CONTOH MAKALAH

24
BAB I PENDAHULUAN A. Penulisan kasus Seorang laki-laki usia 70 th datang ke Puskesmas.Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan “Saya sering pusing di kepala bagian belakang, kaki dan tangan kiri saya kesemutan dada berdebar dan tubuh terasa lemas, sehingga saya sulit beraktivitas. Dalam sehari saya merokok 12 batang. Sudah 4tahun saya mengkonsumsi obat Captopril 2x sehari, tetapi kadang saya lupa minum obat, makanan padang dan kopi hitam merupakan favorit saya. Saya takut mati karena anak-anak saya masih sekolah”. Dari hasil pemeriksan diketahui tekanan darah 200/100mmHg, nadi 100x/menit, respiration rate 22x/menit.Saat berdiri kaki dan tangan tremor, klien hati-hati saat berpindah posisi, saat berjalan mundur mau jatuh karena pusing, ditanya disorientasi waktu dan tempat, dimensia, terdapat gangguan IADL dan ADL, incontinensia urin, akral dingin, cyanotik, tonus otot. 4 4 4 4 B. Daftar Kata Sulit 1. Tremor 2. Obat captopril 1

description

tdgttdgdfgdfg

Transcript of CONTOH MAKALAH

Page 1: CONTOH MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penulisan kasus

Seorang laki-laki usia 70th datang ke Puskesmas.Saat dilakukan pengkajian klien

mengatakan “Saya sering pusing di kepala bagian belakang, kaki dan tangan kiri saya

kesemutan dada berdebar dan tubuh terasa lemas, sehingga saya sulit beraktivitas.

Dalam sehari saya merokok 12 batang. Sudah 4tahun saya mengkonsumsi obat

Captopril 2x sehari, tetapi kadang saya lupa minum obat, makanan padang dan kopi

hitam merupakan favorit saya. Saya takut mati karena anak-anak saya masih sekolah”.

Dari hasil pemeriksan diketahui tekanan darah 200/100mmHg, nadi 100x/menit,

respiration rate 22x/menit.Saat berdiri kaki dan tangan tremor, klien hati-hati saat

berpindah posisi, saat berjalan mundur mau jatuh karena pusing, ditanya disorientasi

waktu dan tempat, dimensia, terdapat gangguan IADL dan ADL, incontinensia urin,

akral dingin, cyanotik, tonus otot. 4 4

4 4

B. Daftar Kata Sulit

1. Tremor

2. Obat captopril

3. IADL dan ADL

4. Akral dingin

5. Disorentasi

6. Cyanotic

7. Kesemutan

8. Tonus otot . 4 4

4 4

9. Dimensia

10. Incontensia Urine

1

Page 2: CONTOH MAKALAH

C. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana cara pengobatan hipertensi?

2. Apa saja klasifikasi hipertensi ?

3. Apakah ada pengaruh minum obat captropil yang tidak teratur dengan penyakit

hipertensi ?

4. Komplikasi penyakit hipertensi?

5. Penyebab kesemutan pada kaki dan tangan kiri ?

6. Apa indikasi , kontraindikasi da efek samping dari obat captropil?

7. Apa tanda dan gejala hipertensi?

8. Apa pencegahan pada penyakit hipertensi ?

9. Apa pemeriksaan penunjang pada hipertensi?

10. Bagaimana Asuhan keperawatan ?

2

Page 3: CONTOH MAKALAH

BAB II

PEMBAHASAN

A. Jawaban Kata Sulit

1. Tremor

Adalah : gemetar yang hanya terjadi ketika mencoba melakukan gerakan volunter

ciri khas penyakit multipel skelorosis. (kamus keperawatan,1999)

2. Obat captopril

a. Penghambat enzim pengubah angiotensin yang mengakibatkan dilatasi

arteriolar dan menurunkan aktivitas simpatis . (Susan, dkk, 1993)

b. Obat penurunan tekanan darah/ inhibitor ACE yang berfungsi menurunkan

tekanan darah dengan memblokade produksi hormone angiostensin II yang

menyebabkan kontriksi pembuluh darah. Dengan demikian, obat ini dapat

memperlebar pembuluh darahh dan mengurangi tekanan darah. (sagung, 2008)

