KELOMPOK 3 (6 MHS)

110
Analisis Novel Demi Cintaku Pada-MU Karya Wiwit Prasetyo CHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam nove l “Demi Cintaku Pada-Mu” mengungkapkan ciri khasnya, yaitu tentang keteguhan hati seseorang dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan. Walau banyak sekali godaan yang mengharuskan dirinya mengikuti aliran sesat dan menghadapi ujian dalam rumah tangga yang sekian lama tidak memiliki keturunan sehingga banyak hinaan dan cemoohan dari banyak orang. Ia harus berjuang di tengah kecaman dari orang-orang yang tidak suka padanya, keadaan ekonomi pun yang pas- pasan membuat ia tidak mudah menyerah dan putus asa dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Peristiwa yang sederhana dapat memungkinkan tokoh- tokoh yang ada di novel ini hidup dan bisa dianggap terlalu sederhana. Dalam penggambaran watak dan konflik yang dialami sang tokoh utama dan akhir cerita yang tidak menggenakkan. Oleh sebab, itu penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara struktural dengan menggunakan pendekatan Tzvetan Todorov untuk mengetahui [Type text] Page 1

Transcript of KELOMPOK 3 (6 MHS)

Page 1: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Analisis Novel Demi Cintaku Pada-MU Karya Wiwit Prasetyo

CHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Dalam nove l “Demi Cintaku Pada-Mu” mengungkapkan ciri khasnya,

yaitu tentang keteguhan hati seseorang dalam menghadapi segala cobaan dan

rintangan. Walau banyak sekali godaan yang mengharuskan dirinya mengikuti

aliran sesat dan menghadapi ujian dalam rumah tangga yang sekian lama tidak

memiliki keturunan sehingga banyak hinaan dan cemoohan dari banyak orang. Ia

harus berjuang di tengah kecaman dari orang-orang yang tidak suka padanya,

keadaan ekonomi pun yang pas-pasan membuat ia tidak mudah menyerah dan

putus asa dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

Peristiwa yang sederhana dapat memungkinkan tokoh-tokoh yang ada di

novel ini hidup dan bisa dianggap terlalu sederhana. Dalam penggambaran watak

dan konflik yang dialami sang tokoh utama dan akhir cerita yang tidak

menggenakkan. Oleh sebab, itu penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara

struktural dengan menggunakan pendekatan Tzvetan Todorov untuk mengetahui

lebih dalam lg kedalaman makna keseluruhan dari novel Demi Cintaku Pada-Mu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan

dalam makalah ini adalah bagaimana aspek sintaksis, aspek semantis, dan aspek

verbal saling mendukung dan membentuk kesatuan cerita yang terdapat dalam

novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu’ ditinjau dari studi struktural Tzvetan Todorov.

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan masalah yang telah penulis sajikan di atas, tujuan yang

hendak dicapai oleh penulis dalam makalah ini adalah untuk mengetahui lebih

dalam lagi mengenai aspek sintaksis, aspek semantis, dan aspek verbal yang

[Type text] Page 1

Page 2: KELOMPOK 3 (6 MHS)

saling mendukung dan membentuk satu kesatuan berdasarkan teori Tzvetan

Todorov.

1.4 Sumber Data

Sumber data yang dijadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel yang

berjudul “ Demi Cintaku Pada-Mu karya Wiwid Prasetyo yang terdapat dalam

antologi novel yang berjudul Demi Cintaku Pada-Mu (Yoyakarta:

Garailmu,2009).

1.5 Kerangka Teori

Dalam teorinya, Todorov (1985: 11-13) menyatakan bahwa hakikat karya

sastra terbangun oleh unsur-unsur yang beragam, yaitu unsur yang hadir bersama

dan unsur yang tidak hadir (dalam teks). Unsur yang hadir bersama, disebut

dengan istilah koherensi in praesentia; sedangkan koherensi yang hadir dan unsur

yang tidak hadir disebut koherensi in absentia. Oleh karena itu, koherensi struktur

itu ditentukan pula oleh hadirnya aspek verbal sistem sastra (fiksi).

Secara ringkas, Todorov menjelaskan bahwa dalam pemahaman karya

sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yaitu melalui pembahasan yang terdiri

atas : aspek sintaksis, semantis, dan verbal. Aspek pertama untuk menelitiurutan

peristiwa yang harus ditempuh secara kronologis dan logis, aspek kedua untuk

meneliti tema,tokoh, dan latar. Dan aspek ketiga untuk meneliti sarana atau alat-

alat pengungkapannya seperti sudut pandang, gaya, atau pengujaran.

Dalam pemahaman maknanya kajian ini menggunakan metode induksi.

Data-data pendukung, keseluruhan makna dikonklusikan dari teks secara objektif

kemudian ditarik generalisasi dan simpulannya.

[Type text] Page 2

Page 3: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Sintaksis : Alur

Dalam pembahasan alur dinovel ini menggunakan alur maju mundur, yaitu

cerita berawal dari masa depan kemudian mengulas kembalibkejadian masa lalu

yang dihadapi sang tokoh utama. Hal tersebut tampak dalam uraian berikut :

1. Peristiwa awal, Aku (Ridwan) bersusah payah menghadapi banjir di

desanya.

2. Sulitnya mencari pekerjaan dengan bermodalkan ijazah yang hanya

lulusan SMA.

3. Aku (Ridwan) tidak mengenal lelah dan mudah menyerah dalam

mengarungi kehidupan didunia meskipun banyak cobaan yang

menghampirinya, ia tetap tersenyum menghadapi itu semua.

4. Ia mendapatkan seorang istri( Umi Hanif) yang begitu baik, soleha, dan

pengertian dengan keadaan yang serba pas-pasan.

5. Teman-temannya banyak yang mengajak ke dalam aliran yang sesat, akan

tetapi ia tetap teguh pendiriannya, tidak mudah dipengaruhi sebab ia

mempunyai prinsip dan ke imanan yang kuat dihatinya.

6. Ia terjebak dalam lingkaran yang menyesatkan, walaupun demikian ia

tidak mau mengikuti aliran tersebut. Lebih baik mati bagi dirinya daripada

harus mengingkari agama Allah swt.

2.2 Aspek Semantik : Tokoh

Dalam pembahasan ini, analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama, yaitu

Aku (Ridwan), ia seorang jurnalistik yang ingin menegakkan sebuah kebenaran

tentang agama rintangan yang menyertai perjalanannya, banyak hal-hal yang bisa

membuat keteguhan imannya runtuh karena pernah dijumpai beberapa aliran yang

menyesatkan, tetapi ia tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Dalam kehidupan

rumah tangga pun banyak ujian yang diberikan Allah kepada dirinya yaitu dengan

belum dikaruniainya seorang anak, akan tetapi dengan sabar dan tidak mudah

[Type text] Page 3

Page 4: KELOMPOK 3 (6 MHS)

putus asa ia tetap tersenyum, tawakal serta ikhtiar kepada-Nya, walau banyak

sekali hujatan, hinaan serta cemoohan dari orang-orang sekitar.

Kutipan diatas menunjukkan kesengsaraan dan pengabdian seorang hamba

yang tak berdaya dalam menghadapi cobaan hidup, akan tetapi ia tetap rendah

diri, tawakal terhadap Tuhan. Ia tidak berusaha menghalalkan segala cara untuk

mendapatkan apa yang diinginkan. Berikut ini kutipan yang menggambarkan hal

tersebu, adalah :

‘jaga diri baik-baik ya, bi. Kalau kerja berkhianat, Umi lebih senang punya rejeki sedikit, namun halal, daripada rejeki sekarung, tapi hasil menipu;( Demi Cintaku Pada-Mu, hlm 27).

Puncaknya saat ridwan dan temannya Ucok terjebak dalam sebuah tempat

dimana banyak terdapat aliran-aliran yang sangat menyesatkan, apabila tidak kuat

iman kita bisa terjebak dan terjerumus didalamnya. Berikut kutipan yang

menggambarkan hal tersebut :

‘kepada orang-orang kafir, perangi mereka! Telah nyata kebencian dari mulut mereka, apalagi tersimpan dihati mereka? Pastinya lebih besar lagi. Umat islam harus bersatu agar kehidupan kita tidak diperintah oleh mereka. Kita punya hukum yang lebih mulia daripada hukum kafir, maka dari itu, selamatkanlah orang-orang beriman semampu kita.Hidup jihad.....! hidup jihad..!!!!Hidup!hidup......!!!Allahu akbar...!! Allahu akbar......!!!!(Demi Cintaku Pada-Mu).

Begitulah aspek pembahasan tokoh dalam novel Demi Cintaku Pada-Mu.

Yang sebenarnya masih banyak lagi yang perlu dibahas dalam kaitannya dengan

makna dibalik lambang kebahasaan yang hadir, tetapi analisis tokoh dibatasi

sampai disini.

2.3 Aspek verbal : sudut pandang

Pada pembahasan aspek verbal hanya dibatasi satu hal saja, yakni tentang

sudut pandang yang akan digunakan oleh penulis, akan tetapi aspek yang lain

tidak dibicarakan. Berdasarkan cerita pada novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu’ ini

bahwa sudut pandang yang digunakan oleh penulis adalah sudut pandang Aku

sebagai tokoh utama, karena si Aku yang menjadi tokoh utama menjadi tokoh

protagonis. Hal itu amat memungkinkan pembaca menjadi merasa benar-benar

[Type text] Page 4

Page 5: KELOMPOK 3 (6 MHS)

terlibat, dan dapat mengidententifikasikan diri terhadap tokoh Aku bisa

memberikan empati secara penuh, walau hanya secara imajinatif, kita akan ikut

mengalami dan merasakan pengalaman dan petualangan. Pengalaman batin yang

benar-benar hanya mungkin dirasakan oleh individu yang bersangkutan, dan tidak

mungkin, atau sulit, dimanifestasikan secara tepat kedalam bentuk kata dan

tindakan, sebab yang bersangkutan mungkin merasa tidak mampu atau segan

melakukannya. Berikut kutipan yang menunjukkan Aku sebagai pelaku utama :

Dulu, Aku telah bersumpah dalam hati, aku harus benar-benar bisa

menjadi pemimpin di dalam rumah tanggaku, aku harus memenuhi kriteria

seorang mukmin yang sempurna, penyabar, penyayang, santun, dan ikhlas

menjalani kehidupan ini diatas jalan yang lurus.

Itulah sekadar contoh peristiwa yang menyangkut aspek verbal dari sudut

pandang penulis. Dengan memahami sudut pandang ini memberikan tambahan

pada kita bahwa novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu’ ini adalah cerita yang menarik

dan mengesankan bagi pembaca.

[Type text] Page 5

Page 6: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB III

KESIMPULAN

3. Simpulan

Dari keseluruhan analisis diatas, pada akhirnya dapat disimpulkan dalam

beberapa hal berikut. Secara sintaksis novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu terkesan

sederhana dan menarik karena alur yang terjalin sangat padu dari awal peristiwa

hingga akhir cerita. Alurnya sangat sederhaa mengisahkan seorang jurnalistik

yang hidupnya pas-pasan tidak merasa berkecil hati dan tetap teguh keyakinannya

mesti halangan dan rintangan selalu datang menghampiri kehidupannya. Akan

tetapi dia tetap ikhlas dan sabar menerima semua itu. Dilihat dari sisi aspek

verbalnya, novel ini bersifat subyektif yang terkesan pada keberpihakkan penulis

terhadap seseorang yang tetap ikhlas dan sabar dalam menghadapi cobaan hidup

ini, walau didunia ini jarang sekali orang seperti itu.

Dalam sebuah karya sastra yang berbentuk novel yang lebih merinci dan

mendetail, sehingga dapat berhasil memikat hati para pembaca untuk direnungi

kedalaman intinya dan nilai-nilai moral maupun nilai-nilai yang lain yang

terkandung dalam novel ini dapat dikatakan bahwa berhasil menyampaikan pesan-

pesan dan nilai-nilai yang tersembunyi dari penulisnya.

LAMPIRAN

SINOPSIS

Dalam novel ini mengungkapkan tentang seseorang yang bernama

Ridwan, dia seorang jurnalistik yang mampu menegakkan kebenaran agamanya

ditengah maraknya aliran-aliran yang menyesatkan. Banyak sekali halangan dan

rintangan yang ia hadapi mulai dari hinaan, cacian bahkan hujatan orang-orang,

akan tetapi ia tetap tersenyum dan tawakal dalam menghadapi itu semua.

Cobaan yang pertama menimpa dirinya adalah sulitnya mencari pekerjaan,

lamaranya selalu ditolak. Namun ia tetap berusaha dan tidak mudah menyerah

[Type text] Page 6

Page 7: KELOMPOK 3 (6 MHS)

serta putus asa, dan pada akhirnya ia mendapatkan pekrjaan sebagai jurnalistik.

Kemudian ia mendapatkan ujian kehidupan rumah tangganya dengan belum

dikaruniai seorang anak, tetapi istrinya selalu memberi pandangan kepada

suaminya bahwa ‘mungkin Allah belum percaya kepada kita’ dan ia tidak berkecil

hati walau banyak sekali yang menggunjingkan mereka, mereka terima dengan

ikhlas dan lapang serta tidak merasa sakit hati.

Demi tugasnya sebagai jurnalistik yang mengharuskan ia meliput laporan

berita, akhirnya Ridwan pergi keluar kota atau luar negeri. Disitu ia banyak

menemukan hal-hal yang berhubungan dengan hal aneh dan membuat dirinya

merasa canggung dengan sebuah keyakinan (agama) dan ia punmencari kebenaran

tersebut dengan mewawancarai salah satu temannya yang termasuk golongan itu,

sebut saja namanya Ucok. Walaupun ia mencari sebuah kebenaran, akan tetapi ia

tidak terjebak dalam lingkaran yang menyesatkan itu. Oleh karena itu ia tidak mau

berlama-lama di tempat yang menyesatkan, dimana sangat bertolak belakang

dengan hati nuraninya sebagai umat islam. Akhirnya pada suatu malam ia

mencoba melarikan diri bersama salah satu temannya ‘Hamid’ dan mereka pun

terbebas dari tempat yang menyesatkan itu.

[Type text] Page 7

Page 8: KELOMPOK 3 (6 MHS)

DAFTAR PUSTAKA

Nurgiantoro,Burhan.2007: Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Todorov,Tzvetan. 1985: Tata Sastra. TerjemahanOkke K.S. Zaimar, dkk.

Jakarta: Jambatan.

Prasetyo,Wiwid.2009.Demi CintakuPada-Mu. Yogyakarta: Garailmu.

[Type text] Page 8

Page 9: KELOMPOK 3 (6 MHS)

STUDI STRUKTURAL MENURUT TZEVETAN TODOROV DALAM

NOVEL “NYANYIAN SURGAWI AKHIR PERJALANAN SANG GADIS

AUSTISTIK

CUT IRMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam novel ”Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”

ini yang terdapat didalamnya adalah novel Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan

Sang Gadis Austestik ini sangat menonjolkan sebuah perjuangan seorang gadis

bernama Donna Wiliams yang barani berjuang semasa hidupnya yang penuh

rintangan dan cobaan yang melanda setiap harinya. Mulai dari kehilangan seorang

ayah yang di cintainya kemudian suaminya yang menceraikannya begitu saja.

Kemudian kegagalan-kegagalan dalam mencari pasangan hidup dan kemudian

Donna Wiliams berjuang untuk dirinya sendiri karena Donna Wiliams

mempunyai penyakit yaitu penyakit austistik yang harus menjaga agar penyakit

itu tidak mengakibatkan tubuhnya hilang kendali. Donna Wiliams menjaga

kualitas makanannya, dia tidak sembarangan untuk memakan sesuatu, karena

banyak larangan yang membuat Donna Wiliams agar selalu sehat. Ketegangan

dan ketakutan yang ada dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang

Gsdis Austistik”. Tampak jelas dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan

Sang Gadis Austistik” Donna Wiliams sangat berpihak kepadatokoh utama yang

ada dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”

melalui gambaran watak dan konflik yang dialami tokoh utamanya dan akhir

cerita yang sangat menyenangkan.

