Contoh kasus Sindroma Metabolik

39
Identitas Pasien Nama : Tn.T JK: Laki-laki Usia : 40 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA Agama : Islam Marital : Menikah Alamat : Genu • Tgl masuk : 31 Agustus 2015

description

Contoh kasus Sindroma Metabolik

Transcript of Contoh kasus Sindroma Metabolik

Page 1: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Identitas Pasien

Nama : Tn.T JK: Laki-laki Usia : 40 Tahun Pekerjaan :

Wiraswasta Pendidikan : SMA Agama : Islam Marital : Menikah Alamat : Genu

• Tgl masuk : 31 Agustus 2015

Page 2: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Anamnesis

Keluhan UtamaMata kuning sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit

Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 2 September 2015 pukul 13.30 WIB di ruang rawat

inap Yudistira RSUD Semarang

Page 3: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Riwayat Penyakit Sekarang

Mata kuning sejak 3 hari SMRS Os juga merasa lemas, mual, muntah

sejak 5 hari SMRS Batuk sejak 5 hari SMRS disertai dengan

dahak berwarna putih Bak berwarna teh sejak 5 hari SMRS Muntah berisikan air dan makanan

Page 4: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Riwayat Penyakit Dahulu

o Os mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM, ataupun penyakit hati kronis

o Os juga mengatakan belum pernah dirawat dengan penyakit kuning sebelumnya

Page 5: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Riwayat Penyakit Keluarga

Minuman : os menyangkal konsumsi alkohol Makanan : makanan berlemak seperti jeroan dan

gorengan

Ibu menderita diabetes melitus

Riwayat Kebiasaan

Riwayat Alergi : -

Page 6: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis (GCS : 15)Kesan sakit : sedangKesan gizi : berlebih

Tanda Vital

BP : 130/90 mmHgHR : 92x/menit regulerRR : 20x/menitTemp. : 37,1oC

Page 7: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Status GeneralisKulit Sawo matang, efloresensi (-)KepalaNormocephali, rambut hitam distribusi merata tidak mudah dicabut, conjungtiva tidak anemis, sklera ikterik.TelingaNormotia, serumen -/- , darah -/-Hidungnormal, deviasi septum (-) discharge (-) Mulutsianosis (-) pucat (-), lidah tidak ada kelainan, uvula dbn, arcus faring tidak dapat dinilai, mukosa faring tidak dapat dinilai, tonsil dbn.Lehertrakea lurus tidak ada deviasi, pembesaran KGB (-), pembesaran Tiroid (-) JVP sulit dinilai.

Page 8: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Thoraks

ParuInspeksi : penggunaan otot bantuan nafas (-)/(-), retraksi sela iga (-/-), bentuk dada normal, pergerakan kedua paru simetris statis dan dinamis, pola pernapasan reguler

Palpasi : simetris dalam batas normal

Perkusi : dalam batas normal

Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

JantungInspeksi : ictus cordis sulit dinilaiPalpasi : ictus cordis teraba pada linea axillaris kiri setinggi ICS V.

Perkusi : terdengar suara redup di lateral axillaris anterior setinggi ICS V.

Auskultasi : S1-S2 reg, murmur (-), gallop (-)

Page 9: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Abdomen : Inspeksi : buncit, tidak ada efloresensi yang

bermakna Auskultasi : BU (+) normal Palpasi : supel, nyeri tekan seluruh kuadran

abdomen, massa(-), Hepar dan lien sulit dinilai dari perabaan, tes undulasi (-)

Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen

Extremitas :Akral teraba hangat, sianosis (-), CRT < 2 detikoedem (--/--). deformitas (-).

Page 10: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Pemeriksaan Penunjang

Hematologi

Nama Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 14 12-16

Leukosit 9,5 3,8-10,6

Trombosit 332 150-440

Hematokrit 40 35-47

Gula Darah Sewaktu 308 <140

Page 11: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Kimia klinik, Imunologi, & Urin

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Natrium 127.0 135.0 – 147.0

Kalium 4.90 3.50 – 5.0

Calsium 1.24 1.12 – 1.32

HbsAg Negatif Negatif

Urin RutinMakroskopis

Warna Kuning

Kekeruhan Agak Keruh

PH 6.0 4.8 – 7.8

Jamur Negatif Negatif

Protein POS (+1) Negatif

Reduksi POS (+2) Negatif

Page 12: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Mikroskopis

Lekosit 1-3

Eritrosit 1-2

Silinder SIL GRANULA 1-3

Epithel 3-4

Kristal Negatif

Amorf POS (+) Negatif

Bakteri Negatif

Trikhomonas Negatif

Lain-lain Negatif

Page 13: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Pemeriksaan USG Abdomen

