contoh pengembangan lanjutan

47
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Researh and Development) yaitu pengembangan perangkat pembelajaran biologi berbasis pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan pendekatan pemberdayaan berpikir melalui pertanyaann (PBMP). B. Lokasi dan Subjek Penelitian Tahap uji coba penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Tarakan dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas X 1 yang berjumlah 27 orang, pada materi pencemaran dan perubahan lingkungan semester genap tahun ajaran 2012/2013.

description

bagian BAB III

Transcript of contoh pengembangan lanjutan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Researh and Development)

yaitu pengembangan perangkat pembelajaran biologi berbasis pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan pendekatan pemberdayaan berpikir

melalui pertanyaann (PBMP).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Tahap uji coba penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Tarakan

dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas X1 yang berjumlah 27 orang, pada materi

pencemaran dan perubahan lingkungan semester genap tahun ajaran 2012/2013.

C. Komponen Perangkat Pembelajaran

Komponen perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini

terdiri dari; rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa

(LKS), buku siswa, dan lembar penilaian.

D. Prosedur Pengembangan Perangkat

Model Pengembangan perangkat yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada model 4-D Thiagarajan, Samel and Samel (1974) dalam Muchayat

(tanpa tahun) dengan beberapa modifikasi yang terdiri dari empat tahap yaitu

pendifinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan

penyebaran (disseminate) sebagaimana dikemukan oleh Thiagarajan. Hasil

pengembangan perangkat pada penelitian ini dilaksanakan hingga pada tahap

penyebaran (disseminate) terbatas, yaitu penyebaran disekolah lain. Tahap-tahap

pengembangan perangkat pembelajaran tersebut di uraikan sebagai berikut;

1. Tahap pendifinisian (Define)

Tujuannnya adalah menetapkan dan menentukan syarat-syarat pembelajaran

yang meliputi tujuan pembelajaran dan pembatasan materi pembelajaran. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Analisis awal-akhir

Analisis awal akhir digunakan untuk mengidentifikasi masalah mendasar yang

dihadapi Guru-guru biologi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, kemudian

mencari alternative pemecahan yang lebih baik dan efesien. Analisis awal dilakukan

untuk mencari alternative pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan memilih

model yang relevan serta mengkaji kesesuaian bahan-bahan/sumber-sumber belajar

yang ada dengan model tersebut. Analisis awal dimulai dari analisis pengetahuan,

keterampilan dan sikap awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu

tujuan yang tercantum dalam kurikulum. Analissi awal kemudian dijadikan dasar

untuk menetapkan model pembelajaran kooperatif think pair share dengan

pendekatan pemberdayaan berpikir melalui pertayaan, hasil ini dijadikan dasar

mengembangkan perangkat pembelajaran.

b. Analisis siswa

Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa kelas X,

memperhatikan kemampuan, pengalaman siswa baik individu maupun kelompok.

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menelaah karakteristik siswa yang meliputi latar

belakang pengetahuan siswa, bahasa yang digunakan dan perkembangan kognitif

siswa. Hasil telaah tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran biologi dengan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share dengan pendekatan pemberdayaan berpikir melalui

pertanyaan.

c. Analisis materi

Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian utama

pada materi yang akan dipelajari pada pokok bahasan pencemaran dan perubahan

lingkungan. Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan telaah terhadap materi

berdasarkan kurikulum yang sedang di gunakan. Analisis materi ini menjadi dasar

merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran.

d. Analisis tugas

Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan

pembelajaran berdasarkan kajian kurikulum yang berlaku ketika perancangan

perangkat akan dilakukan. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar

dalam bentuk garis besar yang mencakup; (1) Analisis struktur isi, (2) analisis

prosedural, dan (3) analisis proses informasi.

e. Tujuan pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkoversi tujuan analisis

materi dan analisis tugas menjadi kompetensi dasar yang dinyatakan dengan tingkah

laku. Penyusunan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian hasil belajar

didasarkan pada kompetensi dasar dan indikator yang tercantum dalam KTSP.

2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini dihasilkan rancangan perangkat pembelajaran. Tahap

perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran yang

dikembangkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan tes hasil

belajar, pemilihan media, pemilihan format perangkat pembelajaran, dan perancangan

awal perangkat pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan tes

Setelah analisis materi dilakukan, disusunlah tes untuk mengetahui sejauh

mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan

b. Pemilihan media.

Pemilihan media pada tahap ini, disesuaikan dengan hasil dari analisis materi

yang telah dilakukan. Selain itu, media yang dipilih harus disesuaikan dengan

karakteristik siswa dan fasilitas yang ada disekolah, media yang dilakukan uji coba

adalah menggunakan laptop dan LCD dan lingkungan yang ada disekitar sekolah.

