Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

33
1 SKENARIO 3 PEMBIAYAAN KESEHATAN Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikelola dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari klinik ini dikunjungi seorang pasien, Ny. A, 38 tahun dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas, cepat lelah, dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipneu, dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar.

description

tihis document is about wrapup sk 3 kedkel

Transcript of Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

Page 1: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

1

SKENARIO 3

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikeloladengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesatdan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari klinik ini dikunjungi seorang pasien, Ny. A, 38 tahundengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kehamilansecara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinikini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas, cepat lelah, dan sesak. Dokterkemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwakandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipneu, danterdapat nyeri tekan epigastrium.

Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur danmenjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama denganklinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaanpersalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar.

Page 2: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

2

KATA-KATA SULIT

Rujukan : Upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganankasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokterkepada dokter lain yang sesuai.

ANC (Antenatal Care) : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakeadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upayakoreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan

PERTANYAAN

1. Kenapa pasien ini harus di rujuk ke dr. Spesialis bukan di Dokter Keluarga?2. Apakah ada pembiayaan di Klinik Dokter Keluarga ini memiliki syarat-syarat

penggunaan atau pengelolaan asuransi?3. Bagaimana pengelolaan pembiayaan milik Klinik Dokter Keluarga?4. Apa perbedaan pembiayaan di Klinik Dokter Keluarga dan di Rumah Sakit?5. Kenapa dr. Ahmad menyarankan pasien untuk mengikuti ANC (Antenatal Care)?6. Mengapa pada skenario di atas bidan ikut terlibat dalam pemeriksaan?7. Sebutkan macam-macam pembiayaan persalinan?

JAWABAN

1. Kemungkinan karena bukan kompetensinya Dokter Keluarga tersebut dikarenakan adapenyakit mendasar di pasien tersebut.

2. Ada, tapi berasal dari badan swasta bukan dari pemerintah.3. Dari masyarakat memberikan iuran ke pemerintah, lalu pemerintah memberi uangnya ke

Dokter Keluarga di daerah tersebut.4. Klinik Dokter Keluarga lebih murah dari pada pembiayaan di Rumah Sakit, karena di

Klinik Dokter Keluarga tidak terkena pajak bangunan.5. Untuk memantau kondisi ibu dan janinnya.6. Karena ia termasuk ke dalam organisasi proses persalinan.7. Terdapat pembiayaan paket untuk pasien yang tidak mampu atau yang mampu.

HIPOTESIS

Ny. A umur 38 tahun hamil, mengunjungi Klinik Dokter Keluarga untuk melakukanpemeriksaan kehamilan (ANC) dengan dibantu oleh bidan untuk mengetahui kondisi ibu danjaninnya. Hasil pemeriksaan di curigai adanya risiko tinggi pada kehamilan, sehingga saatmenjelang partus Dokter Keluarga ini merujuk pasien ke dr. Spesialis Obgyn dikarenakan inimerupakan hal yang di luar kompetensi dr. Ahmad (Dokter Keluarga tersebut). Dokter Keluargaini juga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara teratur.Selanjutnya pasien menanyakan mengenai pembiayaan persalinan, dan Dokter Keluarga tersebutmenjelaskan tentang jenis-jenis pembiayaannya.

Page 3: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

3

STEP I

LI 1. Memahami Dan Menjelaskan Klinik Dokter KeluargaLO.1.1. Struktur Organisasi dan Fungsional Klinik Dokter KeluargaLO.1.2. Pembiayaan Kesehatan di Klinik Dokter Keluarga dan PengelolaannyaLO.1.3. Standar Pelayanan dan Jenis Pelayanan kesehatan di Klinik Dokter KeluargaLO.1.4. Manajemen Sumber Daya Manusia, Sarana, dan Mitra Kerja di Klinik Dokter Keluarga

LI 2. Memahami Dan Menjelaskan Sistem RujukanLO.2.1. Sistem Rujukan Secara KeseluruhanLO 2.2. Sistem Rujukan pada Klinik Dokter Keluarga

LI 3. Memahami Dan Menjelaskan Pembiayaan Kesehatan Secara UmumLO.3.1. Definisi Pembiayaan KesehatanLO.3.2. Jenis Biaya KesehatanLO.3.3. Unsur-Unsur Pembiayaan KesehatanLO.3.4. Tujuan Pembiayaan KesehatanLO.3.5. Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan (di Indonesia)LO.3.6. Sumber Biaya KesehatanLO.3.7. Pembiayaan Kesehatan Menurut Islam

Page 4: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

4

STEP IITUGAS MANDIRI

Page 5: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

5

STEP III

LI.1. Memahami Dan Menjelaskan Klinik Dokter Keluarga

LO.1.1. Struktur Organisasi dan Fungsional Klinik Dokter Keluarga

Struktur Organisasi Manajemen Klinik Dokter Keluarga Man

1. Medis : Dokter Keluarga, Spesialis, Paramedis2. Non Medis : Administrasi,Teknisi, Operator komputer, dll3. Lin-lain

Money1. Sistem Pra Upaya2. Sistem Sharing, individu, kolektif, dll3. Sistem Fee for services

MaterialProduk Pelayanan Dokkel : 10 paket pelayanan kesehatan dokter keluarga

MachineSentra : - Peralihan pelatihan/pendidikan dokter keluarga

- Pelayanan kesehatan : sub klinik DK, klinik DK type I,II Methode

1. Organisasi : Struktur, job discription, alur kerja2. Standarisasi : - Produk Yankes-dokter keluarga

- Fasilitas-klinik DK- Prosedur-pelayanan+rujukan+report- Sistem informasi-komunikasi/data- Biaya- Evaluasi- Intervensi

Organisasi : - Intraklinik- Interklinik- Ekstra klinik : 1. Dr. Spesialis

2. Rumah sakit/klinik rujukan3. Apotik/Lab medis4. Org. Profesi kesehatan lain

Standarisasi : Module, Form : Hidup sehat, panduan, SOP, Software.

Klinik dokter keluarga adalah suatu satuan organisasi pelayanan kesehatan primeryang menyelenggarakan pelayanan kedokteran keluarga.

