PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

8
Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 21 PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI BERMAIN JAWABAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL PADA SISTEM REPRODUKSI DI KELAS XI Erlina MAN 4 Pidie ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan cooperative learning dengan strategi bermain jawaban dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi struktur dan fungsi sel pada sistem reproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 Pidie Kabupaten Pidie Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang terdiri 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa-siswi MAN 4 Pidie Kabupaten Pidie yang berjumlah 31 siswa. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Hasil belajar mata pelajaran biologi di kelas XI IPA.1 melalui penerapan cooperative learning dengan strategi bermain jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bahwa penggunaan cooperative learning dengan strategi bermain jawaban dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep struktur dan fungsi sel pada sistem reproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 Pidie, diaman pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai tuntas KKM 75 sebanyak 19 siswa dengan persentase 61 % dan meningkat pada siklus II menjadi 26 orang dengan persentase 84%; dan (2) penggunaan cooperative learning dengan strategi bermain jawaban dapat meningkatkan aktivitas siswa pada konsep struktur dan fungsi sel pada sistem reproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 Pidie, dimana aktifitas siswa pada siklus I sebanyak 64 % siswa aktif dalam kegiatan PBM dan setelah dilakukan perbaikan dalam PBM pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa menjadi 71,86. Kata Kunci:Cooperative Learning Dengan Strategi Bermain Jawaban Dan Biologi PENDAHULUAN Proses kegiatan belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa dengan guru. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar yaitu materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap kedalam struktur kognitif siswa. Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan saja tatapi bahan pelajaran tersebut dapat diserap secara bermakana (meaning learning)serta dapat mengkonstruksi pengetahuan baru dalam pikirannya untuk memecahkan masalah. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Agar memperoleh hasil yang maksimal dan optimal, maka dalam proses belajar mengajar guru harus mempunyai metode atau model pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan terhadap suasanan kelas serta apa yang diajarkan oleh guru. Dalam proses pendidikan di sekolah kegiatan pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran tergantung pada proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Kegiatan pembelajaran akan dianggap bermutu tinggi apabila proses pembelajaran yang dilaksanakan benar- benar efektif bagi pencapaian kemampuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Menurut Isjoni (2009:11) mengatakan bahwa guru juga memiliki peran yang sanagat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan

Transcript of PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Page 1: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 21

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI BERMAINJAWABAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERISTRUKTUR DAN FUNGSI SEL PADA SISTEM REPRODUKSI DI KELAS XI

Erlina

MAN 4 Pidie

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan cooperative learning dengan strategibermain jawaban dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi struktur dan fungsi sel padasistem reproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 Pidie Kabupaten Pidie Tahun Pelajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang terdiri 2 siklus, dimana masing-masingsiklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Yang menjadi subjekpenelitian ini adalah siswa-siswi MAN 4 Pidie Kabupaten Pidie yang berjumlah 31 siswa.Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Hasil belajar mata pelajaran biologi di kelas XIIPA.1 melalui penerapan cooperative learning dengan strategi bermain jawaban. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa (1) bahwa penggunaan cooperative learning dengan strategi bermainjawaban dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep struktur dan fungsi sel pada sistemreproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 Pidie, diaman pada siklus I, siswa yang memperoleh nilaituntas KKM 75 sebanyak 19 siswa dengan persentase 61 % dan meningkat pada siklus IImenjadi 26 orang dengan persentase 84%; dan (2) penggunaan cooperative learning denganstrategi bermain jawaban dapat meningkatkan aktivitas siswa pada konsep struktur dan fungsisel pada sistem reproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 Pidie, dimana aktifitas siswa pada siklus Isebanyak 64 % siswa aktif dalam kegiatan PBM dan setelah dilakukan perbaikan dalam PBMpada siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa menjadi 71,86.

Kata Kunci:Cooperative Learning Dengan Strategi Bermain Jawaban Dan Biologi

PENDAHULUANProses kegiatan belajar mengajar

merupakan rangkaian kegiatan komunikasiantara siswa dengan guru. Proses belajarmengajar dikatakan efektif apabila terjaditransfer belajar yaitu materi pelajaran yangdisajikan guru dapat diserap kedalamstruktur kognitif siswa. Siswa dapatmengetahui materi tersebut tidak hanyaterbatas pada tahap ingatan saja tatapi bahanpelajaran tersebut dapat diserap secarabermakana (meaning learning)serta dapatmengkonstruksi pengetahuan baru dalampikirannya untuk memecahkan masalah.

