digilib.uns.ac.id/Corporate... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I...
Transcript of digilib.uns.ac.id/Corporate... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kesadaran dunia perusahaan tentang pentingnya mempraktikkan
Corporate Social Responsibility (CSR) semakin meningkat. Fakta menunujukkan
bahwa kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin suatu perusahaan untuk
tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan akan
terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup
dimana perusahaan melakukan aktivitas usahanya. (Wahyudi, 2008: xvi)
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan sesungguhnya mengacu pada
kenyataan bahwa perusahaan adalah badan hukum yang dibentuk oleh manusia
dan terdiri dari manusia. Ini menunjukkan bahwa sebagaimana halnya manusia
yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, begitupula dengan perusahaan (sebagai
lembaga yang terdiri dari manusia-manusia), tidak bisa beroperasi, hidup dan
memperoleh keuntungan bisnis tanpa bantuan pihak lain. Hal ini menuntut
perusahaan agar bersikap tanggap, peduli dan bertanggung jawab atas hak dan
kepentingan berbagai pihak yang lain. Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat
luas perlu ikut memikirkan dan menyumbangkan sesuatu yang barguna bagi
kepentingan hidup bersama dalam masyarakat (Keraf, 2008:123-124).
Disamping itu CSR juga dipandang sebagai tolak ukur untuk reputasi suatu
perusahaan. Seberapa jauh suatu CSR perusahaan akan berpengaruh pada reputasi
perusahaan itu (Afdhal, 2004: 121-122).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sebagai contoh perusahaan yang menghadapi kasus berkaitan dengan CSR
adalah PT. Lapindo Brantas yang kurang memperhatikan aspek kepedulian pada
lingkungan, sehingga menyebabkan banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau sering
disebut Lumpur Lapindo di lokasi pengeboran Lapindo Brantas di Dusun
Balongnongo, Desa Renokenongo, Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,
sejak tanggal 27 Mei 2006. Semburan lumpur panas menyebabkan tergenangnya
kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di
sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2007, Lapindo harus membayar ganti
rugi dampak sosial sekitar Rp 3 triliun. Itu belum termasuk dana US$ 40 juta
(sekitar Rp 360 miliar) yang sudah dikeluarkan untuk menutup semburan lumpur
(www.korantempo.com : 2007).
Kasus lain yaitu berbagai tindakan anarkis yang melibatkan PT. Freeport di
Papua. Kekerasan, perusakan lingkungan, dan ketidakadilan sosial telah melekat
dalam sejarah operasi PT Freeport di Papua yang mulai beroperasi sejak tahun
1967. Di sekitar areal pertambangan yang mengalirkan jutaan Dollar perhari,
kehidupan masyarakat masih hidup miskin dan nyaris tak tersentuh perhatian
perusahaan. Bahkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyerukan
kepada para pemegang saham PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk melepas saham
perusahaan tersebut. Alasannya, perusahaan tersebut telah merusak lingkungan
mulai dari sungai Ajkwa hingga laut Arafuru. Walhi menilai operasi tambang PT
Freeport telah menggerus hasil bumi di tanah Papua dan menyebabkan kerusakan
lingkungan (www.kompas.com: 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kasus bencana lumpur panas PT. Lapindo Brantas serta PT. Freeport ini, bisa
dijadikan pembelajaran bagi korporasi-korporasi yang lain sehingga dalam
menjalankan perusahaannya dapat lebih memperhatikan dampaknya pada
lingkungan dan sosial masyarakat. Mereka perlu lebih bertangungjawab terhadap
masyarakat dan alam yang ada di sekitarnya demi terwujudnya keadaan yang
lebih seimbang. Karena, seperti diungkapkan oleh Keraf (2008 :126), keperdulian
perusahaan terhadap lingkungan hidup dan masyarakat akan menciptakan iklim
yang lebih menerima perusahaan itu dan produk-produknya. Sebaliknya
ketidakperdulian menimbulkan protes, permusuhan dan penolakan atas
perusahaan dan produknya.
Apalagi kini perkembangan media massa menyebabkan masyarakat lebih
mudah mengakses tentang kebaikan dan keburukan yang dilakukan oleh
perusahaan. Surat kabar, majalah, televisi, radio dan internet menginvestigasi dan
mempublikasikan berbagai episode mengenai kebobrokan bisnis. (Yunus, 2008:
16)
Menurut Connie Cox dalam Anogara (1997:75), istilah “Bisnis adalah bisnis”,
merupakan ungkapan yang sering kita dengar. Ungkapan ini ingin menegaskan
bahwa seolah-olah segala urusan bisnis hanya demi bisnis saja dan mengabaikan
masalah sosial, politik, budaya dan lingkungan. Pandangan seperti ini tentu saja
sudah tidak dapat dipertahankan lagi karena kehidupan manusia dan lingkungan
saat ini dan mendatang makin diutamakan. Pertimbangan faktor ini harus pula
tercermin dalam etika bisnis yang dijalankan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Corporate social responsibility merupakan nilai dan standar yang dilakukan
berkaitan dengan beroperasinya korporat, di mana CSR diartikan sebagai
komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan
berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal, dan masyarakat secara lebih luas. (Sankat, Clemen K, dalam
Budimanta, dkk, 2004: 72).
Kegiatan CSR perusahaan merupakan salah satu dedikasi perusahaan sebagai
upaya "balas budi" kepada stakeholders (publik pemangku kepentingan) yang
memerlukan pemberdayaan untuk lebih maju.
Di Indonesia, CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan dengan
tegas dalam UU PT No.40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR.
Disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan atau bersangkutan
dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan
lingkungan (Pasal 74 ayat 1). Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU
No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa
“Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan” (UU No.40 2007&UU No.25 2007).
Namun faktanya masih terdapat banyak perusahaan yang belum menerapkan
konsep CSR dengan baik. CSR yang dilaksanakan hanya bersifat charity (derma)
seperti pendirian infrastruktur fisik dalam bentuk pembanguan fasilitas
pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, dan tempat ibadah. Namun, setelah
perusahaan tersebut mengeruk habis sumber daya di daerah tersebut maka
program pun otomatis berhenti dan masyarakat kembali seperti keadaan semula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Sebaiknya program yang diberikan lebih banyak menyentuh pembangunan
kapasistas, seperti pendidikan, pelatihan, pemberian modal untuk usaha kecil
maupun pembuatan aturan persentase dalam hal perekrutan warga sekitar sebagai
karyawan, sehingga dapat membentuk pembangunan sosial yang membangun
kemandirian (Purba, 2010: 3).
Guvry Kavei dalam Wahyudi (2008: 124-125) pakar manajemen dari
Universitas Manchester, menegaskan bahwa setiap perusahaan yang
mengimplementasikan CSR dalam aktivitas usahanya akan mendapatkan 5 (lima)
manfaat utama, sebagai berikut :
1. Meningkatkan profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya lewat efisiensi lingkungan
2. Meningkatkan akuntabilitas, asssessment dan komunitas investasi 3. Mendorong komitmen karyawan, karena mereka diperhatikan dan
dihargai 4. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas 5. Mempertinggi reputasi dan corporate branding.
Hal tersebut selaras dengan hasil riset majalah SWA atas 45 perusahaan di
Indonesia. Dalam riset selama 7 bulan ditanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan CSR. Salah satu pertanyaannya tersebut adalah “Apa manfaat
CSR bagi Perusahaan”.
Hasil riset tersebut menunjukkan berbagai manfaat kegiatan CSR yang
terutama adalah meningkatkan citra perusahaan dan membina hubungan baik
dengan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Tabel 1.1 Manfaat Pelaksanaan Program CSR bagi Perusahaan
Manfaat pelaksanaan Program CSR bagi Perusahaan Prosentase
Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan 37,38%
Hubungan baik dengan masyarakat 16,82%
Mendukung operasional perusahaan 10,28%
Sarna aktualisasi perusahaan dan karyawan 8,88%
Memperoleh bahan baku dan alat-alat untuk produksi perusahaan 7,48%
Mengurangi gangguan masyarakat pada operasional perusahaan 5,61%
Lainnya 13,5%
Sumber : Riset majalah SWA tahun 2005
Salah satu perusahaan di Indonesia yang sukses dalam program CSR adalah
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom). Perusahaan ini tercatat beberapa
kali memperoleh penghargaan dalam hal CSR, yaitu diantaranya adalah The Best
CSR Reporting in Annual Report 2007 - National Center for Sustainability
Reporting (NCSR) cooperating with Indonesian Institute for Accounting
Management (IAMI); Best Corporate Social Responsibility, rank 2nd Finance
Asia dan berbagai penghargaan sebagai Good Corporate Governance
(telkom.co.id).
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam pelaksanaan program
CSR Telkom perlu mengikuti ketentuan yang tercantum dalam UU NO.19 tahun
2003 tentang BUMN, yang berisi tentang tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
UU BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah
juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan
lemah, koperasi dan masyarakat. Selanjutnya, Permen Negara BUMN
menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal dari penyisihan laba bersih
perusahaan sebesar 2% yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan ataupun
Bina Lingkungan. (UU No.19 Tahun 2003)
Sebagai perusahaan yang telah memperoleh berbagai penghargaan di bidang
CSR, membuktikan bahwa Telkom memiliki manajemen kegiatan dan
pengelolaan CSR yang baik. Namun, mengingat Telkom merupakan perusahaan
besar yang memiliki cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, manajemen dan
pengelolaan yang baik tersebut perlu didukung dengan pelaksanaan yang baik
pula di berbagai daerah tersebut. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
bagaimana pelaksanaan Program CSR Telkom, khususnya Program Kemitraan di
Surakarta, melalui berbagai tanggapan dari masyarakat yang menerima bantuan
program tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasar atas latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti
adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk oleh CDSA Surakarta pada tahun 2010?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Apa saja kekuatan dan kelemahan kegiatan Corporate Social
Responsibility Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, CDSA Surakarta tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki tujuan :
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan Corporate Social
Responsibility Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk CDSA Surakarta dalam mewujudkan
Good Corporate Image di tahun 2010.
2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kegiatan Corporate Social
Responsibility Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk oleh CDSA Surakarta tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Manfaat Akademis
Bagi Peneliti dan bagi Pembaca, penelitian ini diharap dapat menambah
wawasan dan mendapatkan pemahaman secara mendalam tentang fungsi
dan tanggung jawab Public Relations terutama berkaitan dengan aktivitas
Corporate Social Responsibilty.
2. Manfaat Praktis
Bagi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana pelaksanaan Corporate Sosial
Responsibility Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Telekomunikasi Indonesia diterima oleh masarakat yang dituju dan
bagaimana manfaatnya bagi masyarakat. Selain itu penelitian ini juga
diharap dapat menjadi evaluasi untuk lebih memaksimalkan program
CSR Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
E. Kerangka Teori dan Pemikiran
1. Public Relations
Public Relations merupakan suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang
menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan
konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberikan masukan dan saran-saran
kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-
program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan
atau kepentingan khalayaknya (Anggoro, 2000: 2).
Cutlip-Center-Broom dalam Morrissan (2008:7) mendefinisikan public
relations sebagai The planned effort to influence opinion through good
character and responsible performance, based on mutually satisfactory two-
way communications”. Bila pengertian ini diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, yaitu adalah usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan
melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan
atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan.
Sedangkan menurut Frank Jefkins (1996: 8) “Public Relations consists of
all forms of planned communications, outwards and inwards, between an
organizations and its publics for the purpose of achieving spesific objectives
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
concerning mutual understanding.” Pengertian tersebut bila diartikan dalam
Bahasa Indonesia menjadi : Hubungan Masyarakat terdiri dari segala bentuk
komunikasi yang direncanakan, baik komunikasi ke luar dan ke dalam, antara
organisasi dan publik untuk tujuan mencapai tujuan spesifik tentang saling
pengertian.
Rhenald Khasali pakar manajemen mengutip konsep Public Relations dan
memberikan definisi PR adalahFungsi manajemen yang melakukan evaluasi
terhadap sikap-sikap publik, mengidentifikasikan kebijakan dan prosedur
seseorang/sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta
menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman
dan penerimaan publik (Khasali, 1994:7).
Menurut Dominick dalam Morissan (2008: 8-9), Public Relations
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Public Relations memiliki kaitan erat dengan opini publik.
Pada satu sisi, praktisi PR berupaya untuk mempengaruhi publik agar
memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan,
namun pada sisi lain PR harus berupaya mengumpulkan informasi
dari khalayak, menginterpretasikan informasi itu dan melaporkannya
kepada manajemen jika informasi itu memiliki pengaruh terhadap
keputusan manajemen.
b. Public Relations memiliki kaitan erat dengan komunikasi.
Seorang PR bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan
kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perusahaan. Khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik
dengan apa saja yang dilakukan perusahaan. Praktisi PR harus
memberikan perhatian terhadap pikiran dan perasaan khalayak
terhadap organisasi. PR harus menjadi saluran arus bolak-balik antara
organisasi dan khalayaknya. Organisasi pada dasarnya berhubungan
dengan berbagai macam khalayak. Secara umum khalayak PR terbagi
atas khalayak internal seperti karyawan, organisasi buruh serta
pemegang saham yang namanya tercatat pada perusahaan dan
khalayak eksternal seperti: badan atau instansi pemerintah, dealer,
pemasok, masyarakat sekitar, media massa dan pemegang saham
yang tidak tercatat pada daftar pemegang saham.
c. Public Relations merupakan fungsi manajemen.
PR berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang
hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
berubah. PR secara rutin memberikan saran kepada manajemen. PR
harus memiliki kegiatan yang terencana dengan baik. Bagian PR
harus mampu mengorganisir dan mengarahkan dirinya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Kegiatan PR yang efektif bukanlah sekedar dikembangkan untuk
menanggapi krisis. Sebaliknya, strategi public relations terbaik adalah dengan
mengambil pendekatan jangka panjang dan bekerja keras untuk membangun
setiap kliennya sebagai pilar yang berkontribusi dan dapat dipercaya bagi
komunitasnya. Stole (2008:1-4) mengungkapkan bahwa “Well thought-out
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
strategies can prevent crises from happening, or, if crises are unavoidable,
they can certainly mitigate damages.” Kegiatan PR bukan sekedar
melindungi perusahaan dari serangan publik dan pembentukan goodwill yang
cukup untuk melindungi mereka dari pertentangan dengan peraturan
pemerintah. Stole menambahkan bahwa PR’s community work is beneficial,
and its governmental reaches are designed to allow businesses to receive and
maintain favorable licenses, privileges, subsidies and regulations from the
government without any counterproductive public “interference”.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, ruang lingkup PR menurut
Rachmadi dalam Komunika Vol. 7 (2007: 38), mencakup hubungan ke luar
perusahaan (eksternal) dan membina hubungan dengan publik internal
perusahaan :
a. Membina hubungan ke dalam (internal public), yaitu publik yang
menjadi bagian dari badan/organisasi itu sendiri. Dengan membangun
sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan,
kepatuhan dan dedikasi terhadap perusahaan, menumbuhkan sikap
korps yang sehat dan dinamis, serta mendorong tumbuhnya kesadaran
dan rasa tanggung jawab untuk memajukan perusahaannya.
b. Membina hubungan ke luar (external public) yaitu publik umum atau
masyarakat. Yaitu untuk mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra
atau gambaran publik yang positif terhadap lembaga.
S. Black en Melvin L. Sharpo dalam Rumanti (2002:35) menegaskan
bahwa PR merupakan “jalan penengah” antara organisasi dan publik internal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dan eksternal. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi PR adalah
memelihara, mengembang-tumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi
timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang
muncul, atau meminimalkan munculnya masalah. PR bersama-sama mencari
dan menemukan kepentingan organisasi yang mendasar dan
menginformasikan kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan
adanya saling pengertian, yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan
pengetahuan yang jelas dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur,
jelas dan objektif .
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut seorang PR memiliki
beberapa pekerjaan. Morissan dalam bukunya Manajemen Public Relations
(2005: 14-31), menjelaskan bahwa pekerjaan Humas adalah meliputi:
a. Publisitas
Publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya
diberitakan di media massa. PR melakukan publisitas dengan
memberikan informasi kepada media massa atas kegiatannya melalui
press release, press conference maupun dengan mengundang
wartawan. Namun dalam hal ini seorang humas memiliki sedikit
kontrol atau bahkan tidak memiliki kontrol sama sekali terhadap
media massa yang menyiarkan berita tersebut.
b. Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah untuk memuaskan klien atau pelanggan
dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perusahaan. Bagian pemasaran membutuhkan fungsi PR untuk
melakukan publisitas media massa tentang produknya.
c. Public Affairs
Merupakan bidang khusus PR yang membangun dan
mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal
agar dapat mempengaruhi kebijakan public.
d. Manajemen Isu
Manajemen isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk
melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul di tengah
masyarakat dalam upaya organisasi atau perusahaan untuk
memberikan tanggapan atau respons yang sebaik-baiknya.
e. Lobi
Lobi adalah bidang khusus PR yang membangun dan memelihara
hubungan dengan pemerintah terutamanya untuk tujuan
mempengaruhi peraturan dan perundang-undangan.
f. Hubungan Investor
PR membangun dan mempertahankan hubungan yang saling
menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam
masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.
Seorang praktisi PR dalam tugasnya memiliki beberapa tanggung jawab,
lima pokok tugas PR menurut Rumanti (2002: 39-40) :
a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan serta kegiatan yang
dilakukan.
b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum masyarakat. Disamping itu menjalankan dan bertanggung
jawab terhadap kehidupan lingkungan. Bagi PR, lingkungan perlu
mendapat perhatian khusus, karena kehidupan organisasi/perusahaan
juga dipengaruhi oleh lingkungan. Organisasi/perusahaan harus
mengantisipasi perubahan lingkungan dan selalu tanggap atas
perubahan lingkungan agar dapat berjalan selaras, tidak saling
mengganggu. Segala masalah dan gangguan dalam lingkungan harus
senantiasa dianalisis dan dicari solusi. Sehingga PR dapat terus
manjaga citra baik organisasinya dan mendapat dukungan kuat dari
lingkungan.
c. Memperbaiki citra organisasi. PR menyadari bahwa citra yang baik
tidak hanya terletak pada bentuk gedung, publikasi dan seterusnya,
tapi juga terletak pada bagaimana organisasi bisa menunjukkan bahwa
ia dapat dipercaya, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan
secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan
dievaluasi.
d. Tanggung jawab sosial. PR merupakan instrument untuk bertanggung
jawab terhadap semua kelompok yang berhak mendapat tanggung
jawab tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
e. Komunikasi. PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus yaitu
komunikasi timbal balik. Maka dari itu, pengetahuan komunikasi
menjadi modal utama.
