Copd

7
Anatomi dan Fisiologi dari Paru- paru ANATOMI Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian, yakni saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan external, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah didalam kapiler pulmunaris. 4 Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli, memisahkan oksigen dan darah oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm hg dan tingkat ini hemoglobinnya 95%. Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan. Metabolisme menembus membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronchial, trakea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut. 4 Gambar : Anatomi Paru Sumber 4 FISIOLOGI

description

Yup

Transcript of Copd

Page 1: Copd

Anatomi dan Fisiologi dari Paru- paru ANATOMI

Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian, yakni saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan external, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah didalam kapiler pulmunaris. 4

Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli, memisahkan oksigen dan darah oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm hg dan tingkat ini hemoglobinnya 95%. Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan. Metabolisme menembus membran alveoli, kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronchial, trakea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut. 4

Gambar : Anatomi Paru Sumber 4

FISIOLOGI

Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga 4

Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun

Page 2: Copd

tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi. 4

Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 μm). Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir pada permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg. Pada waktu oksigen diinspirasi dan sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami penurunan sampai sekiktar 103 mmHg. Penurunan tekanan parsial ini terjadi berdasarkan fakta bahwa udara inspirasi tercampur dengan udara dalam ruangan sepi anatomic saluran udara dan dengan uap air. Perbedaan tekanan karbondioksida antara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah menyebabkan karbondioksida berdifusi kedalam alveolus. Karbondioksida ini kemudian dikeluarkan ke atmosfir. 4 Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 yaitu :

1. Inspirasi (menarik napas) Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila tekanan intra pulmonal (intra alveol) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada tekanan biasa, tekanan ini berkisar antara -1 mmHg sampai dengan -3 mmHg. Pada inspirasi dalam tekanan intra alveoli dapat mencapai -30 mmHg. Menurunnya tekanan intra pulmonal pada waktu inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga toraks akibat kontraksi otot-otot inspirasi. 2. Ekspirasi (menghembus napas) Ekspirasi adalah proses yang pasif, proses ini berlangsung bila tekanan intra pulmonal

lebih tinggi dari pada tekanan udara luar sehingga udara bergerak keluar paru. Meningkatnya tekanan di dalam rongga paru terjadi bila volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan oleh daya elastis jaringan paru. Penguncupan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai relaksasi. 4

SISTEM PERTAHANAN PARUParu-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan

terjadinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana mekanisme tubuh pada umumnya, maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan humoral. Beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi atas : 1. Filtrasi udara Partikel debu yang masuk melalui organ hidung akan : - Yang berdiameter 5-7 μ akan tertahan di orofaring.

- Yang berdiameter 0,5-5 μ akan masuk sampai ke paru-paru

- Yang berdiameter 0,5 μ dapat masuk sampai ke alveoli, akan tetapi dapat pula di keluarkan bersama sekresi. 4,6

2. Mukosilia Baik mucus maupun partikel yang terbungkus di dalam mucus akan digerakkan oleh silia keluar menuju laring. Keberhasilan dalam mengeluarkan mucus ini tergantung pada kekentalan mucus, luas permukaan bronkus dan aktivitas silia yang mungkin terganggu oleh iritasi, baik oleh asap rokok, hipoksemia maupun hiperkapnia. 4,6

3. Sekresi Humoral Lokal zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain, terdiri dari : - Lisozim, dimana dapat melisis bakteri - Laktoferon, suatu zat yang dapat mengikat ferrum dan bersifat bakteriostatik - Interferon, protein dengan berat molekul rendah mempunyai kemampuan dalam membunuh virus.

Page 3: Copd

- Ig A yang dikeluarkan oleh sel plasma berperan dalam mencegah terjadinya infeksi virus. Kekurangan Ig A akan memudahkan terjadinya infeksi paru yang berulang. 4,6 4. Fagositosis Sel fagositosis yang berperan dalam memfagositkan mikroorganisme dan kemudian menghancurkannya. Makrofag yang mungkin sebagai derivate monosit berperan sebagai fagositer. Untuk proses ini diperlukan opsonim dan komplemen. 4,6

Faktor yang mempengaruhi pembersihan mikroba di dalam alveoli adalah : - Gerakan mukosiliar. - Faktor humoral lokal. - Reaksi sel. - Virulensi dari kuman yang masuk. - Reaksi imunologis yang terjadi.- Berbagai faktor bahan-bahan kimia yang menurunkan daya tahan paru, seperti alkohol, stress, udara dingin, kortekosteroid, dan sitostatik.

PPOK Eksaserbasi Akut7

DEFINISIPPOK eksaserbasi akut adalah kejadian akut yang ditandai dengan bertambah buruknya

gejala pernafasan pasien di luar dari variasi sehari-hari dan mendorong adanya perubahan pengobatan.

