Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu
-
Upload
obeth-gagu -
Category
Education
-
view
3.361 -
download
2
description
Transcript of Contoh propal kualitatif - Obeth Gagu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, dan majunya
pendidikan ditentukan oleh manusianya. Oleh karena itu, pendidikan butuh pembelajaran
yang efektif dan efesien. Pembelajaran di Indonesia sudah bukan berpusat pada guru,
tetapi siswa diminta untuk menemukan sendiri materi pemblejaran, sedangkan guru
hanya memberikan garis besarnya. Di sini guru harus pintar dan kreatif dalam
menemukan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini saya memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di
SD Negeri 71 kota Bengkulu”.
Menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah segala
seuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media
pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media Audio-
visual dan IV) Media Multimedia.
Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru
dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu
banyak menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang
materi yang diajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran
masih sering terabaikan dengan berbagai alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk
membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model
dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal
ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan mengenai media pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Umum
Secara umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan media
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 71 kota Bengkulu.
2. Rumusan Khusus
Secara khusus penelitian ini merumuskan :
a) Bagaimanakah Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio ?
b) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual ?
c) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual ?
d) Bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatan media
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 71 Kota Bengkulu
2. Tujuan khusus
Seacara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
a) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio
b) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual
c) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual
d) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Guru
Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsi cara kerja guru dalam memanfaatkan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Manfaat penelitian ini untuk guru
adalah agar guru mampu memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan fungsi
media tersebut, agar terciptanya pembelajaran yang efektif da efisien. Dengan
penelitian ini juga besar harapan saya agar guru tidak banyak membuang waktu
yang lama untuk berceramah.
2
2. Untuk Siswa
Manfaat bagi siswa penelitian ini agar siswa mampu memahami tiap materi yang
diajar dan lebih memahami lagi ketika dijelaskan dengan bantuan media
pembelajaran. Selai itu manfaat lain agar siswa termotivasi dengan media yang
ada.
3. Untuk Mahasiswa atau peneliti
Sebagai calon guru, peneliti bisa mengklasifikasi dan membedakan pemanfaatan
media pembelajara sesuai dengan jenis media tersebut. Peneliti lebih banyak lagi
mengetahui dan menambah wawasan tentang kehidupan seorang guru ketika
dihadapkan dengan paradigma-paradgima pendidikan yang baru. Agar ketika
menjadi seorang guru, bisa memanfaatkan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskprisi Teoritik
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Gagne (1970) media pembelajaran adalah berbagai komponen pada
lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Selain itu, Briggs (1997)
mendefenisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada
peserta didik sehingga mampu merangsang mereka untuk belajar.
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras
(hardware) seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat lunak (software) yang
digunakan pada perangkat keras itu.
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat-sangat
membantu siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang
diberikan. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembeljaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas
dan tanggung jawab berbagai macam, baik dalam pendidikan, di keluarga dan di
masyarakat.
Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang sulit diadakan di
ruangan kelas, dikunjungi atau dilihat,baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti
sistem tatasurya, terlalu kecil seperti virus.
Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa secara garis besar
media pembelajaran terdiri dari 4 jenis yaitu :
a) Media Audio
Media auido merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar
yang kaan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan
pendengaran. Oleh karena itu, media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan
suara semata (Munadi,2008).
4
Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di SDN 71 Kota
bengkulu tergambar ketika guru menjelaskan materi tentang makhluk hidup.Secara
detailnya, siswa mampu membedakan bunyi suara masing-masing hewan. Guru
mempengaruhi nalar siswa untuk membedakan suara hewan dengan memutar cd dan
diperdengarkan suara hewan kepada siswa.
Kita dapat melihat, siswa merasa senang dan pembelajaran menari, dan tentu
tidak lari jauh dengan tujuan utamanya untuk membantu pemahaman siswa tentang
materi itu.
Selain itu dalam pelajaran Bahasa Inggris di kelas VI, siswa diperdengarkan
cara pelafalan tentang abjad dalam bahasa Inggris.