Bagi PR, dalam melaksanakan fungsi dan kegiatannya berpusat pada
komunikasi. Komunikasi dalam PR selalu merupakan komunikasi timbal
balik, demi kepentingan semua pihak (Rumanti: 2002: 85-86).
Menurut Webster New Collogiate Dictionary dalam Riswandi (2009: 1)
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu
melalui system lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku
Komunikasi dalam PR berfungsi sebagai instrument untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mencapai komunikasi interpersonal yang efektif, menurut Rumanti
(2002: 88) paling tidak ada lima komponen yang harus terpenuhi, yaitu :
a. Adanya kesamaan kepentingan antara komunikator dengan komunikan.
b. Adanya sikap yang mendukung antara kedua belah pihak. c. Sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima
sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi kedua belah pihak. d. Sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak e. Masing-masing pihak mencoba, menempatkan diri pada mitra
wicaranya.
2. Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility, atau dalam bahasa Indonesia menjadi
‘Tanggung Jawab Sosial Perusahaan’, merupakan suatu elemen penting
dalam kerangka keberlanjutan usaha suatu industri yang mencakup aspek
ekonomi, lingkungan dan sosial budaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Definisi secara luas yang dirumuskan sebuah organisasi dunia World
Bisnis Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Wahyudi
(2008: 29-37) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya
beserta seluruh keluarga. Sedangkan menurut Nuryana CSR adalah sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam
operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) berdasarkan prisip kesukarelaan dan kemitraan.
Clark dalam Differences Between Public Relations and Corporate Social
Responsibility: An Analysis. Public Relations Review membandingkan
kesamaan CSR dan PR dan menyimpulkan bahwa kedua disiplin tersebut
memiliki banyak kesamaan dalam hal proses :
For example, both disciplines emphasize the importance of using research to understand environments around corporations, such as environmental auditing of social and political events as well as assessing their impact on the organization. Implementing programs, such as communication planning, based on research findings has been an important step for both disciplines. Evaluation of these programs is the final important stage identified in PR and CSR disciplines. Maka dari itu, baik PR dan CSR berfokus pada komunikasi dua arah,
bukan komunikasi satu arah. Dengan kata lain, tujuan utama CSR untuk
memelihara hubungan dengan publik. Dalam rangka untuk memiliki
hubungan yang bermakna melalui kegiatan CSR, akan penting untuk
memahami bagaimana masyarakat mengetahui tentang CSR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Bila ditelaah lebih dalam, CSR dapat dikatakan sebagai tabungan masa
depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang
diperoleh bukan sekedar bentuk finansial melainkan rasa kepercayaan dari
masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap perusahaan.
Kepercayaan inilah yang sebenarnya menjadi modal dasar agar perusahaan
dapat terus melakukan aktivitasnya. Penelitian dari Sandra Waddock dan
Samuel Graves menemukan bahwa perusahaan yang memperlakukan
stakeholders mereka dengan baik akan meningkatkan kelompok mereka
sebagai suatu bentuk manajemen yang berkualitas (Carol, 2008: 115).
Stakeholders bukan hanya masyarakat dalam arti sempit yaitu masyarakat
yang tinggal disekitar lokasi perusahaan melainkan masyarakat dalam arti
luas, misalnya pemerintah, investor, elit politik dan lain sebagainya. Bentuk
kerjasama yang dibentuk antara perusahaan dan stakeholders hendaknya juga
merupakan kerjasama yang dapat saling memberikan kesempatan untuk
bersama-sama maju dan berkembang.
Program-program CSR yang dibuat untuk kesejahteraan masyarakat pada
akhirnya akan berbalik arah yaitu memberikan keuntungan kembali bagi
perusahaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Model kerjasama antara perusahaan dan stakeholders dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1.1 Hubungan Perusahaan dengan Stakeholders
Pemerintah Investor Kelompok politik
Supplier Perusahaan Customer
Asosiasi Pekerja Masyarakat
Hubungan perusahaan dengan stakeholders
Sumber : Wahyudi, 2008: 82
Diharapkan bagi seluruh stakeholders dapat bersama-sama bekerjasama
mengembangkan CSR, sehingga sustainability atau keberlanjutan perusahaan,
baik itu keuntungan ekonomi (keuntungan financial), keuntungan sosial
maupun lingkungan dapat terwujud.
CSR sendiri adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu
etika, sosial dan lingkungan. Disamping ekonomi, CSR merupakan komitmen
bisnis untuk berperan untuk mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama
dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang
menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan (Petkoski and Twose : 2003).
Berkembangnya program Corporate Social Responsibility saat ini
didorong oleh beberapa faktor. Faktor pendorong tersebut diantaranya adalah:
a. Kepedulian dan harapan baru masyarakat, konsumen, otoritas publik
dan investor dalam konteks globalisasi-industri besar.
b. Kriteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan
investasi individu dan institusi baik sebagai konsumen/investor.
c. Meningkatnya kepedulian pada kerusakan lingkungan yang
disebabkan kegiatan ekonomi.
d. Transparansi kegiatan bisnis akibat perkembangan media dan
teknologi komunikasi dan informasi modern.
Menurut Saidi & Abidin (2004 : 64-65), sedikitnya ada 4 model atau pola
CSR yang kerap digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, yaitu:
a. Keterlibatan langsung dengan lingkungan masyarakat
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
b. Pendirian yayasan/organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau
groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim
diterapkan di negara-negara maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR dengan bekerjasama atau
bermitra dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah,
instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
megelola dana maupun melaksanakan melaksanakan kegiatan
sosialnya.
d. Mendukung/bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
Sasaran dari Program CSR antara lain adalah :
a. Pemberdayaan SDM lokal (pelajar, pemuda dan mahasiswa termasuk
di dalamnya)
b. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat sekitar daerah operasi
c. Pembangunan fasilitas sosial/umum
d. Pengembangan kesehatan masyarakat
e. Sosial Budaya, dan lain-lain.
Menurut Green Paper dari komisi Masyarakat Eropa 2001 dalam Irianta
(2004: 23) , dimensi CSR dibagi menjadi :
a. Dimensi Internal : Manajemen SDM, kesehatan & Keselamatan kerja;
Beradaptasi dengan perubahan; manajemen dampak lingkungan dan
SDA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Dimensi Eksternal: komunitas-komunitas lokal, mitra usaha,
pemasok, konsumen, hak-hak asasi manusia, dan kepedulian pada
lingkungan hidup global
Berdasarkan sifatnya, pelaksanaan program CSR dapat dibagi dua, yaitu :
a. Program Pengembangan Masyarakat (Community Development/CD)
b. Program Pengembangan Hubungan/Relasi dengan publik (Relations
Development/ RD).
Hasil pertemuan menteri Negara-negara anggota OECD (Organisation
for Economic Co-operation and Development) di Paris tahun 2000,
menyatakan bahwa pedoman CSR adalah :
a. Memberi sumbangan untuk kemajuan ekonomi, sosial, lingkungan
berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
b. Menghormati hak-hak manusia di daerah perusahaan beroperasi.
c. Mendorong pengembangan kapasitas lokal melalui kerja sama dengan
komunitas lokal.
d. Mendorong pembentukan human capital, khususnya penciptaan
kesempatan kerja dan fasilitasi pelatihan bagi karyawan.
e. Mendorong kesadaran pekerja melalui penyebarluasan kebijakan
dengan program pelatihan
f. Mengembangkan mitra bisnis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Saidi dan Abidin (2004: 69) membuat matriks yang menggambarkan tiga
tahap atau paradigma yang berbeda, diantaranya :
a. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi
keagamaan.
b. Corporate Philanthropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya
bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama
dan memperjuangkan pemerataan sosial.
c. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan
keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.
Jika dipetakan, tampaklah bahwa spektrum paradigma ini terentang dari
“sekedar menjalankan kewajiban” hingga “demi kepentingan bersama” atau
dari “membantu dan beramal kepada sesama” menjadi “memberdayakan
manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan
melakukan CSR didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan
akhirnya kewargaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 1.2
Paradigma CSR
Motivasi Tahapan/Paradigma
Charity Philantropis Citizenship
Semangat/Prinsip Agama, Tradisi,
Adat
Norma, etika, dan
hukum universal:
redistribusi kekayaan
Pencerahan diri
dan rekonsiliasi
dengan ketertiban
social
Misi Mengatasi
masalah
sesaat/saat itu
Menolong sesama Mencari dan
mengatasi akar
masalah :
memberikan
kotribusi kepada
masyarakat
Pengelolaan Jangka Pendek
dan Parsial
Terencana,terorganisasi,
dan terprogram
Terinternalisasi
dalam kebijakan
perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional :
keterlibatan
tenaga-tenaga ahli
didalamnya
Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas
dan perusahaan
Kontribusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial
maupun
pembangunan dan
keterlibatan sosial
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepentingan
bersama
Sumber : Saidi & Abidin (2004 :70)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
John Elkingston’s dalam Wahyudi (2008: 44-45) mengelompokkan CSR
dalam tiga aspek yang dikenal dengan istilah ”Triple Bottom Line” yang
meliputi kesejahteraan ekonomi (economic prosperity), peningkatan kualitas
lingkungan (environmental quality) dan keadilan social (social justice). Dia
juga menegaskan bahwa suatu perusahaan yang ingin menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan (sustainability development) harus
memperhatikan “Triple P” yaitu profit, planet, and people. Konsep Triple P
ini menyatakan bahwa meski tujuan bisnis adalah untuk mencari laba (profit),
ia juga harus mensejahterakan masyarakat (people) dan menjamin
keberlangsungan kehidupan (planet).
Gambar 1.2
Hubungan Antar Triple P
Sosial (People)
CSR
Lingkungan (Planet) Ekonomi (Profit)
Sumber :Wahyudi :2008 : 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Bila dirinci lebih lanjut, dari ketiga aspek Triple Bottom Line, maka ketiga
aspek itu dapat diwujudkan dalam kegiatan sebagaimana terlihat dari table di
bawah ini :
Tabel 1.3 Kegiatan Corporate Social Responsibility
NO ASPEK MUATAN 1 Sosial Pendidikan, pelatihan, kesehatan, perumahan, penguatan
kelembagaan (secara internal termasuk kesejahteraan karyawan) kesejahteraan social, olahraga, pemuda, wanita, agama, kebudayaan dan sebagainya.
2 Ekonomi Kewirausahaan, kelompok usaha bersama/unit mikro kecil dan menengah (KUB/UMKM), Agrobisnis, pembukaan lapangan kerja, infrastruktur ekonomi dan usaha produktif lain.
3 Lingkungan Penghijauan, reklamasi lahan, pengelolaan air, pelestarian alam, ekowisata penyehatan lingkungan, pengendalian polusi, serta penggunaaan produksi dan energy secara efisien.
Sumber : Wahyudi: 2008: 45
F. Batasan Konseptual
1. Corporate Sosial Responsibility
The World Business Council for sustainable Development (WBCSD),
lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari
180 perusahaan multinasional yang berasal dari 35 negara, dalam Wahyudi
(2008: 29) memberikan definisi CSR sebagai “The continuing commitment by
business to behave ethically and contribute to economic development while
improving the quality of life of the workforce and their families as well as of
the local community and society at large.” Bila diterjemahkan menjadi: CSR
merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan
taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga.
Dalam penelitian ini, CSR yang akan diteliti adalah pelaksanaan CSR PT.
Telekomunikasi Indonesia.Tbk, khususnya yaitu Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan dalam rangka mendorong kegiatan/pertumbuhan ekonomi dan
terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha, mengembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar
menjadi tangguh dan mandiri, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara usaha besar/BUMN
dengan usaha kecil dan koperasi di seluruh Indonesia.
2. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Program Kemitraan (Partnership), menurut Telkom, adalah kegiatan
yang memperat jalinan kemitraan dengan pihak ketiga baik di bidang produk
maupun lainnya yang related maupun non-related dengan core bisnis Telkom
dan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi semua pihak. (Telkom
Sustainability Report 2009 )
Sedangkan Bina Lingkungan (Environment), sesuai dengan pengertian
dalam Tujuh Pilar Telkom, adalah kepedulian untuk meningkatkan kualitas
lingkungan internal maupun eksternal perusahaan agar terjadi hubungan yang
harmonis antara perusahaan dengan lingkungannya (Telkom Sustainability
Report 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah program yang dilaksanakan dilaksanakan oleh
Community Development Sub Area (CDSA) Surakarta.
3. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) merupakan perusahaan
penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and
Edutainment) yang terbesar di Indonesia.
Sasaran strategis perusahaan ini adalah meningkatkan infrastruktur,
memperluas teknologi Next Generation Network (NGN) dan melakukan
sinergi di seluruh jajaran Telkom Group, sehingga pelanggan, baik ritel
terlebih korporasi dapat menikmati kualitas, kecepatan, kehandalan dan
layanan pelanggan yang lebih baik.
Dengan Visi To become a leading Telecommunication, Information,
Media & Edutainment (TIME) Player in the Region dan Misi To Provide
TIME Services with Excellent Quality & Competitive Price serta To be the
Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation, Telkom menjadi
model korporasi terbaik Indonesia.
Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah PT. Telekomunikasi
Indonesia, Kandatel Surakarta, khususnya pada divisi Community
Development Sub Area Surakarta, yaitu yang bertempat di Jl. Mayor
Kusmanto 1 - Solo 571132.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif yang didukung
dengan penyajian data secara kualitatif. Sebagai penelitian deskriptif,
penelitian ini memaparkan permasalahan/keadaan/peristiwa sebagaimana
adanya, sehingga bersifat mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian
ditekankan untuk memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan yang
sebenarnya dari objek yang diteliti. (Moleong, 2002 : 3)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur
statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi.
Dalam penelitian kualitatif semua teknik pengumpulan data kualitas
pelaksanaannya tergantung peneliti sebagai alat pengumpul data utamanya.
Oleh karena itu sikap kritis dan terbuka sangat penting. (HB Sutopo, 2002 :36)
Kirk dan Miller (1986: 9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social secara fundamental
bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
peristilahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Community Development Sub Area
Surakarta, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang berkedudukan Jl. Mayor
Kusmanto 1 - Solo 571132.
Selain itu penelitian juga dilaksanakan di Kota Surakarta, Kabupaten
Sukoharjo dan Kabupaten Sragen, yaitu tepatnya di lokasi usaha mitra dan
lokasi penerima bantuan Program Bina Lingkungan Telkom :
a. Jl. Muh. Yamin 107 Solo
b. Jl. Abdul Muis No.58 Jebres
c. Beran RT.03/2 Gedangan, Grogol, Sukoharjo
d. Gedangan Permai, A1 Sukoharjo
e. Beran RT.03/2 Gedangan, Grogol, Sukoharjo
f. Sepandan, Karang Pelem, Kedawung Sragen
g. Parit RT. 16, Karang pelem, Kedawung, Sragen
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel dengan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan
masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.
4. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi informan adalah penanggung
jawab dan pelaksana CSR Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, Kandatel Surakarta, serta sasaran program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
CSR yang terdiri dari mitra binaan dan masyarakat sasaran program Bina
Lingkungan.
a. Community Development Sub Area Surakarta, PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk
§ Officer I, Community Development Sub Area Surakarta, Agus
M. Munajat
§ Officer II, Community Development Sub Area Surakarta, Irsan
Gunardi
b. Sasaran Program CSR PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, Surakarta
§ Sasaran Program Kemitraan PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk. CDSA Surakarta.
Informan dipilih dengan kriteria untuk mewakili kategori
periode keikutsertaan dalam program bina mitra. Selain itu
peneliti juga memilih dengan mempertimbangkan lokasi
tempat tinggal mitra, dengan pertimbangan, untuk
membuktikan range wilayah persebaran program kemitraan
yang dapat menjangkau daerah terpencil.
- Syamsul Huda, usaha Bengkel Las
- Ghovar Ismail, usaha Batik dan Handycraft
- Prihatin Budi Wibowo, usaha counter HP
- Gitani KH, usaha counter HP, toko baju dan jasa jahit.
- Endhy Wijanarko, usaha bengkel dan took aksesoris
motor trail.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
§ Sasaran Program Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. CDSA Surakarta.
Pemilihan sampel dalam sasaran program kemitraan dipilih
yang paling baru, yaitu bulam Desember, dengan
pertimbangan bahwa program Bina Lingkungan bersifat
sesaat, sehingga bila masih baru, masih terasa manfaat dan
kesannya. Selain itu peneliti mempertimbangkan lokasi
penerima bantuan, untuk membuktikan range wilayah program
Bina Lingkungan dapat menjangkau daerah terpencil.
- Khomariyatun, TK. Al-Islam 12
- Gitani KH, PAUD Kasih Bunda II
- Jaka Santosa, Rt.16, Dukuh Parit, Karang Pelem
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam
berbagai cara, yaitu :
a. Wawancara / Interview
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari orang yang
diwawancarai (interviewee). (Arikunto, 2002 :132)
Wawancara dilakukan pada informan penelitian, yaitu officer CDSA
Surakarta dan Masyarakat sasaran Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Dokumentasi / Sumber data tertulis
Sumber data tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah
ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Peneliti menggunakan berbagai macam data tertulis yang terpercaya
dan berkaitan untuk mendukung penelitian ini.
Dokumentasi/ sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Telkom Sustainability Report 2009
Dalam penelitian ini Telkom Sustainability Report 2009
banyak digunakan dalam menjelaskan profil perusahaan
terutama dalam Deskripsi Lokasi. Selain itu data ini juga
memuat laporan perkembangan dan berbagai kegiatan yang
telah dilaksanakan Telkom.
2) Data Mitra Binaan Telkom 2010 CDSA Surakarta
Data ini dipergunakan untuk memperkuat keterangan
mengenai range wilayah persebaran bantuan yang diberikan
oleh CDSA Surakarta, bahwa bantuan yang diberikan dapat
menjangkau hingga daerah terpencil.
3) Data Pameran Mitra Binaan Telkom 2010 CDSA Surakarta
Data ini dipergunakan untuk menjelaskan berbagai kegiatan
pameran yang diikuti mitra, dengan penjelasan lokasi
pameran, skala, jenis pameran, beserta jumlah mitra binaan
CDSA Surakarta yang dapat hadir dalam pameran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4) Data Pelatihan Mitra Binaan Telkom 2010 CDSA Surakarta
Data ini dipergunakan untuk menjelaskan berbagai kegiatan
pembinaan berupa pembekalan dan pelatihan yang diadakan
Telkom, dengan penjelasan lokasi kegiatan, skala, bentuk
pelatihan, beserta jumlah mitra binaan CDSA Surakarta yang
dapat hadir dalam pelatihan tersebut.
