Contoh makalah SADM

43
1.1 Kebijakan Akuntansi PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2013 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Disebutkan Lain)Kebijakan Akuntansi 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Peraturan No. VIII.G.7 mengenai Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012 secara prospektif atau retrospektif. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan dasar akrual, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang disajikan dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam catatan terkait.

Transcript of Contoh makalah SADM

Page 1: Contoh makalah SADM

1.1 Kebijakan Akuntansi

PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TbkDAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORANKEUANGAN KONSOLIDASIAN30 Juni 2013 (Tidak diaudit) dan31 Desember 2012 dan 2011 (Diaudit) danEnam Bulan yang Berakhir pada Tanggal30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak diaudit)(Disajikan dalam Jutaan Rupiah,Kecuali Disebutkan Lain)Kebijakan Akuntansi

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Peraturan No. VIII.G.7 mengenai Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012 secara prospektif atau retrospektif.

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan dasar akrual, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang disajikan dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam catatan terkait.

Laporan arus kas konsolidasian, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, dengan aktivitas operasi yang disajikan dengan menggunakan metode langsung.

Tahun buku Perusahaan dan Entitas Anak (secara bersamaan disebut sebagai “Kelompok Usaha”) adalah 1 Januari - 31 Desember.

Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional). Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Entitas Anak.

Page 2: Contoh makalah SADM

Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan KeuanganTersendiri”.

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu Entitas Induk, dan akuntansi untuk investasi pada Entitas Anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasitambahan.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak dimana Perusahaan, baik secara langsung dan tidak langsung memiliki lebih dari 50,00% kepemilikan saham dan dikendalikan oleh Perusahaan.

Semua akun dan transaksi antar perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Kelompok Usaha sebagai satu kesatuan usaha.

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal perusahaan memperoleh pengendalian,

Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Nonpengendali (“KNP”) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.Jika kehilangan pengendalian atas suatuEntitas Anak, maka Perusahaan :- menghentikan pengakuan asset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak;- menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;- menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;- mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;- mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;- mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan- mereklasifikasi bagian Entitas Induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi atau ke saldo laba.

Page 3: Contoh makalah SADM

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk.

c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis, jika ada, dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis,Kelompok Usaha memilih apakah mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban administrasi.

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, Kelompok Usaha mengukur kembali bagian ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah neto teridentifikasi dari asset yang diperoleh dan liabilitas yang diasumsikan. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan rugi laba sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon setelah sebelumnya manajemen menilai kembali identifikasi dan nilai wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diasumsikan.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (UPK) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk

Page 4: Contoh makalah SADM

dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tesebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan bagian dari UPK tersisa.

d. Transaksi Restrukturisasi antara Entitas Sepengendali

Akuisisi atau pengalihan saham antara entitas sepengendali, dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Dalam PSAK No. 38 (Revisi 2004), pengalihan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya dari entitas sepengendali tidak akan menghasilkan laba atau rugi bagi perusahaan atau entitas individual dalam kelompok yang sama.

Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, aset atau liabilitas yang dialihkan dicatat pada nilai buku sebagai kombinasi bisnis dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests).

Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan untuk periode dimana terjadi restrukturisasi dan untuk periode lain yang disajikan untuktujuan perbandingan, disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal periode laporan keuangan yangdisajikan. Selisih antara nilai tercatat investasi pada tanggal efektif dan harga pengalihan diakui dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

e. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas meliputi kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, tidak dijadikan jaminan pinjaman dan tidak dibatasi penggunaannya.

f. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri Entitas Induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan individual.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika pihak tersebut:a. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan;b. memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan;c. merupakan personil manajemen kunci Perusahaan atau Entitas Induk dari Perusahaan;

Page 5: Contoh makalah SADM

d. merupakan anggota dari kelompok usaha yang sama dengan Perusahaan (yang artinya Entitas Induk, Entitas Anak dan Entitas Anak berikutnya terkait satu sama lain);e. merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas yang merupakan anggota dari suatu Kelompok Usaha dimana Perusahaan merupakan anggotanya);f. bersama-sama dengan Perusahaan, merupakan ventura bersama dari suatu pihak ketiga yang sama;g. merupakan ventura bersama dari entitas asosiasi Perusahaan atau entitas asosiasi dari ventura Perusahaan;h. merupakan suatu program imbalan pasca kerja yang ditujukan bagi karyawan dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan;i. dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a-c di atas); danj. terdapat pengaruh signifikan oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a di atas).

