Keperawatan dewasa

42
TUGAS KEPERAWATAN DEWASA I INTERVENSI DAN PEMBEDAHAN TERAPEUTIK OLEH DESLIEWI. NUBATONIS (01.09.00064) DIANA TRESTANTI NOMLENI (01.09.00065) KELAS: KEPERAWATAN A SMESTER : IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

description

KEPERAWATAN

Transcript of Keperawatan dewasa

Page 1: Keperawatan dewasa

TUGAS KEPERAWATAN DEWASA I

INTERVENSI DAN PEMBEDAHAN TERAPEUTIK

OLEH

DESLIEWI. NUBATONIS (01.09.00064)

DIANA TRESTANTI NOMLENI (01.09.00065)

KELAS: KEPERAWATAN A

SMESTER : IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

KUPANG

2011

Page 2: Keperawatan dewasa

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan hadirat TYME karena atas

bimbingan dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul ”intervensi pembedahan dan terapeutik teknik pernapasan,

fisoterapi dada dan postural drainase, terapi oksigen, mempertahankan jalan

napas, ventilasi mekanik, ches tubes dan siste drainase dada, pembedahan

thoraks” dengan baik. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk

pemenuhan tugas matakulia keperawatan Dewasa.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak karena itu banyak terima penulis sampaikan kepada seluruh

pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kritik saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan makala ini dan mudah – mudahan dapat bermanfaat bagi

kita semua

Kupang, Maret 2011

penulis

Page 3: Keperawatan dewasa

DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknik pernapasan

B. Fisioterapi dada

C. Postural drainase

D. Terapi oksigen

E. Mempertahankan jalan napas

F. Ventilasi mekkanis

G. Ches tubes dan Trakeotomi

H. Pembedahan thoraks dan drainase postural

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Keperawatan dewasa

BAB I

PENAHULUAN

A. LATAR BEELAKANG

Dengan kemajuan alat – alat teknologi khususnya dalam bidang

kesehatan membuat masyarakat tidak resah lagi kalau – kalau mereka sakit

dan harus menggunakan alat – alat teknologi tersebut. Sistem pernafasan

merupakan kebutuhan dasar manusia dan sangat penting bagi kita untuk

mempertahankannya. Jika pernapsan terganggu maka aktifitas kitapun akan

terganggu pula. Oleh karena itu, perawat harus mampu menjelaskan prosedur

yang benar kepada pasien dan perawat harus mampu menggunakan alat – alat

teknologi tersebut dengan baik.

Berbagai modalitas pengobatan digunakan ketika merawat pasien dengan

berbagai tipe gangguan pernapasan pilihan modalitas ini didasarkan pada

gangguan oksigenasi dan apakah terdapat masalah dengan ventilasi gas, difusi

gas,atau keduanya. Terapinya berkisar dari modalitas sederhana non invasive

(terapi oksigen dan nebulaser, fisioterapi dada, latihan ulang pernapasan )

sampai tindakan yang sangat invasive dan kompleks (instubasi, ventilasi

mekanis, pembedahan ) pengkajian dan penatalaksanaan pasien gangguan

penapasan sangat baik dilakukan pendekatan yang digunakan adalah

multidisiplin dan kolaboratif.

Untuk mempertahankan penapasan yang efektif akan di butuhkan

beberapa prosedur bagi oran – orang mengalami gangguan pernapasan,

selanjutnya akan di bahas dalam isi makalah ini.

Page 5: Keperawatan dewasa

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang intervensi

pembedahan dan terapeutik pada gangguan pernapasan

2. Tujuan Khusus

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang teknik

pernapasan

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang fisioterapi

dada dan postural drainase

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang terapi

oksigen

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang

mempertahankan jalan napas

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang ventilasi

mekanik

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang ches tubes

dan sistem drainase dada

Dapat mengerti dan memahami serta menjeaskan tentang

pembedahan thoraks

Page 6: Keperawatan dewasa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

INTERVENSI PEMBEDAHAN DAN TERAPEUTIK

Berbagai modalitas pengobatan digunakan ketika merawat pasien dengan

berbagai tipe gangguan pernapasan pilihan modalitas ini didasarkan pada

gangguan oksigenasi dan apakah terdapat masalah dengan ventilasi gas, difusi

gas,atau keduanya. Terapinya berkisar dari modalitas sederhana non invasive

(terapi oksigen dan nebulaser, fisioterapi dada, latihan ulang pernapasan )

sampai tindakan yang sangat invasive dan kompleks (instubasi, ventilasi

mekanis, pembedahan ) pengkajian dan penatalaksanaan pasien gangguan

penapasan sangat baik dilakukan pendekatan yang digunakan adalah

multidisiplin dan kolaboratif

1. TERAPI OKSIGEN

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yaqng lebih

tinggi dari yang di temukan dalam atmosfer lingkungan

Tujuan diberikan terapi oksigen adalah untuk memberikan transport

oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernapas dan

mengurangi stress pada miokardium

Transport oksigen ke jaringan tergantung pada factor – factor seperti

curah jantung,kandungan oksigen arteri, konsentrasi hemoglobin yang adekuat

dan kebutuhan metabolic semua factor ini harus diingat ketika

mempertimbangkan terapi oksigen

Terapi oksigen sering digunakan pada pasien dengan hipoksemia

(penurunan tekanan oksigen arteri dalam darah )

Page 7: Keperawatan dewasa

Ada 4 metode pemberian oksigen

1. kanula nasal

kanula nasal digunakan ketika pasien membutuhkan kosentrasi oksigen

aliran rendah sampai sedang dimana keakuratan yang persis tidak penting.