Donna Wiliams dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan

Sang Gadis Austistik”. Juga mengungkapkan ciri khasnya, kehidupan gadis

austestik yang bertokoh orang-orang yang mengalami kesamaan penyakit seperti

Donna Wiliams sang pencertita dirinya dirinya sendiri. Itu yang sangat menonjol

pada novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” ini dan

[Type text] Page 9

Page 10: KELOMPOK 3 (6 MHS)

merupakan daya tarik utama. Perwatakannya yang keras yang memungkinkan

tokoh-tokoh ciptaannya hidup dan penuh semangat. Penggambaran yang ada

menggambarkan suasana yang sangat tegang dan keras didalam novel “Nyanyian

Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”. Oleh sebab itu, penulis sangat

tertarik untuk mengkaji secara struktural dengan menggunakan pendekatan

Tzevetan Todorov untuk mengetahui lebih dalam lagi kedalaman makna

keseluruhan dari novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis

Austistik” ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan

dalam makalah ini adalah bagaimana aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek

verbal saling mendukung dan membentuk kesatuan relita yang terdapat dalam

novel “ Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” ditinjau dari

studi sruktural Tzevetan Todorov.

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan di atas, tujuan

yang hendak di capai oleh penulis dalam makalah ini adalah untuk mengetahui

lebih dalam bagaimana sapek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verbal yang

saling mendukung dan membentuk kesatuan cerita dalam novel “Nyanyian

Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” berdasarkan teori Tzevetan

Todorov.

1.4 Sumber Data

Sumber data yang di jadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel yang

berjudul “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” karya

Donna Wiliams yang terdapat dalam antonologi novel Donna Wiliams berjudul

“Nnyayian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”.

1.5 Kerangka Teori

Menurut penulis, teori struktural sebagaimana dikembangkan oleh

Tzevetan Todorov lah yang antara lain sesuai di gunakan untuk mengkaji masalah

yang telah disebutkan di atas. Dalam teorinya, Todorov menyatakan baha pada

[Type text] Page 10

Page 11: KELOMPOK 3 (6 MHS)

hakekatnya karya sastra (fiksi) terbangun oleh unsur-unsur yang beragam, yaitu

unsur yang hadir bersama dan unsur yang tidak hadir (dalam teks).

Unsur yang hadir bersama, dalam arti unsur yang pertama kita baca dalam

teks, disebut dengan istilah koheensi in praesentia: sedangkan koherensi antara

unsur yang hadir (dalam teks, bahasa, wujud verbal) dan unsur yang tidak hadir

(dalam arti apa yang ada di balik wujud verbal) disebut koherensi in absentia.

Namun, ada satu hal yang harus diperhatikan, yakni sistem lambang dalam sastra

sebagai wacana bahasa. Pada dasarnya, sistem lambang primer (sastra) berbeda

dengan sistem lambang sekunder (bahasa) sebagai medium pengungkapannya.

Perbedaan terletak pada sifatnya yang relatif bebas (berjarak) antara peristiwa atau

tokoh-tokohnya dengan kalimat-kalimat konkret yang mengungkapkannya. Oleh

karena itu, koherensi struktur itu di tentukan pula oleh hadirnya aspek verbal

sistem sastra (fiksi).

Secara ringkas, Todorov (1985: 12-13) menjelaskan bahwa dalam

pemahaman karya satra ada tiga jalur yang harus di tempuh, yaitu melalui

pembahasan aspek semantik, aspek sintaksis, dan aspek verbal. Aspek pertama

untuk meneliti urutan peristiwa yang harus ditempuh secara kronologis dan logis

khusus di dalam alur; aspek kedua untuk meneliti tema, tokoh, dan latar, ini sudah

berkaitan dengan penafsiran makna atas lambang (verbal bahasa); aspek ketiga

untuk meneliti sudut pandang, gaya atau pengujaran. Jadi, pembahasan hanya di

fokuskan pada alur, tokoh dan sudut pandang.

[Type text] Page 11

Page 12: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Sintaksis: Alur

Novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” terdiri

atas 315 alinea panjang dan 35 alinea pendek. Disebut alinea pendek karena hanya

memuat satu atau dua kalimat saja dan biasanya berbentuk dialog. Berdasarkan

penelusuran terhadap satuan teks per alinea atau urutan peristiwa atau sastranya,

dalam cerpen ini terdapat sekuen. Sekuen-sekuen ini menduduki fungsi utama

yang menggambarkan kerangka logis cerita. Jadi, ada sekitar 10 peristiwa yang

berfungsi merangkai jalannya alur. Hal tersebut tampak dalam uraian berikut.

Daftar urutan sekuen novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang

Gadis Austistik”.

1. Peristiwa awal, Donna Wiliams menikah dengan seorang laki-laki yang

ia cintai yang bernama Ian.

2. Donna Wiliams sangat terpukul ketika seorang ayah yang sangat di

cintainya meninggal karena penyakit yang di deritanya.

3. Donna Wiliams berputus asa, dia mencoba terus tetapi selalu gagal.

Teman-temannya selalu mengejeknya karena dia sangat berbeda dengan

orang lainnya.

4. Kepergian suaminya Ian yang ia cintai, telah menceraikannya karen

sudah tidak tahan dengannya.

5. Donna Wiliams mempunyai binatang kesayangannya yaitu anjing yang

bernama Monty, meskipun pada akhirnya Monty meninggal karena

penyakit yang di deritanya.

6. Tiba-tiba Donna Wiliams menerima email yang berisi. “Aku adalah

penggemarmu, aku juga adalah orang yang mempunyai penyakit

sepertimu”. Pada akhir kata-kata itu dia menuliskan bahwa aku

mencintaimi.

[Type text] Page 12

Page 13: KELOMPOK 3 (6 MHS)

7. Donna Wiliams jatuh jatuh sakit karena dia memakan-makanan yang

tidak boleh di makannya.

8. Donna Wiliams menemukan kembali seseorang laki-laki yang bernama

Chris yang mencintainya apaadanya.

9. Donna Wiliams menikah dengan Chris karena Donna percaya dia pria

yang sangat baik.

10. Dan pada akhir perjalanannya Donna percaya sedikit demi sedikit ia

pasti akan sembuh, adanya Chris yang menemaninya membuatnya

hidup dengan bahagia.

Berdasarkan satuan-satuan peristiwa novel “Nyanyian Surgawi Akhir

Perjalanan Sang Gadis Austistik” di atas, dapat di lihat bahwa alur yang di miliki

oleh Nyanyian Surgawi adalah alur maju karena peristiwa yang ada terus maju

dan tidak ada peristiwa yang menengok kebelakang atau ke masa lalu. Meskipun

keras tetapi kesatuan cerita tetap terjaga dan padu hingga oleh cerita membuat isi

cerita sangat menarik dan berkesan.

Keterangan:

A. Paparan (exposition) berupa peristiwa Donna Wiliams sebagai penderita

penyakit austistik yang menjadi bahan ejekan teman-temannya yang tidak

seperti dia.

B. Rangsangan (inciting moment) berupa teman-teman Donna Wiliams yang

selalu mengejek dia saat penyakitnya kambuh.

C. Gawatan (rising action) berupa peristiwa pada saat ayahnya meninggal, Donna

Wiliams tidak bisa mengantar ayahnya untuk terakhir kali, karena Donna

Wiliams sedang ada di Amerika pada saat itu.

D. Tikaian (conflict) digambarkan pada saat Donna Wiliams jatuh sakit dan

masuk rumah sakit, tidak ada yang menemaninya.

E. Rumitan (complication) terlihat saat Donna Wiliams memutuskan untuk

bercerai dengan suaminya Ian.

F. Klimaks, ditandai dengan keterkejutannya saat Chris melamar dia untuk

menjadi istri pendamping hidupnya.

[Type text] Page 13

Page 14: KELOMPOK 3 (6 MHS)

G. Leraian (falling action) dapat dilihat saat Donna Wiliams berpidato kepada

seluruh penderita penyakit austistik dengan sangat gembira. Donna Wiliams

hanya tersenyum, tetapi ada mantan suaminya yang melihatnya justru merasa

dihina dengan senyuman Donna Wiliams.

H. Selesaian (denoument) ditandai dengan Donna Wiliams tidur bersama Chris

suaminya orang yang sangat di cintainya. Chris memeluk Donna Wiliams dan

bilang aku akan mencintaimu selamanya sampai nafas ini berhenti. Dan Donna

tersenyum.

2.2 Aspek Semantik: Tokoh

Dalam pembahasan ini, analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama, yakni

Donna Wiliams, seorang gadis penderita penyakit austistik. Sedangkan tokoh-

tokoh lain hanya di bicarakan dalam kaitannya dengan tokoh utama.

Dalam novel Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik ini

ditampilkan seorang tokoh bernama Donna Wiliams, seorang gadis penderita

penyakit austistik, yang berjuang demi hidupnya. Donna Wiliams yang mewakili

gambaran dan golongan penderita penyakit austestik. Seperti kebanyakan

golongan penderita penyakit austistik ini yang menggantungkan hidupnya kepada

orang yang dicintainya. Dilukiskan oleh pengarang sebagai sosok yang sangat

kuat, hebat, tegar, dan rapuh. Donna Wiliams sebagai penderita penyakit austistik

yang juga di rasakan oleh tokoh lainnya, digambarkan bagaimana seorang gadis

yang mempunyai penyakit austistik yang ingin terus hidup layaknya orang lain

yang hidup secara normal, semua hal yang menggambarkan tentang tokoh Donna

Wiliams yang pada saat itu saat-saat paling menegangkan tergambar dalam

kutipan berikut. “Dokter sudah tiba. Dia membawa kabar buruk. Mereka sudah

membuat lubang sampai ke indung telurku yang sebelah kanan dan kemudian

menyadari bahwa itu bukan indung telur sebelah kanan. Itu adalah indung kiri

yang pindah kesebelah kanan bersama beberapa pembuluh yang sudah sangat

rusak, meradang dan bengkak, serta melekat pada organ-organ yang lain.

Pendeknya, keadaan di tempat itu sangat kacau. Aku harus kembali. Aku ditanya

apakah aku menginginkan memiliki anak dan di beri tahu bahwa cara terbaik

[Type text] Page 14

Page 15: KELOMPOK 3 (6 MHS)

untuk mengatasi kekacauan itiu adalah membuang seluruh organ reproduksi itu.

Aku benar-benar ketakutan”.

Kutipan di atas menunjukan bagaimana hati dan perasaan Donna Wiliams

pada saat itu, saat indung kirinya bermasalah dan harus di buang, Donna Wiliams

sudah sangat sedih, pikirannya kacau dia kembali seperti orang gila hilang

kesadarannya. Pada saat itu pula Chris suaminya yang mendampingi dia pada saat

sekarat ini pun ikut sedih atas semua ini entah apa yang harus dilakukannya,

pikirannya sama seperti istrinya Donna Wiliams sangat kacau tetapi Chris segera

menenangkan istrinya agar tetap tenang.

Dapat dikatakan bahwa watak tokoh Donna Wiliams berdasarkan

pembahasan adalah memiliki sifat, rapuh, takut, tetapi berani mengambil

keputusan.

Dengan di tampilkan sosok tokoh Donna Wiliams tersebut, ada makna lain

di balik pemunculan tokoh yang berani ini. Barangkali figur tokoh demikian di

tampilkan oleh pengarang dengan tujuan tertentu, kita dapat memberi tafsiran

bahwa lewat tokoh yang demikian pencerita merasa lebih bebas untuk berbicara

tentang penderita penyakit austistik yang sangat vatal in. Yang akhirnya

membawa kesan tersendiri bagi sang pengarang dan pembaca.

Begitulah aspek pembahasan aspek semantik (tokoh) dalam novel

“Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”. Sebenarnya, masih

banyak hal yang perlu dibahas dalam kaitannya dengan makna di balik lambang

kebahasaan (teks) yang hadir. Analisis tokoh dibatasi disini saja. Berikut akan

disajikan pembahasan mengenai aspek verbal yang membangun unsur-unsur

novel ‘Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”.

2.3 Aspek Verbal: Sudut Pandang

Pembahasan aspek verbal pun dibatasi satu hal saja, yaitu tentang sudut

pandang yang digunakan oleh pencerita. Sedangkan aspek yang lain, seperti

modus, kata, dan penuturan tidak di bicarakan. Berdasarkan pengamatan terhadap

novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” tampak bahwa

sudut pandang yang di gunakan oleh pencerita adalah sudut pandang orang

[Type text] Page 15

Page 16: KELOMPOK 3 (6 MHS)

pertama sebagai pelaku utama. Seperti terlihat dalam kutipan berikut “Aku

mengambil kesempatan terakhir. Bisakah kita pergi keperbukitan itu? Tanya aku.

Kami menuju perbukitan dan berhenti tidak jauh dari tempat kami mendaki

malam itu. Hari sudah senja, cahaya matahari mulai pudar dan angin menari-nari

diseputar kami saat kami mendaki bukit itu. Kali ini, kami berjalan dengan sangat

hati-hati, maju dengan langkah-langkah yang kecil. Kami tiba di sebuah bangku

dibawah sebuah pohon yang besar dengan pemandangan indah dari bukit-bukit

dibawah sana. Chris dan aku duduk, aku merogoh kantongku. Aku mengeluarkan

kartu yang berisi surat itu. Dia membuka surat itu dan membacanya. Chris

terdiam, matanya bersinar, wajahnya dihiasi senyum ketika dia melipat surat itu,

“ya” katanya. Jawabannya adalah ya”.

Itulah sekadar contoh beberapa peristiwa yang menyangkut aspek verbal

dari sudut pandang pencerita. Dengan semakin memahami sudut pandang ini

memberikan tambahan pada kita bahwa novel “Nanyian Surgawi Akhir Perjalanan

Sang Gadis Austistik” ini adalah cerita yang sangat mengesankan.

`

[Type text] Page 16

Page 17: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB III

KESIMPULAN

Dari keseluruhan analisis di atas, dapat di simpulkan beberapa hal berikut.

Secara sintaksis, novel Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austestik

dapat di lihat bahwa alur yang di miliki oleh Nyayian Surgawi adalah alur maju

karena peristiwa yang ada terus maju dan tidak ada peristiwa yang menengok

kebelakang atau ke masa lalu. Meskipun keras tetapi kesatuan cerita tetap terjaga

dan padu hingga oleh cerita membuat isi cerita sangat menarik dan berkesan.

Alurnya yang maju mengetahkan kisah seorang tokoh penyakit austistik,

sementara Donna Wiliams sebagai tokoh utamanya terus berusaha melawan

penyakitnya itu, yang terkadang seperti anak kecil dan susah terkendali.

Kehidupannya yang selalu menyidihkan, membuatnya semakin terpuruk dalam

hari-harinya, tetapi setelah datang seseorang yang membuatnya bangkit kembali

untuk hidup, Donna percaya kalau hidup ini indah. Mengembara sepanjang

hidupnya hanya untuk menulis cerita hidupnya untuk membagi cerita kepada

penyandang penyakit yang sama seperti dia. Hal ini membuktikan bahwa Donna

Wiliams sebagai pengarang sangat terlihat keberpihakannya kepada tokoh utama.

Hal inilah yang menjadi keunggulan Donna Wiliams yang konsisten dengan

perjuangan penyakitnya ini. Tema-tema yang di angkatnya memang perjuangan

seperti dalam novel Nyanyian Surgawi.