Page 14: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Kesan

Hepatomegali disertai dengan fatty liver grade II

Tak tampak kelainan lain pada sonografi organ – organ intraabdomen di atas

Page 15: Contoh kasus Sindroma Metabolik

SINDROMA METABOLIK

Page 16: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Definisi

Kumpulan faktor risiko metabolik yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, serta gangguan kesehatan lainnya, seperti diabetes, stroke, fatty liver dan kanker

Page 17: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Faktor risiko Obesitas Kurang aktivitas fisik Aging DM PJK

Page 18: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Manifestasi klinis

Hipertensi Hiperglikemi Hipertrigliserid Penurunan HDL Obesitas sentral

Page 19: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Komponen

Kriteria diagnosis WHO:

Resistensi insulin plus :

Criteria diagnosis ATP III : 3 komponen

di bawah iniIDF

Obesitas abdominal/ sentral

Waist to hip ratio :Laki-laki : > 0,9Wanita : > 0,85 atauIMB >30 Kg/m

Lingkar perut :Laki-laki: 102 cm Wanita : >88 cm

Lingkar perut :Laki-laki: ≥90 cm Wanita : ≥80 cm

Hiper-trigliseridemia ≥150 mg/dl (≥ 1,7 mmol/L)

≥ 150 mg/dl (≥1,7 mmol/L)

≥ 150 mg/dl

Hipertensi TD ≥ 140/90 mmHg atau riwayat terapi anti hipertensif

TD ≥ 130/85 mmHg atau riwayat terapi anti hipertensif

TD sistolik ≥ 130 mmHgTD diastolik ≥ 85 mmHg

Kadar glukosa darah tinggi

Toleransi glukosa terganggu, glukosa puasa terganggu,resistensi insulin atau DM

≥ 110 mg/dl GDP ≥ 100mg/dl

Mikro-albuminuri Rasio albumin urin dan kreatinin 30 mg/g atau laju eksresi albumin 20 mcg/menit

Page 20: Contoh kasus Sindroma Metabolik

PATOFISIOLOGI

Page 21: Contoh kasus Sindroma Metabolik
Page 22: Contoh kasus Sindroma Metabolik
Page 23: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Pemeriksaan Fisik

Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) , menggunakan  rumus : 

                         

Berat badan (kg)——————————Tinggi badan (m)2

Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap risiko kardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hip ratio.

Pemeriksaan laboratorium, meliputi :- Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.- Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis model assessment) - Highly sensitive C-reactive protein- Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH.

USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liver.

Page 24: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Obesitas merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan

beberapa faktor antara lain ;

- faktor makanan

- faktor genetik

- faktor hormonal atau metabolisme,

- faktor psikologis dan

- faktor aktivitas fisik

Page 25: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Klasifikasi IMT (International Diabetes Federation, 2005)

Kategori BMI (kg/m2) Resiko Comorbiditas

Underweight < 18.5 kg/m Rendah (tetapi memiliki resiko klinis lain meningkat)

Batas Normal 18.5 - 24.9 kg/m2

Rata – rata

Overweight > 25 kg/m2 -

Pre-obese 25.0 – 29.9 kg/m2 Meningkat

Obese I 30.0 - 34.9kg/m2 Sedang

Obese II 35.0 - 39.9 kg/m2 berbahaya

Page 26: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Hipertensi keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg

Page 27: Contoh kasus Sindroma Metabolik

JNC-VII (The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure)

Category SBP mmHg(Systolic Blood Presurre)

DBP mmHg (Diastolic Blood Presurre)

Normal <120 and < 80

Prehypertension 120-139 Or 80-89

Hypertension, Stage I 140-159 Or 90-99

Hypertension, Stage II 160 Or > 100

Page 28: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Tatalaksana

Non-farmakoterapi Penurunan berat badan (BMI<25) Latihan fisik

Otot rangkajaringan yg paling sensitif terhadap insulin dna merupakan target utama terjadinya resistensi insulin.