Metode ini secara relative sederhana memungkinkan untuk dapat bergerak

bebas di tempat tidur, berbicara, makan tanpa mengganggu aliran oksigen.

Kecepata aliran yang berlebihan 6 – 8 liter/menit dapat menyebabkan

pasien untuk menelan udara dan menyebabkan iritasi dan kekeringan nasal

serta mukosa faring

2. kateter orofaring

kateter orofaring jarang digunakan tetapi mungkain saja diresepkan untuk

terapi ajngka pendek untuk memberikan oksigen dengan kosentrasi rendah

sampai sedang. Metode ini dapat menyebabkan iritasi mukosa nasal

3. Masker oksigen

Masker oksigen dibagi atas 2 yaitu

Masker sederhana

masker sederhana digunakan untuk pasien dengan konsentrasi oksigen

rendah sampai sedang sementara masker pernapasan kembali sebagian

atau tidak bernapas kembali digunakan untuk konsentrasi oksigen yang

tinggi. Masker ini jangan menekan kulit terlalu ketat, karena hal tersebut

akan menyebabkan rasa fobia ruang tertutup; pita elastic yang dapat

disesuaikan tersedia untuk menjamin kenyamanan dan keamanan.

Kantung pada masker bernapas kembali harus tetap mengembang

Selama inspirasi dan ekspirasi

Masker venture

masker venture adalah metode pemberian yang paling akurat dan dapat

diandalkan untuk konsentrasi oksigen yang tepat melalui cara

noninvasive. Masker dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan

Page 8: Keperawatan dewasa

aliran udara ruangan bercampur dengan aliran oksigen yang telah

ditetapkan. Masker ini digunakan terutama bagi pasien dengan PPOM

karena memberikan suplemen oksigen tingkat rendah. Seperti halnya

mediaksi lain oksigen diberikan dengan hati –hati, dan efeknya pada

setiap pasien dikaji dengan cermat. Oksigen adalah medikasi dan,

kecuali dalam situasi kedaruratan, oksigen diberikan hanya bila diminta

oleh dokter

Umumnya, pasien dengan gangguan system pernapasan diberi terapi

oksigen hanya untuk menaikan tekanan oksigen arter (PaO2)

FaKtor-faktor dalam pemberian terapi oksigen

1. Kelebihan oksigen

Kelebihan oksigen dapat menimbulkan efek toksik pada paru-paru dan

system saraf pusat atau dapat menekan ventilasi, sebagai contoh, pada pasien

dengan penyakit paru obstruksi menahun (PPOM), rangsangan untuk

pernapasan adalah penurunan oksigen darah, bukan peningkatan kadar

karbopn dioksida. Dengan demikiann pmberian oksigen dalam konsentrasi

tinggi akan menyingkirkan dorongan bernapas yang sudah dibentuk sebagian

besar oleh tekanan oksigen rendah yang kronis pada pasien akibat penurunan

ventilasi alveolar tersebut dapat menyebabka peningkatan progresif tekanan

karbondioksida (PaCO2) akhirnya mengarah pada kematian.

2. Indikasi ketidakadekuatan oksigenasi yang tidak kentara

Indikasi ketidakadekuatan oksigenasi yang tidak harus diamati ketika

oksigen diberikan dengan metode apa saja. Karena pasien sering dikaji

terhadap kelam pikir,gelisah yang berkembang menjadi letargi, diaphoresis,

pucat, takikardia, dan hipertensi.

Page 9: Keperawatan dewasa

3. Sifat oksigen

Sifat oksigen yaitu kombusi (mudah terbakar), selalu terdapat bahaya api

ketika menggunakan oksigen. Tanda “ dilarang merokok “ harus pasang ketika

digunakan. Peralatan terapi oksigen juga potensial juga sebagai sumber infeksi

silang bakteri dan karenanya selang harus diganti, tergantung pada kebijakan

pengendalian infeksi dan jenis dan jenis peralatan pemberian oksigen

4. Toksisitas oksigen

Oksigen adalah medikasi dan dapat menyebabkan efek samping serius,

seperti hipoentilasi akibat oksigen (di cegah dengan memberikan kecepatan 1-2

liter/menit) dan atelektasis. Bahaya oksigen yang paling serius dan mengancam

adalah toksisitas oksigen, yang dapat terjadi bila diberikan oksigen dengan

konsentrasi tinggi untuk waktu yang lama (lebih dari 48 jam)

2. FISIOTERAPI DADA

Fisioterapi dada termasuk drainase postural, perkusi dan vibrasi dada,

latihan pernapasan dan batuk efektif. Tujuan fisoterapi dada adalah untuk

membuang sekresi bronchial, memperbaiki ventilasi dan meningkatkan efisiensi

oto-otot pernapasan.

