Copy of Osteomielitis2003

11
 BAB I. PENDAHULUAN Di Indonesi a os teo myeli ti s masi h merupakan ma salah di bi dang ort hop aedi. Hal ini teru tama dis eba bka n ole h mas ih tin ggi nya ins ide ns dan  banyaknya kasus – kasus yang terabaikan. Disamping itu, osteomyelitis masih menimbulkan berbagai komplikasi antara lain berupa : - Patah tulang patologis - Gangguan pertumbuhan - Timbulnya infeksi. BAB II. DEFINISI Osteomyelitis adalah suatu proses keradangan akut ataupun kronis dari tulang dan struktur - strukturnya yang disebabkan infeksi bakteri piogen dan terkadang oleh jamur. Osteomyelitis adalah infeksi serta rusaknya sebagian tulang tertentu. Penyakit ini mungkin timbul karena kuman, terutama kuman staphylococcus. Biasanya tulang yang rusak itu retak serta mengeluarkan nanah. Infeksi dari  jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi masuk dari dalam tubuh) 1

Transcript of Copy of Osteomielitis2003

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 1/11

 

BAB I. PENDAHULUAN

Di Indonesia osteomyelitis masih merupakan masalah di bidang

orthopaedi. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya insidens dan

 banyaknya kasus – kasus yang terabaikan.Disamping itu, osteomyelitis masih menimbulkan berbagai komplikasi

antara lain berupa :

- Patah tulang patologis

- Gangguan pertumbuhan

- Timbulnya infeksi.

BAB II. DEFINISIOsteomyelitis adalah suatu proses keradangan akut ataupun kronis dari

tulang dan struktur - strukturnya yang disebabkan infeksi bakteri piogen dan

terkadang oleh jamur.

Osteomyelitis adalah infeksi serta rusaknya sebagian tulang tertentu.

Penyakit ini mungkin timbul karena kuman, terutama kuman staphylococcus.

Biasanya tulang yang rusak itu retak serta mengeluarkan nanah. Infeksi dari

 jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau korteks tulang dapat berupa

exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi masuk 

dari dalam tubuh)

1

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 2/11

 

 

Gambar 1. Osteomyelitis pada tulang

BAB III. ETIOLOGI

Osteomyelitis dapat disebabkan oleh bakteri maupun jamur.

Staphylococcus aureus, atau lebih jarang lagi S. epidermidis, adalah organisme

 penyebab pada 60 - 90% kasus anak-anak. Setelah terinfeksi, nanah terbentuk 

dalam tulang akan menjadi abscess. Abscess tersebut akan terserap dalam aliran

darah .

Kini mulai banyak didapatkan Streptococcus Group B pada masa

neonatus. Organisme gram-negatif cukup banyak ditemukan pada infeksi

vertebra pada orang dewasa serta pada osteomielitis yang diderita pecandu

heroin. Pada pecandu obat yang menderita osleomyelitis, spesies pseudomonas

adalah penyebab pada 86% kasus; 76% infeksi pseudomonas ini menyerang

vertebra, sedang tempaf infeksi nomor dua ialah tulang pelvis

Osteomielitis oleh candida, aspergillus, atau rhizopus mungkin terjadi

 pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau yang menerima terapi

intravena jangka panjang atau nutrisi parenteral sentral

BAB IV. EPIDEMIOLOGI

Secara epidemiologi osteomyelitis terjadi sekitar dua dari setiap 10.000

orang. Tanpa pengobatan yang adekuat, dapat menjadi osteomyelitis kronis

sehingga aliran darah pada tulang tersebut akan berkurang. Pada tahap akhir 

akan menyebabkan nekrosis tulang.

2

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 3/11

 

Sebelum era antibiotik, osteomyelitis merupakan penyebab kematian

yang cukup tinggi pada anak – anak. Dengan pemakaian antibiotik, angka

kematian dapat ditekan. Walaupun demikian angka morbiditas masih cukup

tinggi.

