COOPERATIVE LEARNING.docx

18

Click here to load reader

Transcript of COOPERATIVE LEARNING.docx

Page 1: COOPERATIVE LEARNING.docx

COOPERATIVE LEARNING ( TEORI DAN APLIKASI PAIKEM ) Penulis : AGUS SUPRIJONO

A.    ARTI BELAJAR

Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktivitas secara alamiah. Reber mendefinisikan belajar sebagai proses

mendapatkan pengetahuan. Prinsip belajar antara lain belajar adalah perubahan perilaku, belajar

merupakan proses, serta bentuk pengalaman. Tujuan belajar secara eksplisit diusahakan untuk

dicapai dengan tindakan instruksional yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan.

Sedangkan tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional, bentuknya

berupa kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang

lain, dan sebagainya.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan ketrampilan. Menurut Gagne, hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan

intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Sedangkan menurut Bloom, hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif antara lain

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Domain afektif adalah

sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi, karakterisasi. Domain psikomotor

mencakup katrampilan produktif, teknik, fisik, social, manajerial, dan intelektual.

John Travers menggolongkan kegiatan belajar menjadi 6 tipe kegiatan yaitu

keterampilan, pengetahuan, informasi, konsep, sikap, dan pemecahan masalah. Sedangkan

Gagne mentipikasikan kegiatan belajar menjadi delapan, yaitu kegiatan mengenal tanda, kegiatan

belajar tindak balas, kegiatan belajar melalui rangkaian, kegiatan belajar melalui asosiasi lisan,

kegiatan belajar dengan perbedaan berganda, kegiatan belajar konsep, kegiatan belajar prinsip-

prinsip, dan kegiatan belajar pemecahan masalah.

Pengajaran adalah proses penyampaian. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan

sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik, menyampaikan pengetahuan, dan peserta didik

sebagai penerima. Pengajaran merupakan transplantasi pengetahuan. Sedangkan dalam

perspektif pembelajaran, guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk

mempelajarinya. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organic

dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.

Page 2: COOPERATIVE LEARNING.docx

B.     DUKUNGAN TEORI

Teori merupakan perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-

peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori tersusun secara kausalitas atas fakta, variable /

konsep, dan proposisi. Fungsi teori dalam konteks belajar adalah memberikan kerangka kerja

konseptual untuk suatu informasi belajar; memberi rujukan untuk menyusun rancangan

pelaksanaan pengajaran; mendiagnosis masalah-masalah dalam kegiatan belajar mengajar;

mengkaji kejadian belajar dalam diri seseorang; dan mengkaji factor eksternal yang

memfasilitasi proses belajar. Bruner mengkategorikan teori pembelajaran menjadi dua,

preskriptif dan deskriptif. Teori belajar preskriptif berisi seperangkat preskripsi guna

mengoptimalkan hasil belajar yang diinginkan, sedangkan deskriptif berisi deskripsi mengenai

hasil belajar yang muncul sebagai akibat dari digunakannya metode tertentu.

Berikut ini adalah macam- macam teori belajar :

1.           Teori Perilaku

Teori perilaku berakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam perspektifnya, pembelajaran

diartikan sebagai proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas

(respon). Teori ini menekankan arti penting hubungan pengalaman dengan perilaku.teori ini

dibedakan menjadi pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Tokoh-tokohnya antara lain

Ivan Petrovich Pavlov, JB Watson, dan Edwin Guthrie yang tergolong dalam pengkondisian

klasik. Tokoh yang termasuk dalam pengkondisian operan adalah Edward Lee Thorndike dan

Skinner. Menurut Ivan Petrovich Pavlov, dalam belajar yang terpenting adanya latihan dan

pengulangan. JB Watson mengemukakan prinsip kekerapan dan kebaruan. Sedangkan Edwin

Guthrie menggunakan konsep pembinaan dan perubahan kebiasaan. Edward Lee Thorndike

mengungkapkan belajar sebagai peristiwa terbentuknya asosiasi antara peristiwa (stimulus-

respon). Skinner menganggap reinforcement (peneguhan) merupakan factor penting dalam

belajar.

2.           Teori Belajar Kognitif

Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral

meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam setiap peristiwa belajar.

Belajar menurut teori kognitif adalah perceptual, proses internal. Konsep-konsep terpenting

Page 3: COOPERATIVE LEARNING.docx

dalam teori ini adalah adaptasi intelektual Jean Piaget, discovery learning Jerome Bruner, dan

reception learning Ausubel. Selain itu ada teori belajar sosial dari Albert Bandura.