Drainase postural

Drainase postural adalah drainase sebagian paru yang dilakukan dengan

mengatur posisi pasien, drainase postural merupakan drainase yang

menggunakan posisi spesifik yang memungkinkan gaya gravitasi untuk

membantu dalam membuang sekresi bronchial

Drainase postural digunakan untuk menghilangkan atau mencegah

obstruksi bronchial yang disebabkan oleh akumulasi sekresi. Apabila drainase

Page 10: Keperawatan dewasa

postural digunakan, pasien dibaringkan secara bergantian dalam posis berbeda

sehingga gaya gravitasi membantu untuk mengalirkan sekresi dari jalan napas

bronchial yang lebih kecil ke bronki yang besar dan trakea sekresi kemudian

dibuang dengan membatukkan

Beberapa posisi unutk drainase postural

Dewasa

• Posisi fowler tinggi

• Duduk di sisi tempat tidur, posisi telentang dengan kepala yang terangkat

• Posisi telentang dengan kepala yang terangkat

• Berbaring miring pada sisi kanan dengan dada yang terangkat di atas bantal

• Berbaring miring pada sisi kiri dengan dada yang terangkat di atas bantal

• Posisi telentang ¾ dengan paru yang menggantung pada posisi

trendeleburg

• Posisi telungkap dengan thoraks dan abdomen yang terangkat

• Posisi telentang dalam posisi trendelenburg

Anak

• Duduk pada pangkuan perawat, sedikit membungkuk ke arah depan yang

fleksi di atas bantal

• Duduk di pangkuan perawat membungkuk ke arah perawat

• Posisi telentang yang berbaring di pangkuan perawat

Intervensi keperawatan

Waspada tentang diagnosis pasien juga lobus-lobus paru pasien yang sakit,

status jaunting dan setiap deformitas structural dinding dan tulang belakang

Aukultasi dada sebelum dan sesudah prosedur untuk membanmtu

mengidentifikasi area yang membutuhkan drainase dan keefektifan tindakan

Page 11: Keperawatan dewasa

Dilakukan dua sampai empat kali sehari, sebelum makan (untuk mencegah

mual muntah dan aspirasi) dan saat waktu menjelang tidur

Jika diresepkan bronkodilator,air, atau salin dapat dinebulisasikan dan

dihirup sebelum drainase postural untuk mendilatasi bronkiolus, mengurangi

bronkospasme, menurunkan kekentalan lender dan sputum dan mengatasi

edema dinding bronchial

Pasien dibuat senyaman mungkin pada setiap posisi dan basin emesis,

cangkir sputum, serta kertas tisu

Pasien diinstrusikan untuk tenang dalam setiap posisi selama 10 sampe 15

menit dan untuk menghirup dengan lambat melalui hidung kemudian

menghembuskan nafas dengan perlahan-lahan dengan bibir yang

dirapatkan untuk membantu mempertahankan jalan napas terbuka sehingga

sekresi dapat dialirkan ketika dalam berbagai posisi

Teknik batuk , saat posisi batuk, pasien diinstruksikan untuk batuk dan

membuang sekresi sebagai berikut:

o Mengambil posisi duduk dan membungkuk sedikit ke depan karena

posisi tegak memungkinkan batuk lebih dekat

o Jaga lutu dan panggul fleksi untuk meningkatkan relaksasi dan

mengurangi tegangan otot-otot abdomen ketika batuk

o Menghirup napas dengan lambat melalui hidung dan

menghembuskannya melalui bibir yang dirapatkan beberapa kali

o Batuk dua kali selama tiap kali ekshalasi ketika mengkontraksi (menarik

ke dalam) abdomen dengan tajam bersamaan dengan setiap kali batuk

o Membebat insisi, dengan menggunakan sanggaan bantal jika diperlukan

sekresi mungkin harus di hisap secara mekanis jika pasien tidak mampu

untuk batuk

Baik juga dilakukan perkusi dan vibrasi dada, untuk melepaskan sekresi

bronkial dan sumbatan mukus yang melekat pada dinding bronkial dan

Page 12: Keperawatan dewasa

bronki serta untuk mengeluarkan mukus dalam arah drainase gaya

grafitasi

Jika sputum berbau busuk, drainase postural di lakukan di ruangan jauh dari

pasien lain dan digunakan pengharum ruangan, menghindari kontarindikasi

dengan pasien lain

3. LATIHAN PERNAPASAN

Latihan ulang pernapasan terdiri atas latihan dan praktik pernapasan yang

dirancang dan dijalankan untuk mencanpai ventilasi yang lebih terkontrol dan

efisien dan untuk mengurangi kerja napas

Latihan ini meningkatkan inflasi alveolar maksimal; meningkatkan relaksai

otot: menghilangkan ansietas ; menyinkirkan pola aktivitas otot-otot pernpasan

yang tidak berguna ;tidak terkoordinasi ;melambatkan frekuensi

pernapasan;dan mengurangi kerja bernapas

Latihan bernapas dibagi atas 2 yaitu :

