usaha maupun Pasar Ternak lainnya;
- Mencari informasi peluang pasar (jumlah dan tujuan pasar) dan jenis ternak yang diinginkan pasar serta menginformasikannya kepada peternak/kelompok peternak;
- Mencatat volume dan nilai hasil
penjualan ternak;
- Mengembangkan layanan informasi pasar melalui media cetak dan
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
36
elektronik (televisi, radio, internet dan HP).
3. Kebersihan dan Penanganan Limbah
- Setelah aktifitas pasar selesai,
seluruh tempat tambatan dan
kandang ternak (kandang istirahat,
karantina, dan kandang display)
dibersihkan menggunakan air dan
dikumpulkan di tempat penampungan
limbah;
- Demikian juga dengan limbah non
organik (plastik, kertas, dll)
dikumpulkan di tempat yang sudah
disediakan, untuk selanjutnya
diangkut ke tempat pembuangan
akhir sampah;
- Limbah yang sudah terkumpul
diproses menjadi pupuk organik
sesuai dengan teknologi pengelolaan
limbah;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
37
- Pupuk organik tersebut selanjutnya
dikemas dalam karung plastik sesuai
ukuran, dan bekerjasama dengan
Unit Koperasi Simpan Pinjam menjual
pupuk tersebut dengan harga yang
sudah memperhitungkan keuntungan
bagi Unit Koperasi Simpan Pinjam;
- Selanjutnya hasil pembukuan dan
penjualan (setelah dikurangi dengan
keuntungan koperasi) diserahkan
kepada Bagian Keuangan.
4. Unit Pengadaan HMT dan Jasa Konsultasi:
- Mencari lahan untuk penanaman HMT (apabila Pasar Ternak tidak mempunyai lahan);
- Mengelola penanaman HMT;
- Melayani penjualan HMT dengan harga yang tidak memberatkan
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
38
peternak/pedagang yang membawa ternaknya ke Pasar Ternak;
- Memberikan jasa konsultasi kesehatan ternak yang murah;
- Membukukan dan menyetorkan hasil penjualan HMT dan jasa konsultasi kesehatan ternak.
5. Unit Koperasi Simpan Pinjam:
- Unit Koperasi Simpan Pinjam bertugas menghimpun dana dari iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya untuk memperkuat dana operasional Pasar Ternak;
- Membukukan keuntungan dari hasil penjualan pupuk organik
- Mengadakan pembelian dan melayani penjualan obat-obatan ternak;
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
39
- Mengidentifikasi kelayakan usaha penerima kredit (peternak melalui kelompok atau individu, pedagang, dan lain-lain);
- Menyalurkan dan membukukan pengembalian kredit;
- Menyediakan saprodi untuk disalurkan oleh bagian penjualan kepada kelompok peternak.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
40
BAB VI
PENGUATAN MODAL USAHA
Dalam menjalankan tugasnya, Manager Pasar
Ternak dibantu pengurus yang menangani unit
Usaha Simpan Pinjam (diharapkan merupakan
perwakilan Gapoktannak) berupaya menghimpun
dana operasional usaha untuk mengembangkan
pemasaran produk pertanian yang berasal dari
petani/kelompok tani ternak/Gapoktannak.
Manager Pasar Ternak dapat melakukan upaya
peningkatan kinerja unit Usaha Simpan Pinjam,
dengan cara :
a. Menghimpun dana dari iuran anggota serta mencari sumber pembiayaan lainnya (Bank, Bank SP3, Koperasi, dll) untuk memperkuat dana operasional Pasar Ternak);
b. Memanfaatkan sumber permodalan asal APBN (Dana Dekon dan dana TP) yaitu Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK), yang dapat digunakan untuk membeli produk atau
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
41
membantu peralatan yang diperlukan peternak/Kelompok tani-peternak/Gapoktannak sebagai mitra Pasar Ternak. Oleh karenanya, unit ini harus menyiapkan proposal kelayakan usaha Pasar Ternak dalam kemitraan dengan kelompok tani-ternak/Gapoktannak untuk dapat mengakses PMUK tersebut;
c. Membukukan penyaluran dan pengembalian pinjaman;
d. Menyediakan saprodi untuk disalurkan kepada kelompok tani-ternak/Gapoktannak.
Pedoman Umum Operasional Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
42
BAB VII
PENUTUP
Pengembangan sarana, kelembagaan petani
ternak dan usaha peternakan belum optimal,
merupakan hal yang mendasar dalam membantu
peternak dalam memasarkan produknya. Masalah
akses dan sulitnya petani memasarkan produk
karena tidak tersedianya sarana pemasaran
diharapkan dapat teratasi. Namun pemanfaatan
sarana ini perlu dikelola secara profesional sehingga
manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.
Diharapkan dengan operasionalnya Pasar
Ternak secara transparan dan optimal akan terwujud
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Lampiran 1.
Struktur Organisasi Pasar Ternak (Sapi dan Kerbau)
* Petani/kelompoktani peternak/Gapoktannak, pedagang/asosiasi dan
perwakilan dinas lingkup pertanian
Badan Musyawarah*
Simpan Pinjam Penanganan dan Kesehatan
Ternak
Umum - Kepegawaian - Perlengkapan - Fasilitas Umum dan penunjang - Tata Tertib Pengelolaan - Keamanan
Promosi dan Informasi Pasar
Kebersihan dan Penanganan Limbah
Pengadaan Hijauan Makanan Ternak dan Jasa
Keuangan - Pembayaran - Pembukuan - Laporan Keuangan
Manajer/ Wakil Manager