kualitatif 1

download kualitatif 1

If you can't read please download the document

description

oke

Transcript of kualitatif 1

BAB I

ANALISIS PERILAKU PESERTA ASKESKIN DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS LEBUNG BANDUNG KECAMATAN RANTAU ALAI KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2007

Abstrak Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan sistem pelayanan kesehatan masyarakat miskin dengan sistem asuransi kesehatan keluarga miskin. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan tidak akan ada lagi pungutan bagi masyarakat miskin saat berobat, Dari data kunjungan diketahui baru sekitar 166 jiwa (10,4 %) peserta askeskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskemas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten OI.Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis perilaku peserta askeskin dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan melalui wawancara mendalam (indefth interview) dan Fokus Group Diskusi (FGD). Informan pada penelitian ini berjumlah 10 orang. Penelitian ini dilakukan selama selama 2 minggu yang dilaksanakan pada bulan Juli- sampai Agustus 2007. Dari hasil penelitian melalui informasi yang diberikan informan didapatkan Secara keseluruhan Secara keseluruhan informan belum mengetahui tentang askeskin, Keseluruhan informan mempunyai sikap yang mendukung terhadap pelaksanaan program askeskin. sebagian besar informan belum memanfaatkan pelayanan ksehatan dengan askeskin.Peran petugas kesehatan belum sepenuhnya berjalan dengan optimal dalam menyampaikan informasi.Disarankan untuk petugas kesehaan untuk melakukan kerjasama lintas sektor , menyebarkan informasi mengenai prosedur penggunaan dan jenis pelayanan yang didapatkan peserta askeskin melalui media leaflet, poster dan sebagainya.

Goverment published policy about the health service system for the poor with health poor family insurance system in order to up grade the health degree optimally. There is no paid to take medicine for the poor being hoped by the policy. Askeskin member who used health services at Lebung Bandung Rantau Alai District Public Health Center Ogan Ilir Region is known about 166 people (10,4%0 from visiting book data. The aim of this research is to analysis the Askeskin member behavior in used the health service at Lebung Bandung Rantau Alai District Public Health Center Ogan Ilir Region. This research used qualitive research method by indefh interview and Discussion Group Focus (DGF). Total informant for this research are 10 people. This research had been done in two weeks beginning from July untill August 2007. The conclusion about this research are they havent known about Askeskin yet. Most of informant havent use the health services with Askeskin yet. All of the informant will support the Askeskin programme. Health officer havent optimally giving information about it yet. The suggestion are health officer do cross section cooperation, spreading information about procedure and service variety that Askeskin member will have by leaflet, poster etc.