Dengan itu, pemanfaatan media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien
dalam proses pembelajaran.
b) Media jenis visual
Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan
indera pengelihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman
belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan
pengelihatannya.
Pemanfaatan media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, sudah efektif
dilakukan oleh guru. Guru yang sikap profesionalisme dan kompetensi dalam
pembelajaran, sebab gurulah yang menjadi kunci yang amat menentukan proses, arah
dan aktifitas pembelajaran itu.
Pemanfaatan media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, dapat dilihat di
pembelajaran IPA ketika guru menghadirkan gambar metamorfosis kupu-kupu.
Dengan pertimbangan ketika guru menghadirkan kupu-kupu nyata, sangat
membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu metamorfosis kupu-kupu yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, dengan gambar ini, siswa dituntut untuk dapat
memahami gambar itu.
c) Media Audio-visual
Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan pengelihatan sekaligus dalam satu
proses atau kegiatan.
Di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, guru dapat dengan efektif dan efisien
memanfaatkan media ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar gerak).
Pemanfaatan media ini, sebagian besar sangat konkret ketika ditampilkan.
5
d) Media Multimedia
Media multimedia adalah medai yang melibatkan beberapa jenis media dan
perlatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran multimedia melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui
media teks, visual diam, visual gerak dan audio serta media interkatif berbasis
komputer dan tekhnologi komunikasi dan informasi (Meyer 2009)
Pemanfaatan media ini sudah sering dilaksanakan di SD Negeri 71 Kota
Bengkulu dengan menampilkan materi yang diajarkan melalui projector atau infocus
yang pastinya melalui program perangkat lunak komputer yaitu ms. Power Point.
Sehingga, guru tidak terlalu banyak mencatat materi di papan tulis,dan dapat
menghilangkan kebiasaan siswa yang terlalu banyak menulis panjang lebar di buku
catatan mereka.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pemanfaatan media dalam proses pembelajaran telah
banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Kuswinarti yang berjudul
PEMANFAATAN MEDIA PEMEBLEJARA DI SEKOLAH DASAR pada tahun 2009.
Hasil penelitian yang ditulis oleh Kuswinarti membahas tentang bagaimana penggunaan
media itu dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain itu ia juga menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media film khususnya
pada pokok bahasan Konflik Sosial.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Maulida yang berjudul PERANAN
PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X (Maulida,2007). Penelitian
tersebut menitikberatkan pada pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Sosiologi di
kelas. Pembelajaran berbasis multimedia merupakan rangkaian dari beberapa jenis media
yang menjadi satu paket setting media yang digunakan dalam pembelajaran. Berarti
dalam pembelajaran dapat digunakan berbagai media sesuai dengan sarana prasarana
yang memadai di sekolah tersebut.
Dalalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk menghubungkan
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa.. Dalam penelitian ini mencoba untuk
mengungkapkan berbagai macam media yang dapat digunakan sebagai media
6
pembelajaran yang tepat disekolah. Penggunaan media ini khususnya adalah media yang
digunakan di SMA N 1 Bobotsari.
Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media pembelajaran memiliki manfaat yang besar
terhadap perkembangan siswa dan terhadap kreatifitas guru. Media pembelajaran dapat
memberikan pengalaman belajar yang langsung kepada siswa, dengan demikian siswa
akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik atau
memahami aplikasi ilmunya di lapangan (Midun,2009).
C. Paradigma Penelitian
7
Pemanfaatan MediaPembelajaran di Sekolah
Dasar
Guru Siswa
Pemanfaatan Media Audio
Pemanfaatan Media Visual
Pemanfaatan Media
AudioVisual
Pemanfaatan Media
Multimedia
Guru yang kurang meminimalisir penggunaan media pembelajaran
Siswa berpengaruh dengan media yang ada sehingga pelajaran hanya
sebagai permainan semata
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini
berupaya untuk menjelaskan dan mencoba mendeskripsi dan mempelajarai pemanfaatan
media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. (Yin,2003) mendefenisikan studi
kasus merupakan seuatu penelitian yang empiris yang menyelidiki fenomena dalam
konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dengan konteks tidak
tampak dengan tegas, dan multisumber digunakan. Selain itu, Cresswel menjelaskan studi
kasus terjadi ketika peneliti melakukan eksplorasi terhadap entitas atau fenomena tunggal
(the case) yang dibatasi oleh waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel,
1994:11).
Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti
secara tepat.Jika dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus memiliki perbedaan
tersendiri. Jika studi empiris hanya melihat fenomena yang benar-benar terjadi. Studi
kasus lebih menginvestigasi fenomena terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas
batasan antara fenomena dan konteksnya (Yin, 2003 : 13). Sehingga terlihat bahwa studi
kasus melihat dan menyelediki fenomena empiris lebih dalam lagi untuk memahami
konteks dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat mengetahui seberapa kuat relasi
kasus dengan fenomena yang sedang diteliti.
Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan menggunakan satu kasus
atau lebih untuk membuktikan teori yang terjadi pada kehidupan nyata. Studi kasus
mampu mempelajari dan membedakan antara fenomena dan konteks sehingga
memperdalam pengetahuan. Maka dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam
penelitian ini, karena mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam
penelitian ini, peneliti beranggapan bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman
mendalam terhadap objek atau fenomena yang diteliti. Namun penggunaannya
membutuhkan perhatian khusus sehingga tidak membuat penelitian semakin rancu dan
membuat peneliti mampu memperdalam penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang
8
dalamhal ini bagaiman melihat pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota
Bengkulu.
Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari
pemanfaatan media pembelajaran di SDN 71 Kota Bengkulu, dengan alasan banyak guru
yang kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran. Di sisi lain, peneliti melihat banyak siswa yang menganggap media –
media ini hanyalah sebuah permainan, maka sebagian besar siswa tidak memahami
bagaimana dampak bagi perkembangan pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi
dengan media pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 71 Kota
Bengkulu. Sesuai dengan penjelasan awal, bahwa guru harus memiliki kreatifitas untuk
menyampaikan materi pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang relevan.
Alasan subjek peneltian yang pertama adalah guru karena, yang mengatur segala macam
proses pembelajaran adalah seorang guru, di sini guru bisa disebut sebagai pelaku utama
(the main actor) dalam proses pembelajaran. Guru yang pertama dan utama dalam
memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Peran guru di sini
sangatlah penting, bagaimana cara seorang guru menjelaskan materi ajar dengan bantuan
media pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan media itu dengan efektif dan
efesien yang dapat membuat siswa memahami materi yang diajarkan.
Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini adalah,
karena siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang sudah dikerjakan
seorang guru. Apakah dengan media yang telah diberikan siswa mampu memahami
materi yang diajarkan. Diakhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan
penguasaan materi, selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai keberhasilan
seorang guru dalam menjelaskan materi ajar dengan pemanfaatan mediapembelajaran.
Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data skunder atau
pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Apakah
media-media pembelajaran yang ada sudah mendukung akan keberhasilan pendidikan
sekolah.
9
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Interview (Wawancara)
Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui
sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
Sesuai dengan subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu
guru dan siswa. Untuk memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara
dengan spontan atau tidak terpimpin namun masih memperhatikan fokus penelitian
yang diteliti. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa,
tentang bagaimana pemanfaatan media pembelajaran? Apakah media yang ada
mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.
Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang
topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin
tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara
bahwa metode wawancara dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu,
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini
peneliti mengambil metode wawancara yang terstruktur dimana peneliti telah
mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. (Hariwijaya 2007: 65).
2. Metode Observasi
Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung
kepada objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara
langsung terkait pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
Sesuai dengan rencana penelitian ini yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat
tepat peneliti menggunakan metode ini.
Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan objek
penelitiannya, terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya 2007: 74). Yaitu, observasi
partisipan dan observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
jenis observasi partisipan yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat
langsung dalam interaksi dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut
berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Sesuai dengan jenis metode
yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam mengamati proses pembelajaran
Matematika kelas VI di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Di sini saya bisa melihat
bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media pembelajaran.