3.           Teori Konstruktivisme

Pengetahuan menurut konstruktivisme bersifat subjektif, bukan objektif. Belajar merupakan

proses operatif, bukan figurative dan menekankan pada belajar autentik, bukan artificial. Selain

itu juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses social atau kolaboratif dan

kooperatif. Pembelajaran konstruktivisme menekankan pentingnya lingkungan social dalam

belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam belajar kolaboratif dan kooperatif

akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual. Tokohnya adalah Jean Piaget dan

Vigotsky.

Konstruktivisme beraksentuasi belajar sebagai proses operatif, bukan figurative. Belajar

operatif adalah belajar memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang

dapat digunakan pada bermacan-macam situasi. Belajar operatif tidak hanya menekankan pada

pengetahuan deklaratif, namun juga pengetahuan structural dan procedural. Selain itu juga

menekankan pada belajar autentik, bukan artificial. Belajar autentik adalah proses interaksi

seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata konstruktivisme juga memberikan kerangka

pemikiran belajar sebagai proses social atau belajar kolaboratif dan kooperatif. Implikasi dalam

pembelajarannya dapat digambarkan dengan urutan orientasi, elicitasi (menggali ide),

restrukturisasi ide (klarifikasi ide, mengontraskan dengan ide lain, membangun ide baru,

mengevaluasi), aplikasi ide, dan reviu. Peran penting guru adalah memberi dukungan dan

bantuan serta motivasi bagi peserta didik.

C.    MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar. Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu

peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.

1.      Model Pembelajaran Langsung

Page 4: COOPERATIVE LEARNING.docx

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Teori

pendukungnya adalah behaviorisme dan teori belajar social. Modeling adalah pendekatan utama

dalam pembelajaran langsung. Modeling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada

peserta didik. Ada tiga macam model, yaitu live model, symbolic model, dan verbal description

model. Pembelajaran langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural,

pengetahuan deklaratif, serta berbagai katerampilan. Sintak pembelajaran langsung adalah

sebagai berikut :

a.    Fase 1 : Establising Set, menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.

b.   Fase 2 : Demonstrating, mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.

c.    Fase 3 : Guided Practice, membimbing pelatihan.

d.   Fase 4 : Feed Back, mengecek pemahaman dan memberi umpan balik.

e.    Fase 5 : Extended Practice, memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

Model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran apapun, tetapi yang paling

tepat adalah mata pelajaran yang berorientasi kerja (bahasa, matematika, kesenian, biologi,

fisika, kimia, TIK, dan pendidikan jasmani) dan informasi (sejarah, sosiologi)

2.      Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Pelaksanaan

prosedur dengan benar memungkinkan guru mengelola kelas dengan efektif. Untuk mencapai

hasil yang maksimal, ada unsur yang harus diterapkan, yaitu saling ketergantungan positif,

tanggung jawab perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antaranggota, dan pemrosesan

kelompok. Sintak model pembelajaran kooperatif yaitu :

a.       Fase 1 : Present goals and set, menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta

didik.

b.      Fase 2 : Present information, menyajikan informasi.

c.       Fase 3 : Organize students into lerning teams, mengorganisir peserta didik ke

dalam tim-tim belajar.

d.      Fase 4 : Assist team work and study, membantu kerja tim dan belajar.

e.       Fase 5 : Test on the materials, mengevaluasi.

f.       Fase 6 : Provide recognition, memberikan pengakuan atau penghargaan.

Page 5: COOPERATIVE LEARNING.docx

3.      Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model ini dikembangkan berdasarkan konsep Jerome Bruner, discovery learning. Proses akhir

discovery learning adalah penemuan, sedangkan inquiry proses akhirnya terletak pada kepuasan

kegiatan meneliti. Keduanya merupakan pembelajaran yang beraksentuasi pada masalah

kontekstual dan menekankan aktivitas penyidikan. Proses belajar meliputi proses informasi,

transformasi, dan evaluasi. Hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah peserta didik

memiliki keterampilan penyelidikan, mengatasi masalah, mempelajari peran orang dewasa,

pembelajar yang mandiri dan independen, dan katerampilan berfikir tingkat tinggi. Sintak

pembelajaran berbasis masalah adalah :

a.       Fase 1 : memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik.

b.      Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti.

c.       Fase 3 : membantu investigasi mandiri dan kelompok.

d.      Fase 4 : mengembangkan dan mampresentasikan artefak dan exhibit.

e.       Fase 5 : menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Fondasi utama pembelajaran aktif , inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah

konstruktivisme. Pendekatan yang cocok untuk pembelajaran berbasis konstruktivisme adalah

kontekstual. Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan

konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran

kontekstual juga dikenal dengan experiental learning, real world education, active learning, dan

learned centered instruction. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah saling ketergantungan,

diferensiasi, dan pengaturan diri. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran autentik

(mengutamakan pengalaman nyata), pembelajaran yang aktif, mengembangkan level tinggi,

memusatkan pada proses dan hasil, dan pembelajaran distribusi.