PENDAHULUANVisi Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia pada masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan berupa masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinginya diseluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI. 2001). Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan sistem pelayanan kesehatan masyarakat miskin dengan sistem asuransi kesehatan keluarga miskin. Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI 124/Menkes/SK/XI/2004 telah menugaskan PT Askes sebagai pengelola Askeskin dengan kepesertaan pada semester I tahun 2005 sebanyak 36.146.700 jiwa rakyat miskin. Pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin itu bersifat komprehensif berdasarkan kebutuhan medis dan dilaksanakan dengan sistem managed care serta tidak dikenakan iuran biaya di Puskesmas dan RS Pemerintah serta pelayanan kesehatan yang ditunjuk. Setelah melihat manfaat yang diperoleh dengan adanya Askeskin ini, maka pada Agustus lalu Menkes kembali mengeluarkan Keputusan Menkes 1202/Menkes/SK/VIII/2005 (www. suara karya. com. Id, 2005).Mulai semester I tahun 2006, jumlah penduduk yang dilayani oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes) melalui program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin (Askeskin) mencapai 60 juta orang. Jumlah itu, meningkat hampir 100 persen dibanding jumlah pada tahun 2005. Sekitar 60 juta jiwa keluarga di Indonesia diasuransikan oleh pemerintah. Dengan keluarnya Surat Keputusan Menkes Nomor 332/Menkes/SK/V/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin 2006 atau lebih dikenal dengan Program Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin), merupakan jaminan kesehatan bagi keluarga kurang mampu di Indonesia. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan tidak akan ada lagi pungutan bagi masyarakat miskin saat berobat, dengan dalih apapun, dan angka 60 juta jiwa harus diketahui masyarakat (www. bkkbn. go. Id, 2006).Dari penelitian Tim Survey Departemen Kesehatan RI tahun 2005 ditemukan cakupan pembagian kartu Askeskin sangat rendah. Pembagian kartu Askeskin di Bandung hanya mencakup 16.400 warga atau 21,7 persen dari kuota yang ditetapkan, Yogyakarta hanya mencakup 1,075 warga atau 2,1 persen dari kuota, sedangkan tiga kota lainnya, Kupang, Maumere, dan Surabaya belum ada yang warga yang tercakup Askeskin (www. republika, go. Id, 2006).Di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan data yang diperoleh PT Persero Asuransi Kesehatan Sumatera Selatan diketahui cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang mendapatkan pelayanan asuransi keluarga miskin pada tahun 2005 sebesar 54, 2 % dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 71,62 %, dan berdasarkan data yang ada diketahui 75,5 % pengguna Askeskin telah memanfaatkan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di sejumlah tempat pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah sakit pemerintah yang telah ditunjuk (www. pt askes. com.id, 2007).Di Kabupaten Ogan Ilir berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Pada tahun 2006 diketahui jumlah penduduk miskin sebanyak 121248 jiwa yang mendapat kartu askeskin sebanyak 93970 jiwa (77,5%) dengan jumlah peserta yang memanfaatkan pelayanan kesehatan sebanyak 19236 jiwa (20,47 %). Salah satu Puskesmas di Kabupaten Ogan Ilir adalah Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir terhitung sejak Januari sampai dengan Desember 2006 jumlah keluarga miskin sejumlah 2264 jiwa dengan cakupan peserta askseskin sebesar 1589 jiwa (70,20 %) dari penduduk miskin yang ada di Wilayah Kerja Puskemas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir. Dari data kunjungan diketahui baru sekitar 166 jiwa (10,4 %) peserta askeskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskemas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten OI sedangkan standar utilissi penggunaan pelayanan askeskin oleh peserta yang diharapkan oleh Depkes RI adalah diatas 15%. Dari gambaran di atas maka penulis berkeinginan untuk meneliti mengenai pengetahuan, persepsi, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan, dan cara pelayanan kesehatan, terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta Askeskin di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007.

Tujuan PenelitianTujuan UmumMendapatkan Informasi mendalam mengenai perilaku peserta askeskin dalam pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007.Tujuan KhususDari tujuan umum tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan khusus sebagai berikut :Mendapatkan Informasi mendalam mengenai pengetahuan peserta askeskin dalam pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007.Mendapatkan Informasi mendalam mengenai sikap peserta askeskin dalam pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007.Mendapatkan Informasi mendalam mengenai tindakan peserta askeskin dalam pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007.Mendapatkan Informasi mendalam peran petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi mengenai askeskin di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007.

2. METODE PENELITIANRancangan PenelitianRancangan penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Digunakannya metode kualitatif untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai perilaku peserta askeskin dalam pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007.

Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Lebung Bandung Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir tahun 2007. Waktu penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2007.

3. HASIL PENELITIAN Informasi penelitianPengetahuan Tentang peserta askeskin tentang askeskinSebagian besar informan belum mengetahui tentang penggunaan asuransi keluarga miskin (askeskin), berikut informasi yang didapat dari hasil fokus group dikusi dengan sejumlah informan:Berikut masing-masing 2 kutipan informasi yang disampaikan oleh 2 kelompok peserta FGD : eh...ye..keluraga miskin tentuhnye.....Dak..salah..ape...benar...eh kalu kemaren...tuh...pak kadesnyo yang data...ye..kami ni dimintah ngelengakapi data.....dah tu diinjukenye kartu askin.....Ye...banyak nian tu... aku kurang tau...kareno dak diinjuk tau nian..kalu yang aku dengar..tu yelah kite tuh pacak berobat gratis di puskesmas same di rumah sakit ...kalu ngunekenye....ye...kaarene belum pernah makai aku dak tau nian....tapi yang aku tau dari yang pernah cube..itu eh bawah saje kartu askeskin itu gek tu ade yang di fotocopi...rasenye...(Mn/1)