Diet rendah lemak Edukasi sebagai dokter keluarga

(modifikasi gaya hidup)

Page 29: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Farmakoterapi Terhadap pasien yang mempunyai faktor resiko

dan tidak dapat ditatalaksana hanya dengan perubahan gaya hidup, intervensi farmakologik diperlukan untuk mengontrol tekanan darah dan dsilpidemia

Penggunaan aspirin dan statin dapat menurunkan kadar C-reacyive protein dan memperbaiki prifil lipid sehingga diharapkan dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular

Intervensi farmakologik yang agresif telah terbukti dapat mencegah penyulit kardiovaskular pada penderita DM tipe II

Page 30: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Panduan ATP III  tentang penatalaksanaan pasien dengan Sindrom Metabolik

Target Sasaran

Turunkan LDL kolesterol , risiko PJK dan ekivalennya  (10-year risk for CHD > 20%)Sedikitnya 2 faktor risiko dan 10-year risk < 20%

< 100 mg/dl (< 2,60 mmol/L) < 120 mg/dl (< 2,25 mmol/L)

Pengendalian berat badan = 10% dari BB awal

Aktifitas fisik 20 – 40 menit per hari, 3 – 5 hari per minggu

Obati hipertensi < 120/85 mmHg

Turunkan kadar TG :Sasaran pada pasien dgn TG ³ 200 mg/dl (³ 5.20 mmol/L) dan £499 mg/dl (£ 12.90 mmol/L) 

 Risiko PJK tinggi : < 130 mg/dlRisiko PJK sedang : < 160 mg/dlRisiko PJK ringan : < 190 mg/dl

Page 31: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)

merupakan spektrum kelainan hati dengan gambaran khas berupa steatosis (perlemakan) makrovesikular yang muncul pada pasien yang tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang dianggap berbahaya bagi hati (kurang dari 20 gram etanol per minggu)

Page 32: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Terminology

ALD: Alcoholic Liver Disease Significant alcohol consumption*

> 21 drinks/week for males > 14 drinks/weeks for females

NAFLD: Non-Alcoholic Fatty Liver Disease steatosis without hepatocyte injury NASH: Non-Alcoholic Steatohepatitis steatosis with inflammation, hepatocyte injury with or without fibrosis*Sanyal, et al Hepatology 2011

Page 33: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Epidemiologi

Prevalensi NAFLD meningkat seiring usia dengan prevalensi tinggi pada pria usia 40 sampai 65 tahun.

Subjek dengan obesitas memiliki prevalensi NAFLD sebesar 30-100%, dimana subjek dengan diabetes tipe 2 memiliki prevalensi NAFLD sebesar 10-75% dan pada hiperlipidemia sebesar 20-92%

Page 34: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Faktor Resiko Non-Alcoholic Fatty Liver Disease

o obesitaso hiperinsulinemiao resistensi insulino diabeteso hipertrigliseridao hipertensi

o Malnutrisio Virus hepatitiso Acute fatty liver pada

wanita hamil

Page 35: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Natural History of FLD

fatty liver

steatohepatitis

steatohepatitis + fibrosis

steatohepatitis + cirrhosis

cryptogenic cirrhosis

Page 36: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Manifestasi Klinik Non-Alcoholic Fatty Liver Disease

Gejala klinis biasanya asimptomatik Timbul gejala penyakit hati kronis: Eritema palmar Spider nervi Jaundice Ascites

Page 37: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Diagnosis Non-Alcoholic Fatty Liver Disease

Pemeriksaan laboratorium

- SGOT dan SGPT

- Albumin

- Bilirubin

- Waktu prothombin USG Biopsi hati

Page 38: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Algorithm for evaluating NAFLD* *taken from AGA position paper 2002

Accidental discovery Screen those with risk factors

AST or AST Symptomatic liver disease elevated normal

r/o other causes of liver disease

monitor ongoing alcohol

yes no Abstain Imaging study Echogenic US or fat on CT

May need biopsy

Page 39: Contoh kasus Sindroma Metabolik

Pengobatan NAFLD

Non Medikamentosa

- diet

- olahraga Medikamentosa

- Peningkat Sensitivitas Insulin (Insulin-Sensitizing Drugs) metformin atau thiazolidinediones

- Antioksidan Vit. E- Obat Penurun Lipid (Lipid Lowering Drugs) - Ursodeoxycholic Acid (UDCA) dan Asam Lemak

Omega-3