Media pembelajaran yang digunakan harus dapat memfasilitasi siswa yang diajarkan.

c. Pemilihan format.

Pemilihan format perangkat pembelajaran dimaksudkan untuk mendesain atau

merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran,

dan sumber belajar yang akan dikembangkan. Format RPP yang disesuaikan dengan

format RPP dalam KTSP yang memuat standar Kompetensi, kompetensi dasar,

indikator pencapaian hasil belajar, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, strategi pembelajaran (model, pendekatan, dan metode pembelajaran),

langkah-langkah kegiatan pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir),

sumber belajar, dan instrument penilaian. Format pengembangan perangkat yang

dipilih harus dapat mencirikan pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan

pendekatan pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan yang ada pada RPP (sintak

pada langkah-langkah Pembelajaran), buku siswa (penyajian masalah), LKS

(penyelesaian maasalah), maupun tes hasil belajar.

d. Rancangan awal.

Rancangan awal yang dimaksudkan adalah rancangan perangkat yang dibuat

sebelum uji coba. Rancangan perangkat tersebut meliputi: (1) Rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), (2) Materi ajar (buku siswa), dan (3). Lembar kegiatan siswa

(LKS) serta tes hasil belajar. Semua perangkat yang dihasilkan pada tahap ini disebut

Prototype 1.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Pada tahap ini dihasilkan bentuk akhir perangkat pembelajaran, setelah

melalui revisi berdasarkan masukkan dari para ahli dan data hasil uji coba. Langkah-

langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Validasi ahli

Pada tahap ini meminta pertimbangan secara teoritis ahli dan praktisi tentang

kevalidan prototipe-1. Validator terdiri atas ahli bidang biologi, ahli bidang

pendidikan, dan praktisi pendidikan. Para validator diminta untuk menvalidasi semua

perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan pada tahap perancangan (prototype 1).

saran dari validator digunakan sebagai landasan dalam revisi perangkat hasil

pengembangan yang dilakukan. Validasi para ahli mencakup hal-hal sebagai berikut.

1) RPP meliputi kesesuaian tujuan, materi, metode dan langkah-langkah

pembelajaran, media/sumber belajar, penilaian, bahasa, dan manfaat/kegunaan

2) Materi ajar (Buku siswa) meliputi materi, teknik penyajian, kelengkapan

penyajian, kesesuaian dengan RPP, LKS, dan tes hasil belajar, bahasa, dan

manfaat/kegunaan

3) Lembar kerja siswa (LKS) meliputi konstruksi isi, teknik penyajian, kelengkapan

penyajian, waktu, bahasa, dan manfaat/kegunaan.

Dalam hal ini Validator menelaah semua perangkat pembelajaran yang telah

dihasilkan (prototipe 1). Selanjutnya saran-saran dari validator digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk melakukan revisi. Setelah perangkat prototipe 1 di revisi,

maka diperoleh perangkat pembelajaran prototipe 2.

b. Uji coba terbatas

Perangkat pembelajaran yang telah direvisi tersebut untuk selanjutnya diuji

cobakan. Uji coba hanya dilakukan pada satu kelas saja untuk mendapatkan

masukkan dari siswa dan guru di lapangan terhadap perangkat pembelajaran yang

telah digunakan. Kelas yang dipilih untuk uji coba adalah kelas X1 dengan jumlah

observer berjumlah 2 orang. Pelaksanaan uji coba dilaksanakan oleh guru dikelas.

Rangkaian uji coba terdiri dari dua tahap yaitu (1) pelaksanaan proses pembelajaran

(uji coba Perangkat), dan (2) tes akhir setelah uji coba selesai. Selanjutnya dilakukan

revisi 2 berdasarkan data hasil ujicoba dan hasilnya diperoleh perangkat pembelajaran

prototype 3. Perangkat pembelajaran prototype 3 yang telah di uji cobakan ini

selanjutnya disosialisasikan atau diterapkan disekolah lain, dan saran dari guru-guru

lain selanjutnya dijadikan pedoman untuk mendapatkan prototype akhir.

4. Tahap Penyebaran (Desseminate)

Pada tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah

dikembangkan dan telah diuji coba pada skala yang lebih luas. Tahap penyebaran

dilaksanakan untuk menguji efektifitas perangkat dalam kegiatan pembelajaran pada

sekolah lain di kota Tarakan dalam skala terbatas. Tahap penyebaran hanya dilakukan

dalam bentuk sosialisai kepada guru mata pelajaran biologi SMA di sekolah lain.