Terakhir, di lihat dari sisi aspek verbalnya, novel ini bersifat obyektif

sehingga terkesan berpihak pada pengarang terhadap perjuangan yang

digambarkannya dalam novel Nyanyian Surgawi ini sedemikian nyata. Sehingga

novel ini terkesan merupakan sarana penyampaian pesan pengarang kepada

pembaca meskipun sebenarnya, hal itu sah-sah saja dilakukan oleh penulis dimana

saja manapun. Namun, sebagai sebuah karya sastra berbentuk novel ini, nonel

Nyanyian Surgawi ini berhasil memikat hati untuk di renungi kedalaman intinya.

Sehingga dapat dikatakan disini bahwa novel Nyanyian Surgawi termasuk novel

yang menghibur sekaligus berhasil menyampaikan pesan-pesan tersembunyi dari

pengarangnya.

[Type text] Page 17

Page 18: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Daftar Pustaka

Todorof, Tzevetan. 1985. Tata Sastra. Tejemahan Okke K.S Zaimar, dkk. Jakarta:

jambatan.

Wiliams, Donna. 2004 Nyayian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik.

Bandung: Qanita.

[Type text] Page 18

Page 19: KELOMPOK 3 (6 MHS)

SINOPSIS

Si gadis autistik, Donna Wiliams, terus mengembara sepanjang hidupnya.

Perjalanan panjangnya memiliki satu tujuan, yaitu mencari kebahagiaan yang

selalu dia idam-idamkan.

Tetapi, pengembaraan Donna Wiliams mencari kebahagiaan ini bagaikan

menembus onak duri. Banyak ujian yang harus dilewtinya: perceraiannya dengan

Ian membuatnya sangat terpukul, penyakit-penyakit yang dideritanya, kematian

ayahnya pada saat komunikasi mereka baru saja beranjak membaik, dan peristiwa-

peristiwa lain yang membuatnya berduka.

Setelah bertahun-tahun menjadi “gadis pengembara”, yang terus-menerus

menjelajah dunia untuk mencari diri dan cinta sejatinya. Akhirnya Donna Wiliams

pun menemukan pelabuhannya.

Kini, Donna Wiliams telah mengepakkan sayap-sayapnya yang penuh

warna, menikmati rasa dunia seutuhnya, dan meninggalkan jauh-jauh

kepompongnya, dunia dibalik kaca.

[Type text] Page 19

Page 20: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Studi Struktur Tzvetan Todorov

dalam Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” Karya Habiburrahman El

Shirazy”

Desi Ratnawati

STUDI STRUKTURAL MENURUT TZVETAN TODOROV

DALAM NOVEL “PUDARNYA PESONA CLEOPATRA”

KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Habiburrahman El Shirazy pernah menulis naskah teatrikal puisi berjudul

Dzikir Dajjal sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater

Mbambung. Habiburrahman El Shirazy juga telah mengahasilkan beberapa karya

terjemahan, seperti Ar-Rasul dan Biografi Umar bin Abdul Aziz cerpen-cerpennya

termuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum, Merah di Jenin, Kutemukan

Warna, dan Kado untuk Mujahid. Selain itu tulisannya pernah menghiasi

Republika, Annida, Jurnal Sastra dan Budaya Kinanah, Jurnal Justisia dan

sebagainya. Adapun buku yang telah terbit adalah : Bercinta Untuk Surga : Kisah-

kisah Islami Pembangun Jiwa, Di Atas Sajadah Cinta : Kisah- kisah Islami

Pembangun Jiwa, Pudarnya Pesona Cleopatra : Novel Psikologi Islam serta Ayat

Ayat Cinta.

Pudarnya Pesona Cleopatra adalah sebuah novel psikologi Islam

pembangun jiwa yang sederhana tetapi novel ini terasa amat sangat jernih, liris

serta dapat mengoyak perasaan pembacanya, dan keharuan yang mendalam ,

pengarang begitu halus menggambarkan konflik psikologis dan sangat

[Type text] Page 20

Page 21: KELOMPOK 3 (6 MHS)

meyakinkan. Novel ini diceritakan dengan lebih menonjolkan kepada perasaan

atau psikologi tokohnya serta adat kebanyakan pada saat itu dengan adanya

perjodohan serta kebanyakan orang yang mencintai seseorang dengan

menganggap kecantikan adalah segalanya. Oleh sebab itu, penulis sangat tertarik

untuk mengkaji secara struktural dengan menggunakan pendekatan Tzvetan

Todorov untuk mengetahui lebih dalam lagi kedalaman makna keseluruhan dari

novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, rumusan masalah yang dapat penulis

sajikan dalam makalah ini adalah bagaimanakah aspek sintaksis, aspek semantik,

dan aspek verbal saling mendukung dan membentuk satu kesatuan cerita yang

terdapat dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra yang ditinjau dari studi

struktural Tzvetan Todorov.

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis jelaskan di atas, tujuan

yang akan dicapai oleh penulis dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih

mendalam tentang bagaimana aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verbal

yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan dalam novel Pudarnya

Pesona Cleopatra ini berdasarkan teori Tzvetan Todorov sesuai dengan yang

dijelaskan dalam rumusan masalah di atas.

1.4 Sumber Data

Sumber data yang dijadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel yang

berjudul “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman El Shirazy, yang

pertama kali terbit pada tahun 2004 dan pada awalnya novel ini dimuat

bersambung dalam harian Republika.

1.5 Kerangka Teori

Menurut penulis, teori struktural sebagaimana dikembangkan oleh Tzvetan

Todorov-lah yang antara lain sesuai digunakan untuk mengkaji masalah yang

telah diuraikan diatas. Dalam teorinya Tzvetan Tedorov (1985: 11-13)

[Type text] Page 21

Page 22: KELOMPOK 3 (6 MHS)

menyatakan bahwa pada hakikatnya sebuah karya sastra atau fiksi terbangun oleh

unsur-unsur yang bergam, yaitu unsur yang hadir bersama dan unsur yang tidak

hadir (dalam teks).

Unsur yang hadir bersama, dalam arti unsur yang pertama kita baca dalam teks

disebut dengan istilah koherensi in praesentia; sedangkan koherensi antar unsur

yang hadir (dalam teks, bahasa, wujud verbal) dan unsur yang tidak hadir (dalam

arti apa yang ada dibalik wujud verbal) disebut koherensi in absentia. Namun, ada

satu hal yang harus diperhatikan, yakni sistem lambang dalam sastra sebagai

wacana bahasa. Pada dasarnya, sistem lambang primer (sastra) berbeda dengan

sistem lambang sekunder (bahasa) sebagai medium pengungkapannya. Perbedaan

terlatak pada sifatnya yang relatif bebas (berjarak) antara peristiwa atau tokoh-

tokohnya dengan kalimat-kalimat konkret yang mengungkapkannya. Oleh karena

itu, koherensi struktur itu ditentukan pula oleh hadirnya aspek verbal sistem sastra

(fiksi).

Secara ringkas Tzvetan Tedorov (1985: 12-13), menjelaskan bahwa dalam

pemahaman karya sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yakni melalui

pembahasan (1) aspek sintaksis, (2) aspek semantik, dan (3) aspek verbal. Aspek

yang pertama untuk meneliti urutan peristiwa yang harus ditempuh secara

kronologis dan logis khusus didalam alur; aspek kedua untuk meneliti tema,

tokoh, dan latar, ini sudah berkaitan dengan penafsiran makna atas lambang

(verbal, bahasa); dan aspek yang ketiga untuk meneliti sarana atau alat-alat

pengungkapannya seperti sudut pandang, gaya, atau pengujaran. Akan tetapi, di

dalam kajian ini tidak semua aspek atau unsur tersebut dibahas, tetapi hanya

dibatasi pada unsur yang dominan meskipun dalam pembahasan itu unsur lain

tetap disertakan. Jadi, pembahasan hanya difokuskan pada alur, tokoh dan sudut

pandang.

Secara metodologis kajian ini menggunakan metode deduksi, dalam artian

analisis berangkat dari batasan-batasan umum (teori struktural Todorov) baru

kemudian masuk ke dalam teks (roman); sementara itu dalam pemahaman

[Type text] Page 22

Page 23: KELOMPOK 3 (6 MHS)

maknanya kajian ini menggunakan metode induksi. Data-data pendukung,

keseluruhan makna dikonklusikan dari teks secara objektif baru kemudian ditarik

generalisasi dan simpulannya. Lebih jelasnya, dalam studi ini digunakan metode

dialektif-objektif. Sementara itu, dalam hal cara pengumpulan dan klasifikasi data

dilakukan dengan model atau teknik pembacaan aktif, retroaktif yang hasilnya

dicatat dan dideskripsikan.

[Type text] Page 23

Page 24: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Sintaksis: Alur

Novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini terdiri dari 5 sub judul atau bagian-

bagian, yang didalamnya memiliki satu kesatuan untuk menceritakan ceritanya

secara utuh. Dalam novel ini terdapat sekuen-sekuen yang sesuai dengan urutan

peristiwa atau tata sastranya, dan sekuen-sekuen ini menduduki fungsi utama

yakni yang menggambarkan kerangka logis cerita. Jadi, ada beberapa sekuen yang

berfungsi merangkai jalannya alur. Hal tersebut tampak dalam uraian berikut :

Daftar urutan sekuen novel Pudarnya Pesona Cleopatra :

1. Peristiwa awal, seorang lelaki yang menikahi seorang wanita pilihan

orang tuanya.

2. Wanita pilihan orang tuanya itu bernama Raihana, ia adalah gadis

sholihah yang cantik dan hafal Al-Quran.

3. Lelaki itu menikahi Raihana bukan atas dasar cinta melainkan tidak

ingin mengecewakan orang tuanya, karena orang tuanya sudah

menjodohkan mereka sebelum mereka dilahirkan.

4. Sudah beberapa bulan lamanya lelaki itu menjalani hidupnya dengan

Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh, karena

lelaki itu mengharapkan wanita yang dinikahinya adalah gadis Mesir

titisan dari ratu Cleopatra.

5. Setelah 6 bulan akhirnya Raihana hamil dan meminta izin untuk

tinggal bersama orang tuanya, agar Raihana bisa mendapat perhatian

lebih dari orang tuanya.

6. Kini lelaki itu hidup sendiri tanpa ada Raihana di sampingnya, dan

segala sesuatu pun ia lakukan sendiri, dari mulai makan, menyetrika,

dan mencucu baju ia lakukan sendiri.

7. Sampai akhirnya lelaki itu mendengar perbincangan teman kerjanya

membicarakan pak Agung dosen muda dan terkemuka.

[Type text] Page 24

Page 25: KELOMPOK 3 (6 MHS)

8. Pak Agung menyunting promotornya Judith Barton, Judith ketahuan

berselingkuh dengan mantan pacarnya dan pak Agung memberi pilihan

pada istrinya untuk memilih dia atau mantan pacarnya. Judith memilih

mantan pacarnya.

9. Pak Agung bercerai, sampai akhirnya pak Agung menjadi gila.

10. Kemudian lelaki itu bertemu pak Qalyubi dan bercerita tentang

kisahnya yang pernah menikah dengan gadis Mesir yang sangat cantik,

diawal pernikahannya sangat bahagia tinggal bersama seorang istri

cantik.

11. Pada akhirnya pak Qalyubi pindah ke Indonesia dan usahanya

bangkrut, sehingga mengaharuskan orang tuanya menjual sawah dan

rumahnya.

12. Puncaknya pak Qalyubi serta istri dan anaknya pulang ke Mesir, pada

saat pak Qalyubi meminta istrinya untuk kembali ke Indonesia,

Yasmin istrinya menolak.

13. Terbongkarlah keburukan Yasmin yang berselungkuh dan bercerita

bohong kepada keluarganya bahwa pak Qalyubi suami yang jahat.

14. Seketika pak Qalyubi tidak dapat menahan diri, ia memukul habis-

habisan istrinya hingga akhirnya ia ditahan beberapa hari.

15. Akhirnya pak Qalyubi dan Yasmin bercerai, dan pak Qalyubi pulang

kembali ke Indonesia dengan hanya membawa si sulung.

16. Setelah mendengarkan kisah dari pak Qalyubi, lelaki itu terisak-isak, ia

sadar dan teringat kepada Raihana.

17. Perlahan wajahnya terbayang dimata, dan tiba-tiba ada kerinduan yang

menyelinap dalam hatinya, Raihana istri yang salehah.

18. Pulang dari pelatihan, dikontrakannya ia menemukan surat cinta

Raihana, ia terisak menangis setelah membaca surat itu.

19. Seketika itu, pesona kecantikan Cleopatra memudar, berganti cahaya

cinta Raihana yang terang di hati.

20. Lelaki itu segera pulang menjemput istrinya, sesampainya di rumah

Raihana, mertuanya langsung menangis dan memeluk, menceritakan

[Type text] Page 25

Page 26: KELOMPOK 3 (6 MHS)

bahwa Raihana telah meninggal dunia karena terpeleset di kamar

mandi.

21. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia menyesal kenapa benih-benih

cinta tumbuh disaat Raihana telah pergi meninggalkannya.

Berdasarkan sekuen-sekuen peristiwa novel Pudarnya Pesona Cleopatra

diatas, dapat dilihat bahwa alur yang dimiliki oleh novel ini adalah alur rapat

karena peristiwa terjalin rapat atau susul-menyusul. Peristiwa demi peristiwa yang

dijalin dengan runtut, dan terus berkesinambungan antara peristiwa yang satu

dengan peristiwa selanjutnya, yang melinear, dan sederhana. Meskipun sederhana,

tetapi kesatu paduanan cerita tetap terjaga dan sangat tersusun hingga akhir cerita

sehingga membuat isi cerita sangat menarik untuk diikuti dan amat dalam

Keterangan :

A. Paparan (exposition), berupa seorang lelaki yang menikahi seorang

wanita pilihan orang tuanya, wanita itu bernama Raihana, ia gadis

sholihah yang cantik dan hafal Al-Quran, walaupun dia lebih tua dua

tahun, tetapi kelihatan lebih muda. Lelaki itu menikahi Raihana bukan

atas dasar cinta melainkan tidak ingin mengecewakan orang tuanya,

karena orang tuanya sudah menjodohkan mereka. Sudah beberapa

bulan lamanya lelaki itu menjalani hidupnya dengan Raihana tetapi

benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh, karena lelaki itu

mengharapkan wanita yang dinikahinya dan disampingnya adalah

gadis Mesir titisan dari ratu Cleopatra.

B. Rangsangan (inciting moment), yang berupa ada kekagetan yang

lelaki itu tangkap dalam wajah Raihana. Dan dengan mata berkaca-

kaca Raihana diam, menunduk, tak lama kemudian ia menangis

terisak-isak sambil memeluk kedua kaki suaminya itu. Raihana

mengiba penuh pasrah, namun lelaki itu tidak merasakan apa-apa, ia

tidak bisa iba sama sekali pada Raihana.

C. Gawatan (rising action), berupa peristiwa saat Raihana hamil, sanak

saudara semuanya bergembira, ibu dan mertuanya bersuka cita tetapi

[Type text] Page 26

Page 27: KELOMPOK 3 (6 MHS)

lelaki itu hatinya menangis meratapi cintanya yang tak kunjung tiba. Ia

takut nanti ia juga tidak bisa mencintai bayi yang dilahirkan Raihana,

bayi yang tak lain adalah darah dagingnuya sendiri.

D. Tikaian (conflict), digambarkan pada saat tokoh lelaki itu merasa

sangat sulit untuk hidup bersama Raihana, dan ia tidak tahu dari mana

sulitnya. Rasa tidak suka itu semakin menjadi-jadi, ia tak mampu lagi

meredamnya. Lelaki itu dan Raihana nyaris hidup dalam dunia

masing-masing. Aktivitas mereka hanya sesekali bertemu di meja

makan dan saat sesekali shalat malam. Tangis Raihana tak juga mampu

membuka jendela hati lelaki itu.