Bentuk praktek Dokter Keluarga :a. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakitb. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh Klinik Dokter Keluarga (family

clinic)

Page 6: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

6

c. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (familypractice)

Jenis Klinik Dokter Keluarga :a. Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic)- Dapat dilaksanakan secara solo- Bersama – sama dalam satu kelompok

b. Klinik keluarga merupakan bagian dari rumah sakit (satelite family clinic)

Hal – hal essensial yang harus dipenuhi :a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan primerb. Terletak ditempat strategis (mudah dicapai dengan kendaraan umum)c. Bangunannya memenuhi syarat untuk pelayanan kesehatand. Dilengkapi dengan sarana administratif yang memenuhi syarate. Dilengkapi dengan sarana komunikasif. Mempunai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DKg. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedi telah lulus pelatihan

pembantu DK

LO.1.2. Pembiayaan Kesehatan di Klinik Dokter Keluarga dan Pengelolaannya

Keuangan dalam praktik DOGA tercatat secara seksama dengan cara yang umumdan bersifat transparansi. Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaanpraupaya maupun sistem pembiayaan fee for service.

BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial

Page 7: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

7

Dalam pelayanan di klinik kedokteran keluarga sumber biaya utama adalahdari pasien sebagai imbalan atas jasa pelayanan kesehatan yang mereka peroleh.Sumber-sumber lainnya, misalnya donasi dari pemerintah atau hibah (charity)dari yayasan atau LSM atau dari institusi pendidikan (klinik pendidikan).

Metode pembayaran di klinik dokter keluarga :1) Fee for service2) Asuransi, ciri asuransi di klinik kedokteran keluarga :

a. Dokter keluarga melakukan pembinaan kesehatan pada keluarga yangmenjadi kliennya. Targetnya adalah penurunan angka kesakitan. Bentuknyaberapa kunjungan secara berkala ke rumah asien dan memberikanpenyuluhan.

b. Dokter dibayar secara flat setiap bulannya, bukan berdasarkan jumlah kasusyang ditangani.

c. Bila jumlah kasus sedikit maka dokter untung, namun bila banyak makadokter tidak akan memperoleh keuntungan.

d. Premi ditetapkan secara kapitasi, yaitu dihitung berdasarkan faktor resikodari setiap individu, frekuensi terjadinya penyakit dalam setahun, dankemungkinan biaya yang dibutuhkan bila ia sakit.

A. Manajemen Pembiayaan Klinik Doga

Berdasarkan bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pembiayaanklinik dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, danout of pocket. Model pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentudiperlukan tersedianya dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagaisarana dan prasarana medis dan non medis yang diperlukan (investment cost),tetapi juga untuk membiayai pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan

Page 8: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

8

(operational cost) Seyogiyanyalah semua dana yang diperlukan ini dapat dibiayaioleh pasien dan atau keluarga yang memanfaatkan jasa pelayanan dokterkeluarga. Masalah kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah tanggung jawabmasing-masing orang atau keluarga yang bersangkutan. Untuk dapat mengatasimasalah kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluargabersedia membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.

Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatanbanyak macamnya. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas duamacam. Pertama, pembiayaan secara tunai (fee for service), dalam arti setiap kalipasien datang berobat diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaanmelalui program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kalipasien datang berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembayarantersebut telah ditanggung oleh pihak ketiga, yang dalam hat ini adalah badanasuransi.

Tentu tidak sulit dipahami, tidaklah kedua cara pembiayaan ini dinilaisesuai untuk pelayanan dokter keluarga. Dari dua cara pembiayaan yang dikenaltersebut, yang dinilai sesuai untuk pelayanan dokter keluarga hanyalahpembiayaan melalui program asuransi kesehatan saja. Mudah dipahami, karenauntuk memperkecil risiko biaya, program asuransi sering menerapkan prinsipmembagi risiko (risk sharing) dengan penyelenggara pelayanan, yang untukmencegah kerugian, tidak ada pilihan lain bagi penyelenggara pelayanan tersebut,kecuali berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, dan atau mencegahpara anggota keluarga yang menjadi tanggungannya untuk tidak sampai jatuhsakit. Prinsip kerja yang seperti ini adalah juga prinsip kerja dokter keluarga.

Bentuk - Bentuk Pembiayaan Pra-UpayaMengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan

keuntungan, maka pada saaat ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebut banyakditerapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk pembiayaan secara pra-upaya yangdipergunakan. Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:

1. Sistem kapitasi (capitation system)Yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka

yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanankesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap pesertauntuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnyabiaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yangtidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta,melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktujaminan.

2. Sistem paket (packet system)Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka

yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanankesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paketpelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya

Page 9: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

9

biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanankesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yangdiselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yangdimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paketpelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistempernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompokdiagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telahlama diterapkan.

3. Sistem anggaran (budget system)Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di

muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanankesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaranyang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sisternpaket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badanasuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan olehmacam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnyaanggaran yang telah disepakati.

Info terbaru terkait sistem pembiayaan dalam SKN:Salah satu solusi yang dilakukan dalam sumber pembiayaan (termasuk

nantinya pembiayaan praktek dokter keluarga) untuk menyelenggarakan SistemKesehatan Nasional yang baik adalah dengan menyelenggarakan amanatUndang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang yang telahditetapkan tahun 2004 ini mengalami kendala dalam realisasinya terkaitpembentukan badan penyelenggaranya (BPJS) yang seharusnya telahditetapkan saat 2009. Akhirnya pada hari rabu, 28 oktober 2011 sekitar pukul20.40 WIB, RUU BPJS disahkan menjadi UU BPJS dengan kesepakatanbahwa BPJS I yang mengurus jaminan kesehatan diselenggarakan oleh ASKESakan mulai beroperasi pada tanggal 1 januari 2014. Sedangkan BPJS II(Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang mengurus ketenagakerjaan selambat-lambatnya beroperasi 1 juli 2015. Dengan demikian diharapkanpenyelenggaraan sistem dokter keluarga dapat menjadi lebih baik.

B. Asuransi kesehatan

Health insurance : The payment for the excepted cost of a group resultingfrom medical utilization based on the excepted expense incurred by the group.The payment can be based on community or experience rating. (JacobsP., 1997)

Definisi di atas ada beberapa kata kunci :1) Ada pembayaran, yang dala istilah ekonomi ada suatu transaksi dengan

pengeluaran sejumlah uang yang disebut premi.2) Ada biaya, yang diharapkan harus dikeluarkan karena penggunaan pelayanan

medik.

Page 10: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

10

3) Pelayanan medik tersebut didasarkan pada bencana yang mungkin terjadi yaitusakit.