Pernapasan diafragma

Tujuan pernapasan diafragmatik adalah untuk menggunakan dan menguatka

diaragma selama pernapasan. Pernapasan diafragmatik dapat menjadi

otomatis dengan latihan dan konsentrasi yang cukup

Langkah-langkah :

o Letakan 1 tangan d iatas abdomen (tepat di bawah iga) dan tagan lainnya

pada tengah – tegah dada untuk meningkatkan kesadran diafragma dan

fungsinya dalam pernapasan

o Nafaslah dengan lambat dan dalam melalui hidung biarkan abdomen

menonjol sebesar mungkin

Page 13: Keperawatan dewasa

o Hembuskan napas melalui bibir yang di rapatkan sambil mengencangkan

(mengkontraksi) otot – otot abdomen

o Tekan dengan kuat ke arah dalam dan keatas pada abdomen sambil

menghembuskan napas

o Ulangi selama 1 menit ; ikuti dengan priode istirahat 2 menit

o Lakukan sampai 5 menit beberapa kali sehari (sebelum makan dan waktu

tidur)

Pernapasan bibir dirapatkan

Pernapasan dengan bibir dirapatkan yang memakai transport oksigen,

membantu untuk menginduksi pola napas lamba tdan dalam , dan membantu

pasien untuk mengontrol pernapasan bahkan selama periode stress fisik. Tipe

pernapasan ini mencegah kolaps jaln napas sekunder terhadap kehilangan

elastisitas paru pada emfisema. Tujuan pernapasan bibr dimonyongkan adalah

untuk melatih otot-otot ekspirasi untuk memperpanjang ekshalasi dan

menigkatkan tekanan jalan napas selama ekspirasi, dengan demikian

mengurangi jumlah tahanan dan jebakan jalan napas

Langkah-langkah :

Hirup napas melalui hitung lalu menghitung sampai -3 waktu yang di

butuhkan untuk mengatakan “smell a ros”.

Hembuskan dengan lambat dan rata melalui dinding yang di rapatkan

sambil mengencangkan otot – otot abdomen (merapatkan bibir,

meningkatkan tekanan intratrakeal ; menghembuskan melalui mulut

memberikan tahanan lebih sedikit pada udara yang di hembuskan)

hitung hingga 7 sambil memperpanjang ekspirasi melalui bibir yang di

rapatkan yang di butuhkan untuk mengatakan “blow out the candle”

Sambil duduk di kursi :

o Lipat tangan di atas abdomen

Page 14: Keperawatan dewasa

o Hirup napas melalui hidung sambil menghitung hingga 3

o Membungkuk ke depan dan hembuskan dengan lambat melalui bibir

yang di rapatkan sambil menhitung hingga 7

Sambil berjalan :

o Hirup napas sambil melangkah 2 langkah

o Hembuskan napas melalui bibir yang di rapatkan sambil berjalan 4

atau 5 langkah

4. VENTILASI MEKANIS

Ventilator mekanis adalah alat penapasan bertekanan negative atau

positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberia oksigen selama

waktu yang lama.

Macam-macam ventilasi mekanis

A. Ventilator tekanan negative

Ventilator tekenan negative adalah alat yang mudah digunakan dan tidak

membutuhkan intubasi jalan napas pasien. Ventilator ini digunakan paling

sering untuk pasien dengan fungsi pernapasan borderline akibat penyakit

neuromuscular. Akibatnya ventilator ini sangat baik untuk digunakan di

lingkungan rumah. Terdapat beberapa jenis ventilator tekanan negative: iron

lung, body wrap, dan chest cuirass

b. Ventilator tekanan positif

Ventilator tekanan positif mengembangkan paru-paru dengan mengeluarkan

tekanan positif pada jalan napas serupa dengan mekanis dibawah, dan

dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi.

Ekspirasi terjadi secara pasif.

Page 15: Keperawatan dewasa

Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi.

Ventilator ini digunakan di rumah sakit dan biasa digunakan pada pasien

dengan penuakit paru primer

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik, yaitu :

Obstruksi jalan nafas

Hipertensi

Tension pneumotoraks

Atelektase

Infeksi pulmonal

Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan

gastrointestinal.

Kelainan fungsi ginjal

Kelainan fungsi susunan saraf pusat

Intervensi keperawatan

Tujuan utama bagi pasien yaitu : pertukaran gas optimal; penurunan akumulasi

lendir; tidak terdapat trauma atau infeksi ; pencapaian mobilisasi yang optimal ;

penyesuaian terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan

koping yang berhasil ; dan tidak terjadi komplikasi.

Proses keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik membutuhkan

teknik dan keterampilan interpersonal yang unik, antara lain :

a. Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan

Page 16: Keperawatan dewasa

pertukaran gas dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman

oksigen. Perubahan dalam pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang

mendasari atau factor mekanis yang berhubungan dengan penyesuaian dari

mesin dengan pasien. Tim perawatan kesehatan, termasuk perawat ,

dokter, dan ahli terapi pernafasan , secara kontinu mengkaji pasien

terhadap pertukaran gas yang adekuat , tanda dan gejala hipoksia, dan

respon terhadap tindakan .

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor

yang sangat beragam; tingkat kesadaran, atelektasis, kelebihan cairan,

nyeri insisi, atau penyakit primer seperti pneumonia. Pengisapan jalan nafas

bawah disertai fisioterapi dada ( perkusi,fibrasi ) adalah strategi lain untuk

membersihkan jalan nafas dari kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang

kerusakan intima pohon trakeobronkial.

Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi

mekanik

yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri. Perawat sering

menjadi orang pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian

fisik atau kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan

terjadinya masalah ( pneumotoraks, perubahan letak selang, emboli pulmonal )

a. Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun

kondisi pasien yang mendasari. Perawat harus mengidentifikasi adanya

sekresi dengan auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam. Tindakan untuk

membersihakn jalan nafas termasuk pengisapan, fisioterapi dada,

perubahan posisi yang sering, dan peningkatan mobilitas secepat mungkin.

Page 17: Keperawatan dewasa

Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk membantu

pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan.

Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi, diberikan sesuai dengan

resep untuk mendilatasi bronkiolus.

b. Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang

endotrakea atau trakeostomi. Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa

sehingga hanya sedikit kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang

dalam trakea. Perawatan trakeostomi dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika

diindikasikan karena peningkatan resiko infeksi. Higiene oral sering

dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama kontaminasi paru-

paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah. Adanya selang

nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi

mekanik juga telah mempredisposisikan pasien pada pneumonia

nosokomial akibat aspirasi. Pasien juga diposisikan dengan kepala

dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk mengurangi

potensial aspirasi isi lambung.

c. Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator. Mobilitas

dan aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan

memperbaiki mental. Latihan rentang gerak pasif/aktif dilakukan tiap 8 jam

untuk mencegah atrofi otot, kontraktur dan statis vena.

d. Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan

ventilasi mekanik. Bila keterbatasan pasien diketahui, perawat

menggunakan pendekatan komunikasi; membaca gerak bibir, menggunakan

kertas dan pensil, bahasa gerak tubuh, papan komunikasi, papan

Page 18: Keperawatan dewasa

pengumuman. Ahli terapi bahasa dapat membantu dalam menentuka

metode yang paling sesuai untuk pasien.

e. Meningkatkan kemampuan koping.

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

mengenai ventilator, kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat

bermanfaat. Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk

mengurangi ansietas dan membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit.

Klien mungkin menjadi menarik diri atau depresi selama ventilasi mekanik

terutama jika berkepanjangan akibatnya perawat harus menginformasikan

tentang kemajuannya pada klien, bila memungkinkan pengalihan perhatian

seperti menonton TV, bermain musik atau berjalan-jalan jika sesuai dan

memungkinkan dilakukan. Teknik penurunan stress (pijatan punggung,

tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan memampukan

klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan

ketergantungan pada ventilator.

5. DRAINASE DADA

Drainase dada adalah suatu selang yang dipasang dalam dada untuk

mengeluarkan uadar,cairan atau darah. Sistem drainase dada harus mampu

untuk mengeluarkan apa saja yang tekumpul dalam rongga pleura sehingga

rongga pleura normal dan fungsi kardiopulmonal normal dapat di pulihkan dan

dipertahankan,

system drainase di bagi atas 3 yaitu

1. System water- seal botol tunggal

Ujung selang drainase dari dada pasien dicelupkan dalam air, yang

memungkinkan drainase udara dan cairan dari ruang pleural tetapi tidak

Page 19: Keperawatan dewasa

memungkinkan udara untuk mengalir kembali ke dalm dada. Secara

fungsional, drainase tergantung pada gravitasi dan pada mekanis

pernapasan. Dengan naiknya ketinggian cairan dalam botol, maka menjadi

lebih sulit udara dan cairan untuk keluar dari dada karenanya dapat

ditambahkan pengisap

2. System dua botol

System dua botol terdiri atas bilik water seal yang sama ditambah dengan

pengumpul cairan, drainase mirip dengan unit tunggal, kecuali bahwa ketika

cairan pleural terkumpul, system seal dibawah air tidak terpengaruh oleh

volume drainase.

Drainase yang efektif tergantung pada gaya gravitasi atau pada jumlah

isapan yang ditambahkan kepada system. Ketika vakum (isapan) di

tambahkan ke dalam system dari sumber vakum seperti pengisapan dinding,

hubungan dibuat pada batang vent dari botol underwater-seal. Jumlah

isapan yang diterapkan pada system diatur oleh diameter diniding

3. System tiga botol

System tiga botol adalah serupadalam semua aspek dengan sitem dua botol

kecuali untuk tambahan tiga botol untuk mengontrol jumlah isapan yang

diberikan. Jumlah isapan ditentukan oleh kedalaman sampai mana ujung

tabung kaca vent dicelupkan

Pada sistem tiga botol, drainase tergantung pada gaya gravitasi atau jumlah

vakum dalam system. Hal ini tergantung pada kedalaman sampai mana

selang di celupkan- kedalaman yang lazim adalah 20 cm

PROSEDUR

Tujuan : membuang cairan atau gas dari ruang pleural atau ruang thoraks dan

ruang medistinal, untuk memungkinkan reekspansi paru dan memulihkan fungsi

Page 20: Keperawatan dewasa

kardiopulmonal setelah pembedahan, trauma atau kondisi medis dengan

menetapkan tekanan negatif dalam rongga pleura

• Mengisi bilik water-seal dengan air steril sampai ketinggian yang sama

dengan 2 cm H2O. Drainase water-seal memungkinkan untuk keluarnya

udara dan cairan ke dalam botol drainase. Air berfungsi sebagai segel dan

menjaga udara agar tidak tertarik ke dalam ruang pleura

• Jika di gunakan pengisap, isi bilik botol pengisap dengan air steril sampai

ketinggian 20cm atau sesuai yang di haruskan. Ketinggian air akan

menentukan derajad pengisap yang di gunakan

• Sambungkan kateter drainase dari ruang pleural (pasien) ke selang yang

datang dari bilik pengumpul dari sistem water – seal. Plester dengan baik.