Adapun keempat tahapan penyebaran dapat dilihat pada gambar model

thigarajan sebagai berikut:

Ya Tidak

Tidak YA

Gambar 3.1 Prosedur

Pengembangan hasil modifikasi model Thiagarajan (4-D)

Keterangan:: Garis pelaksanaan: Garis siklus bila diperlukan: Jenis kegiatan: Hasil kegiatan: Syarat produk

Analisis awal-akhir Analisis siswa

Perumusan tujuan Pembelajaran

Penyusunan tes

Rancangan awal Perangkat Pembelajaran dan Instruament (Prototipe I)

Pemilihan Media

Pemilihan formatDesign

Validasi ahli yang terdiri dari: ahli pendidikan, ahli biologi, dan praktisi pendidikan

Analisis Hasil

Sudah Valid

revisi

Revisi kecil

UJi Coba

Perlu revisi

revisi

Prototipe II

Prototipe I

Analisis

Perangkat Praktis & efektif?

Prototipe III

develop

Penyebaran pada sekolah lain

RevisiPrototipe Final

Disseminate

DefineAnalisis TugasAnalisis Materi

Investigasi Awal meliputi:

E. Definisi Oprasional Variabel

Adapun definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Perangkat Pembelajaran adalah sekumpulan perangkat yang diperlukan dalam

mengelola proses pembelajaran yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), materi ajar (buku siswa), dan lembar kegiatan siswa.

2. Pengembangan perangkatan pembelajaran adalah serangkaian proses atau

kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran

berdasarkan teori pengembangan four D yang di kembangkan oleh Thiagarajan

yang terdiri atas tahap: define (pendefinisian), design (perancangan), develop

(pengembangan), dan disseminate (penyebaran).

3. Model perangkat pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran

adalah model kooperatif tipe think pair share dengan pendekatan pemberdayaan

berpikir melalui pertanyaan.

4. Valid adalah apabila penilaian ahli menunjukkan bahwa pengembangan perangkat

tersebut dilandasi oleh teori yang kuat dan memiliki konsistensi internal, yakni

ada keterkaitan antara komponen dalam perangkat.

5. Praktis adalah apabila menurut penilaian ahli dan praktisi perangkat tersebut

dinyatakan dapat diterapkan secara rill dilapangan dan apabila menurut hasil

pelaksanaan keterlaksanaan perangkat pembelajaran termasuk dalam kategori

terlaksana sepenuhnya.

6. Efektif adalah apabila perangkat yang dikembangkan memenuhi 3 dari 4

indikator, tetapi indikator 1 harus terpenuhi. Indikator tersebut adalah (1)

ketercapaian hasil belajar siswa, (2) aktivitas siswa, (3) respon siswa,(4)

keterlaksanaan perangkat pembelajaran oleh guru.

7. Aktivitas siswa adalah kegiatan siswa yang relevan dengan pembelajaran

kooperatif tipe think pair share dengan pendekatan pemberdayaan berpikir

melalui pertanyaan dengan kriteria aktivitas yang tercantum dalam lembar

observasi aktivitas siswa.

8. Respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe think pair share dengan pendekatan

Pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan dan tanggapan siswa terhadap

perangkat pembelajaran.

9. Ketercapaian hasil belajar adalah tercapainya KKM materi pencemaran

lingkungan dan perubahan lingkungan yang ditetapkan oleh sekolah.

10. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri tahapan berpikir (think), berpasangan (pair),

dan berbagi (share).

11. Menurut Corebima (2000) dalam Siti Zubaidah, Pemberdayaan berpikir melalui

pertanyaan (PBMP) atau TEQ (Thinking Empowerment by Questioning)

merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembe-

lajaran yang berlangsung secara informatif, seluruhnya dilakukan melalui

rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam

‘lembar-lembar PBMP

F. Instrument Penelitian

1. Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran

Lembar validasi perangkat pembelajaran digunakan untuk memperoleh

informasi tentang kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan penilaian para ahli.

Pada lembar validasi perangkat pembelajaran, validator menuliskan penilaian

terhadap masing-masing perangkat yang terdiri atas: rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), materi ajar (buku siswa), dan lembar kegiatan siswa (LKS).

