CONTOH MAKALAH
-
Upload
willy-kusmana-junior-part-ii -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of CONTOH MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penulisan kasus
Seorang laki-laki usia 70th datang ke Puskesmas.Saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan “Saya sering pusing di kepala bagian belakang, kaki dan tangan kiri saya
kesemutan dada berdebar dan tubuh terasa lemas, sehingga saya sulit beraktivitas.
Dalam sehari saya merokok 12 batang. Sudah 4tahun saya mengkonsumsi obat
Captopril 2x sehari, tetapi kadang saya lupa minum obat, makanan padang dan kopi
hitam merupakan favorit saya. Saya takut mati karena anak-anak saya masih sekolah”.
Dari hasil pemeriksan diketahui tekanan darah 200/100mmHg, nadi 100x/menit,
respiration rate 22x/menit.Saat berdiri kaki dan tangan tremor, klien hati-hati saat
berpindah posisi, saat berjalan mundur mau jatuh karena pusing, ditanya disorientasi
waktu dan tempat, dimensia, terdapat gangguan IADL dan ADL, incontinensia urin,
akral dingin, cyanotik, tonus otot. 4 4
4 4
B. Daftar Kata Sulit
1. Tremor
2. Obat captopril
3. IADL dan ADL
4. Akral dingin
5. Disorentasi
6. Cyanotic
7. Kesemutan
8. Tonus otot . 4 4
4 4
9. Dimensia
10. Incontensia Urine
1
C. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana cara pengobatan hipertensi?
2. Apa saja klasifikasi hipertensi ?
3. Apakah ada pengaruh minum obat captropil yang tidak teratur dengan penyakit
hipertensi ?
4. Komplikasi penyakit hipertensi?
5. Penyebab kesemutan pada kaki dan tangan kiri ?
6. Apa indikasi , kontraindikasi da efek samping dari obat captropil?
7. Apa tanda dan gejala hipertensi?
8. Apa pencegahan pada penyakit hipertensi ?
9. Apa pemeriksaan penunjang pada hipertensi?
10. Bagaimana Asuhan keperawatan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jawaban Kata Sulit
1. Tremor
Adalah : gemetar yang hanya terjadi ketika mencoba melakukan gerakan volunter
ciri khas penyakit multipel skelorosis. (kamus keperawatan,1999)
2. Obat captopril
a. Penghambat enzim pengubah angiotensin yang mengakibatkan dilatasi
arteriolar dan menurunkan aktivitas simpatis . (Susan, dkk, 1993)
b. Obat penurunan tekanan darah/ inhibitor ACE yang berfungsi menurunkan
tekanan darah dengan memblokade produksi hormone angiostensin II yang
menyebabkan kontriksi pembuluh darah. Dengan demikian, obat ini dapat
memperlebar pembuluh darahh dan mengurangi tekanan darah. (sagung, 2008)
3. IADL dan ADL adalah
a. ADL (activities of daily living) adalah kemampuan pasien untuk melakukan
aktivitas dasar kehidupan sehari-hari. ADL mencakup pekerjaan mandi,
berpakaian, membuang hajat, makan, duduk/berbaring serta bangkit dari kursi
atau tempat tidur, dan berjalan.
b. IADL (instrumental activities of daily living) adalah kemampuan untuk
mengerjakan tugas yang lebih kompleks bagi kehidupan yang independen, yaitu
aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari. IADL mencakup pekerjaan belanja,
memasak, mengelola keuangan, pekerjaan rumah tangga, menggunakan telepon,
dan bepergian keluar rumah. (Isselbacher, dkk, 1995)
4. Akral dingin
Sensasi dingin pada ujung ekstremitas yang diakibatkan oleh gangguan perfusi
jaringan perifer. Kekurangan O2 dalam dalam aliran darah ke jaringan karena
penyempitan pembuluh darah serta terjadinya penurunan curah jantung.
5. Disorentasi
Adalah kehilangan daya untuk mengenal lingkungan, terutama yg berkenaan
dengan waktu tempat dan orang(kamus keperawatan,1999).