E. Rumitan (complication), pada saat Raihana tinggal di temapat

ibunya, lelaki itu pulang kehujanan, ia sakit dan terlintas di hatinya

andaikan ada Raihana ia pasti telah menyiapkan air hangat, bubur,

membantu mengobati masuk anginnya dan menyuruhnya untuk

istirirahat. Lelaki itu tidur, dan terbangun jam enam pagi, ada

penyesalan dalam hati : aku belum shalat Isya dan terlambat shalat

Shubuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana dia pasti sudah

membangunkanku untuk shalat.

F. Klimaks, pada saat lelaki itu pulang menjemput istrinya dan

sesampainya di rumah Raihana, mertuanya langsung menangis dan

memeluk, menceritakan bahwa Raihana telah meninggal dunia karena

terpeleset di kamar mandi. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia

menyesal kenapa benih-benih cinta tumbuh disaat Raihana telah pergi

meninggalkannya.

G. Leraian (falling action), dapat dilihat dari peristiwa saat lelaki itu

mendengar pembicaraan mengenai pak Agung dosen muda terkemuka

menikah dengan promotornya istrinya selingkuh dan lebih memilih

selingkuhannya, akhirnya pak Agung gila. Kemudian saat pelatihan ia

bertemu pak Qalyubi yang menceritakan kisahnya menikah dengan

gadis Mesir dan istrinya berselingkuh serta menjelek-jelekkannya

[Type text] Page 27

Page 28: KELOMPOK 3 (6 MHS)

akhirnya mereka bercerai. Lelaki itu teringat Raihana istrinya, dan

memutuskan untuk menemuinya

H. Selesaian (denouement), ditandai dengan setelah mendengarkan kisah

dari pak Qalyubi, lelaki itu terisak-isak, ia teringat kepada Raihana dan

menyesal serta sadar. Perlahan wajah Raihana terbayang dimata, dan

tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dalam hatinya, Raihana istri

yang salehah. Seketika itu, pesona kecantikan Cleopatra memudar,

berganti cahaya cinta Raihana yang terang di hati. Lelaki itu segera

pulang menjemput istrinya, tetapi telah meninggal dunia, hatinya perih

tiada terkira.

2.2 Aspek Semantik : Tokoh

Dalam pembahasan ini, analisis tokoh dalam novel Pudarnya Pesona

Cleopatra ini ditekankan pada tokoh utama, yaitu tokoh Aku, seorang lelaki yang

dijodohkan oleh orang tuanya dan berumahtangga dengan gadis itu. Kemudian

ada tokoh lainnya seperti Raihana, Ibunya, Mertuanya, Pak Qalyubi, serta tokoh

yang lainnya atau tokoh tambahan yang hanya dibicarakan dalam kaitannya

dengan tokoh utama saja. Analisis tokoh ini tentu berbeda dengan analisis

sebelumnya atau anlisis pada alur karena hal ini sudah berkaitan dengan persoalan

makna yang terdapat dibalik lambang kebahasaan (teks). Yang terpenting dalam

hal ini adalah hubungan antara unsur yang hadir dan yang tidak hadir (in absentia)

sehingga cenderung berupa interpretasi.

Dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini diceritakan tentang tokoh

seorang lelaki yang harus menikah dengan gadis yang tidak ia cintai dan ia merasa

sangat sulit harus tinggal dengan seseorang yang tidak ia cintai. Tokoh Aku

menggambarkan dan mewakili penggambaran masyarakat atau seorang anak pada

saat itu yang menuruti perjodohan dari orang tuanya dan tidak bisa menolak

karena ia tidak ingin mengecewakan ibunya, dan dilukiskan juga bahwa tokoh

Aku ini adalah seorang yang kokoh, sebenarnya berbakti kepada orang tuanya,

dan rajin beribadah. Tetapi tokoh Aku juga memiliki sifat yang egois, tidak

bertanggung jawab, dan terkadang tidak memiliki rasa iba terhadap istrinya. dan

[Type text] Page 28

Page 29: KELOMPOK 3 (6 MHS)

terdapat pula gambaran bahwa tokoh Aku ini mengalami tekanan batin sehingga

terkadang mengalami kebingungan dan sering mengacuhkan orang sekitarnya, ia

terkadang tidak bisa memahami tingkahnya. Serta penggambaran tokoh Aku yang

merasa bahwa dirinya menyesal dan sadar setelah ia kehilangan istri sholehahnya

itu. Dan semua hal yang menggambarkan tokoh Aku hidup dalam sulitnya hidup

dengan gadis yang tidak ia cintai, keegoisannya dan kebimbangan atas sikapnya

itu semua tergambar jelas dalam novel ini, dan berikut kutipannya :

“...Aku tak merasakan apa-apa. Aku tak bisa iba sama sekali padanya. Kata-katanya terasa bagaikan ocehan penjual jamu yang tidak kusuka...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 10)”. Serta tokoh Aku merasa bimbang tergambar pada kutipan berikut “...Aku heran pada diriku sendiri, aku ini manusia ataukah patung batu? Kalau pun aku menitikkan air mata itu bukan karena Raihana tapi karena menangisi ke-patung-batu-an diriku...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 10) ”. Kemudian pada kutipan berikut “…Aku tak mampu meredamnya. Aku dan Raihana nyaris hidup dalam dunia masing-masing...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 16)”.Serta pada kutipan “...Rayu dan dan ratapannya yang mengharu-biru tak juga meluruhkan perasaanku. Aku meratapi dukaku. Raihana menangisi dukanya. Dan duka kami belum juga bisa bertemu. Aku heran pada diriku sendiri...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 16)”.

Kutipan-kutipan di atas tersebut menunjukkan penggambaran dari tokoh

Aku merasakan sulit untuk hidup bersama orang yang ia cintai, lelaki itu menikahi

seorang wanita pilihan orang tuanya, bukan atas dasar cinta melainkan tidak ingin

mengecewakan orang tuanya, karena orang tuanya sudah menjodohkan mereka.

Walaupun sudah beberapa bulan lamanya lelaki itu menjalani hidupnya dengan

Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh, karena lelaki itu

mengharapkan wanita yang dinikahinya dan disampingnya adalah gadis Mesir

titisan dari ratu Cleopatra.

Kemudian Raihana hamil dan ingin tinggal bersama orang tuanya, dan

tokoh aku mengerjakan sesuatunya sendiri, ia bekerja seperti biasanya di tempat

kerjanya ia mendengar perbincangan kisah pak Agung yang gila karena melihat

istrinya selingkuh serta memilih laki-laki lain, kemudian ada pula kisah pak

Qalyubi yang pernah mempunyai istri sagat cantik dari mesir tetapi berakhir

[Type text] Page 29

Page 30: KELOMPOK 3 (6 MHS)

dengan perceraian karena selingkuh. Seketika itu pun bayangan Raihana melintas

difikiran lelaki itu, dan seketika pesona Cleopatra memudar, kerinduan kepada

Raihana mulai muncul dan lelaki itu segera pulang menjemput istrinya.

Sesampainya di rumah Raihana, mertuanya langsung menangis dan memeluk,

menceritakan bahwa Raihana telah meninggal dunia karena terpeleset di kamar

mandi. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia menyesal kenapa benih-benih cinta

tumbuh disaat Raihana telah pergi meninggalkannya.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa watak tokoh Aku

adalah seseorang yang memiliki sifat yang menghargai orang tuanya tetapi ia juga

sifat yang egois, tidak bertanggung jawab, dan terkadang tidak memiliki rasa iba

terhadap istrinya. dan terdapat pula gambaran bahwa tokoh Aku ini mengalami

tekanan batin sehingga terkadang mengalami kebingungan dan terkadang tidak

bisa memahami tingkahnya. Tokoh Aku ini sangat menggambarkan masyarakat

pada saat itu, dan pengarang juga menceritakan ceritanya dengan penuh

kesederhanaan, terasa amat jernih, bening dan liris serta Habiburrahman El

Shirazy sebagai pengarang juga mampu melukiskan dengan halus dan teliti serta

sangat mendalam dalam setiap konflik psikologis para pelakunya dengan sangat

meyakinkan.

Ditampilkannya sosok tokoh Aku ini memiliki makna lain dibalik

pemunculannya tokoh yang sederhana dan penuh kebimbangan ini. Mungkin figur

tokoh Aku ini dimunculkan oleh pengarang dengan tujuan tertentu. Sehingga kita

dapat menafsirkan bahwa dengan melalui tokoh Aku pengarang lebih bebas

menceritakan tentang kondisi sosial dan adat masyarakat pada masa itu. Yang

dalam novel ini seorang anak haruslah berbakti dan jangan mengecewakan orang

tua, tetapi ia tetap tidak bisa hidup dengan orang yang tidak ia cintai, ia

mengalami tekanan atau konflik psikologis. Mungkin pengarang ingin mengajak

pembaca agar kita lebih bisa menerima seseorang apa adanya dan berusaha

menerima kenyataan, dalam novel ini tokoh Aku terlalu egois dan kemudian pada

akhirnya ia sangat menyesal karena Raihana telah meninggal dunia.

[Type text] Page 30

Page 31: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Demikian pembahasan aspek semantik (tokoh) dalam novel Pudarnya

Pesona Cleopatra ini, yang sebenarnya masih banyak yang harus dibahas dalam

kaitannya dengan makna dibalik lambang kebahasaan (teks) yang hadir, dan

analisis tokoh dibatasi sampai disini saja. Selanjutnya akan dibahas mengenai

aspek verbal yang membangun unsur-unsur novel “Pudarnya Pesona Cleopatra”

2.3. Aspek Verbal : Sudut Pandang

Pembahasan aspek verbal pun dibatasi pada satu hal saja, yaitu tentang

sudut pandang yang digunakan oleh pengarang, sedangkan aspek yang lainnya

seperti modus, kala, dan penuturan tidak dibicarakan. Berdasarkan pengamatan

terhadap novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini, tampak bahwa sudut pandang

yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang orang pertama pelaku

utama “Aku”, dalam sudut pandang ini si “aku” mengisahkan peristiwa yang

dialaminya, baik bersifat batiniah dirinya sendiri maupun fisik. Tokoh “aku”

menjadi fokus dan pusat cerita, segala yang diluar diri si “aku” peristiwa dan

tindakan, diceritakan jika berhubungan dengan dirinya, atau dipandang penting.

Jika tidak, hal itu tidak disinggung sebab “aku” memiliki keterbatasan terhadap

segala di luar dirinya, dan bebas memilih masalah yang akan diceritakannya.

Seperti terlihat dalam kutipan berikut :

Beliau memaksaku untuk menikah dengan gadis itu. Gadis yang sama sekali tak kukenal. Sedihnya, aku tiada berdaya sama sekali untuk melawannya. Sebab setelah ayah tiada, bagiku ibu adalah segalanya (Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 1), kedua selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana. Aku sendiri tidak tahu dari mana sulitnya. Aku tak mampu meredamnya. Aku dan Raihana nyaris hidup dalam dunia masing-masing, (Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 16), kemudian, Pulang dari pelatihan aku sempatkan untuk mampir ke toko busana muslim untuk Raihana serta pakaian bayi dan aku tertarik membelikan gelang untuknya. Aku ingin memberikan hadiah kejutan untuknya. Aku ingin dia tersenyum bahagia melihat kedatanganku, (Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 40).

[Type text] Page 31

Page 32: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Kutipan-kutipan tersebut semakin memperjelas bahwa sudut pandang yang

digunakan dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini adalah sudut pandang

orang pertama palaku utama, karena tokoh “aku” menceritakan masalahnya

sendiri.Demikian sekedar contoh beberapa peristiwa yang menyangkut aspek

verbal dari sudut pandang pengarang. Dengan memahami sudut pandang ini

memberikan tambahan pada kita bahwa novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini

adalah cerita yang sederhana, dan terdapat konflik psikoligis islami tetapi tetap

mengesankan.

[Type text] Page 32

Page 33: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB III

SIMPULAN

3. Simpulan

Dari keseluruhan analisis diatas, akhirnya penulis dapat menyimpulkan

beberapa hal berikut. Secara sintaksis, novel Pudarnya Pesona Cleopatra terkesan

sangat sederhana, linear, lurus dan menarik karena alur yang terjalin sangat padu

atau padat dari awal peristiwa hingga akhir cerita. Alurnya yang sederhana

mengisahkan seorang tokoh yang menikah dengan seorang gadis yang tidak ia

cintai pilihan ibunya, walaupun telah beberapa bulan tinggal dengan istrinya itu

tetapi cinta tidak juga muncul, kemudian terjadi konflik psikologi, batin tokoh

tersebut dan kesulitan untuk hidup bersama dengan orang yang tidak ia cintai.

Sementara secara semantik, novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini juga begitu

ironis, realis dan informatif. Karena menggambarkan kisah yang akrab dengan

kehidupan mereka dan mau tidak mau harus dihadapi sesulit apa pun. Kisah ini

berakhir sangat menyedihkan sampai pada saat Raihana meninggal dunia, dan

lelaki itu menyadari pengabdian dan pengorbanan yang tulus dari istrinya.

Dikatakan informatif, karena novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini

menampilkan kisah dari seorang lelaki yang dijodohkan orang tuanya, dan demi

orang tuanya ia menikahi gadis itu, cintanya tidak juga tumbuh pada istrinya itu

dan pada saat benih-benih cinta itu tumbuh istrinya telah meninggal dunia, novel

ini juga menggambarkan tentang konflik batin dan psikologi islam yang

mengajarkan tentang kesabaran dan pengorbanan tulus. Terakhir, dilihat dari

aspek verbalnya, novel ini bersifat subjektif karena pengarang menggambarkan

tokoh-tokohnya secara lebih nyata dalam masyarakat pada saat itu, dan novel ini

juga merupakan sebuah karya sastra yang mengesankan bagi pembacanya dan di

dalamnya terdapat banyak pesan moral, pelajaran mengenai kehidupan. Dapat

dikatakan novel ini sangat memikat karena ceritanya yang sederhana, jernih, dan

liris.

[Type text] Page 33

Page 34: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Daftar Pustaka :

El Shirazy, Habiburrahman. 2005. Pudarnya Pesona Cleopatra. Jakarta :

Republika.

Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Terjemahan Okke K. S. Zaimar, dkk. Jakarta :

Jambatan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

[Type text] Page 34

Page 35: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Sinopsis :

Seorang lelaki yang menikahi seorang wanita pilihan orang tuanya, wanita

itu bernama Raihana, ia gadis sholihah yang cantik dan hafal Al-Quran, walaupun

dia lebih tua dua tahun, tetapi kelihatan lebih muda. Lelaki itu menikahi Raihana

bukan atas dasar cinta melainkan tidak ingin mengecewakan orang tuanya, karena

orang tuanya sudah menjodohkan mereka. Sudah beberapa bulan lamanya lelaki

itu menjalani hidupnya dengan Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum

juga tumbuh, karena lelaki itu mengharapkan wanita yang dinikahinya dan

disampingnya adalah gadis Mesir titisan dari ratu Cleopatra.

Setelah 6 bulan akhirnya Raihana hamil dan meminta izin untuk tinggal

bersama orang tuanya. Kini lelaki itu hidup sendiri tanpa ada Raihana di

sampingnya, dan segala sesuatu pun ia lakukan sendiri. Ketika ditempat kerja,

lelaki itu mendengar perbincangan tentang pak Agung dosen muda dan

terkemuka. Ia menyunting promotornya Judith Barton, Judith ketahuan

berselingkuh dengan mantan pacarnya dan pak Agung memberi pilihan pada

istrinya untuk memilih dia atau mantan pacarnya. Judith memilih mantan

pacarnya, dan pak Agung bercerai, sampai akhirnya pak Agung menjadi gila.

