KELOMPOK 3 (6 MHS)
-
Upload
muhammad-imam-bw -
Category
Documents
-
view
233 -
download
16
Transcript of KELOMPOK 3 (6 MHS)
Analisis Novel Demi Cintaku Pada-MU Karya Wiwit Prasetyo
CHA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Dalam nove l “Demi Cintaku Pada-Mu” mengungkapkan ciri khasnya,
yaitu tentang keteguhan hati seseorang dalam menghadapi segala cobaan dan
rintangan. Walau banyak sekali godaan yang mengharuskan dirinya mengikuti
aliran sesat dan menghadapi ujian dalam rumah tangga yang sekian lama tidak
memiliki keturunan sehingga banyak hinaan dan cemoohan dari banyak orang. Ia
harus berjuang di tengah kecaman dari orang-orang yang tidak suka padanya,
keadaan ekonomi pun yang pas-pasan membuat ia tidak mudah menyerah dan
putus asa dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.
Peristiwa yang sederhana dapat memungkinkan tokoh-tokoh yang ada di
novel ini hidup dan bisa dianggap terlalu sederhana. Dalam penggambaran watak
dan konflik yang dialami sang tokoh utama dan akhir cerita yang tidak
menggenakkan. Oleh sebab, itu penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara
struktural dengan menggunakan pendekatan Tzvetan Todorov untuk mengetahui
lebih dalam lg kedalaman makna keseluruhan dari novel Demi Cintaku Pada-Mu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan
dalam makalah ini adalah bagaimana aspek sintaksis, aspek semantis, dan aspek
verbal saling mendukung dan membentuk kesatuan cerita yang terdapat dalam
novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu’ ditinjau dari studi struktural Tzvetan Todorov.
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan masalah yang telah penulis sajikan di atas, tujuan yang
hendak dicapai oleh penulis dalam makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam lagi mengenai aspek sintaksis, aspek semantis, dan aspek verbal yang
[Type text] Page 1
saling mendukung dan membentuk satu kesatuan berdasarkan teori Tzvetan
Todorov.
1.4 Sumber Data
Sumber data yang dijadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel yang
berjudul “ Demi Cintaku Pada-Mu karya Wiwid Prasetyo yang terdapat dalam
antologi novel yang berjudul Demi Cintaku Pada-Mu (Yoyakarta:
Garailmu,2009).
1.5 Kerangka Teori
Dalam teorinya, Todorov (1985: 11-13) menyatakan bahwa hakikat karya
sastra terbangun oleh unsur-unsur yang beragam, yaitu unsur yang hadir bersama
dan unsur yang tidak hadir (dalam teks). Unsur yang hadir bersama, disebut
dengan istilah koherensi in praesentia; sedangkan koherensi yang hadir dan unsur
yang tidak hadir disebut koherensi in absentia. Oleh karena itu, koherensi struktur
itu ditentukan pula oleh hadirnya aspek verbal sistem sastra (fiksi).
Secara ringkas, Todorov menjelaskan bahwa dalam pemahaman karya
sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yaitu melalui pembahasan yang terdiri
atas : aspek sintaksis, semantis, dan verbal. Aspek pertama untuk menelitiurutan
peristiwa yang harus ditempuh secara kronologis dan logis, aspek kedua untuk
meneliti tema,tokoh, dan latar. Dan aspek ketiga untuk meneliti sarana atau alat-
alat pengungkapannya seperti sudut pandang, gaya, atau pengujaran.
Dalam pemahaman maknanya kajian ini menggunakan metode induksi.
Data-data pendukung, keseluruhan makna dikonklusikan dari teks secara objektif
kemudian ditarik generalisasi dan simpulannya.
[Type text] Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Sintaksis : Alur
Dalam pembahasan alur dinovel ini menggunakan alur maju mundur, yaitu
cerita berawal dari masa depan kemudian mengulas kembalibkejadian masa lalu
yang dihadapi sang tokoh utama. Hal tersebut tampak dalam uraian berikut :
1. Peristiwa awal, Aku (Ridwan) bersusah payah menghadapi banjir di
desanya.
2. Sulitnya mencari pekerjaan dengan bermodalkan ijazah yang hanya
lulusan SMA.
3. Aku (Ridwan) tidak mengenal lelah dan mudah menyerah dalam
mengarungi kehidupan didunia meskipun banyak cobaan yang
menghampirinya, ia tetap tersenyum menghadapi itu semua.
4. Ia mendapatkan seorang istri( Umi Hanif) yang begitu baik, soleha, dan
pengertian dengan keadaan yang serba pas-pasan.
5. Teman-temannya banyak yang mengajak ke dalam aliran yang sesat, akan
tetapi ia tetap teguh pendiriannya, tidak mudah dipengaruhi sebab ia
mempunyai prinsip dan ke imanan yang kuat dihatinya.
6. Ia terjebak dalam lingkaran yang menyesatkan, walaupun demikian ia
tidak mau mengikuti aliran tersebut. Lebih baik mati bagi dirinya daripada
harus mengingkari agama Allah swt.
2.2 Aspek Semantik : Tokoh
Dalam pembahasan ini, analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama, yaitu
Aku (Ridwan), ia seorang jurnalistik yang ingin menegakkan sebuah kebenaran
tentang agama rintangan yang menyertai perjalanannya, banyak hal-hal yang bisa
membuat keteguhan imannya runtuh karena pernah dijumpai beberapa aliran yang
menyesatkan, tetapi ia tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Dalam kehidupan
rumah tangga pun banyak ujian yang diberikan Allah kepada dirinya yaitu dengan
belum dikaruniainya seorang anak, akan tetapi dengan sabar dan tidak mudah
[Type text] Page 3
putus asa ia tetap tersenyum, tawakal serta ikhtiar kepada-Nya, walau banyak
sekali hujatan, hinaan serta cemoohan dari orang-orang sekitar.
Kutipan diatas menunjukkan kesengsaraan dan pengabdian seorang hamba
yang tak berdaya dalam menghadapi cobaan hidup, akan tetapi ia tetap rendah
diri, tawakal terhadap Tuhan. Ia tidak berusaha menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan apa yang diinginkan. Berikut ini kutipan yang menggambarkan hal
tersebu, adalah :
‘jaga diri baik-baik ya, bi. Kalau kerja berkhianat, Umi lebih senang punya rejeki sedikit, namun halal, daripada rejeki sekarung, tapi hasil menipu;( Demi Cintaku Pada-Mu, hlm 27).
Puncaknya saat ridwan dan temannya Ucok terjebak dalam sebuah tempat
dimana banyak terdapat aliran-aliran yang sangat menyesatkan, apabila tidak kuat
iman kita bisa terjebak dan terjerumus didalamnya. Berikut kutipan yang
menggambarkan hal tersebut :
‘kepada orang-orang kafir, perangi mereka! Telah nyata kebencian dari mulut mereka, apalagi tersimpan dihati mereka? Pastinya lebih besar lagi. Umat islam harus bersatu agar kehidupan kita tidak diperintah oleh mereka. Kita punya hukum yang lebih mulia daripada hukum kafir, maka dari itu, selamatkanlah orang-orang beriman semampu kita.Hidup jihad.....! hidup jihad..!!!!Hidup!hidup......!!!Allahu akbar...!! Allahu akbar......!!!!(Demi Cintaku Pada-Mu).
Begitulah aspek pembahasan tokoh dalam novel Demi Cintaku Pada-Mu.
Yang sebenarnya masih banyak lagi yang perlu dibahas dalam kaitannya dengan
makna dibalik lambang kebahasaan yang hadir, tetapi analisis tokoh dibatasi
sampai disini.
2.3 Aspek verbal : sudut pandang
Pada pembahasan aspek verbal hanya dibatasi satu hal saja, yakni tentang
sudut pandang yang akan digunakan oleh penulis, akan tetapi aspek yang lain
tidak dibicarakan. Berdasarkan cerita pada novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu’ ini
bahwa sudut pandang yang digunakan oleh penulis adalah sudut pandang Aku
sebagai tokoh utama, karena si Aku yang menjadi tokoh utama menjadi tokoh
protagonis. Hal itu amat memungkinkan pembaca menjadi merasa benar-benar
[Type text] Page 4
terlibat, dan dapat mengidententifikasikan diri terhadap tokoh Aku bisa
memberikan empati secara penuh, walau hanya secara imajinatif, kita akan ikut
mengalami dan merasakan pengalaman dan petualangan. Pengalaman batin yang
benar-benar hanya mungkin dirasakan oleh individu yang bersangkutan, dan tidak
mungkin, atau sulit, dimanifestasikan secara tepat kedalam bentuk kata dan
tindakan, sebab yang bersangkutan mungkin merasa tidak mampu atau segan
melakukannya. Berikut kutipan yang menunjukkan Aku sebagai pelaku utama :
Dulu, Aku telah bersumpah dalam hati, aku harus benar-benar bisa
menjadi pemimpin di dalam rumah tanggaku, aku harus memenuhi kriteria
seorang mukmin yang sempurna, penyabar, penyayang, santun, dan ikhlas
menjalani kehidupan ini diatas jalan yang lurus.
Itulah sekadar contoh peristiwa yang menyangkut aspek verbal dari sudut
pandang penulis. Dengan memahami sudut pandang ini memberikan tambahan
pada kita bahwa novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu’ ini adalah cerita yang menarik
dan mengesankan bagi pembaca.
[Type text] Page 5
BAB III
KESIMPULAN
3. Simpulan
Dari keseluruhan analisis diatas, pada akhirnya dapat disimpulkan dalam
beberapa hal berikut. Secara sintaksis novel ‘Demi Cintaku Pada-Mu terkesan
sederhana dan menarik karena alur yang terjalin sangat padu dari awal peristiwa
hingga akhir cerita. Alurnya sangat sederhaa mengisahkan seorang jurnalistik
yang hidupnya pas-pasan tidak merasa berkecil hati dan tetap teguh keyakinannya
mesti halangan dan rintangan selalu datang menghampiri kehidupannya. Akan
tetapi dia tetap ikhlas dan sabar menerima semua itu. Dilihat dari sisi aspek
verbalnya, novel ini bersifat subyektif yang terkesan pada keberpihakkan penulis
terhadap seseorang yang tetap ikhlas dan sabar dalam menghadapi cobaan hidup
ini, walau didunia ini jarang sekali orang seperti itu.
Dalam sebuah karya sastra yang berbentuk novel yang lebih merinci dan
mendetail, sehingga dapat berhasil memikat hati para pembaca untuk direnungi
kedalaman intinya dan nilai-nilai moral maupun nilai-nilai yang lain yang
terkandung dalam novel ini dapat dikatakan bahwa berhasil menyampaikan pesan-
pesan dan nilai-nilai yang tersembunyi dari penulisnya.
LAMPIRAN
SINOPSIS
Dalam novel ini mengungkapkan tentang seseorang yang bernama
Ridwan, dia seorang jurnalistik yang mampu menegakkan kebenaran agamanya
ditengah maraknya aliran-aliran yang menyesatkan. Banyak sekali halangan dan
rintangan yang ia hadapi mulai dari hinaan, cacian bahkan hujatan orang-orang,
akan tetapi ia tetap tersenyum dan tawakal dalam menghadapi itu semua.
Cobaan yang pertama menimpa dirinya adalah sulitnya mencari pekerjaan,
lamaranya selalu ditolak. Namun ia tetap berusaha dan tidak mudah menyerah
[Type text] Page 6
serta putus asa, dan pada akhirnya ia mendapatkan pekrjaan sebagai jurnalistik.
Kemudian ia mendapatkan ujian kehidupan rumah tangganya dengan belum
dikaruniai seorang anak, tetapi istrinya selalu memberi pandangan kepada
suaminya bahwa ‘mungkin Allah belum percaya kepada kita’ dan ia tidak berkecil
hati walau banyak sekali yang menggunjingkan mereka, mereka terima dengan
ikhlas dan lapang serta tidak merasa sakit hati.
Demi tugasnya sebagai jurnalistik yang mengharuskan ia meliput laporan
berita, akhirnya Ridwan pergi keluar kota atau luar negeri. Disitu ia banyak
menemukan hal-hal yang berhubungan dengan hal aneh dan membuat dirinya
merasa canggung dengan sebuah keyakinan (agama) dan ia punmencari kebenaran
tersebut dengan mewawancarai salah satu temannya yang termasuk golongan itu,
sebut saja namanya Ucok. Walaupun ia mencari sebuah kebenaran, akan tetapi ia
tidak terjebak dalam lingkaran yang menyesatkan itu. Oleh karena itu ia tidak mau
berlama-lama di tempat yang menyesatkan, dimana sangat bertolak belakang
dengan hati nuraninya sebagai umat islam. Akhirnya pada suatu malam ia
mencoba melarikan diri bersama salah satu temannya ‘Hamid’ dan mereka pun
terbebas dari tempat yang menyesatkan itu.
[Type text] Page 7
DAFTAR PUSTAKA
Nurgiantoro,Burhan.2007: Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Todorov,Tzvetan. 1985: Tata Sastra. TerjemahanOkke K.S. Zaimar, dkk.
Jakarta: Jambatan.
Prasetyo,Wiwid.2009.Demi CintakuPada-Mu. Yogyakarta: Garailmu.
[Type text] Page 8
STUDI STRUKTURAL MENURUT TZEVETAN TODOROV DALAM
NOVEL “NYANYIAN SURGAWI AKHIR PERJALANAN SANG GADIS
AUSTISTIK
CUT IRMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam novel ”Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”
ini yang terdapat didalamnya adalah novel Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan
Sang Gadis Austestik ini sangat menonjolkan sebuah perjuangan seorang gadis
bernama Donna Wiliams yang barani berjuang semasa hidupnya yang penuh
rintangan dan cobaan yang melanda setiap harinya. Mulai dari kehilangan seorang
ayah yang di cintainya kemudian suaminya yang menceraikannya begitu saja.
Kemudian kegagalan-kegagalan dalam mencari pasangan hidup dan kemudian
Donna Wiliams berjuang untuk dirinya sendiri karena Donna Wiliams
mempunyai penyakit yaitu penyakit austistik yang harus menjaga agar penyakit
itu tidak mengakibatkan tubuhnya hilang kendali. Donna Wiliams menjaga
kualitas makanannya, dia tidak sembarangan untuk memakan sesuatu, karena
banyak larangan yang membuat Donna Wiliams agar selalu sehat. Ketegangan
dan ketakutan yang ada dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang
Gsdis Austistik”. Tampak jelas dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan
Sang Gadis Austistik” Donna Wiliams sangat berpihak kepadatokoh utama yang
ada dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”
melalui gambaran watak dan konflik yang dialami tokoh utamanya dan akhir
cerita yang sangat menyenangkan.
Donna Wiliams dalam novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan
Sang Gadis Austistik”. Juga mengungkapkan ciri khasnya, kehidupan gadis
austestik yang bertokoh orang-orang yang mengalami kesamaan penyakit seperti
Donna Wiliams sang pencertita dirinya dirinya sendiri. Itu yang sangat menonjol
pada novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” ini dan
[Type text] Page 9
merupakan daya tarik utama. Perwatakannya yang keras yang memungkinkan
tokoh-tokoh ciptaannya hidup dan penuh semangat. Penggambaran yang ada
menggambarkan suasana yang sangat tegang dan keras didalam novel “Nyanyian
Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”. Oleh sebab itu, penulis sangat
tertarik untuk mengkaji secara struktural dengan menggunakan pendekatan
Tzevetan Todorov untuk mengetahui lebih dalam lagi kedalaman makna
keseluruhan dari novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis
Austistik” ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan
dalam makalah ini adalah bagaimana aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek
verbal saling mendukung dan membentuk kesatuan relita yang terdapat dalam
novel “ Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” ditinjau dari
studi sruktural Tzevetan Todorov.