4) Keadaan sakit merupakan sesuatu yang tidak pasti (uncertainty), tidak teraturdan mungkin jarang terjadi. Tetapi bila peristiwa tersebut benar-benar terjadi,implikasi biaya pengobatan dapat demikian besar dan membebani ekonomirumah tangga. Kejadian sakit yang mengakibatkan bencana ekonomi bagi pasienatau keluarganya biasa disebut catastrophic illness. (Murti B., 2001)

Asuransi Kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dariresiko perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resikoindividu menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul olehmasing-masing peserta asuransi akan lebih tetapu mengandung kepastian karenamemperoleh jaminan.

Manfaat asuransi kesehatan :1) Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan terencana.2) Asuransi membantu mengurangi resiko perorangan ke resiko sekelompok orang

dengan cara perangkuman resiko (risk pooling). Dengan demikian terjadi subsidisilang, yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit, yangkaya membantu yang miskin.

Unsur-unsur asuransi kesehatan:a. ada perjanjianb. ada pembelian perlindunganc. ada pembayaran premi oleh masyarakat

Jenis-jenis asuransi kesehatan di Indonesia:a) Asuransi kesehatan sosial (social health insurance)

Asuransi ini memegang teguh prinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuahpelayanan sosial, pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata diberikanberdasarkan status sosial masyarakat sehingga semua lapisan berhak untukmemperoleh jaminan pelayanan kesehatan. contoh: PT.askes, PT.jamsostekPrinsip kerja:▪ keikutsertaannya bersifat wajib▪ menyertakan tenaga kerja dan keluarganya▪ iuran/premi berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Idealnya harus dihitung

5% dari GDP▪ premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan

tenaga kerja▪ premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan pada resiko

kelompok (collective risk sharing)▪ tidak diperlukan pemeriksaan awal▪ jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh

(universal coverage)▪ peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi

kesehatan sosial di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan untukmengikuti asuransi kesehatan

Page 11: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

11

b) Asuransi kesehatan komersial perorangan (private voluntary health insurance)Jenis asuransi ini dapat dibeli preminya baik individu maupun segmenmasyarakat kelas menengah keatas.contoh: lipo life, BNI life, Tugu Mandiri dll.Prinsip kerja:▪ kepersertaan bersifat perorangan dan sukarela▪ iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis

tanggungan yang dipilih.▪ Premi berdasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan faktor usia, jenis

kelamin, jenis pekerjaan.▪ Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal▪ Santunan diberikan sesuai kontrak▪ Peranan pemerintah relatif kecil

c) Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance)Ini merupakan alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersial denganprinsip-prinsip dasar sbb:▪ keikutsertaan bersifat sukarela berkelompok▪ iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut▪ perhitugan premi bersifat community rating yang berlaku untuk kelompok

masyarakat▪ santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan kontrak▪ tidak diperlukan pemeriksaan awal▪ peranan pemerintah cukup besar dengan membuat peraturan perundang-

undangan.

LO.1.3. Standar Pelayanan dan Jenis Pelayanan kesehatan di Klinik Dokter Keluarga

a) Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga(SPDK),

b) Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis),c) Mempunyai bangunan yang memadai,d) Dilengkapi dengan saraba komunikasi,e) Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK,f) Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus

perlatihan khusus pembantu KDK,g) Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.h) Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,i) Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu, dan

berkesinambungan,j) Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,k) Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs.

Page 12: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

12

STANDAR PELAYANAN MEDIS DOGA:a) Anamnesisb) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangc) Penegakkan diagnosis dan diagnosis bandingd) Prognosise) Konseling membantu pasien (dan keluarga) untuk menentukan pilihan terbaik

penatalaksanaan untuk pasien sendiri.f) Konsultasi jika diperlukan, dokter keluarga dapat melakukan konsultasi ke

dokter lain (dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, ataudinas kesehatan) yang dianggap lebih berpengalaman.

g) Rujukanh) Tindak lanjuti) Tindakanj) Pengobatan rasionalk) Pembinaan keluarga dilakukan bila dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan

lebih baik jika adanya partisipasi keluarga.

Jenis Pelayanan Pada Praktek Dokter Keluarga

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya.Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalanPada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga

hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokterkeluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien dirumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkanpertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulanpasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumahsakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumahPada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga

mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien dirumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidakmempunyai akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluargatelah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnyadiselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama denganrumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokterkeluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Page 13: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

13

Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak samaantara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satudaerah lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatanpasien di rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbulkesadaran pada diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antarakunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien akhirnyalebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia pelbagaiperalatan kedokteran yang dibutuhkan.

Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluargatidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanyamenyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakansepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukanuntuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokterkeluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempatperawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.

Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidaksama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yangdiselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukansekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit.Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harusmempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga harusmempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya.Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badanyang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan.

Page 14: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

14

LO.1.4. Manajemen Sumber Daya Manusia, Sarana, dan Mitra Kerja di Klinik DokterKeluarga

A. Manajemen Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Berdasarkan Fakta(Evidence Based) dalam Penyelesaian Masalah Kesehatan Individu SebagaiKomponen Keluarganya

Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambunagn,sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggrakandibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalahyang ditemukan untuk memeperbaiki mutu pelayanan. (Maltos and Keller, 1989)

Karakteristik program menjaga mutu ada empat macam :1) Program menjaga mutu harus dilakukan secara berkesinambungan. Artinya

pelaksanaan program menjaga mutu tidak hanya satu kali, tetapi harus terusmenerus. Dalam kaitan perlunya memenuhi sifat berkesinambungan, programmenjaga mutu sering pula disebut dengan nama program meningkatkan mutuberkelanjutan (continous quality improvement program).

2) Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara simpatis. Artinyapelaksanaan program menjaga mutu harus mengikuti alur kegiatan sertasasaran yang baku. Alur kegiatan yang dimaksud dimulai dengan menetapkanmasalah dan penyebab masalah mutu, dilanjutkan dengan menetapkan danmelaksanakan upaya penyelesaian masalah, untuk kemudian diakhiri denganmelakukan penilaian serta menyusun saran-saran untuk tindak lanjut.Sedangkan sasaran yang dimaksud adalah semua unsur pelayanan yaknilingkungan, masukan proses serta keluaran pelayanan.

3) Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara objektif. Artinyapelaksanaan program menjaga mutu, terutama pada waktu menetapkan masalahpenyebab masalah dan penilaian, tidak dipengaruhi oleh berbagai pertimbanganlain. Kecuali atas dasar data yang ditemukan. Untuk menjamin objektifitas,dipergunakanlah berbagai standar dan indikator.