...yang aku denger...itu..ye..cak kaminilah yang idak mampu...miskinlah cak itu Ye...itulah kalu masalah kartu ngurus kk same ini kemaren memang lah dikasih tau oleh pak kadesnyoSamelah kalu pelayanan nye ye itulah pelayanan pengobatan.....(Tt/1)

.....warga masyarakat miski.... ngelenkapi data...bawah kk...gek dicek oleh pihak desa...saamo uwong kesehatan....kalu sesuai dikeluake kartu askeskinnyo Kalu pelayanannyo aku kurang tau jelas..tapi yang kutau dengan ado kartu askin ini kito pacak berobat gratis....belum tau nian aku care gunaken kartu itu karene belum pernah berobat.....(Ag/2)

Uwong minskin yang dak mampu berobat...ngurus..bawah kk yang ado...biasonyo pak kadeslah data duluan..kito disuruh ngelengakpi berkasnyo......yang kudengar..itu eh berobat geratis..tapi kalu ape- be yang dapat gratis tu aku kurang tau nian.....Ye..samelah cak kate.mn....ini tadi (Md/2).Informasi yang diberikan oleh pimpinan puskesmas dan petugas kesehatan :

Setiap orang miskin yang tidak mampu....biasanya dilakukan pendataan oleh pihak perangkat desa...data penduduk miskin dilaporkan pihak kabupaten....pihak kabupaten koordinasi dengan pihak askes kemudian baru dikelurakan kartu askeskin saya jelaskan poin pentignya saja..itu..ehh. setiap peserta askeskin itu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar di puskemas dan jaringannya meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan pelayanan kesehatan rawat inap..pelayanan rawat inap rujukan kelas III di rumah sakit....eh..itu secara garis besarnya..(Hr/PP).

........ya masyarakaat yang dinilai kurang mampu.untuk memenuhi kebutuhan kesehatan....secara mandiri atau melakukkn pembayaran....kalau yang berhak mengeluarkan kartu askin adalah pihak pemerintah daerah..koordinasi dengan perangkaat desa, pt askes dan petugas kesehatan sendiri.tetapi untuk detail persyaratan yang berhak menerima kartu askin adalah perangkat desa...kalau pelayanan ya pelayaann dasar di puskesmas, kemudian pelayanan rawat inap dan rawat inap kelas III di RS yang telah ditunjuk....(Ld/PK)

Dari keterangan yang diberikan informan di atas terlihat bahwa sebagian besar informan belum mengetahui tentang penggunaan askeskin dan pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh peserta. Dari hasil wawancara mendalam dengan pimpinan puskesmas dan petugas kesehatan diketahui pimpinan puskesmas dan petugas telah mengetahui siapa yang berhak mendaptkan kartu askeskin, prosedur pelayanan dan pelayana bisa didapatkan oleh peseta askeskin.

Sikap peserta askeskin terhadap pelaksanaan askeskinDari hasil penelitian sebagian besar informan menunjukan sikap yang mendukung terhadap pelaksanaan program askeskin. Berikut masing-masing 2 kutipan informasi yang disampaikan oleh 2 kelompok peserta FGD :......setujulah..eh..karene itu..masyarakat miskin nih dak perlu ngeluarke..duit untuk nak berobat....kalu aku..ye..kalu bise..yang dapatu uwong-yang miskin nian...jagan yang lah beduit yang dapat..sudah tu kalu kami berobat pacak dilayani dengan baik, cepet pule.....karene cak ini..galak berobat biase be...lame nian aku nak nunggu....(Mn/1)

Same belah... setujulah karene itu ye uuwong miskin tu perlu nian dibantu dengan berobat gratis....ye itulah kalu bise dijelaskan lagi ke kami ni cak mane nian care nak makai kaartu nih untuk berobat..sudah tu..maaaaf be..ape kami bise dilazyani dengan cepat...karene ape..ade ponakan kemaaren tu pernah berobat...cak sareh nian carenye tu...(An/1)..setujulah...kite nih dak banyak ngeluarke duit......Pelayanannye..minta dijelaske..cam mane carenye...kemudian pelaynannye juge bagus..pengennye..tu..(Ag/2)

