Contoh Kasus Gerontik

18
Lampiran : Contoh Tinjauan Kasus KEPERAWATAN GERONTIK CONTOH TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2004 A. Data biografi Nama : Supiah Jenis Kelamin : Perempuan Tempat Lahir : Jember Umur : 90 tahun Pendidikan terakhir : - (tidak sekolah) Agama : Islam Status Perkawinan : Janda (Cerai mati) TB/BB : 145 Cm / 42 Kg Penampilan : Tampak bersih, memakai sarung dan kebaya Ciri-ciri tubuh : Sudah bungkuk dan menggunakan tongkat Alamat : Kampung tempean Jember Telp : - Orang yang dekat dihubungi : tidak ada Lama tinggal dipanti : ± 10 tahun B. Riwayat keluarga Genogram. Keterangan : = laki-laki atau perempuan meninggal = laki-laki masih hidup = perempuan masih hidup = hubungan perkawinan = klien Klien adalah anak kedua dari 2 bersaudara, menikah 2 kali. Dari suami pertama yang sudah meninggal memiliki anak pertama laki-laki dan dua orang lagi perempuan yang ketiga anak tersebut sudah meninggal dunia. Dari suami kedua yang juga sudah meninggal memiliki anak pertama laki-laki yang sudah meninggal dan yang kedua laki-laki masih hidup dan sudah menikah serta memiliki anak perempuan enam orang sedangkan laki-laki satu orang, sehingga Ny. S memiliki cucu 6 orang. Tapi klien tidak tahu keberadaannya sehingga tinggal di panti. 1

Transcript of Contoh Kasus Gerontik

LAPORAN INDIVIDU

PAGE 11Lampiran : Contoh Tinjauan Kasus

KEPERAWATAN GERONTIKCONTOH TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIANTanggal Pengkajian : 9 Maret 2004

A. Data biografi

Nama

: Supiah

Jenis Kelamin

: Perempuan Tempat Lahir

: Jember

Umur

: 90 tahun Pendidikan terakhir

: - (tidak sekolah)Agama

: IslamStatus Perkawinan

: Janda (Cerai mati) TB/BB

: 145 Cm / 42 KgPenampilan

: Tampak bersih, memakai sarung dan kebaya

Ciri-ciri tubuh

: Sudah bungkuk dan menggunakan tongkatAlamat

: Kampung tempean Jember

Telp: -Orang yang dekat dihubungi: tidak adaLama tinggal dipanti : 10 tahunB. Riwayat keluarga

Genogram.

Keterangan :

= laki-laki atau perempuan meninggal

= laki-laki masih hidup

= perempuan masih hidup

= hubungan perkawinan

= klien

Klien adalah anak kedua dari 2 bersaudara, menikah 2 kali. Dari suami pertama yang sudah meninggal memiliki anak pertama laki-laki dan dua orang lagi perempuan yang ketiga anak tersebut sudah meninggal dunia. Dari suami kedua yang juga sudah meninggal memiliki anak pertama laki-laki yang sudah meninggal dan yang kedua laki-laki masih hidup dan sudah menikah serta memiliki anak perempuan enam orang sedangkan laki-laki satu orang, sehingga Ny. S memiliki cucu 6 orang. Tapi klien tidak tahu keberadaannya sehingga tinggal di panti. C. Riwayat Pekerjaan :

Pekerjaan saat ini : tidak ada, hanya tinggal dipanti sosial tresna werdha sejahtera Pandaan-Bangkalan (Wisma Seruni)Alamat pekerjan

: JL. DR Sutomo Telp. ( 0343) 631255 Pandaan

Alat transportasi

: -Pekerjaan sebelumnya: Wiraswata (koki di Jakarta & terakhir di Sulawesi 12 th)Sumbersumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Ny. S mengatakan sekarang segala kebutuhan saya hanya didapatkan dari panti tempat tinggal saya disini.D. Riwayat Lingkungan Hidup

Tipe tempat tinggal

: permanen

Jumlah kamar

: 1 kamar ukuran 3x3 meter dengan 2 tempat tidur

jumlah tongkat

: 1 buah

Kondisi tempat tinggal : pencahayaan cukup terang, ventilasi baik tidak lembab, bersih tidak pengap