Pada unit sekali pakai, sistem tersebut adalah sistem tertutup, dengan satu

– satunya hubungan ke kateter pasien

• jika di gunakan pengisap, hubungkan selang bilik kontrol pengisap ke unit

pengisap. Tingkat pengisapan di tentukan oleh jumlah air dalam bilik kontrol

pengisap

• Tandai ketinggian cairran awal pada bagian luar unit drainase. Penandaan

ini akan memperlihatkan jumlah kehilangan cairan

• Pastikan bahwa selang tidak menggulung atau mengganggu gerakan

pasien. Dapat menghasilkan tekanan balik.

• Berikan dorongan pasien untuk mencari posisi yang nyaman. Untuk

meningkatkan drainase

• Lakukan latihan rentang gerak untuk lengan dan bahu dari sisi yang sakit

beberapa kali sehari. Membantu mencegah ankilosis bahu dan mengurangi

nyeri serta rasa tidak nyaman

• Arahkan bilik drainase sesuai kebutuhan. Mamudahkan ekspansi cepat

• Pastikan adanya fluktasi dari ketinggian dalam bilik water-seal. Memberikan

indikasi yang bernilai tentang kepatenan sistem drainase

Page 21: Keperawatan dewasa

• Amati terhadap kebocoran. Kebocoran dan terperangkapnya udara dalam

ruang pleural dapat mengakibatkan pneumotoraks tension

• Berikan dorongan pada klien untuk napas dalam dan batuk. Memungkinkan

pengosongan segala penumpukan segala penumpukan dalam ruang pleura

dan membuang sekresi trakeobronkial

• Jika pasien ingin di pindahkan ke area lain, letakan sistem drainase di

bawah ketinggian dada. Drainase harus di jaga pada ketinggian di bawah

dada pasien untuk mencegah aliran balik cairan ke dalam ruang pleural

6. TRAKEOSTOMI

Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat kubang ke dalam trakea

ketika selang indueling di masukan ke dalam trakea

Tujuannya yaitu untuk memintas suatu obstruksi jalan napas atas, untuk

memungkinkan penggunaan ventilasi mekanis jangka panjang, untuk

membuang sekresi trakeobronkial, untuk mencegah aspirasi sekresi oral atau

lambung pada pasien tidak sadar atau paralis (dengan menutup trakea dari

esofagus), untuk mengganti selang endotrakeal

Prosedur

Trakeostomi di lakukan di ruang operasi atau di unit perawtan intensif, lubang di

buat pada cincin trakea ke 2 dan ke 3 setelah trakea terpajan selang

trakeostomi balon dengan ukuran yang sesuai di masukan, selang trakeostomi

di pasang di tempat dengan plester pengencang mengelingngi leher pasien,

kasa segi empat steril di letakan di antara selang dan kulit umtuk menyerap

drainase dan mencegah infeksi

Komplikasi :

Page 22: Keperawatan dewasa

Komplikasi dini ; pendarahan, pneumotoraks, embolisme udara, aspirasi,

emfisema subkutan atau medistinum, kerusakan syaraf laring kambuhan atau

penetrasi dinding trakea posterior

Komplikasi jangka panjang : obstruksi jalan napas akibat akumulasi

sekresi atau protrusi cuff di atas lubang selang, infeksi, ruptur atrteri inominata,

dispagia, fistula trakeoesafagus, dilatasi trakea, atau iskemia trakea dan

nekrosis

Intervensi dan rasional

• Pasien membutuhkan pemantauan dan pengkajian kontinu. Lubang yang

baru saja di buat harus di jaga agar tetap paten dengan pengisapan sekresi

yang sesuai

• Setelah tanda – tanda vital stabil pasien di baringkan dalam posisi semi

fowler, agar memudahkan ventilasi, menggalangkan drainase,

meminimalkan udem dan mencegah regangan pada garis sutura.

• Obat anlgesik dan sedatif di berikan dengan hati – hati, karena efeknya

menekan refleks batuk.

• Sasaran utama asuhan keperawatan dalam trakeostomi adalah untuk

menguranggi kegelisahan pasien dan memberikan suatu cara komunikasi

yang efektif. Penanganan akan membantu mengusir ketakutan akan asfiksia

jika pasien tidak mampu untuk meminta pertolongan.