Belajar merupakan aktivitas yangdilakukan seseorang atau peserta didiksecara pribadi dan sepihak. Agarmemperoleh hasil yang maksimal danoptimal, maka dalam proses belajarmengajar guru harus mempunyai metode

atau model pembelajaran yangmenyenangkan agar siswa tidak merasabosan terhadap suasanan kelas serta apayang diajarkan oleh guru. Dalam prosespendidikan di sekolah kegiatanpembelajaran memegang peranan yangsangat penting. Berhasil atau tidaknyatujuan pembelajaran tergantung pada proseskegiatan pembelajaran yang dilakukan gurudi kelas. Kegiatan pembelajaran akandianggap bermutu tinggi apabila prosespembelajaran yang dilaksanakan benar-benar efektif bagi pencapaian kemampuan,keterampilan dan sikap peserta didik.

Menurut Isjoni (2009:11) mengatakanbahwa guru juga memiliki peran yangsanagat penting dalam menentukan kualitasdan kuantitas pengajaran yangdilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harusmemikirkan dan membuat perencanaan

Page 2: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 22

secara seksama dalam meningkatakankesempatan belajar bagi peserta didiknyadan memperbaiki kualitas mengajaranya.Hal ini menuntut perubahan-perubahandalam suatu pengorganisasian kelas,penggunaan metode mengajar, strategibelajar-mengajar, maupun sikap dankarakteristik guru dalam mengelolaprosesbelajarmengajar.MenurutSuryosubroto(2009:61) menjelaskan bahwaproses belajar mengajar hendaknya selalumengikuti peserta didik secara aktif gunamengembangkan kemampuan-kemampuanpeserta didik, antara lain kemampuanmengamati,menginterprestasikan,meramalkan,mengaplikasikan konsep,merencanakan dan melaksanakan penelitian,serta mengkomunikasikan hasilpenemuannya. Dalam proses pembelajaranguru mempunyai tugas untuk memilihmodel pembelajaran beserta media yangtepat sesuai dengan materi yangdisampaikan demi tercapainya tujuanpembelajaran. Agar terjadi transfer belajaryang efektif maka diperlukan adanyainteraksi yang harmonis antara guru danpeserta didik ataupun dengan sesama pesertadidik dalam proses balajar mengajarkhususnya dalam mata pelajaran biologi.

Mata pelajaran biologi merupakanmata pelajaran yang termasuk dalamrumpun ilmu pengetahuan alam (IPA atausains). Ilmu sainsberkaitan dengan caramencari tahu (inquiry) tentang alam secarasistematis, sehingga pembelajaran bukanhanya sebagai penguasaan kumpulanpengetahuan yang berupa fakta-fakta,konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,tetapi juga merupakan suatu prosespenemuan. Pembelajaran biologi di sekolahmenengah diharapkan dapat menjadiwahana bagi peserta didik untukmempelajari diri sendiri dan alam sekitar,serta prospek pengembangan lebih lanjutdalam kehidupan sehari-hari. Sehubungandengan itu, pembelajaran biologimenekankan pada pemberian pengalamansecara langsung untuk mengembangkankompetensi agar peserta didik menjelajahidan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pembelajaran biologi diarahkan untukmencari tahudan berbuat sehingga dapatmembantu peserta didik untuk memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentangdirinya sendiri dan alam sekitar. Standarkompetensi dalam kurikulum pembelajaranbiologi menyediakan berbagai pengalamanbelajar untuk memahami konsep dan prosessains. Keterampilan proses inimeliputiketerampilanmengamati,mengajukan hipotesis, menggunakan alatdan bahan secara baik dan benar denganselalu mempertimbangkan keamanan dankeselamatan kerja, mengajukan suatupertanyaan,menggolongkan dan menafsirkansuatu data, serta mengkomunikasikan hasiltemuan secara lisan atau tertulis, menggalidan memilah informasi faktual yang relevanuntuk menguji konsep/gagasan-gagasan ataumemecahkan masalah sehari-hari. Bukanhanya guru menyampaikan materi denganmetode ceramah dan siswa hanyamendengarkan saja tanpa ada aktivitas yangmenggugah siswa untuk berpikir dan aktifdalam pembelajaran. Oleh karena itu, perluditerapkan model pembelajaran yangmengarahkan siswa untuk banyakberaktivitas dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengalaman penulissebagai guru biologi di Madrasah AliyahNegeri (MAN) 4 Pidie, diperoleh databahwa di Madrasah Aliyah Negeri 4 Pidiemasih mengelami kendala-kendala dalammempelajarai biologi diantaranya:pengajaran cenderung hanya menggunakanmetode ceramah sehingga mengakibatakankomunikasi terjadi satu arah terfokus padaguru dan Peserta didik mengalami kesulitankarena pengajaran hanya ditekanakan padahafalan-hafalan saja, hasil belajar yangbelum tuntas yaitu masih banyak pesertadidik yang mendapat nilai dibawah KKMyaitu 75.

