Contoh Tulisan Refleksi Mhs

2
Contoh Tulisan Refleksi oleh Mahasiswa Nama : ............................. NIM : ............................ Saya mendapat tugas untuk melakukan anamnesis pasien baru di bangsal. Ini adalah pertama kalinya saya melakukan anamnesis secara langsung pada pasien yang sebenarnya, walaupun sebelumnya saya sudah berkali-kali melakukan anamnesis di skills lab pada teman ataupun pasien simulasi. Ini merupakan tantangan bagi saya. Pasien tersebut adalah pasien dengan kasus tonsilitis yang direncanakan akan dioperasi, seorang laki-laki berusia 25 tahun. Namun, saat memulai ternyata saya merasa kesulitan. Saya merasa bingung apa yang akan saya tanyakan, bahkan mungkin saya berkali-kali mengulang pertanyaan yang sama pada pasien. Alur anamnesis yang dulu sudah saya kuasai di skills lab tiba-tiba tidak saya ingat lagi. Saya merasa bingung dengan jawaban pasien, karena pasien tidak terlalu jelas dalam menjawab pertanyaan saya, banyak menjawab dalam bahasa Jawa yang tidak terlalu saya kuasai, sehingga membuat pertanyaan saya berikutnya pada pasien terdengar kacau dan tidak jelas. Dosen pembimbing saya terlihat tidak puas dengan apa yang saya lakukan. Beliau kemudian mengambil alih anamnesis pada pasien tersebut. Saya sangat kecewa dengan ketidakberhasilan saya melakukan anamnesis pada pasien. Saya juga malu pada teman-teman saya dan pasien yang saya anamnesis tersebut. Saya berpikir saya tidak boleh mengulang peristiwa ini lagi. Saya harus banyak berlatih, melakukan anamnesis pada pasien secara langsung dan menyusun

Transcript of Contoh Tulisan Refleksi Mhs

Page 1: Contoh Tulisan Refleksi Mhs

Contoh Tulisan Refleksi oleh Mahasiswa

Nama : .............................

NIM : ............................

Saya mendapat tugas untuk melakukan anamnesis pasien baru di bangsal. Ini

adalah pertama kalinya saya melakukan anamnesis secara langsung pada pasien yang

sebenarnya, walaupun sebelumnya saya sudah berkali-kali melakukan anamnesis di

skills lab pada teman ataupun pasien simulasi. Ini merupakan tantangan bagi saya.

Pasien tersebut adalah pasien dengan kasus tonsilitis yang direncanakan akan

dioperasi, seorang laki-laki berusia 25 tahun.

Namun, saat memulai ternyata saya merasa kesulitan. Saya merasa bingung

apa yang akan saya tanyakan, bahkan mungkin saya berkali-kali mengulang pertanyaan

yang sama pada pasien. Alur anamnesis yang dulu sudah saya kuasai di skills lab tiba-

tiba tidak saya ingat lagi. Saya merasa bingung dengan jawaban pasien, karena pasien

tidak terlalu jelas dalam menjawab pertanyaan saya, banyak menjawab dalam bahasa

Jawa yang tidak terlalu saya kuasai, sehingga membuat pertanyaan saya berikutnya

pada pasien terdengar kacau dan tidak jelas. Dosen pembimbing saya terlihat tidak

puas dengan apa yang saya lakukan. Beliau kemudian mengambil alih anamnesis pada

pasien tersebut.

Saya sangat kecewa dengan ketidakberhasilan saya melakukan anamnesis

pada pasien. Saya juga malu pada teman-teman saya dan pasien yang saya anamnesis

tersebut. Saya berpikir saya tidak boleh mengulang peristiwa ini lagi. Saya harus banyak

berlatih, melakukan anamnesis pada pasien secara langsung dan menyusun kalimat-

kalimat yang mudah dimengerti oleh pasien berdasar latar belakang pasien tersebut.

Saya harus banyak belajar tentang bahasa lokal yang digunakan oleh pasien untuk

memperlancar komunikasi. Kemudian, saya juga seharusnya selalu berusaha tenang

dalam membangun komunikasi dengan pasien, tidak mudah gugup, dan harus percaya

diri di depan pasien, teman-teman ataupun dosen pembimbing saya. Selain itu, saya

juga harus memperkaya diri dengan materi kasus-kasus penyakit, sehingga anamnesis

saya lebih jelas dan terarah, dan memperoleh informasi yang cukup untuk penegakan

diagnosis. Untuk dosen pembimbing, saya harap dalam memberi tugas pada

mahasiswa disesuaikan dengan kondisi mahasiswa. Sebagai mahasiswa hari pertama,

Page 2: Contoh Tulisan Refleksi Mhs

saya sebenarnya berharap lebih banyak mengamati terlebih dahulu, tidak langsung

mendapat tugas langsung pada pasien.