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata bergerak (movingaverage method) yang meliputi seluruh biayabiaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut sampai ke lokasi dan kondisi saat ini. Nilai realisasi neto adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan estimasi beban untuk menyelesaikan dan beban lainnya yang diperlukan hingga persediaan dapat dijual.Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

h. Biaya Sewa Dibayar di Muka

Biaya sewa dibayar di muka diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama jangka waktu sewa. Bagian sewa yang akan dibebankan pada usaha dalam 1 (satu) tahun disajikan dalam akun “Bagian Lancar Biaya Sewa Dibayar di Muka” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Prepaid rent is amortized using the straightline method over the rental period. The current portion of the prepaid rent to be charged to operation within 1 (one) year is presented as “Current Portion of Prepaid Rent” account in the consolidated statements of financial position.

Page 6: Contoh makalah SADM

Sedangkan, bagian jangka panjang dari sewa dibayar di muka disajikan dalam akun “Biaya Sewa Dibayar di Muka - Setelah Dikurangi Bagian Lancar” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

i. Aset Tetap

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. PSAK No. 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kinerja dengan aset tersebut.

Penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban ditangguhkan - neto ” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi sepanjangmana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah. Sesuai dengan ketentuan transisi ISAK 25 tersebut, biaya perolehan pertama kali hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP yang diakui sebagai bagian dari akun “Beban ditangguhkan - neto” pada laporan posisi keuangan konsolidasian sebelum tanggal 1 Januari 2012 direklasifikasi ke akun “Aset Tetap - Tanah” dan amortisasinya dihentikan pada tanggal 1 Januari 2012.

Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.

Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Penyusutan aset dimulai pada saat asset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur manfaat ekonomis sebagai berikut:

Tahun/YearsBangunan dan prasarana 20 dan/and 5 Buildings and infrastructuresRenovasi bangunan 5 -10 Buildings renovationPeralatan dan inventaris 5 Equipment, furniture and fixtures

Page 7: Contoh makalah SADM

Kendaraan 5 Vehicles

Jumlah tercatat komponen dari suatu asset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomik masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan maupun pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut dimasukkan ke dalam laba rugi untuk tahun penghentianpengakuan tersebut dilakukan.

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke akun “Aset Tetap” yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Aset tetap dalam penyelesaia tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait.

j. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Kelompok Usaha menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, termasuk goodwill dan aset yang berasal dari kombinasi bisnis.

PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika total tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian tahunan atas penurunan nilai asset tertentu (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam

Page 8: Contoh makalah SADM

suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi atas jumlah terpulihkan asset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk asset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka asset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan model penilaian yang sesuaiuntuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang tersedia.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan asset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat asset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

k. Sewa

Sebelum 1 Januari 2012, tidak terdapat ketentuan untuk menelaah secara terpisah perjanjian sewa yang mengandung elemen tanah dan bangunan. Oleh karena itu, penelaahan dilakukan secara gabungan. Salah satu pertimbangan dalam penentuan klasifikasi sewa adalah perbandingan antara masa sewa dengan umur ekonomis dari aset. Lebih lanjut, tanah yang hanya

Page 9: Contoh makalah SADM

dapat dimiliki dalam bentuk hak atas tanah, tidak diamortisasi dan dianggap memiliki umur tak terbatas. Oleh karena itu, perjanjian sewa yang mengandung elemen tanah dan bangunan akan diklasifikasikan sebagai sewa operasi.\

Sejak 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”, apabila sewa mengandung elemen tanah dan bangunan sekaligus, entitas harus menelaah klasifikasi untuk setiap elemen secara terpisah apakah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.

Kelompok Usaha mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya.

Penerapan PSAK No. 30 (Revisi 2011) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Sewa Pembiayaan - sebagai Lessee

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan. Sewa tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajaraset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yangmerupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke operasi tahun berjalan.

Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama estimasi masa manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, makaaset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik kembal ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa sewa.