3
6. Cyanotic
Adalah kebiruan atau lebam yang terjadi pada bibir dan selaput
mata,diakibatkannya oleh penyusutan hemoglobin dalam darah kapiler.
warna kebiruan atau ungu pada kulit dan membrane mukosa yang disebabkan oleh
penurunan kadar oksigen serta peningkatankadarkarbon dioksida dalam darah
( Sue Hinchliff, 1999)
7. Kesemutan
Adalah perasaan abnormal, yang dapat bermanifestasi sebagai rasa sakit seperti di
tusuk-tusuk, mati rasa atau rasa terbakar, yang menunjukkan penyakit serabut saraf
sensori perifer. (McGlynn, 1995)
8. Tonus otot
Adalah kontraksi otot yang selalu dipertahankan keberadaannya oleh otot itu
sendiri.
a) Skala 0 = Tidak ada kontraksikan
Mendadak otot tak mampu bergerak, misalnya jika tapak tangan dan jari
mempunyai skala 0 berati tapak tangan dan jari tetap aja di tempat walau
sudah diperintahkan untuk bergerak.
b) Skala 1 = Terdapat kontraksi tetapi tidak bisa bergeser
Jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan ini berati otot
masih belum atrofi atau belum layu.
c) Skala 2 = Hanya ada pergeseran / gerakan sendi
Dapat menggerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya
tapak disuruh terlungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja
sudah tak mampu bergerak.
d) Skala 3 = Dapat melakukan gerakan melawan gravitasi tapi tidak bisa
melawan gravitasi. Dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal
misalnya dapat menggerakkan tapak tangan dan jari .
e) Skala 4 = dapat melawan gravitasi tapi tidak dapat melawan tahanan
pemeriksa (lemah). Dapat bergerak dan dapat melawab hambatan yang
ringan.
f) Skala 5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh
4
Dapat bergerak dan dapat melawan tahanan berapapun besarnya.
(Asfufah, 2012)
9. Dimensia
a. Penurunan kemampuan kognitif yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian (efendi dan
makhfudli, 2009).
b. Sindrom yang dikarateristikkan dengan adanya kehilangan kapasitas intelektual
melibatkan tidak hanya ingatan ( memori ), namun juga kognitif, bahasa,
kemampuan visuospasial, dan kepribadian (Josep J. Gallo dkk, 1998)
10. Incontensia Urine
Adalah pengeluaran urin yang tidak tertahan dengan jumlah yang cukup. Yang
terjadi pada lansia dikarenakan terjadi penurunan fungsi otot. (kamus keperawatan,
2010)
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Jawaban Pertanyaan
1. Pengobatan hipertensi dengan
A. Terapi farmakologi
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh
Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON
DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA,
1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium,
atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
2) Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
Dosis obat pertama dinaikkan
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilato
3) Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
Obat ke-2 diganti
Ditambah obat ke-3 jenis lain
4) Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi (arief,2000)
6
B. Terapi non farmakologi
a) Tomat mengandung antioksidan kuat yang menghambat penyerapan
oksigen reaktif terhadap endotel yang mengganggu dilatasi pembuluh
darah. Instrumen penelitian dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengukur tekanan darah yang diukur setelah responden istirahat 10 menit,
kemudian diukur tekanan darahnya. Setelah itu responden diberi jus tomat,
selang 30, 60, dan 90 menit kemudian responden diukur kembali tekanan
darahnya.
(Jurnal Keperawatan, Priyo Raharjo, 2007)
b) Terapi suportif (maryam 2010)
Tujuan:
1) Mengevaluasi situasi kehidupan klien saat ini.
2) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan klien.
3) Membantu klien melakukan perubahan realitas mengenai hal apa saja
yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik.
4) Memberikan dukungan ego.
c) Teknik terapi supportif
1) Memperkuat pertahanan psikolgi
2) Membantu klien mengidentifikasi, mengekspresikan emosinya, dan
membantu untuk pertukaran masalah atau berbagai emosi.
3) Menenangkan, memberi sugesti, mengeluarkan semua masalah.
4) Perawat bersikap aktif, menunjukkan minat, empati, hangat,
pengertian dan optimis.
5) Membantu memecahkan masalah sterna.
6) Pemberian medikasi
d) Pijat aroma terapi
7
Tujuan:
1) Pada sistem muskolokeletal
Pijat mengurangi nyeri otot dengan mengeluarkan produk-produk
limbah akumulasi dan ketegangan di otot.
2) Pada sistem peredaran darah
Pijat menurunkan sirkulasi permukaan yang mengurangi beban kerja
jantung, menurunkan tekanan darah, mempercepat sisa metabolism
dan gizi, meningkatkan sirkulasi darah jaringan, meningkatkan
sirkulasi, dan merangsang aliran darah keseluruh pembuluh darah
yang dalam.
3) Pada sistem pencernaan.
Pijat menurunkan kejang pada saluran pencernaan dan kram,
mengurangi mual, mengendurkan dinding usus dan perut, serta
meringankan sembelit.
4) Pada sisitem saraf
Pijat mengurangi insomnia, gelisah, dan mendorong endrofin atau
melepaskan obat penghilang rasa sakit alami.
Tehnik:
1) Jelaskan klien tentang prosedur yang akan digunakan ibu jari,
jari telunjuk, dan jari tengah secara bersamaan untuk daerah
kepala dan sekitarnya.