Kemudian lelaki itu bertemu pak Qalyubi dan bercerita tentang kisahnya

yang pernah menikah dengan gadis Mesir yang sangat cantik, diawal

pernikahannya sangat bahagia tinggal bersama istri cantik, ia pindah ke Indonesia

dan usahanya bangkrut, orang tuanya menjual sawah dan rumahnya. Puncaknya

pak Qalyubi serta keluarga pulang ke Mesir, dan terbongkarlah keburukan

Yasmin yang berselungkuh dan bercerita bohong bahwa pak Qalyubi suami yang

jahat, dan akhirnya mereka bercerai. Seketika itu pun bayangan Raihana melintas

difikiran lelaki itu, dan seketika pesona Cleopatra memudar, kerinduan kepada

Raihana mulai muncul dan lelaki itu segera pulang menjemput istrinya.

Sesampainya di rumah Raihana, mertuanya langsung menangis dan memeluk,

menceritakan bahwa Raihana telah meninggal dunia karena terpeleset di kamar

[Type text] Page 35

Page 36: KELOMPOK 3 (6 MHS)

mandi. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia menyesal kenapa benih-benih cinta

tumbuh disaat Raihana telah pergi meninggalkannya.

[Type text] Page 36

Page 37: KELOMPOK 3 (6 MHS)

STUDI STRUKTURAL MENURUT TZVETAN TODOROV DALAM NOVEL “JOURNEY OF LOVE” KARYA EMMYLIA HANNIG

Devi Novitasari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam novel “Journey of Love” karya Emmylia Hannig, novel inilebih

menonjolkan tentang pengalaman yang pernah dialami oleh pengarang sendiri,

dalam kehidupanya yang kemudian menginspirasikanya kedalam sebuah novel

yang tak lain bercerita tentang pengalamanya sendiri.

Dengan berbagai konflik yang tokoh utama alami, dari masalah pribadi

sampai dengan lingkungan masyarakat disekitarnya yang menuntut tokoh utama

untuk berempati, dengan kondisi di sekitarnya. Dengan perbedaan keyakinan yang

dialami oleh tokoh utama bersama pasanganya, walaupun akhirnya suaminya

memeluk agama yang sama tetapi terkadang membuat tokoh utama merasa sedih

karena suaminya masih akan lupa dengan kewajibanya sebagai muslim dan imam

yang baik dalam keluarganya.

Penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara struktural dengan menggunakan

pendekatan Tzvetan Todorov untuk mengetahui lebih dalam makna keseluruhan

dari novel ini.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan

dalam makalah ini adalah bagaimana aspek sintaksis, aspek semantik dan aspek

verbal saling mendukung dan membentuk satu kesatuan cerita dalam novel

“Journey of Love” berdasarkan teori Tzvetan Todorov.

I.3. Tujuan Pembahasan

[Type text] Page 37

Page 38: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan diatas, tujuan

yang hendak dicapai oleh penulis dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih

dalam bagaimana aspek semantik, aspek sintaksis dan aspek verbal yang saling

mendukung novel “Journey of Love”berdasarkan struktural Tzvetan Todorov

I.4. Sumber Data

Sumber data yang dijadikan oleh penulis adalah sebuah novel yang

berjudul “Journey of Love” karya Emmylia Hannig, yang bercerita mengenai

pengalaman hidup pengarang sendiri yang banyak memberi motivasi kepada

penbaca.

I.5. Kerangka Teori

Menurut penulis, teori struktural sebagaimana dikembangkan oleh Tzvetan

Todorov-lah yang antara lain sesuai digunakan untuk mengkaji masalah yang

telah disebutkan diatas. Dalam teorinya Tzvetan Todorov (1985. 11-13)

menyatakan bahwa pada hakikatnya karya sastra terbangun oleh unsur-unsur yang

beragam, yaitu unsur yang hadir bersama dan unsur yang tidak hadir (dalam teks).

Secara ringkas Todorov (1985: 12-13), menjelaskan bahwadalam

pemahaman karya sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yaitu melalui

pembahasan yaitu, aspek sintaksis, aspek semantik dan aspek verbal. Aspek

pertama untuk meneliti urutan yang harus ditempuh secara kronologis dan logis

alur atau plot, aspek kedua untuk meneliti tema, tokoh dan latar, ini sudah

berkaitan dengan penapsiran makna akan lambang (verbal, bahasa), dan aspek

ketiga untuk meneliti sarana atau alat-alat pengungkapanya seperti sudut pandang.

Dalam kajian ini semua aspek akan dibahas

[Type text] Page 38

Page 39: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Aspek Sintaksis: Plot/Alur

Novel “Journey of Love” mengikuti satu plot utama disamping menampilkan

su-subplot. Plot utama adalah urutan peristiwa yang ditokohi oleh tokoh utama

yaitu Ayu, namun tokoh-tokoh lain seperti Alex dan Richard pu membawakan

plot, konflik dan penyelesaian sendiri, walau keduanya menjadi penting karena

kaitanya dengan tokoh Ayu pendukung plot utama. Jadi ada beberapa peristiwa

yang berfungsi merangkai jalanya plot. Hal tersebut tampak pada uraian dibawah

ini:

1. Peristiwa awal, bagai disambar geledek rasanya saat kekasihku itu

meyakini bayi itu memang anaknya, buah dari “kecelakaan” atas

kekhilafan yang ia lakukan.

2. Saat Richard pergi dan meninggalkan bekas luka dan kekecewaan, datang

Alex yang hadir membawa cinta yang tulus, tetapi ada hal yang sama pada

Richard dan Alex mereka adalah bule dan memiliki keyakinan yang

berdeda denganku. Sebenarnya Alex saat ini ia tidak memiliki agama yang

ia yakini saat keluar dari kristen. Dia keluar dari agamanya kristen karena

gara-gara pendeta yang ditanyainya mengenai hal-hal krusial tidak bisa

menjawab dengan logis tentang kristen. Akhirnya, dia memutuskan untuk

keluar dan tidak memiliki agama.

3. Kegigihan dan kesungguhanya membuat ayah dan ibu luluh, mereka

mengizinkan kami menikah dengan amanat mutlak harus seagama.

Akhirnya Alex masuk islam dan datang melamarku, kami menikah setelah

1 bulan lamaran. Aku bersyukur sekali Alex masuk islam, tapi aku ingin

Alex menjalankan ibadah dengan hati nuraninya sendiri.

4. Akhirnya pernikahan kami dikaruniai anak laki-laki yaitu Marco, anak

yang begitu lucu, tampan seperti Alex dan pintar.

[Type text] Page 39

Page 40: KELOMPOK 3 (6 MHS)

5. Pergi berkunjung ke tempat lahir suamiku Jerman dan bertemu dengan

mertuaku saat kami sampai di Jerman yaitu saat natal tiba, Alex dan

keluarganya begitu senang merayakan natal begitupun Marco dia begitu

bahagia mendapatkan kado dan bermain dipohon natal, ya Allah betapa

sedihnya hatiku, apakah Alex lupa bahwa dia sudah menjadi seorang

muslim begitupun Marco, haruskah dia mengenal sesuatu yang bukan dari

ajaran agamanya. Selama ini Alex tidak pernah menjalankan kewajibanya

untuk beribadah dan menjadi imam dalam keluarga, sebenarnya aku ingin

membicarakanya pada Alex tapi aku takut Alex akan marah dan sama

sekali tidak ingin beribadah, aku hanya bisa berdoa lewat sholatku.

6. Kebahagian tak hentinya Allah limpahkan pada keluarga kami, dengan

memberikan malaikat kecil teman Marco yaitu Daniel saat kami pindah ke

Malawi. Tapi sampai sekarang Allah masih belum memberikan hidayah

pada suamiku, kadang aku berpikir akankah selamanya seperti ini, aku

tidak bisa membingbing suamiku untuk melakukan kewajibanya.

7. Di Aceh saat magrib tiba dan suara azan berkumandang, tiba-tiba Alex

memelukku sambil menangis dan berkata maafkan aku Ayu, selama ini

aku tidak pernah menjadi imam dalam keluarga kita. Dalam hati aku

mengucap syukur, terimakasih ya Allah akhirnya engkau memberikan

hidayah untuk suamiku.

8. Kami pergi ke Mekkah untuk menjalankan ibadah haji dan untuk lebih

mendekatkan diri padanya, itu adalah hadiah terindah yang Alex berikan

padaku saat dihari ulang tahun pernikahan ikta yang menginjak 20 tahun.

Dari peristiwa-peristiwa pada novel “Journey of Love” diatas, dapat dilihat

bahwa plot yang dimiliki pada novel tersebut saling berkaitan dari peristiwa awal

sampai akhir yang memberi kesan yang baik sehingga membuat isi cerita menarik

dari awal sampai akhir

2.2. Aspek Semantik: Tema, Tokoh dan Latar

Dalam analisis ini, tema yang terdapat dalam analisis novel “Journey of

Love”yaitu tentang perjalanan hidup rumah tangga seorang wanita sholekha yang

[Type text] Page 40

Page 41: KELOMPOK 3 (6 MHS)

bernama Ayu Anjani, dengan kisah cintanya yang selalu dihiasi dengan perbedaan

keyakinan yang membuat dia bimbang untuk menentukan pilihan hidupnya, tetapi

kebimbanganya kini telah menemukan jalan keluar yaitu setelah ada seorang

lelaki berkebangsaan Jerman yang sudah lama tinggal di Jogjakarta datang

membawa kebahagiaan untuknya dan membuang semua masa lalu bersama

seorang lelaki bule yang telah mengecewakanya. Perbedaan keyakinan yang

selalu menghalangi perjalanan cintanya, dia tidak pernah menyangka bahwa laki-

laki yang saat ini dia sukai adalah seorang laki-laki yang tidak memiliki agama,

saat dia keluar dari agamanya yaitu kristen, tetapi keseriusan diatunjukan untuk

menikah dan memeluk agama islam. Selama 20 tahun pernikahanya dan

dikaruniai dua orang putra, di tidak pernah melakukan kewajibanya sebagai

seorang muslim dan imam dalam keluarga, tetapi istrinya tidak pernah meminta

atau menegur suaminya untuk melakukan kewajibanya yang selama ini sudah

menjadi seorang muslim ia hanya bisa berdoa agar cepat diberikan hidayah dari

Allah SWT kepada suaminya.

Tema diatas menunjukkan betapa besar kesabaran hati seorang istri yang

bisa menerima sifat akan suaminya dan selalu senantiasa menunggu dan berdoa.

Pada pembahaasan ini akan dijelaskan tentang tokoh dan watak yang ada

didalam novel “Journey of Love” analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama

yakni Ayu Anjani seorang wanita berumur 25 tahun, dia adalah seorang wanita

sholeh, yang sabar, baik, penyayang dan peduli sesama.

Sosok Ayu adalah seorang istri yang begitu sabar dan patuh akan perintah

suaminya, contoh kutipan:

Menjelang aku bangun untuk melaksanakan sholat subuh, rupanya Alex

terbangun. Aku meliriknya. Alex mengucek mata dan menatapku sekilas. Ya

Allah, betapa besar harapan ini agar tiba-tiba dia tergerak untuk menjadi

makmumku di sholat subuh ini. Tetapi, harapan itu kosong. Alex tidak berkata

apa-apa, dan hanya berjalan menuju kamar mandi.

[Type text] Page 41

Page 42: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Aku membuang nafas dengan ras tertekan dan mulai kembali mengucap

takbir. Di tengah alunan surat Al-Fatiha, masih dapat ku dengar tubuhnya yang

tinggi kembali berbaring ditempat tidur dan kembali tidur terlelap.

Latar yang digunakan dalam novel “Journey of Love” yaitu latar waktu,

latar tempat dan latar sosial, disini akan dibahas semua latar yang disebutkan

diatas untuk memperjelas.

Pada latar tempat, pengarang banyak sekali menceritakan tempat-tempat yang

sering ditempati oleh tokoh, seperti Bandung, Jakarta, Jogja, Jerman , Malawi,

Madagaskar, Bangkok, New Delhi, Aceh dan Mekkah. Adapun kutipan yang

menunjukkan latar tempat dibawah ini”

o Sejenak aku duduk dikursi dan menikmati pemandangan di Jerman ini.

Aku merasa seperti berada didunia lain berbeda sekali dengan rumah kami

di Jogja.

o Mobil melaju kencang dijalan raya yang mulus dan lebar. Sama sekali

tidak ada kemacetan , udara panas dan hamparan rumput-rumput berwarna

coklat dan kering seperti sudah lama tidak disiram air. Sekali-kali terlihat

rumah-rumah yang mengelompok diatas tanah yang luas dan gersang, lalu

ada juga rumah yang luas dan berpagar itulah Malawi.

Selanjutnya ada latar waktu, yang terdapat dalam novel ini, latar waktu pada

novel ini terjadi pada pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Adapun

kutipanya dibawah ini:

o Setiap pagi, sebelum pegawai-pegawi rumah sakit datang, aku dan

suamiku menyempatkan beberapa puluh menit berjalan-jalan disekitar

rumah sakit. Menurut buku yang aku baca, berjalan kaki dengan rutin akan

sangat membantu kelahiran bayi.

o Dini hari itu aku terbangun dengan sendirinya. Mungkin karena sudah

biasa, body clock-ku bekerja dengan baik. Dimana jam-jam aku tahajud,

aku suka terbangun.

[Type text] Page 42

Page 43: KELOMPOK 3 (6 MHS)

o Suara azan subuh di mushola membuyarkan seketika semua lamunan dan

renunganku. Aku bagaikan tersadar dari alam mimpi segera aku

perbaruiwudhu dan kembali ke sajadah untuk menunaikan kewajibanku.

o Malam itu Brigtie datang bersama suaminya dan Carsten, anak mereka.

Kami berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Menu kali ini tidak

terlalu hangat, tetapi cukup dengan roti dan daging tipis-tipis, keju dan

salad.seperti siangnya aku hanya makan sedikit takut mual-mual lagi.

Sedangkan pada latar sosial, dalam cerita pengarang banyak mendatangi

tempat-tempat baru karena tugas atau pekerjaan suaminya yang mengharuskan

mereka berpindah-pindah tempat tinggal. Pada hakekatnya latar sosial menyaran

pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat

disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial

masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks,

bisa berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,

cara berpikir dan bersikap. Conyoh latar sosial pad kutipan di bawah:

o “Alex, lihat!” kataku sambil menunjuk wanita yang sedang berjalan di

pinggir jalan dengan membawa tsekela diatas kepalanya, yang beratnya

kurang lebih 30 kg dan ditambah seorang anak yang digendong di

belakang punggungnya.

o Masyarakat disini senang sekali berpesta dan berdansa. Salegy adalah ciri

khas dansa Madagaskar yang saling mereka tarikan, yaitu berdansa

berpasangan, dan saling berpegangan dan menyilangkan tangan

kepinggang sambil bergerak maju mundur.

o Pada saat bergembira seperti ini semua masyarakat bersatu, baik itu

pejabat, pelacur, penduduk berkulit putih, turis ataupun pembantu rumah

tangga. Tak ada perbedaan dan tak memandang status, disinilah bagusnya.

Mereka tertawa dan berdansa sampai pagi. Semboyan mereka adalah

mora-mora (bersenang-senang). Hari ini adalah hari ini, dan esok dilihat

nanti.

[Type text] Page 43

Page 44: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Begitulah pembahasan mengenai asdpek semantik berupa tema, tokoh dan

latar yang sudah di jelaskan dan dipaparkan dalam pembahasan ini dalam novel

“Journey of Love”. Berikut akan disajikan pembahasan mengenai aspek verbal

yang membangun unsur-unsur novel “Journey of Love”.