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan di atas, tujuan
yang hendak di capai oleh penulis dalam makalah ini adalah untuk mengetahui
lebih dalam bagaimana sapek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verbal yang
saling mendukung dan membentuk kesatuan cerita dalam novel “Nyanyian
Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” berdasarkan teori Tzevetan
Todorov.
1.4 Sumber Data
Sumber data yang di jadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel yang
berjudul “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” karya
Donna Wiliams yang terdapat dalam antonologi novel Donna Wiliams berjudul
“Nnyayian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”.
1.5 Kerangka Teori
Menurut penulis, teori struktural sebagaimana dikembangkan oleh
Tzevetan Todorov lah yang antara lain sesuai di gunakan untuk mengkaji masalah
yang telah disebutkan di atas. Dalam teorinya, Todorov menyatakan baha pada
[Type text] Page 10
hakekatnya karya sastra (fiksi) terbangun oleh unsur-unsur yang beragam, yaitu
unsur yang hadir bersama dan unsur yang tidak hadir (dalam teks).
Unsur yang hadir bersama, dalam arti unsur yang pertama kita baca dalam
teks, disebut dengan istilah koheensi in praesentia: sedangkan koherensi antara
unsur yang hadir (dalam teks, bahasa, wujud verbal) dan unsur yang tidak hadir
(dalam arti apa yang ada di balik wujud verbal) disebut koherensi in absentia.
Namun, ada satu hal yang harus diperhatikan, yakni sistem lambang dalam sastra
sebagai wacana bahasa. Pada dasarnya, sistem lambang primer (sastra) berbeda
dengan sistem lambang sekunder (bahasa) sebagai medium pengungkapannya.
Perbedaan terletak pada sifatnya yang relatif bebas (berjarak) antara peristiwa atau
tokoh-tokohnya dengan kalimat-kalimat konkret yang mengungkapkannya. Oleh
karena itu, koherensi struktur itu di tentukan pula oleh hadirnya aspek verbal
sistem sastra (fiksi).
Secara ringkas, Todorov (1985: 12-13) menjelaskan bahwa dalam
pemahaman karya satra ada tiga jalur yang harus di tempuh, yaitu melalui
pembahasan aspek semantik, aspek sintaksis, dan aspek verbal. Aspek pertama
untuk meneliti urutan peristiwa yang harus ditempuh secara kronologis dan logis
khusus di dalam alur; aspek kedua untuk meneliti tema, tokoh, dan latar, ini sudah
berkaitan dengan penafsiran makna atas lambang (verbal bahasa); aspek ketiga
untuk meneliti sudut pandang, gaya atau pengujaran. Jadi, pembahasan hanya di
fokuskan pada alur, tokoh dan sudut pandang.
[Type text] Page 11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Sintaksis: Alur
Novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” terdiri
atas 315 alinea panjang dan 35 alinea pendek. Disebut alinea pendek karena hanya
memuat satu atau dua kalimat saja dan biasanya berbentuk dialog. Berdasarkan
penelusuran terhadap satuan teks per alinea atau urutan peristiwa atau sastranya,
dalam cerpen ini terdapat sekuen. Sekuen-sekuen ini menduduki fungsi utama
yang menggambarkan kerangka logis cerita. Jadi, ada sekitar 10 peristiwa yang
berfungsi merangkai jalannya alur. Hal tersebut tampak dalam uraian berikut.
Daftar urutan sekuen novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang
Gadis Austistik”.
1. Peristiwa awal, Donna Wiliams menikah dengan seorang laki-laki yang
ia cintai yang bernama Ian.
2. Donna Wiliams sangat terpukul ketika seorang ayah yang sangat di
cintainya meninggal karena penyakit yang di deritanya.
3. Donna Wiliams berputus asa, dia mencoba terus tetapi selalu gagal.
Teman-temannya selalu mengejeknya karena dia sangat berbeda dengan
orang lainnya.
4. Kepergian suaminya Ian yang ia cintai, telah menceraikannya karen
sudah tidak tahan dengannya.
5. Donna Wiliams mempunyai binatang kesayangannya yaitu anjing yang
bernama Monty, meskipun pada akhirnya Monty meninggal karena
penyakit yang di deritanya.
6. Tiba-tiba Donna Wiliams menerima email yang berisi. “Aku adalah
penggemarmu, aku juga adalah orang yang mempunyai penyakit
sepertimu”. Pada akhir kata-kata itu dia menuliskan bahwa aku
mencintaimi.
[Type text] Page 12
7. Donna Wiliams jatuh jatuh sakit karena dia memakan-makanan yang
tidak boleh di makannya.
8. Donna Wiliams menemukan kembali seseorang laki-laki yang bernama
Chris yang mencintainya apaadanya.
9. Donna Wiliams menikah dengan Chris karena Donna percaya dia pria
yang sangat baik.
10. Dan pada akhir perjalanannya Donna percaya sedikit demi sedikit ia
pasti akan sembuh, adanya Chris yang menemaninya membuatnya
hidup dengan bahagia.
Berdasarkan satuan-satuan peristiwa novel “Nyanyian Surgawi Akhir
Perjalanan Sang Gadis Austistik” di atas, dapat di lihat bahwa alur yang di miliki
oleh Nyanyian Surgawi adalah alur maju karena peristiwa yang ada terus maju
dan tidak ada peristiwa yang menengok kebelakang atau ke masa lalu. Meskipun
keras tetapi kesatuan cerita tetap terjaga dan padu hingga oleh cerita membuat isi
cerita sangat menarik dan berkesan.
Keterangan:
A. Paparan (exposition) berupa peristiwa Donna Wiliams sebagai penderita
penyakit austistik yang menjadi bahan ejekan teman-temannya yang tidak
seperti dia.
B. Rangsangan (inciting moment) berupa teman-teman Donna Wiliams yang
selalu mengejek dia saat penyakitnya kambuh.
C. Gawatan (rising action) berupa peristiwa pada saat ayahnya meninggal, Donna
Wiliams tidak bisa mengantar ayahnya untuk terakhir kali, karena Donna
Wiliams sedang ada di Amerika pada saat itu.
D. Tikaian (conflict) digambarkan pada saat Donna Wiliams jatuh sakit dan
masuk rumah sakit, tidak ada yang menemaninya.
E. Rumitan (complication) terlihat saat Donna Wiliams memutuskan untuk
bercerai dengan suaminya Ian.
F. Klimaks, ditandai dengan keterkejutannya saat Chris melamar dia untuk
menjadi istri pendamping hidupnya.
[Type text] Page 13
G. Leraian (falling action) dapat dilihat saat Donna Wiliams berpidato kepada
seluruh penderita penyakit austistik dengan sangat gembira. Donna Wiliams
hanya tersenyum, tetapi ada mantan suaminya yang melihatnya justru merasa
dihina dengan senyuman Donna Wiliams.
H. Selesaian (denoument) ditandai dengan Donna Wiliams tidur bersama Chris
suaminya orang yang sangat di cintainya. Chris memeluk Donna Wiliams dan
bilang aku akan mencintaimu selamanya sampai nafas ini berhenti. Dan Donna
tersenyum.
2.2 Aspek Semantik: Tokoh
Dalam pembahasan ini, analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama, yakni
Donna Wiliams, seorang gadis penderita penyakit austistik. Sedangkan tokoh-
tokoh lain hanya di bicarakan dalam kaitannya dengan tokoh utama.
Dalam novel Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik ini
ditampilkan seorang tokoh bernama Donna Wiliams, seorang gadis penderita
penyakit austistik, yang berjuang demi hidupnya. Donna Wiliams yang mewakili
gambaran dan golongan penderita penyakit austestik. Seperti kebanyakan
golongan penderita penyakit austistik ini yang menggantungkan hidupnya kepada
orang yang dicintainya. Dilukiskan oleh pengarang sebagai sosok yang sangat
kuat, hebat, tegar, dan rapuh. Donna Wiliams sebagai penderita penyakit austistik
yang juga di rasakan oleh tokoh lainnya, digambarkan bagaimana seorang gadis
yang mempunyai penyakit austistik yang ingin terus hidup layaknya orang lain
yang hidup secara normal, semua hal yang menggambarkan tentang tokoh Donna
Wiliams yang pada saat itu saat-saat paling menegangkan tergambar dalam
kutipan berikut. “Dokter sudah tiba. Dia membawa kabar buruk. Mereka sudah
membuat lubang sampai ke indung telurku yang sebelah kanan dan kemudian
menyadari bahwa itu bukan indung telur sebelah kanan. Itu adalah indung kiri
yang pindah kesebelah kanan bersama beberapa pembuluh yang sudah sangat
rusak, meradang dan bengkak, serta melekat pada organ-organ yang lain.
Pendeknya, keadaan di tempat itu sangat kacau. Aku harus kembali. Aku ditanya
apakah aku menginginkan memiliki anak dan di beri tahu bahwa cara terbaik
[Type text] Page 14
untuk mengatasi kekacauan itiu adalah membuang seluruh organ reproduksi itu.
Aku benar-benar ketakutan”.
Kutipan di atas menunjukan bagaimana hati dan perasaan Donna Wiliams
pada saat itu, saat indung kirinya bermasalah dan harus di buang, Donna Wiliams
sudah sangat sedih, pikirannya kacau dia kembali seperti orang gila hilang
kesadarannya. Pada saat itu pula Chris suaminya yang mendampingi dia pada saat
sekarat ini pun ikut sedih atas semua ini entah apa yang harus dilakukannya,
pikirannya sama seperti istrinya Donna Wiliams sangat kacau tetapi Chris segera
menenangkan istrinya agar tetap tenang.
Dapat dikatakan bahwa watak tokoh Donna Wiliams berdasarkan
pembahasan adalah memiliki sifat, rapuh, takut, tetapi berani mengambil
keputusan.
Dengan di tampilkan sosok tokoh Donna Wiliams tersebut, ada makna lain
di balik pemunculan tokoh yang berani ini. Barangkali figur tokoh demikian di
tampilkan oleh pengarang dengan tujuan tertentu, kita dapat memberi tafsiran
bahwa lewat tokoh yang demikian pencerita merasa lebih bebas untuk berbicara
tentang penderita penyakit austistik yang sangat vatal in. Yang akhirnya
membawa kesan tersendiri bagi sang pengarang dan pembaca.
Begitulah aspek pembahasan aspek semantik (tokoh) dalam novel
“Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”. Sebenarnya, masih
banyak hal yang perlu dibahas dalam kaitannya dengan makna di balik lambang
kebahasaan (teks) yang hadir. Analisis tokoh dibatasi disini saja. Berikut akan
disajikan pembahasan mengenai aspek verbal yang membangun unsur-unsur
novel ‘Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik”.
2.3 Aspek Verbal: Sudut Pandang
Pembahasan aspek verbal pun dibatasi satu hal saja, yaitu tentang sudut
pandang yang digunakan oleh pencerita. Sedangkan aspek yang lain, seperti
modus, kata, dan penuturan tidak di bicarakan. Berdasarkan pengamatan terhadap
novel “Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik” tampak bahwa
sudut pandang yang di gunakan oleh pencerita adalah sudut pandang orang
[Type text] Page 15
pertama sebagai pelaku utama. Seperti terlihat dalam kutipan berikut “Aku
mengambil kesempatan terakhir. Bisakah kita pergi keperbukitan itu? Tanya aku.
Kami menuju perbukitan dan berhenti tidak jauh dari tempat kami mendaki
malam itu. Hari sudah senja, cahaya matahari mulai pudar dan angin menari-nari
diseputar kami saat kami mendaki bukit itu. Kali ini, kami berjalan dengan sangat
hati-hati, maju dengan langkah-langkah yang kecil. Kami tiba di sebuah bangku
dibawah sebuah pohon yang besar dengan pemandangan indah dari bukit-bukit
dibawah sana. Chris dan aku duduk, aku merogoh kantongku. Aku mengeluarkan
kartu yang berisi surat itu. Dia membuka surat itu dan membacanya. Chris
terdiam, matanya bersinar, wajahnya dihiasi senyum ketika dia melipat surat itu,
“ya” katanya. Jawabannya adalah ya”.
Itulah sekadar contoh beberapa peristiwa yang menyangkut aspek verbal
dari sudut pandang pencerita. Dengan semakin memahami sudut pandang ini
memberikan tambahan pada kita bahwa novel “Nanyian Surgawi Akhir Perjalanan
Sang Gadis Austistik” ini adalah cerita yang sangat mengesankan.
`
[Type text] Page 16
BAB III
KESIMPULAN
Dari keseluruhan analisis di atas, dapat di simpulkan beberapa hal berikut.
Secara sintaksis, novel Nyanyian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austestik
dapat di lihat bahwa alur yang di miliki oleh Nyayian Surgawi adalah alur maju
karena peristiwa yang ada terus maju dan tidak ada peristiwa yang menengok
kebelakang atau ke masa lalu. Meskipun keras tetapi kesatuan cerita tetap terjaga
dan padu hingga oleh cerita membuat isi cerita sangat menarik dan berkesan.
Alurnya yang maju mengetahkan kisah seorang tokoh penyakit austistik,
sementara Donna Wiliams sebagai tokoh utamanya terus berusaha melawan
penyakitnya itu, yang terkadang seperti anak kecil dan susah terkendali.
Kehidupannya yang selalu menyidihkan, membuatnya semakin terpuruk dalam
hari-harinya, tetapi setelah datang seseorang yang membuatnya bangkit kembali
untuk hidup, Donna percaya kalau hidup ini indah. Mengembara sepanjang
hidupnya hanya untuk menulis cerita hidupnya untuk membagi cerita kepada
penyandang penyakit yang sama seperti dia. Hal ini membuktikan bahwa Donna
Wiliams sebagai pengarang sangat terlihat keberpihakannya kepada tokoh utama.
Hal inilah yang menjadi keunggulan Donna Wiliams yang konsisten dengan
perjuangan penyakitnya ini. Tema-tema yang di angkatnya memang perjuangan
seperti dalam novel Nyanyian Surgawi.
Terakhir, di lihat dari sisi aspek verbalnya, novel ini bersifat obyektif
sehingga terkesan berpihak pada pengarang terhadap perjuangan yang
digambarkannya dalam novel Nyanyian Surgawi ini sedemikian nyata. Sehingga
novel ini terkesan merupakan sarana penyampaian pesan pengarang kepada
pembaca meskipun sebenarnya, hal itu sah-sah saja dilakukan oleh penulis dimana
saja manapun. Namun, sebagai sebuah karya sastra berbentuk novel ini, nonel
Nyanyian Surgawi ini berhasil memikat hati untuk di renungi kedalaman intinya.
Sehingga dapat dikatakan disini bahwa novel Nyanyian Surgawi termasuk novel
yang menghibur sekaligus berhasil menyampaikan pesan-pesan tersembunyi dari
pengarangnya.
[Type text] Page 17
Daftar Pustaka
Todorof, Tzevetan. 1985. Tata Sastra. Tejemahan Okke K.S Zaimar, dkk. Jakarta:
jambatan.