Jml. orang yg tinggal dirumah : 8 orang, laki-laki 3 orang dan wanita 5 orang

Derajat privasi

: baik (ny.S mengaku privasi dapat terlindungi)Tetangga terdekat : Penghuni panti di wisma itu sendiri dan wisma lainnya.E. Riwayat rekreasi

Hobby/minat

: Suka bersih-bersih kamar semampunya dan piara kucing.Keanggotaan organisasi: -

Liburan perjalanan: Sejauh ini selama di Panti Ny. S belum pernah melakukan perjalanan jauh dengan alasan tidak tahu tujuan dan tidak punya tenaga karena sudah tua. Ny. S mengaku lebih banyak tinggal didalam wisma dan ngobrol dengan sesama anggota yang tinggal di wisma Seruni.F. Sistem pendukung

Di panti terdapat klinik yang melayani kesehatan lansia dan tenaga dibantu oleh seorang perawat yang melayani kesehatan seluruh penghuni panti serta tenaga dokter yang melakukan pemeriksaan / kontrol kesehatan 1 kali dalam seminggu. Pada tiap-tiap wisma dikoordinir oleh satu orang petugas dari Pekerja Sosial.

Panti sudah menjalin kerja sama dengan Puskesmas serta RSUD pandaan untuk keperluan bila ada anggota wisma yang perlu dirujuk.G. Diskripsi Kekhususan

Ny. S mengatakan masih mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan : seperti sholat lima waktu, melaksanakan wiritan sehabis sholat, sedangkan untuk pengajian di wisma Cempaka sudah tidak diikuti karena susah berjalan kesana, sudah tidak kuat lagi.

H. Status Kesehatan

Ny. S mengatakan status kesehatan saya selama satu tahun terakhir ini belum pernah sakit yang serius paling-paling batuk-batuk, penglihatan kabur dan tulang rasa linu-linu, kalau berjalan terasa mau jatuh, makanya saya memakai tongkat. Sedangkan status kesehatan lima tahun yang lalu pernah panas badan yang tinggi dan seluruh tubuh keluar bengkak-bengkak warna merah dan terasa gatal, waktu itu saya tidak diberi tahu jenis penyakit apa. Penyakit lain seperti darah tinggi, rhematoid, dan asthma klien menyangkal.I. Keluhan utama

Ny. S mengatakan saat ini sendi-sendi tangan dan jari terasa linu-linu, demikian juga panggul, pinggang dan kaki terasa sakit dan terasa tidak kuat untuk berdiri lama dan bekerja seperti mencuci baju/peralatan makan dan menyapu terasa mudah lelah. Hal ini dirasakan setiap hari dan sudah kurang lebih satu tahun ini tambah berat penyakit ini.

J. Pemahaman dan Penatalaksanaan masalah kesehatan :

Ny. S mengatakan kalau sudah terasa kurang enak dan sakit linu-linu, saya minta obat kepada Ibu Emi, keluhannya berkurang namun beberapa hari timbul lagi, mungkin karena sudah tua ini.

K. Pola persepsi pemeliharaan kesehatan dan Riwayat Imunisasi serta AlergiNy. S mengatakan tidak pernah diimunisasi dan tidak ada alergi terhadap makanan atau obat-obatan.Ny. S mengaku tidak punya kebiasaan buruk seperti merokok atau minum-minuman keras, bahan kebiasaan jajan di luar panti tidak ada, karena alasan uang belanja tidak ada. L. Pola aktifitas Hidup sehari hari

Kemampuan Perawatan DiriIndependenBantuan AlatBantuan orang lainBantun orang lain & peralatanDependent

1. makan /minum

2. mandi

3. Berpakaian

4. Ke WC

5. Transfering/pindah

6. AmbulasiV

V

V

V

V

Vbanyak memakai tongkat

Indeks Katz : Skor A yaitu kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi ( walaupun dengan jalan pelan dan tergopoh-gopoh)

Nutrisi : Ny. S mendapat jatah makan 3 kali sehari dengan menu yang cukup, setiap porsi makan yang diberikan dihabiskannya. Eliminasi :

BAB 2-3 hari sekali dan BAK 2-3 kali sehari, lancar dan tidak ada keluhan yang berarti.