10
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang saya
gunakan. Dengan metode ini, saya bisa mengkaji media-media pembelajaran yang
mendukung dalam proses pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Melalui
metode ini saya memperoleh sesuatu yang akurat berupa, dokumen, buku-buku
pelajaran, surat kabar, dan dokumen-dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya
metode ini, saya memperoleh gambar hasil potret bagaimana pemanfaatan media
pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Media ini membantu saya memperoleh
data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual, auidio-visual
dan multimedia dalam proses pembelajaran.
Manfaat metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data
yang memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati. Jadi di sini, tak ada
dugaan mengada-ada data ketika disertai dengan wujud nyata penelitian saya.
D. Pengembangan Alat Pengumpulan Data
1. Menyusun Kisi- Kisi
No Rumusan
Masalah
Variabel Indikator Rumusan Pertanyaan
1. Bagaimanakah
Pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis media
audio?
Bentuk
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis audio?
1. Pemanfaatan
oleh guru
2. Pemahaman
siswa
1.Bagaimana pemanfaatan
media audio oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
audio?
2. Bagaimanakah
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis media
visual?
Bentuk
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis visual?
1. Pemanfaatan
oleh guru
2. Pemahaman
siswa
1.Bagaimana pemanfaatan
media visual oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
visual?
11
3. Bagaimanakah
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis media
audio-visual?
Bentuk
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis audio-
visual?
1. Pemanfaatan
oleh guru
2. Pemahaman
siswa
1.Bagaimana pemanfaatan
media audio-visual oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
audio-visual?
4. Bagaimanakah
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis media
multimedia?
Bentuk
pemanfaatan
media
pembelajaran
jenis
multimedia?
1. Pemanfaatan
oleh guru
2. Pemahaman
siswa
1.Bagaimana pemanfaatan
media multimedia oleh guru?
2.Bagaimana pemahaman
siswa melalui media
pembelajaran jenis media
multimedia?
2. Merumuskan pertanyaan penelitian
Pertanyaan-pertanyaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan data dari
narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber seputar :
a) Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?
b) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio?
c) Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?
d) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media visual?
e) Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?
f) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio-
visual?
g) Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?
h) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media
multimedia?
3. Uji alat pengumpulan data
a) Melalui peritimbangan pakar
b) Melalui Uji Coba
c) Teknik Analisis Data
E. Teknik Analisis Data
Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses
analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat
12
beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam
Kabalmay, 2002), diantaranya :
1. Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam
(indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat
tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari
bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat
dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di
dapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data,
perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang
ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun
sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding.
Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan
melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok
pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian
dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.
Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal
diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti
dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata
kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan
dinamika yang terjadi pada subjek.
3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data
tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini
kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan
teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada
kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini
tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-
asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-faktor yang ada.
13
4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti
masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat
dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain
tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang
selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat
hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini
akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif
ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
5. Menulis Hasil Penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal
yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat
telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang
didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam
dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang
diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis
mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran
mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi
secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari
hasil penelitian.
F. Teknik Keabsyahan Data
Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003)
mengajukan emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian
pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :
1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang
berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat
dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan
proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai
pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (Sulistiany,1999) ada 4 macam
triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :14
b. Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek
yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
c. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan
data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai
pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil
pengumpulan data.
d. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori
telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data
tersebut.
e. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra
dilakukan.
2. Keabsahan Internal (Internal validity)
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan
ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam
melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi
hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap
ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)
Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki
sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan
memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki
konteks yang sama.
15
4. Keajegan (Reabilitas)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama,
sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti
selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi
dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian
kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data
dan pengolahan data.
16
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Gaung Persada Press
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang. YA3
Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta
Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.
Universitas Indonesia Press
Online
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/
http://rambatnur.blogspot.com/
http://fimelrizqi.blogspot.com/2012/04/nilai-fungsi-dan-manfaat-media.html
(diunduh, Oktober 2013)
17