3. IADL dan ADL adalah

a. ADL (activities of daily living) adalah kemampuan pasien untuk melakukan

aktivitas dasar kehidupan sehari-hari. ADL mencakup pekerjaan mandi,

berpakaian, membuang hajat, makan, duduk/berbaring serta bangkit dari kursi

atau tempat tidur, dan berjalan.

b. IADL (instrumental activities of daily living) adalah kemampuan untuk

mengerjakan tugas yang lebih kompleks bagi kehidupan yang independen, yaitu

aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari. IADL mencakup pekerjaan belanja,

memasak, mengelola keuangan, pekerjaan rumah tangga, menggunakan telepon,

dan bepergian keluar rumah. (Isselbacher, dkk, 1995)

4. Akral dingin

Sensasi dingin pada ujung ekstremitas yang diakibatkan oleh gangguan perfusi

jaringan perifer. Kekurangan O2 dalam dalam aliran darah ke jaringan karena

penyempitan pembuluh darah serta terjadinya penurunan curah jantung.

5. Disorentasi

Adalah kehilangan daya untuk mengenal lingkungan, terutama yg berkenaan

dengan waktu tempat dan orang(kamus keperawatan,1999).

3

Page 4: CONTOH MAKALAH

6. Cyanotic

Adalah kebiruan atau lebam yang terjadi pada bibir dan selaput

mata,diakibatkannya oleh penyusutan hemoglobin dalam darah kapiler.

warna kebiruan atau ungu pada kulit dan membrane mukosa yang disebabkan oleh

penurunan kadar oksigen serta peningkatankadarkarbon dioksida dalam darah

( Sue Hinchliff, 1999)

7. Kesemutan

Adalah perasaan abnormal, yang dapat bermanifestasi sebagai rasa sakit seperti di

tusuk-tusuk, mati rasa atau rasa terbakar, yang menunjukkan penyakit serabut saraf

sensori perifer. (McGlynn, 1995)

8. Tonus otot

Adalah kontraksi otot yang selalu dipertahankan keberadaannya oleh otot itu

sendiri.

a) Skala 0 = Tidak ada kontraksikan

Mendadak otot tak mampu bergerak, misalnya jika tapak tangan dan jari

mempunyai skala 0 berati tapak tangan dan jari tetap aja di tempat walau

sudah diperintahkan untuk bergerak.

b) Skala 1 = Terdapat kontraksi tetapi tidak bisa bergeser

Jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan ini berati otot

masih belum atrofi atau belum layu.

c) Skala 2 = Hanya ada pergeseran / gerakan sendi

Dapat menggerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya

tapak disuruh terlungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja

sudah tak mampu bergerak.

d) Skala 3 = Dapat melakukan gerakan melawan gravitasi tapi tidak bisa

melawan gravitasi. Dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal

misalnya dapat menggerakkan tapak tangan dan jari .

e) Skala 4 = dapat melawan gravitasi tapi tidak dapat melawan tahanan

pemeriksa (lemah). Dapat bergerak dan dapat melawab hambatan yang

ringan.

f) Skala 5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh

4

Page 5: CONTOH MAKALAH

Dapat bergerak dan dapat melawan tahanan berapapun besarnya.

(Asfufah, 2012)

9. Dimensia

a. Penurunan kemampuan kognitif yang biasanya berkembang secara perlahan,

dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran penilaian dan kemampuan untuk

memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian (efendi dan

makhfudli, 2009).

b. Sindrom yang dikarateristikkan dengan adanya kehilangan kapasitas intelektual

melibatkan tidak hanya ingatan ( memori ), namun juga kognitif, bahasa,

kemampuan visuospasial, dan kepribadian (Josep J. Gallo dkk, 1998)

10. Incontensia Urine

Adalah pengeluaran urin yang tidak tertahan dengan jumlah yang cukup. Yang

terjadi pada lansia dikarenakan terjadi penurunan fungsi otot. (kamus keperawatan,

2010)

5

Page 6: CONTOH MAKALAH

BAB II

PEMBAHASAN

B. Jawaban Pertanyaan

1. Pengobatan hipertensi dengan

A. Terapi farmakologi

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu

dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh

Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON

DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA,

1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium,

atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan

memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

1) Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE

inhibitor

2) Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan

Dosis obat pertama dinaikkan

Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta

blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,

vasodilato

3) Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh

Obat ke-2 diganti

Ditambah obat ke-3 jenis lain

4) Step 4 : Alternatif pemberian obatnya

Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi (arief,2000)

