WARIA_Proposal Kualitatif

24
RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF A. JUDUL PENELITIAN Judul penelitian ini adalah DINAMIKA KEPRIBADIAN WARIA DALAM MENGHADAPI KEHIDUPANNYA B. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Hampir semua orang mengenal waria (wanita tapi pria), waria adalah individu yang memiliki jenis kelamin laki-laki tetapi berperilaku dan berpakaian seperti layaknya seorang perempuan. Waria merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat, namun demikian jumlah waria semakin hari semakin bertambah, terutama di kota-kota besar. Bagi penulis waria merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti karena dalam kenyataannya, tidak semua orang dapat mengetahui secara pasti dan memahami mengapa dan bagaimana perilaku waria dapat terbentuk. 1

Transcript of WARIA_Proposal Kualitatif

Page 1: WARIA_Proposal Kualitatif

RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF

A. JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian ini adalah DINAMIKA KEPRIBADIAN WARIA

DALAM MENGHADAPI KEHIDUPANNYA

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Hampir semua orang mengenal waria (wanita tapi pria), waria

adalah individu yang memiliki jenis kelamin laki-laki tetapi berperilaku dan

berpakaian seperti layaknya seorang perempuan. Waria merupakan

kelompok minoritas dalam masyarakat, namun demikian jumlah waria

semakin hari semakin bertambah, terutama di kota-kota besar. Bagi

penulis waria merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti

karena dalam kenyataannya, tidak semua orang dapat mengetahui secara

pasti dan memahami mengapa dan bagaimana perilaku waria dapat

terbentuk.

Perilaku waria tidak dapat dijelaskan dengan deskripsi yang

sederhana. Konflik identitas jenis kelamin yang dialami waria tersebut

hanya dapat dipahami melalui kajian terhadap setiap tahap

perkembangan dalam hidupnya. Setiap manusia atau individu akan selalu

berkembang, dari perkembangan tersebut individu akan mengalami

perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis. Salah satu aspek

1

Page 2: WARIA_Proposal Kualitatif

dalam diri manusia yang sangat penting adalah peran jenis kelamin.

Setiap individu diharapkan dapat memahami peran sesuai dengan jenis

kelaminnya. Keberhasilan individu dalam pembentukan identitas jenis

kelamin ditentukan oleh berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam

menerima dan memahami perilaku sesuai dengan peran jenis kelaminnya.

Jika individu gagal dalam menerima dan memahami peran jenis

kelaminnya maka individu tersebut akan mengalami konflik atau gangguan

identitas jenis kelamin.

Berperilaku menjadi waria memiliki banyak resiko. Waria

dihadapkan pada berbagai masalah: penolakan keluarga, kurang diterima

atau bahkan tidak diterima secara sosial, dianggap lelucon, hingga

kekerasan baik verbal maupun non verbal. Penolakan terhadap waria

tersebut terutama dilakukan oleh masyarakat strata sosial atas. Oetomo

(2000) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa masyarakat strata sosial

atas ternyata lebih sulit memahami eksistensi waria, mereka memiliki

pandangan negatif terhadap waria dan enggan bergaul dengan waria

dibanding masyarakat strata sosial bawah yang lebih toleran. Karena

belum diterimanya waria dalam kehidupan masyarakat, maka kehidupan

waria menjadi terbatas terutama pada kehidupan hiburan seperti ngamen,

ludruk, atau pada dunia kecantikan dan kosmetik dan tidak menutup

kemungkinan sesuai realita yang ada, beberapa waria menjadi pelacur

untuk memenuhi kebutuhan materiel maupun biologis. Pakar kesehatan

masyarakat dan pemerhati waria, Gultom (2002) setuju dengan pendapat

2

Page 3: WARIA_Proposal Kualitatif

seorang waria yang bernama Yuli, bahwa waria merupakan kaum yang

paling marginal. Penolakan terhadap waria tidak terbatas rasa “jijik”,

mereka juga ditolak untuk mengisi ruang-ruang aktivitas: dari pegawai

negeri, karyawan swasta, atau berbagai profesi lain. Bahkan dalam

mengurus KTP, persoalan waria juga mengundang penolakan dan

permasalahan, maka sebagian besar akhirnya turun dijalanan untuk

mencari kebebasan (Kompas, 7 April 2002)

Perlakuan yang tidak adil terhadap waria, tidak lain adalah

disebabkan kurang adanya pemahaman masyarakat tentang

perkembangan perilaku dan dinamika psikologis yang dialami oleh para

waria, sebab selama ini pemberitaan-pemberitaan media, baik media

cetak maupun media elektronik, belum sampai menyentuh pada wilayah

tersebut. Berdasar atas realitas tersebut peneliti menganggap penting

untuk memahami lebih dalam mengenai waria, kebutuhan-kebutuhan atau

dorongan yang mengarahkan dan memberi energi pada waria, tekanan-

tekanan yang dialami, konflik-konflik yang terjadi, hingga bagaimana

mekanisme pertahanan diri yang akan digunakan oleh waria tersebut.