Penilaian menggunakan 5 skala penilaian, yaitu sangat valid, valid, cukup valid,

kurang valid, dan tidak valid. Sedangkan pada tes hasil belajar dalam hal ini kuis

tidak divalidasi dengan syarat bahwa tes hasil belajar (kuis) tersebut menjawab tujuan

pembelajaran. Tes hasil belajar yang di validasi hanya tes hasil belajar (THB)

2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran, Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran, Aktivitas Siswa, dan Angket Respon Siswa

Instrument yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil validasi para

ahli terhadap lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran, lembar

observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar observasi

aktivitas siswa selama pembelajaran, dan angket respon siswa. Validator menuliskan

skor yang sesuai dengan memberikan tanda cek pada baris dan kolom yang sesuai

kemudian diminta memberikan kesimpulan penilaian secara umum tentang lembar

observasi tersebut dengan kategori sangat valid, valid, cukup valid, kurang valid, dan

tidak valid. Format selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kepraktisan dan

keefektifan perangkat pembelajaran yang terdiri dari (1) lembar observasi

keterlaksanaan perangkat Pembelajaran, (2) Lembar observasi kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran, dan (3) lembar observasi aktivitas siswa selama

pembelajaran.

a. Lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran

Digunakan untuk memperoleh data tentang kepraktisan perangkat

pembelajaran yang telah disusun. Data diperoleh melalui observer atau pengamat

yang melakukan pengamatan terhadap guru yang melaksanakan pembelajaran dikelas

yaitu dengan mengisi lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan aspek

perangkat pembelajaran sesuai petunjuk yang diberikan. Aspek yang diamati meliputi

sintaks pembelajaran, interaksi sosial, dan prinsip reaksi.

b. Lembar observasi pengelolaan pembelajaran oleh guru

Instrument ini digunakan untuk memperoleh data tentang keefektifan

perangkat yang telah disusun melalui pengamatan terhadap kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Aspek yang diamati antara lain; (1) pendahuluan/kegiatan

awal dalam mempersiapkan dan memotivasi siswa (menginformasikan tujuan,

memunculkan rasa ingin tahu, dan mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan

awal siswa), (2) kegiatan inti (mengorientasikan siswa pada masalah,

mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah) dalam hal ini guru melatih siswa dalam

mengkonstruksikan setiap langkah yang ada dalam LKS, mengawasi siswa, memberi

umpan balik, dan memberi motivasi), (3) kegiatan akhir (pemberian tes atau kuis dan

pemberian penghargaan baik pada individu maupun kelompok), (4) pengelolaan

waktu, (5) teknik bertanya, (6) suasana kelas (keantusiasan siswa dan guru. Penilaian

setiap aspek kemampuan guru mengelola pembelajaran di hitung berdasarkan rata-

rata penilaian setiap aspek dalam setiap pertemuan.

c. Lembar observasi aktivitas siswa

Digunakaan untuk memperoleh data tentang keefektifan perangkat melalui

pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran. Pengamatan dilakukan

oleh observer sejak guru melaksanakan kegiatan awal sampai kegiatan akhir

pembelajaran. Observer menuliskan/memberikan kode cek pada kolom yang tersedia

sesuai dengan kategori aktivitas siswa yang terjadi. Aktivitas yang diamati meliputi

Sembilan kategori siswa yang tercantum dalam lampiran lembar observasi aktivitas

siswa. Aktivitas yang diamati adalah (1) mendengarkan dengan cermat penjelasan

guru, (2) membaca dan memahami materi ajar (buku siswa), (3) mencari jawaban atas

masalah yan diberikan (think), (4) menyelesaikan lembar PBMP secara mandiri, (5)

berdiskusi dengan pasangannya dalam memecahkan masalah (pair), (6)

mempresentasikan hasil diskusi dengan pasangannya didepan kelas (share) atau

memperhatikan presentasi pasangan lainnya, (7) merespon penjelasan guru/teman,

baik melalui pertanyaan, menjawab, maupun menanggapi hasil diskusi (8) membuat

rangkuman dari materi yang dipelajari dan (9) melakukan kegiatan lain seperti tidak

memperhatikan penjelasan guru, menyontek pekerjaan teman, atau melakukan

aktivitas yang tidak berkaitan dengan KBM (tidur, mengobrol, melamun, dan

sebagainya).

Informasi yang diperoleh melalui instrument ini digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk merevisi rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP), materi ajar

(buku siswa), dan lembar kegiatan siswa (LKS). Pada lembar pengamatan aktivitas

siswa, observer menuliskan nomor-nomor kategori aktivitas siswa yang domain

muncul saat kegiatan pembelajaran berlangsung dalam selang waktu 5 menit. Hal ini

dimaksudkan untuk manjaring semua jenis aktivitas siswa yang mungkin terjadi

selama proses pembelajaran dikelas.