5) Data Bina Lingkungan Telkom Triwulan IV 2010
Digunakan sebagai data berbagai kegiatan Bina Lingkungan
yang telah dilaksanakan oleh Telkom, untuk memperjelas
berbagai jenis bantuan yang diberikan oleh Telkom serta
range wilayah bantuan yang dapat menjangkau daerah
terpencil.
6) Telkom.co.id, website resmi PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
Digunakan sebagai informasi mengenai Telkom serta sebagai
data penguat dan validitas data, dari hasil penelitian melalui
wawancara.
7) Pkbl.telkom.co.id, website remi Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Digunakan sebagai informasi mengenai syarat, ketentuan dan
bentuk bantuan PKBL Telkom serta sebagai data penguat dan
validitas data, dari hasil penelitian melalui wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
H. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton (1980: 268) adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar.
Tujuan dari analisis data yaitu untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Pada tahap ini, data dikerjakan sedemikian rupa sehingga berhasil
menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian ini. Karena penelitian ini bersifat deskriptif
sehingga setelah semua terkumpul, analisis data yang dilakukan menggunakan
analisis data kualitatif. Dalam Sutopo (2002: 91 ) Model analisis interaktif dari
Miles dan Huberman adalah :
1. Pengumpulan Data
Adalah dengan mewawancara responden dan informan kemudian
mendokumentasikannya. Pengumpulan data ini dilakukan selama data
yang diperlukan kurang memenuhi kebutuhan dan akan dihentikan jika
data yang diperlukan sudah memenuhi kebutuhan, serta bisa ditarik
kesimpulan.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada para
informan. Selain itu peneliti juga mencari informasi dari internet, yaitu
website resmi Telkom dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Telkom. Melalui officer CDSA Telkom, peneliti juga mengumpulkan
berbagai data tertulis sebagai sumber informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Reduksi Data
Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan lapangan. Selama
pengumpulan data berlangsung terjadi tahap pembuatan ringkasan,
mengkode, memilah-milah, memfokuskan data dan mengatur data secara
urut hingga dapat mempermudah proses penarikan kesimpulan. Proses
reduksi data ini terus menerus dilakukan selama penelitian.
Reduksi data peneliti lakukan pertama kali dengan memilih dan memilah
berbagai informasi-informasi yang disampaikan oleh para informan yang
terkait dengan permasalahan penelitian untuk dapat dijadikan acuan dalam
hasil penelitian. Informasi yang tidak berkaitan atau tidak menunjang
penelitian direduksi agar tetap terfokus pada masalah yang diteliti.
Kemudian data tertulis dari berbagai sumber dipilih untuk melengkapi dan
data yang tidak penting tetap disimpan meskipun tidak ditampilkan,
sebagai jaga-jaga bila akan dibutuhkan kembali.
Data-data yang telah dipilih kemudian dikelompokkan ke dalam berbagai
kategori berdasarkan jenisnya. Reduksi terus dilakukan untuk dapat
memperoleh hasil yang terfokus pada tujuan penelitian dengan mereduksi
hal-hal yang kurang valid serta diluar fokus penelitian.
3. Penyajian Data
Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam penyajian data disusun dengan baik dan jelas supaya peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mudah mendapatkan gambaran yang jelas tentang data keseluruhan guna
menyusun kesimpulan.
Penyajian data dilaksanakan dengan menyusun berbagai data hasil
penelitian yang telah dipilih dan mengkaitkkan dengan teori yang ada.
Dalam penyajian data ini, peneliti mengurutkan pembahasan dan membagi
pembahasan dalam beberapa sub bab agar alurnya lebih mudah
dimengerti.
4. Penarikan kesimpulan
Dalam penarikan kesimpulan, peneliti sudah mengerti dan mengambil
garis besar dari semua data lapangan yang diperoleh selama penelitian
berlangsung. Bila kesimpulan dirasa kurang meyakinkan maka akan
dimulai dari reduksi data kembali.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memilih point-point utama dari
hasil penyajian dan analisis data penelitian dengan beracuan pada rumusan
dan tujuan penelitian. Penarikan kesimpulan mengungkap garis besar hasil
dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Penarikan Data
Penyajian Data Reduksi Data
Pengumpulan Data
Dari tehnik analisa Data Model Analisis Interaktif di atas dapat digambarkan
dalam sebuah bagan seperti dibawah ini :
Gambar 1.3 Skema Model Analis Interaktif
( Sutopo, H.B.2002:91)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
Data dalam deskripsi lokasi ini diperoleh dari Telkom Sustainability Report
2009, yang berisi Sejarah, Profil Perusahaan, Struktur Organisasi, Program,
Produk serta Laporan Tahunan Telkom. Selain itu peneliti juga menggunakan
website resmi PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, yaitu telkom.co.id sebagai
sumber data pelengkap informasi.
A. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Perjalanan Telkom diawali pada era kolonial, tahun 1882. Pada waktu itu,
didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraf. Layanan
komunikasi keudia dikonsolidasikan oleh pemerintah Hindia Belanda ke dalam
jawatan “Post Telegraaf Telefoon” (PTT). Badan usaha yang bernama Post-en
Telegraafdienst yang merupakan cikal bakal PT Telkom tersebut didirikan dengan
Staatsblad No.52 tahun 1884. Penyelenggaraan telekomunikasi di Hindia Belanda
pada waktu itu pada mulanya diselenggarakan oleh swasta, bahkan sampai tahun
1905 tercatat 38 perusahaan telekomunikasi diambil alih oleh pemerintah Belanda
dengan berdasar Staatsblad no.395 tahun 1906. Sejak itu berdirilah “Post,
Telegraaf en Telefoondiest” atau disebut (PTT-Dienst). PTT-Dienst ditetapkan
sebagai Perusahaan Negara berdasarkan Staatsblad No. 419 tahun 1927 tentang
Indonesia Bedrijvenwet 9I.B.W Undang-Undang Perusahaan Negara).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi “Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi” (PN postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah
menjadi “Perusahaan Negara Pos dan Giro” (PN Pos & Giro) dan (Perusahaan
Negara Telekomunikasi” (PN Telekomunikasi).
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi “Perusahaan
Umum Telekomunikasi” (perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomuniksai
Nasional maupun Internasional. Tahun 1980, PT Indonesian Satellite Corporation
(Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi Internasional,
terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989, ditetapkan Undang-undang No.3 Tahun
1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur peran swasta dalam
penyelenggaraan telekomunikasi.
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi “Perusahaan Perseroan
Telekomunikasi Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1991.
Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham
Telkom. Sejak itu Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta
(BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), Bursa Saham New York (NYSE) dan Bura
Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di
Bursa Saham Tokyo.
Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang
Penghapusan Monopoli Penyelenggaraan Telekomunikasi. Memasuki abad ke-21,
Pemerintah Indonesia melakukan diregulasi di sector telekomunikasi dengan
membuka kompetisi di pasar bebas. Dengan demikian, Telkom tidak lagi
memonopoli telekomunikasi Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT. Indosat sebagai
bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia,
yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang
antara Telkom dan Indosat.
Pada tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap,
yaitu 30% saham pada ssaat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada 15
Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada
tanggal 31 Desember 2004. Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel pada
Singapore Telecom, dan dengan demikian Telkom memiliki 65% saham
Telkmsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoly penyelenggaraan telekomunikasi
lokal.
Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas
di 9 anak perusahaan, termasuk di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang
memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia dengan
EBITDA margin sebesar 72% merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar
51,19% dan oleh public 48,81%. Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar
45,58% dan sisanya oleh lokal sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk
saham Telkom saat ini berkisar 15% dari total kapitalisasi pasar di BEJ.
Telkom mencatatkan sahamnya terbesar di bursa efek dalam dan luar negeri
yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock
Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange
(TSE) (Public Offering Without Listing/ POWL).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pada tahun 2005 ini, Telkom memperingati 10 tahun perusahaan publik di
BEJ dan closingbell ceremony di New York Stock Exchange (NYSE). Pada akhir
September 2005, Telkom memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4
juta, sementara pelanggan selular Telkomsel berjumlah 2,35 juta.
B. Profil PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., merupakan perusahaan penyelenggara
bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainment) yang
terbesar di Indonesia. Pengabdian Telkom berawal pada 23 Oktober 1856, tepat
saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman
telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu pula Telkom
telah mengalami berbagai transformasi.
Sampai 31 Desember 2009, jumlah pelanggan perusahaan tumbuh sebesar
21,2% atau menjadi total 105,1 juta pelanggan dibandingkan setahun sebelumnya.
Untuk telepon saja, Telkom melayani 8,4 juta pelanggan telepon tetap, 15,1 juta
pelanggan telepon tetap nirkabel, dan 81,6 juta pelanggan telepon seluler.
Posisi 31 Desember 2009, saham biasa Telkom dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia (52,47%) dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik
(47,53 %). Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New
York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo
Stock Exchange (tanpa tercatat). Harga saham Telkom di BEI pada akhir
Desember 2009 adalah Rp 9.450 dengan nilai kapitalisasi pasar saham Telkom
pada akhir tahun 2009 mencapai Rp190,51 trilliun atau 9,43% dari kapitalisasi
pasar BEI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sasaran strategis perusahaan adalah meningkatkan infrastruktur, memperluas
teknologi Next Generation Network (NGN) dan melakukan sinergi di seluruh
jajaran Telkom Group, sehingga pelanggan baik ritel terlebih korporasi dapat
menikmati kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan pelanggan yang lebih
baik.
Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh Telkom, penguasaan pasar
untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi
pertumbuhannya di masa mendatang, Telkom menjadi model korporasi terbaik
Indonesia.
1. Logo Baru Telkom
Gambar 2.1 Logo PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tanggal 23 Oktober 2009 yang lalu PT.Telekomunikasi Indonesia
merayakan ulang-tahunnya yang ke 153 tahun. Sekaligus pada tanggal itu pula
dilaksanakan soft launching suatu transformasi dan perubahan landscape
bisnis Telkom. Suatu perubahan landscape bisnis dari bisnis Informasi dan
komunikasi menjadi Telecommunication, Information, Media and
Edutainment (TIME). Hal ini dikukuhkan dengan positioning Telkom yang
baru yaitu “life confident” dengan taglinenya “The World In Your Hand”.
Adapun Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan
dalam portofolio bisnis baru Telkom yaitu TIME
(Telecommunication, Information, Media & Edutainment) : Expertise.
b. Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan
dan ekspansi ke luar : Empowering.
c. Jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian,
serta kepercayaan dan hubungan yang erat : Assured.
d. Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang
maknanya adalah perubahan dan awal yang baru : Progressive.
e. Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai
masa depan : Heart.
f. Warna-warna yang digunakan adalah :
· Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan
pengalaman yang tinggi
· Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang
atraktif, hangat, dan dinamis
· Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah
mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk
masa depan.
2. Tujuan Perusahaan
Membangun, mengembangkan dan mengusahakan telekomunikasi untuk
umjum dalam negeri dalam arti seluas-luasnya guna mempertinggi kelancaran
hubungan masyarakat untuk menunjang terlaksananya pembangunan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3. Nilai-nilai Baru Telkom
Seiring peluncuran corporate identity baru, Telkom menerapkan budaya
baru yang lebih selaras dengan tren dan kebutuhan pelanggan saat ini. Budaya
ataupun nilai-nilai baru yang kini tengah diinternalisasikan kepada seluruh
pegawai meliputi:
a. Expertise : Mencerminkan tradisi pengetahuan dan pengalaman
Telkom yang dalam dan luas dalam industrinya
b. Empowering : Memberdayakan pelanggan untuk mearih cita-cita
mereka
c. Assured : Memberikan keyakinan pada pelanggan untuk bisa
mengandalkan Telkom dalam industri telekomunikasi yang senantiasa
berubah
d. Progressive : Menyiratkan pergerakan menuju teknologi yang lebih
canggih dan menjauhi budaya yang terkait kepemerintahan.
e. Heart : Mewakili sikap kepedulian Telkom dalam bekerja sama
dengan para pelanggan
4. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari Telkom adalah ‘To become a leading Telecommunication,
Information, Media & Edutainment (TIME) Player in the Region’. Visi ini
memiliki pengertian bahwa Telkom ingin menjadi unit Bisnis yang
mempunyai performansi unggul di wilayah Indonesia secara luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Sedangkan Misi Telkom adalah :
a. To Provide TIME Services with Excellent Quality & Competitive
Price.
Yang bermakna bahwa Telkom memberikan layanan TIME
(Telecommunication, Information, Media & Edutainment) dengan
jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa
kemudahan, kualitas produk, kualitas jaringan dengan harga yang
kompetitif.
b. To be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation
Telkom akan Mengelola bisnis melalui praktek-praktek yang terbaik
dengan mengoptimalisasikan SDM yang unggul, menggunakan
teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang
menguntungkan secara timbal balik (win-win solution) dan saling
mendukung secara sinergis.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi TELKOM terdiri dari Corporate Office Group, yang
terdiri dari:
a. Direktorat Human Capital & General Affairs, memfokuskan pada
manajemen sumber daya manusia Perusahaan, mengelola fungsi dan
operasional sumber daya manusia secara terpusat melalui Unit Human
Resources Center.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Direktorat Keuangan, memfokuskan pada pengelolaan keuangan
Perusahaan, mengelola operasi keuangan secara terpusat. Tugas ini
dibebankan kepada Unit Finance Center.
c. Direktorat Information Technology & Supply
Direktorat IT, di bawah Chief Information Officer (CIO), terfokus
pada manajemen TI perusahaan serta supply management dan
Information Service Center dan Supply Center.
d. Direktorat Compliance & Risk Management, terfokus pada kepatuhan,
manajemen hukum dan risiko manajemen Perusahaan.
e. Unit Strategic Investment & Corporate Planning
f. Internal Audit Department
g. Corporate Affairs
h. Corporate Communications Department.
Sementara itu, Business Operations Group terdiri dari:
a. Direktorat Konsumer, terfokus pada pengelolaan pelayanan bagi
segmen pasar ritel serta pengelolaan tujuh divisi regional.
Direktorat Enterprises & Wholesale, terfokus pada pengelolaan jalur
pelayanan bagi segmen pasar enterprise & wholesale serta
pengelolaan Divisi Enterprise Service dan Divisi Carrier &
Interconnection Service.
b. Direktorat Network & Solution, terfokus pada pengembangan
infrastruktur dan manajemen jasa selain itu mengarahkan operasional
Divisi Infrastruktur Telekomunikasi, Divisi Multimedia, Divisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
TELKOM Flexi,Research and Development Center dan Maintenance
Service Center.
Agar tercapai sinergi antara Telkom dengan anak-anak perusahaannya,
pada bulan April 2009, beberapa posisi strategis dibentuk. Posisi tersebut
adalah Senior Vice President (SVP) yang langsung melapor dan bertanggung
jawab kepada Direktur Utama TELKOM.
Direktur Utama anak perusahaan tertentu secara bersamaan ditunjuk
sebagai SVP yang terkait dengan sektor industri: seluler, IT & adjacent, dan
bisnis internasional sebagai portofolio Perusahaan. Untuk mempercepat dan
memastikan proses pengambilan keputusan yang efektif, Direksi didukung
oleh Komite Eksekutif, yang terdiri dari: Komite Etika, SDM & Organisasi;
Komite Costing, Tariff, Pricing & Marketing; Komite Corporate Social
Responsibility; Komite Regulasi; Komite Disclosure; Komite Pengelolaan
Anak Perusahaan; Komite Produk, Infrastruktur dan Investasi; Komite
Treasury, Keuangan dan Akuntansi; dan Komite Risiko. Fondasi organisasi
Telkom dirancang dan dibangun untuk mencapai perkembangan dan
pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang dengan fokus pada pemenuhan
tingkat kepuasan pelanggan, pembangunan infrastruktur cutting-edge,
penyediaan layanan berkualitas dan pemanfaatan sumber daya manusia yang
kompeten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
6. Good Corporate Governance Prinsip-prinsip utama yang membentuk kerangka program Good
Corporate Governance Telkom adalah: a. Pelaksanaan etika bisnis yang baik
b. Kebijakan dan prosedur kerja yang efektif
c. Penerapan kebijakan dan prosedur manajemen risiko
d. Pengawasan internal, kebijakan dan prosedur pengendalian yang
ketat
e. Kepemimpinan dan pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas
dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pemisahan
tugas
f. Memperkuat sumber daya guna meningkatkan kapabilitas dan
kompetensi karyawan
g. Pengelolaan sistem manajemen kinerja dan
h. Insentif bagi pelaksanaan kinerja terbaik, yang diimbangi dengan
penegakan hukum yang benar atas peristiwa pelanggaran yang
terjadi.
Implementasi GCG oleh Telkom tercermin antara lain pada:
a. penerapan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi,
termasuk struktur pendukung dan komite;
b. penerapan manajemen risiko berdasarkan Committee of Sponsor ing
Organization of the Treadway Commission (“COSO”) dari Enterprise
Risk Management;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. penarapan sistem pengendalian internal berdasarkan kerangka kerja
Pengendalian Internal COSO;
d. pengungkapan atas efektivitas dari ICOFR oleh Dirut dan Direktur
Keuangan dalam bentuk pernyataan manajemen berdasarkan evaluasi
independent oleh internal audit;
e. penilaian oleh auditor eksternal atas efektivitas dari pengendalian
internal dan pelaporan keuangan;
f. evaluasi kinerja dan pertanggung jawaban melalui Sistem Nilai Kerja
7. Produk Telkom
Telkom Group menawarkan lebih dari 200 produk dan layanan yang
dikelompokkan berdasarkan portofolio bisnis. Produk dan layanan Telkom
dapat dikelompokkan sebagai berikut: sambungan telepon tidak bergerak
kabel; sambungan telepon tidak bergerak nirkabel; seluler; data & internet dan
network & interkoneksi.
Telkom sebagai perusahan jasa telekomunikasi dalam memberikan
produk dan layanannya kepada konsumen tidak menggunakan material daur
ulang. Produk dan layanan Telkom tidak memiliki dampak negatif kepada
lingkungan karena telah memenuhi standar ITURadiocommunication.
a. Sambungan Telepon Tidak Bergerak Kabel
· Telkom Lokal, adalah layanan untuk panggilan antar pelanggan
tetap, dalam jarak kurang dari 30 km atau di dalam satu wilayah
(boundary) lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
· TELKOMSLJJ, panggilan SLJJ (Sambungan Langsung Jarak
Jauh), adalah layanan telepon jarak jauh dalam wilayah Indonesia.
Nomor pemanggil dan nomor yang dipanggil berbeda wilayah
kode area.
· TELKOMSLI-007, adalah layanan jasa komunikasi antar negara
dengan menggunakan kode akses 007. Layanan ini juga
dilengkapi dengan panggilan melalui bantuan operator dengan
memutar nomor akses 107.