7. CHEST TUBES (SLANG DADA)

Chest tubes di iinsersikan untuk mengeluarkan udara dan cairan dari

ruang pleura, mencegah udara atau cairan tidak masuk kedalam ruang pleura

PERAWATAN KEPADA KLIEN YANG MMENGGUNAKAN SLANG DADA

Page 23: Keperawatan dewasa

Langka dan rasional

• Kaji klien untuk melihat distres pernapsan dan nyeri dada, bunyi napas

diatas daerah paru yang terkena dan tanda – tandfa vital stabil. Tanda

dan gejkala mencerminkan peningkatan distres pernapasan dan nyeri

dada setelah insersi slang dada

• Observasi adanya distres pernapasan. Tanda dan gejalan peningkatan

distres pernapasan atau nyeri dada, penurunan bunyi napas, sianosis ya

ng jelas, gerakan dada yang tidak simetris, emvisema subkutan di

sekililing tempat selang atau leher, hipotensi dan takikardia

• Sediakan 2 tempat hemostat untuk setiap selang dada dilekatkan pada

puncak tempat tidur klien dengan plester perekat. Slang dada hanya di

klem pada kondisi tertentu : untuk mengkaji kkebocoran udara, untuk

mengosongkan atau mengubah botol atau runag pengumpul, untuk

mengubah sistem sekali pakai untuk mengubah botol segel air yang

bocor, untuk menkaji apakah klien siap kalau slang dada di angkat

• Posisikan klien

• Semi fowler – fowler tinggi untuk mengeluarkan udara. Memungkinkan

drainase cairan atau udara yang optimal

• Pertahankan hubungan antara slang antara dada dan slang drainase

utuh dan menyatu. Mengamankan slang dada, sistem drainase, dan

mengurangi resiko kebocoran udara yang menyebabkan kebocoran

pada sisitem ketat udara

• Gulung slang yang berlebih pada matras disebelah klien, rekatkan

dengan pita karet dan peniti pengaman dengan klem sistem. Mencegah

slang yang berlebih menggantung di atas sisi matras pada gulungan

yang menggantung drainase dapat mengumpul di gulungan dan

menyumbat sistem drainase

• Sesuaikan slang supaya menggantung pada ggaris lurus dari puncak

matras sampai ruang drainase. Meningkatkan drainase

Page 24: Keperawatan dewasa

• Urut atau pras slang hanya jika diindikasikan. Pengurutan merupakan hal

yang kontroversial

• Cuci tangan. Mengurangi penyebaran infeksi

8. PEMBEDAHAN THORAKS

Makin maju teknik anastesi, terapi pernapasan, teknik bedah dan

perawatan paska operatif telah memungkinkan untuk dilakukan bedah toraks

yang lebih luas.

Sasaran perawatan praoperatif adalah untuk memastikan pemulihan

fungsi pasien untuk menentukan apakah pasien dapat bertahan dari

pembedahan dan untuk memastikan kondisi optimal pasien untuk pembedahan

Prosedur operatif

• Pneumektomi

pengankatan keseluruhan paru (pneumektomi) dilakukan terutama

untuk kanker ketika lesi tidak dapat di angkat dengan prosedur yang lebih

rendah, pengangkatan paru kanan lebih berbahaya dibanding pengangkatan

paru kiri. Insisinya : posterolateral atau anterolateral di buat kadang dengan

reaksi iga, arteri pulmonal dan vena pulmonal diligasi dan di amankan. Bronkus

besar di pisahkan dan paru di angkat. Puntung bronkial di rapatkan dan

biasanya tidak gunakan drein.

• Lobektomi

jika patologi terbatas pada satu area paru, lobektomi (pengangjkatan

lobus paru). Operasi ini yang mekrupakan operasi yang lebih umum dibanding

pneumonektomi. Insisinya : terletak pada lobus yang di akan di reseksi ketika

memasuki pleura paru yang sakit kolaps dan pembuluh darah lobaris serta

bronkus diligasi dan di pisahkan.

Page 25: Keperawatan dewasa

INTERVENSI

Praoperataif

o Memperbaiki bersihan jalan napas

o praoperatif jalan napas dibersihkan dari sekresi untuk mengurangi

kemungkinan atelakrtasisi pascaoperatif atau infeksi. Hal ini dilakukan

melalui humidifikasi, drainase postural dan perkusi dada setelah

bronkidilator diberikan.

o Mengukur jumlah sputum yang di keluarkan, untuk menentukan kapan dan

apakah jumlaghnya berkurang

o Berikan antibiotik sesuai yang diresepkan untuk infeksi, infeksi

menyenbabkan sekresi berlebihan

Pendidikan pasien

o Mengubah posisi, meningkatkan drainase sekresi paru.

o Pernapasan diafragmatik dan bibir di rapatkan

o Latihan batuk efektif, betuk meningkatkan bersihan dan penigkatan sekres

o Teknik batuk

• Duduk tegak dengan lutut fleksi dan tubuh agak di bungkukan kedepan

• Bebat area insisi dengan tekanan tangan yang kuat atau sangga dengan

bantal atau selimut yang di gulung ketika batuk

• Lakukan 3 kali napas dalam yang di ikuti dengan inspirasi dalam

Page 26: Keperawatan dewasa

• Kontraksikan otot – otot abdomen dan batuk yang kuat 2 kali dengan

mulut terbuka dan lidah keluar

• Jika tidak dapat duduk berbaringlah ke salah satu sisi dengan pinggul

dan lutut fleksi

o Teknik ekshalasi kuat (teknik huffing)

Jenis ekhalasi kuat ini mersangsang ekspansi pulmonal dan membantu

dalam inflasi alveolar

Tekniknya :