4) Program menjaga mutu harus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaanprogram menjaga mutu harus terpadu dengan pelayanan yang diselengarakan,bukanlah program menjaga mutu yang baik. Karena adanya sifat terpadu ini.Program menjaga mutu disebut pula sebagai manajamen mutu terpadu (totalquality management).

Unsur program menjaga mutu banyak macamnya. Unsur-unsur yangdimaksud :

1) Mutu pelayanan. Mutu pelayanan yang dimaksud adalah menunjuk kepadatingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan, yang di satupihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tinkatkepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelengaraannyasesuai dengan kode etik dari standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

2) Sasaran program menjaga mutu. Untuk melaksanakan hal ini diperkukan empathal :

Page 15: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

15

a. Unsur masukan. Yang dimaksud adalah semua hal yang diperlukan untukdapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Yang termasuk dalam halini adalah tenaga pelaksana, sarana dan dana.

b. Unsur lingkungan. Yang dimakud lingkungan adalah keadaan sekitar yangmempengaruhi pelayanana kesehatan. Untuk satu saran pelayanankesehatan yang terpenting adalah kebijakan (policy), struktur organisasi(organization) serta sistem manajemen (management) yang diterapkan.

c. Unsur proses. Yang dimaksud dengan unsur proses di sini adalah semuatindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tindakan ini secaraumum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, tindakan medis (medicalprocedure) mulai dari anamesis sampai dengan pengobatan. Kedua,tindakan non medis (non medical procedure) seperti tata cara rekammedis, persetujuan tindakan medis, penerimaan dan perawatan pasien danlain selanjutnya yang seperti ini.

d. Unsur keluaran. Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah yangmenunjukan pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.Penampilan pelyanan tersebut dibedakan atas dua macam :a) Penampilan aspek media (medical performance) seperti misalnya

kesembuhan penyakit, kecacatan dan atau kematian.b) Penampilan aspek non medis (non mediacal performance) seperti

misalnya kepuasan dan keluhan pasien.

Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yangdidasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanankesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek, EBM memadukanantara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiahterkini yang paling dapat dipercaya. (Sackett et al. 1996)

Evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secarasistematik untuk menemukan, menelaah/me-rewew, dan memanfaatkanhasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.

Secara lebih rinci EBM merupakan keterpaduan antara:1. Best research evidence. Di sini mengandung arti bahwa bukti-bukti

ilmiah tersebut harus berasal dari studi-studi yang dilakukan denganmetodologi yang sangat terpercaya (khususnya randomized controlledtrial), yang dilakukan secara benar. Studi yang dimaksud juga harusmenggunakan variabel-variabel penelitian yang dapat diukur dandinilai secara obyektif (misalnya tekanan darah, kadar Hb, dan kadarkolesterol), di samping memanfaatkan metode-meiode pengukuranyang dapat menghindari risiko “bias” dari penulis atau peneliti.

2. Clinical expertise. Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatukemampuan klinik (clinical skills) yang memadai. Di sini termasukkemampuan untuk secara cepat mengidentifikasi kondisi pasien danmemperkirakan diagnosis secara cepat dan tepat, termasukmengidentifikasi faktor-faktor risiko yang menyertai sertamemperkirakan kemungkinan manfaat dan risiko (risk and benefit)dari bentuk intervensi yang akan diberikan. Kemampuan klinik ini

Page 16: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

16

hendaknya juga disertai dengan pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai yang dianut oleh pasien serta harapan-harapan yang tersirat daripasien.

3. Patient values. Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atauagama apapun tentu mem-punyai nilai-nilai yang unik tentang statuskesehatan dan penyakitnya. Pasien juga tentu mempunyai harapan-harapan atas upaya penanganan dan pengobatan yang diterimanya. Halini harus dipahami benar oleh seorang klinisi atau praktisi medik, agarsetiap upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan selain dapat diterimadan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah juga mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimiliki oleh pasien.

Mengingat bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan ilmiahyang digunakan untuk pengambilan keputusan terapi, maka dasar-dasarilmiah dari suatu penelitian juga perlu diuji kebenarannya untukmendapatkan hasil penelitian yang selain update, juga dapat digunakansebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Standar Sumber Daya Manusia :a. Dokter keluarga

Dokter keluarga yang bekerja di KDK adalah dokter yang bersertifikat dokterkeluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan

b. PerawatPerawat yang bekerja pada pelayana dokter keluarga telah mengikuti pelatihanpelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga

c. BidanBidan yang bekerja pada pelayana dokter keluarga telah mengikuti pelathianpelayann dengan pendekatan kedokteran keluarga

d. Administratir kliniPegawai administrasi yang bekerja pada pelayana dokter keluarga telahmengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga

B. Peranan Dokter serta Mitra Kerjanya di Klinik Dokter Keluarga

Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK)Pada dasarnya sistem perlayanan dokter keluarga (selanjutnya digunakan

SPDK), haruslah menerapkan ketiga tahapan pelayanan medis sesempurnamungkin. Komponen sistem, yang sekarang biasa disebut sebagai “pemegangsaham” (stakeholders), paling tidak terdiri atas:1. DPU/DK (Sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Primer)2. DSp (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Sekunder)3. DSpK (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Tersier)4. Dokter gigi5. Pihak pendana (Asuransi Kesehatan, Pemerintah, dsb.)6. Regulasi (perundangan, Sistem Kesehatan Nasional, dsb.)7. Pasien (dengan keluarga dan masyarakatnya)

Page 17: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

17

8. Farmasi (profesional dan pengusaha)9. Staf klinik selain dokter (Bidan, perawat, dsb)10. Karyawan non-medis11. Dsb.

Mereka harus bekerjasama secara mutualistis mewujudkan pelayanankesehatan yang bermutu. Semua pemegang saham mempunyai andil, hak dankewajiban yang sama dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu.Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanankesehatan yang memuaskan bagi pasien, tidak melanggar aturan atau perundanganmaupun etika profesi, dan menjamin kesejahteraan bagi penyelenggaranya. Jikasalah satu komponen sistem “merusak” tatanan, menyalahi aturan main agarmemperoleh keuntungan bagi dirinya, maka akibat negatifnya akan dirasakan olehseluruh komponen sistem termasuk, pada akhirnya, yang menyalahi aturan itu.Oleh karena itu diperlukan kerjasama profesional yang mutualistis di antaraanggota sistem.