Aktifitas :

klien dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan, misalnya mencuci baju, peralatan makan, menyapu kamar, sholat dll, walaupun untuk jalan/ambulasi lebih banyak menggunakan tongkat 1 buah, karena Ny. S mengaku takut jatuh. Istirahat & tidur :

Tidak ada keluhan tentang istirahat & tidur , tidur malam mulai pukul 21.00 atau 22.00 dan bangun pagi sekitar pukul 03.00 atau 04.00 WIB, untuk tidur siang tidak tentu, terkadang saja tidur paling cuma sekitar 1 jam.

Personal Hygeine : Ny. S terlihat rapi dan bersih, wajah tampak pakai bedak, rambut bersih dan sudah berwarna putih/uban, kuku tangan bersih dan dipotong pendek, pakaian dan tempat tidur tampak bersih. Kebiasaan mandi 2-3 kali sehari dengan menggunakan sabun. Kebiasaan mencuci rambut sekali seminggu dengan menggunakan shampoo terkadang saja bila ada, dan lebih sering sabun mandi dipakai untuk mencuci rambut sekaligus. Setiap kali mau sholat selalu kumur-kumur, jarang sekali sikat gigi karena jumlah gigi hanya tinggal 3 buah (1 di bawah dan 2 di atas).

Sexual :selama ditinggal suaminya, Ny. S mengaku tidak pernah lagi melakukan hubungan seksual dan sekarang Ny. S menganggap sudah tidak perlu lagi karena umur sudah tua.

Rekreasi : Tidak pernah rekreasi dan sudah tidak lagi sering menonton TV karena di wisma seruni tidak ada dan untuk jalan ke wisma lain untuk menonton TV merasa tidak kuat untuk berjalan. Psikologis :

a) Persepsi klien : klien merasakan kaki agak berat bila dipakai untuk berjalan. Klien merasa penyakitnya merupakan penyakitnya orang yang sudah tua.b) Konsep diri : Kepercayaan diri klien masih sangat tinggi, terbukti dengan pada saat diwawancarai klien selalu menjawab dengan tepat dan meyakinkan

c) Emosi : klien sangat tenang tidak pernah menunjukkan emosi yang berlebihan / tidak pernah marah-marah. tapi klien menceritakan kalau ia jengkel dengan teman sekamar yang malas bersihkan tempat tidurnya sendiri dan jarang mandi.

d) Adaptasi : klien dipanti sudah 10 tahun, dan sangat akrab dengan penghuni panti baik satu wisma maupun penghuni antar wisma.

e) Mekanisme pertahanan diri : bila ada masalah klien selalu mengutarakan masalahnya kepada petugas kesehatan, selain itu klien selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa terutama waktu sholat.

M. Tinjauan Sistem

Keadaan umum : penampilan rapi, bicara teratur dan terarah, orientasi waktu, tempat & orang baik.

Tingkat kesadaran : compos mentis

GCS : membuka mata = 4, verbal = 5, psikomotor = 6

Tanda vital : nadi = 82 X/menit reguler, RR = 16 X/mnt, tensi = 150/90 mmHg.

1. Kepala : rambut putih, tipis, dan mudah rontok. Pada kulit kepala tidak terdapat lesi/benjolan. Tidak tampak oedema pada palpebrae. Sclera tampak putih kekuningan (agak keruh), conjunctiva merah muda, pupil isokor dan ada refleks terhadap cahaya. Mata sebelah kanan visusnya 6/300 yaitu hanya bisa melihat gerak jari-jari dari jarak 6 meter. Rongga hidung tidak ada polip/benda asing, tidak ada peradangan mukosa hidung, letak septum dibagian tengah. Daun telinga tampak bersih, sedang pendengaran cukup karena jarang sekali ny. S menanyakan ulang pertanyaan dari petugas. Mengenai gigi, hanya tertinggal 3 buah (1 di bawah, 1 di atas), lidah tampak bersih, dan tidak ada pembesaran tonsil. 2. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening ataupun kelenjar tyroid. Kaku kuduk tidak ada.3. Dada dan Punggung : dada/punggung tampak berbentuk kiposis (bungkuk), tapi tidak ada dyspnea, getaran dinding dada sama saat palpasi, perkusi terdengar sonor, dan auskultasi terdengar vesikuler pada lapang paru, terdapat suara ronchi nada rendah. Inspeksi pada dinding dada terlihat ictus cordis pada ICS 5, perkusi jantung terdengar pekak, sedangkan auskultasi jantung terdengar S1 S2 tunggal, tidak ada suara tambahan (murmur/gallop).