2.3. Aspek Verbal: Sudut Pandang

Pembahasaan aspek verbal dibatasi pada satu hal saja, yaitu tentang sudut

pandang yang digunakan oleh pencerita itu, sedangkan aspek yang lain seperti

modus, kala dan penuturan tidak dibicarakan. Berdasarkan pengamatan terhadap

novel “Journey of Love” ini, tampak bahwa sudut pandang yang digunakan oleh

pencerita adalah sudut pandang orang pertama”Aku”, seperti dalam kutipan

berikut:

o Aku tersenyum tipis, puas dengan jawaban Alex. Aku tahu dia adalah pria

yang setia, tetapi tidak dapat aku ingkari, terkadang aku merasa khawatir

juga. Terlebih jika dia dikelilingi wanita-wanita agresif tak bermoral itu.

o Di Indonesia, aku tidak akan menemukan kesulitan menemukan arah dan

waktu disini, tetapi terus terang aku malah menjadi lebih tertantang untuk

lebih kuat beribadah. Saat aku mengucapkan salam dan menengok

kesebelah kiri, aku melihat Alex sedang memandangku dengan takjub.

Aku tersenyum kecil padanya dan kembali menyelesaikan doaku.

o Aku mendongak dan tiba-yiba saja mataku tertumbuk pada dinding

didepanku. Disana terpajang rencana kerja suamiku. Sebagian rencana

sudah dia coret. Alex pernah memberi tahuku bahwa itu berarti rencana-

rencana tersebut sudah dikerjakan. Lama aku perhatikan kertas itu dan

aku langsung tersenyum gembira.

Beberapa kutipan diatas sudah semakin memperjelas bahwa sudut pandang

yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang orang pertama”Aku”,

karena pengarang menceritakan sendiri pengalaman-pengalaman yang dia

rasakan. Itulah sekedar contoh beberapa peristiwa yang menyangkut aspek verbal

dari sudut pandang orang pertama. Dengan memahami sudut pandang ini

[Type text] Page 44

Page 45: KELOMPOK 3 (6 MHS)

memberikan tambahan pada kita bahwa novel “Journey of Love” ini adalah cerita

yang mengesankan.

[Type text] Page 45

Page 46: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB III

KESIMPULAN

Dari keseluruhan analisis diatas, akhirnya dapat disimpulkan beberapa hal

berikut. Secara sintaksis, novel “Journey of Love” menarik, karena plot yang

terjadi saling padu dari awal peristiwa sampai akhir cerita. Plot yang sederhana

menampilkan tokoh utama yang tak lain adalah penulis atau pengarang dari novel

ini, yaitu Ayu Anjani wanita yang tinggal di Jakarta, dia juga wanita yang baik,

sabar dan berpengang teguh pada agamanya. Sementara secara semantik novel ini

begitu berkesan realis dan informatif, karena mengambarkan banyak peristiwa

yang terjadi didalam kehidupan, di tingkat apapun. Dan pada akhirnya berakhir

dramatis dan bahagia, karena suaminya kini sudah mulai melaksanakn kewajiban

untuk beribadah dan menjadi imam dalam keluarganya yang slama ini diharapkan

istrinya(Ayu).

Dengan latar atau setting yang digambarkan oleh penulis melalui

pengalamanya saat tinggal diberbagai tempat dengan memahami setiap keadaan

masyarakatnya.

Terakhir adalah aspek verbal dapat dilihat pada novel ini, melalui

pengalaman-pengalaman yang dialami oleh pengarang sendiri, bahwa novel ini

memiliki cerita yang menarik dan meghibur serta memberikan kesan dan

pengetahuan bagi pembacanya yang sekaligus memberikan pesan tersembunyi

dari pengarang.

Lampiran

Sinopsis

Ayu anjani adalah seorang wanita yang tinggal di Jakarta, dia juga seorang

wanita yang baik, sabar , penyayang,peduli dengan orang lain dan wanita yang

taat akan agama yang dia yakini.tetapi kisah cintanya penuh dengan lika-liku

terutama setiap kali dia memiliki kekasih selalu perbedaan keyakinan yang harus

ia hadapi.

[Type text] Page 46

Page 47: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Ia selalu bekeinginan agar kelak saat ia menikah dapat hidup bahagia

dengan siapapun jodoh yang diberikan Allah SWT. Sampai datang laki-laki bule

yang berkebangsaan Australia yaitu Richard, meski dia bukan seorang muslim

tetapi mereka saling menyukai dan sampai pada akhirnya saat hubungan mereka

menginjak 2 tahun terbongkar dari sosok Richard yang begitu menyukainya dan

begitu baik bahwa dia telah memiliki anak dari hubungan gelapnya saat masih

bersama Ayu, dengan wanita bekebangsaan Jepang.

Saat itu Ayu merasa kecewa pada Richard karena selama ini lelaki yang

begitu ia cintai telah menyakitinya. Troma pada lelaki bule tidak terlalu lama Ayu

rasakan, saat ia berkenalan dengan seorang laki-laki bule, teman dari sahabatnya

yang berasal dari Jerman tetapi sudah lama tinggal di Jogjakarta karena dia

bekerja disini. Tidak disangka kedekatan yang terjalin antara mereka

menimbulkan perasaan saling suka yang pada akhirnya Alex datang menemui

orang tua Ayu un tuk melamarnya, tetapi ada hal yang menganjal pada orang tua

Ayu dan Ayu sendiri, yaitu agama, Alex saat ini tidak memiliki agama saat ia

keluar dari Kristen,dia keluar dari agamanya karena saat dia menanyakan pada

pendeta tentang karvisal tidak bisa menjawab dengan logis, sebab itu dia

memutuskan keluar dari agamanya tetapi disisi lain dia sanggat menyukai agama

islam.

Akhirnya mereka diizinkan untuk menikah saat Alex masuk agama islam.

Selama menikah Ayu dan keluarganya selalu berpindah-pindah tempat tinggal

karena pekerjaan suaminya yang harus membuat mereka melakukanya, Ayu selalu

ikut kemana pun suaminya pergi karena dia adalah wanita yang taat akan suami,

pernikahan mereka dikaruniai 2 orang anak laki-laki, disatu sisi dia merasa

bahagia tetapi disisi lain dia merasa sedih karena suaminya masih saja belum bisa

melaksanakan kewajibanya sebagai seorang muslim selama 20 tahun usia

pernikahan mereka. Akhirnya hidayah dari Allah diturunkan padanya saat kami

tinggal di Aceh dan saat Alex mendengarkan azan magrib, ia sadar akan

kewajibanya sebagai musli

[Type text] Page 47

Page 48: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Daftar Pustaka

Hannig, Emmylia. 2009. Journey of Love. Jakarta: PT. Mizan Publika.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.

Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Terjemahan Okke K.S. Zaimar, dkk.

Jakarta:

Jembatan.

[Type text] Page 48

Page 49: KELOMPOK 3 (6 MHS)

STUDI UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK MENURUT WELLEK

Dalam Novel “Ketika Cinta Bertasbih” Karya Habiburrahman El-Shirazy

Devi Nurindah Yanti

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak novel “Ayat-ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004) yang

mengawali Habiburrahman El-Shirazy dalam kepengarangannya diterima

publik dan best seller, maka Kang Abik (begitu ia disapa rekan-rekannya)

membuat beberapa karya yang tidak kalah fenomenalnya, yaitu Di Atas

Sajadah Cinta (Republik, Basmala, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra

(Republika, 2005), Ketika Cinta Bertasbih (yang akan analisis), Dalam Mihrab

Cinta (Basmala-Republika, 2007). Kini beliau tengah merampungkan Langit

Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di

Yerussalem. Selain menghasilkan novel, Kang Abik pun telah menghasilkan

beberapa naskah drama dan menyutradarai pementasannya di Cairo,

diantaranya Wa Islama, Sang Kyai dan Sang Durjana dan Darah Syuhada.

Karya-karya beliau lebih condong ke tema-tema realigi sebagai salah satu ciri

khas pengarang yang menempuh pendidikan tingginya di Cairo tersebut.

Begitu pula dalam novel terbarunya yang berjudul Bumi Cinta pun masih

mengusung tema religius.

Novel Ketika Cinta Bertasbih ini merupakan novel religi yang dapat

dijadikan rujukan sebagai filosofi hidup, karena di dalamnya terdapat

beberapa masalah kehidupan yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan

yang religius. Hubungan ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan diri

[Type text] Page 49

Page 50: KELOMPOK 3 (6 MHS)

sendiri, manusia dengan manusia yang lain, manusia dengan alam dan

hubungn manusia dengan tuhannya. Novel ini menceritakan tentang tiga sosok

anak muda yang menuntut ilmu di universitas Al-Azhar Kairo, yang didalam

perjalanan menuntut ilmu itu mereka menghadapi konflik, khususnya dalam

mencari jodoh, mereka adalah Anna Althafunnisa, Khairul Azzam dan Furqan

Andi Hasan. Akan tetapi dengan mereka berpegang teguh pada nilai-nilai

agama yang benar maka mereka bertiga khusunya, tidak sampai terjatuh

kejalan yang salah. Dalam novel ini pula ciri khas religius yang diusung oleh

kang Abik akan sangat terasa kental seperti latar alam di pesantren yang

menggambarkan suasana keagamaan, suatu keadaan yang mungkin tidak

dijumpai luar dunia religi/dunia pesantren, kang Abik mengemas novel ini

secara ringan namun dalam penyampaiannya secara mendalam sehingga orang

yang membacanya akan merasa seolah-olah berada / mengalami perasaan

yang terdapat dalam novel KCB ini. Penyampaian perwatakan tokoh dalam

novel ini dikemas secara kompleks dan mendetail. Sehingga dalam

pengembangan karakter dan konfliknya lebih rumit dan berarti. Nilai agama

yang tersirat dalam novel ini akan banyak kita jumpai ketika membaca novel

KCB seperti adanya taaruf sebelum menikah, pendidikan di Al-azhar, dunia

pesantren, santri-santri yang mampu menghafal kitab-kitab dan sikap saling

menghormati antar sesama tokoh yang mencerminkan kekhasan. Religi akan

banyak dijumpai disini. Daya tarik novel karya kang Abik ini terletak pada

kemiskinan-kemiskinan yang amat luas dan eksplorasinya terhadap karakter

dan peristiwa religius sehingga paragrafnya kaya akan nilai-nilai agama. Oleh

karena itulah penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara unsur intrinsik dan

estinsik, guna mengetahui kedalaman isi dan makna keseluruhan novel KCB

ini di tinjau dari studi Wellek.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, rumusan masalah yang akan penulis

sajikan dalam penulisan ini adalah bagaimana unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik saling mendukung dan berkaitan membentuk kesatuan cerita yang

[Type text] Page 50

Page 51: KELOMPOK 3 (6 MHS)

terdapat dalam novel ketika cinta bertasbih di tinjau dari studi unsur intrinsik

dan ekstrinsik menurut Wellek.

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan diatas,

tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam makalah ini adalah untuk

mengetahui lebih dalam makna yang terdapat dalam novel KCB ini dengan

dilihat dari unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam membangun dan membentuk

kesatuan.

1.4 Sumber Data

Sumber data yang dijadikan dasar oleh penulis adalah sebuah novel

religi yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih” karya dwilogi Habibburahman

El-Shirazy, novel ini pertama kali terbit pada tahun 2005 dan langsung

menjadi best seller, novel ini merupakan novel dwilogi yang dapat

membangun jiwa karena unsur kereligiannya.

1.5 Kerangka Teori

Menurut penulis, teori intrinsik dan ekstrinsik sebagaimana yang telah

dikembangkan oleh Wellek, menjelaskan bahwa unsur pembangun sebuah

karya-karya sastra novel (fiksi), terbentuk atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik, unsur intrinsik sendiri merupakan unsur yang terdapat

pada karya sastra itu sendiri yang membangun keterkaitan dengan unsur-unsur

intrinsik lainnya. Unsur intrinsik terdiri atas sebagai berikut :

a. Tema

Merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah karya sastra,

tema sebuah cerita disajikan secara tesirat atau implisit, untuk menentukan

sebuah tema maka kita harus menyimpulkan keseluruhan peristiwa yang

dialami pelaku dalam cerita.

b. Latar

[Type text] Page 51

Page 52: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Adalah segala keterangan, petunjuk dan pengacuan yang berkaitan

dengan waktu, ruang atau tempat dan keadaan sosial/suasana terjadinya

peristiwa dalam cerita

c. Alur/plot

Merupakan jalan cerita yang dibuat pengarang dalam menjalin

kejadian secara beruntun dan memperhatikan hubungan sebab akibatnya

sehingga menjadi satu kebulatan cerita yang utuh.

d. Konflik

Merupakan benturan kepentingan atau masalah antar tokoh cerita,

konflik dalam fiksi biasanya terdiri atas konflik internal dan konflik

eksternal.

e. Tokoh

Adalah individu rekaan atau tokoh-tokoh yang terdapat didalam

cerita tersebut.

f. Penokohan

Merupakan watak, sikap atau perilaku tokoh yang digambarkan

secara fisik maupun batin, penokohan dapat disampaikan secara langsung

maupun dengan cara pelukisan.

g. Amanat

Merupakan kesan atau pesan moral dalam cerita yang disampaikan

pengarang didalam cerita tersebut.

h. Sudut pandang (point of view)

Merupakan cara pengarang menceritakan tokoh-tokohnya, bisa

dengan gaya aku an, dia an, atau pengarang serba tahu.

i. Gaya bahasa

Adalah cara pengarang mengolah bahasa cerita (komunikatif/mudah

dipahami ataukah berbelit-belit).

[Type text] Page 52

Page 53: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang ikut mewarnai

karya sastra tersebut dan berada diluar karya sastra tersebut misalnya latar

belakang pengarang, lingkungan sosial budaya, politik, ekonomi, agama,

adat istiadat, pendidikan dan psikologi pengarangnya.

[Type text] Page 53

Page 54: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB II

Pembahasan

2.1 Unsur Intrinsik

Novel KCB (Republika-Basmala, 2005) ini terdiri atas 406 halaman

inti dan 6 halaman mengenai data pengarang novel (Habiburrahman El-

Shirazy). Berdasarkan penelusuran jalan dan isi cerita ini penulis akan

memaparkan KCB secara unsur intrinsik yaitu sebagai beikut :

a. Tema

Religi, karena didalamnya banyak terdapat perjuangan hidup untuk

menggapai kebahagiaan dengan cara mendekatkan diri pada tuhan

(agamanya).

b. Latar

Dalam novel ini tempat yang dipakai terletak di kairo, di desa

kartasura, dan di desa wangen jawa (pesantren).

c. Alur (plot)

Penulis menggunakan alur maju, karena dimulaid engan awal

pertemuan Anna Althafunnisa dengan Azzam, yang mana mereka telah

melewati lika-liku kehidupan hingga akhirnya mereka bersatu dan

menikah.

d. Konflik

Konflik yang terjadi dalam novel ini adalah ketika anna salah

memilih jodohnya, sehingga mengakibatkan hal yang sangat memukul

batinnya serta keluarganya yakni perceraian.

e. Tokoh

Anna Althafunnisa (tokoh utama)

Khairul Azzam (tokoh utama)

Furqan Andi Hasan (tokoh utama)

Kyai lutfi (tokoh tambahan)

[Type text] Page 54

Page 55: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Ayatul Husna (tokoh tambahan)

M. Ilyaz (tokoh utama)

f. Penokohan/perwatakan

Anna : seorang gadis yang sangat sempurna dimata

semua orang, selain pintar dan cantiknya, dia

juga mempunyai budi pekerti dan ahlak yang

baik.

Khairul Azzam : Seorang pemuda yang ulet, dan bertanggung

jawab terhadap keluarga dan atas setiap

perbuatannya dan merupakan suami dari

Anna Althafunnisa.

Furqan Andi Hasan : Seorang pemuda yang pintar yang pernah

menjadi suami pertama Anna dan bercerai

karena suatu masalah yang sangat serius.

Elliana Pramestialam : Seorang yang berkecimpung didunia seni

(artis), wanita yang baik, cantik dan

berpendidikan.

Kyai Lutfi : Seorang ayah yang sangat bertanggungjawab

atas perbuatannya dan dapat menjadi

panutan bagi masyarakat karena

pendiriannya terhadap nilai-nilai agama.