2) Tentukan daerah tubuh yang akan dipijat
3) Tuangkan minyak esensial secukupnya ketelapak tangan.
4) Lakukan pijatan dengan arah gerakan:
a. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari , jari tengah dan
jari telunjuk secara bersamaan untuk daerah atas kepala,
leher dan sekitarnya.
b. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari , jari tengah dan
jari telunjuk secara bersamaan untuk daerah kebelakang
kepala, leher dan sekitarnya.
8
c. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari , jari tengah dan
jari telunjuk secara bersamaan untuk daerah temporal (atas
telinga) dan sekitarnya.
d. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari untuk daerah
pusat dahi hingga ujung lateral dahi.
e. Melingkarkan atau vertical dengan telapak tangan untuk
kedua kaki.
f. Hindari menggunakan tekanan dan gesekaa yang keras
pada saat melakukan pijatan daerah kepala
2. Klasifikasi hipertensi adalah
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
Tingkat 1 (Ringan) 140-159 90-99
Tingkat 2 (Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110
(price & wilson, 2006)
Klasifikasi Hipertensi :
a. Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :
1. Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten
tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme
kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui
penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo,
1999).
9
2. Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar
kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan
ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi.
(Sheps, 2005).
b. Berdasarkan bentuk hipertensi,yaitu hipertensi diastolic,campuran,dan sistolik.
1. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan
pada anak-anak dan dewasa muda.
2. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan
tekanan darah pada sistol dan diastol.
3. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan
tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya
ditemukan pada usia lanjut.
(Gunawan, 2001)
3. Pengaruh minum obat captropil yang tidak teratur dengan penyakit hipertensi :
Captopril adalah salah satu obat hipertensi yang berfungsi sebagai inhibitor ACE,
jadi ketika seseorang mengkonsumsi ACE maka aktivasi hormone angiotensin II
akan terhambat sehingga dapat menurunkan tekanan darah, tetapi jika kepatuhan
minum obat berkurang maka Angiotensin II akan tetap teraktivasi sehingga tekanan
darah akan kembali meningkat. (Beavers, 2008)
4. Komplikasi penyakit hipertensi berdasarkan (syarif, 2012)
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka
panjang akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ sebagai berikut, yaitu:
a. Sistem kardiovaskuler
a) Arterosklerois
10
Hipertensi dapat mempercepat penumpukan lemak di dalam dan di bawah
lapisan arteri. Ketika dinding dalam arteri rusak, sel – sel darah yang
disebut trombosit akan menggumpal pada daerah yang rusak, timbunan
lemak akan melekat dan lama kelamaan akan dinding akan menjadi
berparut dan lemak menumpuk disana sehingga terjadi penyempitan
pembuluh darah arteri.
b) Aneurisma
Adanya pengelembungan pada arteria akibat dari pembuluh darah yang
tidak elastis lagi, sering terjadi pada arteri otak atau aorta bagian bawah.
Jika terjadi kebocoran atau pecah sangat fatal akibatnya. Gejala : sakit
kepala hebat.
c) Gagal Jantung
Jantung tidak kuat memompa darah yang kembali ke jantung dengan
cepat, akibatnya cairan terkumpul di paru – paru, kaki dan jaringan lain
sehingga terjadi odema. Akibatnya sesak nafas. Tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat,
otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan
semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya,
yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi
memompa dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan
tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan
sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke.5 Tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik
dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering (sekitar 80% kasus)
adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak
terganggu. Otak menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke
11
hemoragik (sekitar 20% kasus) timbul saat pembuluh darah di otak atau
di dekat otak pecah. Penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang
persisten. Hal ini menyebabkan darah meresap ke ruang di antara sel-sel
otak. Walaupun stroke hemoragik tidak sesering stroke iskemik, namun
komplikasinya dapat menjadi lebih serius.
c. Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem
penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu
membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui
aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata
Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di
mata, sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata
yang sensitif terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular
retina. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan dan merupakan
indikator awal penyakit jantung.
5. penyebab kesemutan pada kaki pasien adalah karena aliran darah yang tidak
lancar atau sarafnya lemah. (sofyan,2012)
a. Penyebabnya antara lain
1) Posisi duduk atau berdiri untuk waktu yang lama.
2) Kurangnya aliran darah ke daerah tertentu,sebagai contoh penumpukan
plak dari aterosklorosis dikaki dapat menyebabkan nyeri,mati rasa dan
kesemutan sambil berjalan
3) Tekanan saraf pada tulang belakang .
4) Kondisi medis tertentu,termasuk diabetes,tiroid kurang aktif,mutiple
selerosis,kejang,migrain atau sakit kepala biasa.