Pembelajaran kontekstual diawali dengan pengaktifan pengetahuan yang sudah dimiliki,

selanjutnya memperoleh pengetahuan baru dengan mempelajari secara keseluruhan dahulu,

kemudian memperhatikan detailnya. Integrasi pengetahuan baru dan penyesuaian pengetahuan

awal terhadap pengetahuan baru merupakan tahap selanjutnya. Dengan merumuskan konsep

Page 6: COOPERATIVE LEARNING.docx

sementara, melakukan sharing, dan perevisian serta pengembangan konsep, integrasi dan

akomodasi menghasilkan pemahaman pengetahuan, kemudian mempraktikkan pengetahuan

dalam berbagai konteks dan melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan

tersebut. Ada 7 komponen pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya,

masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian autentik.

Metode - Metode Pembelajaran Kooperatif antara lain :

1.      Jigsaw

Langkah-langkahnya adalah guru menuliskan topic yang akan dipelajari, guru membagi kelas

menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah konsep, kelompok itu disebut kelompok asal (home

teams). Guru membagi materi pada tiap kelompok, selanjutnya dibentuk kelompok ahli yang

anggotanya perwakilan dari kelompok asal. Kelompok ahli berdiskusi, setelah selesai mereka

kembali ke kelompok asal. Kelompok asal berdiskusi untuk membahas pengetahuan yang

diperoleh di kelompok ahli. Hasilnya didiskusikan bersama satu kelas, guru memberikan review

terhadap topic yang dipelajari.

2.      Think – Pair – Share

Langkahnya : guru mengajukan pertanyaan dan member kesempatan untuk memikirkan

jawabannya, kemudian peserta didik berpasang-pasangan mendiskusikan jawabannya, hasil

diskusi tiap pasangan dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas.

3.      Numbered Heads Together

Langkahnya : guru membagi kelas menjadi kelompok kecil sesuai jumlah konsep, tiap orang

mendapat nomor. Guru mengajukan pertanyaan yang harus di jawab tiap kelompok, selanjutnya

mereka mendiskusikan jawabannya. Guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor sama

untuk memberikan jawaban secara bergantian.

4.      Goup Investigation

Langkahnya : guru membagi kelompok, kemudian bersama peserta didik memilih topic dengan

permasalahan yang dapat dikembangkan, dan menentukan metode penelitian. Setiap kelompok

bekerja berdasarkan metode investigasi yang dirumuskan, kegiatannya dari mengumpulkan data,

analisis, sintesis, hingga kesimpulan. Kemudian presentasi hasil kelompok dan evaluasi.

5.      Two Stay Two Stray

Langkahnya : guru membagi kelompok, kemudian memberikan permasalahan untuk di

diskusikan. Setelah diskusi usai, dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok

Page 7: COOPERATIVE LEARNING.docx

lain. Anggota yang lain mendapat tugas menerima tamu dan berkewajiban menyajikan hasil

kerja kelompoknya. Setelah itu kembali ke kelompoknya dan membahas hasil kerja.

6.      Make a Match

Langkahnya : guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, kelompok pertama membawa kartu

berisi pertanyaan, kelompok kedua kartu jawaban, dan kelompok ketiga penilai. Atur seperti

huruf U, usahakan kelompok pertama dan kedua berhadapan. Guru membunyikan peluit,

keduanya bertemu untuk mencari pasangan yang cocok, pasangan yang terbentuk menunjukkan

pada kelompok penilai.

7.      Listening Team

Langkahnya : guru memaparkan materi, kemudian membagi kelompok menjadi 4, kelompok

satu sebagai penanya, kelompok kedua dan ketiga kelompok penjawab, dan kelompok empat

mereview dan membuat kesimpulan. Diakhiri dengan penyampaian kata kunci.

8.      Inside – Outside Circle

Langkahnya : kelas dibagi menjadi 2 kelompok besar, lingkaran dalam dan lingkaran luar.

Kelompok lingkaran dalam berdiri melingkar menghadap keluar dan anggota kelompok

lingkaran luar berdiri menghadap kedalam. Jadi kedua kelompok saling

berhadapan/berpasangan. Berikan tugas pada tiap pasangan, kelompok ini disebut kelompok

pasangan asal. Setelah diskusi, lingkaran dalam dan luar bergerak berlawanan arah yang

akhirnya terbentuk pasangan baru. Selanjutnya saling membagi informasi dengan pasangan baru.

hasil diskusi dipaparkan. Pelajaran diakhiri dengan ulasan dan evaluasi dari guru.