Keberhasilan pengobatan terhadap osteomyelitis ditentukan oleh faktor 

 – faktor diagnosis yang dini dan penatalaksanaan pengobatan berupa pemberian

antibutik atau tindakan pembedahan.

BAB V. FISIOLOGI TULANG

Anatomi Tulang

Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan

tempat untuk melekatnya otot – otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang

ditengah tulang tertentu berisi jaringan hematopoitik yang membentuk berbagai

sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan

mengatur kalsium dan fosfat.

Hampir semua tulang berongga dibagian tengahnya, struktur demikian

memaksimalkan kekuatan struktural tulang dengan bahan - bahan yang relatif 

kecil dan ringan. Kekuatan tambahan diperoleh dari susunan kolagen dan

mineral dalam jaringan tulang.

Secara anataomis tulang dibagi menjadi 3 bagian : epifise, metafise dan

diafise. Diafise atau batang adalah bagian tengah tulang yang berbentuk silinder.

Bagian ini tersusun dari tulang yang kortikal yang memiliki kekuatan yang

 besar.

Metafise adalah bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir 

 batang. Daerah ini terutama disusun oleh tulang trabekular atau tulang spongiosa

yang mengandung sumsum merah. Pada anak – anak sumsum merah mengisi

sebagian besar bagian dalam dari tulang panjang, tetapi kemudian diganti oleh

sumsum kuning sejalan dengan dewasanya anak tersebut. Metafise juga

menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukuo luas untuk perlekatan

tendon dan ligamen pada epifise. Lepeng epifise adalah daerah pertumbuhan

lonitudinal pada anak – anak. Bagian ini akan menghilang pada dewasa.

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel

osteoblast, osteosit dan osteoclast. Osteoblast membangun tulang dengan

3

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 4/11

 

membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan

osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Osteosit adalah sel – sel

tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi

melalui tulang yang padat. Osteoclast adalah sel – sel besar berinti banyak yang

memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi.

Gambar 2. Anatomi Tulang panjang

BAB VI. KLASIFIKASI OSTEOMYELITIS

Semua bakteri penyebab osteomyelitis dimulai dari infeksi akut.

Apabila dengan pengobatan yang tidak adekuat setelah 6 minggu, akan menjadi

osteomyelitis kronis. Osteomyelitis dapat terjadi di segala usia. Kondisi tertentu

dapat meningkatkan risiko infeksi tersebut misalnya anemia sickle cell , trauma,

adanya benda asing dalam tubuh (seperti peluru atau sekrup ditempatkan pada

tulang yang patah), penggunaan narkoba intravena (seperti heroin) dan diabetes.

Secara klaifikasi osteomyelitis dibagi menjadi 2, yaitu :

4

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 5/11

 

1. Osteomyelitis Primer 

1.1. Batasan

Adalah osteomyelitis akut yang disebabkan infeksi secara

hematogen. Osteomyelitis akut hematogen adalah infeksi akut pada tulang

(metafise) dengan kuman penyebab 90 % adalah Staphylococcus,  pada bayi

sering oleh kuman streptococcus dimana “portal ef entry” sering melalui

furunkel atau infeksi saluran nafas bagian atas

1.2. Epidemiologi

Osteomyelitis hematogen adalah penyakit primer pada tulang yang

sedang dalam pertumbuhan. Oleh karena itu sering menyerang pada anak – 

anak. Laki – laki lebih sering dibanding wanita (3 : 1) dan sering menyerang

tulang panjang. Misalnya femur, tibia, humerus, radius dan ulna.

1.3. Patofisiologi

Osteomyelitis akut dapat terlokalisir ataupun menyebar melalui

 periosteum, korteks, sumsum, dan jaringan cancellous. Osteomyelitis akut

hematogen ditandai oleh suatu peradangan akut tulang disebabkan oleh

 penyebaran bakteri di dalam tulang dari suatu sumber yang remote 

Daerah yang sering terkena adalah metafise tulang panjang, karena :

daerah dengan sel – sel darah muda, kaya pembuluh darah, bila terkena

trauma sering hematoma, aliran darah lambat.