4. Abdomen dan Pinggang : Inspeksi abdomen tampak datar, tidak tampak adanya benjolan/masa. Auskultasi bising usus positif, peristaltik 4 kali/menit. Pada palpasi tidak ada keluhan nyeri pada region abdomen, khususnya titik MC Burney, dan tidak teraba pembesaran hepar. Perkusi abdomen terdengar tympani, tidak ada ascites, dan tidak mengeluh nyeri pada costo-vertebral saat diperkusi tersebut. 5. Ekstremitas Atas dan Bawah : Tidak ditemukan kelumpuhan ekstremitas, patah tulang tidak ada, kulit keriput, tidak ada pembengkakan/edema. Ny. S berjalan tampak sempoyongan dengan menggunakan tongkat.

6. Sistem Immune : Tidak dapat terkaji secara jelas karena butuh pemeriksaan khusu tapi menurut Ny. S kalau dirinya mudah tertular batuk-pilek bila musimnya.7. Genetalia/ sistem reproduksi : Klien tidak bersedia di periksa kemaluannya, tapi menurutnya wajar-wajar saja. Ny. S mengaku sudah tidak haid lagi sejak berumur 50 tahunan, dan tidak ada keluhan selama ini.8. Sistem Persyarafan : Refleks fisiologik (ketukan tendon) pada biceps, triceps, lutut, dan achiles dalam keadaan normal (kontraksi otot biasa). Refleks Babinski negatif. Pemeriksaan Nervus abduscens; Ny. S masih mampu menggerakkan bola mata kanan-kiri, dan atas-bawah. nervus fascialis ; ny. S masih mampu tersenyum, merngis, mengangkat alis, dan memperlihatkan gigi yang ada.9. Sistem Pengecapan : Ny. S masih bisa merasakan asin, manis, pahit dengan mata tertutup dan mampu menyebutkan jenis makanan yang dirasakannya saat penkajian dilakukan.10. Sistem Penciuman : Ny. S masih mampu menyebutkan bau kopi saat matanya ditutup.N. Status kognitif ,Afektif dan sosial.

1) SPSMQ ( Short Portable Mental Status Quistionnaire ) : jumlah kesalahan 0 yang berarti fungsi intelektualnya masih utuh

2) MMSE (Mini Mental State Exam) : Menguji aspek-aspek kognitif dari fungsi mental nilai total = 25 yaitu aspek kognitif dan mental masih dalam taraf baik

3) Inventaris depresi beck ( untuk mengetahui tingkat depresi lansia ) : Nilai yang didapat adalah 3, yang berarti tingkat depresi klien : tidak ada / minimal

4) APGAR keluarga ( Suatu alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia ) : Nilai 10, fungsi sosial lansia adalah baikO. Data penunjang

- Lab : -

- Radiologi : -

- EKG : -

- USG : -

CT Scan : -

Obat-obatan : -II. ANALISA DATAData

(sign / Symptom)Interpretasi

(Etiologi)Masalah

(Problem)

123

Subyektif :Ny. S mengatakan saat ini sendi-sendi tangan dan jari terasa linu-linu, demikian juga panggul, pinggang dan kaki terasa sakit dan terasa tidak kuat untuk berdiri lama dan bekerja.

Obyektif :

Sesekali terdengar bunyi persendian/ tulang ketika bergerak, dan klien mengeluh sakit, wajah tampak meringis. Skala nyeri 3 (sedang).Subyektif :Klien mengatakan saya dapat melakukan aktifitas sendiri, misalnya mencuci baju, peralatan makan, menyapu kamar, sholat dll, tetapi terasa mudah lelah. sedangkan untuk jalan/ambulasi lebih banyak menggunakan tongkat 1 buah.

Ny. S mengaku saya takut jatuh sehingga tidak pernah keluar wisma seruni untuk berkunjung ke wisma yang lain.