Sewa Operasi - sebagai Lessee

Suatu sewa diklasfikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Page 10: Contoh makalah SADM

Sewa Operasi - sebagai Lessor

Sewa di mana Kelompok Usaha tidaksecara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikanaset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

l. Beban Ditangguhkan

Beban yang timbul sehubungan dengan biaya perolehan piranti lunak ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun, sedangkan beban yang timbul sehubungan denganperolehan izin usaha ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama masa manfaatnya.

m. Biaya Emisi Penerbitan Saham

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham kepada masyarakat dikurangkan langsung dari hasil emisi dan disajikan sebagai pengurang pada akun “Tambahan modal disetor - neto” sebagai bagian dari Ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

n. Pendapatan dan Beban

Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya criteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria pengakuan pendapatan.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan totalnya dapat diukur secara andal. Penjualan diakui pada saat penyerahan barang dagangan kepada pelanggan. Penjualan neto adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk termasuk amortisasi atas pendapatan tangguhan dari kontrak atas kegiatan promosi, setelah dikurangi retur dan potongan penjualan.

Penghasilan sewa tempat dan partisipasi promosi dari para pemasok yang telah diterima di muka dan disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan ditangguhkan” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan akan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu sewa tempat dan partisipasi promosi.

Penghasilan waralaba terdiri dari imbalan waralaba awal dan imbalan waralaba lanjutan. Imbalan waralaba awal diterima di muka dan akan diamortisasi selama jangka waktu pemberian hak eksklusif waralaba, yaitu 5 (lima) tahun. Saldo imbalan waralaba awal disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan ditangguhkan” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Imbalan

Page 11: Contoh makalah SADM

waralaba lanjutan merupakan penghasilan yang diterima sebagai kontribusi pewaralaba atas kegiatan pemasaran dan penggunaan merek dagang dan sistem “Alfamart”. Imbalan waralaba lanjutan diakui pada saat terjadinya.

Pendapatan dividen diakui pada saat hak Kelompok Usaha untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Beban diakui pada saat terjadinya.

o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, yang mengatur bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

Penerapan PSAK No. 10 (Revisi 2010) tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan rata-rata kurs tukar transaksi yang terakhir yang diterbitkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 28 Juni 2013, 28 Desember 2012 dan 30 Desember 2011. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012 dan 2011, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):

30 Juni 2013/ 31 Desember 2012/ 31 Desember 2011/June 30, 2013 December 31, 2012 December 31, 2011

Dolar Amerika Serikat 9.929 9.670 9.068

p. Pajak Penghasilan

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”, yang mensyaratkan Kelompok Usaha untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.

Page 12: Contoh makalah SADM

Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang secara substantif telah diberlakukan pada akhir tanggal periode pelaporan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai “Beban pajak penghasilan, neto” dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Kelompok Usaha mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.

Untuk setiap entitas yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah neto untuk masing-masing entitas tersebut.

Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha mencatat tambahan pajak penghasilan dari periode lalu, bunga serta denda yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”), jika ada, dalam “Beban Operasi Lainnya” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Kelompok Usaha mencatat tambahan pajak penghasilan dari periode lalu, bunga dan denda yang ditetapkan dengan SKP, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan, neto” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Page 13: Contoh makalah SADM

q. Imbalan Kerja

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha mengadopsi PSAK No. 24 (Revisi 2010), yang mengatur akuntansi dan pengungkapan atas imbalan kerja. PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan/kerugian aktuarialdapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya. Kelompok usaha memilih “10% corridor method” untuk pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama ekspektasi rata-rata sisa masa kerja karyawan yang memenuhi syarat. Adopsi PSAK revisi ini tidak memberikan pengaruh terhadap prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran yang diterapkan pada periode sebelumnya.

Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas imbalan kerja karyawan berdasarkan peraturan Kelompok Usaha dan sesuai dengan undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003.

Sebelum tanggal 1 Januari 2012, berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan liabilitas atas imbalan kerja, ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria projected-unit-credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai tertinggi antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan ikut dalam program. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan suatu program imbalan pasti atau perubahan-perubahan dalam utang imbalan kerja dari program yang sudah ada diamortisasi sampai imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan.