Selain itu, berdasarkan observasi awalpenelitian mengenai materi struktur danfungsi sel pada sistem reproduksi, pesertadidik mengalami kesulitan memahamimateri tersebut yang disebabkan metodepengajaran yang hanya menggunakanmetode ceramah dan menghafalkan rumus-

Page 3: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 23

rumus yang ada tanpa menggunakan metodeatau model bermain, sehingga merekamerasa bahwa pelajaran biologi merupakanmata pelajaran yang membosankan

Dari masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi dan modelpembelajaran baru yang dapat melibatkansiswa secara aktif. Pembelajaran yangmengutamakan kompetensi yang berpusatpada siswa, memberikan pembelajaran danpengalaman belajar yang relevan dankontekstual dalam kehidupan nyata danmengembangkan mental yang kaya dan kuatpada diri siswa. Di sinilah guru dituntutuntuk merancang kegiatan prosespembelajaran yang dapat mengembangkandan meningkatkatkankompetensi, baikdalam ranah kognitif, ranah afektif, maupunpsikomotorik siswa. Strategi pembelajaranyang berpusat pada siswa dan penciptaansuasana yang menyenangkan sangatdiperlukan untuk meningkatkan hasil belajarsiswa dalam mata pelajaran biologi. Dalamhal ini penulis memilih model pembelajaranyang menekankan pada adanya aktivitas daninteraksi di antara siswa untuk salingmemotivasi dan saling membantu dalammenguasai materi pelajaran guna mencapaiprestasi yang maksimal. Salah satunyadengan menerapkan cooperative learningdengan strategi bermain jawaban.

Strategi cooperative learning yang bisadikembangkan pada pembelajaran biologiuntuk meningkatkan keaktifan dan hasilbelajar siswa salah satunya adalah bermainjawaban. Strategi ini adalah sebuahpermainan yang dapat melibatkan semuapeserta didik dari awal sampai akhir. Dalampermainan ini mereka ditantang untukmencari jawaban yang benar dan sekaligusbergantung pada faktor keberuntungan.Permainan ini dapat digunakan untuk pre-test maupun post-test, di samping tentunyauntuk mengajarkan materi baru. Dalampermainan ini guru mengajar denganmenggunakan jawaban-jawaban yangditemukan oleh peserta didik. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untukmengadakan penelitian dengan judul“Penerapan Cooperative Learning dengan

Strategi Bermain Jawaban DalamMeningkatkan Hasil Belajar Biologi MateriStruktur dan Fungsi Sel Pada SistemReproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 PidieKabupatenPidie Tahun Pelajaran 2016/2017.

KERANGKA TEORETIS1. Definisi Pembelajaran

Belajar pada prinsipnya adalah prosesperubahan tingkah laku sebagai akibat dariinteraksi antara peserta didik dengansumber-sumber atau obyek belajar baiksecara sengaja dirancang atau tanpa sengajadirancang. Belajar ada kaitannya denganusaha atau rekayasa pembelajar. Dari segipeserta didik, belajar yang dialaminya sesuaidengan pertumbuhan jasmani danperkembangan mental, akan menghasilkanhasil belajar sebagai dampak pengiring,selanjutnya, dampak pengiring tersebut akanmenghasilkan program belajar sendirisebagai perwujudan emansipasi pesertadidik menuju kemandirian.