Dengan kata lain, dalam sistem pelayanan dokter keluarga pelayanandiselenggarakan oleh “tim” kesehatan yang bahu-membahu mewujudkanpelayanan yang berumutu. Setiap komponen sistem mempunyai tugas masing-masng dan harus dikerjakan sungguh-sungguh sesuai dengan tatanan yangberlaku. Bidan dan perawat membantu dokter di klinik misalnya, memberikanobat kepada pasien d ibawah tanggung-jawab dokter. Jadi bidan dan perawat tidakmemberikan obat tanpa persetujuan dokter. Sebaliknya dokter harus memberikanperintah tertulis di dalam rekam medis untuk setiap pemberian obat. Bidan danperawat dibenarkan mengingatkan dokter jika perintah pemberian obat itu tidakjelas atau belum dicantumkan. Demikian pula dokter keluiarga yang sebenarnyadokter praktik umum dibenarkan mengingatkan dan diharuskan bertanya langsungkepada dokter spesialis yang dikonsuli atau dirujuki jika ada hal yang kurang jelasatau berbeda pendapat. Demikianpula komponen system yang lain termasukmasyarakat pasien dibenarkan dan bahkan diharuskan saling kontrol salingmengingatkan agat tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dapat di lihat bentuk komunikasi atau kerjasama antara dokter dan temansejawatnya di lakukan dalam berbagai hal seperti :1. Merujuk pasien

Pada pasien rawat jalan, karena alasan kompetensi dokter dan keterbatasanfasilitas pelayanan, dokter yang merawat harua merujuk pasiennya padateman sejawat lainnya.

2. Bekerjasama dengan sejawatDokter harus memperlakukan teman sejawat tanpa membeda-bedakan

jenis kelamin, ras, usia, kecacatan, agama, status sosial atau perbedaankompetensi yang dapat merugikan hubungan profesional antar sejawat.

3. Bekerja dalam timAsuhan kesehatan selalu di ingatkan melalui kerjasama dalam tim

multidisiplin.

Page 18: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

18

4. Mengatur dokter pengganti.Ketika seorang dokter berhalangan, dokter tersebut harus menentukan

dokter pengganti serta mengatur proses mengalihkan yang efektif dankomunikatif dengan dokter pengganti.

5. Mematuhi tugasSeorang dokter yang bekerjapada institusi pelayanan atau pendidikan

kedokteran harus mematuhi tugas yang digariskan pimpinan institusi,termasuk sebagai dokter pengganti.

6. Pendelegasian wewenangPendelegasian wewenang kepada perawat, peseta prograrm pendidikan

spesialis, mahasiswa kedokteran dalam hal pengobatan atau perawatan atasnama dokter yang merawat, harus disesuaikan dengan kompetensi dalammelaksanakan prosedur dan terapi yang sesuai dengan peraturan baru.

Komunikasi Dokter-Profesi Lain

1. Kolaborasi▪ Pengertian Menurut Shortridge, et al (1986)

Hubungan timbal balik di mana [pemberi pelayanan] memegang tanggungjawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidangrespektif mereka.

▪ Elemen-elemen Kolaborasi1. Struktur2. Proses3. Hasil Akhir

▪ Model Kolaboratif Tipe I1. Menekankan Komunikasi Dua Arah2. Masih menempatkan Dokter pada posisi utama3. Masih membatasi Hubungan Dokter dengan Pasien

▪ Model Kolaboratif Tipe II1. Lebih berpusat pada Pasien2. Semua Pemberi Pelayanan harus bekerja sama3. Ada kerja sama dengan Pasien4. Tidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerus

▪ Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telahcukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektifyang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkanmunculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi.Kendala psikologis keilmuan dan individual, factor sosial, serta budayamenempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upayakolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangatkepentingan pasien.

▪ Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkatprofesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadisumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalamaplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi

Page 19: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

19

dan biasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisisosial masih medukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflikperawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional merekaterhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.

▪ Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawatklinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalamlingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisisebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yangditentukan oleh peraturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawatdan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega,bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek denganberbagi nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yangberkontribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

▪ Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapatdigunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team :a) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan

menggabungkan keahlian unik profesional.b) Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber dayac) Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitasd) Meningkatnya kohesifitas antar profesionale) Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional,f) Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami

orang lain▪ Kesuksesan kolaborasi dalam suatu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh

faktor-faktora) Faktor interaksi (interactional determinants), yaitu hubungan

interpersonal diantara anggota tim yang terdiri dari kemauan untukberkolaborasi, percaya, saling menghargai dan berkomunikasi .

b) Faktor Organisasi (organizational determinants) yaitu kondisi di dalamorganisasi tersebut yang terdiri dari:1. Organizational structure (struktur horisontal dianggap lebih berhasil

daripada struktur hierarkis);2. Organization’s philosophy (nilai nilai keterbukaan, kejujuran,

kebebasan berekspresi, saling ketergantungan, integritas dan sikapsaling percaya;

3. administrative support (kepemimpinan);4. team resource (tersedianya waktu untuk bertemu dan berinteraksi,

membagi lingkup praktek dengan profesional lain, bekerja dalamsuatu unit yang kecil) ;

5. coordination mechanism (pertemuan formal untuk diskusi,standarisasi prosedur dalam bekerja ).

c) Faktor lingkungan organisasi(organization’s environment/ systemicdeterminants) yaitu elemen diluar organisasi, seperti sistem sosial,budaya, pendidikan dan profesional.

Page 20: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

20

2. Pendekatan Praktik Hirarkis Menekankan Komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan Pasien terbatas Dokter merupakan Tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, spt IGD

Sebelum ada model Kolaborasi, hubungan yang ada adalah ModelPRAKTIK HIRARKIS. Praktik Hirarkis merupakan salah satu pendekatanyang dilakukan sebelum profesi perawat semakin berkembang. Selanjutnyadikenal ada 2 (dua) model Kolaborasi yang lain (Model 1 dan PendekatanPraktik Hirarkis). Pendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktekdokter di Indonesia.

DOKTER

REGISTERED NURSE

PEMBERI PELAYANAN LAIN

PASIEN

Komunikasi Dokter-ApotekerUntuk dapat berkomunikasi dengan baik, dokter perlu mengetahui apa

yang menjadi tanggung jawab profesi apoteker dalam pelayanan farmasi.Pelayanan farmasi dapat dilakukan di berbagai tempat seperti rumah sakit,Puskesmas, Poliklinik, Apotek, dll. Adanya pemahaman masing-masing padaprofesi mitra kerjanya akan memudahkan terjadinya komunikasi yang baikantar profesi .

Empat unsur Pelayanan Farmasi◦ Pelayanan Farmasi yang baik.◦ Pelayanan profesi apoteker dalam penggunaan obat.◦ Praktik dispensing yang baik.