• Lakukan napas adalam diafragmatik dan hembuskan dengan kuat

terhadap telapak tangan anda, hembuskan dengan cara yang cepat dan

terpisah

• Lakukan huff kecil dan beralih ke huff yang kuat selama ekshalasi

• Menghilangkan ansietas

o Gunakan waktu secara efektif sebelum pembedahan, perawat

mendengarkan untuk mengevaluasi perasaan pasien terhadap penyakitnya

o Tentukan motifasi pasien untuk kembali ke fungsi normal atau dasar

o Bantu pasien untuk membantu ketakutan dan stress terhadap pembedahan,

untuk memperbaiki impresi yang salah dan mendukung keputusan pasien

untuk melakukan pembedahan dan insisi akan tertahan dan dengan

menjawab pertanyaan secara jujur tentang nyeri dan tidak nyaman denga

pengobatanya

Pascaoperatif

• Ventilasi mekanis

Page 27: Keperawatan dewasa

Dokter, perawat dan ahli pernapasan bekerja sama erat untuk

menkaji toleransi pasien dan kemajuan penyapihan, disiplin mempunyai

pemahan tentang kecakupan dan fungsi setiap anggota tim dalam

hubungannnya dengan penyapihan pasien untuk memelihara kekuatan pasien,

penggunaan sumber – sumber secara efesien dan mkemaksimalkan

keberhasilan tujuan

• Dranase dada

setelah bedah toraks selang dada dan sistem drainase tertutup

digunakan untuk mengembangkan kembali paru yang sakit dan untuk

membuang kelebihan udara, cairan dan darah

Intervensi pasien pascatorakatom

Tujuan ; perbaikan pertukaran gas dan pernapasan

• Pantau status pernapsan sesuai kebutuhan, perubahan dalam status

pernapasan menandakan perbaikan atau awitan komlikasi

• Pantau dan catat tekanan darah, nadi apikal dan suhu tubuh tiap 2 – 4 jam,

tekanan vema sentral (jika di indikasikan) setiap 2 jam, membantu

mengevaluasi efek pembedahn pada status jantung

• Pantau elektrokardiagram kontinu terhadap pola dan distrimia, distrimia

lebih sering tampak setelah pembedahan thoraks

• Berikan dorongan latihan napas dalam, membantu untuk mencapaiimplasi

paru maksimal dan membuka jalan napas yang tertutup

• berikan dorongan dan tingkatkan batuk efektif rutin yang harus di lakukan

setiap 1 – 2 jam selama 24 jam pertama, batuk penting untuk membuang

sekresi yang tertahan

Page 28: Keperawatan dewasa

• Tinggikan kepala tempat tidur 30 – 40 derajad ketika pasien terorientasi dan

status hemodinamik stabil, pasien merasa nyaaman

Tujuan : hilang dari frasa nyeri dan rasa tidak nyaman

• Evaluasi letak, karakter, kualitas dan keparahan nyeri. Nyeri membatasi

ekskursi dada dan dengan demikian mengurangi ventilasi

• Pertahankan perawatan pasca operatif dalam merubah posisi pasien

torakatomi. Jika pasien mersasa nyaman dan bebas dari nyeri ia akan

sedikit berupaya untuk membebat dada ketika bernapas

• Kaji area insisi setiap 8 jam terhadap kemerahan, panas, indurasi

pembengkakan, terlepasnya jahitan dan drainase. Ini merupakan tanda

indikasi kemungkinan infeksi

Page 29: Keperawatan dewasa

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yaqng

lebih tinggi dari yang di temukan dalam atmosfer lingkungan

Ada 4 metode pemberian oksigen, kanula nasal, kateter orofaring,

Masker oksigen

Masker oksigen dibagi atas 2 yaitu Masker sederhana, Masker venture

Fisioterapi dada termasuk drainase postural, perkusi dan vibrasi dada,

latihan pernapasan dan batuk efektif. Tujuan fisoterapi dada adalah

untuk membuang sekresi bronchial, memperbaiki ventilasi dan

meningkatkan efisiensi oto-otot pernapasan.

Drainase postural adalah drainase sebagian paru yang dilakukan dengan

mengatur posisi pasien, drainase postural merupakan drainase yang

menggunakan posisi spesifik yang memungkinkan gaya gravitasi untuk

membantu dalam membuang sekresi bronchial

Latihan pernapasan di bedakan menjadi 2 yaitu pernapasan diafragma

dan pernapasan bibir di rapatkan

Ventilator mekanis adalah alat penapasan bertekanan negative atau

positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberia oksigen

selama waktu yang lama.

Page 30: Keperawatan dewasa

Chest tubes di iinsersikan untuk mengeluarkan udara dan cairan dari

ruang pleura, mencegah udara atau cairan tidak masuk kedalam ruang

pleura

B. SARAN

Di harapkan kepada seluruh pembaca agar dapat mengerti dan memahami

berbagai prosedur dalam mengatasi sistem gangguan pernapadan khusunya

bagi peerawat.

Page 31: Keperawatan dewasa

DAFTAR PUSTAKA

Potter and Perry.2005.FUNDAMENTAL KEPERAWATAN. Vol 2 .edisi 6

EGC. Jakarta.

Bruner, Suddart, (2001) : keperawatan medikal bedah, vol 1, ed 8, EGC,

jakarta

Loraine, Silvya, dkk, (2005) : patofisologi konsep klinis, proses – proses

penyakit ed 6, vol 2, EGC, Jakarta

Loraine, Silvya, dkk, (2005) : patofisologi konsep klinis, proses – proses

penyakit ed 6, vol 1, EGC, Jakarta