5) Tingkat abnormal kalsium,kalium atau natrium dalam tubuh. Kekurangn
vitamin B12
12
6. Indikasi , kontraindikasi dan efek samping dari obat captropil adalah
a. Indikasi
Untuk hipertensi berat dan hingga sedang, kombinasi dengan tiazida
memberikan efek aditif,sedagkan kombinasi dengan beta bloker memberikan
efek yang kurang aditif.untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau
tidak dapat di kontrol dengan diuretik dan digitalis,dalam hal ini pemberian
captropil diberikan bersama diuretik dan digitalis. Hipertensi ringan sampai
sedang dan hipertensi berat yang resisten terhadapa pengobatan lain, gagal
jantung kongestif, setelah infark miokard, efropati diabetic.
b. Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap ACE, penyakit renovaskuler, stenosis aortic,
kehamilan.
c. Efek samping
hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, mual, kram otot, batuk, gangguan
ginjal; hiperkalemia, ruam kulit, anemia, gangguan saluran nafas atas;
hiponatremia, takikardi, palpitasi, aritmia, infark miokard.
(sagung, 2008)
7. Tanda dan gejala hipertensi adalah
1) Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
2) Mudah lelah
3) Penglihatan kabur
4) Wajah memerah
5) Sering kencing di malam hari khususnya
6) Dunia terasa berputar ( vertigo)
7) Perdarahan hidung
8) Kesemutan pada kaki dan tangan
9) Kejang atau koma
10) Nyeri dada
(Khalid Mujahidullah, 2012)
13
8. Pencegahan pada penyakit hipertensi adalah
Mengubah gaya hidup dapat membantu Anda setidaknya mengurangi risiko negatif
yang ditimbulkan oleh hipertensi, seperti:
a) Menghabiskan waktu selama 30 sampai 40 menit untuk berolahraga
sebanyak 2-3 kali seminggu
b) Perbanyak jalan kaki daripada mengemudi atau menggunakan kendaraan
c) Ajak anak-anak, teman-teman maupun keluarga Anda melakukan kegiatan
fisik bersama-sama
d) Hindari konsumsi makanan berminyak, bergaram, dan bergula tinggi
e) Konsumsi makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang
f) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar
g) Mengolah makanan dengan cara merebus atau memanggang. Kalau pun harus
digoreng gunakanlah minyak zaitun.
h) Hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol
i) Bebaskan pikiran Anda dari stres dan tekanan pikiran buruk lainnya
j) Istirahat 5-10 menit di tengah rutinitas
k) Minum air 7-8 gelas setiap hari
l) Tidur cukup di malam hari selama 7-8 jam
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertesis antara lain: tekanan darah di atas rata-rata,
adanya hipertensi pada amnesis keluarga, ras (negro), tachycardia,
obesitas dan komsumsi garam yang berlebihan di anjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga
agar tidak terjadi hiperkolestrolemia, Diabetes Mellitus dan
sebagainya.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. mengubah kebiasaan makan sehari-hari dengan komsumsi rendah
garam.
d. Melakukan olahraga untuk mengendalikanberat badan.
2. Pencegah Sekunder
14
Pencegahan Sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat
maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahaan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara
normal dan stabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemic yang lain harus
dikontrol.
d. Batasi aktivitas
e. kurangi berat badan bila kelebihan berat badan.
f. Hindari merokok, kopi, minum alcohol
g. Kurangi konsumsi garam
h. Hindari makan berlemak tinggi
i. Senam secra teratur
j. Hindari stress
k. Apanila mendapat obat medis minum seseuai aturan.
(Maryam 2010)
9. Pemeriksaan penunjang pada penyakit hipertensi adalah
1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2) Pemeriksaan retina
3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.(yusuf bahasoan,2008)
7) pengukuran tekanan darah. Kekuatan darah mengalir didinding pembuluh
darah yang keluar dari jantung (pembulu arteri) dan yang akan kembali ke
jantung ( pembuluh balik).
15
Nugroho, W.2008.keperawatan gerontik dan geriatrik. Edisi 3. Jakarta. EGC.
DAFTAR PUSTAKA
16
Burnside-McGlynn, 1995. ADAMS DIAGNOSIS FISIOLOGIS.Jakarta:Penerbit buku kedokteran
(EGC)
Nugroho, W.2008.keperawatan gerontik dan geriatrik. Edisi 3. Jakarta. EGC.
Price, Sylvia A , Lorraine M. Wilson.2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit.Jakarta : EGC
Siti Asfufah. 2012. Buku Saku Klinik untuk Keperawatan dan Kebidanan. Nuha Medika
Tambayong.2012. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC
Ode, Sarif La. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha medika.
Corwin. 2009. Buku saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
17