4. Angket Respon Siswa

Angket ini diberikan kepada siswa pada pertemuan terakhir untuk mengetahui

respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. (RPP, Buku

siswa dan LKS). Ada tiga macam angket respon siswa yang dirancang meliputi (1)

angket respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran (RPP), (2) angket

respon siswa terhadap materi ajar (buku siswa), (3) angket respon siswa terhadap

LKS.

1. Angket respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran

Angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk

mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Yang meliputi: komponen kegiatan pembelajaran, penyajian masalah otentik, suasana

belajar, penampilan guru, dan cara guru mengajar. Angket ini diberikan kepada siswa

setelah pertemuan terakhir dan diisi sesuai petunjuk yang diberikan.

2. Angket respon siswa terhadap materi ajar (buku siswa)

Angket ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap

materi ajar (buku siswa) yang digunakan selama pembelajaran. Aspek-aspek yang

direspon siswa adalah; bahasa, istilah/notasi, sistematika, kepraktisan dan

penampilan. Angket ini diberikan kepada siswa setelah pertemuan terakhir dan diisi

sesuai petunjuk yang diberikan.

3. Angket respon siswa terhadap LKS

Angket ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap

LKS yang digunakan selama pembelajaran. Aspek-aspek yang direspon oleh siswa

adalah: bahasa, penampilan, sistematika, mudah dipahami, kesesuaian waktu,

kesesuaian materi dan saran-saran. Angket ini diberikan kepada siswa setelah

pertemuan terakhir dan diisi sesuai petunjuk yang diberikan.

5. Lembar Tes Hasil Belajar Siswa (THB)

Tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan diperoleh

melalui tes hasil belajar yang dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

Tes hasil belajar yang di maksud adalah tes hasil belajar yang diberikan

setelah pelaksanaan pembelajaran materi pencemaran dan perubahan lingkungan

diberikan dan diuji cobakan ke siswa. Dan uji coba digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk perbaikkan perangkat yang telah disusun.

Tes merupakan salah satu alat untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah

laku pada siswa setelah berlangsung serangkaian proes pembelajaran. perubahan

tingka laku siswa yang diharapkan berupa proses dan produk, sehingga tes hasil

belajar harus disusun berdasarkan acuan patokkan. Tes acuan patokkan merupakan

alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh ketercapaian tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data uji coba pada pengembangan perangkat

pembelajaran di gunakan teknik analisis statistik deskriptif. Data yang di analisis

adalah; data hasil validasi perangkat pembelajaran (RPP, buku siswa, LKS sedangkan

tes hasil belajar sebagai perangkat adalah kuis), data keterlaksanaan perangkat

pembelajaran, data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, data aktivitas

siswa selama pembelajaran, data tes hasil belajar (THB) sebagai instrument, dan data

respon siswa. Analisis data data yang diperoleh dikelompokkan menjadi tiga yaitu;

(1) analisis data kevalidan (data hasil validasi perangkat pembelajaran; RPP, buku

siswa, LKS, THB/kuis), (2) analisis data kepraktisan (data hasil pengamatan

keterlaksanaan perangkat pembelajaran), dan (3) analisis data keefektifan (data hasil

pengamatan terhadap; kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas

siswa, respon siswa dan hasil belajar siswa)

1. Analisis Data Kevalidan Perangkat Pembelajaran

Data hasil validasi para ahli untuk masing-masing perangkat pembelajaran

dianalisis dengan mempertimbangkan masukkan, komentar dan saran validator. Hasil

analisis dijadikan sebagai pedoman untuk merevisi perangkat pembelajaran. Adapun

kegiatan yang dilakukan dalam proses analisis data kevalidan perangkat pembelajaran

yang meliputi RPP, buku siswa, dan LKS, (Nurdin, 2007) adalah sebagai berikut;

1. Melakukan rekapitulasi hasil penelitian ahli ke dalam table yang meliputi: (1)

Aspek (Ai),(2)kriteria (Ki), (3) hasil Penelitian (Vij);

Mencari rerata hasil penelitian ahli untuk setiap kriteria dengan rumus: = rerata

kriteria ke – i

skor hasil penilaian terhadap kriteria ke –i oleh penilai ke-j

= banyaknya penilai

2. Mencari rerata tiap aspek dengan rumus:

,dengan:

Ai = rerata Aspek ke-i

= rerata untuk aspek ke-i kriteria ke – j

n = banyaknya kriteria dalam aspek ke – i

3. Mencari rerata total (X) dengan rumus: = rerata Total

Ai = rerata aspek ke-i

n = banyaknya aspek

4. Menentukan kategori validitas setiap kriteria Ki atau rerata aspek Ai atau rerata

total X dengan kategori validasi yang telah ditetapkan;