PPOK eksaserbasi akut merupakan peristiwa penting pada rangkaian penyakit PPOK, karena:

1. Menurunkan kulaitas hidup pasien2. Mempengaruhi fungsi paru sehingga butuh beberapa minggu untuk pulih.3. Mempercepat laju penurunan fungsi paru4. Berhubungan dengan mortalitas, khususnya pada pasien yang membutuhan

perawatan di rumah sakit.5. Biaya pengobatan tinggi

Faktor pencetus:1. Infeksi saluran nafas (virus atau bakteri). Pada sedikitnya 50% pasien, ditemukan

bakteri pada saluran nafas bawah saat terjadi eksaserbasi2. Polusi udara3. Berhenti terapi maintenance

DIAGNOSISDiagnosis PPOK eksaserbasi akut ditentukan berdasarkan pemeriksaan klinis dimana

pasien mengeluhkan perubahan gejala yang terjadi secara akut (sesak nafas, batuk, tanpa/disertai dahak) yang terjadi di luar dari variasi sehari-hari.

1. Anamnesis- Tingkat keparahan PPOK berdasarkan derajat hambatan aliran nafas- Durasi perburukan atau imbulnya gejala baru- Jumlah eksaserbasi yang terjadi- Factor komorbid- Regimen terapi yang sedang digunakan- Penggunaan ventilasi mekanik sebelumnya

2. Pemeriksaan fisik- Penggunaan otot nafas aksesoris- Pergerakan paradox dinding dada- Timbulnya sianosis sentral baru

Page 4: Copd

- Edema perifer- Hemodinamik tidak stabil- Status kesadaran memburuk

3. Pemeriksaan penunjang- Pulse oximetry: berguna untuk menentukan terapi suplemen oksigen- Foto thoraks: berguna untuk menyingkirkan diagnosis alternative- EKG: berguna untuk membantu diagnosis penyerta jantung- Lab darah: mungkin ditemukan polisitemia (hematocrit < 55%), anemia, atau

leukositosis. Bisa juga ditemukan gangguan elektrolit dan hiperglikemia, walalupun keadaan ini juga bisa dikarenakan factor komorbid.

PENATALAKSANAANTujuan terapi PPOK eksaserbasi akut adalah meminimalkan dampak eksaserbasi yang sedang berlangsung dan mencegah terjadinya eksaserbasi lanjutan.

1. Terapi farmakologi- Bronkodilator kerja cepat

Bronkodilator kerja cepat yang disarankan untuk digunakan saat terjadi eksaserbasi adalah beta2-agonis inhalasi kerja cepat dengan atau tanpa antokolinergik kerja cepat. Methylxantine IV (teofilin atau aminofilin) bisa digunakan sebagai terapi ini kedua yang hanya digunakan pada kasusu-kasus tertentu ketika tidak/kurang respon terhadap pemberian bronkodilator kerja cepat.

- KortikosteroidPemberian kortikosteroid oral saat eksaserbasi mempercepat waktu pemulihan, meningkatkan fungsi paru (FEV1) dan hipoksemia arteri (PaO2), dan mengurangi risiko kambuh dini, gagal pengobatan, dan waktu rawat inap. Dosis yang direkomendasikan adalah prednisolone 40 mg per hari selama 5 hari.

- AntibiotikAntibiotik diberikan jika terdapat tanda bahwa eksaserbasi disebabkan oleh bakteri seperti peningkatan sputum purulent. Sebuah tinjauan sistematik menunjukkan bahwa pemberian antibiotik mengurangi risiko mortalitas jangka pendek sebanyak 77%, menurunkan angka kegagalan terapi sebanyak 53% dan suputum purulent sebanyak 44%. Tinjauan ini mendukung penggunaan antibiotik hanya diperuntukkan bagi pasien sakit sedang atau berat dengan eksaserbasi akut yang disertai dengan peningkatan batuk dan sputum purulent. Antibiotic diberikan selama 5-10 hari

- Terapi tambahanTergantung kondisi klinis pasien

2. Bantuan nafas- Oksigen- Ventilator (invasive atau non-invasif)

Page 5: Copd

Daftar Pustaka (yang merah ga dipake)1. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2010. Global Strategy for Diagnosis,

Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Copyright 2006 MCR Vision, Inc

2. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2006. Global Strategy for Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Copyright 2006 MCR Vision, Inc

3. GOLD Inc. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management, and Prevention. [diakses 22 Juni 2013]. Di unduh dari URL: http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp?l1=2&l2=1&intId=989

4. Price, S.A, Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi ke 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

5. Ward, Jeremy P.T, et al, 2007. At a Glance Sistem Respirasi, Edisi 2. Penerbit Erlangga, Jakarta

6. Robbins, Stanley L et al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Volume 2. EGC. Jakarta

7. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2014. Global Strategy for Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. MCR Vision, Inc