Mula mula terdapat fokus infeksi di daerah metafisis, lalu terjadi

hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi,

tekanan dalam tulang yang meningkat ini menyebabkan nyeri lokal yang

hebat. Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus subkutis dan

menyebar menjadi selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost ke

diafise.

5

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 6/11

 

Gambar 4 Patofiologi Osteomyelitis akut hematogen

1.4. Diagnosis

a. Diagnosis sering didahului dengan anamnesa dimana 50% biasanya ada

trauma atau kelainan – kelainan yang mendahului misalnya infeksi

saluran nafas.

 b. Gejala umum

Pawa awal penyakit gejala sistemik seperti febris, nausea, anoreksi dan

malaise menonjol. Anak akan terlihat tampak sakit. Bila keadaan umum

kurang baik, maka gejala sistemik menjadi kurang jelas.

c. Gejala lokal

Pada awal penyakit pembengkakan dan selulitis belum tampak, pada

masa ini dapat terjadi salah diagnosis sebagai demam tifoid. Gejala

lanjut akan mengakibatkan nyeri spontan lokal yang mungkin disertai

nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta kesukaran bergerak pada

ekstremitas yang terkena. Adanya pembengkakan merupakan tanda

lama karena radang sudah keluar dari tulang.

d. Laboratorium

Darah lengkap : Lekositosis

Laju Endap Darah : meningkat

Kultur : 50 % kasus dengan hasil positf 

Radiologis

• Pembengkakan

6

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 7/11

 

• Periosteal reaction

• Rarefaction metafisis

• Scintigrafi / MRI / CT- Scan

Diagnosa dini osteomyelitis akut hematogen berdasarkan pada diagnosa

klinis saja oleh karena kelainan radiologis tidak akan tampak pada

minggu pertama. Kelainan radiologist berupa rarefaction dan periosteal 

reaction baru akan tampak pada hari ke 7 – 10.

1.5. Penatalaksanaan

Osteomyelitis akut hematogen adalah keadaan serius dan diagnosis

harus cepat dan sedini mungkin oleh karena pengobatan sedini mungkinakan sangat mempengaruhi prognosa atau penyembuhan penyakit. Begitu

diagnosa ditegakkan (hanya berdasarkan diagnosa klinis), pengobatan

sistematik harus segera diberikan.

a. Tirah baring, analgesik 

 b. Supportive terapi, pemberian cairan intravena.

c. Immobilisasi : untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah kontraktur.

d. Pemberian antibiotik secara parenteral (2 minggu pertama), baru

dilanjutkan peroral. Antibiotik pilihan pertama adalah golongan

kloksasilin.

e. Bila dengan terapi intensif selama 24 jam pertama tidak didapati

  perbaikan, dianjurkan untuk mengebor (drilling) tulang yang terkena.

Bila ada cairan yang keluar, tulang perlu dibor untuk mengurang

tekanan intraosal. Cairan tersebut perlu dikultur untuk menentukan jenis

kuman dan kerentanannya. Bila hasil kultur ada, antibiotik diganti

dengan yang sesuai sensitivity test.

f. Antibiotik diberikan minimal 4 minggu, dihentikan bila LED normal

 pemeriksaaan 2 x selang 1 minggu.

1.6. Prognosis

Prognosis pada Osteomyelitis akut hematogen tergantung :

a. Waktu terapi

< 3 hari : sembuh baik 

7

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 8/11

 

3-7 hari : sembuh lokal & sistemik tetapi telah terjadi destruksi

tulang

> 7 hari : dubia

 b. Dosis antibiotik 

c. Durasi terapi

1.7. Komplikasi

a. Dini

- Sepsis yang berakibat pada kematian

- Abses kronis

- Septic arthritis

 b. Lanjut

- Osteomyelitis kronis

- Fraktur patologis

- Kontraktur sendi

- Gangguan pertumbuhan

2. Osteomyelitis Sekunder

2.1 Batasan

Osteomyelitis Sekunder merupakan osteomyelitis kronis dimana

osteomyelitis akut tidak ditangani secara adekuat atau juga oleh karena

diagnosis yang lambat, termasuk di dalamnya osteomyelitis kronis yang

terjadi post operasi, post trauma dan pemakain narkoba intravena (seperti

heroin).