Kelompok Usaha mengakui laba atau rugi dari kurtailmen atas program pensiun manfaat pasti pada saat kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun atau apabila terdapat perubahan terhadap ketentuanketentuan program pensiun manfaat pasti dimana bagian yang material untuk jasa yang diberikan oleh karyawan aktif pada masadepan tidak lagi memenuhi ketentuan dari program pensiun, atau akan memenuhi ketentuan untuk manfaat yang lebih rendah).

Keuntungan atau kerugian kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai wajar aset dana pensiun, perubahan yang terjadi dalam nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti dan keuntungan atau kerugian actuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.

r. Pelaporan Segmen

Page 14: Contoh makalah SADM

Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Segmen adalah bagian yang dapat dibedakan dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk tertentu (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Item-item segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

s. Laba per Saham (“LPS”)

Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba Per Saham”. PSAK revisi ini mengatur dampak dilutif pada opsi, waran dan ekuivalennya.

Penerapan PSAK No. 56 (Revisi 2011) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Laba per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

Total rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 masing-masing berjumlah 3.774.954.700 saham dan 3.648.620.052 saham.

Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

t. Provisi

Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

Page 15: Contoh makalah SADM

konsolidasian untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu dan total yang terkait dengan informasi tersebut.

Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang, akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibalik.

u. Instrumen Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, serta PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrument keuangan, dari perspektif penerbit, dalam asset keuangan, liabilitas keuangan dan instrument ekuitas; pengklasfikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana asset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsipprinsip pengakuan dan pengukuran asset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikan instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Kelompok Usaha yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.

Penerapan revisi PSAK yang disebutkan di atas tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Page 16: Contoh makalah SADM

Aset Keuangan

Pengakuan Awal

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai salah satu dari asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi asset keuangan setelah pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan melakukan evaluasi atas klasifikasi ini pada setiap akhir tahun keuangan.

Pada saat pengakuan awalnya, asset keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Aset keuangan utama Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan lain-lain, aset tidak lancar lainnya – pinjaman karyawan, aset tidak lancar lainnya – uang jaminan dan investasi jangka panjang -tersedia untuk dijua.

a)Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif.Setelah pengakuan awal, PSAK No. 55 (Revisi 2011) mensyaratkan aset tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (“SBE”), dan keuntungan atau kerugian terkait diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, atau melalui proses amortisasi.

Penyisihan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Kelompok Usaha tidak akan dapat menagih piutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi. Rincian lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai asset keuangan diungkapkan pada paragrafparagraf berikutnya yang relevan pada Catatan ini.

b) Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur

Page 17: Contoh makalah SADM

dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif akan direklasifikasi sebagai laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Perusahaan memiliki investasi jangka panjang - tersedia untuk dijual.

Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan atas suatu asset keuangan, atau, bila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa, terjadi bila:

i. hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atauii. Kelompok Usaha mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan (“pass-through”) dan apabila (a) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan asset keuangan tersebut, atau (b) secara substansial tidak mentransfer dan tidak mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Apabila Kelompok Usaha mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan passthrough, atau tidak mentransfer maupun tidak mempertahankan secara substansi seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Kelompok Usaha sebesar keterlibatannya yang berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.

Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah antara nilai tercatat aset yang ditransfer dan nilai maksimal pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Kelompok Usaha.

Aset Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan (lanjutan)

Dalam hal ini, Kelompok Usaha juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer diukur atas dasar yang merefleksikan hak dan kewajiban Kelompok Usaha yang ditahan.

Pada saat penghentian pengakuan atas asset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk asset baru yang diperoleh dikurangi dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui pada laporan laba rugi.

Page 18: Contoh makalah SADM

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa asset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas asetkeuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa kerugian”), dan peristiwa kerugian tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

a) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan DiamortisasiUntuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka KelompokUsaha memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian atau penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan SBE awal dari asset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah SBE terkini.

Nilai tercatat aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan

Page 19: Contoh makalah SADM

bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Kelompok Usaha.

Jika, dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yangdikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan) dengan menyesuaikan akun penyisihan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jika penghapusan nantinya terpulihkan, jumlahpemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

b) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dan estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).

c) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual

Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.

Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba atau rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidakdihapuskan melalui laba atau rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.