Obyektif :

Tulang punggung kifosis, Ny. S berjalan tampak sempoyongan dengan menggunakan tongkat.Subyektif :

Ny. S mengatakan status kesehatan saya selama satu tahun terakhir ini adalah penglihatan kabur dan tulang rasa linu-linu, kalau berjalan terasa mau jatuh, makanya saya memakai tongkat.

Obyektif :

Mata sebelah kanan visusnya 6/300 yaitu hanya bisa melihat gerak jari-jari dari jarak 6 meter. Klien terlihat bungkuk, ketika mau duduk/berdiri harus berpegangan pada benda/tongkat.

Dampak sekunder dari spasme otot dan pergerakan sendi/tulang.

perubahan skletal (kiposis)Dampak sekunder perubahan skletal dan ketidakseimbangan tubuh serta berkurangnya daya penglihatanNyeri Kurang maksimal mobilitas fisik

Risiko injury (cedera)

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari spasme otot dan pergerakan sendi/tulang.

2. Kurang maksimal mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan skeletal (kiposis).

3. Resiko injury (cedera) berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skletal dan ketidakseimbangan tubuh serta berkurangnya daya penglihatan.

III. PROSES KEPERAWATAN

Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari spasme otot dan pergerakan sendi/tulang. Tujuan ;

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari diharapkan nyeri berkurang

Kriteria :

Klien akan mengekspresikan perasaan nyerinya

Klien dapat tenang dan istirahat yang cukup

Klien dapat mandiri dalam perawatan dan penanganannya secara sederhana

- Melaporkan nyeri/ketidak nyamanan hilang/ terkontrol.

Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan nyeri

INTERVENSIRASIONAL

1. Pantau tingkat nyeri pada punggung, terlokalisir atau nyeri menyebar pada abdomen atau pinggang.2. Ajarkan pada klien tentang alternatif lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya.

3. Kaji obat-obatan untuk mengatasi nyeri.

4. Rencanakan pada klien tentang periode istirahat adequat dengan berbaring dengan posisi terlentang/miring kesamping minimal 15 menit.

5. Anjurkan untuk fleksi lutut.6. Beri kompres hangat intermiten dan pijatan punggung.

7. Jelaskan klien untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan menghindari gerakan memuntir.

8. Beri obat analgetika sesuai indikasi, misalnya, antalgin.

Tulang dalam peningkatan jumlah trabekuler, pembatasan gerak spinal.

Alternatif lain untuk mengatasi nyeri pengaturan posisi, kompres hangat dan sebagainya.

Keyakinan klien tidak dapat mentolelir akan obat yang adequat atau tidak adequat untuk mengatasi nyerinya.

Kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat untuk aktivitas sehari-hari. Istirahat baring dapat mengurangi rasa tak nyaman dan stress akibat postur abnormal pada otot yang melemah.

Meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot. Memperbaiki relaksasi otot.

Mencegah bertambahnya nyeri pada otot/sendi.

Menurunkan/ mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem saraf simpatis.

Kurang maksimal mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan skeletal (kiposis).

Tujuan :

Setelah diberi tindakan keperawatan selama 5 hari diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik.

Kriteria :

Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik

Klien mampu melakukan ADL secara independent

Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan

Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

Menunjukkan penurunan tanda-tanda intoleransi fisiologis.INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.

2. Rencanakan tentang pemberian program latihan :

bantu klien jika diperlukan latihan

ajarkan klien tentang ADL yang bisa dikerjakan. ajarkan pentingnya latihan

3. Tingkatkan latihan fisik secara adequat :

Dorong latihan dan hindari tekanan pada tulang saat berjalan

Instruksikan klien latihan selama kurang lebih 30 menit dan selingi dengan istirahat dengan berbaring selam 15 menit

Hindari latihan fleksi punggung/ membungkuk dengan tiba-tiba dan mengangkat beban berat.

Dasar untuk memberikan alternatif dan latihan gerak yang sesuai dengan kemampuannya.

Latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah.

Dengan latihan fisik :

Massa otot lebih besar sehingga memberikan perlindungan pada osteoporosis

Program latihan merangsang pembentukan tulang

Gerakan menibulkan kompresi vertikal dan resiko fraktur vertebrae

Resiko injury (cedera) berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skletal dan ketidakseimbangan tubuh serta berkurangnya daya penglihatan.