Cara yang paling tepat adalah dengan mempelajari dinamika kepribadian

beserta faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan hidupnya, dimana

hal ini dapat diketahui dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan

antisipasi masa depan orang tersebut.

Penulis berharap dengan informasi yang disampaikan melalui

penulisan studi kasus ini akan mampu memberikan gambaran dan

3

Page 4: WARIA_Proposal Kualitatif

penjelasan yang akurat mengenai fenomena waria, sehingga penerimaan

dan pemahaman yang terjadi atas fenomena tersebut akhirnya

merupakan sebuah pemahaman yang tepat.

2. Perumusan Masalah

Bagaimanakah Dinamika Kepribadian Waria dalam menghadapi

kehidupannya?.

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Dinamika Kepribadian Waria dalam menghadapi

kehidupannya.

4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis: Memperkaya khasanah teori Psikologi

Kepribadian, Psikologi Perkembangan maupun Psikologi

Abnormal mengenai fenomena waria.

b. Manfaat praktis: Meberikan informasi pada para waria

mengenai proses-proses psikologis yang terjadi pada diri

mereka, agar mereka lebih bisa memahami dirinya.

c. Bagi Masyarakat dan Orang Tua: Memberi informasi kepada

para orang tua dan masyarakat pada umumnya tentang

fenomena waria. Mencakup informasi mengenai perkembangan

rentang kehidupan waria, faktor apa saja yang dapat

4

Page 5: WARIA_Proposal Kualitatif

menyebabkan terjadinya waria, serta bagaimana dinamika

kepribadian seorang waria.

C. KAJIAN PUSTAKA YANG TERKAIT

1. Pengertian kepribadian

2. Struktur kepribadian

3. Fungsi ego

4. Appersepsi distorsi dan persepsi

5. Dinamika kepribadian

6. Kebutuhan (needs)

7. Tekananan (press)

8. Mekanisme pertahanan diri

9. Pengertian Waria

10. Perkembangan Psikoseksual

11. Perkembangan Psikososial

12. Faktor penyebab seseorang menjadi Waria

13. Masalah-masalah yang dihadapi Waria

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan eksploratif

kualitatif dengan rancangan studi kasus. Menurut Brannen (Alsa, 2003)

Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk yang

5

Page 6: WARIA_Proposal Kualitatif

aktif, yang mempunyai kebebasan kemauan, yang perilakunya hanya

dapat difahami dalam konteks budayanya, dan perilakunya tidak

didasarkan pada hukum sebab-akibat. Oleh sebab itu logis jika penelitian

yang menggunakan pendekatan kualitatif tidak bertujuan untuk membuat

hukum-hukum melainkan bertujuan untuk memahami objeknya.

Alsa (2003) mengatakan bahwa penelitian dengan rancangan studi

kasus dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai

situasi dan makna sesuatu atau subjek yang diteliti. Penelitian studi kasus

lebih mementingkan proses daripada hasil, lebih mementingkan konteks

daripada variabel khusus, lebih ditujukan untuk menemukan sesuatu

daripada kebutuhan konfirmasi. Pemahaman yang diperoleh dari studi

kasus dapat secara langsung mempengaruhi kebijakan, praktek dan

penelitian berikutnya.

Moleong (1996) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif berakar

pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai

alat penelitian. Memanfaatkan metode kualitatif mengandalkan analisis

data secara induktif, bersifat deskriptif, mementingkan proses daripada

hasil, membatasi studi dengan fokus dan memiliki seperangkat kriteria

untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitian bersifat

sementara, hasil disepakati kedua pihak yaitu peneliti dan subjek

penelitian.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitataif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

6

Page 7: WARIA_Proposal Kualitatif

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

(Moleong, 1996). Penelitian kualitatif dalam konteks penelitian terapan

menurut Nawawi dan Martini (1994), adalah penelitian yang bersifat atau

memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan yang

sewajarnya atau sebagaimana adanya, dengan tidak dirubah dalam

bentuk simbol-simbol atau bilangan.

2. Subjek Penelitian

a. Sampling

Pada penelitian non-kualitatif sampel dipilih dari suatu populasi

sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Jadi sampel

benar-benar mewakili ciri-ciri suatu populasi. Pada paradigma alamiah

(Lincoln dan Guba, 1985 dalam Moleong, 1996) peneliti mulai dengan

asumsi bahwa konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks

ditangani dari segi konteksnya sendiri. Oleh karenanya dalam penelitian

kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive

sample) (Moleong, 1996).

Pada sampel bertujuan jumlah sampel ditentukan oleh

pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya

meperluas informasi, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring,

maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri. Jadi kuncinya ialah jika

sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah

harus dihentikan (Moleong, 1996).

7

Page 8: WARIA_Proposal Kualitatif

b. Penentuan Subjek Penelitian

Kriteria yang dipakai memilih subjek penelitian ini, yaitu individu-

individu yang berdasarkan kriteria yang telah ditentukan disebut sebagai

Waria. Subjek penelitian adalah dua orang waria. Penetapan subjek akan

didasarkan pada kriteria Asosiasi Psikiatri Amerika .

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dilokasi tempat mangkal para waria yaitu di

sepanjang rel kereta api (disebelah selatan statisun kereta api

Wonokromo). Selain itu penelitian juga dilakukan di rumah Subjek untuk

hal-hal yang bersifat rahasia dan membutuhkan suasana yang kondusif

seperti tes Grafis, tes TAT, dan wawancara tertentu yang bersifat rahasia

bagi subjek.

4. Metode Pengumpulan Data

Alsa (2003) berpendapat bahwa peneliti kualitatif cenderung

mengumpulkan data melalui kontak secara terus menerus dengan subjek

dalam setting alamiah, seperti rutinitas mereka sehari-hari. Metode

pengumpulan data yang paling mewakili karakteristik penelitian kualitatif

adalah interview dan observasi partisipan.

a. Wawancara

Berdasar taxonomi bentuk pertanyaannya, wawancara dapat

dikelompokkan menjadi beberapa bentuk yaitu verbal dan non verbal. Ada

8

Page 9: WARIA_Proposal Kualitatif

dua bentuk pertanyaan verbal yaitu pertanyaan langsung dan tidak

langsung; sementara itu untuk yang non verbal juga mempunyai dua

bentuk pertanyaan yaitu overt dan covert. Sementara itu pertanyaan

langsung dari verbal mempunyai dua bentuk yaitu terbuka dan tertutup

(Werner dan Schoepfle, 1987 dalam Koentjoro, 2007).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara partisipan

dan tidak berstruktur, pemilihan model wawancara ini didasarkan atas

kemampuan model ini untuk terhindar dari bias. Koentjoro (2007)

membagi interview berdasar cara pengambilan datanya menjadi dua, yaitu

interview partisipatif dan non partisipatif. Wawancara partisipatif pada

umumnya berbentuk verbal terstruktur maupun tidak, terbuka maupun

tertutup. Yang membedakan adalah adanya kecenderungan responden

tidak menyadari kalau tengah diinterview, karena peneliti memanfaatkan

momen-momen khusus. Karenanya penggunaan interview partisipatif

dapat menekan bias khususnya yang berbetuk faking good dan faking

bad.

b. Observasi

Walaupun sudah dilakukan interview, peneliti akan melakukan

observasi untuk memperoleh informasi-informasi mengenai perasaan-

perasaan subjek penelitian, Bogdan (1993) menegaskan peneliti juga

melakukan pencatatan tentang perasaan perasaan subjektif dan sikap

pribadi sebagai peneliti atas tema-tema yang dibahas. Selain itu tujuan

observasi adalah untuk mendapat data tentang suatu masalah sehingga

9

Page 10: WARIA_Proposal Kualitatif

diperoleh pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembuktian

terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

(Koentjoro, 2007).

c. Teknik Proyeksi

Teknik proyeksi merupakan suatu alat yang memungkinkan untuk

mengungkap motif, nilai, keadaan emosi, need yang sukar diungkap

dalam situasi wajar dengan cara individu memproyeksikan pribadinya

melalui objek diluar individu (Karmiyati dan Suryaningrum, 2002 dalam

Nailatin 2004).

Teknik proyektif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

tes Grafis yang terdiri dari Baum, DAP dan HTP sebagai tes pendukung

terutama dalam pemilihan kartu tambahan dalam tes TAT maupun

sebagai pendukung dalam analisis TAT. Marnath (1984 dalam Nailatin

2004) mengatakan bahwa melalui tes grafis dapat diperoleh gambaran

mengenai “self image” dan “ideal self image”. Selain itu dapat juga

diperoleh gambaran tentang diri testee yang berkaitan dengan;

bagaimana cara individu menyatakan dorongan atau vitalitas, afeksi dan

kognisi, sikap sosial dan seksual serta hubungan dengan keluarganya

(Dayakisni dan Muttaqien : 2001 dalam Nailatin 2004).

10

Page 11: WARIA_Proposal Kualitatif

5. Instrumen Penelitian

Alsa (2003) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti

adalah instrumen utama, sehingga ia dapat melakukan penyesuaian yang

sejalan dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan. Karena itu,

peneliti dapat berhubungan dengan subjek penelitian dan mampu

memahami keterkaitannya dengan kenyataan di lapangan. Koentjoro

(2007) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti

mengandalkan sepenuhnya pada informan yang memberikan informasi

seputar fenomena yang tengah diteliti.

Meskipun peneliti dapat menggunakan alat pencatat dan teknik

proyektif TAT, materi yang dicatat secara mekanik tersebut tetap harus

direview secara menyeluruh oleh peneliti dengan pemahaman peneliti

sebagai instrumen kunci.

6. Tahapan Penelitian

Menurut Koentjoro (2007) ada beberapa tahap dalam

penyelenggaraan penelitian kualitatif:

a. Tahap persiapan

1) Terlibat pada suatu kegiatan (partisipatif & emic). Pada

tahap ini peneliti akan berpartisipasi langsung ditempat

mangkal para waria (sepanjang rel kereta api wonokromo).

2) Menentukan thema besar penelitian.

11

Page 12: WARIA_Proposal Kualitatif

3) Dalami teori, konsep. Pada tahap ini peneliti melakukan

telusur pustaka sebagai bentuk sensitivitas teori.

4) Dalami thema. Pada tahap ini peneliti berusaha untuk

mendapatkan bagian atau bidang yang lebih fokus dan

menentukan pertanyaan penelitiannya.

5) Pemilihan subjek sesuai dengan karakter yang diinginkan.

Pada tahap ini penulis akan menetapkan subjek penelitian

sebagai co researcher dalam penelitian, yang didasarkan

pada ketentuan waria dalam Asosiasi Psikiatri Amerika.

6) Persiapkan informed consent; perlengkapan lapangan dan

putunjuk apa yang seharusnya dilakukan oleh data

collectors. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan hal-hal

yang dibutuhkan selama dilapangan, termasuk alat tes

grafis (DAP, HTP, BAUM) dan TAT.

b. Tahap pengambilan data

1) Buka catatan tentang relasi yang memiliki minat sejenis.

Peneliti berusaha mencari relasi yang punya minat pada

bidang yang sama.

2) Masalah perijinan dan rapport. Peneliti mulai mengurus

perijinan dan membangun hubungan yang saling percaya

dan hangat dengan subjek.

3) Masalah teknik; strategi pengambilan subjek dan

pengambilan data serta pembagian tugas. Peneliti mulai

12

Page 13: WARIA_Proposal Kualitatif

melakukan pengumpulan data berupa observasi dan

wawancara. Setelah wawancara dilakukan, subjek

diberikan tes grafis untuk mengetahui kecenderungan

kepribadian subjek, hasil grafis juga dapat digunakan untuk

wawancara lanjutan selain untuk menentukan kartu

tambahan pada tes TAT. Setelah itu subjek diberikan tes

TAT dengan teknik Bellak yaitu memberikan 10 kartu wajib

dan beberapa kartu tambahan sesuai dengan

permasalahannya.

4) Mengadakan diskusi tetang apa yang telah didapat oleh

peneliti dan mempersipkan langkah selanjutnya.

5) Mencari ide relasi antar thema.

6) Mendalami data yang dirasa kurang.

7) Dalami teori, konsep. Pada tahap ini peneliti akan

mendalami teori-teori yang terkait dengan data yang telah

dihimpun sebagai bentuk sensitivitas teori (apriori).

c. Tahap analisis data

1) Seleksi data. Pada tahap ini peneliti malakukan seleksi

terhadap data yang telah dihimpun, kemudian

2) Ditulis dalam bentuk verbatim (hardcopy), selanjutnya

peneliti melakukan

3) Probing (dengan tidak membuang data asli), kemudian

peneliti melakukan

13

Page 14: WARIA_Proposal Kualitatif

4) Coding sesuai dengan pertanyaan penelitian dan temuan

penelitian.

5) Dalami teori, konsep. Pada tahap ini peneliti mendalami lagi

teori, konsep yang terkait untuk memastikan apakah data

yang diperoleh sudah cukup atau masih kurang.

6) Lakukan coding. Pada tahap ini peneliti akan melanjutkan

pada proses (open, axial dan selective coding), kemudian

7) Peneliti menulis temuan penelitian yang merupakan

jawaban atas permasalahan penelitian, dan membuat

kesimpulan.

d. Tahap pembahasan dan sosialisasi hasil penelitian

1) Membuat kesimpulan dan saran-saran terhadap penelitian

berikutnya.

2) Sosialisasikan hasil penelitian.

7. Analisa Data

Menurut Alsa (2003) dalam penelitian kualitatif, karena data terdiri

dari teks maka setelah terkumpulnya data base teks, kemudian dilakukan

analisis teks dengan memasukkan kedalam kelompok-kelompok kalimat

dan menetapkan arti. Keseluruhan laporan kualitatif umumnya merupakan

deskripsi yang panjang untuk memberikan gambaran kompleks mengenai

fenomena. Dari gambaran kompleks ini peneliti membuat interpretasi

tentang makna data melalui refleksi. Refleksi berarti bahwa peneliti

14

Page 15: WARIA_Proposal Kualitatif

merefleksikan bias, nilai, dan asumsi-asumsi personal mereka kedalam

penelitiannya.

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan memadukan

hasil wawancara, hasil tes grafis (Baum, DAP, HTP) sebagai dasar untuk

mementukan kartu tambahan. Hasil wawancara dirangkum sebagai

catatan otobiografi subjek kemudian hasil tes grafis di interpretasi secara

mendetail sehingga dapat disimpulkan bagaimana cara individu

menyatakan dorongan, afeksi dan kognisi, sikap sosial, seksual, serta

hubungan dengan keluarga. Kesimpulan ini digunakan untuk menunjang

catatan klinis dari tiap cerita kartu TAT serta summary dan final raport.

Hasil TAT dianalisis dengan teknik Bellak yaitu menganalisis

dengan cara menginterpretasi tema-tema dari hasil cerita testee tiap kartu

sehingga ditemukan kesimpulan tema diagnostik tiap kartu yang akan

menjadi catatan klinis dan telah disesuaikan dengan hasil tes grafis

sebagai tes pendukung. Hasil akhir dari kesimpulan tema diagnostik dan

catatan klinis tersebut dirangkum secara keseluruhan sehingga dalam

summary dan final raportnya akan tergambar bagaimana dinamika

kepribadian subjek tersebut.

8. Teknik Keabsahan Data

Peneliti melakukan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang menekankan adanya penggunaan lebih dari satu

15

Page 16: WARIA_Proposal Kualitatif

metode yang berfungsi sebagai rechecking terhadap informasi atau data

yang diperoleh. (Koentjoro, 2007).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat tes Grafis sebagai

pembanding dan penunjang disamping menggunakan tes TAT sebagai

alat tes utama dan wawancara serta obeservasi sebagai sumber data lain.

16

Page 17: WARIA_Proposal Kualitatif

Daftar Pustaka

Alsa, A. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2003.

Bogdan, R. & Taylor, S. Kualitatif (Dasar-dasar Penelitian) (terjemahan), (Surabaya;Usaha Nasional), 1993.

Kalau Evi, ya Evi saja.Berita pada Harian Kompas tertanggal 07 April 2002.

Koentjoro, Triangulasi, Metaphora dan Mapping dalam Penelitian Psikologi, Pekerja Sosial dan Gender, (Handout Matakuliah Metode Penelitian Kualitatif:UNTAG), 2007.

Koentjoro, Prosedur Penyelenggaraan Penelitian Kualitatif, (Handout Matakuliah Metode Penelitian Kualitatif:UNTAG Surabaya), 2007.

Koentjoro, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Handout Matakuliah Metode Penelitian Kualitatif:UNTAG Surabaya), 2007.

Koentjoro, Metode Triangulasi: Sebuah Pendekatan Holistik dalam Memahami Phenomena Sosial dan Konstruksi Psikologis, (Handout Mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif:UNTAG Surabaya), 2007.

Moleong, L.J., Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. VII (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya), 1996.

Nailatin, Tes Proyektif, (Handout Mata kuliah Tes Proyektif, IAIN Surabaya), 2004.

Nawawi, H.H & Martini, H.M., Penelitian Terapan, (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press), 1994.

Oetomo, D. Memberi Suara pada yang Bisu. (Yogyakarta: Pustaka Marwa), 2003.

17