.....ye..aku rase juge sutujulah..ngaape alasanye itu tadi alangkeh tambah susuahnye kalu yang miskini lah nak bayar pule.......Same juge lah pastilah berhaarap kami tu ngerti careenye cakmane..dan pelayanannye juge bagus.....(Cc/2)

Informasi yang diberikan oleh pimpinan puskesmas dan petugas kesehatan :...ya.saya peribadi sangat setuju..dan mendukung program ini karena ini merupakan salah satu program yang mendukung pencapaan vsi Indonesia 2010..karena apa kalu masyarakat bayar..mereka tidak mampu berobat sehigga penyakit tidak bisa diobati.....harapan saya..ya masyarakat..miskin yang mempunyai askeskin dapat memanfaatkan pelayanan yang disediakan..sesuai dengan prosedur yang ada..kalau ada yang kurang jelas boleh ditanyakan ke peetugas kesehatan...(Hr/PP).

......Saya peribadi mendukung atau seetuju..ya karena program ini kan membantu masyarakt miskin untuk mendaptkan pelayanan kesehatan....kalau ngak dibantu sulit tercpai derajat kesehatan yang optimal....tentuhnya ini menghalangi keinginan kita untuk mencapai derajat keshatan yang optimal untuk seluruh masyarkat.... harapan saya pribadid an rekan-rekan lainnya.ya pesrta dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan yang sudah tersedia di puskesmas ini...medkipun harus kami aku masih terdapat ketebatasan-keterbatasan sari kami...(Ld/PP)

Dari keterangan yang diberikan informan di atas terlihat bahwa keseluruhan informan mempunyai sikap yang mendukung terhadap pelaksanaan program askeskin.

Tindakan peserta askeskin dalam memanfaatkan pelayanan askeskin Dari proses penelitian diketahui keseluruhan informan belum memanfaatkan askeskin. Berikut masing-masing 2 kutipan informasi yang disampaikan oleh 2 kelompok peserta FGD: Ye..dak jauh nian jawaban ku tu...same aku kurang ngerti care makai kaaaaartu askeskin tu...ape yang dibawah dan difoto kopi....sudeh tu memang aku ni jarang sakit...kalu demam juge paling minum obat warung dulu.....samelah kalau untuk pasalitas ye dikateke kurang ye..itu puskesmas tu cak itulah..maksudnye tu...kalu nak lengkap ye rumah sakit..tapi kalu untuk berobat jadilah..(Tt/1)

Ye..kalu aku jelas nian tu idak tapi tau sedikit-sedikit cak mane makai kaaartu askin nih karene pak kadus waktu tu pernah jelaske ke aku....tapi alhamddullillah memang aku jarnag sakit dalam setahun due tahun ini....kalu bise seterusnye tetapa sehat....Kalau untuk fasilitas jadilah menurut aku..(An/1)

Belum pernah aku makai..sakit juge aku cubeke berobat kampung dulu.....karene biasenye lah sembuh..... nah dak taau komentar aku..karene..aku lah lame dak berobat ke puskemas kite tu....(Cc/2)

Belum pernah aku guneke kertu skeskin nih..ye itu dalam setahun due tahun nih alhamdulillah sehat-sehat saje....kalu memang sakit gek kan dipakai kaartu ni..tapi mudahan-mudahan aku sehat saje......samelah kalau untuk pasalitas ye dikateke kurang ye..itu puskesmas tu cak itulah..maksudnye tu...kalu nak lengkap ye rumah sakit..tapi kalu untuk berobat jadilah..(Sa/2)

Dari keterangan yang diberikan informan di atas terlihat bahwa keseluruhan informan belum pernah memnfaatkan pelayana kseshatan dengan kartu askeskin, pemahaman yang kurang tentang prosedur penggunaan kartu, kondisi kesehatan yang baik merupakan faktor yang menyebabkan inforaman belum memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan kartu askeskin.