Tujuan :

Injury (cedera) tidak terjadi

Kriteria :

Klien tidak jatuh dan fraktur tidak terjadi

Klien kooperatif dalam menciptakan lingkungan yang aman dari cedera.

Klien dapat menghindari aktivitas yang mengakibatkan frakturINTERVENSIRASIONAL

1. Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya :

Tempatkan klien pada tempat tidur rendah

Amati lantai yang membahayakan klien

Berikan penerangan yang cukup

Tempatkan klien pada ruangan yang tertutup dan mudah untuk diobservasi

Ajarkan klien tentang pentingnya menggunakan alat pengaman di ruangan

2. Berikan support ambulasi sesuai dengan kebutuhan :

Kaji kebutuhan untuk berjalan

Konsultasi dengan ahli terapis

Anjurkan klien untuk meminta bantuan bila diperlukan

Ajarkan klien waktu berjalan dan keluar ruangan

3. Bantu klien untuk melakukan ADL secara hati-hati4. Ajarkan pada klien untuk berhenti secara pelan-pelan, tidak naik tangga dan mengangkat beban berat.5. Ajarkan pentingnya diet untuk mencegah osteoporosis :

Rujuk klien pada ahli gizi

Ajarkan diet yang mengandung banyak kalsium

Ajarkan klien untuk mengurangi atau berhenti menggunakan rokok atau kopi.6. Ajarkan efek dari rokok terhadap pemulihan tulang

7. Observasi efek samping dari obat-obatan yang digunakan.8. Anjurkan klien untuk berjemur/aktivitas ringan dibawah sinar matahari pagi.

Menciptakan lingkungan yang aman dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.

Ambulasi yang dilakukan tergesa-gesa dapat menyebabkan mudah jatuh. Penarikan yang terlalu keras akan menyebabkan terjadinya fraktur. Pergerakan yang cepat akan lebih mudah terjadinya fraktur punggung/kompresi vertebrae pada klien dengan osteoporosis.

Diet calsium dibutuhkan untuk mempertahankan kalsium dalam serum, mencegah bertambahnya kehilangan tulang. Kelebihan kafein akan meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine. Alkohol akan meningkatkan asidosis yang meningkatkan resorpsi tulang/kerusakan tulang.

Rokok dapat meningkatkan terjadinya asidosis. Obat-obatan seperti deuritik, phenotiazin dapat menyebabkan dizzines, drowsiness dan weaknes yang merupakan predisposisi klien untuk jatuh.

Diperlukan untuk memperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan vitamin D yang berguna bagi tulang.

IV. IMPLEMENTASI NoHari/tgl

PukulDx. kep.I M P L E M E N T A S I TTD

12345

12

3

Rabu/10-3-04

11.00

Kamis/

11-3-04

09.00

Jumat/

12-3-04

09.00

Senin/

15-3-04

08.30

III

III1. Memantau tingkat nyeri klien ; nyeri pada punggung, terlokalisir dan kadang nyeri menyebar pada abdomen atau pinggang.

2. Mengajarkan pada klien tentang alternatif lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya.

3. Mengkaji obat-obatan untuk mengatasi nyeri.

4. Mengajarkan klien tentang periode istirahat adequat dengan berbaring dengan posisi terlentang/miring kesamping minimal 15 menit.

5. Menganjurkan untuk fleksi lutut.

6. Memberi kompres hangat intermiten dan pijatan punggung.

7. Menjelaskan klien untuk menggerakkan batang tubuh sebagai satu unit dan menghindari gerakan memuntir.

8. Memberi obat analgetika berupa antalgin 3x1 selama fase akut.1. Mengkaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.

2. Merencanakan dengan klien tentang program latihan :

membantu klien jika diperlukan latihan

mengajarkan klien tentang ADL yang bisa dikerjakan.