9.      Bamboo Dancing

Langkahnya : : kelas dibagi menjadi 2 kelompok besar. Kedua kelompok saling

berhadapan/berpasangan. Berikan tugas pada tiap pasangan, kelompok ini disebut kelompok

pasangan awal. Setelah diskusi, kelompok bergeser mengikuti arah jarum jam yang akhirnya

terbentuk pasangan baru. Selanjutnya saling membagi informasi dengan pasangan baru. Hasil

diskusi dipresentasikan.

10.  Point – Counter – Point

Langkahnya : guru membagi kelompok, mengatur posisi mereka sehingga saling berhadapan.

Tiap kelompok melakukan diskusi internal, dilanjutkan debat. Akhir kegiatan adalah evaluasi

dari guru.

11.  The Power of Two

Page 8: COOPERATIVE LEARNING.docx

Langkahnya : guru mengajukan pertanyaan, setiap peserta didik menjawab pertanyaan yang

diterima. Peserta didik mencari pasangan, selanjutnya setiap pasangan wajib menjelaskan

jawaban masing-masing dan menyusun jawaban bersama. Jawaban ditulis kemudian

dibandingkan dengan pasangan lain. Akhir pelajaran dibuat rumusan rangkuman sebagai

jawaban pertanyaan.

12.  Listening Team

Langkahnya : membagi peserta didik menjadi empat tim dengan peran sebagai penanya,

pendukung, penentang, dan penarik kesimpulan. Penyaji memaparkan hasilnya dan tiap

kelompok menyelesaikan sesuai tugas dan perannya.

Selain metode diatas, ada juga metode – metode pendukung pengembangan

pembelajaran kooperatif yaitu PQ4R, Guided Note Talking, Snowball Drilling, Concept

Mapping, Giving Question and Getting Answer, Question Student Have, Talking Stick,

Everyone is Teacher Here, dan Tebak Pelajaran. Selanjutnya ada metode – metode pembelajaran

aktif. Hakikatnya metode ini untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang

dipelajari. Metode-metode pembelajaran aktif itu antara lain Learning Starts With A Question,

Plantet Question, Team Quiz, Modeling the Way, Silent Demonstration, Practice-Rehearsal

Pairs, Reflektif, Bermain Jawaban, Group Resume, Index Card Match, Guided Teaching, The

Learning Cell, Learning Contracts, Learning Journals, Examples Non Examples, Picture and

Picture, Cooperative Script, Artikulasi, Snowball Throwing, Student Facilitator and Explaining,

Course Review Horey, Demonstration, Explicit Instruction, Cooperative Integrated Reading and

Composition, Tebak Kata, Concept Sentence, Complette Sentence, Time Token Arends 1998,

dan Student Teams-Achievement Divisions.

D.    ASSESMEN KELAS

Assemen kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru melalui

sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar / kompetensi siswa.

Difokuskan pada keberhasilan peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang

ditentukan. Assesmen kelas memiliki cirri-ciri belajar tuntas, otentik, berkesinambungan,

berdasarkan acuan kriteria/patokan, dan menggunakan berbagai cara dan alat penilaian. Berbagai

teknik dan bentuk penilaian yang digunakan dalam assessmen kelas adalah :

Page 9: COOPERATIVE LEARNING.docx

a.       Tes tertulis, yaitu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik

berupa pilihan atau isian. Tes ini meliputi pilihan ganda, benar-salah,

menjodohkan, isian singkar, dan uraian.

b.      Observasi / pengamata adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan

menggunakan indra secara langsung.

c.       Tes praktik / tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan kemahirannya. Tes ini dapat berupa tes keterampilan,

identifikasi, simulasi, dan tes petik kerja.

d.      Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan

kegiatan tertentu diluar kegiatan pembelajaran dikelas. Dapat diberikan dalam

bentuk individual atau kelompok, berupa pekerjaan rumah atau proyek.