· Telkom Speedy. Speedy Broadband Access merupakan layanan
internet pita lebar yang memanfaatkan teknologi Asymmetric
Digital Subscriber Line (“ADSL”) dengan kecepatan tinggi
hingga 3 Mbps (downstream).
b. Sambungan Telepon Tidak Bergerak Nirkabel
· Telkom Flexi. Telkom Flexi adalah layanan telekomunikasi suara
dan data yang berbasis nirkabel dengan teknologi CDMA (Code
Division Multiple Access) 2000-IX. Layanan ini terbatas pada satu
kode area tertentu (limited mobility) dalam arti pelanggan hanya
dapat menggunakannya dalam sebuah kode area tertentu.
c. Data dan Internet
· Telkom Global-01017, merupakan layanan premium panggilan
VoIP internasional yang memanfaatkan jaringan internet dengan
kode akses 01017 untuk panggilan ke lebih dari 253 kode negara
tujuan. Layanan TelkomGlobal 01017, tidak memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
perangkat tambahan untuk mengakses dan hanya dengan metode
one stage dialing.
· Telkom Save. Telkom Save adalah layanan panggilan jarak jauh
dan panggilan internasional VoIP standar, sejenis dengan Telkom
Global- 01017. Telkom Save merupakan layanan yang
menggunakan metode dialing dua tahap.
· Telkom Net Instan. Telkom Net Instan merupakan layanan akses
internet dial-up tanpa perlu berlangganan dan khusus dirancang
dengan konsep yang mudah dan sederhana untuk memenuhi
kebutuhan aksesibilitas.
· plasa.com (www.plasa.com). Layanan portal web yang
menyajikan layanan informasi serta komunitas internet berbahasa
Indonesia dengan fokus layanan pada komunitas pendidikan
nasional.
· Kartu i-VAS. Untuk mendukung para pengguna internet, kami
mengeluarkan kartu Internet Value Added Service (“i-VAS”) yang
merupakan alat pembayaran (micropayment) prabayar untuk
mengakses berbagai konten atau layanan internet.
· Ventus. Ventus merupakan layanan bernilai tambah dan
konvergensi antara email dan sistem seluler (mobile) atau lebih
dikenal dengan istilah mobile push email yang memungkinkan
pengguna seluler melakukan relay email yang umumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dihubungkan via desktop dan laptop dialihkan ke smartphone
(telepon seluler) atau telepon PDA.
d. Jaringan dan Interkoneksi
· Telkom Intercarrier. Telkom Intercarrier merupakan layanan
interkoneksi untuk penyelenggara jasa dan jaringan lainnya (other
licensed operator/OLO). TELKOMIntercarrier menyediakan
layanan interkoneksi domestik dan internasional, layanan satelit,
penyewaan jaringan (leased line), penggunaan bersama akan
infrastruktur dan fasilitas, layanan data dan layanan akses
jaringan.
· Telkom Vision. Telkom Vision merupakan brand name dari PT
Indonusa Telemedia. Layanan yang diberikan Telkom Vision
terdiri dari TV kabel, akses internet cepat dan TV satelit.
e. Seluler
Telkomsel merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler
dengan teknologi GSM dan 3G. Melalui penawaran serangkaian
produknya, seperti kartuHALO, simPATI dan Kartu As, Telkomsel
menawarkan layanan pascabayar dan layanan prabayar. Para pelanggan
dan pengguna Telkomsel mendapatkan beragam fitur, aplikasi dan layanan
bernilai tambah (value added service), termasuk SMS, WAP, GPRS,
MMS, Wi-Fi, roaming internasional, mobile banking, CSD dan EDGE.
Seluruh fitur layanan tersebut didukung oleh jangkauan sinyal yang luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dan tarif yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan
komunikasi dan multimedia.
· kartuHALO, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 dan
merupakan kartu pascabayar yang paling banyak digunakan. Pada
akhir tahun 2009 Telkomsel memiliki 2 (dua) juta pelanggan
kartuHALO. KartuHALO memiliki tiga pilihan layanan, yaitu
HALOkeluarga, HALObebas serta HALOHybrid.
· simPATI. Produk ini merupakan kartu prabayar pertama dan
terpopuler di Asia dan merupakan produk Telkomsel yang paling
sukses. Keunggulan kompetitif lain dari simPATI adalah fitur
keamanannya (bebas dari penyadapan dan penggandaan),
kemudahan akses serta harga yang terjangkau.
· Kartu AS. Diluncurkan pada tahun 2004 dan produk ini
merupakan kartu prabayar yang murah dan terjangkau. Kartu AS
dapat digunakan di seluruh Indonesia dengan tarif percakapan
yang sangat kompetitif.
C. Corporate Sosial Responsibility PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) mempunyai komitmen untuk senantiasa menjamin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan di wilayah usahanya berupa kegiatan social
kemasyarakatan dan merupakan tanggung jawab sosial (Good Corporate
Citizenship).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Pembina seluruh
BUMN, juga merespon adanya peningkatan partisipasi BUMN terhadap
pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengembangan kondisi sosial masyarakat
serta lingkungan sekitar wilayah usaha BUMN lebih kondusif dengan
mengeluarkan Keputusan Menteri BUMN nomor: PER-05/MBU/2007 tanggal 27
April 2007 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL).
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk selanjutnya dikelola oleh unit yang disebut Community Development Center
(CDC).
1. Visi dan Misi CSR Telkom
Visi dari CSR Telkom ini adalah ‘Untuk menjadi pelopor dalam
penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Asia’.
Sedangkan Misi CSR Telkom adalah :
a. Mengambil peran aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih
cerdas melalui pendidikan teknologi InfoComm;
b. Mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dalam
kehidupan masyarakat;
c. Mengambil peran aktif dalam memelihara keseimbangan alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 2.2 Bagan Visi, Misi, dan Strategi CDC
VISI
Nilai GCG dan GCC
MISI STRATEGI
Keterangan:
GCG : Good Corporate Govarnance
GCC : Good Corporate Citizenship
2. Strategi dan Kebijakan CSR Telkom
Strategi dan kebijakan Telkom CSR terintegrasi dalam satu Keputusan
Direksi No. 41/PR000/SDM-20/2006, yang mengedepankan praktik-praktik
atas prinsip tripple bottom line.
3. Tujuh Pilar CSR Telkom
Telkom telah mengklasifikasikan program Telkom CSR dalam 7 (tujuh)
Pilar Program, yaitu:
a. Pendidikan (Education), adalah kegiatan yang bertujuan
meningkatkan kualitas pendidikan baik skill, knowledge dan atitude
bagi Stakeholder (masyarakat dan keluarga besar Telkom Group).
b. Kesehatan (Health), adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan
kualitas kesehatan Stakeholder (masyarakat dan keluarga besar
Telkom Group).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
c. Kebudayaan dan Keadaban (Culture of Civility), adalah kegiatan
kepedulian untuk melestarikan dan membina budaya, seni, olah raga,
agama, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya dalam upaya
mendukung perusahaan mengimplementasikan nilai-nilai Good
Corporate Citizenship.
d. Program Kemitraan (Partnership), adalah kegiatan yang memperat
jalinan kemitraan dengan pihak ketiga baik di bidang produk maupun
lainnya yang related maupun non-related dengan core bisnis Telkom
dan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi semua pihak.
e. Layanan Umum (Public Service Obligation), adalah kegiatan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang sarana dan
prasarana telekomunikasi.
f. Bina Lingkungan (Environment), adalah kepedulian untuk
meningkatkan kualitas lingkungan internal maupun eksternal
perusahaan agar terjadi hubungan yang harmonis antara perusahaan
dengan lingkungannya.
g. Bantuan Kemanusiaan dan Bencana Alam (Disaster and Rescue),
adalah kegiatan untuk memberikan bantuan didalam penanggulangan
bencana alam dan bencana kemanusiaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4. Penghargaan Bidang CSR
Telkom telah memperoleh berbagai penghargaan dalam berbagai
bidang. Penghargaan yang telah diraih oleh Telkom, 3 tahun terkhir,
berkaitan dengan kegiatan CSR antara lain adalah :
Tabel 2.1
Penghargaan Telkom Bidang CSR
No Kategori Oleh Tingkat
1 Best of Indonesia Sustainability
Reporting Award (ISRA) 2009
Kelompok Industri Jasa Keuangan,
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
serta Perdagangan, Jasa dan Investasi
National Center for
Sustainability Reporting
(NCSR), Indonesia-
Netherlands Association,
Institut Akuntan
Manajemen Indonesia
serta Kementrian
Lingkungan Hidup RI
Nasional
2 The Most Sustainable Corporate Image 2009 (performance, quality, attractiveness dan responsibility serta strategi komunikasi perusahaan)
Majalah Business Week
dan Frontier Consulting
Group
Nasional
3 The Good Corporate Governance Non
Financial Sector
Indonesian Institute for
Corporate Directorship
(IICD) dan Majalah
Business Review
Nasional
4 Best Corporate Governance (Rank 6th) , Finance Asia Asia
5 Best Corporate Social Responsibility
(Rank 2nd)
Finance Asia Asia
6 Indonesian CSR Award 2008
(6 kategori penghargaan)
Corporate Forum for
Community Development
dan Menteri Sosial RI
Nasional
7 Best CSR For indonesia, CSR Bidang
Pendidikan dan CSR Bidang Ekonomi
Kerakyatan
CSR for Indonesia Award
2010
Nasional
Sumber : Sustainability Report Telkom 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Data Informan Penelitian
Dalam penelitian ini informan penelitian yang digunakan adalah :
1. Community Development Sub Area Surakarta
a. Nama : Agus M. Munajat
Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 79
Lahir : Sumedang, 31 Juli 1963
Jabatan : Officer I CDSA Surakarta
Agus M. Munajat merupakan penanggung jawab program CSR di
CDSA Surakarta. Sosoknya sangat ramah dan murah senyum. Agus
telah bergabung dengan CDSA Surakarta sejak Desember 2009,
sebelumnya telah lama dinas di CDSA Pekalongan. Selama bekerja di
CDSA menangani kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan,
Agus merasa senang ketika menyalurkan bantuan, apalagi ketika dapat
melihat mitra binaan Telkom menjadi besar, sukses dan berhasil.
b. Nama : Irsan Gunardi
Alamat : Mojosongo, Solo
Lahir : Jogjakarta, 21 Juli 1964
Jabatan : Officer II CDSA Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Irsan telah bekerja di Telkom sejak tahun 1987, dan mulai bergabung
dengan CDSA Surakarta sejak tahun 2006. Melihat berbagai usaha
yang dijalankan oleh para mitra binaan Telkom membuat Irsan ingin
memiliki bisnis juga, namun hingga saat ini belum dapat teralisasi.
2. Mitra Binaan CDSA Surakarta PT. Telekomunikasi
a. Nama : Gitani KH
Alamat : Sepandan, Kedawung, Karang Pelem, Sragen
Usaha : Gamma Sell & Gamma Fashion
Periode : ke-III, tahun 2004
Gitani adalah seorang yang sangat ramah. Dia senang membagi
pengalamannya dalam berwirausaha. Diantara mitra yang menjadi
narasumber lainnya, Gitani adalah yang tampak paling bersemangat,
paling ramah, dan paling mengetahui program kemitraan Telkom. Dia
mulai bergabung menjadi mitra 7 tahun lalu saat hanya masih memiliki
wartel, saat itu ia menjadi mitra selama 1 periode. Setelah menikah,
Gitani mengajukan proposal lagi untuk usahanya counter hape dan
toko baju dan jasa jahit. Usahanya tampak besar dan cukup mencolok
di sepanjang jalan desa Karang Pelem Sragen. Meskipun rumahnya
jauh di desa Gitani memiliki semangat yang tinggi untuk
mengembangkan usahanya. Bolak-balik Solo pun dilakoninya demi
meningkatkan usahanya. Hingga saat ini Gitani telah banyak mengajak
kerabat dan teman-temannya yang serius mengembangkan usaha untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
mengikuti program PKBL Telkom. Gitani juga memanfaatkan PKBL
untuk membantu pembangunan di daerahnya.
b. Nama : Ghofar Ismail
Alamat : Jl. Muh Yamin 107 Solo
Usaha : Nayyara Batik & Handycraft
Periode : I, tahun 2010
Ghofar merupakan pengusaha muda yang telah merintis usaha batik
sejak lulus kuliah. Berawal dari background keluarga yang hampir
semua menjadi wiraswasta mendorong Ghofar untuk memiliki
usahanya sendiri. Bisnis batik dimulainya dari menjualkan dagangan
milik saudaranya. Sedikit demi sedikit diamenambah jumlah stok dan
memperluas wilayah pemasarannya, hingga sekarang telah memiliki
showroom sendiri. Daerah pemasarannya sudah merambah luar pulau
Jawa dan Kalimantan, serta mulai memperluas ke daerah Bali.
c. Nama : Syamsul Huda
Alamat : JL. Solo – Baki KM.2 Rt.01/05 Gedangan, Sukoharjo
Usaha : Bengkel las EMDECO
Periode : I, tahun 2010
Syamsul Huda telah memulai usaha bengkel las, yang berdampingan
dengan rumahnya sejak tahun 2001. Informasi mengenai program
kemitraan Telkom diperoleh dari seorang paman yang kebetulan
adalah pegawai Telkom. Usaha las yang dijalankan selama ini tidak
memiliki promosi khusus, hanya bersifat ketok tular, maka dia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
berharap, dengan melalui program kemitraan ini, dia dapat
memperluas wilayah usahanya dan mempromosikan agar lebih dikenal
masyarakat.
d. Nama : Endy Wijanarko
Alamat : JL. Abdul Muis No.58, Rt.03/02 Kepatihan, Jebres
Usaha : Endhot Trail Shop
Periode : I, tahun 2008
Endy merupakan pengusaha muda yang menjalankan usaha di bidang
hobi motor trail. Usaha yang sekarang dijalankan jauh dari bangku
kuliah yang dulu dipelajarinya, karena Endy merupakan lulusan
Fakultas Sastra. Sebelum menekuni bisnis motor trail ini, dia telah
menjalankan usaha juga yaitu toko furniture.
Dalam usaha yang digelutinya sekarang dia tidak hanya menyediakan
peralatan dan aksesoris motor trail, tapi juga menyediakan jasa bengkel
motor trail. Di tokonya ini, tampak berderet rapi beberapa piala yang
telah diraihnya dalam berbagai kompetisi motor trail.
e. Nama : Prihatin Budi Wibowo
Alamat : Kwanggan Rt.03/03, Laweyan, Surakarta
Usaha : Joe Cell
Periode : III, tahun 2004
Prihatin merupakan mitra yang telah merintis usahanya sejak 10 tahun
yang lalu. Usaha counternya yang terletak di salah satu pojok Pasar
aneka oleh-oleh Jongke, mengalami banyak peningkatan dalam jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
penjualannya setelah mengikuti program Kemitraan. Prihatin menjadi
mitra sejak tahun 2004, dengan melalui informasi dari Agus
Sudarsono, yang merupakan pegawai Telkom. Tahun ini merupakan
tahun terkhirnya dapat bergabung menjadi mitra binaan Telkom,
karena sudah periode III. Dia sangat berharap dapat mengikuti
program ini lagi jika masih diperbolehkan, karena program ini dirasa
sangat membantu dalam mengembangkan usahanya.
3. Masyarakat penerima bantuan bina Lingkungan CDSA Surakarta
a. Nama : Khomariyatun
Instansi : TK Al Islam 12 Gedangan
Alamat : Banaran Rt 03/II, Gedangan, Grogol, Sukoharjo.
Bantuan : 1 Perangkat Komputer
Khomariyatun merupakan kepala sekolah di Tk. Al-Islam 12.
Informasi mengenai program Bina Lingkungan Telkom diperolehnya
dari seorang mitra Telkom di daerah setempat, yaitu Girmono.
Khomariyatun sangat ramah dan halus dalam menjawab semua
pertanyaan dari peneliti. Dia berharap dapat mengajukan permohonan
bantuan lagi tahun depan jika masih diperbolehkan, karena TK. Al-
Islam masih kekurangan dalam sarana dan prasarana baik untuk
administrasi maupun mengajar siswanya.
b. Nama : Gitani
Instansi : PAUD Kasih Bunda II
Alamat : Sepandan Rt.06 Karang Pelem, Kedawung, Sragen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Bantuan : 1 Perangkat Komputer.
Gitani memang bukan pengurus PAUD, Istrinya-lah yang merupakan
pengurus PAUD. Bantuan yang diterima PAUD ini memang atas
usulannya. Berhubung PAUD Kasih Ibu ini masih baru, belum
memiliki cukup sarana dan prasarana yang memadai. Melihat hal ini
Gitani menawarkan untuk membantu menghubungkan PAUD dengan
Telkom, agar memperoleh bantuan. Kami menyiapkan proposal
tentang pengajuan bantuan untuk alat prasarana edukasi. Waktu itu
PAUD mengajukan untuk meja, kursi, komputer, balok mainan, papan
untuk nama. Untuk outdoor mereka mengajukan bola dunia, ayunan,
jungkat-jungkit. Meskipun yang disetujui memang hanya 1 unit
komputer senilai 5 juta, namun mereka sudah sangat berterimakasih
karena itu sudah sangat membantu bagi PAUD.
c. Nama : Jaka Santosa
Instansi : Rt.16, Parit, Karang Pelem
Alamat : Rt 16 Parit, Karang Pelem, Kedawung, Sragen
Bantuan : Bantuan semen untuk Pengecoran jalan
Jaka Santosa dalam kesehariannya berkerja di kelurahan Karang
Pelem. Keadaan jalan yang rusak dilingkungannya mengganggu warga
sekitar. Maka, berkat informasi tentang Program Bina Lingkungan dari
seorang warga, yaitu Gitani, RT.16 sepakat untuk memperbaiki jalan,
dengan mencoba mengajukan proposal permohonan bantuan ke
Telkom untuk mengurangi beban biaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
B. Penyajian Hasil Penelitian
Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk, secara umum menggunakan prinsip Triple Bottom Line oleh John
Elkingston’s yang meliputi kesejahteraan ekonomi (economic prosperity),
peningkatan kualitas lingkungan (environmental quality) dan keadilan sosial
(social justice).
Telkom menerapkan pembangunan berkelanjutan (sustainability development)
melalui kegiatan CSR ini dengan konsep Triple P, yaitu Profit, People, Planet.
Konsep Triple P menyatakan bahwa meski tujuan bisnis adalah untuk mencari
laba (profit), ia juga harus mensejahterakan masyarakat (people) dan menjamin
keberlangsungan kehidupan (planet) (Wahyudi: 2008: 44-45).