Kategori validitas yang dikutip (Nurdin, 2007) sebagai berikut:

4,5 ≤ M ≤ 5,0 sangat valid

3,5 ≤ M ≤ 4,5 valid

2,5 ≤ M < 3,5 cukup valid

1,5 ≤ M < 2,5 kurang valid

M < 1,5 tidak valid

Keterangan:

GM = Ki untuk mencari validitas setiap kriteria

M = Ai untuk mencari validitas setiap aspek

M = X untuk mencari validitas keseluruhan aspek

Kriteria yang digunakan dalam menetapkan bahwa perangkat pembelajaran

memiliki derajat validitas yang memadai adalah nilai X untuk keseluruhan aspek

minimal berada dalam kategori cukup valid dan nilai Ai untuk setiap aspek minimal

berdasarkan dalam kategori valid. Jika belum valid, dilakukan revisi berdasarkan

saran dari validator atau dengan melihat kembali aspek-aspek yang dinilainya kurang.

Selanjutnya dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kembali. Demikian seterusnya

sampai memenuhi nilai M minimal berada dalam kategori valid.

2. Analisis Data kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Analisis data kepraktisan perangkat pembelajaran yang diperoleh dari data

hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Melakukan rekapitulasi hasil penelitian ahli keterlaksanaan perangkat

pembelajaran yang meliputi: (1) aspek (Ai), (2) kriteria (Ki);

2. Mencari rerata setiap aspek pengamatan setiap pertemuan dengan rumus;

= rerata aspek ke – i pertemuan ke-m

Ki = hasil pengamatan untuk aspek ke- i kriteria ke- j

n = banyaknya kriteria aspek dalam aspek ke- i

3. Mencari rerata tiap aspek pengamatan untuk t kali pertemuan dengan rumus:

, dengan:

Ai = rerata aspek ke –i

= rerata untuk aspek ke – i pertemuan ke –m

t = banyaknya pertemuan

4. Mencari rerata total (X) dengan rumus:

,dengan

X = rerata Total

Ai =rerata aspek ke – i

n = banyaknya aspek

5. Menentukan kategori-kategori setiap aspek atau keseluruhan aspek dengan

mencocokkan rerata setiap aspek Ai atau rerata total X dengan kategori yang telah

ditetapkan.

Kategori keterlaksanaan setiap aspek atau keseluruhan aspek keterlaksanaan

perangkat yang dikutip (Nurdin, 2007) adalah sebagai berikut:

M > 2 terlaksana seluruhnya

1,5 ≤ M ≤ 2 terlaksana sebagian besar

0,5 ≤ M < 1,5 terlaksana bagian kecil

0,0 ≤ M < 0,5 tidak terlaksana sama sekali

Keterangan:

M = Ai untuk mencari keterlaksanaan setiap aspek

M = X untuk mencari keterlaksanaan keseluruhan aspek

Kriteria yang digunakan dalam menetapkan bahwa perangkat pembelajaran

memiliki derajat keterlaksanaan yang memadai adalah nilai X dan Ai minimal berada

dalam kategori terlaksana sebagian besar. Hasil analisis keterlaksanaan prangkat

pembelajaran ini digunakan sebagai dasar untuk merevisi perangkat pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Selanjutnya di hitung reliabilitas hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat

pembelajaran dengan menggunakan rumus percentage of agreement Grinnel (dalam

Nurdin, 2007) sebagai berikut:

percentage of agreement (R)

keterangan:

R = koefisien reliabilitas instrument

A= besarnya frekuensi kecocokkan antara data dua pengamat

D= besarnya frekuensi ketidak cocokkan antara data dan dua pengamat

Kriteria hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran dikatakan

reliable jika nilai reliabelitasnya (R) ≥ 0,75 Borich (dalam nurdin 2007).