Ayatul Huzna : Laki-laki yang religius, bertanggungjawab,

cukup dan merupakan suami dari ayatul

Huzna.

g. Amanat :

Cinta yang didasari oleh kejujuran serta penanaman agama yang

benar akan selamanya tak terpisahkan.

Setiap usaha yang disertai kerjakeras dan selalu menyerahkan

semuanya kepada Allah Swt (tuhannya), pasti akan selalu diridhai.

Oleh Allah dan akan berhasil.

h. Sudut pandang (point of view)

[Type text] Page 55

Page 56: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Sudut pandang yang digunakan dalam novel KCB ini adalah

orang ke3, karena pengarang hanya sebagai pengamat yang berada diluar

cerita dan bertindak sebagai narator yang menjelaskan peristiwa yang

berlangsung.

i. Gaya Bahasa

Dalam novel ini pengarang menggunakan gaya bahasa yang

komunikatif karena mudah dipahami oleh pembacanya.

2.2 Unsut Ekstrinsik

Dalam pembahasan II ini penulis lebih menekankan kepada analisis

unsur yang terdapat diluar novel KCB ini, seperti :

1. Latar Belakang Pengarang

Habiburrahman El Shirazy, lahir di Semarang pada hari kamis, 30

September 1976, kang Abik demikian novelis muda ini biasanya di

panggil adik-adiknya, semasa SLTA beliau pernah menulis naskalh

theater Ikal Puisi berjudul “Dzikir Dajjal” sekaligus menyutradarai

pementasannya bersama Theater Mbambung di gedung seni wayang

orang Sriwedari Surakarta (1994), beliau pun pernah meraih juara II

lomba menulis artikel se MAN I Surakarta pada tahun yang sama. Kang

Abik pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti

“Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh

WAMY di Ismaila. Dan profil dan karyanyapun pernah menghiasi

beberapa koran dan majalah, baik lokal maupun nasional, seperti Solo

Pos, Republika, Annida, Saksi, Sabili, Muslimah dan lain-lain.

2. lingkungan Sosial Budaya

sastrawan muda ini, kini sering diundang dalam forum-forum

nasional maupun internasional dan masih duduk di pengurus pusat forum

lingkar pena. Beliau pun membuka komunikasi untuk silaturahmi

terhadap kawan-kawan diluar untuk ikut berpartisipasi bersosialisasi

melalui e-mail : [email protected]. Lewat media ini kang abik

[Type text] Page 56

Page 57: KELOMPOK 3 (6 MHS)

berharap dapat menjalin dengan sesama diseluruh lapisan sosial dan

budaya.

3. Agama

Habiburrahman merupakan seorang muslim yang taat, ini dapat

terlihat dari riwayat pendidikan, serta keseharian beliau yang sangat

dekat dengan urusan agama, seperti melahirkan karya sastra seperti

novel, naskah drama, puisi, teatrikal, artikel-artikel yang semuanya

berhubungan dengan keagamaan, beliau aktif didunia dakwah dan

menjadi pengurus Basmala.

4. Pendidikan

Kang Abik, mengawali pendidikan menengahnya di MTS

Futuhiyyah I Mranggen sambil belajar kitab kuning di pondok pesantren,

Al-Anwar, Demak dibawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada

tahun 1992 beliau merantau ke kota surakarta untuk belajar madrasah

aliyah program khusus dan lulus tahun 1995. setelah melanjutkan

pendidikan intelektualnya ke Fak Ushuluddin, jurusan Hadis, Universitas

Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. dan beliau telah

menyelesaikan postgraduate Diploma (Pg.D) -?S2 di The Instute For

Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri (2001).

5. Psikologi pengarangnya

Sosok habiburrahman dikenal sebagai sosok yang arif bijaksana,

menyayangi keluarganya, dan sangat disegani karena pembawaannya

yang membuat orang betah lama-lama berdekatan dengan beliau.

Sekarang beliau lebih memilih mendedikasikan ilmunya di MAN I

Yogyakarta sebagai guru. Dan tercatat sebagai dosen di lembaga

pengajaran bahasa arab dan Islam Abu Bakar Ash. Shiddiq Surakarta.

[Type text] Page 57

Page 58: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB III

Kesimpulan

3.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan analisis diatas dapat disimpulkan mengenai dua hal

yaitu untuk intrinsik dan untuk ekstrinsik dalam novel KCB ini terkesan

menarik, dalam analisis unsur intrinsik diketahui bahwa KCB mempunyai

jalan cerita yang menarik karena alur yang terjalin sangat padu dari awal

peristiwa hingga akhir cerita. Alurnya yang kompleks mampu

menggambarkan sosok manusia yang memperjuangkan cita-citanya dengan

berpegang teguh pada agamanya secara ringan namun mendalam sehingga

siapapun orang yang membaca novel ini akan tergugah hatinya untuk

senantiasa mengingat tuhannya dalam keadaan susah maupun senang. Hal

yang paling menonjol dalam penggambarannya yaitu Habiburrahman sebagai

pengarang sangat berpihak terhadap agama, terbukti dari pemilihan setting,

alur, tokoh, perwatakan dan amanat yang disampaikan kepada pembacanya.

Hal inilah yang menjadi keunggulan dari novel karya kang Abik tersebut, ia

selalu konsisten dengan “dunia religi” sebagai pegangan hidup serta karya-

karya sastranya.

Sedangkan dalam unsur ekstrinsik, pengarang (Habiburrahman)

tercermin sangat religi, hal religi ini tidak hanya tercermin pada karyanya

akan tetapi pada kehidupannya sehari-hari, beliau seperti latar belakang

hidup, sosial budaya agama, pendidikan dan psikologis pengarang yang

sangat dekat/didominasi oleh dunia keagamaan (religi).

Novel KCB ini merupakan salah satu novel religi pembangun jiwa,

yang dapat dijadikan filosofi hidup sebagai pegangan agar senantiasa berada

di jalan Allah yang benar. Sehingga dapat dikatakan disini bahwa novel KCB

termasuk novel yang dapat diterima oleh semua kalangan karena sifatnya

yang bisa dijadikan referensi hidup karena berhasil menyampaikan pesan-

pesan religius dari pengarangnya.

[Type text] Page 58

Page 59: KELOMPOK 3 (6 MHS)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono.

2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarata : Balai Pustaka.

Darmawati, Uti. 2010. PR Bahasa Indonesia untuk SMA. Klaten : Intan Pariwara.

El-Shirazy, Habiburrahman. 2005. Ketika Cinta Bertasbih. Jakarta : Republik. -

BASMALA.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Modern. Yogyakarta : Gama Media.

[Type text] Page 59

Page 60: KELOMPOK 3 (6 MHS)

SINOPSIS “KETIKA CINTA BERTASBIH”

Novel KCB ini meceritakan tiga sosok anak muda yang sedang menuntut

ilmu di sebuah perguruan tinggi yaitu Universitas Al-Azhar di Kairo, yang dimana

ketika mereka menuntut ilmu di Universitas tersebut mereka banyak menghadapi

konflik kehidupan, khususnya didalam mencari pendamping hidup yang sesuai

dengan hati dan keyakinan yang mereka pegang selama ini. Mereka itu adalah

Anna Althafunnisa, Khairul Azzam dan Furqan Andi Hasan, serta banyak

pendukung lainnya.

Anna Althafunnisa adalah anak dari seorang kyai ternama disebuah

pesantren termasyur di Desa Wangen yakni kyai Lutfi. Dia tumbuh dan besar

dengan akhlak dan budi pekerti yang baik, ditambah lagi dengan paras yang cantik

dan menawan sehingga banyak mahasiswa Al-Azhar yang suka serta menaruh

perhatian kepadanya termasuk diantara mereka Azzam dan Furqan serta laki-laki

yang dikenal Anna di Indonesia khususnya para santri dari pesantren Wangen

yaitu M. Ilyas.

Saat Anna kembali ke Indonesia karena ia mendapatkan kesempatan untuk

membuat penelitian dalam penyelesaian tesisnya, saat itulah ayahnya meminta

pada Anna agar memilih salah satu lamaran-lamaran yang telah datang padanya,

yang selama ini banyak lamaran yang datang dan banyak juga yang ditolaknya.

Saat itu ayahnya mengatakan satu lamaran yang datang dari orang yang sangat

dikenalnya yaitu M. Ilyas, sedangkan yang datang langsung kepada Anna adalah

Furqan Andi Hasan yang melamarnya melalui ustadz Mujab.

Dalam kebimbangannya memilih antara Ilyas dan Furqan ada seorang

lelaki yang sebenarnya telah memikat hatinya dan diharapkan dapat bertemu

kembali, ia baru pertama kali beremu di Kairo ketika mendapat tumpangan setelah

di tolong oleh lelaki yang diketahui Anna bernama Abdullah yang tidak lain

adalah Azzam, seorang penjual bakso dan tempe sekaligus mahasiswa di

Universitas Al-Azhar, Kairo. Berhubung lamaran yang datang hanya itu, maka

Anna dengan mempertimbangkan hanya secara terburu-buru, memilih Furqan

[Type text] Page 60

Page 61: KELOMPOK 3 (6 MHS)

yang pada akhirnya mereka memutuskan bercerai karena diketahui bahwa Furqan

tidak mampu melaksanakan kewajibannya sebagai suami dikarenakan ia terjangkit

penyakit berbahaya HIV.

Hari berganti hari, sekarang Anna tidak bersuami lagi sedangkan Azzam

tengah mencari calon pendamping hidupnya, setelah semua ikhtiar yang dilakukan

Azzam dalam pencariannya tidak membuahkan hasil maka Azzam pun

mendatangi kyai Lutfi yang tidak lain adalah ayah Anna untuk mencarikannya

jodoh yang sesuai, dan pada akhirnya kyai Lutfi menyarankan seorang janda yang

masih utuh keperawanannya untuk dinikahi Azzam, janda tersebut tidak lain

adalah Anna dan Azzam pun menerimanya dengan syukur dan takjub karena

Anna yang dulu terasa tidak mungkin berjodoh dengannya malah dipertemukan

kembali dalam ikatan pernikahan dan mereka pun berbahagia karena telah

menemukan pendamping yang selama ini diharapkan.

[Type text] Page 61

Page 62: KELOMPOK 3 (6 MHS)

STUDI STRUKTURAL MENURUT TZVETAN TODOROV

DALAM NOVEL “MUNAJAT CINTA”

KARYA TAUFIQUROHMAN AL-AZIZY

DIYANTIH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Taufiqurahman al-azizy, lahir pada 9 Desember 1975, namanya

melejit setelah meluncurkan novel spiritual “Makrifat Cinta”, yang terdiri

dari Syahadat cinta (2006), Musafir Cinta (2007), dan Makrifat Cinta

(2007). Novelnya setelah trilogy novel spiritual “Makrifat Cinta” yang

juga telah beredar adalah kitab Cinta Yusuf Zulaikha (2007).

Dan, inilah karya terbarunya, Munajat Cinta. Dalam novel ini,

penulis mengeksplorasi hal yang sangat penting dalan kehidupan seorang

manusia, yakni kedudukan seorang hamba dihadapan Allah Swt, Baik

sebagai seorang muslim, maupun sebagai muslimah. Untuk yang disebut

teakhir yakni sebagai muslimah, penulis mendedahkan lebih khusus dan

spesifik.

Bukan semata dihadapan Allah, tetapi memasuki wilayah yang

lebih detail lagi, misalnya kedudukannya dihadapan laki-laki, persoalan

rumah tangga, hak dan kewajiban, dan perjuangan dalam meraih ridha-

Nya. Novel ini akan memberikan banyak inspirasi bagi setiap

muslim/muslimah dalam mengelola kehidupan yang lebih baik

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan

dalam makalah ini adalah bagaimanakah aspek sintaksis, aspek semantic, dan

[Type text] Page 62

Page 63: KELOMPOK 3 (6 MHS)

aspek verbal saling mendukung dan membentuk kesatuan cerita yang terdapat

dalam novel Munajat Cinta ditinjau dari studi structural Tzvetan Todorov.

1.3 tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan di atas, tujuan

yang hendak dicapai penulis dalam makalah ini adalah untuk mengetahui lebih

dalam bagaimana aspek sintaksis, aspek semantic, dan aspek verbal yang saling

mendukung dan membentuk kesatuan cerita dalam novel Munajat Cinta

berdasarkan Tzvetan Todorof.

1.4 Sumber Data

Sumber data yang dijadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel

yang berjudul “Munajat Cinta” karya Taufiqurrahman al-azizy.

1.5 kerangka Teori

menurut penulis, teori structural sebagaimana dikembangkan oleh

Tzvetan Todorof-lah yang antara lain sesuai digunakan untuk mengkaji masalah

yang telah disebutkan diatas. Dalam teorinya, Todorov (1985: 11-13) menyatakan

bahwa pada hakikatnya karya sastra (fiksi) terbagun oleh unsure-unsur yang

beragam yaitu unsure yang hadir bersama dan unsure yang tidak hadir (dalam

teks).

Unsur yang hadir bersama, dalam artiunsur yang pertama kit abaca

dalam teks, sedangkan koherensi antara unsure yang hadir (dalam teks, bahasa,

wujud verbal) dan unsure yang tidak hadir (dalam arti apa yang ada dibalik wujud

verbal), namun ada satu hal yang harus diperhatikan. Yakni sistem lambing dalam

sastra sebagai wacana bahasa. Pada dasarnya, sistem lambing primer (sastra)

berbeda dengan sistem lambing sekunder (bahasa) sebagai medium

pengungkapannya. Perbedaan terletak pada sifatnya yang relative bebas (berpajak)

adtara peristiwa dengan tokoh-tokohnyadengan kalimat-kalimat konkret yang

mengungkapkannya. Oleh karena itu,koherensi struktur itu ditentukan pula oleh

hadirnya aspek verbal sistem sastra (fiksi).

[Type text] Page 63

Page 64: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Secara ringkas, Todorov (19:12-13) menjelaskan bahwa dalam

pemahaman karya sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yaitu melalui

pembahasan,yang pertama yaitu aspek sintaksis, untuk meneliti urutan peristiwa

yang harus ditempuh secara kronologis dan logis khusus didalam alur, aspek yang

kedua yaitu aspek semantic untuk meneliti tema, tokoh, dan latar, ini sudah

berkaitan dengan penafsiran makna atas lambing (verbal, bahasa), aspek yang

ketiga yaitu aspek verbal untuk meneliti sarana atau alat-alat pengungkapannya

seperti sudut pandang, gaya atau pengujaran. Akan tetapi, didalam kajian ini tidak

semua aspek atau unsure tersebut dibahas, tetapi hanya dibatasi pada unsure yang

dominant meskipun dalam pembahasan itu unsure lain tetap disertakan. Jadi,

pembahasan hanya difokuskan pada alur, tokoh dan sudut pandang.

Secara metodologis kajian ini menggunakan metode deduksi, dalam arti analisis

berangkat dari batasan-batasan umum (teori stuktural Todorov) baru kemudian

masuk ke dalam teks(novel), sementara itu, dalam pemahaman maknanya kajian

ini menggunakan metode induksi. Data-data pendukung, keseluruhan makna

dikonklusikan dari teks secara objektif baru kemudian ditarik generalisasi dan

simpulannya. Lebih jelasnya, dalam studi ini digunakan metode dialektif-objektif.

Sementara itu, dalam hal cara pengumpulan dan klasifikasi data dilakukan dengan

model atau teknik pembacaan aktif, retroaktif yang hasilnya dicatat dan

dideskripsikan.

[Type text] Page 64

Page 65: KELOMPOK 3 (6 MHS)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Sintaksis: Alur

Novel “Munajat Cinta” berdasarkan penelusuran terhadap satuan teks

per alinea atau urutan peristiwa-peristiwa/tata sastranya, dalam novel ini

menduduki fungsi utama yang menggambarkan kerangka logis cerita. Jadi, ada 21

peristiwa yang berfungsi merangkai alur. Hal tersebut tampak dalam uraian

berikut.