2.2 Epidemiogi

Secara epidemiologi, di amerika sekitar 5 – 25 % osteomyelitis akut

akan komplikasi menjadi osteomyelitis kronis.

2.3 Patofisiologi

Osteomyelitis kronis muncul ketika proses radang berlanjut dari

waktu ke waktu, mendorong ke arah sklerotik tulang dan kelainan bentuk.

8

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 9/11

 

Staphylococcus aureus adalah bakteri penyebab tersering dari

osteomyelitis kronis. Post operasi dan post trauma juga dapat mengakibat

 peradangan, yang memmungkinkan terjadinya sepsis secara hematogen.

Infeksi di tulang menciptakan suatu peningkatan intramedullar yang

memaksa pengeluaran eksudat penyebab radang keluar periosteum, eksudat

akan membentuk trombus vaskuler. Infeksi juga dapat pecah ke bagian

tulang diafise melalui kanalis medularis. Penjalaran subperiost ke arah

diafise akan merusak pembuluh darah yang ke diafise sehingga

menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuster. Periost akan

membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang mati tersebut yang

disebut involukrum.

2.4 Diagnosis

a. Gejala klinis

Gejala umum tidak menonjol seperti pada periode akut, kecuali pada

keadaan flare up (eksaserbasi akut)

 b. Gejala lokal

 Nyeri tekan, bengkak, draining sinus, kontraktur sendi.

c. Laboratorium

LED : meningkat

Darah lengkap : anemia

Radiologis

• Sekuster 

• Clove

• Involukrum

2.5 Penatalaksanaan

Pengobatan pada osteomyelitis kronis sangat sulit oleh karena sangat jarang

kita bisa melakukan terapi infeksi secara tuntas.

Antibiotik diberikan secara sisemik dan lokal. Semua abses, sekuester 

diambil dengan cara guttering  (irigasi). Pada fase pasca akut, subakut atau

kronik dini biasanya involukrum belum cukup kuat untuk menggantikan

tulang asli yang menjadi sekuester. Oleh karena itu ekstremitas yang terkena

9

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 10/11

 

harus dilindungi dengan menggunakan gips untuk mencegah fraktur 

  patologis dan debrideman serta sekuesterektomi ditunda sampai

involuukrum menjadi kuat.

Kadang – kadang opersai rekonstruksi juga diperlukan, misalnya :

- Bone graft

- Tandur alih kulit (skin graft)

Amputasi juga dikerjakan bila keadaan sangat membahayakan jiwa.

2.6 Komplikasi

- septic arthritis

- destruksi jaringan lunak sekitar 

- degenerasi maligna (missal : Marjolin ulcer [squamous cell carcinoma],

epidermoid carcinoma)

- amyloidoses sekunder 

- fraktur patologi

10

5/14/2018 Copy of Osteomielitis2003 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copy-of-osteomielitis2003 11/11

 

DAFTAR PUSTAKA

Price AS, Wilson, M, Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit.

Edisi 4. 905. EGC. Jakarta. (1995)

Paruhum, UT Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah – Osteomielitis . Binarupa Aksara. Jakarta.

Hal 472. (1995)

Randall W King, MD, Up date 13 juli 2006. Osteomyelitis. http://as.emedicine.com/html

topic502. diakses tanggal 10 April 2009 jam 20.15

Sukarna, IP. dkk.. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Lab/UPF ilmu bedah RSU dr.

Soetomo. Surabaya. (1994)

Syamsuhidajat, R.. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedoktern EGC. Jakarta.

(2005)

Waldvogel FA, Vasey H. Osteomyelitis the past decade. N Engl J med 1980; 303 : 360 – 

370 (dikutip dari cermin dunia kedokteranno. 23)

11