Wiliams, Donna. 2004 Nyayian Surgawi Akhir Perjalanan Sang Gadis Austistik.
Bandung: Qanita.
[Type text] Page 18
SINOPSIS
Si gadis autistik, Donna Wiliams, terus mengembara sepanjang hidupnya.
Perjalanan panjangnya memiliki satu tujuan, yaitu mencari kebahagiaan yang
selalu dia idam-idamkan.
Tetapi, pengembaraan Donna Wiliams mencari kebahagiaan ini bagaikan
menembus onak duri. Banyak ujian yang harus dilewtinya: perceraiannya dengan
Ian membuatnya sangat terpukul, penyakit-penyakit yang dideritanya, kematian
ayahnya pada saat komunikasi mereka baru saja beranjak membaik, dan peristiwa-
peristiwa lain yang membuatnya berduka.
Setelah bertahun-tahun menjadi “gadis pengembara”, yang terus-menerus
menjelajah dunia untuk mencari diri dan cinta sejatinya. Akhirnya Donna Wiliams
pun menemukan pelabuhannya.
Kini, Donna Wiliams telah mengepakkan sayap-sayapnya yang penuh
warna, menikmati rasa dunia seutuhnya, dan meninggalkan jauh-jauh
kepompongnya, dunia dibalik kaca.
[Type text] Page 19
Studi Struktur Tzvetan Todorov
dalam Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” Karya Habiburrahman El
Shirazy”
Desi Ratnawati
STUDI STRUKTURAL MENURUT TZVETAN TODOROV
DALAM NOVEL “PUDARNYA PESONA CLEOPATRA”
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Habiburrahman El Shirazy pernah menulis naskah teatrikal puisi berjudul
Dzikir Dajjal sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater
Mbambung. Habiburrahman El Shirazy juga telah mengahasilkan beberapa karya
terjemahan, seperti Ar-Rasul dan Biografi Umar bin Abdul Aziz cerpen-cerpennya
termuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum, Merah di Jenin, Kutemukan
Warna, dan Kado untuk Mujahid. Selain itu tulisannya pernah menghiasi
Republika, Annida, Jurnal Sastra dan Budaya Kinanah, Jurnal Justisia dan
sebagainya. Adapun buku yang telah terbit adalah : Bercinta Untuk Surga : Kisah-
kisah Islami Pembangun Jiwa, Di Atas Sajadah Cinta : Kisah- kisah Islami
Pembangun Jiwa, Pudarnya Pesona Cleopatra : Novel Psikologi Islam serta Ayat
Ayat Cinta.
Pudarnya Pesona Cleopatra adalah sebuah novel psikologi Islam
pembangun jiwa yang sederhana tetapi novel ini terasa amat sangat jernih, liris
serta dapat mengoyak perasaan pembacanya, dan keharuan yang mendalam ,
pengarang begitu halus menggambarkan konflik psikologis dan sangat
[Type text] Page 20
meyakinkan. Novel ini diceritakan dengan lebih menonjolkan kepada perasaan
atau psikologi tokohnya serta adat kebanyakan pada saat itu dengan adanya
perjodohan serta kebanyakan orang yang mencintai seseorang dengan
menganggap kecantikan adalah segalanya. Oleh sebab itu, penulis sangat tertarik
untuk mengkaji secara struktural dengan menggunakan pendekatan Tzvetan
Todorov untuk mengetahui lebih dalam lagi kedalaman makna keseluruhan dari
novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, rumusan masalah yang dapat penulis
sajikan dalam makalah ini adalah bagaimanakah aspek sintaksis, aspek semantik,
dan aspek verbal saling mendukung dan membentuk satu kesatuan cerita yang
terdapat dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra yang ditinjau dari studi
struktural Tzvetan Todorov.
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis jelaskan di atas, tujuan
yang akan dicapai oleh penulis dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih
mendalam tentang bagaimana aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verbal
yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan dalam novel Pudarnya
Pesona Cleopatra ini berdasarkan teori Tzvetan Todorov sesuai dengan yang
dijelaskan dalam rumusan masalah di atas.
1.4 Sumber Data
Sumber data yang dijadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel yang
berjudul “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman El Shirazy, yang
pertama kali terbit pada tahun 2004 dan pada awalnya novel ini dimuat
bersambung dalam harian Republika.
1.5 Kerangka Teori
Menurut penulis, teori struktural sebagaimana dikembangkan oleh Tzvetan
Todorov-lah yang antara lain sesuai digunakan untuk mengkaji masalah yang
telah diuraikan diatas. Dalam teorinya Tzvetan Tedorov (1985: 11-13)
[Type text] Page 21
menyatakan bahwa pada hakikatnya sebuah karya sastra atau fiksi terbangun oleh
unsur-unsur yang bergam, yaitu unsur yang hadir bersama dan unsur yang tidak
hadir (dalam teks).
Unsur yang hadir bersama, dalam arti unsur yang pertama kita baca dalam teks
disebut dengan istilah koherensi in praesentia; sedangkan koherensi antar unsur
yang hadir (dalam teks, bahasa, wujud verbal) dan unsur yang tidak hadir (dalam
arti apa yang ada dibalik wujud verbal) disebut koherensi in absentia. Namun, ada
satu hal yang harus diperhatikan, yakni sistem lambang dalam sastra sebagai
wacana bahasa. Pada dasarnya, sistem lambang primer (sastra) berbeda dengan
sistem lambang sekunder (bahasa) sebagai medium pengungkapannya. Perbedaan
terlatak pada sifatnya yang relatif bebas (berjarak) antara peristiwa atau tokoh-
tokohnya dengan kalimat-kalimat konkret yang mengungkapkannya. Oleh karena
itu, koherensi struktur itu ditentukan pula oleh hadirnya aspek verbal sistem sastra
(fiksi).
Secara ringkas Tzvetan Tedorov (1985: 12-13), menjelaskan bahwa dalam
pemahaman karya sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yakni melalui
pembahasan (1) aspek sintaksis, (2) aspek semantik, dan (3) aspek verbal. Aspek
yang pertama untuk meneliti urutan peristiwa yang harus ditempuh secara
kronologis dan logis khusus didalam alur; aspek kedua untuk meneliti tema,
tokoh, dan latar, ini sudah berkaitan dengan penafsiran makna atas lambang
(verbal, bahasa); dan aspek yang ketiga untuk meneliti sarana atau alat-alat
pengungkapannya seperti sudut pandang, gaya, atau pengujaran. Akan tetapi, di
dalam kajian ini tidak semua aspek atau unsur tersebut dibahas, tetapi hanya
dibatasi pada unsur yang dominan meskipun dalam pembahasan itu unsur lain
tetap disertakan. Jadi, pembahasan hanya difokuskan pada alur, tokoh dan sudut
pandang.
Secara metodologis kajian ini menggunakan metode deduksi, dalam artian
analisis berangkat dari batasan-batasan umum (teori struktural Todorov) baru
kemudian masuk ke dalam teks (roman); sementara itu dalam pemahaman
[Type text] Page 22
maknanya kajian ini menggunakan metode induksi. Data-data pendukung,
keseluruhan makna dikonklusikan dari teks secara objektif baru kemudian ditarik
generalisasi dan simpulannya. Lebih jelasnya, dalam studi ini digunakan metode
dialektif-objektif. Sementara itu, dalam hal cara pengumpulan dan klasifikasi data
dilakukan dengan model atau teknik pembacaan aktif, retroaktif yang hasilnya
dicatat dan dideskripsikan.
[Type text] Page 23
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Sintaksis: Alur
Novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini terdiri dari 5 sub judul atau bagian-
bagian, yang didalamnya memiliki satu kesatuan untuk menceritakan ceritanya
secara utuh. Dalam novel ini terdapat sekuen-sekuen yang sesuai dengan urutan
peristiwa atau tata sastranya, dan sekuen-sekuen ini menduduki fungsi utama
yakni yang menggambarkan kerangka logis cerita. Jadi, ada beberapa sekuen yang
berfungsi merangkai jalannya alur. Hal tersebut tampak dalam uraian berikut :
Daftar urutan sekuen novel Pudarnya Pesona Cleopatra :
1. Peristiwa awal, seorang lelaki yang menikahi seorang wanita pilihan
orang tuanya.
2. Wanita pilihan orang tuanya itu bernama Raihana, ia adalah gadis
sholihah yang cantik dan hafal Al-Quran.
3. Lelaki itu menikahi Raihana bukan atas dasar cinta melainkan tidak
ingin mengecewakan orang tuanya, karena orang tuanya sudah
menjodohkan mereka sebelum mereka dilahirkan.
4. Sudah beberapa bulan lamanya lelaki itu menjalani hidupnya dengan
Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh, karena
lelaki itu mengharapkan wanita yang dinikahinya adalah gadis Mesir
titisan dari ratu Cleopatra.
5. Setelah 6 bulan akhirnya Raihana hamil dan meminta izin untuk
tinggal bersama orang tuanya, agar Raihana bisa mendapat perhatian
lebih dari orang tuanya.
6. Kini lelaki itu hidup sendiri tanpa ada Raihana di sampingnya, dan
segala sesuatu pun ia lakukan sendiri, dari mulai makan, menyetrika,
dan mencucu baju ia lakukan sendiri.
7. Sampai akhirnya lelaki itu mendengar perbincangan teman kerjanya
membicarakan pak Agung dosen muda dan terkemuka.
[Type text] Page 24
8. Pak Agung menyunting promotornya Judith Barton, Judith ketahuan
berselingkuh dengan mantan pacarnya dan pak Agung memberi pilihan
pada istrinya untuk memilih dia atau mantan pacarnya. Judith memilih
mantan pacarnya.
9. Pak Agung bercerai, sampai akhirnya pak Agung menjadi gila.
10. Kemudian lelaki itu bertemu pak Qalyubi dan bercerita tentang
kisahnya yang pernah menikah dengan gadis Mesir yang sangat cantik,
diawal pernikahannya sangat bahagia tinggal bersama seorang istri
cantik.
11. Pada akhirnya pak Qalyubi pindah ke Indonesia dan usahanya
bangkrut, sehingga mengaharuskan orang tuanya menjual sawah dan
rumahnya.
12. Puncaknya pak Qalyubi serta istri dan anaknya pulang ke Mesir, pada
saat pak Qalyubi meminta istrinya untuk kembali ke Indonesia,
Yasmin istrinya menolak.
13. Terbongkarlah keburukan Yasmin yang berselungkuh dan bercerita
bohong kepada keluarganya bahwa pak Qalyubi suami yang jahat.
14. Seketika pak Qalyubi tidak dapat menahan diri, ia memukul habis-
habisan istrinya hingga akhirnya ia ditahan beberapa hari.
15. Akhirnya pak Qalyubi dan Yasmin bercerai, dan pak Qalyubi pulang
kembali ke Indonesia dengan hanya membawa si sulung.
16. Setelah mendengarkan kisah dari pak Qalyubi, lelaki itu terisak-isak, ia
sadar dan teringat kepada Raihana.
17. Perlahan wajahnya terbayang dimata, dan tiba-tiba ada kerinduan yang
menyelinap dalam hatinya, Raihana istri yang salehah.
18. Pulang dari pelatihan, dikontrakannya ia menemukan surat cinta
Raihana, ia terisak menangis setelah membaca surat itu.
19. Seketika itu, pesona kecantikan Cleopatra memudar, berganti cahaya
cinta Raihana yang terang di hati.
20. Lelaki itu segera pulang menjemput istrinya, sesampainya di rumah
Raihana, mertuanya langsung menangis dan memeluk, menceritakan
[Type text] Page 25
bahwa Raihana telah meninggal dunia karena terpeleset di kamar
mandi.
21. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia menyesal kenapa benih-benih
cinta tumbuh disaat Raihana telah pergi meninggalkannya.
Berdasarkan sekuen-sekuen peristiwa novel Pudarnya Pesona Cleopatra
diatas, dapat dilihat bahwa alur yang dimiliki oleh novel ini adalah alur rapat
karena peristiwa terjalin rapat atau susul-menyusul. Peristiwa demi peristiwa yang
dijalin dengan runtut, dan terus berkesinambungan antara peristiwa yang satu
dengan peristiwa selanjutnya, yang melinear, dan sederhana. Meskipun sederhana,
tetapi kesatu paduanan cerita tetap terjaga dan sangat tersusun hingga akhir cerita
sehingga membuat isi cerita sangat menarik untuk diikuti dan amat dalam
Keterangan :
A. Paparan (exposition), berupa seorang lelaki yang menikahi seorang
wanita pilihan orang tuanya, wanita itu bernama Raihana, ia gadis
sholihah yang cantik dan hafal Al-Quran, walaupun dia lebih tua dua
tahun, tetapi kelihatan lebih muda. Lelaki itu menikahi Raihana bukan
atas dasar cinta melainkan tidak ingin mengecewakan orang tuanya,
karena orang tuanya sudah menjodohkan mereka. Sudah beberapa
bulan lamanya lelaki itu menjalani hidupnya dengan Raihana tetapi
benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh, karena lelaki itu
mengharapkan wanita yang dinikahinya dan disampingnya adalah
gadis Mesir titisan dari ratu Cleopatra.
B. Rangsangan (inciting moment), yang berupa ada kekagetan yang
lelaki itu tangkap dalam wajah Raihana. Dan dengan mata berkaca-
kaca Raihana diam, menunduk, tak lama kemudian ia menangis
terisak-isak sambil memeluk kedua kaki suaminya itu. Raihana
mengiba penuh pasrah, namun lelaki itu tidak merasakan apa-apa, ia
tidak bisa iba sama sekali pada Raihana.
C. Gawatan (rising action), berupa peristiwa saat Raihana hamil, sanak
saudara semuanya bergembira, ibu dan mertuanya bersuka cita tetapi
[Type text] Page 26
lelaki itu hatinya menangis meratapi cintanya yang tak kunjung tiba. Ia
takut nanti ia juga tidak bisa mencintai bayi yang dilahirkan Raihana,
bayi yang tak lain adalah darah dagingnuya sendiri.
D. Tikaian (conflict), digambarkan pada saat tokoh lelaki itu merasa
sangat sulit untuk hidup bersama Raihana, dan ia tidak tahu dari mana
sulitnya. Rasa tidak suka itu semakin menjadi-jadi, ia tak mampu lagi
meredamnya. Lelaki itu dan Raihana nyaris hidup dalam dunia
masing-masing. Aktivitas mereka hanya sesekali bertemu di meja
makan dan saat sesekali shalat malam. Tangis Raihana tak juga mampu
membuka jendela hati lelaki itu.
E. Rumitan (complication), pada saat Raihana tinggal di temapat
ibunya, lelaki itu pulang kehujanan, ia sakit dan terlintas di hatinya
andaikan ada Raihana ia pasti telah menyiapkan air hangat, bubur,
membantu mengobati masuk anginnya dan menyuruhnya untuk
istirirahat. Lelaki itu tidur, dan terbangun jam enam pagi, ada
penyesalan dalam hati : aku belum shalat Isya dan terlambat shalat
Shubuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana dia pasti sudah
membangunkanku untuk shalat.
F. Klimaks, pada saat lelaki itu pulang menjemput istrinya dan
sesampainya di rumah Raihana, mertuanya langsung menangis dan
memeluk, menceritakan bahwa Raihana telah meninggal dunia karena
terpeleset di kamar mandi. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia
menyesal kenapa benih-benih cinta tumbuh disaat Raihana telah pergi
meninggalkannya.