Dari segi guru, kegiatan belajarpeserta didik merupakan akibat daritindakan pendidikan atau pembelajaran.Proses belajar peserta didik tersebutmenghasilkan sikap perilaku yangdikehendaki, suatu hasil belajar sebagaidampak pengajaran. (Dimyati & Mudjiono,2002). Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun2000 tentang pendidikan nasionalmenyebutkan bahwa pembelajaran adalahproses interaksi peserta didik denganpendidik dan sumber belajar pada suatulingkungan belajar.

Jadi pembelajaran adalah proses yangdisengaja yang menyebabkan peserta didikbelajar pada suatu lingkungan belajar untukmelakukan kegiatan pada situasi tertentu.Belajar dapat dilakukan di sembarangtempat, kondisi, dan waktu. Cepatnyainformasi lewat radio, televisi, film, internet,surat kabar, majalah, dapat mempermudahbelajar. Meskipun informasi dapat denganmudah diperoleh, tidak dengan sendirinyaseseorang terdorong untuk memperolehpengetahuan, pengalaman, pengetahuan danketrampilan dari padanya.2. Konsep Pembelajaran Biologi

Page 4: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 24

Biologi merupakan mata pelajaranyang termasuk dalam rumpun ilmupengetahuan alam (IPA atau sains). Ilmusainsberkaitan dengan cara mencari tahu(inquiry) tentang alam secara sistematis,sehingga pembelajaran bukan hanya sebagaipenguasaan kumpulan pengetahuan yangberupa fakta-fakta, konsep-konsep atauprinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakansuatu proses penemuan. Pembelajaranbiologi di sekolah menengah diharapkandapat menjadi wahana bagi peserta didikuntuk mempelajari diri sendiri dan alamsekitar, serta prospek pengembangan lebihlanjut dalam kehidupan sehari-hari.

Dalamhubungannyadenganpendidikan karakter bangsa, mata pelajaranbiologi sebelumnya telah ditetapkan olehstandar nasional pendidikan (Depdiknas,2008) sebagai mata pelajaran yang bertujuansebagai berikut: (1) membentuk sikap positifterhadap biologi dengan menyadariketeraturan, keindahan alam, sertamengagungkan kebesaran Tuhan YangMaha Esa; (2) memupuk sikap ilmiah yaitujujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapatbekerjasama dengan orang lain; (3)mengembangkan pengalaman untuk dapatmengajukan dan menguji hipotesis melaluipercobaan, serta mengkomunikasikan hasilpercobaan secara lisan dan tertulis; (4)mengembangkan kemampuan berpikiranalitis, induktif, dan deduktif denganmenggunakan konsep dan prinsip biologi;(5) mengembangkan penguasaan konsep danprinsip biologi dan saling keterkaitannyadengan IPA lainnya serta mengembangkankonsep pengetahuan, keterampilan dan sikappercaya diri; (6) menerapkan konsep danprinsip biologi untuk menghasilkan karyateknologi sederhana yang berkaitan dengankebutuhan umat manusia; dan (7)meningkatkan kesadaran dan berperan sertadalam menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan tujuan di atas pemberian matapelajaran biologi dimaksudkan untukmemperoleh kompetensi lanjut ilmupengetahuan dan teknologi sertamembudayakan berpikir ilmiah secara kritis,kreatif dan mandiri bagi peserta didik.

3. Pengertian Cooperative LearningDengan Strategi Bermain JawabanSuatu cooperative mengandung

pengertian bekerja sama dalam mencapaitujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif,siswa secara individual mencari prestasiyang menguntungkan bagi seluruh anggotakelompoknya. Jadi, belajar kooperatifadalah pemanfaatan kelompok kecil dalampengajaran yang memungkinkan siswabekerja bersama untuk memaksimalkanbelajar mereka dan belajar anggota lainnyadalam kelompok tersebut. Sehubungandengan pengertian tersebut, Slavin (1984)mengatakan bahwa cooperative learningadalah suatu model pembelajaran dimanasiswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yanganggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang,dengan struktur kelompoknya yang bersifatheterogen.