Dalam penggunaan konsep Triple P ini, kegiatan CSR Telkom memperhatikan
tiga aspek penting, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Menurut Sustainability
Report Telkom 2009, Community Development Center (CDC) merencanakan
program CSR untuk aspek ekonomi, melakukan tanggung jawab sosialnya dengan
program kemitraan, yaitu dengan memberikan pinjaman modal bunga ringan dan
memberi pembinaan pada UKM. Aspek sosial dilaksanakan melalui berbagai
program baik yang sifatnya community development, charity (hibah), maupun
bantuan kemanusiaan dan bencana alam. Sedang aspek lingkungan Telkom turut
berupaya dalam usaha penghijauan, hemat energi dan mengurangi polusi udara.
Salah satu CSR eksternal Telkom adalah Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL), yang merupakan program yang dilaksanakan sebagai wujud
kepedulian Telkom terhadap lingkungan ekonomi dan sosial masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Pelaksanaan program ini juga berkaitan dengan regulasi BUMN, yaitu pasal 2 UU
Nomor 19/2003, yang menyatakan bahwa secara hukum BUMN memiliki tujuan
pendirian bukan hanya untuk mengejar keuntungan, melainkan juga turut aktif
memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi dan masyarakat. Lebih detail lagi dicantumkan dalam Kep-
236/MBU/2003 yang menyatakan BUMN wajib menjalankan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL) yang biayanya diperoleh dari penyisihan sebagian
laba bersih perusahaan (UU RI No 19 TAHUN 2003 Tentang BUMN).
Telkom telah mulai melaksanakan Program Kemitraan sejak tahun 2001,
sedangkan Program Bina Lingkungan dimulai sejak tahun 2003. Melalui program
kemitraan, Telkom menyalurkan bantuan dalam bentuk modal kerja dan pinjaman
investasi. Telkom juga secara aktif menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan
kepada mitra binaan dalam berbagai aspek manajemen, promosi dan pemasaran.
Sedangkan untuk program Bina Lingkungan, Telkom berupaya ikut serta dalam
pembangunan Nasional, dalam segi lingkungan sosial kemasyarakatan.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini bila dihubungkan dengan
dimensi CSR menurut Green Paper, termasuk dalam dimensi eksternal, yaitu
merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang sosial dan
ekonomi kepada masyarakat sekitar, guna mendukung pembangunan Nasional.
Bagi Telkom, program ini dipandang sebagai suatu wujud investasi jangka
panjang bagi keberlangsungan perusahaan. Berikut penjelasan Agus :
“…manfaat dari program diperoleh dalam jangka waktu yang tidak dapat diukur. Karena ini merupakan investasi juga untuk jangka panjang. Melalui PKBL ini menjadi wadah untuk membina hubungan yang baik dengan masyarakat disekitar. Selain itu, dalam Islam terdapat zakat, PKBL ini seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
zakat nya PT Telkom, istilahnya agar membawa berkah. Maka Telkom menyisihkan 2% keuntungan untuk lingkungan” (Agus M. Munajat, wawancara 1/12/2010). Konsep CSR Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan Telkom ini sejalan
dengan definisi CSR menurut World Bisnis Council for Sustainable Development
(WBCSD), yang menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi
kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas
(Wahyudi, 2008: 29).
Bila dilihat sesuai dengan model-model CSR yang dikemukakan oleh Saidi
dan Abidin, Telkom menggunakan model ‘keterlibatan langsung dengan
lingkungan masyarakat’. Karena Telkom langsung menyelenggarakan sendiri
kegiatan CSR nya melalui CDC dan menyerahkan langsung kepada masyarakat
melalui divisi CDA atau CDSA sesuai dengan wilayahnya (Saidi & Abidin, 2004:
64-65).
Dalam Sustainability Report Telkom, disebutkan bahwa Program Kemitraan
dan bina Lingkungan merupakan salah satu upaya Telkom dalam mewujudkan
Good Corporate Governance (GCG) dan Good Corporate Citizenship (GCC). Hal
ini sesuai paradigama Saidi dan Abidin, karena bila ditelaah, program ini memang
termasuk dalam kategori Corporate Citizenship. Dalam pelaksanaannya, program
ini memiliki misi untuk mencari dan mengatasi masalah perekonomian,
khususnya dengan membantu UKM dan memberikan kotribusi kepada masyarakat
dalam usaha pengembangan sosial dan lingkungan masyarakat. Dalam
pengelolaannya, program ini pun terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dilaksanakan oleh divisi khusus, yaitu pada tingkat Kandatel adalah Community
Development Sub Area (CDSA). Inspirasi pelaksanaan program adalah untuk
kepentingan bersama, yaitu bukan hanya untuk kesejahteraan masyarakat tetapi
juga dengan pertimbangan untuk mendukung keberlangsungan perusahaan (Saidi
& Abidin, 2004: 69).
Kegiatan CSR Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini memiliki
pengaruh pada citra perusahaan. Telkom Sustainability Report 2009 menjelaskan
bahwa dalam survey yang diadakan Telkom tentang opini dan efektifitas Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), citra Telkom, berkaitan dengan
program kemitraan adalah 92,6% yaitu dengan kriteria sangat baik. Sedang citra
Telkom berkaitan dengan program bina lingkungan, dari masyarakat penerima
bantuan adalah 93,65%, sedangkan dari masyarakat di area sekitar penerima
bantuan 90,48 % (Telkom Sustainability Report 2009).
Program CSR PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dipegang oleh suatu unit
divisi yang disebut Community Development Center (CDC), yang berlokasi di
Kantor Pusat PT. Telekomunikasi Indonesia, yaitu di Bandung. Program yang
telah direncanakan dan ditetapkan oleh CDC ini kemudian diteruskan ke berbagai
provinsi di Indonesia yang disebut Divisi Regional (Divre). Di Divisi Regional
program CSR, khususnya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, akan
dilaksanakan oleh CDA (Community Development Area), dan kemudian
diteruskan ke Kandatel di berbagai daerah, yang akan ditangani oleh divisi CDSA
(Commmunity Development Sub Area).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
CDSA di setiap daerah berfungsi sebagai penanggung jawab, pelaksana dan
penyalur bantuan di daerah yang dinaunginya, berdasarkan strategi yang telah
dirancang oleh CDC, di Kantor Pusat Telkom, Bandung. Selain itu CDSA juga
berperan dalam hubungan eksternal perusahaan, yaitu menjadi penghubung antara
perusahaan dengan masyarakat atau mitra. Sehingga, disamping berfungsi sebagai
pelaksana program PKBL, CDSA juga melaksanakan fungsi dan peran sebagai
Public Relations eksternal perusahaan. Karena, sesuai dengan definisi menurut
Cutlip-Center-Broom, CDSA melakukan usaha terencana untuk mempengaruhi
pandangan melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab
berdasarkan komunikasi dua arah yang saling memuaskan, yaitu antara
perusahaan dengan mitra dan masyarakat yang dibantu.
Pelaksanaan program CSR ini bukan hanya berpengaruh pada pandangan yang
baik saja, melainkan juga mampu menumbuhkan loyalitas dan perhatian
masyarakat mengenai isu-isu yang berkembang tentang Telkom. Masyarakat
bukan hanya perduli dengan hal-hal yang bersangkutan dengan program
kemitraan dan berpengaruh pada usahanya, tetapi juga pada isu-isu lain yang
dihadapi oleh Telkom. Hal ini sangat terasa terutama pada mitra binaan yang telah
lama bergabung menjadi mitra. Contohnya pada saran Gitani, seorang mitra
Telkom, dalam menanggapi isu bahwa salah satu produk Telkom, yaitu Flexi akan
melakukan merger dengan Esia :
“Untuk Telkom, kalau bisa Flexi itu jangan merger dengan Esia. Biar tetap berdiri sendiri saja. Saya pikir juga sangat tidak perlu. Esia itu kan sudah besar sendiri, pelanggannya juga banyak, tidak perlu gabung sama Bakrie.” (Gitani KH, wawancara 12/12/2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Kedekatan hubungan antara masyarakat dengan Telkom dapat
mengembangkan hubungan mutualisme dan sikap saling peduli. Hal ini tidak
lepas dari peran officer CDSA Surakarta dalam membina hubungan dan
komunikasi timbal balik dengan masyarakat di daerah yang menjadi naungannya.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian mengenai
pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh CDSA Surakarta dan
penjelasan tentang kekuatan dan kelamahan program tersebut, berdasarkan
tanggapan masyarakatpenerima bantuan.
1. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh CDSA
Surakarta
Dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan CDSA merupakan
penghubung komunikasi antara masyarakat dengan manajemen perusahaan.
CDSA menjadi saluran yang menghimpun saran serta keluhan masyarakat
untuk menjadi pertimbangan manajemen dan menjadi evaluasi program.
Hubungan dengan manajemen CDA, Divre IV dilaksanakan setidaknya dalam
setiap triwulan, untuk menyampaikan laporan perkembangan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan di Kota Solo.
CDSA Surakarta juga perlu menjaga komunikasi dengan masyarakat
sasaran program secara berkesinambungan agar terjalin hubungan yang
harmonis dan saling menguntungkan. Hal ini sejalan dengan teori mengenai
fungsi PR sebagai jalan penengah bagi public internal dan eksternal oleh S.
Black en Melvin L. Sharpo dalam Rumanti (2002: 35) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Fungsi PR adalah memelihara, mengembang-tumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah. PR bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan organisasi yang mendasar dan menginformasikan kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian, yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur, jelas dan objektif.
CDSA Surakarta memiliki ruang lingkup se-eks karesidenan Surakarta,
yaitu Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Klaten.
Namun saat ini CDSA Surakarta telah dipercaya untuk berikutnya dapat
menaungi wilayah yang lebih luas, yaitu hingga Ungaran, Salatiga dan
Ambarawa.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di CDSA Surakarta dijalankan
oleh 3 orang, yaitu :
a. Officer I : Agus M. Munajat
Tugas utama officer I adalah sebagai penanggung jawab pelaksanaan
Program Kemitraan dan Bina lingkungan di CDSA Surakarta.
b. Officer II : Irsan Gunardi
Officer II memiliki tugas dalam hal penagihan pembayaran angsuran
Program Kemitraan
c. Administrasi : Rahma
Tugas staff administrasi ini mengurusi segala macam hal administrasi
yang berkaitan dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Namun pada pelaksanaannya, segala macam tugas dalam program ini,
seperti survey, monitoring, penagihan, serta penyerahan bantuan, dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
secara bersama-sama demi mencapai tujuan bersama. Meskipun penanggung
jawab utama tetap sesuai dengan jabatan massing-masing. Banyaknya jumlah
mitra yang dibina serta kegiatan dalam bina lingkungan membutuhkan kerja
sama agar semua kegiatan dapat berlangsung dengan lancar dan tepat waktu.
Penerapan fungsi PR di CDSA dalam program kemitraan, sesuai dengan
lima pokok tugas PR menurut Rumanti dalam bukunya Dasar-Dasar Public
Relations (2002: 39-40) :
a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi kepada publik.
Segala informasi dari pusat kepada mitra binaan menjadi tanggung
jawab officer Telkom. Informasi seputar kemitraan ini umumnya
adalah informasi tentang program pembinaan, seperti pelatihan dan
pameran. Informasi dapat diberikan baik melalui telepon maupun
surat, bergantung apakah membutuhkan respon konfirmasi atau
bersifat undangan.
b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum masyarakat.
Officer Telkom harus mengantisipasi perubahan lingkungan dan selalu
tanggap atas perubahan lingkungan agar dapat berjalan selaras, tidak
saling mengganggu. Segala masalah dan gangguan dalam lingkungan
harus senantiasa dianalisis dan dicari solusi. Sehingga CDSA dapat
terus menjaga citra baik organisasinya dan mendapat dukungan kuat
dari lingkungan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Telkom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
melaksanakan monitoring secara berkala terutama pada mitra binaan
yang mengalami masalah atau kendala, agar segera dapat diambil
solusi demi kelancaran program.
c. Memperbaiki citra organisasi.
Officer Telkom sebagai pelaksana program yang langsung
berhubungan dengan masyarakat, bertanggung jawab dalam membina
hubungan yang baik dan membentuk pencitraan yang baik tentang
perusahaan. Selain itu officer juga harus bisa menunjukkan bahwa
perusahaan dapat dipercaya, memiliki kekuatan dan mengadakan
perkembangan secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil
wawancara, officer Telkom selama ini menjaga hubungan baik dengan
mitra.
“Citra PT Telkom sangat bagus, perhatian pada pendidikan, setahu saya staffnya juga bagus, kehidupannya sepertinya sangat terjamin.” (Khomariyatun, wawancara 12/12/2010)
d. Tanggung jawab sosial. PR merupakan instrument untuk bertanggung
jawab terhadap semua kelompok yang berhak mendapat tanggung
jawab tersebut. Program Bina Mitra merupakan wujud tanggung jawab
sosial Telkom pada masyarakat, khususnya dalam membantu UKM
agar menjadi tangguh dan mandiri. Dengan pinjaman modal dengan
bunga rendah dan program pembinaan, wiraswasta dapat
mengembangkan usahanya agar menjadi lebih maju, lebih besar dan
dapat memperluas wilayah pemasaran. Berikut penjelasan Irsan
Gunardi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
“Program ini kan untuk membantu ekonomi kerakyatan. Kami bisa menjangkau hingga ke desa-desa. Sehingga UKM yang kadang takut ke Bank, karena bunga tinggi, dengan berbagai persyaratan dan sangsi kalau belom bisa membayar. Program ini bisa sangat membantu masyarakat, karena dengan bunga ringan, dan untuk pembayaran pun lebih mudah, karena keterlambatan pun tidak ada sanksi, jadi bisa menjadi solusi untuk masyarakat yang ingin mengembangkan usaha.” (Irsan Gunardi, wawancara 8/12/2010)
e. Komunikasi. PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus yaitu
komunikasi timbal balik.
Officer CDSA merupakan bagian penting dalam komunikasi antara
perusahaan dengan mitra binaan. Informasi dari pusat dibagikan
kepada mitra dan segala opini, kendala dan masalah yang disampaikan
oleh mitra dihimpun untuk disampaikan kepada manajemen
perusahaan agar menjadi masukan bagi perusahaan dan ditanggapi
penyelesaiannya. Komunikasi yang dilaksanakan bersifat dua arah,
sehingga terjadi kesepahaman dalam membina hubungan yang saling
menguntungkan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Dominick, bahwa
PR harus memberikan perhatian pada pikiran dan perasaan
khalayaknya pada perusahaan.
Lebih lanjut pembahasan mengenai pelaksanaan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan oleh CDSA Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Program Kemitraan
Program Kemitraan di CDSA Surakarta sudah mulai dilaksanakan
sejak tahun 2002. Program Kemitraan merupakan bentuk kepedulian
Telkom dalam membantu Usaha Kecil dan Menengah agar mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
1) Bentuk Bantuan
Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam pkbl.co.id, Bentuk
program kemitraan di Telkom berupa bantuan pinjaman dana, yang
berupa modal kerja, pembelian barang-barang modal, atau pinjaman
khusus untuk jangka pendek. Selain itu, Telkom juga memberikan
berbagai macam bentuk pembinaan untuk meningkatkan kemampuan
kewirausahaan serta memperluas wilayah pemasaran para mitra.
Sektor Usaha yang dapat diberikan bantuan pinjaman adalah
Industri, Jasa, Perdagangan , Peternakan, Perikanan, Pertanian,
Perkebunan dan Jasa lainnya.
Wilayah persebaran yang menjadi tanggung jawab CDSA Solo
terutama adalah Se-eks Karesidenan Surakarta, yaitu Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Wonogiri, Sragen. Namun
berdasarkan data program kemitraan CDSA Surakarta, terdapat
beberapa mitra di daerah lain yang juga diserahkan kepada CDSA
Surakarta. Mitra tersebut diantaranya berasal dari Blora, Jepara, Pati,
dan Semarang.
Menurut data Program Kemitraan Telkom Sejak tahun 2002 hingga
saat ini telah tercatat 1353 mitra binaan dengan jumlah total dana yang
telah disalurkan oleh CDSA Surakarta sebesar 27,057 M. Dengan
Rincian:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 3.1 Penyaluran Dana Program Kemitraan
No Jenis Usaha Jumlah Dana Bantuan 1 Industr i 156 3.702.000.000 2 Perdagangan 607 11.899.000.000 3 Pertanian 12 283.500.000 4 Peternakan 47 898.500.000 5 Perikanan 2 70.500.000 6 Jasa 526 10.129.100 7 Lainnya/ Koperasi 7 270.000.000 Total 1353 27.057.000.000
Sumber : Data CDSA Surakarta
2) Syarat dan Sistem Bantuan Pinjaman
Kriteria Usaha Kecil yang dapat mengikuti program ini adalah: a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau; b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar; c) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar
d) Berbentuk badan usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi
e) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.
f) Belum pernah dan tidak sedang mendapat bantuan pembinaan dari BUMN dan institusi sejenis yang lain
Tata cara mengajukan pinjaman :
a) Mengajukan Proposal permohonan bantuan pinjaman yang memuat : · Data pribadi sesuai KTP · Data Usaha (Bentuk Usaha, alamat usaha lengkap RT/RW,
Desa/Kelurahan,Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi, Mulai Mendirikan Usaha, Jumlah Tenaga Kerja)
b) Data Keuangan meliputi Laporan Keuangan/Catatan Keuangan 3 bulan terakhir, Rencana Penggunaan dana Pinjaman
c) Melampirkan : · FC KTP Suami/Istri atau identitas lainnya. · FC Kartu Keluarga. · Pas Photo ukuran 3X4-Keterangan Serba Guna dari
Kelurahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
· Gambar / Denah Lokasi Usaha. · FC Rekening Bank / Buku Tabungan. · Laporan Keuangan Praktis (diisi pada formulir aplikasi). · Surat Pernyataan tidak sedang mendapatkan pinjaman dari
BUMN/ perusahaan lain
(pkbl.telkom.co.id)
Program kemitraan diadakan setiap Triwulan, sehingga untuk
penerimaan mitra secara resmi diterima setiap 3 bulan sekali. Program
berlaku selama 2 tahun setiap periodenya. Setiap mitra dapat
mengajukan hingga 3 periode, yaitu selama enam tahun. Berikut
penuturan Agus:
“Program bina mitra ini memiliki jangka waktu 2 tahun. Setiap mitra dapat mengajukan hingga 3 periode (2 th x 3 periode). Setelah mitra menerima bantuan, mitra akan mulai membayar angsuran 2 bulan berikutnya. Jadi kalo terima Desember 2010 mulai mengangsur Februari 2011. Besarnya angsuran juga dipengaruhi dengan perkiraan omset usaha masing-masing mitra” (Agus, wawancara 1/10/2010)
Sebagai jaminan, mitra diwajibkan untuk menyertakan jaminan.
Hal ini untuk mengantisipasi agar mitra tidak lari dari tanggung jawab.
Telkom menyarankan agunan yang diberikan dalam bentuk BPKB.
Setelah melakukan wawancara dengan para mitra, mereka pun
menggunakan agunan dalam bentuk BPKB. Berikut penuturan mereka:
“Saya pake surat kendaraan. Mobil…” (Endy Wijanarko, wawancara 17/1/2011)” Mitra Binaan yang telah disetujui proposalnya, mempunyai
kewajiban sebagai berikut :
a) Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN Pembina;
b) Menyelenggarakan pencatatan/pembukuan dengan tertib;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
c) Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati;
d) Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada BUMN Pembina.
3) Alur Pelaksanaan Program Kemitraan
Alur tugas yang dilaksanakan Divisi CDSA dalam program
kemitraan ini adalah :
a) Menerima proposal
Program kemitraan Telkom dibuka setiap triwulan. CDSA akan
menghimpun semua proposal yang masuk dan melakukan
pengecekan kelengkapan persyaratan yang telah dikirimkan
oleh para calon mitra.
b) Survey kelayakan usaha
Setelah lolos kelengkapan persyaratannya, officer CDSA akan
melakukan survey langsung ke lokasi usaha calon mitra.
Survey berfungsi untuk mengetahui apakah usaha tersebut
benar-benar ada, apakah usaha tersebut merupakan milik calon
mitra sendiri, dan mengetahui kebutuhan mitra. Berikut
penjelasan Agus :
“Setelah proposal siap dan syarat-syarat lengkap, CDSA solo akan mensurvey kelayakan usaha. Saat survey akan dilihat apakah mereka layak mendapat bantuan dan dinilai besarnya pinjaman yang dapat diberikan” (Agus M.Munajat, wawancara 1/12/2010)
Pada saat survey ini CDSA Telkom juga menentukan jumlah
pinjaman yang dapat disalurkan, berdasarkan penilaian usaha.
Dengan adanya survey, Telkom sebagai pihak yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
memberikan bantuan berusaha memahami apa yang menjadi
kebutuhan calon mitra sehingga terjadi kesepahaman dan rasa
saling percaya.
c) Mengirimkan proposal ke CDC
Usaha yang dinyatakan layak untuk menerima bantuan akan
diteruskan proposalnya ke pusat. Pusat yang akan menentukan
apakah pengajuan pinjaman tersebut diterima atau tidak.
Selama ini sebagian besar pengajuan proposal oleh para calon
mitra disetujui, hanya saja jumlahnya terkadang tidak dapat
disetujui penuh. Berikut keterangan Irsan :
“Biasanya yang tidak disetujui itu karena mereka tidak jujur. Misalnya ternyata usahanya itu bukan usahanya sendiri. Ada juga yang mengajukan misal 100 juta. Setelah kita ajukan ke pusat ternyata tidak disetujui secara penuh. Kandananya juga terbatas, selain itu juga dilihat kondisi atau jenis usahanya juga. Ternyata tidak bisa keluar penuh (100 juta). Malah dia (calon mitra) yang tidak mau. Katanya karena dapatnya cuma sedikit, tidak cucuk” (Irsan Gunardi, wawancara 8/12/2010)
Hal ini juga dibenarkan oleh Gitani:
“Setahu saya semua pengajuan bisa disetujui, asal usahanya benar. Dulu itu saya disetujui sekitar 50% dari pengajuan. Kalau kakak saya hampir 100% disetujui, tapi kebetulan memang yang diajukan kakak saya tidak sebesar punya saya” (Gitani, wawancara 12/12/2010)
d) Menyalurkan pinjaman program Kemitraan
Proposal yang telah mendapat persetujuan untuk mendapatkan
pinjaman, lalu disalurkan kepada para mitra binaan. Bantuan
ini berlaku selama dua tahun setiap periodenya. Mitra dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
mengajukan pinjaman hingga 3 periode. Besarnya bunga
adalah 6% setiap tahun.
Bantuan diserahkan kepada mitra setiap triwulan pada acara
“Pembekalan dan Penyaluran Dana Kemitraan”. Pada acara
tersebut sebelum menandatangani kontrak terdapat pembekalan
mengenai Program Kemitraan.
e) Monitoring
Untuk menjaga hubungan dengan para mitra, mengetahui
peningkatan usaha mitra binaan dan mengatasi masalah atau
kendala dalam program kemitraan, officer CDSA juga
melakukan monitoring. Monitoring ini diutamakan dilakukan
pada mitra yang memiliki kendala pada masalah pembayaran
angsuran, agar dapat dicari solusi bagi usaha mitra tersebut.
Seperti penjelasan Agus berikut ini :
“Dengan melakukan kunjungan pada mitra binaan untuk dapat komunikasi. Bila ada masalah dapat diambil kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah, untuk berikutnya apakah butuh pendampingan.” (Agus M. Munajat, wawancara 1/12/2010)
f) Penagihan
Penagihan yang dilaksanakan oleh officer II CDSA bersifat
sebagai pengingat. Karena sistem pembayaran angsuran
pinjaman adalah autodebet. sehingga setiap bulan angsuran dari
para mitra secara otomatis akan masuk ke Telkom. Penagihan
dilakukan bila setelah melewati batas pembayaran, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
tanggal 10 angsuran dari mitra belum diterima Telkom.
Penagihan dapat dengan reminding call, reminding letter atau
reminding sms, namun biasanya yang sering digunakan adalah
reminding call.
Berikut penuturan Ghofar :
“Sistem pembayannya Telkom itu auto-debet, dulu saya pernah sempat terjadi ada gangguan sehingga nama saya belum tercatat, itu saya ditelpon, tapi setelah diurus ternyata memang terjadi kesalahan, tapi itu juga tidak ada sangsi.” (Ghofar Ismail, wawancara 16/12/2010).
Dalam program kemitraan ini, kendala yang umum dialami
adalah ketika mitra mengalami kemacetan dalam membayar
angsuran pinjamannya.
Terdapat 3 kriteria kredit macet :
· Kurang lancar : 3 bulan tidak mengangsur
· Diragukan : 6 bulan tidak mengangsur
· Macet : lebih dari 6 bulan
Bagi yang kreditnya sudah macet biasanya dilakukan
reschedulling atau conditioning, untuk menambah waktu
perpanjangan pinjaman. Namun Telkom hanya mengingatkan
ketika memang ada mitra yang terlambat membayar angsuran,
jadi sifatnya bukan pencegahan / preventif. Officer Telkom
juga tidak pernah melakukan paksaan, atau ancaman, karena
memang fungsinya hanya sebagai pengingat agar mitra tertib
melaksanakan kewajibannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Berikut penjelasan Telkom:
“Kendala utama pastinya kalau ada yang macet. Kami hubungi tiap bulan. Kadang juga didatangi langsung ke lokasi. Tapi kami kan ada reminding call, letter dan sms, bisa juga door to door. Tapi kami juga tidak ada paksaan. Karena memang kami bukan debt collector juga ya. Jadi sifatnya hanya sebagai pengingat saja. Apalagi, memang disini tidak ada sangsi atau denda untuk yang telat.” (Irsan Gunardi, wawancara 8/12/2010)
Menurut penjelasan pihak Telkom, terdapat beberapa mitra
yang kurang tertib. Bahkan ada mitra yang pinjamannya sudah
lebih dari 3 periode, itu berarti mitra tersebut telah melewati
batas waktu maksimal yang diberikan oleh perusahaan.
Menurut penjelasan officer II, biasanya mitra yang kurang
tertib dalam membayar angsuran tersebut adalah mitra yang
usahanya kurang lancar, sedang mengalami masalah dalam
usahanya atau bangkrut :
“Biasanya kalau sampai berhenti gitu karena usahanya macet, tidak berkembang, atau malah bangkrut.” (Irsan Gunardi, wawancara 8/12/2010)
g) Memberikan informasi pada mitra binaan
Segala informasi dari manajemen CDC mengenai program
kemitraan disampaikan kepada para mitra oleh CDSA.
Informasi ini biasanya adalah tentang adanya kegiatan seperti
pelatihan dan pameran. Informasi disampaikan kepada mitra
melalui surat, telepon atau sms. Biasanya untuk informasi
membutuhkan respon yang cepat informasi ini disampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
melalui telepon. Namun ada pula informasi atau undangan
kegiatan yang menggunakan surat resmi.
4) Bentuk-bentuk Pembinaan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, program Bina Mitra
Telkom tidak hanya berwujud bantuan pinjaman modal, tetapi juga
berupa pembinaan. Berikut penjelasan mengenai kegiatan pembinaan
program kemitraan :
a) Pembekalan
Pembekalan diberikan pada saat awal seseorang diterima
menjadi mitra. Sebelum tanda tangan kontrak, calon mitra akan
diberikan pembekalan keuangan, administrasi, hubungan
internal dengan Telkom, dan pembekalan rohani. Pembekalan
biasanya dilaksanakan Kandatel Solo.
“Dulu sebelum pencairan dana ada seperti sharing, untuk pembekalan tentang usaha yang digeluti, tapi tidak spesifik, jadi usaha secara umum, ada tentang manajemen, keagamaan dan macam-macam.” (Gitani, wawancara 12/12/2010)
b) Pelatihan Kewirausahaan
Untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan, Telkom
berinisiatif memberikan pelatihan kewirausahaan. Dalam
pelatihan ini mitra diberikan pengetahuan tentang ilmu
manajemen, pembukuan, pemasaran, marketing, serta kiat-kiat
sukses. Telkom juga kerap menghadirkan pembicara yang
merupakan pengusaha-pengusaha sukses, untuk membagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pengalaman dan ilmunya, serta memberikan motivasi kepada
mitra binaan untuk dapat mengembangkan usahanya agar
menjadi lebih maju.
“Pernah. Sekali, sehari penuh dulu di Semarang… Disana dikasi pengalaman-pengalaman tentang orang kerja, untuk jadi wiraswasta yang baik, yang bisa sukses” (Prihatin Budi Wibowo, wawancara, 11/12/2010)
Pelatihan Kewirausahaan pada Tahun 2010 ini sudah
dilaksanakan 5 kali, di Telkom Divisi Regional IV, Semarang.
Lokasi pelaksanaan ini menjadi kendala bagi beberapa mitra,
sehingga mereka melewatkan kesempatan ini karena kesibukan
masing-masing. Mitra berharap pelatihan ini dapat
dilaksanakan di Surakarta, jadi kemungkinan mereka untuk
hadir lebih tinggi.
“Iya. Sebenarnya saya dapat undangan untuk pelatihan kewirausahaan. Tapi saat itu saya tidak bisa datang, jadi saya tidak bisa ikut. (Endy Wijanarko, 13/12/2010) “Sebenarnya saya dapat undangan juga dulu. Tapi kan tempatnya di Semarang. Saya tidak ada waktu, karena selain jauh, disini juga ada banyak kerjaan yang sulit ditinggal jadi saya tidak ikut.” (Syamsul Huda, 11/12/2010)
c) Pelatihan Khusus
Yang dimaksud pelatihan khusus, disini adalah pelatihan
tentang suatu keahlian di bidang usaha tertentu. Contohnya
seperti pelatihan tata boga, pelatihan otomotif, dan pelatihan
internet. Untuk pelatihan ini tentu saja yang dapat ikut adalah
mitra yang memiliki bidang usaha sejenis. Selain itu setiap kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
diberi jatah jumlah tertentu untuk mengirimkan mitra
binaannya.
Tahun 2010 ini terdapat 3 Pelatihan khusus yang diadakan
oleh Divre IV Telkom, wilayah Jateng-DIY, yaitu “Pelatihan
Kewirausahaan dan Tata Boga” yang dihadiri oleh 4 mitra
binaan CDSA Surakarta; “Pelatihan Manajemen dan
Keterampilan Membatik” dihadiri oleh 10 mitra binaan CDSA
Surakarta; serta “Pelatihan otomotif” yang dihadiri oleh 9 mitra
binaan CDSA Surakarta. Peserta yang berhak mengikuti
dipilih oleh CDSA secara bergilir. Berikut penjelasan Agus:
“…untuk pelatihan ini memang tidak semua dapat ikut. Telkom yang menentukan siapa saja yang dapat mengikuti, dilihat dari jenis usahanya juga. Jadi mitra yang hadir adalah mitra yang diundang, secara gratis.” (Agus M. Munajat, wawancara 1/12/2010)
d) Pameran
Telkom juga memfasilitasi para mitra binaannya untuk dapat
melakukan pameran. Pameran yang biasa diadakan adalah
pameran untuk handycraft dan batik. Untuk ikut dalam
pameran pun Telkom tidak tanggung dalam memberikan
fasilitas, karena Telkom memberikan biaya transportasi dan
menyediakan akomodasi bagi mitra di Kota diadakannya
pameran. Karena biasanya pameran tingkat Nasional diadakan
di Kota Jakarta. Namun mitra binaan yang berkualitas juga bisa
mendapat kesempatan untuk ikut serta dalam pameran hingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
tingkat internasional. Pameran bukan hanya bermanfaat untuk
penjualan produk, tapi akan jauh lebih bermanfaat secara
jangka panjang jika dimaksimalkan sebagai sarana bagi para
mitra untuk memperluas daerah pemasarannya.
Tahun 2010 ini Telkom telah mengirimkan 25 mitra binaannya
untuk mengikuti 8 pameran dalam lingkup lokal dan nasional.
Pameran tersebut antara lain adalah:
· Gelar Karya PKBL BUMN 2010
· Pameran Indonesia Art, Craft Tourism (ACT)
· Pameran Purwodadi Expo 2010
· Pameran IBBEX 2010 (Indonesian Business BUMN
Exhibition)
· Pameran Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat
(GKPM) Expo & Award 2010
· Pameran Micro Financing PKBL BUMN 2010
· Pameran Sempurna Expo 2010
e) Sarasehan
Sarasehan merupakan suatu kegiatan yang diadakan Telkom
untuk menjadi wadah komunikasi para mitra binaan dari
berbagai daerah. Melalui sarasehan ini, mitra dapat saling
berbagi pengalaman dan memperluas jaringan usahanya.
Sarasehan juga menjadi solusi bagi mitra yang bermasalah.
f) Pendampingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk
menyertakan mitra binaan dalam mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas
kehidupan yang lebih baik. Pendampingan merupakan bentuk
hubungan antara pengusaha yang dipandang lebih
berpengalaman atau lebih professional dengan mitra binaan,
untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar mitra
yang didampingi dapat berkembang dan mandiri.
Program pendampingan ini juga dapat difungsikan sebagai
solusi bagi mitra yang bermasalah dalam usahanya.
5) Manfaat Program Kemitraan menurut Mitra Binaan
Program kemitraan ini mendapat pandangan yang positif dari para
mitra. Mitra merasa bahwa program ini sangat membantu UKM,
terutama bagi masyarakat yang baru saja memulai usaha. Dengan
bunga yang ringan mitra dapat memperoleh manfaat yang besar bagi
usahanya. Pinjaman dana dan pelatihan yang diberikan dapat sangat
membantu mitra untuk dapat mengembangkan usahanya agar bisa
menjadi besar. Apalagi jika dibandingkan dengan pinjaman dari Bank.
Proses yang berbelit dan berbagai ketentuan persyaratan membuat
masyarakat takut meminjam uang di bank. Program kemitraan ini bisa
menjadi solusi masyarakat untuk mengembangkan usahanya.
Mitra juga memandang program ini sangat berjasa bagi
pembangunan daerah, serta meringankan beban pemerintah. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
munculnya para wiraswasta, akan menghasilkan masyarakat yang
mandiri. Masyarakat dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu, bila
usaha telah menjadi besar, dapat menjadi lapangan kerja bagi
masyarakat sekitarnya. Sehingga akan lebih banyak tenaga kerja yang
terserap. Pemerintah pun akan jauh lebih terbantu, karena kehidupan
masyarakat menjadi lebih baik. Berikut kesan dari para mitra mengenai
manfaat Program Kemitraan Telkom:
“Kesan saya itu sangat bagus, kegiatan ini kalau bisa diperluas lagi itu lebih bagus lagi. Kalau program ini dikembangkan bisa sangat membantu pemerintah, karena banyak orang yang bisa mandiri, kalau usahanya hebat bisa membantu pemerintah lagi, karena lebih banyak karyawan yang terserap.” (Ghofar Ismail, wawancara 16/12/2010)
“Menambah modal. Karena ada modal tambahan, usaha juga dapat berkembang, melalui pelatihan mitra juga bisa tahu tentang manajemen.” (Gitani, wawancara 12/12/2010)
b. Program Bina Lingkungan
Program bina lingkungan merupakan pemberdayaan kondisi sosial
masyarakat oleh BUMN. Pelaksanaan program bina lingkungan di CDSA
Surakarta selama 2008-2009 tidak terlalu aktif, baru tahun 2010 mulai aktif
lagi. Menurut officer Telkom, bantuan yang paling sering diberikan berupa
sarana pendidikan untuk sekolah, lingkungan dan bantuan untuk Masjid.
Sasaran Bantuan program Bina Lingkungan Telkom CDSA Surakarta
adalah se-eks Karesidenan Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
1) Bentuk Bantuan
Bantuan yang dapat diberikan, sesuai dengan kebijakan Telkom,
adalah berupa sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan
kesehatan, sarana dan prasarana umum (lingkungan) atau untuk sarana
ibadah.
2) Syarat dan Sistem Bantuan
Tata cara pengajuan menurut ketentuan Telkom adalah:
a) Mengajukan Proposal permohonan bantuan yang memuat : · Data Pemohon ( perorangan,kelompok,lembaga, atau
panitia) · Data Progress Kegiatan Objek Calon Penerima Bantuan · Rencana Penyelesaian Pekerjaan atau Kegiatan · Rencana Kebutuhan Dana dari Pekerjaan atau Kegiatan
secara rinci · Surat Pengantar Permohonan Bantuan ke Telkom dari
Calon Penerima Bantuan (baik perorangan, kelompok, lembaga, atau panitia)
b) FC Rekening Bank dari Penanggung jawab/Ketua Panitia/Atau yang dikuasakan dari pihak Pemohon Bantuan
Bantuan ini umumnya diberikan berdasarkan pengajuan proposal
dari masyarakat atau instansi yang berkaitan. Jadi Telkom membuka
kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengajukan permohonan
bantuan. Bisa disimpulkan bahwa program bina lingkungan ini
sifatnya tidak hanya melalui inisiatif dari Telkom saja. Namun karena
memang tidak diinformasikan secara meluas, tidak banyak masyarakat
yang mengetahui tentang program ini. Biasanya masyarakat tahu dari
karyawan Telkom atau diri para mitra binaan Telkom.