Liabilitas Keuangan

Pengakuan Awal

Page 20: Contoh makalah SADM

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikansebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Pada tanggal pelaporan, Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan selain yang diklasifikasikan sebagai utang dan pinjaman. Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Pengakuan awal liabilitas keuangan dalam bentuk utang dan pinjaman dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan utama Kelompok Usaha meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha dan utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka pendek, beban akrual, utang bank jangka panjang dan utang sewa pembiayaan.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

a) Utang dan Pinjaman Jangka Panjang yang Dikenakan Bunga Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur dengan biaya yangdiamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal pelaporan, beban bunga akrual dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas lancar. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kondolidasian ketika liabilitas dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi menggunakan metode SBE.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan mempertimbangkan setiap diskonto atau premium atas perolehan dankomisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE dicatat sebagai bagian dari "Biaya Keuangan" dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

b) UtangLiabilitas untuk utang usaha dan utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka pendek, beban akrual, dan utang kewajiban pembiayaan dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nominal), yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya.

Penghentian Pengakuan

Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas

Page 21: Contoh makalah SADM

keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar atau kuotasi harga pedagang efek (harga penawaran untuk posisi beli dan harga permintaan untuk posisi jual), tidak termasuk pengurangan apapun untuk biaya transaksi.

Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lain.

Penyesuaian risiko kredit

Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi asset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha terkait dengan instrument yang bersangkutan harus diperhitungkan.

v. Standar Akuntansi yang telah Diterbitkan namun belum Berlaku Efektif

Berikut ini rangkuman, PSAK yang direvisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”), efektif pada atau setelah 1 Januari 2013: PSAK No. 38 (Revisi 2012) "Kombinasi Bisnis Entitas". PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali dan diterapkan untuk kombinasi bisnis sepengendali yang memenuhi

Page 22: Contoh makalah SADM

persyaratan dalam PSAK No. 22 "Kombinasi Bisnis", baik untuk penerima dan entitas penarikan.

Saat ini, Kelompok Usaha sedang dalam proses mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari perubahan PSAK No. 38 terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal

pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat

aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha

mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan

konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin

berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut

dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi

yang digunakan oleh aktuaris independen dan Manajemen Kelompok Usaha dalam menghitung

jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan

gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan

tingkat kematian.

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha yang memiliki

pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan kerja pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara

garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan

bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau

perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi

secara material liabilitas atas imbalan kerja karyawan.

Saldo liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012

dan 2011 masing-masing berjumlah Rp203,13 miliar, Rp171,05 miliar dan Rp108,00 miliar.

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Page 23: Contoh makalah SADM

Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi jumlah

terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai

pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari

perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau

harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan

dengan pelepasan aset. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto

didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang

menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga

penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha

menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-

perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas

diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang

belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkan kinerja

dari UPK yang diuji. Jumlah terpulihkan paling sensitive terhadap tingkat diskonto yang

digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa

depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan potensial atas

nilai aset non-keuangan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012 dan 2011.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis

lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat

ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum

diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat

pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai

sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat aset tetap

neto Kelompok Usaha masingmasing berjumlah Rp3,07 triliun pada tanggal 30 Juni 2013 dan

masing-masing sebesar Rp2,79 triliun dan Rp2,11 triliun pada tanggal 31 Desember 2012 dan

2011.

Page 24: Contoh makalah SADM

Pajak Penghasilan

Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi

apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Nilai tercatat utang pajak penghasilan Kelompok Usaha sebesar Rp19,31 miliar pada

tanggal 30 Juni 2013.

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiscal yang belum digunakan sepanjang

besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut

dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset

pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena

pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.

. Nilai tercatat aset pajak tangguhan Kelompok Usaha sebesar Rp72,15 miliar pada tanggal

30 Juni 2013 dan masing-masing sebesar Rp65,98 miliar dan Rp27,84 pada tanggal 31 Desember

2012 dan 2011.

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta

dan keadaan yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang

dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk

penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang

mempengaruhi total yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Kelompok Usaha sebelum

penyisihan atas keusangan dan penurunan nilai berjumlah Rp3,47 triliun pada tanggal 30 Juni

2013 dan sebesar masing-masing Rp2,43 triliun dan Rp1,64 triliun pada tanggal 31 Desember

2012 dan 2011.