Pelayanan profesional apoteker yg proaktif dalam berbagai kegiatan ygbertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

C. Sarana di Klinik Dokter Keluarga Peralatan Medis Rutin

– Termometer– Tensimeter– Pengukur berat dan tinggi badan

Page 21: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

21

– Stetoskop– Penekan lidah– Senter/lampu kepala– Spekulum hidung

Khusus:– Otoskop– Optalmoskop– Glukometer

Penunjang:– Laboratorium klinik– EKG– USG– Pemeriksa visus– Pemeriksa buta warna– Ronsen

Kedaruratan– Oksigen + regulator– Semprit dari berbagai ukuran– Jarum suntik dari berbagai ukuran– Perangkat infuse

Peralatan non-medis Bangunan Rekam medis Ruangan

– Untuk kegiatan medis– Untuk kegiatan non-medis

Sarana komunikasi Sarana administrasi

Klinik Dokter Keluuarga merupakan klinik yang menyelenggarakan SistemPelayanan Dokter Keluarga (SPDK),

Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempatstrategis),

Mempunyai bangunan yang memadai, Dilengkapi dengan sarana komunikasi, Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK, Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus

perlatihan khususpembantu KDK, Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok. Mempunyai izin yang berorientasi wilayah, Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu,

danberkesinambungan, Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur, Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs

Page 22: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

22

LI.2.Memahami Dan Menjelaskan Sistem Rujukan

LO.2.1. Sistem Rujukan Secara Keseluruhan

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.032/Birhup/72 tahun 1972 yangdimaksud dengan rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaansuatu kasus penyakit dan ataupun masalah kesehatan secara timbal balik, yang dapatdilakukan secara vertikal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang berbedastratanya, atau secara horizontal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang samastratanya.

Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional terkait penangan suatu kasuspenyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter, kepada dokter lain yang lebih ahli dibidangnya. Namun kewenangan penanganan masih berada pada dokter keluarga yangbersangkutan. Konsultasi dapat dilakukan mendahului rujukan, namun tidak jaranglangsung melakukan rujukan. Meskipun demikian, ada kalanya keduanya dipergunakanbersama-sama. Rujukan dalam pelayanan kedokteran ini umumnya kepada pelayan yanglebih tinggi ilmu, peralatan dan strata yang lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasusatau problem tersebut.

Karakteristik1. Ruang lingkup kegiatan : konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ke

tiga. Rujukan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasuspenyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga.

2. Kemampuan dokter : konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli atau yanglebih berpengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak.

3. Wewenang dan tanggung jawab : konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetappada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) rujukan di Indonesia dibedakan atas duamacam, yakni :1) Rujukan medis. Untuk masalah kedokteran dan untuk menyembuhkan penyakit dan

atau memulihkan status kesehatan pasien. Rujukan medis dibedakan atas tiga macam :a. Rujukan pasien (transfer of patient)b. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens)

2) Rujukan kesehatan. Untuk masalah kesehatan masyarakat, dan untuk meningkatkanderajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat. Rujukankesehatan dibedakan atas tiga macam :a. Rujukan tenagab. Rujukan saranac. Rujukan operasional

Manfaat sistem rujukan1. Pemerintah: efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan,2. Penyelenggara pelayanan : kejelasan jenjang karier,3. Masyarakat; kejelasan pola pelayanan, efektifitas dan efisiensi pemanfaatan

pelayanan kesehatan.

Page 23: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

23

LO 2.2. Sistem Rujukan pada Klinik Dokter Keluarga

Rujukan pelayanan dokter keluarga tidak termasuk dalam kelompok rujukankesehatan, melainkan kelompok rujukan medis.rujukan pada pelayanan dokter keluargamempunyai beberapa karakteristik khusus, yakni :1) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan pelayanan dokter keluarga

tidak bersifat total, melainkan hanya untuk masalah penyakit yang sedangditanggulangi saja. Sedangkan masalah penyakit lainnya atau kesehatan pasien secarakeseluruhan, tetap berada ditangan dokter keluarga.

2) Dalam melakukan rujukan pasien dalam pelayanan dokter keluarga, pertimbangantidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja, melainkan keadaan sosialekonomi keluarga secara keseluruhan.

3) Tujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya padapenyembuhan penyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, melainkan jugapeningkatan derajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit.

Masalah Konsultasi dan Rujukan

1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter sertapenjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, daat menimbulkanrasa kurang percaya pasien terhadap dokter. Sebenarnya timbul rasa kurangpercaya pasien ini tidak perlu terlalu dirisaukan dalam praktik sehari-hari. Malahtelah terbukti, dokter yang bijaksana serta berpikiran dewasa, untuk kebaikanpasien tidak segan-segan melakukan konsultasi atau rujukan. Yang perludilakukan di sini hanyalah memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepadapasien tentang alasan serta maksud dilaksanakannya konsultasi atau rujukantersebut.

2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan pasien,dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter. Dalam hal ini dokterharus meyakinkan pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau rujukan yangdimintakan pasien tersebut. Tetapi apabila pasien tetap meminta, dokter yangbijaksana lazimnya tidak menolak permintaan pasien.

3. Apabila tidak ada jawaban dari konsultasi4. Apabila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan5. Apabila ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan ataupun rujukan. Ada

yang berasal dari dokter, misalnya sikap dan perilaku yang tidak menunjang. Adayang berasal dari pasien, misalnya tidak bersedia dan ataupun yang terpentingkarena tidak cukup biaya atau karena kesulitan transportasi. Atau ada pula yangberasal dari pihak ketiga, misalnya berbagai ketentuan program asuransikesehatan, dan ataupun perusahaan yang menanggung biaya pelayanan kesehatan.Penyelesaian terhadap berbagai pembatas ini harus dapat dilakukan dengansebaik-baiknya, dengan catatan seyogyanya sikap dan perilaku dokter sendiritidak bersifat negatif terhadap konsultasi atau rujukan.

6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. Banyakyang berperan di sini. Mulai dari hambatan sosial budaya sampai denganhambatan sosial ekonomi. Di Indonesia hambatan yang paling banyak ditemukan

Page 24: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

24

adalah karena keadaan ekonomi penduduk yang belum memuaskan, dankarenanya tidak bersedia dan atau tidak dapat memenuhi anjuran konsultasi danatau rujukan tersebut.

Tata cara rujukan

• Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi danrujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka,seperti dokter ahli tertentu.

• Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengandokter yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yangmemuat informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penangananyang dilakukan oleh dokter keluarga.

• Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkapmungkin. Tujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikandiagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihatpengobatan atau yang lainnya.

• Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajibmemberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluarkeahliannya, harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebihsesuai.

• Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja• Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan• Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

Pembagian wewenang & tanggungjawab

1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnyakepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktutersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.

2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penangananpenderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.

3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderitasepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.

4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderitasepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahanwewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.

Page 25: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

25

LI.3. Memahami Dan Menjelaskan Pembiayaan Kesehatan Secara Umum

LO.3.1. Definisi Pembiayaan Kesehatan

Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harusdisediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatanyang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Azrul A., 1996)

Dari pengertian di atas, tampak ada dua sudut pandang ditinjau dari :1) Penyelenggara pelayanan kesehatan (provider) yaitu besarnya dana untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan yang berupa dana investasi serta danaoperasional.

2) Pemakai jasa pelayanan yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk dapatmemanfaatkan suatu upaya kesehatan.

Biaya kesehatan dapat dilihat dari dua sudut:1. Penyedia pelayanan kesehatan (health provider)

Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upayakesehatan dan lebih menunjuk pada seluruh biaya investasi (investment cost) danbiaya operasional (operational cost). Ini merupakan persoalan utama dari pihak

Page 26: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

26

pemerintah atau swasta yakni pihak-pihak yang menyelenggarakan upayakesehatan.

2. Pemakai jasa kesehatan (health consumer)Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasapelayanan.ini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan.

LO.3.2. Jenis Biaya Kesehatan

Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan dibedakan :1) Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan atau

memanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih ke arah pengobatandan pemulihan dengan sumber dana dari sektor pemerintah maupun swasta.

2) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untuk menyelenggarakan danatau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, tujuan utamanya lebih kearah peningkatan kesehatan dan pencegahan dengan sumber dana terutama darisektor pemerintah.

Terdapat 3 jenis pembiayaan kesehatan berdasarkan ideologi negara di dunia,yaitu :1. Sosialis (welfare state). Pada negara-negara tersebut, negara mempunyai

kewajiban penuh untuk memenuhi biaya kesehatan. Bisa juga disebuttanggungan negara 100%.

2. Liberalis-kapitalis. Di sini biaya kesehatan diserahkan pada mekanisme pasaratau pemerintah tidak menanggung biaya kesehatan) sehingga pelayanankesehatan menjadi berorientasi pada keuntungan semata.

3. Kombinasi antara sosialis dan kapitalis. Biaya kesehatan pada negara yangmengacu sistem pembiayaan kombinasi ditanggung oleh pemerintah, swasta, danmasyarakat.

Berdasarkan dari jenis pembiayaan kesehatan tersebut, dapatditentukan Indonesia mengikuti sistem kombinasi dimana pihak pemerintah, swasta,dan masyarakat sama-sama menanggung beban pembiayaan kesehatan.

LO.3.3. Unsur-Unsur Pembiayaan Kesehatan

DanaDana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lainterkait, dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakanuntuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersediaharus mencukupi dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Sumber dayaSumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar,regulasi dan kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdayaguna dalam upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatanuntuk mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan.

Page 27: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

27

Pengelolaan Dana KesehatanProsedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturanyang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistempembiayaan kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta,maupun masyarakat yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian danpembelanjaan dana kesehatan.

LO.3.4. Tujuan Pembiayaan Kesehatan

Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasisecara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjaminterselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya.

Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:a) Mengupayakan kecukupan dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pafa

tingkat pusat dan daerahb) Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatan

pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskindan rentan melalui pengembangan jaminan

c) Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memberi fokus strategi pembiayaan kesehatanyang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu padaumumnya adalah dalam area sebagai berikut:

a. Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatanb. Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan

kesehatan masyarakat miskinc. Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi

kesehatan sosial (shi)d. Penggalian dukungan nasional dan internasionale. Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsionalf. Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan

fakta ilmiahg. Pemantauan dan evaluasi.

LO.3.5. Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan (di Indonesia)

1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya-guna, adil dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan akuntabilitas.

2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat danupaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin.

3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yangterorganisir, adil, berhasil-guna dan berdaya-guna melalui jaminan pemeliharaankesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib maupunsukarela, yang dilaksanakan secara bertahap.

Page 28: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

28

4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melaluipenghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal: dana sehat) ataumemanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal: dana sosialkeagamaan) untuk kepentingan kesehatan.

5. Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaankesehatan di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namununtuk pemerataan pelayanan kesehatan, Pemerintah menyediakan danaperimbangan (maching grant) bagi daerah yang kurang mampu.

LO.3.6. Sumber Biaya Kesehatan

Sumber biaya kesehatan: Pemerintah, swasta, masyarakat, sumber lain (hibah,pinjaman dari luar negeri). Pelayanan kesehatan dibiayai dari berbagai sumber, yaitu :

1) Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dankabupaten atau koya) dengan dana berasal dari pajak (umum dan penjualan),deficit financial (pinjaman luar negeri) serta asuransi sosial.

2) Sebagian ditanggung oleh masyarakatmasyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upayakesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dapatditemukan pelayanan kesehatan swasta,dalam hal ini masyarakat diharuskanmembayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.

3) Swasta, dengan sumber dana dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta,sumbangan sosial, pengeluaran rumah tangga serta communan self help.

LO.3.7. Pembiayaan Kesehatan Menurut Islam

Penyelenggaraan kesehatan dalam pandangan Islam termasuk pengertian riayatussu’un(pelayanan umum) yang wajib dilakukan oleh negara atas seluruh rakyatnya, baikmuslim maupun non muslim, kaya ataupun miskin. Seluruh biaya yang diperlukan secarawajib di tanggung oleh Baitul Mal (kas negara). Adapun peran non-pemerintah (swasta)dalam pembiayaan kesehatan bukanlah hal yang utama.

Negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar itu. Nabi sawBersabda : “Imam (Khalifah) laksana pengembala dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya” (HR al-Bukhari). Tidak terpenuhinya atau terjaminnya kesehatan dan pengobatan akanmendatangkan dharar bagi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan layanan kesehatanmenjadi tanggung jawab dan kewajiban negara (Khilafah). Khilafah wajib membangunberbagai rumah sakit, klinik, laboratorium medis, apotik , pusat dan lembaga litbangkesehatan, sekolah kedokteran , apoteker, perawat, bidan dan sekolah lainnya yangmenghasilkan tenaga medis, serta berbagai sarana prasarana kesehatan dan pengobatanlainnya.