6

Page 7: CONTOH MAKALAH

B. Terapi non farmakologi

a) Tomat mengandung antioksidan kuat yang menghambat penyerapan

oksigen reaktif terhadap endotel yang mengganggu dilatasi pembuluh

darah. Instrumen penelitian dengan menggunakan lembar observasi untuk

mengukur tekanan darah yang diukur setelah responden istirahat 10 menit,

kemudian diukur tekanan darahnya. Setelah itu responden diberi jus tomat,

selang 30, 60, dan 90 menit kemudian responden diukur kembali tekanan

darahnya.

(Jurnal Keperawatan, Priyo Raharjo, 2007)

b) Terapi suportif (maryam 2010)

Tujuan:

1) Mengevaluasi situasi kehidupan klien saat ini.

2) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan klien.

3) Membantu klien melakukan perubahan realitas mengenai hal apa saja

yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik.

4) Memberikan dukungan ego.

c) Teknik terapi supportif

1) Memperkuat pertahanan psikolgi

2) Membantu klien mengidentifikasi, mengekspresikan emosinya, dan

membantu untuk pertukaran masalah atau berbagai emosi.

3) Menenangkan, memberi sugesti, mengeluarkan semua masalah.

4) Perawat bersikap aktif, menunjukkan minat, empati, hangat,

pengertian dan optimis.

5) Membantu memecahkan masalah sterna.

6) Pemberian medikasi

d) Pijat aroma terapi

7

Page 8: CONTOH MAKALAH

Tujuan:

1) Pada sistem muskolokeletal

Pijat mengurangi nyeri otot dengan mengeluarkan produk-produk

limbah akumulasi dan ketegangan di otot.

2) Pada sistem peredaran darah

Pijat menurunkan sirkulasi permukaan yang mengurangi beban kerja

jantung, menurunkan tekanan darah, mempercepat sisa metabolism

dan gizi, meningkatkan sirkulasi darah jaringan, meningkatkan

sirkulasi, dan merangsang aliran darah keseluruh pembuluh darah

yang dalam.

3) Pada sistem pencernaan.

Pijat menurunkan kejang pada saluran pencernaan dan kram,

mengurangi mual, mengendurkan dinding usus dan perut, serta

meringankan sembelit.

4) Pada sisitem saraf

Pijat mengurangi insomnia, gelisah, dan mendorong endrofin atau

melepaskan obat penghilang rasa sakit alami.

Tehnik:

1) Jelaskan klien tentang prosedur yang akan digunakan ibu jari,

jari telunjuk, dan jari tengah secara bersamaan untuk daerah

kepala dan sekitarnya.

2) Tentukan daerah tubuh yang akan dipijat

3) Tuangkan minyak esensial secukupnya ketelapak tangan.

4) Lakukan pijatan dengan arah gerakan:

a. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari , jari tengah dan

jari telunjuk secara bersamaan untuk daerah atas kepala,

leher dan sekitarnya.

b. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari , jari tengah dan

jari telunjuk secara bersamaan untuk daerah kebelakang

kepala, leher dan sekitarnya.

8

Page 9: CONTOH MAKALAH

c. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari , jari tengah dan

jari telunjuk secara bersamaan untuk daerah temporal (atas

telinga) dan sekitarnya.

d. Melingkarkan atau vertical dengan ibu jari untuk daerah

pusat dahi hingga ujung lateral dahi.

e. Melingkarkan atau vertical dengan telapak tangan untuk

kedua kaki.

f. Hindari menggunakan tekanan dan gesekaa yang keras

pada saat melakukan pijatan daerah kepala

2. Klasifikasi hipertensi adalah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

Tingkat 1 (Ringan) 140-159 90-99

Tingkat 2 (Sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110

(price & wilson, 2006)

Klasifikasi Hipertensi :

a. Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :

1. Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten

tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme

kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui

penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo,

1999).

9

Page 10: CONTOH MAKALAH

2. Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar

kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan

ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi.

(Sheps, 2005).

b. Berdasarkan bentuk hipertensi,yaitu hipertensi diastolic,campuran,dan sistolik.

1. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan

diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan

pada anak-anak dan dewasa muda.

2. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan

tekanan darah pada sistol dan diastol.

3. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan

tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya

ditemukan pada usia lanjut.

(Gunawan, 2001)

3. Pengaruh minum obat captropil yang tidak teratur dengan penyakit hipertensi :

Captopril adalah salah satu obat hipertensi yang berfungsi sebagai inhibitor ACE,

jadi ketika seseorang mengkonsumsi ACE maka aktivasi hormone angiotensin II

akan terhambat sehingga dapat menurunkan tekanan darah, tetapi jika kepatuhan

minum obat berkurang maka Angiotensin II akan tetap teraktivasi sehingga tekanan

darah akan kembali meningkat. (Beavers, 2008)

4. Komplikasi penyakit hipertensi berdasarkan (syarif, 2012)

Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka

panjang akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ sebagai berikut, yaitu:

a. Sistem kardiovaskuler

a) Arterosklerois

10

Page 11: CONTOH MAKALAH

Hipertensi dapat mempercepat penumpukan lemak di dalam dan di bawah

lapisan arteri. Ketika dinding dalam arteri rusak, sel – sel darah yang

disebut trombosit akan menggumpal pada daerah yang rusak, timbunan

lemak akan melekat dan lama kelamaan akan dinding akan menjadi

berparut dan lemak menumpuk disana sehingga terjadi penyempitan

pembuluh darah arteri.

b) Aneurisma

Adanya pengelembungan pada arteria akibat dari pembuluh darah yang

tidak elastis lagi, sering terjadi pada arteri otak atau aorta bagian bawah.

Jika terjadi kebocoran atau pecah sangat fatal akibatnya. Gejala : sakit

kepala hebat.

c) Gagal Jantung

Jantung tidak kuat memompa darah yang kembali ke jantung dengan

cepat, akibatnya cairan terkumpul di paru – paru, kaki dan jaringan lain

sehingga terjadi odema. Akibatnya sesak nafas. Tekanan darah tinggi

dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung

koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat,

otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan

semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya,

yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi

memompa dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan

tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan

sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke.5 Tekanan

darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik

dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering (sekitar 80% kasus)

adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak

terganggu. Otak menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke

11

Page 12: CONTOH MAKALAH

hemoragik (sekitar 20% kasus) timbul saat pembuluh darah di otak atau

di dekat otak pecah. Penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang

persisten. Hal ini menyebabkan darah meresap ke ruang di antara sel-sel

otak. Walaupun stroke hemoragik tidak sesering stroke iskemik, namun

komplikasinya dapat menjadi lebih serius.

c. Ginjal

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem

penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu

membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui

aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.

d. Mata

Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di

mata, sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata

yang sensitif terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular

retina. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan dan merupakan

indikator awal penyakit jantung.

5. penyebab kesemutan pada kaki pasien adalah karena aliran darah yang tidak

lancar atau sarafnya lemah. (sofyan,2012)

a. Penyebabnya antara lain

1) Posisi duduk atau berdiri untuk waktu yang lama.

2) Kurangnya aliran darah ke daerah tertentu,sebagai contoh penumpukan

plak dari aterosklorosis dikaki dapat menyebabkan nyeri,mati rasa dan

kesemutan sambil berjalan

3) Tekanan saraf pada tulang belakang .

4) Kondisi medis tertentu,termasuk diabetes,tiroid kurang aktif,mutiple

selerosis,kejang,migrain atau sakit kepala biasa.

5) Tingkat abnormal kalsium,kalium atau natrium dalam tubuh. Kekurangn

vitamin B12

12

Page 13: CONTOH MAKALAH

6. Indikasi , kontraindikasi dan efek samping dari obat captropil adalah

a. Indikasi

Untuk hipertensi berat dan hingga sedang, kombinasi dengan tiazida

memberikan efek aditif,sedagkan kombinasi dengan beta bloker memberikan

efek yang kurang aditif.untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau

tidak dapat di kontrol dengan diuretik dan digitalis,dalam hal ini pemberian

captropil diberikan bersama diuretik dan digitalis. Hipertensi ringan sampai

sedang dan hipertensi berat yang resisten terhadapa pengobatan lain, gagal

jantung kongestif, setelah infark miokard, efropati diabetic.

b. Kontra indikasi

Hipersensitif terhadap ACE, penyakit renovaskuler, stenosis aortic,

kehamilan.

c. Efek samping

hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, mual, kram otot, batuk, gangguan

ginjal; hiperkalemia, ruam kulit, anemia, gangguan saluran nafas atas;

hiponatremia, takikardi, palpitasi, aritmia, infark miokard.