Instrumen Keuangan

Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang

mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan alma

pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah

Page 25: Contoh makalah SADM

perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian

yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi

secara langsung laba atau rugi Kelompok Usaha.

Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan

Dalam situasi tertentu, Kelompok Usaha tidak dapat menentukan secara pasti jumlah

liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena kemungkinan adanya pemeriksaan

dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interprestasi dari peraturan

perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.

Alma menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti,

Kelompok Usaha menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam

menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009),

“Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. Kelompok Usaha menganalisa semua

posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan liabilitas pajak untuk beban

yang belum diakui harus diakui.

1.2 Chart of Account

1. Asset Account- Current Asset

Kas dan Setara Kas ( Cash and Cash Equivalents ) Piutang Usaha ( Account Receivable ) Persediaan ( Inventory ) Prepaid Value Added Tax-Net ( Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka ) Current Portion of Prepaid Rent (Bagian Lancar Biaya Sewa Dibayar Dimuka

) Other Current Asset ( Aset Lancar Lainnya )

- Non- Current Asset Deffered Tax- Assets ( Pajak Ditangguhkan ) Fixed Assets ( Aset Tetap ) Advanced for Purchased of Fixed Assets ( Uang Muka Pembelian Aset

Tetap )

Page 26: Contoh makalah SADM

Prepaid Rent ( Biaya Sewa Dibayar Dimuka ) Deffered Charges ( Beban Ditangguhkan ) Estimated Claims for Tax Refund ( Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan ) Other Non-Current Asset ( Aset Tidak Lancar Lainnya)

2. Liability Accounts- Current Liabilities

Short Term Bank Loans ( Utang Bank Jangka Pendek ) Account Payable ( Utang ) Taxes Payable ( Utang Pajak ) Accrued Expenses ( Beban Akrual ) Short Term Employee Benefits Liability ( Liabilitas Imbalan Kerja Jangka

Pendek ) Current Portion of Long Term Liabilities ( Bagian Utang Jangka Panjang yang

akan jatuh tempo dalam waktu setahun ) Bank Loans ( Utang Bank ) Dividend Payables ( Utang Dividen )

- Non-Current Liabilities Deffered Tax Liabilities ( Liabilitas Pajak Tangguhan ) Long Term Liabilities – net of current portion ( Utang Jangka Panjang – yang

setelah dikurangi bagian yang sudah jatuh tempo dalam waktu satu tahun ) Liabilities for employee benefits ( Utang Imbalan Kerja Karyawan )

3. Equity Accounts- Share Capital

- Equity Attributable to owners of the Parent Company ( Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk )

4. Revenue Accounts- Net Sales

- Other Operating Income

- Finance Income

5. Expense Accounts- Selling and Distributions Expense

- General and Administrative Expense

- Other Operating Expense

- Income Tax Expense

Page 27: Contoh makalah SADM

1.3 Standard Journal

1. Transaksi pembelian barang dagangan dengan tunai : Pembelian xxx

Kas xxx

2. Transaksi pembelian barang dagangan dengan kredit : Pembelian xxx

Utang Dagang xxx

3. Transaksi pengiriman kembali atas barang dagangan

Yang dibeli secara tunai : Kas xxx

Retur Pembelian xxx

4. Transaksi pengiriman kembali atas barang dagangan

Yang dibeli secara kredit : Utang Dagang xxx

Retur Pembelian xxx

5. Transaksi penjualan barang dagangan secara tunai : Kas xxx

Penjualan xxx

6. Transaksi penjualan barang dagangan secara kredit : Piutang Dagang xxx

Penjualan xxx

7. Transaksi pembayaran biaya angkut barang yang dibeli : Beban Angkut xxx

Kas xxx

8. Transaksi pembayaran utang dagang tanpa adanya

Potongan : Utang Dagang xxx

Kas xxx

Page 28: Contoh makalah SADM

9. Transaksi pembayaran utang dagang dengan adanya

Potongan : Utang Dagang xxx

Kas xxx

Potongan Pembelian

xxx

10. Transaksi penerimaan pelunasan piutang tanpa

Potongan : Kas xxx

Piutang Dagang

xxx

11. Transaksi penerimaan pelunasan piutang dengan

Potongan : Kas xxx

Potongan Penjualan

xxx

Piutang Dagang xxx