Peran Petugas kesehatanSebagian besar informan menilai peran petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi mengenai askeskin dinilai belum optimal, berikut kutipani informasi yang diberikan : Eh....belum ade..rasenye petugas yang datang kekite-kite nih jelaskan cakmane makai kaaartu askeskin tuh....kalu keluhan karene aku belum pernah berobat baru-baru nih makai kartu askekin jadi aku dak katek keluhan... Ye..itu tadi kalau untuk harapan aku berharap pelayanannye baik dan cepat...(Mn/1)

Ponakan aku pernah berobat....dijelaske biasenye oleh petugas kesehatann tu care makai kartu askeskin tu cak mane..dikatenkannye tu..ye kartu kite ini dibawah kalu nak berobat sebagai bukti kite tu peserta....harapan aku ye...bukan pada saat berobat be carenye tadi dikasih tau...ade pertemuan pacak dikasih tau........pelayanan ye mintah tambah baiklah...(Tt/1)

Ye..dak ade petugas kesehatan yang ngasih tau care pengunaan kartu askin nih..yo dak..ape aku be yang kurang tau..karene aku nih galak di kebon...saje kalu siang..Kellluhan...eh,dak adelah karen sykurlah ini kite diinjuk kartu untuk berobat gratis....minta pelayanannye bise baus lah.....(Ag/2)

Ye..itulah...kalu kemaren pernah waktu aku nanye same uwong puskesmas tu h care make kartu askeskin tu cak mane..dijelaskannye... Keluhan..dakkate. Harapan aku..ye penggunaan kartu ini diteruskan...untuk bantu kami yang dak mampppu ni..kemudian juge pelayanannye dak dibedake..dak pilih kasih maksudnye....(Md/2).

Berikut informsi yang didapat dari hasil wawancara mendalam dengan petugas kesehatan :....hal yang kurang ya koordinasi...belum masksimal....petugas desa...pt askes dengan petugas kesehatan...kemudian ditambah pengetauan peserta yang masih kurang tahu mengenai prosedur dan pelayanan yang didapatkan.....(Ld/PK).

Dari hasil penelitian dan keterangan yang diberikan informan didapatkan informasi bahwa peran petugas kesehatan belum optimal dalam memberikan informasi mengenai prosedur dan jenis pelayanan yang dapat diperoleh oleh petugas kesehatan.didapatkan informasi bahwa petuga kesehatan belum memberikan informasi terkait cara penggunaan askeskin danjenis pelayanan yang bisa didapatkan peserta askeskin.

4. PEMBAHASANKeterbatasan penelitian

Pada saat penelitian dilaksanakan peneliti kesulitan mendapatkan waktu yang cukup panjang untuk melakukan wawancara mendalam FGD mengingat waktu yang digunakan adalah pada saat istirahat, pada saat dilakukan wawancara terkadang didapatkan gangguan-gangguan yang berdampak pada proses komuikasi yang tidak optimal sehingga memungkinkan informasi yang disampaikan juga tidak terlalu mengeksplorasikan apa yang mereka rasakan, untuk meminimalkan hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam dan FGD dalam kondisi yang tidak terlalu formal dan lebih ke arah percakapan biasa. Metode yang digunakan peneliti pada proses pengumpulan informasi adalah dengan menggunakan metode fokus group diskusi, kelamahan atau keterbatasan pada metode ini ialah memungkinkan individu yang tidak memiliki pemahaman yang baik pada awal sebelum dilakukan diskusi dapat menjadi baik dikarenakan memperoleh informasi secara spontan dari informan lain yang pada dasarnya telah memiliki pemahaman yang baik.Media yang peneliti gunakan pada penelitian ini hanya menggunakan media audio sehingga hanya mampu menampilkan isi pembicaraan tanpa mampu memberikan gambaran ekspresi dari informan penelitian saat penelitian berlangsung