G. Leraian (falling action), dapat dilihat dari peristiwa saat lelaki itu
mendengar pembicaraan mengenai pak Agung dosen muda terkemuka
menikah dengan promotornya istrinya selingkuh dan lebih memilih
selingkuhannya, akhirnya pak Agung gila. Kemudian saat pelatihan ia
bertemu pak Qalyubi yang menceritakan kisahnya menikah dengan
gadis Mesir dan istrinya berselingkuh serta menjelek-jelekkannya
[Type text] Page 27
akhirnya mereka bercerai. Lelaki itu teringat Raihana istrinya, dan
memutuskan untuk menemuinya
H. Selesaian (denouement), ditandai dengan setelah mendengarkan kisah
dari pak Qalyubi, lelaki itu terisak-isak, ia teringat kepada Raihana dan
menyesal serta sadar. Perlahan wajah Raihana terbayang dimata, dan
tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dalam hatinya, Raihana istri
yang salehah. Seketika itu, pesona kecantikan Cleopatra memudar,
berganti cahaya cinta Raihana yang terang di hati. Lelaki itu segera
pulang menjemput istrinya, tetapi telah meninggal dunia, hatinya perih
tiada terkira.
2.2 Aspek Semantik : Tokoh
Dalam pembahasan ini, analisis tokoh dalam novel Pudarnya Pesona
Cleopatra ini ditekankan pada tokoh utama, yaitu tokoh Aku, seorang lelaki yang
dijodohkan oleh orang tuanya dan berumahtangga dengan gadis itu. Kemudian
ada tokoh lainnya seperti Raihana, Ibunya, Mertuanya, Pak Qalyubi, serta tokoh
yang lainnya atau tokoh tambahan yang hanya dibicarakan dalam kaitannya
dengan tokoh utama saja. Analisis tokoh ini tentu berbeda dengan analisis
sebelumnya atau anlisis pada alur karena hal ini sudah berkaitan dengan persoalan
makna yang terdapat dibalik lambang kebahasaan (teks). Yang terpenting dalam
hal ini adalah hubungan antara unsur yang hadir dan yang tidak hadir (in absentia)
sehingga cenderung berupa interpretasi.
Dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini diceritakan tentang tokoh
seorang lelaki yang harus menikah dengan gadis yang tidak ia cintai dan ia merasa
sangat sulit harus tinggal dengan seseorang yang tidak ia cintai. Tokoh Aku
menggambarkan dan mewakili penggambaran masyarakat atau seorang anak pada
saat itu yang menuruti perjodohan dari orang tuanya dan tidak bisa menolak
karena ia tidak ingin mengecewakan ibunya, dan dilukiskan juga bahwa tokoh
Aku ini adalah seorang yang kokoh, sebenarnya berbakti kepada orang tuanya,
dan rajin beribadah. Tetapi tokoh Aku juga memiliki sifat yang egois, tidak
bertanggung jawab, dan terkadang tidak memiliki rasa iba terhadap istrinya. dan
[Type text] Page 28
terdapat pula gambaran bahwa tokoh Aku ini mengalami tekanan batin sehingga
terkadang mengalami kebingungan dan sering mengacuhkan orang sekitarnya, ia
terkadang tidak bisa memahami tingkahnya. Serta penggambaran tokoh Aku yang
merasa bahwa dirinya menyesal dan sadar setelah ia kehilangan istri sholehahnya
itu. Dan semua hal yang menggambarkan tokoh Aku hidup dalam sulitnya hidup
dengan gadis yang tidak ia cintai, keegoisannya dan kebimbangan atas sikapnya
itu semua tergambar jelas dalam novel ini, dan berikut kutipannya :
“...Aku tak merasakan apa-apa. Aku tak bisa iba sama sekali padanya. Kata-katanya terasa bagaikan ocehan penjual jamu yang tidak kusuka...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 10)”. Serta tokoh Aku merasa bimbang tergambar pada kutipan berikut “...Aku heran pada diriku sendiri, aku ini manusia ataukah patung batu? Kalau pun aku menitikkan air mata itu bukan karena Raihana tapi karena menangisi ke-patung-batu-an diriku...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 10) ”. Kemudian pada kutipan berikut “…Aku tak mampu meredamnya. Aku dan Raihana nyaris hidup dalam dunia masing-masing...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 16)”.Serta pada kutipan “...Rayu dan dan ratapannya yang mengharu-biru tak juga meluruhkan perasaanku. Aku meratapi dukaku. Raihana menangisi dukanya. Dan duka kami belum juga bisa bertemu. Aku heran pada diriku sendiri...(Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 16)”.
Kutipan-kutipan di atas tersebut menunjukkan penggambaran dari tokoh
Aku merasakan sulit untuk hidup bersama orang yang ia cintai, lelaki itu menikahi
seorang wanita pilihan orang tuanya, bukan atas dasar cinta melainkan tidak ingin
mengecewakan orang tuanya, karena orang tuanya sudah menjodohkan mereka.
Walaupun sudah beberapa bulan lamanya lelaki itu menjalani hidupnya dengan
Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh, karena lelaki itu
mengharapkan wanita yang dinikahinya dan disampingnya adalah gadis Mesir
titisan dari ratu Cleopatra.
Kemudian Raihana hamil dan ingin tinggal bersama orang tuanya, dan
tokoh aku mengerjakan sesuatunya sendiri, ia bekerja seperti biasanya di tempat
kerjanya ia mendengar perbincangan kisah pak Agung yang gila karena melihat
istrinya selingkuh serta memilih laki-laki lain, kemudian ada pula kisah pak
Qalyubi yang pernah mempunyai istri sagat cantik dari mesir tetapi berakhir
[Type text] Page 29
dengan perceraian karena selingkuh. Seketika itu pun bayangan Raihana melintas
difikiran lelaki itu, dan seketika pesona Cleopatra memudar, kerinduan kepada
Raihana mulai muncul dan lelaki itu segera pulang menjemput istrinya.
Sesampainya di rumah Raihana, mertuanya langsung menangis dan memeluk,
menceritakan bahwa Raihana telah meninggal dunia karena terpeleset di kamar
mandi. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia menyesal kenapa benih-benih cinta
tumbuh disaat Raihana telah pergi meninggalkannya.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa watak tokoh Aku
adalah seseorang yang memiliki sifat yang menghargai orang tuanya tetapi ia juga
sifat yang egois, tidak bertanggung jawab, dan terkadang tidak memiliki rasa iba
terhadap istrinya. dan terdapat pula gambaran bahwa tokoh Aku ini mengalami
tekanan batin sehingga terkadang mengalami kebingungan dan terkadang tidak
bisa memahami tingkahnya. Tokoh Aku ini sangat menggambarkan masyarakat
pada saat itu, dan pengarang juga menceritakan ceritanya dengan penuh
kesederhanaan, terasa amat jernih, bening dan liris serta Habiburrahman El
Shirazy sebagai pengarang juga mampu melukiskan dengan halus dan teliti serta
sangat mendalam dalam setiap konflik psikologis para pelakunya dengan sangat
meyakinkan.
Ditampilkannya sosok tokoh Aku ini memiliki makna lain dibalik
pemunculannya tokoh yang sederhana dan penuh kebimbangan ini. Mungkin figur
tokoh Aku ini dimunculkan oleh pengarang dengan tujuan tertentu. Sehingga kita
dapat menafsirkan bahwa dengan melalui tokoh Aku pengarang lebih bebas
menceritakan tentang kondisi sosial dan adat masyarakat pada masa itu. Yang
dalam novel ini seorang anak haruslah berbakti dan jangan mengecewakan orang
tua, tetapi ia tetap tidak bisa hidup dengan orang yang tidak ia cintai, ia
mengalami tekanan atau konflik psikologis. Mungkin pengarang ingin mengajak
pembaca agar kita lebih bisa menerima seseorang apa adanya dan berusaha
menerima kenyataan, dalam novel ini tokoh Aku terlalu egois dan kemudian pada
akhirnya ia sangat menyesal karena Raihana telah meninggal dunia.
[Type text] Page 30
Demikian pembahasan aspek semantik (tokoh) dalam novel Pudarnya
Pesona Cleopatra ini, yang sebenarnya masih banyak yang harus dibahas dalam
kaitannya dengan makna dibalik lambang kebahasaan (teks) yang hadir, dan
analisis tokoh dibatasi sampai disini saja. Selanjutnya akan dibahas mengenai
aspek verbal yang membangun unsur-unsur novel “Pudarnya Pesona Cleopatra”
2.3. Aspek Verbal : Sudut Pandang
Pembahasan aspek verbal pun dibatasi pada satu hal saja, yaitu tentang
sudut pandang yang digunakan oleh pengarang, sedangkan aspek yang lainnya
seperti modus, kala, dan penuturan tidak dibicarakan. Berdasarkan pengamatan
terhadap novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini, tampak bahwa sudut pandang
yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang orang pertama pelaku
utama “Aku”, dalam sudut pandang ini si “aku” mengisahkan peristiwa yang
dialaminya, baik bersifat batiniah dirinya sendiri maupun fisik. Tokoh “aku”
menjadi fokus dan pusat cerita, segala yang diluar diri si “aku” peristiwa dan
tindakan, diceritakan jika berhubungan dengan dirinya, atau dipandang penting.
Jika tidak, hal itu tidak disinggung sebab “aku” memiliki keterbatasan terhadap
segala di luar dirinya, dan bebas memilih masalah yang akan diceritakannya.
Seperti terlihat dalam kutipan berikut :
Beliau memaksaku untuk menikah dengan gadis itu. Gadis yang sama sekali tak kukenal. Sedihnya, aku tiada berdaya sama sekali untuk melawannya. Sebab setelah ayah tiada, bagiku ibu adalah segalanya (Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 1), kedua selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana. Aku sendiri tidak tahu dari mana sulitnya. Aku tak mampu meredamnya. Aku dan Raihana nyaris hidup dalam dunia masing-masing, (Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 16), kemudian, Pulang dari pelatihan aku sempatkan untuk mampir ke toko busana muslim untuk Raihana serta pakaian bayi dan aku tertarik membelikan gelang untuknya. Aku ingin memberikan hadiah kejutan untuknya. Aku ingin dia tersenyum bahagia melihat kedatanganku, (Pudarnya Pesona Cleopatra, hlm. 40).
[Type text] Page 31
Kutipan-kutipan tersebut semakin memperjelas bahwa sudut pandang yang
digunakan dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini adalah sudut pandang
orang pertama palaku utama, karena tokoh “aku” menceritakan masalahnya
sendiri.Demikian sekedar contoh beberapa peristiwa yang menyangkut aspek
verbal dari sudut pandang pengarang. Dengan memahami sudut pandang ini
memberikan tambahan pada kita bahwa novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini
adalah cerita yang sederhana, dan terdapat konflik psikoligis islami tetapi tetap
mengesankan.
[Type text] Page 32
BAB III
SIMPULAN
3. Simpulan
Dari keseluruhan analisis diatas, akhirnya penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal berikut. Secara sintaksis, novel Pudarnya Pesona Cleopatra terkesan
sangat sederhana, linear, lurus dan menarik karena alur yang terjalin sangat padu
atau padat dari awal peristiwa hingga akhir cerita. Alurnya yang sederhana
mengisahkan seorang tokoh yang menikah dengan seorang gadis yang tidak ia
cintai pilihan ibunya, walaupun telah beberapa bulan tinggal dengan istrinya itu
tetapi cinta tidak juga muncul, kemudian terjadi konflik psikologi, batin tokoh
tersebut dan kesulitan untuk hidup bersama dengan orang yang tidak ia cintai.
Sementara secara semantik, novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini juga begitu
ironis, realis dan informatif. Karena menggambarkan kisah yang akrab dengan
kehidupan mereka dan mau tidak mau harus dihadapi sesulit apa pun. Kisah ini
berakhir sangat menyedihkan sampai pada saat Raihana meninggal dunia, dan
lelaki itu menyadari pengabdian dan pengorbanan yang tulus dari istrinya.
Dikatakan informatif, karena novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini
menampilkan kisah dari seorang lelaki yang dijodohkan orang tuanya, dan demi
orang tuanya ia menikahi gadis itu, cintanya tidak juga tumbuh pada istrinya itu
dan pada saat benih-benih cinta itu tumbuh istrinya telah meninggal dunia, novel
ini juga menggambarkan tentang konflik batin dan psikologi islam yang
mengajarkan tentang kesabaran dan pengorbanan tulus. Terakhir, dilihat dari
aspek verbalnya, novel ini bersifat subjektif karena pengarang menggambarkan
tokoh-tokohnya secara lebih nyata dalam masyarakat pada saat itu, dan novel ini
juga merupakan sebuah karya sastra yang mengesankan bagi pembacanya dan di
dalamnya terdapat banyak pesan moral, pelajaran mengenai kehidupan. Dapat
dikatakan novel ini sangat memikat karena ceritanya yang sederhana, jernih, dan
liris.
[Type text] Page 33
Daftar Pustaka :
El Shirazy, Habiburrahman. 2005. Pudarnya Pesona Cleopatra. Jakarta :
Republika.
Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Terjemahan Okke K. S. Zaimar, dkk. Jakarta :
Jambatan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
[Type text] Page 34
Sinopsis :
Seorang lelaki yang menikahi seorang wanita pilihan orang tuanya, wanita
itu bernama Raihana, ia gadis sholihah yang cantik dan hafal Al-Quran, walaupun
dia lebih tua dua tahun, tetapi kelihatan lebih muda. Lelaki itu menikahi Raihana
bukan atas dasar cinta melainkan tidak ingin mengecewakan orang tuanya, karena
orang tuanya sudah menjodohkan mereka. Sudah beberapa bulan lamanya lelaki
itu menjalani hidupnya dengan Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum
juga tumbuh, karena lelaki itu mengharapkan wanita yang dinikahinya dan
disampingnya adalah gadis Mesir titisan dari ratu Cleopatra.
Setelah 6 bulan akhirnya Raihana hamil dan meminta izin untuk tinggal
bersama orang tuanya. Kini lelaki itu hidup sendiri tanpa ada Raihana di
sampingnya, dan segala sesuatu pun ia lakukan sendiri. Ketika ditempat kerja,
lelaki itu mendengar perbincangan tentang pak Agung dosen muda dan
terkemuka. Ia menyunting promotornya Judith Barton, Judith ketahuan
berselingkuh dengan mantan pacarnya dan pak Agung memberi pilihan pada
istrinya untuk memilih dia atau mantan pacarnya. Judith memilih mantan
pacarnya, dan pak Agung bercerai, sampai akhirnya pak Agung menjadi gila.
Kemudian lelaki itu bertemu pak Qalyubi dan bercerita tentang kisahnya
yang pernah menikah dengan gadis Mesir yang sangat cantik, diawal
pernikahannya sangat bahagia tinggal bersama istri cantik, ia pindah ke Indonesia
dan usahanya bangkrut, orang tuanya menjual sawah dan rumahnya. Puncaknya
pak Qalyubi serta keluarga pulang ke Mesir, dan terbongkarlah keburukan
Yasmin yang berselungkuh dan bercerita bohong bahwa pak Qalyubi suami yang
jahat, dan akhirnya mereka bercerai. Seketika itu pun bayangan Raihana melintas
difikiran lelaki itu, dan seketika pesona Cleopatra memudar, kerinduan kepada
Raihana mulai muncul dan lelaki itu segera pulang menjemput istrinya.