3) Alur Pelaksanaan Program Bina Lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Pelaksaanaan Program Bina Lingkungan lebih singkat alurnya bila
dibandingkan dengan Program Kemitraan.
a) Menerima Proposal
Dalam Program Bina Lingkungan juga ini CDSA akan
menghimpun semua proposal yang masuk dan melakukan
pengecekan kelengkapan persyaratan yang telah dikirimkan
oleh masyarakat.
b) Mengirim proposal ke CDC
Segala proposal pengajuan bantuan dikirim ke CDA untuk
kemudian diteruskan ke CDC, Telkom Pusat. Penentuan
apakah proposal tersebut akan mendapatkan bantuan menjadi
keputusan Telkom Pusat.
c) Menyerahkan bantuan
Bantuan kepada masyarakat diserahkan langsung oleh officer
Telkom di lokasi penerima bantuan. Sehingga masyarakat tidak
perlu mengurus untuk pengambilan bantuan.
“Itu dulu Pak Irsan dan Pak Agus yang langsung datang kesini menyerahkan. Waktu itu saya juga tidak menyangka Telkom mau datang langsung, apalagi manajernya juga ikut datang. Sebelumnya saya kan telpon ke Telkom, mau tanya, bantuannya bisa saya ambil kapan, jam berapa. Dari Telkom malah bilang tidak usah, nanti setelah ashar Telkom akan datang untuk langsung mengantar komputernya. Saya kaget juga, Telkom kok mau sampai mengantar langsung, dan itu langsung sama manajer, jadi bukan sekedar menyuruh orang mengantar saja, tapi langsung dari pihak Telkomnya sendiri. (Khomariyatun, wawancara 15/1/2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
“…Apalagi (Telkom) mau langsung datang untuk menyerahkan bantuan, kan kadang kalau di tempat lain, kita mengajukan permohonan bantuan itu kan repot, untuk pencairan dana nya kadang lama, harus memenuhi syarat ini itu. Kadang sampai didatangi beberapa kali itu tetap belum keluar, meskipun dinyatakan acc mendapat bantuan. Tapi kalau di Telkom, saya merasa sangat dimudahkan. Mereka yang datang langsung, ada surat tanda terima, setelah itu kita tinggal buat LPJ nya.” (Jaka Santosa, wawancara 15/1/2011)
d) Menerima LPJ dari penerima bantuan
Setelah menerima bantuan, penerima wajib membuat Laporan
Pertanggung Jawaban kepada Telkom.
“Sudah, setelah diberi kemarin kami langsung menyiapkan laporan pertanggung jawaban.” (Gitani, 12/12/2011) “… Kan memang kita juga ada kewajiban untuk membuat LPJ.” (Khomariyatun, wawancara 15/1/2011)
4) Manfaat Program Bina Lingkungan menurut Penerima
Bantuan
Program Bina Lingkungan ini sangat membantu pembangunan
daerah. Bahkan daerah yang terpencil pun dapat merasakan
manfaatnya. Seperti Dukuh Parit yang terletak di Desa Karang Pelem,
Sragen. Mereka telah mendapatkan bantuan untuk pengecoran jalan
dan juga penyediaan sarana pendidikan di PAUD (Pendidikan Anak
Usaha Dini) Kasih Bunda II. Meskipun bantuan yang diberikan
Telkom tidak penuh sesuai dengan permohonan yang diajukan, namun
bantuan tersebut telah dapat meringankan dan memberikan manfaat
bagi masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
“Kami sangat berterimakasih sekali atas bantuan yang diberikan oleh Telkom, karena Telkom sangat memperhatikan pendidikan.” (Khomariyatun, 12/12/2010) Masyarakat sangat berharap agar Telkom meneruskan program ini
dan senantiasa meningkatkan kualitas program serta meningkatkan
jumlah bantuan yang bisa diberikan pada masyarakat. Berikut
penuturan penerima bantuan :
“Mudah-mudahan bisa selalu mengembangkan (Program Bina Lingkungan-red). Dan kalau bisa mengajukan lagi, mudah-mudahan nanti Telkom mau menerima lagi.” (Khomariyatun, 12/12/2010) Pak Gitani, perwakilan dari PAUD Kasih Ibu II juga sepaham
mengenai hal ini :
“Bisa diteruskan dan ditingkatkan, kalau bisa lebih banyak bantuan lagi. Syukur kalau nanti bisa, ketika kami butuh sarana lagi, kalau mengajukan bisa disetujui lagi.” (Gitani KH, 12/12/2010)
2. Kekuatan dan Kelemahan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
oleh CDSA Surakarta
a. Kekuatan
Kekuatan yang dapat mendukung keberhasilan dari program ini
adalah:
1) Kecakapan officer Telkom dalam memberikan pelayanan.
Officer Telkom cakap dalam membina komunikasi yang baik dan
hubungan baik dengan para mitra binaan dan masyarakat yang
dibantu. Sehingga baik mitra maupun masyarakat yang dibantu
merasa nyaman berhubungan dengan Telkom. Bahkan, mitra yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
telah lama bergabung merasa officer CDSA Surakarta sudah
layaknya keluarga sendiri.
Menurut Hubeis, efektivitas PR di dalam pembentukan citra sangat
berkaitan dengan kemampuan dan kecakapan pelaksana program
dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual
maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi dan
manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya untuk
mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup
penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin
hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan
identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur,
hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan
mentalitas masyarakat.
Berikut penuturan masyarakat sasaran Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan :
“Sangat baik. Mereka itu sangat ramah, dan ketika datang semua juga baik. Apalagi mau langsung datang untuk menyerahkan bantuan…” (Jaka Santosa, wawancara 15/1/2011)
Berikut penjelasan Ghofar mengenai pelayanan Telkom dalam
menanggapi masalah:
“Mereka menanggapi baik. Cepat tanggap. Jadi ketika ada masalah mereka mau melayani saat itu juga. Tidak menunda-nunda atau menghindar, sehingga kita juga tidak khawatir.” (Ghofar Ismail, wawancara 15/1/2010)
2) Bunga rendah dan agunan mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Bunga yang dibebankan kepada mitra binaan adalah 6% per tahun,
dengan tanpa sangsi keterlambatan, sehingga ini meringankan
beban para mitra binaan. Hal ini sangat memberi kemudahan bagi
UKM yang sedang mulai merintis usaha. Selain itu agunan yang
digunakan sebagai jaminan pinjaman mudah. CDSA Telkom tidak
terlalu mempermasalahkan jika nilai agunan yang digunakan
kurang dari pinjaman yang diberikan.
“Sedikit, itu masih lebih murah kalau dibanding tempat lain. Kalau di bank kan pasti jauh lebih besar.” (Prihatin Budi Wibowo, 11/12/2010) “Kalau kelebihannya, menurut saya untuk pinjaman dari BUMN bunganya ini sangat kecil, apalagi bagi pemula usaha. Hal ini sangat membantu. Kalau dibanding tempat lain, ini jauh lebih murah.” (Gitani KH, wawancara 12/12/2010)
“Sangat membantu. Karena bunganya tidak berat…” (Syamsul Huda, wawancara 11/12/2010) Gitani juga menuturkan bahwa agunan yang digunakan dalam
mengajukan pinjaman di Telkom sangat mudah. Telkom tidak
mempermasalahkan ketika agunan yang digunakan nilainya lebih
rendah daripada pinjaman yang diberikan. Padahal, menurut
ketentuan seharusnya nilai agunan lebih tinggi dari pinjaman yang
diterima mitra. Hal ini berarti bahwa Telkom membangun rasa
kepercayaan juga kepada mitranya. Hal ini akan menjadi positif,
bila ditanggapi oleh masyarakat dengan menjaga kepercayaan, dan
meningkatkan tanggung jawabnya kepada Telkom, sehingga
timbul loyalitas dari mitra dan menumbuhkan sikap saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
menguntungkan antara perusahaan dengan mitra. Namun hal ini
juga bisa berdampak negatif, jika disalahgunakan oleh masyarakat,
untuk tujuan yang tidak bertanggung jawab. Berikut ini penjelasan
Gitani :
“…Telkom itu agunan nya mudah. Memang sebenarnya yang dianjurkan memang BPKB. Sebenarnya kalau dihitung, motor saya itu juga tidak sepadan sama uang yang saya pinjam. Karena saya dapat 20 juta, padahal motor saya cuma 9 juta. Tapi dari Telkom juga sama sekali tidak mempermasalahkan hal ini. Telkom membina kepercayaan dengan para mitra, sehingga hal ini juga menimbulkan rasa tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi dari para mitra.” (Gitani KH, wawancara 12/12/2010)
3) Persyaratan yang mudah serta tanpa biaya administrasi
Dalam pengajuan pinjaman bergulir Program Kemitraan maupun
bantuan Program Bina Lingkungan, persyaratan dan ketentuan
yang harus dipenuhi tidak rumit dan relatif mudah untuk dipenuhi.
Sehingga mudah untuk diikuti oleh masyarakat.
“Syaratnya itu hanya proposal, yang menuliskan permohonan bantuan, perincian untuk apa saja. Terus ada surat permohonannya sama data diri, KTP, seperti itu. Tidak susah, tidak banyak juga.” (Khomariyatun, wawancara 15/1/2011) “Tidak ada kesulitan, memang sejak dikasih tahu syarat-syaratnya saya tertarik karena memang mudah, saya bisa penuhi semua. Kan kaya tentang kekayaan bersih, tidak menerima dari BUMN lain, usahanya harus jalan dulu setahun, itu saya sudah lolos. Untuk syarat yang dilampikan itu juga Cuma proposal saja, sama data diri, tidak ada masalah. Sangat mudah menurut saya.” (Ghofar Ismail, 17/1/2011)
Selain itu untuk mengajukan proposal, masyarakat tidak dipungut
biaya administrasi apa pun. Sehingga bantuan yang disalurkan
merupakan bantuan bersih tanpa potongan biaya apapun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
“Benar. Memang selama ini tidak pernah ada biaya apapun.” (Endy Wijanarko, wawancara 17/1/2011) “Tidak ada sama sekali. Tidak ada pungutan biaya. Hanya tinggal memenuhi syarat saja.” (Ghofar Ismail, wawancara 15/1/2011)
4) Proses cepat dan mudah
Proses dalam pelayanan pengajuan proposal oleh para officer cepat
dan mudah. Masyarakat yang ingin mengajukan proposal tidak
perlu mengurus hingga berjam-jam atau bahkan berhari-hari dan
tidak perlu ke berbagai pos untuk pengajuan proposal ini. Karena
segala hal yang berhubungan dengan PKBL dilayani di satu
tempat, yaitu di Kantor CDSA Surakarta.
“Oh tidak lama. Cepat kok. Kan hanya menyerahkan proposal, ditanya-taanya tentang usahanya, terus kelengkapan surat dan syarat-syaratnya.” (Endy Wijanarko, wawancara 17/1/2011) “Cepat. Waktu itu saya Cuma antri satu orang, ya normal saja. Langsung ditanggapi. Cepat sih saya rasa, tidak berbelit-belit, kan memang cuma di satu bagian itu saja (hanya di Ruangan CDSA). Tidak yang harus, ke bagian ini, mbayar disana, minta ini kesana, yang harus ke banyak bagian gitu. Jadi tidak ribet.” (Ghofar Ismail, wawancara 15/1/2011)
Selain itu respon akan proposal yang diajukan pun cepat
ditanggapi. Sehingga calon mitra tidak terlalu lama menunggu
kepastian jawaban. Begitupula proses untuk pengajuan bantuan
bina lingkungan. Proses tunggu hingga mendapat jawaban adalah
sekitar 1-3 bulan, hal ini juga tergantung waktu pengajuan dari
masyarakat. Program Telkom sendiri untuk Program Kemitraan
mengeluarkan bantuan setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Program Bina Lingkungan diberikan sesuai dengan kebijakan
Telkom Pusat.
“…Prosesnya juga sangat cepat, tidak seperti kalau di pemerintah, kalau mengajukan biasanya lama ditanggapinya.” (Khomariyatun, 12/12/2010)
“Dulu sekitar 1 bulan. Itu tergantung kita mengajukannya kapan. Kan kalau dari Telkom setiap 3 bulan ada. Kalau mau cepet ya mendekati program itu ada lagi.” (Prihatin Budi Wibowo, wawancara 17/1/2011)
“Kalau untuk sampai keluar dana itu paling lama 3 bulan, kan sistemnya triwulan, jadi kalau sudah telat, harus nunggu yang triwulan berikutnya. Paling cepat itu bisa sebulan cair. Itu tergantung program dari Telkomnya, kita masukin proposalnya kapan.” (Gitani KH, wawancara 15/1/2011)
“… Karena kalau mengajukan ke Pemda itu biasanya lama sekali. Kadang diajukan awal tahun, bisa jadi diresponnya akhir tahun. Berbulan-bulan, repot. Dan jarang bisa disetujui. Kadang dari pusat turun ke Pemda nanti yang disalurkan juga sudah tidak penuh lagi. Kena potongan-potongan. Kalau Telkom ini cepat dan mudah, juga jujur.” (Jaka Santosa, wawancara 12/12/2010)
5) Berbagai bentuk program pembinaan
Dalam program kemitraan, mitra binaan memperoleh keuntungan
berupa berbagai bentuk pembinaan secara gratis. Melalui
pembinaan ini mitra dapat memperoleh pengetahuan untuk
mengembangkan usahanya.
“…Selain itu, dengan adanya pelatihan, pameran, ini menunjukkan bahwa Telkom sangat memperhatikan mitranya.” (Gitani KH, wawancara 12/12/2010)
6) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dapat mencapai daerah-
daerah terpencil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Sesuai dengan Data Program Kemitraan 2010 dan Data Program
Bina Lingkungan Telkom CDSA Surakarta triwulan IV Tahun
2010, persebaran bantuan Telkom telah mencapai daerah-daerah
terpencil. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat hingga yang berada di
daerah pelosok dan terpencil, yang kurang mendapat perhatian dari
pemerintah. Hal ini dapat sangat bermanfaat bagi pemerataan
pembangunan di Indonesia.
b. Kelemahan
1) Tidak adanya sanksi tegas bagi keterlambatan
Tidak adanya sanksi yang diberikan oleh Telkom pada bina mitra,
disamping merupakan hal positif, juga dapat menjadi hal yang
negative, jika hal ini dipandang oleh mitra sebagai suatu
kesempatan untuk lari dari tanggung jawab. Mengingat agunan
yang digunakan sebagai penjamin tidak begitu dipermasalahkan
oleh Telkom. Terkadang agunan yang diberikan nilanya kurang
dari pinjaman yang diberikan. Bila usaha mitra mengalami
hambatan, dikhawatirkan mitra akan lari dari tanggung jawabnya
untuk mengembalikan pinjaman.
2) Pelatihan masih jarang diadakan ada di daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Pembinan berupa pelatihan-pelatihan, selama ini dilaksanakan di
Semarang, hal ini menjadi kendala bagi mitra di daerah untuk
dapat mengikuti program terbut. Meskipun biaya telah disediakan,
mitra Telkom merasa akan lebih efektif jika terdapat pelatihan
yang diadakan di berbagai daerah.
Berikut penuturan mitra:
“Kalau kekurangannya kalau bisa pelatihan itu di Solo atau tiap wilayah itu ada, jadi masi bisa dijangkau.” (Syamsul Huda, wawancara 11/12/2010)
3) Kegiatan promosi belum dapat memberi wadah bagi berbagai
macam jenis usaha
Promosi yang selama ini diadakan berbentuk pameran yang
sebagian besar diperuntukkan bagi jenis usaha perdagangan
terutama untuk usaha yang bergerak di bidang handycraft dan
batik. Sehingga untuk usaha lain belum memiliki wadah untuk
dapat mempromosikan dan menjual usahanya.
“Kalau kekurangan, ya itu tadi, karena usaha saya jasa jadi tidak pernah memungkinkan untuk dipromosikan” (Endy Wijanarko, wawancara 13/12/2010) “Mungkin karena jenis usaha saya kan jasa las, jadi juga tidak mungkin dipromosikan atau untuk penjualan macam-macam. Setahu saya yang kaya gitu (dibantu promosi/penjualan/pameran-red) biasanya souvenir atau batik, atau produk-produk yang memang dijual, bukan jasa.” (Syamsul Huda, 11/12/2010)
4) Kurangnya Publikasi
Selama ini informasi hanya diberikan melalui media internet, yaitu
situs resmi Telkom. Sehingga informasi tentang kegiatan CSR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Telkom terutama program Bina Lingkungan belum dapat
diketahui masyarakat banyak. CDSA Telkom belum melaksanakan
konferensi pers, namun pada saat ada kegiatan besar Telkom
menghubungi pers. Sedangkan untuk kegiatan penyaluran bantuan
yang kecil, Telkom jarang menginformasikan kepada pers.
Penjelasan oleh Irsan menanggapi hal ini :
“Kami memang jarang memanggil wartawan. Kalau dulu ada Pak Eko di bagian administrasi yang sering meng-upload berita tentang kegiatan-kegiatan PT Telkom di Solo. Jadi ketika ada kegiatan, pasti banyak wartawan yang datang untuk menanyakan acaranya seperti apa. Tapi sekarang Pak Eko sudah pensiun, dan hingga kini belum ada penggantinya. Kalau sekarang belum tahu tugas itu dipegang siapa. Belum ada yang menggantikan. Jadi kalau sekarang memang tidak begitu banyak tulisan-tulisan tentang PT Telkom Solo di media.” (Irsan Gunardi, wawancara 8/12/2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
CDSA Surakarta dalam Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan juga memerankan fungsi-fungsi sebagai Public Relations eksternal.
Pelaksanaan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Cutlip-Center-Broom,
yaitu CDSA melakukan usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan melalui
karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab berdasarkan
komunikasi dua arah yang saling memuaskan, yaitu antara perusahaan dengan
mitra dan masyarakat yang dibantu.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh officer CDSA Surakarta dalam
tugasnya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rumanti mengenai
tanggung jawab praktisi PR, yaitu penyampai informasi, monitoring, memperbaiki
citra, melaksanakan tanggung jawab sosial dan melakukan komunikasi.
Dalam pelaksanaan program ini terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan.
Kekuatan yang dirasakan oleh mitra binaan adalah bahwa officer CDSA sangat
baik dalam memberikan pelayanan, sehingga mitra, terutama yang telah lama
bergabung merasa seperti keluarga sendiri; persyaratan yang mudah serta tanpa
biaya administrasi; proses yang cepat dan mudah, sehingga permohonan yang
masuk, baik proposal program kemitraan maupun bina lingkungan, segera
diproses dan mendapat jawaban. Selain itu bila dilihat dari penyebaran
wilayahnya program ini dapat menjangkau hingga daerah yang berada di daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
pelosok dan terpencil yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Dari segi
sistem program kemitraan Telkom sendiri, terdapat beberapa kelebihan yaitu
bunga pinjaman yang rendah, tanpa sanksi keterlambatan, serta berbagai bentuk
pembinaan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mitra, serta
membantu dalam promosi penjualan.