Analisis Hasil PenelitianPengetahuan tentang askeskinDari hasil penelitian sebagian besar informan belum mengetahui tentang askeskin meliputi prosedur penggunaan dan pelayanan yang diberikan pada peserta askeskin. Sedangkan dari hasil wawancara mendalam dengan petugas kesehatan diketahui secara keseluruhan petugas kesehatan telah mengetahui tentang prosedur penggunaan dan pelayanan yang diberikan pada peserta askeskin. Dari hasil identifikasi peneliti melalui FGD diketahui masih rendahnya pemahaman peserta askeskin tentang tentang prosedur penggunaan dan pelayanan yang diberikan pada peserta askeskin dikarenakan minimnya informasi yang mereka terima terkait dengan prosedur penggunaan dan pelayanan yang diberikan pada peserta askeskin, baik dari petugas kesehatan maupun pihak perangkat desa.Hasil penelitian yang didapat sejalan dengan hasil kajian Tim Riset Bidang Ekonomi Universitas Padjadjaran (2004) yang mendapatkan 72,1 % pengguna subsidi bantuan sejenis askeskin belum banyak peserta yang mengetahui prosedur penggunaan dan pelayanan yang dapat diterima secara tepat, dari hasil korelasi salah satu faktor yang berhubungan adalah rendahnya pemberian informasi pihak kelurahan dan pihak pertugas kesehatan (www. suara karya. com. Id, 2005).Hasil penelitian yang didapat didukung temuan Tim Survey Depkes RI bidang pelaksanaan program askeskin pada awal pelaksanaan program askeskin akhir tahun 2004 yang menemukan 24,5 % terjadi penyimpangan ketepatan peserta askeskin, 67,9 & ketidaktahuan peserta askekin dalam menggunakan pelayanan askeskin. Rendahnya aspek sosialisasi dan pemberian informasi merupakan faktor penting yang menyebakan rendahnaya pengetahuan peserta askeskin. (www. suara karya. com. Id, 2005).Dari hasil penelitian yang didapat peneliti menginterpretasikan sebagian besar informan belum mengetahui dan memahami tetang tata cara penggunaan askeskin. Terkait dengan hasil penelitian ini Notoatmodjo (2003) mengemukakan pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Apabila suatu tindakan didasari oleh pengetahuan maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tidak akan berlangsung lama, masih meurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang bukanlah jaminan terhadap tindakan yang akan dilakukan dikarenakan masih terdapat keterlibatan faktor lain yang akan mempengaruhi.Sejalan dengan hasil penelitian diatas Tim Depkes RI (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan pengetahuan dengan tindakan peserta dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan asuransi keluraga miskin menyatakan perilaku peserta askeskin dalam menfaatkan pelayanan askeskin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat pengetahuan, pendidikan formal, kondisi kesehatan peserta dan frekuensi mendapatkan informasi. Peserta yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi dan kondisi kesehatan yang kurang baik memiliki persentase lebih besar yakni 65,4 % untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan peserta askeskin yang tidak mengetahui tentang askekin menyangkut prosedur dan jenis pelayanan yang dapat mereka terima. Teori menunjukan bahwa pengetahuan didapat dari belajar dan belajar itu sendiri merupakan hasil dari asosiasi antara stimulus dan responden sehingga pemecahan masalah dapat dihadapi. Pengetahuan juga merupakan suatu bentuk tahu dari manusia yang diperoleh dari pengetahuan, akal, pikiran seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang pada akhirnya memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau berperilaku dengan baik. (Notoatmodjo, 2003).Berdasarkankan hasil penelitian, teori dan hasil penelitian terkait Menurut analisis peneliti untuk melaksanakan suatu tindakan dengan baik seseorang peserta asekeskin harus didukung dengan pengetahuan yang baik. Tetapi pengetahuan yang baik bukanlah jaminan bahwa sesorang akan melakukan tindakan atau perilaku dengan baik sesuai harapan mengingat masih terdapatnya keterlibatan faktor lain yang berpengaruh seperti kondisi kesehatan, sikap atau persepsi peserta terhadap pelayanan yang diberikan petugas kesehatan. Jadi dengan kata lain rendahnya aspek pengetahuan atau kurang tahunya peserta askeskin terhadap penggunaan askeskin baik dari segi prosedur dan jenis pelayanan yang didapatkan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Sikap Informasi yang didapat dari informan (peserta FGD) terkait dengan dukungan atau pandangan mereka terhadap pelaksanaan program askeskin keseluruhan informan mempunyai sikap yang mendukung terhadap pelaksanaan program askeskin. Informasi yang didapat dari peserta FGD sejalan dengan informasi yang didapat dengan petugas kesehatan.Dari hasil penelitan didapatkan interpretasi yang menunjukan bahwa sikap informan terhadap pelaksanaan program askeskin sudah cukup mendukung, hal ini mempertegas bahwa sikap peserta bukanlah salah satu faktor yang mempengaruhi mereka untuk memanfaakan pelayanan kesehatan dengan menggunakan askeskin. Meskipun hasil ini cukup bertentangan dengan beberapa teori seperti yang dikemukakan oleh Walgito (1982) dalam Hawari (1997) yang menyatakan sikap merupakan hal yang penting, karena memiliki konsep dasar tertentu yang dipilih dan akan mempengaruhi dalam tindakan selanjutnya. menurut Sarwono (1999) sikap dapat diubah dengan menambah informasi tentang suatu objek melalui suatu fersuasi, panutan dari seseorang atau tekanan dari seseorang atau kelompok sosial.Dari hasil penelitian sebagian besar informan menyatakan alasan yang menyebabkan mereka kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan askeskin adalah adanya kondisi kesehatan mereka yang masih dinilai oleh sebagian informan dalam keadaan baik ditambah lagi adanya keterangan bahwa mereka belum begitu memahami bagaiman cara menggunakan kartu askeskin dan jenis pelayanan apa yaag bisa didapatkan oleh peserta askeskin Hasil penelitian diatas didukung oleh Kajian Tim Riset Bidang Ekonomi Universitas Padjadjaran (2004) pemanfaaatan subsidi di bidang kesehatan oleh masyrakat miskin yang mendapatkan hasil tidak ada hubungan antara sikap peserta dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan, meskipun didapatkan sebagian besar peserta mendukung program askeskin masih didapatkan sebagiann peserta yang belum memanfaatkan pelayanan kesehaatan dengan menggunakan kartu askeskin (www. suara karya. com. Id, 2005).Terkait dengan hasil penelitian dan beberapa hasil penelitian yang mendukung menurut analisis peneliti sikap merupakan salah satu komponen penting yang mendukung terbentuknya suatu tindakan. Tetapi terbentuknya perilaku peserta askeskin dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan perlu ditunjang atau didukung satu kesatuan pendukung faktor pembentuk perilaku yakni pengetahuan, sikap dan faktor penunjang laiinya. Adanya sikap yang mendukung bukan merupakan suatu jaminan bagi peserta askeskin untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, oleh karena itu penting bagi petugas kesehatan dan petugas desa untuk memberikan sosialisasi dan motivasi kepada peserta askeskin agar dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah disediakan.