Sesampainya di rumah Raihana, mertuanya langsung menangis dan memeluk,
menceritakan bahwa Raihana telah meninggal dunia karena terpeleset di kamar
[Type text] Page 35
mandi. Lelaki itu menangis terisak-isak dan ia menyesal kenapa benih-benih cinta
tumbuh disaat Raihana telah pergi meninggalkannya.
[Type text] Page 36
STUDI STRUKTURAL MENURUT TZVETAN TODOROV DALAM NOVEL “JOURNEY OF LOVE” KARYA EMMYLIA HANNIG
Devi Novitasari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam novel “Journey of Love” karya Emmylia Hannig, novel inilebih
menonjolkan tentang pengalaman yang pernah dialami oleh pengarang sendiri,
dalam kehidupanya yang kemudian menginspirasikanya kedalam sebuah novel
yang tak lain bercerita tentang pengalamanya sendiri.
Dengan berbagai konflik yang tokoh utama alami, dari masalah pribadi
sampai dengan lingkungan masyarakat disekitarnya yang menuntut tokoh utama
untuk berempati, dengan kondisi di sekitarnya. Dengan perbedaan keyakinan yang
dialami oleh tokoh utama bersama pasanganya, walaupun akhirnya suaminya
memeluk agama yang sama tetapi terkadang membuat tokoh utama merasa sedih
karena suaminya masih akan lupa dengan kewajibanya sebagai muslim dan imam
yang baik dalam keluarganya.
Penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara struktural dengan menggunakan
pendekatan Tzvetan Todorov untuk mengetahui lebih dalam makna keseluruhan
dari novel ini.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan
dalam makalah ini adalah bagaimana aspek sintaksis, aspek semantik dan aspek
verbal saling mendukung dan membentuk satu kesatuan cerita dalam novel
“Journey of Love” berdasarkan teori Tzvetan Todorov.
I.3. Tujuan Pembahasan
[Type text] Page 37
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan diatas, tujuan
yang hendak dicapai oleh penulis dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana aspek semantik, aspek sintaksis dan aspek verbal yang saling
mendukung novel “Journey of Love”berdasarkan struktural Tzvetan Todorov
I.4. Sumber Data
Sumber data yang dijadikan oleh penulis adalah sebuah novel yang
berjudul “Journey of Love” karya Emmylia Hannig, yang bercerita mengenai
pengalaman hidup pengarang sendiri yang banyak memberi motivasi kepada
penbaca.
I.5. Kerangka Teori
Menurut penulis, teori struktural sebagaimana dikembangkan oleh Tzvetan
Todorov-lah yang antara lain sesuai digunakan untuk mengkaji masalah yang
telah disebutkan diatas. Dalam teorinya Tzvetan Todorov (1985. 11-13)
menyatakan bahwa pada hakikatnya karya sastra terbangun oleh unsur-unsur yang
beragam, yaitu unsur yang hadir bersama dan unsur yang tidak hadir (dalam teks).
Secara ringkas Todorov (1985: 12-13), menjelaskan bahwadalam
pemahaman karya sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yaitu melalui
pembahasan yaitu, aspek sintaksis, aspek semantik dan aspek verbal. Aspek
pertama untuk meneliti urutan yang harus ditempuh secara kronologis dan logis
alur atau plot, aspek kedua untuk meneliti tema, tokoh dan latar, ini sudah
berkaitan dengan penapsiran makna akan lambang (verbal, bahasa), dan aspek
ketiga untuk meneliti sarana atau alat-alat pengungkapanya seperti sudut pandang.
Dalam kajian ini semua aspek akan dibahas
[Type text] Page 38
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Aspek Sintaksis: Plot/Alur
Novel “Journey of Love” mengikuti satu plot utama disamping menampilkan
su-subplot. Plot utama adalah urutan peristiwa yang ditokohi oleh tokoh utama
yaitu Ayu, namun tokoh-tokoh lain seperti Alex dan Richard pu membawakan
plot, konflik dan penyelesaian sendiri, walau keduanya menjadi penting karena
kaitanya dengan tokoh Ayu pendukung plot utama. Jadi ada beberapa peristiwa
yang berfungsi merangkai jalanya plot. Hal tersebut tampak pada uraian dibawah
ini:
1. Peristiwa awal, bagai disambar geledek rasanya saat kekasihku itu
meyakini bayi itu memang anaknya, buah dari “kecelakaan” atas
kekhilafan yang ia lakukan.
2. Saat Richard pergi dan meninggalkan bekas luka dan kekecewaan, datang
Alex yang hadir membawa cinta yang tulus, tetapi ada hal yang sama pada
Richard dan Alex mereka adalah bule dan memiliki keyakinan yang
berdeda denganku. Sebenarnya Alex saat ini ia tidak memiliki agama yang
ia yakini saat keluar dari kristen. Dia keluar dari agamanya kristen karena
gara-gara pendeta yang ditanyainya mengenai hal-hal krusial tidak bisa
menjawab dengan logis tentang kristen. Akhirnya, dia memutuskan untuk
keluar dan tidak memiliki agama.
3. Kegigihan dan kesungguhanya membuat ayah dan ibu luluh, mereka
mengizinkan kami menikah dengan amanat mutlak harus seagama.
Akhirnya Alex masuk islam dan datang melamarku, kami menikah setelah
1 bulan lamaran. Aku bersyukur sekali Alex masuk islam, tapi aku ingin
Alex menjalankan ibadah dengan hati nuraninya sendiri.
4. Akhirnya pernikahan kami dikaruniai anak laki-laki yaitu Marco, anak
yang begitu lucu, tampan seperti Alex dan pintar.
[Type text] Page 39
5. Pergi berkunjung ke tempat lahir suamiku Jerman dan bertemu dengan
mertuaku saat kami sampai di Jerman yaitu saat natal tiba, Alex dan
keluarganya begitu senang merayakan natal begitupun Marco dia begitu
bahagia mendapatkan kado dan bermain dipohon natal, ya Allah betapa
sedihnya hatiku, apakah Alex lupa bahwa dia sudah menjadi seorang
muslim begitupun Marco, haruskah dia mengenal sesuatu yang bukan dari
ajaran agamanya. Selama ini Alex tidak pernah menjalankan kewajibanya
untuk beribadah dan menjadi imam dalam keluarga, sebenarnya aku ingin
membicarakanya pada Alex tapi aku takut Alex akan marah dan sama
sekali tidak ingin beribadah, aku hanya bisa berdoa lewat sholatku.
6. Kebahagian tak hentinya Allah limpahkan pada keluarga kami, dengan
memberikan malaikat kecil teman Marco yaitu Daniel saat kami pindah ke
Malawi. Tapi sampai sekarang Allah masih belum memberikan hidayah
pada suamiku, kadang aku berpikir akankah selamanya seperti ini, aku
tidak bisa membingbing suamiku untuk melakukan kewajibanya.
7. Di Aceh saat magrib tiba dan suara azan berkumandang, tiba-tiba Alex
memelukku sambil menangis dan berkata maafkan aku Ayu, selama ini
aku tidak pernah menjadi imam dalam keluarga kita. Dalam hati aku
mengucap syukur, terimakasih ya Allah akhirnya engkau memberikan
hidayah untuk suamiku.
8. Kami pergi ke Mekkah untuk menjalankan ibadah haji dan untuk lebih
mendekatkan diri padanya, itu adalah hadiah terindah yang Alex berikan
padaku saat dihari ulang tahun pernikahan ikta yang menginjak 20 tahun.
Dari peristiwa-peristiwa pada novel “Journey of Love” diatas, dapat dilihat
bahwa plot yang dimiliki pada novel tersebut saling berkaitan dari peristiwa awal
sampai akhir yang memberi kesan yang baik sehingga membuat isi cerita menarik
dari awal sampai akhir
2.2. Aspek Semantik: Tema, Tokoh dan Latar
Dalam analisis ini, tema yang terdapat dalam analisis novel “Journey of
Love”yaitu tentang perjalanan hidup rumah tangga seorang wanita sholekha yang
[Type text] Page 40
bernama Ayu Anjani, dengan kisah cintanya yang selalu dihiasi dengan perbedaan
keyakinan yang membuat dia bimbang untuk menentukan pilihan hidupnya, tetapi
kebimbanganya kini telah menemukan jalan keluar yaitu setelah ada seorang
lelaki berkebangsaan Jerman yang sudah lama tinggal di Jogjakarta datang
membawa kebahagiaan untuknya dan membuang semua masa lalu bersama
seorang lelaki bule yang telah mengecewakanya. Perbedaan keyakinan yang
selalu menghalangi perjalanan cintanya, dia tidak pernah menyangka bahwa laki-
laki yang saat ini dia sukai adalah seorang laki-laki yang tidak memiliki agama,
saat dia keluar dari agamanya yaitu kristen, tetapi keseriusan diatunjukan untuk
menikah dan memeluk agama islam. Selama 20 tahun pernikahanya dan
dikaruniai dua orang putra, di tidak pernah melakukan kewajibanya sebagai
seorang muslim dan imam dalam keluarga, tetapi istrinya tidak pernah meminta
atau menegur suaminya untuk melakukan kewajibanya yang selama ini sudah
menjadi seorang muslim ia hanya bisa berdoa agar cepat diberikan hidayah dari
Allah SWT kepada suaminya.
Tema diatas menunjukkan betapa besar kesabaran hati seorang istri yang
bisa menerima sifat akan suaminya dan selalu senantiasa menunggu dan berdoa.
Pada pembahaasan ini akan dijelaskan tentang tokoh dan watak yang ada
didalam novel “Journey of Love” analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama
yakni Ayu Anjani seorang wanita berumur 25 tahun, dia adalah seorang wanita
sholeh, yang sabar, baik, penyayang dan peduli sesama.
Sosok Ayu adalah seorang istri yang begitu sabar dan patuh akan perintah
suaminya, contoh kutipan:
Menjelang aku bangun untuk melaksanakan sholat subuh, rupanya Alex
terbangun. Aku meliriknya. Alex mengucek mata dan menatapku sekilas. Ya
Allah, betapa besar harapan ini agar tiba-tiba dia tergerak untuk menjadi
makmumku di sholat subuh ini. Tetapi, harapan itu kosong. Alex tidak berkata
apa-apa, dan hanya berjalan menuju kamar mandi.
[Type text] Page 41
Aku membuang nafas dengan ras tertekan dan mulai kembali mengucap
takbir. Di tengah alunan surat Al-Fatiha, masih dapat ku dengar tubuhnya yang
tinggi kembali berbaring ditempat tidur dan kembali tidur terlelap.
Latar yang digunakan dalam novel “Journey of Love” yaitu latar waktu,
latar tempat dan latar sosial, disini akan dibahas semua latar yang disebutkan
diatas untuk memperjelas.
Pada latar tempat, pengarang banyak sekali menceritakan tempat-tempat yang
sering ditempati oleh tokoh, seperti Bandung, Jakarta, Jogja, Jerman , Malawi,
Madagaskar, Bangkok, New Delhi, Aceh dan Mekkah. Adapun kutipan yang
menunjukkan latar tempat dibawah ini”
o Sejenak aku duduk dikursi dan menikmati pemandangan di Jerman ini.
Aku merasa seperti berada didunia lain berbeda sekali dengan rumah kami
di Jogja.
o Mobil melaju kencang dijalan raya yang mulus dan lebar. Sama sekali
tidak ada kemacetan , udara panas dan hamparan rumput-rumput berwarna
coklat dan kering seperti sudah lama tidak disiram air. Sekali-kali terlihat
rumah-rumah yang mengelompok diatas tanah yang luas dan gersang, lalu
ada juga rumah yang luas dan berpagar itulah Malawi.
Selanjutnya ada latar waktu, yang terdapat dalam novel ini, latar waktu pada
novel ini terjadi pada pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Adapun
kutipanya dibawah ini:
o Setiap pagi, sebelum pegawai-pegawi rumah sakit datang, aku dan
suamiku menyempatkan beberapa puluh menit berjalan-jalan disekitar
rumah sakit. Menurut buku yang aku baca, berjalan kaki dengan rutin akan
sangat membantu kelahiran bayi.
o Dini hari itu aku terbangun dengan sendirinya. Mungkin karena sudah
biasa, body clock-ku bekerja dengan baik. Dimana jam-jam aku tahajud,
aku suka terbangun.
[Type text] Page 42
o Suara azan subuh di mushola membuyarkan seketika semua lamunan dan
renunganku. Aku bagaikan tersadar dari alam mimpi segera aku
perbaruiwudhu dan kembali ke sajadah untuk menunaikan kewajibanku.
o Malam itu Brigtie datang bersama suaminya dan Carsten, anak mereka.
Kami berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Menu kali ini tidak
terlalu hangat, tetapi cukup dengan roti dan daging tipis-tipis, keju dan
salad.seperti siangnya aku hanya makan sedikit takut mual-mual lagi.
Sedangkan pada latar sosial, dalam cerita pengarang banyak mendatangi
tempat-tempat baru karena tugas atau pekerjaan suaminya yang mengharuskan
mereka berpindah-pindah tempat tinggal. Pada hakekatnya latar sosial menyaran
pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat
disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial
masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks,
bisa berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,
cara berpikir dan bersikap. Conyoh latar sosial pad kutipan di bawah:
o “Alex, lihat!” kataku sambil menunjuk wanita yang sedang berjalan di
pinggir jalan dengan membawa tsekela diatas kepalanya, yang beratnya
kurang lebih 30 kg dan ditambah seorang anak yang digendong di
belakang punggungnya.
o Masyarakat disini senang sekali berpesta dan berdansa. Salegy adalah ciri
khas dansa Madagaskar yang saling mereka tarikan, yaitu berdansa
berpasangan, dan saling berpegangan dan menyilangkan tangan
kepinggang sambil bergerak maju mundur.
o Pada saat bergembira seperti ini semua masyarakat bersatu, baik itu
pejabat, pelacur, penduduk berkulit putih, turis ataupun pembantu rumah
tangga. Tak ada perbedaan dan tak memandang status, disinilah bagusnya.
Mereka tertawa dan berdansa sampai pagi. Semboyan mereka adalah
mora-mora (bersenang-senang). Hari ini adalah hari ini, dan esok dilihat
nanti.
[Type text] Page 43
Begitulah pembahasan mengenai asdpek semantik berupa tema, tokoh dan
latar yang sudah di jelaskan dan dipaparkan dalam pembahasan ini dalam novel
“Journey of Love”. Berikut akan disajikan pembahasan mengenai aspek verbal
yang membangun unsur-unsur novel “Journey of Love”.
2.3. Aspek Verbal: Sudut Pandang
Pembahasaan aspek verbal dibatasi pada satu hal saja, yaitu tentang sudut
pandang yang digunakan oleh pencerita itu, sedangkan aspek yang lain seperti
modus, kala dan penuturan tidak dibicarakan. Berdasarkan pengamatan terhadap
novel “Journey of Love” ini, tampak bahwa sudut pandang yang digunakan oleh
pencerita adalah sudut pandang orang pertama”Aku”, seperti dalam kutipan
berikut:
o Aku tersenyum tipis, puas dengan jawaban Alex. Aku tahu dia adalah pria
yang setia, tetapi tidak dapat aku ingkari, terkadang aku merasa khawatir
juga. Terlebih jika dia dikelilingi wanita-wanita agresif tak bermoral itu.
o Di Indonesia, aku tidak akan menemukan kesulitan menemukan arah dan
waktu disini, tetapi terus terang aku malah menjadi lebih tertantang untuk
lebih kuat beribadah. Saat aku mengucapkan salam dan menengok
kesebelah kiri, aku melihat Alex sedang memandangku dengan takjub.