Menjelaskan pentingnya latihan

3. Meningkatkan latihan fisik secara adequat :

Mendorong klien latihan dan menghindari tekanan pada tulang saat berjalan

Mengajak klien latihan selama kurang lebih 30 menit dan selingi dengan istirahat dengan berbaring selama 15 menit.4. Menganjurkan klien untuk menghindari latihan fleksi punggung/ membungkuk dengan tiba-tiba dan mengangkat beban berat.1. Berusaha menciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya :

Menempatkan klien pada tempat tidur rendah

Menjelaskan klien tentang lantai yang dapat membahayakannya. Mejelaskan manfaat penerangan yang cukup

Menempatkan klien pada ruangan yang tertutup dan mudah untuk diobservasi

Mengajarkan klien tentang pentingnya menggunakan alat pengaman di ruangan.2. Memberikan support ambulasi sesuai dengan kebutuhan :

Mengkaji kebutuhan untuk berjalan

Menjelaskan klien tentang manfaat konsultasi dengan ahli terapis. Menganjurkan klien untuk meminta bantuan bila diperlukan. Mengajarkan klien waktu berjalan dan keluar ruangan.3. Membantu klien untuk melakukan ADL secara hati-hati.4. Menjelaskan kepada klien untuk berhenti secara pelan-pelan, tidak naik tangga dan mengangkat beban berat.

5. Mengajarkan pentingnya diet untuk mencegah osteoporosis :

Menjelaskan manfaat rujuk kepada ahli gizi

Menjelaskan diet yang mengandung banyak kalsium. Menjelaskan manfaat mengurangi atau berhenti menggunakan rokok atau kopi.

6. Mendiskusikan efek dari rokok terhadap pemulihan tulang

7. Menanyakan obat yang dipakai guna mengobservasi efek samping dari obat-obatan yang digunakan.

8. Menganjurkan klien untuk berjemur/aktivitas ringan dibawah sinar matahari pagi.

V. EVALUASI

NoHari/tgl

PukulDiagnosa kep.E v a l u a s i( S O A P )TTD

12

3

Selasa/16-3-04

08.30Rabu/17-3-04

09.00

Kamis/

18-3-04

08.00

IIIIII

Subyektif :

Ny. S mengatakan terasa linu pada sendi-sendi tangan dan jari sudah berkurang bahkan jarang sekali, demikian juga panggul, pinggang dan kaki terasa berkurang sakitnya, paling kalau saya kurang istirahat muncul sakitnya.

Obyektif :

Selama evaluasi tak terdengar bunyi persendian/ tulang ketika bergerak, wajah tampak tenang. Skala nyeri ringan. Klien kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan mampu menyebutkan cara mengurangi nyeri.Assessment :

Nyeri teratasi sebagian besar, tujuan tercapai

Planning :

Intervensi dihentikan

Subyektif :

Klien mengatakan saya masih dapat melakukan aktifitas kegiatan harian sendiri, misalnya mencuci baju, membersihkan kamar dan ruangan lain, sholat dll, dan sekarang perasaan lelah hampir tidak begitu dirasakan. sedangkan untuk jalan/ambulasi kadang-kadang saja menggunakan tongkat.

Obyektif :

Tulang punggung masih kifosis, Ny. S terlihat berjalan ke depan wisma menjemur sisa nasi tanpa pakai tongkat. Ny. S tampak senang dan bersemangat melakukan kegiatannya.

Assessment :

Mobilitas fisik bertambah, tujuan tercapai sebagian besar.

Planning :

Intervensi dihentikan Subyektif :

Ny. S mengatakan selama ini alhamdulillah saya tak pernah jatuh.Ny. S mengatakan saya tidak merokok dan minum kopi kadang-kadang saja, sekarang lebih banyak minum air putih.Obyektif :

Mata sebelah kanan visusnya masih 6/300 yaitu hanya bisa melihat gerak jari-jari dari jarak 6 meter. Penerangan ruangan cukup, lantai kering/tidak licin, kalau berjalan klien tampak hati-hati. Saat dievaluasi Ny. S sedang duduk berjemur didepan wisma dan tidak tampak adanya fraktur.Assessment :

Injury (cedera) tidak terjadi, tujuan tercapai..

Planning :

Intervensi dihentikan.

Faktor lain :

alkoholisme,

Terapi heparin,

Penggunaan glukokortikoid jangka panjang)

Faktor penyebab :

Idiopatik

Genetik (osteoporosis imperfecta)

Umur

Immobilisasi

Endokrin (def. Estrogen, testoteron, sindroma chusing, tirotoksitosis, DM, akromegali)

Hematologi

Gizi (def. Vit C dan protein, Calsium)

PAGE