Peran Petugas KesehatanInformasi yang didapat dari peserta FGD yakni peserta askeskin terkait dengan peran petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi tentang prosedur dan jenis pelayanan yang didapatkan peserta askeskin sebagian besar informan memberikan informasi bahwa pelaksanaan pemberian informasi belum dilakukan atau belumdilaksanakan dengan optimal, dari hasil penelitian melalui FGD didapatkan keteraangan bahwa penyampaian inforamsi oleh petugas kesehetan masih dilakukan secara kolektif terhadap mereka yang telah memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan kartu askeskin. Dari hasil triangulasi sumber didapatkan informasi yang mendukung dari pihak petugas kesehatan yang mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan program askeskin dirasakan masih banyak kekurangan-kekurangan menyangkut koordinsi maupun dengan penyampaian inforamasi kepada peserta askeskin menyangkut prosedur dan jenis peslayanan yang didapatkan yang tidak hanya terbatas pada peserta askeskin yang datang berkunjung atau menfaatkan pelayanan kesehatan dipuskesmas tetapi secara umum melibatkan peserta lainnya yang belum memanfatkan palayanan kesehatan dengan menggunakan askeskin. Sejalan dengan hasil penelitan di atas Green (1980) dalam Notoadmodjo (2003) mengemukakan salah satu faktor penting yang menjadi faktor pemungkin terbentuknya perilaku adalah adanya sumber daya kesehatan termasuk dalam penelitian ini adalah peran petugas kesehatan. Menurut Effendi (1998) peran petugas kesehatan menyangkut tanggung jawab dan kemampuan dalam hal menfasilitasi kebutuhan pesaerta askeskin dalam menerima informasi terkait dengan prosedur penggunaan dan jenis pelayanan yang didapatkan, kemampuan petugas dalam memberikan informsi merupakan suatu upaya penting yang mendukung pengembangan perilaku masyarakat dalam memelihara kesehatan secara mandiri untuk dan oleh masyarakat.Sejalan dengan hasil penelitian menurut Henddrik L.Bloom (1980) dalam Notoatmodjo, (2003) menyatakan petugas kesehatan memiliki peranan penting dalam meningkatakan pengetahuan, pemahaman serta perubahan perilaku masyarakat terhadap upaya pemeliharaan status derajat kesehatan yang otimal dengan jalan memberikan informasi dan motivasi kepada masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan. Contoh penting pada penelitian ini adalah pemanfaatan pelayananan kesehatan dengan menggunakan askeskin.Terkait dengan hasil penelitian dan beberapa hasil penelitian yang mendukung menurut analisis peneliti perlu dilakukan suatu pemahaman yang baik dari pihak kesehatan untuk mencari inovasi dan cara menyampaikan informasi terkait dengan prosedur penggunaan askeskin dan jenis pelayanan yang didapatkan pesertas askeskin