Daftar urutan sekuen novel “Munajat Cinta”

1. Peristiwa awal, ayda dan keluarganya mengalami kebangkrutan,rumah

ayda dan orangtuanya disita oleh bank dan orangtuanya selalu bertengkar.

2. Ayda memutuskan untuk pergi dari rumah untuk mencari jati dirinya.

3. Selama perjalanan ayda banyak menemui seseorang yang keadaannya

sama spertinya dulu dan wanita iru menyuruh ayda untuk mencari seorang

yang berna Pak Burhan, dia seseorang yang akan memberikan jalan keluar

bagi dirinya

4. Ayda bertemu dengan kakek yang buta tang tak lain adalah pak burhan

yang selama ini telah memberikan pencerahan untuknya.

5. Ayda pulang kerumah dan berkumpul dengan keluarganya kembali, dan

adik yang pertamanya memberikan pertanyaan yang begitu menggugah

ayda tentang selama ayda perg

i dan pertanyaan yang begitu sulit ayda jawab.

6. Ayda bertanya-tanya tentang adiknya yang selalu bertanya yang begitu

sulit dimengerti, dan saat itu juga ayda perdi keprumahan tempat mereka

tinggal dulu untuk menemui guru mengaji adiknya yaitu Ustadz Mubarok.

7. Ayda pergi kesebuah agen yang menjual berbagai surat kabar dan ingin

bekerja sebagai tukang koran

[Type text] Page 65

Page 66: KELOMPOK 3 (6 MHS)

8. Ayda pergi kewonosobo untuk kembali mencari jadi dirinya dan ingin

bertemu dengan Raudhotul Jannah, kemudian ada seorang pemuda yang

datang mendekatinya dan ingin menodainya, pada saat ayda bingung mau

mencari tempat kos dimana karna hari sudah malam, kemudian ayda

bertemu dengan santi yang menawarkan kos-kosan padanya dan aydapun

pergi kekos-kosan santi

9. Ayda dan santi mengorol dan santi menceritakan pengalaman hidupnya

semasa ia berkeluarga dan ayda mendapat pengetahuan baru

10. Pada suatu pagi ayda pergi dari kosan santi dan menemui Raudhotul

Jannah, dan ia terkejut saat melihat keadaan fisiknya yang cacad.

11. Pada hari itu menulis surat untuk ayah dan ibunya

12. ayda menemukan sahabat-sahabat arunya

13. Pada suatu pagi ayda datang terlambat untuk mngikuti diskusi

14. Hati ayda diterpa dengan keseduhan yang paling menyedihkan ketika

membayangkan seorang sahabatnya Raudhotul Jannah telah dipanggil

menghadap Yang Ilahi.

15. Ayda dan teman-teman kosnya ingin memecahkan permasalahan yang

telah dialami oleh temannya Lis, yang hamper saya diperkosa oleh ayah

tirinya

16. Ayda datang kerumah orangtua Lis untuk memberikan surat dari Lis

17. Ayda sedih karna persahabatannya hancur karna perbedaan pendapat

18. ayda selalu mngikuti ceramah-ceramah dari ustad-ustad dan pada saat itu

ayda merasakan sesuatu yang membuatnya tidak tenag yaitu tenytang

sabda Rasullah Saw.

19. Ayda terjatuh ketika melihat keadaan Raudhoh yang terbaring dan

berwajah pucat

20. Ayda terjatuh pingsan saat dia berada di depan jendela

21. Ayda mengunjungi makam Raudhoh,dan Ayda pulang kerumah karna dia

rindu dengan keluarganya.

Berdasarkan sekuen-sekuen peristiwa novel “Munajat Cinta” di atas, dapat

dilihat bahwa alur yang dimiliki adalah alur rapat kerena peristiwa yang

[Type text] Page 66

Page 67: KELOMPOK 3 (6 MHS)

terjalin susul-menyusul. Peristiwa demi peristiwa yang dijalin dengan

runtut, linear, dan sederhana. Merkipun sederhana, meskipun sederhana,

tetapi kesatuan cerita tetap terjaga dan padu sehingga akhir cerita membuat

isi cerita sangat menarik untuk dibaca.

Keterangan:

A. Paparan (exposition) berupa peristiwa keluarga ayda jatuh miskin dan

membuat ayda menyesal dan orangtuanya sering bertengkar.

B. Rangsangan (inciting moment) berupa ketika ayda mencoba bunuh diri

karna berputus asa ketika keadaan keluarganya hancur

C. Gawatan ( rising action), berupa Ayda beniat menjadi pelacur ketika

ibu dan ayahnya mau berpisah dan ingn mencari uang supaya

orangtuanya kembali bersatu

D. Tikaian ( conflict) berupa Ayda ingin pergi dari rumah dan ingin

mencari jati dirinya

E. Rumitan (complication) disaat Ayda bingung ingin mencari jati dirinya

yang sesungguhnya

F. Klimaks, ditandai dengan ayda bertemu dengan seorang kakek dan

disitu ia mendapatkan ilmu dan pengalaman baru.ketika itu Ayda

memutuskan untuk pulang kerumah kembali.

G. Leraian (falling action) ditandai dengan Ayda pergi kembali untuk

mencari jati dinya dan menemui seorang perempuan yang cacat.dan

menemukan sahabat barunya dan disitu Ayda banyak mendapatkan

pengalaman baru dari ceramah-ceramah dari para ustad,hingga pada

suatu saat sahabatnya yang cacat meninggal

H. Selesai (denouement) ditandai Ayda pulang kembali kerumah

keluarganya dan berserah kepada-Nya dan menerima takdirnya.

2.2 Aspek Semantik: Tokoh

Dalam pembahasan ini, analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama,

yakni Ayda, seorang anak yang serba kecukupan yang jatuh miskin dan ingn

[Type text] Page 67

Page 68: KELOMPOK 3 (6 MHS)

mencari jati dirinya. Sedangkan tokoh-tokoh yang lain hanya dibicarakan dalam

kaitannya dengan tokoh utama. Analisis tokoh ini berbeda dengan analisis

sebelumnya 9alur) karena hal ini sudah berkaitan dengan persoalan makna yang

terdapat dibalik lambing kebahasaan (teks). Yang terpenting dalam hal ini adalah

hubungan antara unsure yang hadir dan yang tidah hadir sehingga cenderung

berupa interpretasi.

Dalam novel “Munajat Cinta” ditampilkan seorang tokoh bernama

Ayda, seorang anak yang dulu waktu sekolahnya pintar dah hidupnya selalu

berkecukupan. Ayda ini orang yang dari golongan yang selau berkecukupan yang

kemudian jatuh miskin karna kebun tehnya gagal dipanen.dan pada akhirnya dia

putus asa dan menyesalinya karna sewaktu dia masih berkecukupan dia bersikap

sombong dan tidak mensyukuri kehidupannya. Digambarkan oleh penulis tokok

utama sebagai sosok yang dulunya sombong dan dia bertobat dan ingin mencari

jati dirinya dan juga ingin kembali dilajan-Nya,karna dulu dia kurang percaya

kepada_nya karna keadaannya,dan ingin membahagiakan orangtuanya dan dia

juga seseorang yang terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tanpa

berfikir “Aku sudah berniat untuk melacurkan diri, demi bisa mengumpulkan

uang dan harta yang banyak” (munajat Cinta,halmn 23).

Kutipan diatas menunjukan jiwa yang tertekan dan mengambil

keputusan yang tanpa memikirkannya dulu tp mempunyai niat untuk menyatukan

orangtuanya kembali. Masalah demi masalah mereka hadapi,dan buat Ayda

mendapatkan ridho-Nya sangat penting untuk menjalani hidupnya.

“ apa yang bisa aku katakana?Sayyidah Fatimah adalah teladan agung

bagi kaum perempuan. Seorang perempuan yang menghiasi dirinya

dengan semua sifat para nabi”

Kuipan diatas menjelaskan bahwa seorang perempuan yang baik

adalah perempuan yang menghiasi dirinya dengan sifat para nabi yang patut

menjadi taoladan.

[Type text] Page 68

Page 69: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Dan sifat yang palinmg baik seperti Fatimah,perempuan yang baik adalah

perempuan yang meneladani Rosullah Saw. Dan pada saat itu Ayda memutuskan

diri untuk pergi dari rimah untuk mencari jati diri dan mencari ridha-Nya.

“Saya ingin mencari diri saya yang sejati.Yang dengannya dapat

menolong saya. Yang dengannya dapat menjadi petunjuk bagi

kehidupan saya. Yang dengannya dapat menjadi peganggan dalam

menempuh jalan hidup saya”

Kutipan diatas menggambarkan kalau Ayni ingin mencari dirinya yang

sejati,ingin mengetahui siapa sebanarnya dia dan arti kehidupan.

“Tetapkan langkahmu. Di bagian bumi manapun, ingatlah bahwa bumi

inimilik Allah. Ingat;ah kepada Sang pemiliknya. Puji Dia. Besarkan

nama-Nya. Dan janganlah engkau terkecohdengan semua nama selain

nama Allah Swt. Semua nama selain nama-Nya, bisa bagus, bisa juga

buruk.Sesungguhnya yang bagus bisa saja yang terburuk”

Kutipan diatas menjelaskan bahwa Ayda harus bisa melangkahkan

kakinya kepada jaln yang benar dan dia harus yakin akan jaln yang ditempuhnya

dan hanya percaya kepada Allah dan percaya selain dengan-Nya bisa saja buruk

atau sesat.

“Saya melihat kebenaran firman-Nya bahwa Dia telah menciptakan

manusia dengan seindah-indahnya. Sayang sekali, keindahan ini

sering kali dibuat buruk oleh manusia itu sendiri.”

Kutipan diatas menjelaskan bahwa kita diciptakan manusia paling

indah dan paling sempurna dari mahluk lain,sepatutnya kita sersyukur dan

menjaga keindahan alam yang ini dengan baik.

“Malam ini, aku bersimpuh di hadapan-Mu. Aku bersujud di kemahan-

Mu. Kupasrahkan hidupku dan hidup ayah, ibu, dan adikku dalam

rengkuh kasih-Mu. Aku memohon kepada-Mu. Inilah senandung

munajatku, yang coba terbang dengan sayap-sayap cintaku.

[Type text] Page 69

Page 70: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Kutipan diatas menunjukan doa Ayda kapda allah dia memohon

ampun pada-Nya dan menyerahkan semua kepada-Nya,kebahagiaan,cintanya

dalam lindungan-Nya.

Dapat dikatan bahwa watak Ayda dalam novel adalah memiliki sifat yang baik,

taat beribadah dan taat kepada-Nya,sederhana, memiliki kesabaran yang tinggi

dan pada akhirnya dia menemukan siapa dia sebenarnya. Kehidupan orang kecil

juga menjadi kekhasan dan juga nuansa religius juga sangat kental dan dominan

sekali dalam novel ini.

Dengan ditampilkan sosok tokoh seperti Ayda tersebut, kita dapat

memberi tafsiran bahwa lewat tokoh yang demikian pencerita merasa lebih bebas

untuk berbicara tentang kehigupan social yang berhubungan dengan religi, yang

sekarang banyak masyarakat hilang agamanya karna pengarauh dari luar dan

pergaulan yang sudah tak mempedulikan lagi dengan agama.

Begitulah aspek pembahasan semantic (tokoh)dalam novel “Munajat

Cinta” sebanarnya, masih banyak hal yang perlu dibahas dalam kaitannya dengan

makna di balik lambing kebahasaan (teks) yang hadir. Analisis tokoh dibatasi

sampai di sini saja

2.3 Aspek Verbal: Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan aleh pencerita adalah sudut pandang

orang pertama sebagai pelaku utama. Sudut pandang orang pertama sebagai

pelaku utama ini sedikit banyak memberikan keuntungan kapada sipencerita

bahwa dia bisa bebas menceritakan dan berkomentar terhadap apapun secara

subjektif terhadap tokoh bahkan mampu menembusi pikiran dan perasaan tokoh

cerita. Dengan demikian bisa memberikan manfaat bagi pembaca untuk

mamahami kedudukan seorang hamba di hadapan Allah.

BAB III

[Type text] Page 70

Page 71: KELOMPOK 3 (6 MHS)

KESIMPULAN

3. Kesimpulan

Dari kesimpulan analisis diatas, akhirnya dapat disimpulkan beberapa

hal berikut. Secara sintaksis, novel “Munajat Cinta” terkesan sangan religius

sekali tentang kehidupan, linier, lurus, dan menarik karena alur yang terjalin

sangat padu dari awal peristiwa hingga akhir cerita. Alurnya yang sederhana

mengetahkan kisah seorang tokoh yang ingin mencari dirinya yang sejati. Secara

semantic, novel “Munajat Cinta “ini begitu ironis, raelis, dan informative. Karena

menggambarkan pencarian jati diri yang terjadi pada seseorang.

Dikaitkan informative karena novel ini menampilkan kehidupan

seseorang di suatu desa yang menggambarkan seseorang yang sabar tan tawakal

ingin mencari jati dirinya, cerpen ini terkesan begitu nyata. Novel ini terkesan

merupakan sarana pengampaian pesan pengarang kepada pembaca. Sehingga

dapat dikatakan di sini bahwa novel yang religius menyampaikan pesan-pesan

yang bermakna bagi pembacanya.

Novel religius ini munuturkan dengan sangat kuat pergulatan jati diri

penuh liku seorang gadis mencari kesejatian hidup, cinta, dan imannya. Sebuah

novel yang penuh intrik, kemelut, teganggan, getaran, kasih sayang, sekaligus air

mata.

Daftar Pustaka

[Type text] Page 71

Page 72: KELOMPOK 3 (6 MHS)

Todorov, Tzvetan.1985. Tata sastra. Terjemahan Okke K.S. Zaimar, dkk.

Jakarta:Jambatan

Al-azizy, Taufiqurrahman. 2008. munajat cinta. Jogjakarta: Diva Press

SINOPSIS

[Type text] Page 72

Page 73: KELOMPOK 3 (6 MHS)

“Sudahkah engkau temukan dirimu,ayda?”

“sudah, Ayah. Insa Allah…”

“jadi, siapa dirimu?”

“saya bukan sapa-siapa…”

“Alhamdullah, kalau begitu. Lalu apa yang engkau lihat sekarang?”

:Saya melihat kebenaran firman-Nya bahwa Dia mengaruniai ketabahan dan

kesabaran manusia seindah-indahnya. Sayang sekali, keindahan ini sering sekali

dibuat buruk oleh manusia itu sendiri…”

“Terpujilah Allah kita, Nak. Semoga Dia mengaruniai ketabahan dan kesabaran

pada kita. Sudah siapkah engkau jika sewaktu-waktu Allah memanggil ayahmi

ini?”

“Cepat atau lambat, sayapun akan menghadap-Nya, Ayah…”

Itulah petikan percakapan terakhir Ruwayda dan ayahnya. Ruwayda

seorang gadis yang diberkahi dengan kecerdasan istimewa, lahir dari keluarga

kaya, tiba-tiba harus berhadapan dengan kenyataan pahit yang menimpa

keluarganya. Ayahnya bangkrut! Cita-citanya untuk menjadi mahasiswi kandas.

Hampir setiap hari kedua orang tuannya terlibat pertengkaran kare utang dan

kekurangan. Jiwa Ruwayda terguncang. Kebangkrutan telah memorak-

porandakan keharmonisan cinta ayah dan ibunya.

Di atas tanah pekuburan Paponan di daeran parakan, Ruwayda sampai

pada kondisi kejiwaan yang amat kritis! Antara menjadi pelacur agar bisa

memperoleh uang cepat atau mengakhiri hidupn yang penuh sengsara ini. Ia

kehilangan pesona amannya sebagai muslimah gara-gara belenggu uang, cinta,

harga diri, dan kebahagiaan.

[Type text] Page 73