3. Analisis Data Keefektifan Perangkat Pembelajaran

Kefektifan perangkat pembelajaran diperoleh dari hasil analisis data dari 4

komponen keefektifan yaitu: (1) kemamapuan guru dalam mengelola pembelajaran,

(2) aktivitas siswa, (3) respon siswa, (4) hasil belajar siswa;

a. Analisis data kemampuan guru mengelola pembelajaran

Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dianalisis

dengan menggunakan statistik deskripsi dengan skor rata-rata, dari hasil pengamatan

observer ditentukan oleh nilai pengamatan kemampuan guru (KG) dalam mengelola

pembelajaran. Selanjutnya nilai KG dikonfirmasikan dengan interval penentuan

kategori kemampuan guru mengelola pembelajaran yang ikuti dari (Nurdin, 2007)

yaitu:

KG ≥ 4,5 sangat Tinggi

3,5 ≤ KG < 4,5 tinggi

2,5 ≤ KG < 3,5 cukup/sedang

1,5 ≤ KG < 2,5 rendah

KG < 1,5 sangat rendah

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika rata-

rata skor setiap pertemuan minimal berada pada kategori tinggi. Hasil analisis

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran digunakan sebagai dasar untuk

merevisi perangkat pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b. Analisis data aktivitas siswa

Data hasil observasi aktivitas siswa Selama kegiatan pembelajaran

berlangsung di analisis secara deskriptif. Pengamatan terhadap aktivitas siswa

dilakukan pada dua kelompok untuk mewakili pengamatan terhadap siswa secara

keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk keefektifan dan keakuratan data oleh observer,

dengan merujuk pada pengalaman para peneliti sebelumnya dalam melakukan

pengamatan aktivitas siswa. Analisis hasil observasi terhadap aktivitas siswa adalah

sebagai berikut:

1) Menghitung frekuensi rata-rata tiap pertemuan dan dilakukan dengan cara

menjumlahkan frekuensi aspek yang di maksud dibagi banyaknya siswa yang

diamati.

2) Menghitung persentase tiap pertemuan dilakukan dengan cara membagi frekuensi

rata-rata tiap pertemuan dengan jumlah frekuensi semua pertemuan tersebut dikali

100%

PTa = persentase aktivitas siswa untuk melakukan suatu jenis aktivitas tertentu

∑Ta = jumlah jenis aktivitas tertentu yang dilakukan siswa setiap Pertemuan

∑T = jumlah seluruh aktivitas setiap pertemuan

Penentuan kriteria keefektian aktivitas siswa berdasarkan pencapaian waktu

ideal yang ditetapkan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya persentase waktu untuk setiap indikator aktivitas siswa

dimodifikasi dari kriteria pencapaian waktu ideal aktivitas siswa (Nurdin, 2007),

sebagai berikut;

Tabel. 3.1 Kriteria pencapaian waktu ideal aktivitas siswa

No Aktivitas Siswa Waktu ideal Pencapaian waktu Ideal

Interval toleransi waktu

Ideal

1

2

3

4

5

6

7

8

Mendengarkan/memperhatikan dengan cermat penjelasan guruMembaca dan memahami buku siswaMencari jawaban atas masalah yang diberikan Mengerjakan lembar Keg.PBMP pada LKS secara mandiri (think) Berpasangan dengan pasangannya dalam dalam memecahkan masalah dalam LKS (pair)Mempersentasikan hasil diskusi dengan pasangannya didepan kelas (share) Merespon penjelasan teman baik melalui pertanyaan, tanggapan, maupun menjawabMengerjakan Kuis

Membuat rangkuman dari materi yang dipelajari

10

10

10

15

20

5

10

5

11%

11%

17%

17%

22 %

6 %

11%

6 %

6-16%

6-16%

11-22 %

11-22 %

17-28 %

1-11 %

6-11 %

6-11 %

Kriteria pencapaian waktu ideal aktivitas siswa diatas dijelaskan sebagai berikut;

1. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru dan mencatat seperlunya adalah 10 menit atau 11% dari waktu

yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu

ideal aktivitas siswa untuk indicator tersebut ditetapkan 6-16%.

2. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk membaca dan memahami pada buku

siswa adalah 10 menit atau 11% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan

sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator

tersebut ditetapkan dari 6-16%.

3. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk mengerjakan lembar kegiatan PBMP

(memecahkan masalah secara mandiri) pada LKS adalah 15 menit atau 17% dari

waktu yang tersedia pada setiap pertemuan batas toleransi pencapaian waktu ideal

aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 11 - 22%.

4. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk berdiskusi/bertanya antara siswa

maupun guru dalam memecahkan masalah dalam LKS adalah 15 menit atau 17%

dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan sehingga batas toleransi

pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari

11-22%

5. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk persentase/menyajikan hasil pemecahan

masalah adalah 20 menit atau 22% dari waktu yang tersedia pada setiap

pertemuan sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk

indicator tersebut ditetapkan dari 17%-28%.

6. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk menanggapi pendapat teman adalah 5

menit atau 6% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan sehingga batas

toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut

ditetapkan dari 1%-11%.

7. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk mengerjakan kuis adalah 10 menit atau

11% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan sehingga batas toleransi

pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 6-

11%

8. Waktu ideal yang digunakan siswa untuk merangkum materi pembelajaran adalah

5 menit atau 6% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan sehingga batas

toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut

ditetapkan dari 6-11%.

Aktivitas siswa dikatakan efektif jika waktu yang digunakan untuk setiap

aktivitas sesuai dengan alokasi waktu ideal yang tercantum dalam rencana

pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan toleransi 5% dengan syarat memenuhi

minimal enam dari Sembilan kategori aktivitas siswa dengan syarat kategori (2), (3),

(4), (5), (6), dan (7) harus terpenuhi karena merupakan kegiatan inti dari

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan pendekatan pemberdayaan

berpikir melalui pertanyaan (PBMP)

c. Analisis data respon siswa

Data yang diperoleh melalui angket respon siswa dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif dalam bentuk persentase. Kegiatan yang dilakukan

untuk menganalisis data respon siswa yaitu dengan menghitung banyaknya siswa

yang memberi respon positif terhadap kegiatan pembelajaran, buku siswa dan LKS,

dengan mencocokkan hasil persentase dengan kriteria yang ditetapkan. Jika hasil

analisis belum menujukkan respon positif, maka dilakukan revisi. Persentase dari

setiap respon siswa dihitung dengan menggunakan rumus;

Kriteria yang ditetapkan untuk menentukan bahwa siswa memiliki respon

positif terhadap kegiatan pembelajaran, buku siswa dan LKS adalah jika lebih dari

50% dari mereka memberi respon positif terhada minimal 70% dari jumlah aspek

yang ditanyakan (Nurdin, 2007).

Data tentang respon siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap

pemakaian perangkat pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, dan selanjutnya

dianalisis dengan persentase. Secara rinci analisis data ini dilakukan dengan langkah-

langkah: (1) Menghitung rata-rata skor respon setiap siswa berdasarkan respon

terhadap seluruh butir pernyataan, (2) mengonfirmasikan rata-rata respon setiap siswa

dengan kategori respon, (3) menghitung banyaknya respon yang termasuk kategori

minimal positif, (4) menghitung persentase respon positif sangat positif.

Sesuai dengan karakteristik data respon guru, maka kriteria respon (RS)

diadaptasikan dari (Nurdin, 2007) dengan ketentuan sebgai berikut;

RS < 0,5 Berarti sangat tidak positif

0,5 ≤ RS < 1,5 berarti tidak positif

1,5 ≤ RS < 2,5 berarti cukup positif

2,5 ≤ RS < 3,5 berarti positif

3,5 ≤ RS berarti sangat positif

Respon siswa dikatakan memenuhi kriteria positif jika minimal berada pada

kategori positif, dan kelas merespon positif apabila lebih dari 50% siswa memberikan

respon positif. Begitu pula respon guru, dikatakan positif apabila rata-rata respon

minimal dalam kategori positif (Nurdin, 2007).

d. Analisis data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan statistik deskriptif

untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi setelah selesai pembelajaran.

Seorang siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika memperoleh nilai minimal 70,

pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal 85% siswa memperoleh

nilai di atas nilai ketuntasan minimal (≥70).

Penskoran hasil tes menggunakan skala bebas tergantung bobot butir soal.

Banyaknya skor yang didapat bergantung banyaknya langkah-langkah penyelesaian

yang di buat. Misalnya untuk soal pilihan ganda (PG) dengan skor maksimum 100

dan ketuntasan kelas 100% sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Kemampuan siswa dapat dikelompokkan dalam skala lima berdasarkan teknik

kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departeman Pendidikan dan Kebudayaan

yaitu;

a) Kemampuan 85% - atau skor 85 – 100 kategori sangat tinggi

b) Kemampuan 65 % - 84 % atau skor 65 – 84 kategori tinggi

c) Kemampuan 55% - 64% atau skor 55 – 64 kategori sedang

d) Kemampuan 35% - 54% atau skor 35 – 54 kategori rendah

e) Kemampuan 0% - 34% atau skor 0 – 34 kategori sangat rendah

Pada materi Pencemaran lingkungan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(SKKM yang harus dicapai siswa kelas X SMA Muhammadiyah Tarakan) yang harus

dipenuhi oleh seorang siswa adalah 70. Jika seorang siswa memperoleh

>70 maka siswa yang bersangkutan mencapai ketuntasan

individu. Jika minimal 85% siswa mencapai skor minimal 70, maka ketuntasan

klasikal telah tercapai (SKKM ditentukan oleh pihak sekolah bersangkutan).