Selanjutnya dikatakan pula,keberprestasian belajar dari kelompoktergantung pada kemampuan dan aktivitasanggota kelompok, baik secara individualmaupun secara kelompok Pembelajarankooperatif adalah konsep yang lebih luasmeliputi semua jenis kerja kelompoktermasuk bentuk-bentuk yang lebihdipimpin oleh guru atau diarahkan olehguru. Secara umum pembelajaran kooperatifdianggap lebih diarahkan oleh guru, dimanaguru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahandan informasi yang dirancang untukmembantu peserta didik menyelesaikanmasalah yang dimaksud. Guru biasanyamenetapkan bentuk ujian pada akhir tugas.Berdasarkan pengertian di atas dapatdikemukakan bahwa kelompok itu dapatterdiri dari dua orang saja, tetapi juga dapatterdiri dari banyak orang. Chaplinsebagaimana dikutip oleh Agus jugamengemukakan bahwa anggota kelompoktidak harus berinteraksi secara langsungyaitu face to face. Pada dasarnyacooperative learning mengandungpengertian sebagai suatu sikap atau perilakubersama dalam bekerja atau membantudiantara sesama dalam struktur kerja sama

Page 5: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 25

yang teratur dalam kelompok, yang terdiridari dua orang atau lebih dimanakeberprestasian kerja sangat dipengaruhioleh keterlibatan dari setiap anggotakelompok itu sendiri. Cooperative learningjuga dapat diartikan sebagai suatu strukturtugas bersama dalam suasana kebersamaandiantara sesama anggota kelompok. Adabanyak strategi yang dikembangkan dalamcooperative learning salah satunya yaitustrategi bermain jawaban. Strategi bermainjawaban adalah teknik pembelajarankelompok dimana setiap siswa salingmemberikan pertanyaan dan jawaban.Jadi cooperative learning dengan strategibermain jawaban adalah proses belajarkelompok dengan teknik mengarahkansaling memberi pertanyaan dan jawaban.

METODE PENELITIANPendekatan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif denganmenggunakan jenis penelitian tindakankelas. Penelitian ini di lakuakan di MAN 4Pidie Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.Penelitian ini di lakukan dari bulan Februarisampai dengan bulan Mei 2017. SubjekPenelitin Subjek penelitian adalah siswaKelas XI IPA.1 yang berjumlah 31 siswa.Data dalam penelitian ini diperoleh dariguru dan siswa. Variabel penelitian: (1)Keterampilan guru, (2) Aktivitas siswa, (3)Hasil belajar siswa. Teknik pengumpulandata yang digunakan adalah observasi untukmengamati berlangsungnya prosespembelajaran, tes hasil belajar siswa, danangket respon siswa digunakan untukmelihat respon siswa setelah diajarkandengan menggunakan cooperative learningdengan strategi bermain jawaban.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIANBerdasarkan hasil yang diperoleh dari

pelaksanaan siklus I dan II, maka dapatdikatakan bahwa terjadi peningkatan hasilbelajar siswa pada konsep adaptasi makhlukhidup. Hal ini dapat kita lihat dari hasilbelajar siswa, aktivitas siswa pada saat PBMberlangsung dan kemampuan guru dalammelaksanakan PBM. Setelah dilakukan

analisis peningkatan ini berkaitan langsungdengan penerapanmodel pembelajaranexamples non examples.Aspekyangterpenting adalah peningkatan hasil belajarsiswa. Selain dapat meningkatkan hasilbelajar siswa dengan adanya cooperativelearning dengan strategi bermain jawabandapat juga berfungsi meningkatkankemampuan daya pikir siswa pada konsepstruktur dan fungsi sel pada sistemreproduksi yang selama ini dianggap sebagaimateri yang sarat hafalan.