Sedangkan kelemahan dalam pelaksanaan program ini adalah tidak adanya
sanksi bagi keterlambatan, yang dapat merugikan perusahaan jika dipandang oleh
mitra sebagai suatu kesempatan untuk lari dari tanggung jawab mengingat Telkom
memberikan banyak kemudahan; pembinan berupa pelatihan-pelatihan selama ini
dilaksanakan di Semarang, hal ini menjadi kendala bagi mitra di daerah untuk
dapat mengikuti program terbut; promosi yang selama ini diadakan berbentuk
pameran sehingga belum dapat mewadahi berbagai jenis usaha; serta kurangnya
publisitas pada pers/media mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan, sehingga
program ini kurang mendapat awareness oleh masyarakat luas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa, maka penulis dapat memberi
saran bagi CDSA Surakarta PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan penelitian
yang selanjutnya, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi CDSA Surakarta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Program PKBL memiliki berbagai kekuatan dan peluang untuk dapat
berhasil menjadi pelopor dalam penerapan tanggung jawab sosial
perusahaan di Asia, sesuai dengan misi CSR yang telah dirumuskan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
namun hal ini perlu ditunjang dengan pelaksanaan yang maksimal dari
masing-masing CDSA.
CDSA Surakarta dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan telah dapat membangun hubungan yang baik dengan
masyarakat yang dibantu. Supaya hubungan baik serta kesan baik dari
masyarakat tetap terjaga, Telkom perlu terus menjaga kualitas serta
beruasa meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan, sebagai saran, CDSA Surakarta
perlu lebih memperhatikan publikasi kepada pers/media, agar dapat
meningkatkan awareness masyarakat, khususnya di Surakarta, mengenai
program ini. Officer CDSA Surakarta juga perlu mengusulkan kepada
manajemen pusat agar pelatihan dapat diadakan di daerah, sehingga lebih
menarik antusias para mitra. Kegiatan promosi perlu dipertimbangkan
solusinya agar dapat memberi wadah bagi berbagai macam usaha,
mengingat ada berbagai macam jenis usaha yang dibantu Telkom dalam
Program Kemitraan.
2. Bagi Penelitian selanjutnya
Dalam penelitian ini, peneliti masih memiliki beberapa kelemahan.
Keterbatasan waktu penelitian membuat penelitian ini kurang
mendapatkan informasi secara lengkap. Selain itu peneliti masih belum
dapat menggali pertanyaan kepada para informan secara mendalam
sehingga data yang diperoleh belum dapat maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
a. Bagi penelitian berikutnya, peneliti sebaiknya melakukan penelitian
dalam waktu yang cukup (tidak terburu-buru), sehingga dapat
melakukan cross-check kepada para informan hingga data yang
dipeoleh lebih valid dan mendalam, apalagi dalam penelitian kulitatif
sangat memungkinkan bagi seorang peneliti untuk melakukan
wawancara hingga berkali-kali. Selain itu keterbukaan dan keahlian
dalam menggali pertanyaan sangat penting dalam menghadapi
berbagai macam karakter informan.
b. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan mengenai strategi komunikasi
dalam program Corporate Social Responsibility (CSR), yang meneliti
bagaimana perencanaan, proses, pelaksanaan dan evaluasinya.
Sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih mendalam mengenai
program CSR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
DAFTAR PUSTAKA
Afdhal, Fuad. Tips & Trik Public Relation. 2004. Jakarta: Grasindo
Anogara, Pandji. Manajemen Bisnis. 1997. Jakarta : Rineka Cipta
Anggoro, Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. 2002. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. 2002.Jakarta:Rineka Cipta
Carroll, Archie B. and Ann K. Buchholtz. Business and Society: Ethics and Stakeholder Management. 2008
Irianta, Yosal. Community Relations: Konsep dan Aplikasinya. 2004. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Jefkins, Frank. Public Relation. 1996. Jakarta: Erlangga
Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. 1994. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Keraf, A. Sonny. Etika bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. 2008. Yogyakarta: Kanisius
Moleong, Lexy J . Metode Penelitian Kualitatif. 2002. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moore, H. Frazier. HUMAS-Membangun Citra dengan Komunikasi. 2005. Badung : PT. Remaja Rosdakarya
Morissan, M.A., Manajemen Public Relations.2008.Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Purba, Adi Surya. Corporate Social Responsibility di Indonesia. 2010. docstoc.com
Riswandi. Ilmu Komunikasi. 2009. Yogyakarta : Graha Ilmu
Rumanti, Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relation : Teori dan Praktik. 2002. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Saidi, Zaim dan Hamid Abidin . Menjadi Bangsa yang Pemurah : Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. 2004. Jakarta : Piramedia
Soemirat, Soleh, dan Elvinaro Ardianto. Dasar-dasar Public Relation. 2005.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sutopo, HB. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2002. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, Implementasi. 2008. Malang : In-Trans Publishing
Yunus, Muhammad.Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan. 2008. Jakarta: Gramedia.
Jurnal Internasional :
Lee, Yoon-Jo and Kim Sora. Media Framing in Corporate Social Responsibility : A Korea-U.S. Comparative Study. 2010. International Journal of Communication
Stole, Inger L. Philantrophy as Public Relations: A Critical Perspective on Cause Marketing. 2008. International Journal of Communication
Petkoski, Djordjija and Twose, Nigel (Ed). Public Policy for Corporate Social Responsibility. 2003. The World Bank Institute
Internet :
csrindonesia.com/data/articles/20070717110541-a.pdf,10 Februari 2010
csrreview-online.com
customerrelations.wordpress.com/tugas/tugas-7/, 1 Oktober 2010
ekatjiptafoundation.org/index.php?id=26, 1 Oktober 2010
mamrh.wordpress.com/2008/07/21/53/ , 10 Februari2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=112197,10 Januari 2010
http://www.korantempo.com/korantempo/cetak/2007/12/14/headline/krn.20071214.118276.id.html
http://regional.kompas.com/read/2010/10/11/14572646/Walhi.Serukan.Lepas.Saham.PT.Freeport
http://www1.kompas.com/read/xml/2009/07/16/1249228/kekerasan.di.papua.akibat.ketidakadilan.pt.freeport
pkbl.telkom.co.id
telkom.co.id
Sumber Lain :
Citra Perusahaan. Imam Mulyana, www.e-iman.uni.cc
Komunika. Majalah Ilmiah Komunikasi dalam Pembangunan. vol.7, No.1. 2007. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
Sustainability Report PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2009
UU RI No.19 Tahun 2003 Tentang BUMN
UU RI N.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai CSR Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di Surakarta Tahun 2010)
Oleh:
MELISA EMERALDINA D 0206071
SKIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai CSR Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
di Surakarta Tahun 2010)
Oleh:
Melisa Emeraldina
D0206071
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta,31 Desember 2010
Pembimbing,
Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si
NIP. 196902071995122001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai CSR Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
di Surakarta Tahun 2010)
Oleh: Melisa Emeraldina
D0206071
Telah disetujui dan disyahkan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari : Senin Tanggal : 24 Januari 2011
Panitia Ujian Skripsi:
1. Ketua Panitia : Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph. d NIP. 19710217 199802 1 001
2. Sekretaris : Diah Kusumawati, S. Sos, M.Si NIP. 19760101 260812 2 002
3. Penguji : Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si NIP. 196902071995122001
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP 19530128 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skrispsi saya yang berjudul :
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai CSR Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
di Surakarta Tahun 2010)
adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian, serta
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Saya
bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di
kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut bukan
karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta, 30 Desember 2010
Melisa Emeraldina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Kegagalan tidak akan pernah ada
jika kita tidak menginginkannya,
Karena kegagalan adalah ketika kita berhenti berusaha…
Keep fighting!
Bahagia adalah cara kita bersyukur
Dan bersyukur adalah cara kita merasakan kebahagiaan
Keep believing on good things :)
Everything is OK in the end
If it’s not OK,then it’s not the end
Keep smilling ;)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahakan kepada
yang tercinta
kedua orang tua saya
yang telah mendidik dan membesarkan saya
dengan kasih sayang
dan cintanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk (Studi
Deskriptif Kualitatif Mengenai CSR Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di Surakarta Tahun 2010)”,
ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulisa skripsi ini dilatar belakangi oleh meningkatnya kesadaran
perusahaan-perusahaan khususnya di Indonesia akan pentingnya kegiatan
Corporate Social Resposilibility, yaitu suatu wujud tanggung jawab perusahaan
untuk ikut andil dalam kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan sosial dan
perekonomian serta pelestarian lingkungan alam. Kegiatan ini bila dilaksanakan
dengan baik dan merata akan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
sosial di Indonesia, serta dapat menjaga kelestarian alam yang terus dikeruk untuk
kebutuhan manusia. Selain itu, CSR sendiri sesungguhnya merupakan investasi
jangka panjang bagi perusahaan untuk dapat terus hidup dan tumbuh
berkelanjutan di tengah masyarakat dan mendapat dukungan dari masyarakat.
Pelaksanaan CSR berkaitan erat dengan membina hubungan yang harmonis dan
saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat sekitarnya.
Sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia, PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk berhasil dalam kegiatan CSR, terbukti dari berbagai penghargaan
yang diraih dalam pelaksanaan CSR ini. Salah satu program CSR Telkom adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, yang merupakan suatu program untuk
membangun perekonomian dengan membantu UKM agar tangguh dan mandiri
serta bentuk kepedulian terhadap lingkungan sosial masyarakat.
Dalam skripsi ini peneliti membahas tentang bagaimana pelaksanaan CSR
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Telkom di Kota Surakarta oleh
Community Develepment Sub Area (CDSA) Surakarta dan membahas kekuatan
serta kelemahan program tersebut.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak, pada kesempatan ini, dengan hormat penulis haturkan ucapan terima kasih
yang mendalam kepada :
1. Allah SWT yang telah memberi ilmu pengetahuan serta kemudahan untuk
melaksanakan kegiatan ini, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan
baik dan lancar.
2. Drs. Supriyadi ,SN,SU selaku Dekan FISIP UNS.
3. Dra. Prahastiwi Utari, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
UNS.
4. Drs. H. Dwi Tiyanto, S.U. ,selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama kuliah.
5. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si, selaku pembimbing skripsi, yang telah
dengan sabar membantu memberikan saran dan masukan demi perbaikan
skripsi. Serta memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat segera
terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
6. Bapak Agus M. Munajat selaku Officer I CDSA Surakarta yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian, dan memberikan
bimbingan dalam penelitian ini.
7. Bapak Irsan Gunardi sebagai officer II Telkom, CDSA Surakarta, yang
telah banyak membantu dalam penelitian. Mbak Rahma di bagian
administrasi, serta mitra binaan dan masyarakat yang menerima bantuan
program bina lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang telah
membantu peneliti, terimakasih atas kerjasamanya.
8. Yang tercinta Mami, S. Budiartini dan Papi, Drs. Nugroho EP, MM. atas
doa, cinta, dukungan dan motivasi yang selalu diberikan seumur hidup.
Terimakasih atas segala wujud kasih sayang yang telah diberikan selama
ini.
9. Kakak saya, Berlian Ika Fiftina, dan adik saya Safiria Febriani, atas doa
dan dukungan serta perhatian yang selalu diberikan.
10. Sahabat saya, Rendra V. Prakoso, Indah Nur Hayati, Keshia Fatih Karras,
dan Tivanni Citra Nessia yang telah menemani dan memberikan
pengalaman berharga selama ini. Terimakasih atas semangat, senyum, dan
perhatian kalian.
11. Teman-teman terbaik saya, Dian Nurdina, Riska Finnaliawati dan seluruh
teman di CLEO, Rere, Nikky, Faradyan, Yuni, Tiento, Mbak Nanda. Saya
bersyukur menjadi bagian dari kalian. Dan untuk Naomi, terimakasih telah
menjadi teman diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
12. Keluarga besar Marching Band Sebelas Maret, yang telah memberikan
banyak sekali pengalaman berharga. Sangat banyak hal yang saya dapat
disana dan sangat banyak momen yang tidak mungkin saya lupakan.
13. Teman-teman Komunikasi 2006. Terimakasih atas kerjasama dan
semangat selama kuliah. Semoga kelak kita semua akan menjadi orang
yang sukses.
14. Keluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.
Surakarta, 30 Desember 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
ABSTRAK
Melisa Emeraldina, D02060071, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai CSR Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di Surakarta Tahun 2010), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Januari 2011
Corporate Social Responsibilty merupakan program yang sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan (corporate sustainability). Karena keberlangsungan perusahaan bertumpu utama pada kepercayaan masyarakat. Melalui kepercayaan masyarakat tersebut suatu perusahaan dapat terus hidup, mengembangkan produk dan jasanya. CSR menjadi suatu wujud investasi jangka panjang perusahaan untuk dapat membina hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. Salah satu perusahaan yang sukses dalam menyelenggarakan program CSR adalah PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, perusahaan ini terbukti telah memperoleh berbagai penghargaan dalam program CSR.
Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, khususnya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang dilaksanakan pada tingkat Kandatel (Kantor Daerah Telekomunikasi), oleh Community Development Sub Area (CDSA) Surakarta, serta untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam program tersebut pada tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan dari penelitian ini adalah officer CDSA Surakarta dan sasaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan se-eks karesidenan Surakarta. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik wawancara, observasi dan menggunakan sumber data tertulis. Proses analis data dengan menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman yaitu meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah (1) Bahwa pelaksanaan CSR Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berkaitan erat dengan kegiatan eksternal relation. CDSA Surakarta selain berperan sebagai pelaksana juga berperan sebagai PR yang melaksanakan fungsi penyampai informasi, monitoring, memperbaiki citra, melaksanakan tanggung jawab sosial dan melakukan komunikasi (2) Pelaksanaan program ini memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dirasakan oleh mitra binaan adalah bahwa officer CDSA sangat baik dalam memberikan pelayanan; persyaratan yang mudah serta tanpa biaya administrasi; proses yang cepat dan mudah; program ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
menjangkau hingga pelosok; bunga pinjaman yang rendah; serta berbagai bentuk pembinaan Sedangkan kelemahan dalam pelaksanaan program ini adalah tidak adanya sanksi bagi keterlambatan; pembinan berupa pelatihan-pelatihan belum diadakan di daerah; promosi yang selama ini diadakan berbentuk pameran sehingga belum dapat mewadahi berbagai jenis usaha; serta kurangnya publisitas pada pers/media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRACT
Melisa Emeraldina, D02060071, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk (Qualitative Descriptive Study About CSR, Partnership and Community Development Program of PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk in Surakarta in 2010), Skripsi, Department of Communication, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sebelas Maret, Surakarta, Januari 2011.
Corporate Social Responsibility program is very important for the corporate
sustainability. Because the company relies primarily on the sustainability of public trust. Through a trust from the society, company can continue to live, develop products and services. CSR becomes a form of long-term investments for companies to foster a harmonious relationship with its environment. One of the companies that succeed in implementing a CSR program is PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, the company has proven to have gained numerous awards in CSR programs.
In this research, the researcher have goals to find out how the implementation of CSR activities in Telekomunikasi Indonesia Tbk, especially in Partnership and Community Development Program, held at the Kandatel (Regional Office of Telecommunications), by the Community Development Sub Area (CDSA) Surakarta, and to know the strengths and weaknesses of this program in 2010.
This research used descriptive qualitative method. The informants of this research was CDSA officers Surakarta, and targets of the Partnership and Community Development Program at residency of Surakarta. Sampling method used was purposive sampling. While data collecting technique used, is interview technique, observation and using documentations. Analysts process data using an interactive model of Miles and Huberman which includes data reduction, data presentation and conclusion.
The conclusions of this research are(1) That the implementation of CSR and Community Development Partnership Program is closely related to external relations activities. CDSA Surakarta in addition to acting as executor also serves as a public relations exercise its functions in the information, monitoring, improving corporate image, implementing social responsibility and carry out communication (2) The implementation of this program has some strengths and weaknesses. The strenght that is felt by the community is that the officer CDSA very good in providing services; easy requirements and without any administrative costs; quick and easy process, the program can reach up to remote areas; low interest loans, and various forms of guidance. While weakness in the implementation of this program is the absence of sanctions for the delay; pembinan form of training has not been held in the region; promotion that had
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
been held in the form of exhibition that can not accommodate the various types of businesses, as well as the lack of publicity in the press / media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................................... xi
ABSTRACT ............................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
D. Manfaat penelitian ................................................................................... 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
E. Kerangka Teori dan Pemikiran ................................................................ 9
1. Public Relations ................................................................................... 9
2. CSR (Corporate Social Responsibility) ............................................. 16
F. Batasan Konseptual ................................................................................ 26
1. Corporate Social Responsibility ........................................................ 26
2. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ........................................ 27
3. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. .................................................. 28
G. Metodologi Penelitian ............................................................................ 29
1. Jenis Penelitian .................................................................................. 29
2. Lokasi Penelitian ............................................................................... 30
3. Teknik Penarikan Sampel .................................................................. 30
4. Informan Penelitian ........................................................................... 30
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32
H. Teknik Analisis Data.............................................................................. 35
BAB II DESKRIPSI LOKASI .................................................................................. 39
A. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk .......................................... 39
B. Profil PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. ............................................ 42
C. Corporate Social Responsibility PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 54
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ....................................................... 59
A. Data Informan Penelitian ....................................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
B. Penyajian Hasil Penelitian ..................................................................... 65
1. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh
CDSA Surakarta..................................................................................... 70
2. Kekuatan dan Kelemahan Program kemitraan dan Bina
Lingkungan oleh CDSA Surakarta ........................................................ 93
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 101
A. Kesimpulan .......................................................................................... 101
B. Saran .................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 105
LAMPIRAN .............................................................................................................. 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Manfaat Pelaksanaan Program CSR bagi Perusahaan…………………….6
Tabel 1.2 Paradigma CSR…………………………………………………………………………………24
Tabel 1.3 Kegiatan Corporate Social Responsibility……………………………………..26
Tabel 2.1 Penghargaan Telkom Bidang CSR………………………………………………….58
Tabel 3.1 Penyaluran Dana Program Kemitraan…………………………………………….76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hubungan Perusahaan dengan Stakeholders………………………………….19
Gambar 1.2 Hubungan Antar ‘Triple P’……………………………………………………………..25
Gambar 1.3 Skema Model Analisis Interaktif…………………………………………………….38
Gambar 2.1 Logo PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk……………………………………….43
Gambar 2.2 Bagan Visi, Misi dan Strategi CDC………………………………………………..56