(sagung, 2008)

7. Tanda dan gejala hipertensi adalah

1) Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat

2) Mudah lelah

3) Penglihatan kabur

4) Wajah memerah

5) Sering kencing di malam hari khususnya

6) Dunia terasa berputar ( vertigo)

7) Perdarahan hidung

8) Kesemutan pada kaki dan tangan

9) Kejang atau koma

10) Nyeri dada

(Khalid Mujahidullah, 2012)

13

Page 14: CONTOH MAKALAH

8. Pencegahan pada penyakit hipertensi adalah

Mengubah gaya hidup dapat membantu Anda setidaknya mengurangi risiko negatif

yang ditimbulkan oleh hipertensi, seperti:

a) Menghabiskan waktu selama 30 sampai 40 menit untuk berolahraga

sebanyak 2-3 kali seminggu

b) Perbanyak jalan kaki daripada mengemudi atau menggunakan kendaraan

c) Ajak anak-anak, teman-teman maupun keluarga Anda melakukan kegiatan

fisik bersama-sama

d) Hindari konsumsi makanan berminyak, bergaram, dan bergula tinggi

e) Konsumsi makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang

f) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar

g) Mengolah makanan dengan cara merebus atau memanggang. Kalau pun harus

digoreng gunakanlah minyak zaitun.

h) Hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol

i) Bebaskan pikiran Anda dari stres dan tekanan pikiran buruk lainnya

j) Istirahat 5-10 menit di tengah rutinitas

k) Minum air 7-8 gelas setiap hari

l) Tidur cukup di malam hari selama 7-8 jam

1. Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertesis antara lain: tekanan darah di atas rata-rata,

adanya hipertensi pada amnesis keluarga, ras (negro), tachycardia,

obesitas dan komsumsi garam yang berlebihan di anjurkan untuk:

a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga

agar tidak terjadi hiperkolestrolemia, Diabetes Mellitus dan

sebagainya.

b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

c. mengubah kebiasaan makan sehari-hari dengan komsumsi rendah

garam.

d. Melakukan olahraga untuk mengendalikanberat badan.

2. Pencegah Sekunder

14

Page 15: CONTOH MAKALAH

Pencegahan Sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita

hipertensi berupa:

a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat

maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahaan primer.

b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara

normal dan stabil mungkin.

c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemic yang lain harus

dikontrol.

d. Batasi aktivitas

e. kurangi berat badan bila kelebihan berat badan.

f. Hindari merokok, kopi, minum alcohol

g. Kurangi konsumsi garam

h. Hindari makan berlemak tinggi

i. Senam secra teratur

j. Hindari stress

k. Apanila mendapat obat medis minum seseuai aturan.

(Maryam 2010)

9. Pemeriksaan penunjang pada penyakit hipertensi adalah

1) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2) Pemeriksaan retina

3) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal

dan jantung

4) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

5) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan

fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.(yusuf bahasoan,2008)

7) pengukuran tekanan darah. Kekuatan darah mengalir didinding pembuluh

darah yang keluar dari jantung (pembulu arteri) dan yang akan kembali ke

jantung ( pembuluh balik).

15

Page 16: CONTOH MAKALAH

Nugroho, W.2008.keperawatan gerontik dan geriatrik. Edisi 3. Jakarta. EGC.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: CONTOH MAKALAH

Burnside-McGlynn, 1995. ADAMS DIAGNOSIS FISIOLOGIS.Jakarta:Penerbit buku kedokteran

(EGC)

Nugroho, W.2008.keperawatan gerontik dan geriatrik. Edisi 3. Jakarta. EGC.

Price, Sylvia A , Lorraine M. Wilson.2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses

penyakit.Jakarta : EGC

Siti Asfufah. 2012. Buku Saku Klinik untuk Keperawatan dan Kebidanan. Nuha Medika

Tambayong.2012. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC

Ode, Sarif La. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha medika.

Corwin. 2009. Buku saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

17