Aku tersenyum kecil padanya dan kembali menyelesaikan doaku.
o Aku mendongak dan tiba-yiba saja mataku tertumbuk pada dinding
didepanku. Disana terpajang rencana kerja suamiku. Sebagian rencana
sudah dia coret. Alex pernah memberi tahuku bahwa itu berarti rencana-
rencana tersebut sudah dikerjakan. Lama aku perhatikan kertas itu dan
aku langsung tersenyum gembira.
Beberapa kutipan diatas sudah semakin memperjelas bahwa sudut pandang
yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang orang pertama”Aku”,
karena pengarang menceritakan sendiri pengalaman-pengalaman yang dia
rasakan. Itulah sekedar contoh beberapa peristiwa yang menyangkut aspek verbal
dari sudut pandang orang pertama. Dengan memahami sudut pandang ini
[Type text] Page 44
memberikan tambahan pada kita bahwa novel “Journey of Love” ini adalah cerita
yang mengesankan.
[Type text] Page 45
BAB III
KESIMPULAN
Dari keseluruhan analisis diatas, akhirnya dapat disimpulkan beberapa hal
berikut. Secara sintaksis, novel “Journey of Love” menarik, karena plot yang
terjadi saling padu dari awal peristiwa sampai akhir cerita. Plot yang sederhana
menampilkan tokoh utama yang tak lain adalah penulis atau pengarang dari novel
ini, yaitu Ayu Anjani wanita yang tinggal di Jakarta, dia juga wanita yang baik,
sabar dan berpengang teguh pada agamanya. Sementara secara semantik novel ini
begitu berkesan realis dan informatif, karena mengambarkan banyak peristiwa
yang terjadi didalam kehidupan, di tingkat apapun. Dan pada akhirnya berakhir
dramatis dan bahagia, karena suaminya kini sudah mulai melaksanakn kewajiban
untuk beribadah dan menjadi imam dalam keluarganya yang slama ini diharapkan
istrinya(Ayu).
Dengan latar atau setting yang digambarkan oleh penulis melalui
pengalamanya saat tinggal diberbagai tempat dengan memahami setiap keadaan
masyarakatnya.
Terakhir adalah aspek verbal dapat dilihat pada novel ini, melalui
pengalaman-pengalaman yang dialami oleh pengarang sendiri, bahwa novel ini
memiliki cerita yang menarik dan meghibur serta memberikan kesan dan
pengetahuan bagi pembacanya yang sekaligus memberikan pesan tersembunyi
dari pengarang.
Lampiran
Sinopsis
Ayu anjani adalah seorang wanita yang tinggal di Jakarta, dia juga seorang
wanita yang baik, sabar , penyayang,peduli dengan orang lain dan wanita yang
taat akan agama yang dia yakini.tetapi kisah cintanya penuh dengan lika-liku
terutama setiap kali dia memiliki kekasih selalu perbedaan keyakinan yang harus
ia hadapi.
[Type text] Page 46
Ia selalu bekeinginan agar kelak saat ia menikah dapat hidup bahagia
dengan siapapun jodoh yang diberikan Allah SWT. Sampai datang laki-laki bule
yang berkebangsaan Australia yaitu Richard, meski dia bukan seorang muslim
tetapi mereka saling menyukai dan sampai pada akhirnya saat hubungan mereka
menginjak 2 tahun terbongkar dari sosok Richard yang begitu menyukainya dan
begitu baik bahwa dia telah memiliki anak dari hubungan gelapnya saat masih
bersama Ayu, dengan wanita bekebangsaan Jepang.
Saat itu Ayu merasa kecewa pada Richard karena selama ini lelaki yang
begitu ia cintai telah menyakitinya. Troma pada lelaki bule tidak terlalu lama Ayu
rasakan, saat ia berkenalan dengan seorang laki-laki bule, teman dari sahabatnya
yang berasal dari Jerman tetapi sudah lama tinggal di Jogjakarta karena dia
bekerja disini. Tidak disangka kedekatan yang terjalin antara mereka
menimbulkan perasaan saling suka yang pada akhirnya Alex datang menemui
orang tua Ayu un tuk melamarnya, tetapi ada hal yang menganjal pada orang tua
Ayu dan Ayu sendiri, yaitu agama, Alex saat ini tidak memiliki agama saat ia
keluar dari Kristen,dia keluar dari agamanya karena saat dia menanyakan pada
pendeta tentang karvisal tidak bisa menjawab dengan logis, sebab itu dia
memutuskan keluar dari agamanya tetapi disisi lain dia sanggat menyukai agama
islam.
Akhirnya mereka diizinkan untuk menikah saat Alex masuk agama islam.
Selama menikah Ayu dan keluarganya selalu berpindah-pindah tempat tinggal
karena pekerjaan suaminya yang harus membuat mereka melakukanya, Ayu selalu
ikut kemana pun suaminya pergi karena dia adalah wanita yang taat akan suami,
pernikahan mereka dikaruniai 2 orang anak laki-laki, disatu sisi dia merasa
bahagia tetapi disisi lain dia merasa sedih karena suaminya masih saja belum bisa
melaksanakan kewajibanya sebagai seorang muslim selama 20 tahun usia
pernikahan mereka. Akhirnya hidayah dari Allah diturunkan padanya saat kami
tinggal di Aceh dan saat Alex mendengarkan azan magrib, ia sadar akan
kewajibanya sebagai musli
[Type text] Page 47
Daftar Pustaka
Hannig, Emmylia. 2009. Journey of Love. Jakarta: PT. Mizan Publika.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.
Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Terjemahan Okke K.S. Zaimar, dkk.
Jakarta:
Jembatan.
[Type text] Page 48
STUDI UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK MENURUT WELLEK
Dalam Novel “Ketika Cinta Bertasbih” Karya Habiburrahman El-Shirazy
Devi Nurindah Yanti
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak novel “Ayat-ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004) yang
mengawali Habiburrahman El-Shirazy dalam kepengarangannya diterima
publik dan best seller, maka Kang Abik (begitu ia disapa rekan-rekannya)
membuat beberapa karya yang tidak kalah fenomenalnya, yaitu Di Atas
Sajadah Cinta (Republik, Basmala, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra
(Republika, 2005), Ketika Cinta Bertasbih (yang akan analisis), Dalam Mihrab
Cinta (Basmala-Republika, 2007). Kini beliau tengah merampungkan Langit
Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di
Yerussalem. Selain menghasilkan novel, Kang Abik pun telah menghasilkan
beberapa naskah drama dan menyutradarai pementasannya di Cairo,
diantaranya Wa Islama, Sang Kyai dan Sang Durjana dan Darah Syuhada.
Karya-karya beliau lebih condong ke tema-tema realigi sebagai salah satu ciri
khas pengarang yang menempuh pendidikan tingginya di Cairo tersebut.
Begitu pula dalam novel terbarunya yang berjudul Bumi Cinta pun masih
mengusung tema religius.
Novel Ketika Cinta Bertasbih ini merupakan novel religi yang dapat
dijadikan rujukan sebagai filosofi hidup, karena di dalamnya terdapat
beberapa masalah kehidupan yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan
yang religius. Hubungan ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan diri
[Type text] Page 49
sendiri, manusia dengan manusia yang lain, manusia dengan alam dan
hubungn manusia dengan tuhannya. Novel ini menceritakan tentang tiga sosok
anak muda yang menuntut ilmu di universitas Al-Azhar Kairo, yang didalam
perjalanan menuntut ilmu itu mereka menghadapi konflik, khususnya dalam
mencari jodoh, mereka adalah Anna Althafunnisa, Khairul Azzam dan Furqan
Andi Hasan. Akan tetapi dengan mereka berpegang teguh pada nilai-nilai
agama yang benar maka mereka bertiga khusunya, tidak sampai terjatuh
kejalan yang salah. Dalam novel ini pula ciri khas religius yang diusung oleh
kang Abik akan sangat terasa kental seperti latar alam di pesantren yang
menggambarkan suasana keagamaan, suatu keadaan yang mungkin tidak
dijumpai luar dunia religi/dunia pesantren, kang Abik mengemas novel ini
secara ringan namun dalam penyampaiannya secara mendalam sehingga orang
yang membacanya akan merasa seolah-olah berada / mengalami perasaan
yang terdapat dalam novel KCB ini. Penyampaian perwatakan tokoh dalam
novel ini dikemas secara kompleks dan mendetail. Sehingga dalam
pengembangan karakter dan konfliknya lebih rumit dan berarti. Nilai agama
yang tersirat dalam novel ini akan banyak kita jumpai ketika membaca novel
KCB seperti adanya taaruf sebelum menikah, pendidikan di Al-azhar, dunia
pesantren, santri-santri yang mampu menghafal kitab-kitab dan sikap saling
menghormati antar sesama tokoh yang mencerminkan kekhasan. Religi akan
banyak dijumpai disini. Daya tarik novel karya kang Abik ini terletak pada
kemiskinan-kemiskinan yang amat luas dan eksplorasinya terhadap karakter
dan peristiwa religius sehingga paragrafnya kaya akan nilai-nilai agama. Oleh
karena itulah penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara unsur intrinsik dan
estinsik, guna mengetahui kedalaman isi dan makna keseluruhan novel KCB
ini di tinjau dari studi Wellek.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, rumusan masalah yang akan penulis
sajikan dalam penulisan ini adalah bagaimana unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik saling mendukung dan berkaitan membentuk kesatuan cerita yang
[Type text] Page 50
terdapat dalam novel ketika cinta bertasbih di tinjau dari studi unsur intrinsik
dan ekstrinsik menurut Wellek.
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan diatas,
tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam makalah ini adalah untuk
mengetahui lebih dalam makna yang terdapat dalam novel KCB ini dengan
dilihat dari unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam membangun dan membentuk
kesatuan.
1.4 Sumber Data
Sumber data yang dijadikan dasar oleh penulis adalah sebuah novel
religi yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih” karya dwilogi Habibburahman
El-Shirazy, novel ini pertama kali terbit pada tahun 2005 dan langsung
menjadi best seller, novel ini merupakan novel dwilogi yang dapat
membangun jiwa karena unsur kereligiannya.
1.5 Kerangka Teori
Menurut penulis, teori intrinsik dan ekstrinsik sebagaimana yang telah
dikembangkan oleh Wellek, menjelaskan bahwa unsur pembangun sebuah
karya-karya sastra novel (fiksi), terbentuk atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik, unsur intrinsik sendiri merupakan unsur yang terdapat
pada karya sastra itu sendiri yang membangun keterkaitan dengan unsur-unsur
intrinsik lainnya. Unsur intrinsik terdiri atas sebagai berikut :
a. Tema
Merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah karya sastra,
tema sebuah cerita disajikan secara tesirat atau implisit, untuk menentukan
sebuah tema maka kita harus menyimpulkan keseluruhan peristiwa yang
dialami pelaku dalam cerita.
b. Latar
[Type text] Page 51
Adalah segala keterangan, petunjuk dan pengacuan yang berkaitan
dengan waktu, ruang atau tempat dan keadaan sosial/suasana terjadinya
peristiwa dalam cerita
c. Alur/plot
Merupakan jalan cerita yang dibuat pengarang dalam menjalin
kejadian secara beruntun dan memperhatikan hubungan sebab akibatnya
sehingga menjadi satu kebulatan cerita yang utuh.
d. Konflik
Merupakan benturan kepentingan atau masalah antar tokoh cerita,
konflik dalam fiksi biasanya terdiri atas konflik internal dan konflik
eksternal.
e. Tokoh
Adalah individu rekaan atau tokoh-tokoh yang terdapat didalam
cerita tersebut.
f. Penokohan
Merupakan watak, sikap atau perilaku tokoh yang digambarkan
secara fisik maupun batin, penokohan dapat disampaikan secara langsung
maupun dengan cara pelukisan.
g. Amanat
Merupakan kesan atau pesan moral dalam cerita yang disampaikan
pengarang didalam cerita tersebut.
h. Sudut pandang (point of view)
Merupakan cara pengarang menceritakan tokoh-tokohnya, bisa
dengan gaya aku an, dia an, atau pengarang serba tahu.
i. Gaya bahasa
Adalah cara pengarang mengolah bahasa cerita (komunikatif/mudah
dipahami ataukah berbelit-belit).
[Type text] Page 52
Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang ikut mewarnai
karya sastra tersebut dan berada diluar karya sastra tersebut misalnya latar
belakang pengarang, lingkungan sosial budaya, politik, ekonomi, agama,
adat istiadat, pendidikan dan psikologi pengarangnya.
[Type text] Page 53
BAB II
Pembahasan
2.1 Unsur Intrinsik
Novel KCB (Republika-Basmala, 2005) ini terdiri atas 406 halaman
inti dan 6 halaman mengenai data pengarang novel (Habiburrahman El-
Shirazy). Berdasarkan penelusuran jalan dan isi cerita ini penulis akan
memaparkan KCB secara unsur intrinsik yaitu sebagai beikut :
a. Tema
Religi, karena didalamnya banyak terdapat perjuangan hidup untuk
menggapai kebahagiaan dengan cara mendekatkan diri pada tuhan
(agamanya).
b. Latar
Dalam novel ini tempat yang dipakai terletak di kairo, di desa
kartasura, dan di desa wangen jawa (pesantren).
c. Alur (plot)
Penulis menggunakan alur maju, karena dimulaid engan awal
pertemuan Anna Althafunnisa dengan Azzam, yang mana mereka telah
melewati lika-liku kehidupan hingga akhirnya mereka bersatu dan
menikah.
d. Konflik
Konflik yang terjadi dalam novel ini adalah ketika anna salah
memilih jodohnya, sehingga mengakibatkan hal yang sangat memukul
batinnya serta keluarganya yakni perceraian.
e. Tokoh
Anna Althafunnisa (tokoh utama)
Khairul Azzam (tokoh utama)
Furqan Andi Hasan (tokoh utama)
Kyai lutfi (tokoh tambahan)
[Type text] Page 54
Ayatul Husna (tokoh tambahan)
M. Ilyaz (tokoh utama)
f. Penokohan/perwatakan
Anna : seorang gadis yang sangat sempurna dimata
semua orang, selain pintar dan cantiknya, dia
juga mempunyai budi pekerti dan ahlak yang
baik.
Khairul Azzam : Seorang pemuda yang ulet, dan bertanggung
jawab terhadap keluarga dan atas setiap
perbuatannya dan merupakan suami dari
Anna Althafunnisa.
Furqan Andi Hasan : Seorang pemuda yang pintar yang pernah
menjadi suami pertama Anna dan bercerai
karena suatu masalah yang sangat serius.
Elliana Pramestialam : Seorang yang berkecimpung didunia seni
(artis), wanita yang baik, cantik dan
berpendidikan.
Kyai Lutfi : Seorang ayah yang sangat bertanggungjawab
atas perbuatannya dan dapat menjadi
panutan bagi masyarakat karena
pendiriannya terhadap nilai-nilai agama.
Ayatul Huzna : Laki-laki yang religius, bertanggungjawab,
cukup dan merupakan suami dari ayatul
Huzna.
g. Amanat :
Cinta yang didasari oleh kejujuran serta penanaman agama yang
benar akan selamanya tak terpisahkan.