5. SIMPULAN DAN SARANSimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat penulis simpulkan sebagai berikut :Sebagian besar informan belum mengetahui tentang cara penggunaan kartu Askeskin menyangkut prosedur penggunaan dan jenis pelayanan yang didapatkan Keseluruhan informan mempunyai sikap yang mendukung terhadap pelaksanaan program askeskin.sebgaian besar informan belum memanfaatkanpelayanan ksehatan dengan askeskin dikarenakan pemahaman mereka yang masih kurang terhadap prosedur penggunaan askeksin dan kondisi kesehatan yang dinilai oleh informan masih baik atau belum saatnya untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.Peran petugas kesehatan belum sepenuhnya berjalan dengan optimal dalam menyampaikan informasi mengenai prosedur penggunaan dan jenis pelayanan yang didapatkan peserta askeskin.

Saran Untuk meningkatkan pengetahuan para peserta Askeskin mka petugas kesehatandiharapkan aktif dalam menyebarkan informasi mengenai prosedur penggunaan dan jenis pelayanan yang didapatkan bepeserta Askeskin melalui media leafleat, poster dan sebagainya.Petugas kesehatan agar lebih meningkatkan lagi promosi kesehatan supaya peserta Askeskin lebih mengerti tentang kesehatan Bagi petugas kesehatan seharusnya dilakukan pelatihan, penyegaran tata cara penggunaan kartu Askeskin.Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kerja sama lintas sector dengan pihak pemerintah seperti kecamatan, kelurahan begitu juga rukun warga dan rukun tetangga, sehingga penyampaian informasi dan sosialisasi program Askeskin yang tepat guna, dan tepat sasaran dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (1999)Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Keempat, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Depkes RI. (2001). Pembangunan Kesehatan Dalam Rangka Mencapai Visi Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayan Medik dan Kesehatan Masyarakat.

(2006). Pedoman Pelaksanaan JaminanPemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin.Jakarta : Depkes RI.

http: /./ www. bkkbn. go. Id, (2006) update : 14 Mei 2007 : Pelaksanaan Asuransi Kesehatan Rakyat Miskin.

http: //: www. suara karya. com. Id, (2005) update.16 Mei 2007 : PT Askes sebagai Mitra Pemerintah Dalam Pelaksanaan Asuransi Keluarga Miskin.

http: //: www. republika, go. Id, (2006). update.16 Mei 2007 : Tranparansi Pelaksanaan Askeskin.

http: // : www. pt askes. com.id, (2007).update.16 Mei 2007 : ProsedurPenyelenggaraan askeskin

Hawari (1997), Psikologi Kesehatan. Jakarta : Pustaka Jaya

Notoadmodjo, Soekidjo (1997). Konsep Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta.

(2002). PrinsipPrinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

(2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

(2003). Ilmu Perilaku Dalam Kesehatan. Jakarta : PT. RinekaCipta.

Puskesmas Lebung Bandung (2007) . Profil kesehatan 2006.

PT. Askes (Persero) Indonesia, (2006) . Petunjuk Teknis : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Rakyat Miskin (Askeskin) Palembang. PT. Askes (Persero) Indonesia regional III

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

ANALISIS PERILAKU PESERTA ASKESKIN DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS LEBUNG BANDUNG KECAMATAN RANTAU ALAI KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2007

Oleh :

Armayati

NPM 03.10104.20.04

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2007