Hasil belajar siswa yangdiperolehpada siklus I belum sesuai denganharapan yang diinginkan yaitu 70%. Hasilbelajar siklus I hanya 61 % siswa tuntas dansebanyak 19 orang siswa yang memperolehnilai lebih besar atau sama dengan 75 sesuaidengan nilai KKM. Mendapatkan hasilbelajar yang belum sesuai dengan harapanyang diinginkan, maka tindakan dilanjutkandengan siklus II untuk memperbaiki danmenyempurnakan hal – hal atau aspek yangmasih kurang maksimal pada siklus I.Setelah dilakukan siklus II, ternyata terjadipeningkatan jumlah siswa yang memperolehnilai lebih 75 yaitu sebanyak 26 orang darijumlah total siswa 31 orang denganpersentase ketuntasan siswa 84%. Jumlahini jelas menunjukkan bahwa telah terjadipeningkatan yang cukup signifikan darisiklus I ke siklus II dan hasil tersebuttelahsesuai dengan yang diharapkan yaituketuntasan hasil belajar siswa sebesar 70%.Data hasil belajar siswa antar siklus dapatdilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Data hasil belajar siswa antarsiklus

Kegiatan

Perolehan hasilbelajar (KKM 75)

Ketuntasan(%)

Nilai ≥75

Nilai<75

Tuntas TidakTuntas

Siklus I 19 12 61 % 39 %Siklus II 26 5 84 % 16 %

Observasi yang dilakukan terhadapaktifitas siswa pada siklus I sebanyak 64 %siswa aktif dalam kegiatan PBM. Angkapersentase keaktifansiswa yang diperoleh

Page 6: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 26

belum maksimal karena dari hasil observasimasih ada siswa yang tidak bekerja dalamkelompoknya serta kegiatandiskusikelompok siswa dan diskusi kelas yangmasih kurang. Hal ini disebabkan karenakurangnya bimbingan guru dalammelaksanakan kegiatan tersebut. Setelahdilakukan perbaikan dalam PBM pada siklusII terjadi peningkatan aktivitas siswamenjadi 71,86 %, Data aktivitas siswa antarsiklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10 : Data aktivitas siswa antar siklus

NoAspek yang

diamati

Siklus I Siklus II

Jumlah

siswaaktif

Persentase

Jumlahsiswaakti

f

Persentase

1 Memperhatikanpenjelasan guru

27 87 % 29 93.5 %

2 Bekerja dalamkelompok

24 77 % 29 93.5 %

3 Mengajukanpertanyaan padadiskusi kelas

22 71 % 24 77.4 %

4 Menjawabpertanyaan padadiskusi kelas

20 64 % 25 80.6%

5 Memperbaikijawaban yang salah

15 48 % 20 64.5%

6 Tidak terlibatdalam diskusikelompok

10 32 % 4 12.9%

7 Ikut merangkummateri pelajaran

21 68 % 25 80.6%

Rata-rata siswa aktif(%)

64% 71.86 %

Persentase kemampuan guru dalammelaksanakan PBM pada antar siklus jugaterjadi peningkatan. Kemampuan gurudalam mengelola PBM sebesar pada siklus Isebesar 80,6 % dengan kategori baik danpada siklus II meningkat menjadi 89 %dengan kategori amat baik. Peningkatan initerjadi karena perbaikan tindakan yangdilakukan pada siklus II terhadapkekurangan PBM yang dilaksanakan padasiklus I. Data Kemampuan guru pada saatmelaksanakan PBM antar siklus dapatdilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.11: Data Kemampuan PBM guruantar Siklus

No Aspek yang diamatiSiklu

sSiklu

s

I II

Skor Skor1 Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran3 4

2 Guru memotivasi siswauntuk mengikuti pelajarandengan baik

3 3

3 Guru mengelola PBMdengan menggunakanmediaMedia Gambar

3 3

4 Guru membimbing siswadalam diskusi kelompoksiswa

4 4

5 Guru membimbing siswadalam diskusi kelas

3 4

6 Guru membimbing siswadalam membuatkesimpulan

3 3

7 Guru memberikanpenjelasan akhir terhadapmateri untuk penguatanbagi siswa

4 4

8 Pengelolaan waktu 2 39 Guru melakukan

penilaian4 4

Jumlah 29 32Rata-rata skor (%) 80.6 % 89 %Kategori B

aik

AmatBaik

Berdasarkan dari seluruh hasiltindakan yangmenunjukkanterjadinyapeningkatan hasilbelajar siswa, peningkatan keaktifan siswaserta peningkatan terhadap kemampuan gurudalam melaksanakan proses belajarmengajar maka dapat disimpulkan bahwapenerapan pembelajaran kooperatifcooperative learning dengan strategibermain jawabandapat digunakan pada padakonsep struktur dan fungsi sel pada sistemreproduksi.

SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa : (1) bahwa penggunaancooperative learning dengan strategibermain jawaban dapat meningkatkan hasilbelajar siswa pada konsep struktur dan

Page 7: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 27

fungsi sel pada sistem reproduksi di KelasXI IPA.1 MAN 4 Pidie, diaman pada siklusI, siswa yang memperoleh nilai tuntasKKM 75 sebanyak 19 siswa denganpersentase 61 % dan meningkat pada siklusII menjadi 26 orang dengan persentase 84%;(2) penggunaan cooperative learning denganstrategi bermain jawaban dapatmeningkatkan aktivitas siswa pada konsepstruktur danfungsi sel pada sistemreproduksi di Kelas XI IPA.1 MAN 4 Pidie,dimana aktifitas siswa pada siklus Isebanyak 64 % siswa aktif dalam kegiatanPBM dan setelah dilakukan perbaikan dalamPBM pada siklus II terjadi peningkatanaktivitas siswa menjadi 71,86; (3) penerapancooperative learning dengan strategibermain jawaban dapat meningkatkankemampuan guru dalam mengelola prosespembelajaran pada konsep struktur danfungsi sel pada sistem reproduksi di KelasXI IPA.1 MAN 4 Pidie, dimana persentasekemampuan guru dalam melaksanakan PBMpada siklus I sebesar 80,6 % dengankategori baik dan pada siklus II meningkatmenjadi 89 % dengan kategori amat baik

Berdasarkan kesimpulan dan kondisiselama dilakukannya penelitian, makapeneliti dapat memberikan saran-saransebagai berikut: (1) kepada guru-guru IPAkhususnya biologi yang sering menemukankendala dalam penyampaian materi kepadasiswa agar dapat merancang prosespembelajaran yang sesuai dengan materiyang ingin disampaikan sehingga materitersebut dapat diterimadengan baik olehsiswa. Terutama pada pemanfaatan mediapembelajaran yang merupakan salah satualat bantu dalam kegiatan Proses belajarmengajar; (2) khusus untuk penyampaiankonsep struktur dan fungsi sel pada sistemreproduksi dapat dilakukan denganpenerapan cooperative learning denganstrategi bermain jawaban agar prosespembelajaran menjadi lebih menarik danmenyenangkan bagi siswa.; dan (3) bagi

guru yang tertarik dengan penelitian inidisarankan untuk menerapkan modelpembelajaran lain pada konsep struktur danfungsi sel pada sistem reproduksi untukvariasi dalam dunia pendidikan kita.

DAFTAR PUSTAKAAsnawir dan Basyiruddin, 2002, Media

Pembalajaran, Jakarta, Ciputat PerssAzhar, Arsyad, 2007, Media Pembelajaran,

Jakarta, Raja Grafindo PersadaDepdiknas. 2004. Materi Pelatihan

Terintegrasi-Matematika. Jakarta:Dirjen Dikdasmen.

Ibrahim, M, dkk. 2000. PembelajaranKooperatif. Surabaya: UniversityPress.

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning –Mempraktikkan CooprerativeLearning di Ruang-Ruang Kelas.Jakarta: Grasindo.

Sanjaya. 2008. Kurikulum danPembelajaran, Jakarta: Kencana

Sadiman, Arief, dkk, 2002, MediaPendidikan:Pengertian,Pengembangan dan Pemanfaatannya,Jakarta, Raja Grafindo Persada

Slavin, Robert E. Cooperative Learning,Massacusetts: Allyn &Bacon, 1995

Slameto, 1995, Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhinya, Jakarta,Rineka Cipta

Solihatin, Etin, 2007, Cooperative Learning,Jakarta: Rineka Cipta

Solihatin, Etin,2008. Cooperative LearningAnalisis Model Pembelajaran IPS,Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, 2005, Penilaian Hasil ProsesBelajar Mengajar, Bandung, RemajaRosdakarya

Page 8: PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 28

Sukmadinata, Ibrahim, 2001. PembelajaranKooperatif, Surabaya: UniversitasNegeri Malang

Zaini, Hisyam, dkk,2008. StrategiPembelajaran Aktif, Yogyakarta:Pustaka Insan Madani.