Semua pelayanan kesehatan dan pengobatan harus dikelola sesuai dengan aturan syariah.Juga harus memperhatikan faktor ihsan dalam pelayanan yaitu wajib memenuhi 3 (tiga)prinsip baku yang berlaku umum untuk setiap pelayanan masyarakat dalam sistem Islam:pertama, sederhana dalam peraturan (tidak berbelit-belit). Kedua, cepat dalam pelayanan.Ketiga, profesional dalam pelayanan, yakni dikerjakan oleh orang yang kompeten dan amanah

Page 29: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

29

Sejarah Asuransi Syariah

Pada jaman Nabi Muhammad SAW, konsep asuransi syariah sudah dikenal dengansebutan Al-Aqila. Saat itu suku arab terdiri atas berbagai suku besar dan suku kecil.Sebagaimana kita ketahui, Rasulullah adalah keturunan suku Qurais, salah satu suku yangterbesar. Menurut dictionary of islam, yang ditulis Thomas Patrick, jika ada salah satuanggota suku yang terbunuh oleh anggota suku lainnya, sebagai kompensasi, keluargaterdekat dari si pembunuh akan membayar sejumlah uang, darah atau diyat kepada pewarisQurban.

Al’aql adalah denda, sedangkan makna al’aqil adalah orang yang menbayar denda.Beberapa ketentuan system Aqilah yang merupakan bagian dari asuransi social ditungkanoleh Nabi Muhammad SAW dalam piagam madina yang merupakan konstitusi pertamasetelah Nabi hijrah ke madina. Dalam pasal 3 Konstitusi madina, Rasullulah membuatketentuan mengenai penyelamatan jiwa para tawanan. Ketentuan tersebut menyatakan bahwajika tawanan tertahan oleh musuh karena perang, pihak tawanan harus membayar tebusanpada musuh untuk membebaskannya

Konsep dasar asuransi syariah adalah tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan(al birri wat taqwa). Konsep tersebut sebagai landasan yang diterapkan dalam setiapperjanjian transaksi bisnis dalam wujud tolong menolong (akad takafuli) yang menjadikansemua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain di dalammenghadapi resiko, yang kita kenal sebagai sharing of risk, sebagaimana firman Allah SWTyang memerintahkan kepada kita untuk taawun (tolong menolong) yang berbentuk al birriwat taqwa (kebaikan dan ketakwaan) dan melarang taawun dalam bentuk al itsmi wal udwan(dosa dan permusuhan).

Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu pemindahanrisiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/penanggung sehingga terjadi pula transfer offund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung. Sebagai konsekwensimaka kepemilikan dana pun berpindah, dana peserta menjadi milik perusahaan ausransi.

Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di antaranyaadalah sebagai berikut:

Akad (Perjanjian)◦ Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang melakukannya harus

jelas secara hukum ataupun non-hukum untuk mempermudah jalannya kegiatanbisnis tersebut saat ini dan masa mendatang. Akad dalam praktek muamalah menjadidasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan transaksi secara syariah. Haltersebut menjadi sangat menentukan di dalam praktek asuransi syariah. Akad antaraperusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad jual beli (tadabuli) atautolong menolong (takaful).

◦ Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau perjanjian jualbeli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual, pembeli,harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itu di dalam perjanjian yangditerapkan dalam asuransi konvensional hanya memenuhi persyaratan adanyapenjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Sedangkan untuk harga tidakdapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi yang harus dibayarkan olehpeserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya

Page 30: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

30

Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan akan membayarkan uangpertanggunggan sesuai dengan perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akandisetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia. Jika peserta dipanjangkan usiamaka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali membayarditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurutpandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapabesar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk saving) atau berapabesar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-saving).

Gharar (Ketidakjelasan)◦ Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi

dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.◦ Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak

adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung,sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa. Jikabaru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal, perusahaanakan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggungdipanjangkan usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi secarafinancial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lamamasing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktupembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukunakad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jualbeli/akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.

◦ Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niattolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah.Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita menghindarilarangan Allah dalam praktik muamalah yang gharar.

◦ Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi(transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalahmilik peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah (mudharib) tidak bisamengklaim menjadi milik perusahaan.

Tabarru dan Tabungan◦ Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya sumbangan

atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri (dermawan). Niatbertabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan salingmembantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di antaranya adayang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru disimpan dalam rekeningkhusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yang diberikan adalah darirekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta untuk saling menolong.

◦ Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangatdianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar dihadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang siapamemenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya."(HR BukhariMuslim dan Abu Daud).

Page 31: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

31

◦ Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving maka dana yangdititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru terdapat pulaunsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan.Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakan dana tabarrukarena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan kepada pesertasesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabunganbeserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.

◦ Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapatunsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar samadengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam asuransikonvensional karena adanya unsur gharar, terutama dalam kasus asuransi jiwa.Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polisasuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka ahliwaris akan menerimasejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak mengetahui dari mana dan bagaimanacara perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Halini dipandang karena keuntungan yang diperoleh berasal dari keberanian mengambilrisiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf mengatakan,tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yangboleh disebut judi jika perusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya klaimyang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak/sedikitnya klaim yang dibayarkannya.

Riba◦ Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan

bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukansaat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan.Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturan pemerintah yaitu investasiwajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memilikilikuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu pula denganKeputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan KeuanganPerusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diaturdalam peraturan pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.

◦ Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat Islam dengansistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan ataspetunjuk Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat130,"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang memangriba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamumendapatkan keberuntungan." Hadist, "Rasulullah mengutuk pemakaian riba,pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya bersabda kepada mereka semuasama."(HR Muslim)

Dana Hangus◦ Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta karena

suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa reversing period.Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar sejumlahuang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telah dibayarkan tersebut

Page 32: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

32

menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-saving atau asuransi kerugian jikahabis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang dibayarkan akan hangusdan menjadi milik perusahaan.

◦ Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akanmenimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi merekayang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya danauntuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah masuk akanhangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarangkita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada yang merugikan dandirugikan).

◦ Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilaitunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang barumasuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yangsebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil dana yangdniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama berlaku pula padaasuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi klaim, makaasuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagihasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yangdibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan sebagian ke peserta (tidakhangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya,

Page 33: Copy of Wrap Up Skenario 3 FK

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang.2. Gani A. Pembiayaan Kesehatan. FKM UI. 19963. Prasetyawati, Arsita Eka. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret4. Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia. 20105. Tristantoro L. Prinsip-Prinsip Asuransi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kedokteran Dan

Residen. FK UGM.