Setiap usaha yang disertai kerjakeras dan selalu menyerahkan
semuanya kepada Allah Swt (tuhannya), pasti akan selalu diridhai.
Oleh Allah dan akan berhasil.
h. Sudut pandang (point of view)
[Type text] Page 55
Sudut pandang yang digunakan dalam novel KCB ini adalah
orang ke3, karena pengarang hanya sebagai pengamat yang berada diluar
cerita dan bertindak sebagai narator yang menjelaskan peristiwa yang
berlangsung.
i. Gaya Bahasa
Dalam novel ini pengarang menggunakan gaya bahasa yang
komunikatif karena mudah dipahami oleh pembacanya.
2.2 Unsut Ekstrinsik
Dalam pembahasan II ini penulis lebih menekankan kepada analisis
unsur yang terdapat diluar novel KCB ini, seperti :
1. Latar Belakang Pengarang
Habiburrahman El Shirazy, lahir di Semarang pada hari kamis, 30
September 1976, kang Abik demikian novelis muda ini biasanya di
panggil adik-adiknya, semasa SLTA beliau pernah menulis naskalh
theater Ikal Puisi berjudul “Dzikir Dajjal” sekaligus menyutradarai
pementasannya bersama Theater Mbambung di gedung seni wayang
orang Sriwedari Surakarta (1994), beliau pun pernah meraih juara II
lomba menulis artikel se MAN I Surakarta pada tahun yang sama. Kang
Abik pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti
“Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh
WAMY di Ismaila. Dan profil dan karyanyapun pernah menghiasi
beberapa koran dan majalah, baik lokal maupun nasional, seperti Solo
Pos, Republika, Annida, Saksi, Sabili, Muslimah dan lain-lain.
2. lingkungan Sosial Budaya
sastrawan muda ini, kini sering diundang dalam forum-forum
nasional maupun internasional dan masih duduk di pengurus pusat forum
lingkar pena. Beliau pun membuka komunikasi untuk silaturahmi
terhadap kawan-kawan diluar untuk ikut berpartisipasi bersosialisasi
melalui e-mail : [email protected]. Lewat media ini kang abik
[Type text] Page 56
berharap dapat menjalin dengan sesama diseluruh lapisan sosial dan
budaya.
3. Agama
Habiburrahman merupakan seorang muslim yang taat, ini dapat
terlihat dari riwayat pendidikan, serta keseharian beliau yang sangat
dekat dengan urusan agama, seperti melahirkan karya sastra seperti
novel, naskah drama, puisi, teatrikal, artikel-artikel yang semuanya
berhubungan dengan keagamaan, beliau aktif didunia dakwah dan
menjadi pengurus Basmala.
4. Pendidikan
Kang Abik, mengawali pendidikan menengahnya di MTS
Futuhiyyah I Mranggen sambil belajar kitab kuning di pondok pesantren,
Al-Anwar, Demak dibawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada
tahun 1992 beliau merantau ke kota surakarta untuk belajar madrasah
aliyah program khusus dan lulus tahun 1995. setelah melanjutkan
pendidikan intelektualnya ke Fak Ushuluddin, jurusan Hadis, Universitas
Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. dan beliau telah
menyelesaikan postgraduate Diploma (Pg.D) -?S2 di The Instute For
Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri (2001).
5. Psikologi pengarangnya
Sosok habiburrahman dikenal sebagai sosok yang arif bijaksana,
menyayangi keluarganya, dan sangat disegani karena pembawaannya
yang membuat orang betah lama-lama berdekatan dengan beliau.
Sekarang beliau lebih memilih mendedikasikan ilmunya di MAN I
Yogyakarta sebagai guru. Dan tercatat sebagai dosen di lembaga
pengajaran bahasa arab dan Islam Abu Bakar Ash. Shiddiq Surakarta.
[Type text] Page 57
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan analisis diatas dapat disimpulkan mengenai dua hal
yaitu untuk intrinsik dan untuk ekstrinsik dalam novel KCB ini terkesan
menarik, dalam analisis unsur intrinsik diketahui bahwa KCB mempunyai
jalan cerita yang menarik karena alur yang terjalin sangat padu dari awal
peristiwa hingga akhir cerita. Alurnya yang kompleks mampu
menggambarkan sosok manusia yang memperjuangkan cita-citanya dengan
berpegang teguh pada agamanya secara ringan namun mendalam sehingga
siapapun orang yang membaca novel ini akan tergugah hatinya untuk
senantiasa mengingat tuhannya dalam keadaan susah maupun senang. Hal
yang paling menonjol dalam penggambarannya yaitu Habiburrahman sebagai
pengarang sangat berpihak terhadap agama, terbukti dari pemilihan setting,
alur, tokoh, perwatakan dan amanat yang disampaikan kepada pembacanya.
Hal inilah yang menjadi keunggulan dari novel karya kang Abik tersebut, ia
selalu konsisten dengan “dunia religi” sebagai pegangan hidup serta karya-
karya sastranya.
Sedangkan dalam unsur ekstrinsik, pengarang (Habiburrahman)
tercermin sangat religi, hal religi ini tidak hanya tercermin pada karyanya
akan tetapi pada kehidupannya sehari-hari, beliau seperti latar belakang
hidup, sosial budaya agama, pendidikan dan psikologis pengarang yang
sangat dekat/didominasi oleh dunia keagamaan (religi).
Novel KCB ini merupakan salah satu novel religi pembangun jiwa,
yang dapat dijadikan filosofi hidup sebagai pegangan agar senantiasa berada
di jalan Allah yang benar. Sehingga dapat dikatakan disini bahwa novel KCB
termasuk novel yang dapat diterima oleh semua kalangan karena sifatnya
yang bisa dijadikan referensi hidup karena berhasil menyampaikan pesan-
pesan religius dari pengarangnya.
[Type text] Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono.
2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarata : Balai Pustaka.
Darmawati, Uti. 2010. PR Bahasa Indonesia untuk SMA. Klaten : Intan Pariwara.
El-Shirazy, Habiburrahman. 2005. Ketika Cinta Bertasbih. Jakarta : Republik. -
BASMALA.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Modern. Yogyakarta : Gama Media.
[Type text] Page 59
SINOPSIS “KETIKA CINTA BERTASBIH”
Novel KCB ini meceritakan tiga sosok anak muda yang sedang menuntut
ilmu di sebuah perguruan tinggi yaitu Universitas Al-Azhar di Kairo, yang dimana
ketika mereka menuntut ilmu di Universitas tersebut mereka banyak menghadapi
konflik kehidupan, khususnya didalam mencari pendamping hidup yang sesuai
dengan hati dan keyakinan yang mereka pegang selama ini. Mereka itu adalah
Anna Althafunnisa, Khairul Azzam dan Furqan Andi Hasan, serta banyak
pendukung lainnya.
Anna Althafunnisa adalah anak dari seorang kyai ternama disebuah
pesantren termasyur di Desa Wangen yakni kyai Lutfi. Dia tumbuh dan besar
dengan akhlak dan budi pekerti yang baik, ditambah lagi dengan paras yang cantik
dan menawan sehingga banyak mahasiswa Al-Azhar yang suka serta menaruh
perhatian kepadanya termasuk diantara mereka Azzam dan Furqan serta laki-laki
yang dikenal Anna di Indonesia khususnya para santri dari pesantren Wangen
yaitu M. Ilyas.
Saat Anna kembali ke Indonesia karena ia mendapatkan kesempatan untuk
membuat penelitian dalam penyelesaian tesisnya, saat itulah ayahnya meminta
pada Anna agar memilih salah satu lamaran-lamaran yang telah datang padanya,
yang selama ini banyak lamaran yang datang dan banyak juga yang ditolaknya.
Saat itu ayahnya mengatakan satu lamaran yang datang dari orang yang sangat
dikenalnya yaitu M. Ilyas, sedangkan yang datang langsung kepada Anna adalah
Furqan Andi Hasan yang melamarnya melalui ustadz Mujab.
Dalam kebimbangannya memilih antara Ilyas dan Furqan ada seorang
lelaki yang sebenarnya telah memikat hatinya dan diharapkan dapat bertemu
kembali, ia baru pertama kali beremu di Kairo ketika mendapat tumpangan setelah
di tolong oleh lelaki yang diketahui Anna bernama Abdullah yang tidak lain
adalah Azzam, seorang penjual bakso dan tempe sekaligus mahasiswa di
Universitas Al-Azhar, Kairo. Berhubung lamaran yang datang hanya itu, maka
Anna dengan mempertimbangkan hanya secara terburu-buru, memilih Furqan
[Type text] Page 60
yang pada akhirnya mereka memutuskan bercerai karena diketahui bahwa Furqan
tidak mampu melaksanakan kewajibannya sebagai suami dikarenakan ia terjangkit
penyakit berbahaya HIV.
Hari berganti hari, sekarang Anna tidak bersuami lagi sedangkan Azzam
tengah mencari calon pendamping hidupnya, setelah semua ikhtiar yang dilakukan
Azzam dalam pencariannya tidak membuahkan hasil maka Azzam pun
mendatangi kyai Lutfi yang tidak lain adalah ayah Anna untuk mencarikannya
jodoh yang sesuai, dan pada akhirnya kyai Lutfi menyarankan seorang janda yang
masih utuh keperawanannya untuk dinikahi Azzam, janda tersebut tidak lain
adalah Anna dan Azzam pun menerimanya dengan syukur dan takjub karena
Anna yang dulu terasa tidak mungkin berjodoh dengannya malah dipertemukan
kembali dalam ikatan pernikahan dan mereka pun berbahagia karena telah
menemukan pendamping yang selama ini diharapkan.
[Type text] Page 61
STUDI STRUKTURAL MENURUT TZVETAN TODOROV
DALAM NOVEL “MUNAJAT CINTA”
KARYA TAUFIQUROHMAN AL-AZIZY
DIYANTIH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Taufiqurahman al-azizy, lahir pada 9 Desember 1975, namanya
melejit setelah meluncurkan novel spiritual “Makrifat Cinta”, yang terdiri
dari Syahadat cinta (2006), Musafir Cinta (2007), dan Makrifat Cinta
(2007). Novelnya setelah trilogy novel spiritual “Makrifat Cinta” yang
juga telah beredar adalah kitab Cinta Yusuf Zulaikha (2007).
Dan, inilah karya terbarunya, Munajat Cinta. Dalam novel ini,
penulis mengeksplorasi hal yang sangat penting dalan kehidupan seorang
manusia, yakni kedudukan seorang hamba dihadapan Allah Swt, Baik
sebagai seorang muslim, maupun sebagai muslimah. Untuk yang disebut
teakhir yakni sebagai muslimah, penulis mendedahkan lebih khusus dan
spesifik.
Bukan semata dihadapan Allah, tetapi memasuki wilayah yang
lebih detail lagi, misalnya kedudukannya dihadapan laki-laki, persoalan
rumah tangga, hak dan kewajiban, dan perjuangan dalam meraih ridha-
Nya. Novel ini akan memberikan banyak inspirasi bagi setiap
muslim/muslimah dalam mengelola kehidupan yang lebih baik
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat penulis sajikan
dalam makalah ini adalah bagaimanakah aspek sintaksis, aspek semantic, dan
[Type text] Page 62
aspek verbal saling mendukung dan membentuk kesatuan cerita yang terdapat
dalam novel Munajat Cinta ditinjau dari studi structural Tzvetan Todorov.
1.3 tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan di atas, tujuan
yang hendak dicapai penulis dalam makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana aspek sintaksis, aspek semantic, dan aspek verbal yang saling
mendukung dan membentuk kesatuan cerita dalam novel Munajat Cinta
berdasarkan Tzvetan Todorof.
1.4 Sumber Data
Sumber data yang dijadikan kajian oleh penulis adalah sebuah novel
yang berjudul “Munajat Cinta” karya Taufiqurrahman al-azizy.
1.5 kerangka Teori
menurut penulis, teori structural sebagaimana dikembangkan oleh
Tzvetan Todorof-lah yang antara lain sesuai digunakan untuk mengkaji masalah
yang telah disebutkan diatas. Dalam teorinya, Todorov (1985: 11-13) menyatakan
bahwa pada hakikatnya karya sastra (fiksi) terbagun oleh unsure-unsur yang
beragam yaitu unsure yang hadir bersama dan unsure yang tidak hadir (dalam
teks).
Unsur yang hadir bersama, dalam artiunsur yang pertama kit abaca
dalam teks, sedangkan koherensi antara unsure yang hadir (dalam teks, bahasa,
wujud verbal) dan unsure yang tidak hadir (dalam arti apa yang ada dibalik wujud
verbal), namun ada satu hal yang harus diperhatikan. Yakni sistem lambing dalam
sastra sebagai wacana bahasa. Pada dasarnya, sistem lambing primer (sastra)
berbeda dengan sistem lambing sekunder (bahasa) sebagai medium
pengungkapannya. Perbedaan terletak pada sifatnya yang relative bebas (berpajak)
adtara peristiwa dengan tokoh-tokohnyadengan kalimat-kalimat konkret yang
mengungkapkannya. Oleh karena itu,koherensi struktur itu ditentukan pula oleh
hadirnya aspek verbal sistem sastra (fiksi).
[Type text] Page 63
Secara ringkas, Todorov (19:12-13) menjelaskan bahwa dalam
pemahaman karya sastra ada tiga jalur yang harus ditempuh, yaitu melalui
pembahasan,yang pertama yaitu aspek sintaksis, untuk meneliti urutan peristiwa
yang harus ditempuh secara kronologis dan logis khusus didalam alur, aspek yang
kedua yaitu aspek semantic untuk meneliti tema, tokoh, dan latar, ini sudah
berkaitan dengan penafsiran makna atas lambing (verbal, bahasa), aspek yang
ketiga yaitu aspek verbal untuk meneliti sarana atau alat-alat pengungkapannya
seperti sudut pandang, gaya atau pengujaran. Akan tetapi, didalam kajian ini tidak
semua aspek atau unsure tersebut dibahas, tetapi hanya dibatasi pada unsure yang
dominant meskipun dalam pembahasan itu unsure lain tetap disertakan. Jadi,
pembahasan hanya difokuskan pada alur, tokoh dan sudut pandang.
Secara metodologis kajian ini menggunakan metode deduksi, dalam arti analisis
berangkat dari batasan-batasan umum (teori stuktural Todorov) baru kemudian
masuk ke dalam teks(novel), sementara itu, dalam pemahaman maknanya kajian
ini menggunakan metode induksi. Data-data pendukung, keseluruhan makna
dikonklusikan dari teks secara objektif baru kemudian ditarik generalisasi dan
simpulannya. Lebih jelasnya, dalam studi ini digunakan metode dialektif-objektif.
Sementara itu, dalam hal cara pengumpulan dan klasifikasi data dilakukan dengan
model atau teknik pembacaan aktif, retroaktif yang hasilnya dicatat dan
dideskripsikan.
[Type text] Page 64
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Sintaksis: Alur
Novel “Munajat Cinta” berdasarkan penelusuran terhadap satuan teks
per alinea atau urutan peristiwa-peristiwa/tata sastranya, dalam novel ini
menduduki fungsi utama yang menggambarkan kerangka logis cerita. Jadi, ada 21
peristiwa yang berfungsi merangkai alur. Hal tersebut tampak dalam uraian
berikut.