Project work, merupakan bagian internal dari proses dari proses pembelajaran

terstandar, bermuatan pedagogis, dan bermakna bagi peserta didik. Fungsinya

memberi peluang untuk mengekspresikan kompetensi yang dikuasai secara utuh

serta menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat

dipertanggungjawabkan dan memiliki kelayakan untuk disertifikasi.

e.       Tes lisan, dilaksanakan melalui komunikasi langsung.tatap muka antara peserta

didik dengan penguji. Tes ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman

penskoran.

f.       Penilaian portofolio, kumpulan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang

diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas

peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Dalam penilaian harus memperhatikan

orisinal, kredibilitas, joint ownership, identitas yang tercantum berisi tentang

keterangan yang menumbuhkan semangat, dan adanya kesesuaian antara informasi

hasil belajar dengan pencapaian indicator dari setiap kompetensi dasar.

g.      Jurnal, merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi

informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan kinerja

ataupun sikap yang dipaparkan secara deskriptif. Bentuk instrumennya buku

catatan jurnal.

h.      Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan kompetensi

Page 10: COOPERATIVE LEARNING.docx

yang menjadi tujuan pembelajaran. Teknik ini dapat mengukur aspek kognitif,

psikomotor, dan afektif. Bentuk instrumennya lembar penilaian diri / kuesioner.

i.        Penilaian antarteman, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta

didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.

Bentuk instrumennya lembar penilaian antarteman.

Prinsip assesmen kelas yaitu sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan

berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel. Assesmen kelas bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditargetkan. Assement

kelas berfungsi untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar untuk

menentukan pencapaian kompetensi peserta didik dan dasar penyelenggaraan program remidi.

Selain itu juga berfungsi untuk menempatkan peserta didik sesuai potensi dan karakteristiknya,

mengetahui penguasaan kemampuan prasyarat kegiatan pembelajaran dan dasar penentuan nilai

yang dilaporkan kepada orang tua / wali dalam bentuk rapor.

E.     MOTIVASI

Dalam pembelajaran operatif, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Menurut

Fyan dan Maehr, prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga factor yaitu latar belakang keluarga,

kondisi/konteks sekolah, dan motivasi. Menurut McClelland, motivasi berprestasi mempunyai

kontribusi sampai 64% tehadap prestasi belajar. Motivasi belajar hakikatnya adalah dorongan

internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

perilaku.

Motivasi memiliki fungsi yaitu mendorong peserta didik untuk berbuat, menentukan

arah kegiatan pembelajaran kea rah tujuan belajar yang hendak dicapai, dan menyeleksi kegiatan

pembelajaran. Dalam perspektif behavioral, imbalan atau hukuman eksternal merupakan kunci

menentukan motivasi. Perspektif humanistis mengarahkan motivasi pada kapasitas peserta didik

untuk mengembangkan kepribadian dan kebebasan untuk memilih nasib mereka. Menurut

perspektif kognitif, pemikiran akan memandu motivasi. Perspektif social menekankan upaya

pemotivasian dengan kebutuhan afiliasi atau keterhubungan dengan orang lain secara aman.

Afiliasi di kelas dapat dilakukan dengan cara meluangkan waktu untuk berbicara dengan

peserta didik, bersikap penuh perhatian, mengelola kelas secara efektif, menciptakan pusat

Page 11: COOPERATIVE LEARNING.docx

pembelajaran, dan membentuk kelompok minat. Strategi memotivasi dapat dikembangkan

berdasarkan model ARCS. Terdiri dari attention (perhatian), relevance (relevansi), confidance

(kepercayaan), satisfaction (kepuasan).

Membantu peserta didik memberi perhatian atau atensi dapat dilakukan dengan

mengajak peserta didik memberi perhatian dan meminimalkan gangguan, menggunakan isyarat

atau petunjuk sesuatu yang penting, membantu membuat isyarat atau petunjuk sendiri,

menggunakan komentar instruksional, membuat pelajaran menjadi menarik, menggunakan media

dan teknologi secara efektif, fokus pada pembelajaran aktif untuk membuat proses belajar

menyenangkan; tidak membebani dengan banyak informasi, dan memperhatikan perbedaan

individual dalam kemampuan atensi.

Untuk menunjukkan relavansi pembelajaran dilakukan dengan cara menyampaikan apa

yang dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi, menjelaskan manfaat pengetahuan /

keterampilan yang dipelajari dan bagaimana penerapan dalam pekerjaan nantinya, serta berikan

contoh, latihan, atau tes yang langsung berhubungan dengan kondisi / profesi tertentu.

Strategi memotivasi kepercayaan antara lain dengan meningkatkan rasa percaya diri,

menggunakan kesesuaian optimal; menyusun materi ke dalam bagian yang lebih kecil;

menumbuhkembangkan kepercayaan diri peserta didik, dan memberikan umpan balik yang

konstruktif selama pembelajaran. Cara yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kepuasan

belajar adalah menggunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informative,

memberikan kesempatan untuk segera mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari,

meminta peserta didik untuk membantu temannya yang belum berhasil, dan membandingkan

prestasi peserta didik dengan prestasinya di masa lalu.

( Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar )