Contoh permodelan sistem

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak UKM melakukan perekrutan karyawan tanpa mempertimbangkan berapa jumlah karyawan optimal yang perlu dipekerjakan. Mengetahui berapa jumlah karyawan yang tepat diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang optimal yaitu yang sesuai dengan permintaan konsumen. Apabila UKM tidak dapat memenuhi permintaan konsumen maka bisa jadi UKM akan kehilangan sebagian dari keuntungannya bahkan dapat kehilangan konsumen. Ketidakmampuan UKM dalam memenuhi permintaan konsumen dapat disebabkan oleh salah satu atau beberapa masalah seperti kapasitas produksi terbatas sehingga tidak dapat menghasilkan output sesuai dengan jumlah permintaan, produktivitas pekerja yang tidak optimal, permintaan konsumen yang berfuktuasi, dan sebagainya. Kapasitas produksi UKM dalam hal ini berhubungan dengan jumlah tenaga kerja, jumlah mesin, dan jumlah bahan baku. Dalam studi kasus ini, permasalahan yang diangkat yaitu dari sebuah Usaha Keil Menengah !uka "iky #UKM !uka "iky$. UKM !uka "iky terletak di Banjarnegara dan bergerak dalam bidang produksi makanan #keripik tempe$. %roduk keripik tempe yang dihasilkan telah dipasarkan ke beberapa kota di &awa 'engah dan telah memiliki banyak pelanggan. !aat ini UKM !uka "iky telah memiliki () karyawan tetap. 'otal produksi keripik tempe yang dihasilkan setiap bulan sela tidak dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen, apalagi pada musim*musim tertentu dimana sering terjadilonjakan permintaan konsumen. %ada musim*musim tersebut UKM #dalam hal ini UKM !uka "iky$ sudah mempekerjakan karyawan kontrak sebagai karyawan tambahan tetapi UKM tetap kewalahan memenuhi order. +utput yang dihasilkan oleh () orang tenaga kerja tersebut hanya memenuhi - dari total permintaan konsumen per bulan. Ada indikasi bahwa

description

Teknik Industri

Transcript of Contoh permodelan sistem

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBanyak UKM melakukan perekrutan karyawan tanpa mempertimbangkan berapa jumlah karyawan optimal yang perlu dipekerjakan. Mengetahui berapa jumlah karyawan yang tepat diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang optimal yaitu yang sesuai dengan permintaan konsumen. Apabila UKM tidak dapat memenuhi permintaan konsumen maka bisa jadi UKM akan kehilangan sebagian dari keuntungannya bahkan dapat kehilangan konsumen.Ketidakmampuan UKM dalam memenuhi permintaan konsumen dapat disebabkan oleh salah satu atau beberapa masalah seperti kapasitas produksi terbatas sehingga tidak dapat menghasilkan output sesuai dengan jumlah permintaan, produktivitas pekerja yang tidak optimal, permintaan konsumen yang berfluktuasi, dan sebagainya. Kapasitas produksi UKM dalam hal ini berhubungan dengan jumlah tenaga kerja, jumlah mesin, dan jumlah bahan baku.Dalam studi kasus ini, permasalahan yang diangkat yaitu dari sebuah Usaha Kecil Menengah Suka Nicky (UKM Suka Nicky). UKM Suka Nicky terletak di Banjarnegara dan bergerak dalam bidang produksi makanan (keripik tempe). Produk keripik tempe yang dihasilkan telah dipasarkan ke beberapa kota di Jawa Tengah dan telah memiliki banyak pelanggan. Saat ini UKM Suka Nicky telah memiliki 24 karyawan tetap.Total produksi keripik tempe yang dihasilkan setiap bulan selalu tidak dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen, apalagi pada musim-musim tertentu dimana sering terjadi lonjakan permintaan konsumen. Pada musim-musim tersebut UKM (dalam hal ini UKM Suka Nicky) sudah mempekerjakan karyawan kontrak sebagai karyawan tambahan tetapi UKM tetap kewalahan memenuhi order. Output yang dihasilkan oleh 24 orang tenaga kerja tersebut hanya memenuhi 90% dari total permintaan konsumen per bulan. Ada indikasi bahwa ketidakmampuan UKM dalam memenuhi permintaan yaitu karena kapasitas tenaga kerja yang tidak dapat menghasilkan output sesuai dengan permintaan.Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dalam studi kasus ini akan dianalisis permasalahan mengenai jumlah karyawan optimal di UKM Suka Nicky agar dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.

1.2. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam studi kasus ini yaitu:1. Berapakah output standar yang dihasilkan tenaga kerja saat ini?2. Berapakah jumlah pekerja optimal di UKM Suka Nicky agar dapat memenuhi permintaan konsumen setiap bulan?

1.3. TujuanAdapun tujuan dilakukannya studi kasus ini yaitu:1. Mengetahui output standar yang dihasilkan tenaga kerja.2. Mengetahui jumlah karyawan optimal yang perlu dipekerjakan UKM Suka Nicky agar dapat selalu memenuhi permintaan konsumen tiap bulan.

1.4. AsumsiAdapun asumsi dari penelitian ini yaitu:1. Rating factor operator diasumsikan 90%.2. Kelonggaran waktu/allowance diasumsikan selama 10 menit dalam sehari (8 jam kerja = 480 menit) sehingga persentase allowance yaitu:

3. Konstanta penghalusan () sebasar 0,5.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 SistemDefinisi formal dari sebuah sistem adalah sebagai berikut: (Ristono, 2011)1. Sebuah sistem adalah sebuah gabungan komponen yang teratur. Teratur bahwa ada hubungan khusus antara komponen.2. Sistem melakukan sesuatu yang dengan kata lain bahwa ia menunjukkan sebuah tipe perilaku yang unik untuk sistem tersebut.3. Tiap komponen berkontribusi terhadap perilaku sistem dan dipengaruhi karena berada di dalam sistem. Tidak ada komponen yang memiliki efek independen dalam sistem. Perilaku dari sistem dapat diubah jika komponen manapun dipindahkan atau meninggalkan.4. Kelompok komponen di dalam sistem bisa jadi mereka juga memiliki property nomor (1), (2) dan (3) sehingga mereka dapat membentuk sub sistem.5. Sistem memiliki sesuatu yang berada di luar disebut sebagai lingkungan, yang memberikan input ke dalam sistem dan menerima output dari sistem.6. Sistem telah diidentifikasi oleh seseorang sebagai kepentingan khusus (memiliki tujuan tertentu).

2.2 Riset OperasiOpertion Research adalah pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan yang melibatkan operasi dari sistem organisasional (Puryani,2012). Opertion Research berusaha menetapkan arah tindakan terbaik (optimum) dari sebuah masalah keputusan di bawah pembatasan sumber daya yang terbatas (Taha,1996). Karakteristik utama yang dimiliki oleh Opertion Research adalah (Puryani,2012):1. Diterapkan pada persoalan yang berkaitan dengan bagaimana mengatur dan mengkoordinasikan operasi atau kegiatan dalam suatu organisasi.2. Mengacu kepada broad view point, yakni titik pandang organisasi sehingga memiliki konsistensi dengan organisasi secara keseluruhan.3. Menemukan solusi terbaik atau solusi optimal (find the best or optimal solution), oleh karenanya search for optimality menjadi tema penting dalam Opertion Research.Pada Opertion Research, akan selalu berkaitan dengan model simbolik sehingga jika disebut pemodelan, maka berarti itu adalah pembuatan formulasi model dalam notasi matematika (Puryani,2012). Hal ini dimaksudkan sebagai idealisme dan kemudian akan dilakukan penyerdahanaan dengan berbagai batasan dan asumsi, sehingga akan muncul fungsi-fungsi. Sehingga dapat disimpulkan model adalah abstraksi selektif dari realitas (Puryani,2012). Model didefinisikan sebagai sebuah fungsi tujuan dengan batasan-batasan yang diekspresikan dalam bentuk variabel keputusan (alternatif) dari masalah tersebut (Taha,1996).Tahap-tahap utama yang harus dilakukan untuk melakukan sebuah studi Opertion Research (Taha,1996):1. Definisi masalahDari sudut pandang riset operasi, hal ini menunjukkan tiga aspek utama yaitu deskripsi tetntang sasaran atau tujuan dari stusi tersebut, identifikasi alternatif keputusan dari sistem tersebut, dan pengenalan tentang keterbatasan, batasan, dan persyaratan sistem tersebut.2. Pengembangan modelBergantung pada definisi masalah, kelompok riset operasi tersebut harus memutuskan model yang paling sesuai untuk mewakili sistem yang bersangkutan. Model seperti ini harus menyatakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan batasan masalah dalam bentuk variabel keputusan. Jika model yang dihasilkan termasuk dalam salah satu model matematis yang umum (misalnya, pemrograman linear), pemecahan yang memudahkan dapat diperoleh dengan menggunakan teknik-teknik matematis. Jika hubungan matematis dalam model tersebut terlalu kompleks untuk memungkinkan pemecahan analitis, sebuah model simulasi kemungkinan lebih sesuai. Beberapa kasus memerlukan penggunaan kombinasi antara model matematis, simulasi dan heuristik. Hal itu tentu saja sebagian besar bergantung pada sifat dan kompleksitas sistem yang sedang diteliti.3. Pemecahan modelDalam model-model matematis, hal ini dicapai dengan menggunakan teknik-teknik optimisasi yang didefinisikan dengan baik dan model tersebut dikatakan menghasilkan sebuah pemecahan optimal. Jika simulasi atau model heuristik dipergunakan, konsep optimalitas tidak didefinisikan dengan begitu baik, dan pemecahan dalam kasus ini dipergunakan untuk memperoleh evaluasi terhadap tindakan dalam sistem tersebut.4. Pengujian keabsahan modelSebuah model adalah absah jika, walaupun tidak secara pasti mewakili sistem tersebut, dapat memberi prediksi yang wajar dari kinerja sistem tersebut. Satu metode yang umum untuk menguji keabsahan sebuah model adalah membandingkan kinerjanya dengan data masa lalu yang tersedia untuk sistem aktual tersebut. Model tersebut akan absah jika dalam kondisi masukan yang serupa, model tersebut dapat menghasilkan ulang kinerja masa lalu dari sistem tersebut.5. ImplementasiTahap akhir dari studi Opertion Research berkaitan dengan implementasi hasil model yang telah diuji tersebut. Implementasi melibatkan penerjemahaan hasil akhir menjadi petunjuk operasi yang terinci dan disebarkan dalam bentuk yang mudah dipahami kepada para individu yang akan mengatur dan mengoprasikan sistem yang direkomendasikan tersebut.

2.3 Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti (Stop Watch Time Study)Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop-watch time study) diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang ;alu. Metoda ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang. (Wingnjosubroto, 2008)Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanakan pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut: (Wingnjosubroto, 2008)1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya.2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan.3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tetapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.4. Amati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat.6. Tetapkan rating factor/rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut.7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal.8. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas.9. Tetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar. Berikut formulasi untuk menentukan waktu standard dan output standar:

Ws = Waktu standarWn = Waktu normalRf = Rating factorOs = Output standar

2.4 Forecastinga. Definisi ForecastingPeramalan atau forecasting adalah sebuah metode sebagai alat bantu untuk melakukan suatu perencanaan yang efektif dan efisien, seperti peramalan terhadap tingkat permintaan suatu produk atau atau beberapa produk dan peramalan terhadap harga sembako dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. (Falevy et al)b. Simple Exponential SmoothingAdalah suatu prosedur yang mengulang perhitungan secara terus menerus yang menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, dimana bobot yang digunakan disimbolkan dengan . Simbol bisa ditentukan secara bebas, yang mengurangi forecast error. Nilai konstanta pemulusan, , dapat dipilih diantara nilai 0 dan, karena berlaku: 0 < < 1 (Garpersz, 2005). Secara metematis, persamaan penulisan eksponential adalah sebagai berikut (Garspersz, 2005) :

Dimana := nilai ramalan untuk periode waktu ket. = nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu, t1. = nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t 1. = konstanta pemulusan.Nilai yang menghasilkan tingkat kesalahannya yang paling kecil adalah yang dipilih dalam peramalan (Arsyat, 1997). Metode ini lebih cocok digunakan untuk meramal halhal yang fluktuasinya secara random atau tidak teratur (Subagyo, 2002 ).Menurut Render dan Heizer (2001 ) permasalahan umum yang dihadapi dalam metode ini adalah bagaimana memilih yang tepat untuk meminimkan kesalahan peramalan. Karena berlaku 0<