Daftar urutan sekuen novel “Munajat Cinta”
1. Peristiwa awal, ayda dan keluarganya mengalami kebangkrutan,rumah
ayda dan orangtuanya disita oleh bank dan orangtuanya selalu bertengkar.
2. Ayda memutuskan untuk pergi dari rumah untuk mencari jati dirinya.
3. Selama perjalanan ayda banyak menemui seseorang yang keadaannya
sama spertinya dulu dan wanita iru menyuruh ayda untuk mencari seorang
yang berna Pak Burhan, dia seseorang yang akan memberikan jalan keluar
bagi dirinya
4. Ayda bertemu dengan kakek yang buta tang tak lain adalah pak burhan
yang selama ini telah memberikan pencerahan untuknya.
5. Ayda pulang kerumah dan berkumpul dengan keluarganya kembali, dan
adik yang pertamanya memberikan pertanyaan yang begitu menggugah
ayda tentang selama ayda perg
i dan pertanyaan yang begitu sulit ayda jawab.
6. Ayda bertanya-tanya tentang adiknya yang selalu bertanya yang begitu
sulit dimengerti, dan saat itu juga ayda perdi keprumahan tempat mereka
tinggal dulu untuk menemui guru mengaji adiknya yaitu Ustadz Mubarok.
7. Ayda pergi kesebuah agen yang menjual berbagai surat kabar dan ingin
bekerja sebagai tukang koran
[Type text] Page 65
8. Ayda pergi kewonosobo untuk kembali mencari jadi dirinya dan ingin
bertemu dengan Raudhotul Jannah, kemudian ada seorang pemuda yang
datang mendekatinya dan ingin menodainya, pada saat ayda bingung mau
mencari tempat kos dimana karna hari sudah malam, kemudian ayda
bertemu dengan santi yang menawarkan kos-kosan padanya dan aydapun
pergi kekos-kosan santi
9. Ayda dan santi mengorol dan santi menceritakan pengalaman hidupnya
semasa ia berkeluarga dan ayda mendapat pengetahuan baru
10. Pada suatu pagi ayda pergi dari kosan santi dan menemui Raudhotul
Jannah, dan ia terkejut saat melihat keadaan fisiknya yang cacad.
11. Pada hari itu menulis surat untuk ayah dan ibunya
12. ayda menemukan sahabat-sahabat arunya
13. Pada suatu pagi ayda datang terlambat untuk mngikuti diskusi
14. Hati ayda diterpa dengan keseduhan yang paling menyedihkan ketika
membayangkan seorang sahabatnya Raudhotul Jannah telah dipanggil
menghadap Yang Ilahi.
15. Ayda dan teman-teman kosnya ingin memecahkan permasalahan yang
telah dialami oleh temannya Lis, yang hamper saya diperkosa oleh ayah
tirinya
16. Ayda datang kerumah orangtua Lis untuk memberikan surat dari Lis
17. Ayda sedih karna persahabatannya hancur karna perbedaan pendapat
18. ayda selalu mngikuti ceramah-ceramah dari ustad-ustad dan pada saat itu
ayda merasakan sesuatu yang membuatnya tidak tenag yaitu tenytang
sabda Rasullah Saw.
19. Ayda terjatuh ketika melihat keadaan Raudhoh yang terbaring dan
berwajah pucat
20. Ayda terjatuh pingsan saat dia berada di depan jendela
21. Ayda mengunjungi makam Raudhoh,dan Ayda pulang kerumah karna dia
rindu dengan keluarganya.
Berdasarkan sekuen-sekuen peristiwa novel “Munajat Cinta” di atas, dapat
dilihat bahwa alur yang dimiliki adalah alur rapat kerena peristiwa yang
[Type text] Page 66
terjalin susul-menyusul. Peristiwa demi peristiwa yang dijalin dengan
runtut, linear, dan sederhana. Merkipun sederhana, meskipun sederhana,
tetapi kesatuan cerita tetap terjaga dan padu sehingga akhir cerita membuat
isi cerita sangat menarik untuk dibaca.
Keterangan:
A. Paparan (exposition) berupa peristiwa keluarga ayda jatuh miskin dan
membuat ayda menyesal dan orangtuanya sering bertengkar.
B. Rangsangan (inciting moment) berupa ketika ayda mencoba bunuh diri
karna berputus asa ketika keadaan keluarganya hancur
C. Gawatan ( rising action), berupa Ayda beniat menjadi pelacur ketika
ibu dan ayahnya mau berpisah dan ingn mencari uang supaya
orangtuanya kembali bersatu
D. Tikaian ( conflict) berupa Ayda ingin pergi dari rumah dan ingin
mencari jati dirinya
E. Rumitan (complication) disaat Ayda bingung ingin mencari jati dirinya
yang sesungguhnya
F. Klimaks, ditandai dengan ayda bertemu dengan seorang kakek dan
disitu ia mendapatkan ilmu dan pengalaman baru.ketika itu Ayda
memutuskan untuk pulang kerumah kembali.
G. Leraian (falling action) ditandai dengan Ayda pergi kembali untuk
mencari jati dinya dan menemui seorang perempuan yang cacat.dan
menemukan sahabat barunya dan disitu Ayda banyak mendapatkan
pengalaman baru dari ceramah-ceramah dari para ustad,hingga pada
suatu saat sahabatnya yang cacat meninggal
H. Selesai (denouement) ditandai Ayda pulang kembali kerumah
keluarganya dan berserah kepada-Nya dan menerima takdirnya.
2.2 Aspek Semantik: Tokoh
Dalam pembahasan ini, analisis tokoh ditekankan pada tokoh utama,
yakni Ayda, seorang anak yang serba kecukupan yang jatuh miskin dan ingn
[Type text] Page 67
mencari jati dirinya. Sedangkan tokoh-tokoh yang lain hanya dibicarakan dalam
kaitannya dengan tokoh utama. Analisis tokoh ini berbeda dengan analisis
sebelumnya 9alur) karena hal ini sudah berkaitan dengan persoalan makna yang
terdapat dibalik lambing kebahasaan (teks). Yang terpenting dalam hal ini adalah
hubungan antara unsure yang hadir dan yang tidah hadir sehingga cenderung
berupa interpretasi.
Dalam novel “Munajat Cinta” ditampilkan seorang tokoh bernama
Ayda, seorang anak yang dulu waktu sekolahnya pintar dah hidupnya selalu
berkecukupan. Ayda ini orang yang dari golongan yang selau berkecukupan yang
kemudian jatuh miskin karna kebun tehnya gagal dipanen.dan pada akhirnya dia
putus asa dan menyesalinya karna sewaktu dia masih berkecukupan dia bersikap
sombong dan tidak mensyukuri kehidupannya. Digambarkan oleh penulis tokok
utama sebagai sosok yang dulunya sombong dan dia bertobat dan ingin mencari
jati dirinya dan juga ingin kembali dilajan-Nya,karna dulu dia kurang percaya
kepada_nya karna keadaannya,dan ingin membahagiakan orangtuanya dan dia
juga seseorang yang terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tanpa
berfikir “Aku sudah berniat untuk melacurkan diri, demi bisa mengumpulkan
uang dan harta yang banyak” (munajat Cinta,halmn 23).
Kutipan diatas menunjukan jiwa yang tertekan dan mengambil
keputusan yang tanpa memikirkannya dulu tp mempunyai niat untuk menyatukan
orangtuanya kembali. Masalah demi masalah mereka hadapi,dan buat Ayda
mendapatkan ridho-Nya sangat penting untuk menjalani hidupnya.
“ apa yang bisa aku katakana?Sayyidah Fatimah adalah teladan agung
bagi kaum perempuan. Seorang perempuan yang menghiasi dirinya
dengan semua sifat para nabi”
Kuipan diatas menjelaskan bahwa seorang perempuan yang baik
adalah perempuan yang menghiasi dirinya dengan sifat para nabi yang patut
menjadi taoladan.
[Type text] Page 68
Dan sifat yang palinmg baik seperti Fatimah,perempuan yang baik adalah
perempuan yang meneladani Rosullah Saw. Dan pada saat itu Ayda memutuskan
diri untuk pergi dari rimah untuk mencari jati diri dan mencari ridha-Nya.
“Saya ingin mencari diri saya yang sejati.Yang dengannya dapat
menolong saya. Yang dengannya dapat menjadi petunjuk bagi
kehidupan saya. Yang dengannya dapat menjadi peganggan dalam
menempuh jalan hidup saya”
Kutipan diatas menggambarkan kalau Ayni ingin mencari dirinya yang
sejati,ingin mengetahui siapa sebanarnya dia dan arti kehidupan.
“Tetapkan langkahmu. Di bagian bumi manapun, ingatlah bahwa bumi
inimilik Allah. Ingat;ah kepada Sang pemiliknya. Puji Dia. Besarkan
nama-Nya. Dan janganlah engkau terkecohdengan semua nama selain
nama Allah Swt. Semua nama selain nama-Nya, bisa bagus, bisa juga
buruk.Sesungguhnya yang bagus bisa saja yang terburuk”
Kutipan diatas menjelaskan bahwa Ayda harus bisa melangkahkan
kakinya kepada jaln yang benar dan dia harus yakin akan jaln yang ditempuhnya
dan hanya percaya kepada Allah dan percaya selain dengan-Nya bisa saja buruk
atau sesat.
“Saya melihat kebenaran firman-Nya bahwa Dia telah menciptakan
manusia dengan seindah-indahnya. Sayang sekali, keindahan ini
sering kali dibuat buruk oleh manusia itu sendiri.”
Kutipan diatas menjelaskan bahwa kita diciptakan manusia paling
indah dan paling sempurna dari mahluk lain,sepatutnya kita sersyukur dan
menjaga keindahan alam yang ini dengan baik.
“Malam ini, aku bersimpuh di hadapan-Mu. Aku bersujud di kemahan-
Mu. Kupasrahkan hidupku dan hidup ayah, ibu, dan adikku dalam
rengkuh kasih-Mu. Aku memohon kepada-Mu. Inilah senandung
munajatku, yang coba terbang dengan sayap-sayap cintaku.
[Type text] Page 69
Kutipan diatas menunjukan doa Ayda kapda allah dia memohon
ampun pada-Nya dan menyerahkan semua kepada-Nya,kebahagiaan,cintanya
dalam lindungan-Nya.
Dapat dikatan bahwa watak Ayda dalam novel adalah memiliki sifat yang baik,
taat beribadah dan taat kepada-Nya,sederhana, memiliki kesabaran yang tinggi
dan pada akhirnya dia menemukan siapa dia sebenarnya. Kehidupan orang kecil
juga menjadi kekhasan dan juga nuansa religius juga sangat kental dan dominan
sekali dalam novel ini.
Dengan ditampilkan sosok tokoh seperti Ayda tersebut, kita dapat
memberi tafsiran bahwa lewat tokoh yang demikian pencerita merasa lebih bebas
untuk berbicara tentang kehigupan social yang berhubungan dengan religi, yang
sekarang banyak masyarakat hilang agamanya karna pengarauh dari luar dan
pergaulan yang sudah tak mempedulikan lagi dengan agama.
Begitulah aspek pembahasan semantic (tokoh)dalam novel “Munajat
Cinta” sebanarnya, masih banyak hal yang perlu dibahas dalam kaitannya dengan
makna di balik lambing kebahasaan (teks) yang hadir. Analisis tokoh dibatasi
sampai di sini saja
2.3 Aspek Verbal: Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan aleh pencerita adalah sudut pandang
orang pertama sebagai pelaku utama. Sudut pandang orang pertama sebagai
pelaku utama ini sedikit banyak memberikan keuntungan kapada sipencerita
bahwa dia bisa bebas menceritakan dan berkomentar terhadap apapun secara
subjektif terhadap tokoh bahkan mampu menembusi pikiran dan perasaan tokoh
cerita. Dengan demikian bisa memberikan manfaat bagi pembaca untuk
mamahami kedudukan seorang hamba di hadapan Allah.
BAB III
[Type text] Page 70
KESIMPULAN
3. Kesimpulan
Dari kesimpulan analisis diatas, akhirnya dapat disimpulkan beberapa
hal berikut. Secara sintaksis, novel “Munajat Cinta” terkesan sangan religius
sekali tentang kehidupan, linier, lurus, dan menarik karena alur yang terjalin
sangat padu dari awal peristiwa hingga akhir cerita. Alurnya yang sederhana
mengetahkan kisah seorang tokoh yang ingin mencari dirinya yang sejati. Secara
semantic, novel “Munajat Cinta “ini begitu ironis, raelis, dan informative. Karena
menggambarkan pencarian jati diri yang terjadi pada seseorang.
Dikaitkan informative karena novel ini menampilkan kehidupan
seseorang di suatu desa yang menggambarkan seseorang yang sabar tan tawakal
ingin mencari jati dirinya, cerpen ini terkesan begitu nyata. Novel ini terkesan
merupakan sarana pengampaian pesan pengarang kepada pembaca. Sehingga
dapat dikatakan di sini bahwa novel yang religius menyampaikan pesan-pesan
yang bermakna bagi pembacanya.
Novel religius ini munuturkan dengan sangat kuat pergulatan jati diri
penuh liku seorang gadis mencari kesejatian hidup, cinta, dan imannya. Sebuah
novel yang penuh intrik, kemelut, teganggan, getaran, kasih sayang, sekaligus air
mata.
Daftar Pustaka
[Type text] Page 71
Todorov, Tzvetan.1985. Tata sastra. Terjemahan Okke K.S. Zaimar, dkk.
Jakarta:Jambatan
Al-azizy, Taufiqurrahman. 2008. munajat cinta. Jogjakarta: Diva Press
SINOPSIS
[Type text] Page 72
“Sudahkah engkau temukan dirimu,ayda?”
“sudah, Ayah. Insa Allah…”
“jadi, siapa dirimu?”
“saya bukan sapa-siapa…”
“Alhamdullah, kalau begitu. Lalu apa yang engkau lihat sekarang?”
:Saya melihat kebenaran firman-Nya bahwa Dia mengaruniai ketabahan dan
kesabaran manusia seindah-indahnya. Sayang sekali, keindahan ini sering sekali
dibuat buruk oleh manusia itu sendiri…”
“Terpujilah Allah kita, Nak. Semoga Dia mengaruniai ketabahan dan kesabaran
pada kita. Sudah siapkah engkau jika sewaktu-waktu Allah memanggil ayahmi
ini?”
“Cepat atau lambat, sayapun akan menghadap-Nya, Ayah…”
Itulah petikan percakapan terakhir Ruwayda dan ayahnya. Ruwayda
seorang gadis yang diberkahi dengan kecerdasan istimewa, lahir dari keluarga
kaya, tiba-tiba harus berhadapan dengan kenyataan pahit yang menimpa
keluarganya. Ayahnya bangkrut! Cita-citanya untuk menjadi mahasiswi kandas.
Hampir setiap hari kedua orang tuannya terlibat pertengkaran kare utang dan
kekurangan. Jiwa Ruwayda terguncang. Kebangkrutan telah memorak-
porandakan keharmonisan cinta ayah dan ibunya.
Di atas tanah pekuburan Paponan di daeran parakan, Ruwayda sampai
pada kondisi kejiwaan yang amat kritis! Antara menjadi pelacur agar bisa
memperoleh uang cepat atau mengakhiri hidupn yang penuh sengsara ini. Ia
kehilangan pesona amannya sebagai muslimah gara-gara belenggu uang, cinta,
harga diri, dan kebahagiaan.
[Type text] Page 73