Contoh Kasus Gangguan Kecemasan

4
Contoh Kasus Gangguan Kecemasan Phobia Kecoa Anak saya Kinanty, 9 tahun, sangat takut dengan kecoa, kalau Ia sedang ke dapur dan melihat kecoa ia langsung ngibrit lari dan memanggil mbaaaaaahhhh…ada kecoaaaaaa. Begitupun bila Ia mendapati kecoa di kamar mandi Ia langsung lari. Pengalaman itu membuat Ia takut bila ingin mengambil piring ke dapur atau ke kamar mandi. Saya coba lakukan tapping pada anak saya terhadap rasa takut pada kecoa. Saya memintanya untuk mengikuti setup word yang saya ucapkan dan memintanya membayangkan kecoa ketika saya tapping. Satu putaran tidak membuat hilang takutnya pada kecoa. Saya ketahui ini ketika saya memintanya untuk membayangkan kecoa dan Ia mengatakan masih takut. Lalu saya coba gali lebih spesifik dengan menanyakan pengalaman dengan kecoa yang pernah Ia alami. Anak saya mengatakan takut bila melihat kecoa terbang. Lalu saya lakukan tapping dengan aspek tersebut. Setelah itu saya meminta Ia membayangkan kembali kecoa yang terbang tapi ia mengatakan masih takut. Saya tanyakan kembali hal apa yang diingat ketika ia takut melihat kecoa, Anak saya mengatakan ia takut dengan sayap kecoa ketika terbang. Lalu saya tapping dengan aspek tersebut. Setelah tapping dengan versi sortcut saya meminta anak saya membanyangkan kembali. Tapi ia masih merasa takut. Kemudian saya mencoba gali kembali pengalaman yang lalu. Kali ini anak saya mengatakan dulu sewaktu ia mencuci piring pernah dihinggapi oleh kecoa. Lalu saya kembali melakukan tapping dengan aspek ini. Setelah saya meminta membayangkan peristiwa itu kembali ia mengatakan kini ia tidak takut lagi pada kecoa. Saya mendapati bukti bahwa anak saya sudah hilang takut pada kecoanya dari laporan ibu saya yang mengatakan bahwa anak saya sudah tidak lari ataupun bereakti ketika ada kecoa di dapur dan kamar mandi. Takut pada kegelapan

description

Contoh Kasus Gangguan Kecemasan

Transcript of Contoh Kasus Gangguan Kecemasan

Page 1: Contoh Kasus Gangguan Kecemasan

Contoh Kasus Gangguan Kecemasan

Phobia Kecoa

Anak saya Kinanty, 9 tahun, sangat takut dengan kecoa, kalau Ia sedang ke dapur dan melihat kecoa ia langsung ngibrit lari dan memanggil mbaaaaaahhhh…ada kecoaaaaaa. Begitupun bila Ia mendapati kecoa di kamar mandi Ia langsung lari. Pengalaman itu membuat Ia takut bila ingin mengambil piring ke dapur atau ke kamar mandi.

Saya coba lakukan tapping pada anak saya terhadap rasa takut pada kecoa. Saya memintanya untuk mengikuti setup word yang saya ucapkan dan memintanya membayangkan kecoa ketika saya tapping. Satu putaran tidak membuat hilang takutnya pada kecoa. Saya ketahui ini ketika saya memintanya untuk membayangkan kecoa dan Ia mengatakan masih takut. Lalu saya coba gali lebih spesifik dengan menanyakan pengalaman dengan kecoa yang pernah Ia alami. Anak saya mengatakan takut bila melihat kecoa terbang. Lalu saya lakukan tapping dengan aspek tersebut. Setelah itu saya meminta Ia membayangkan kembali kecoa yang terbang tapi ia mengatakan masih takut. Saya tanyakan kembali hal apa yang diingat ketika ia takut melihat kecoa, Anak saya mengatakan ia takut dengan sayap kecoa ketika terbang. Lalu saya tapping dengan aspek tersebut. Setelah tapping dengan versi sortcut saya meminta anak saya membanyangkan kembali. Tapi ia masih merasa takut. Kemudian saya mencoba gali kembali pengalaman yang lalu. Kali ini anak saya mengatakan dulu sewaktu ia mencuci piring pernah dihinggapi oleh kecoa. Lalu saya kembali melakukan tapping dengan aspek ini. Setelah saya meminta membayangkan peristiwa itu kembali ia mengatakan kini ia tidak takut lagi pada kecoa. Saya mendapati bukti bahwa anak saya sudah hilang takut pada kecoanya dari laporan ibu saya yang mengatakan bahwa anak saya sudah tidak lari ataupun bereakti ketika ada kecoa di dapur dan kamar mandi.

Takut pada kegelapan

Seorang pasien menghubungi saya untuk meminta diterapi. Ia mengatakan mengalami rasa takut bila ingin ke kamar mandi. Saya katakan padanya bahwa ia mengalami fear of darkness atau rasa takut di tempat gelap. Ia mengatakan bahwa ia merasa seolah-olah akan diserang oleh seseorang di rumahnya sendiri, terutama ketika ia ingin pergi ke kamar mandi. Ia tidak dapat tidur dan merasa kawatir bila tidur dengan kondisi lampu mati. Dan bila ia ingin ke kamar mandi semua lampu di rumah harus menyala. Atau kalau tidak ia akan memilih untuk tetap di kamar tidurnya dan menjalani malamnya dengan penderitaan.Saya hanya melakukan satu kali sesi dengan empat putaran untuk masalah fear of darknessnya. Saya lakukan tapping pada bebeapa masalah emosional yang menjadi penyebabnya. secara keseluruhan sesi terapi hanya memakan waktu kurang dari satu jam dan kini pasien berani pergi ke kamar mandi kapanpun ia mau tanpa harus menyalakan semua lampu di rumah.Berhati-hatilan dengan segala informasi yang masuk kepada anda, mungkin itu bisa berbentuk iklan atau berita kekerasan di TV, cerita dari seseorang, dll. Karena bila sistim keyakinan anda

Page 2: Contoh Kasus Gangguan Kecemasan

memecayainya, anda akan mengalami keadaan seperti yang anda takutkan. Hal itu akan membuat anda menderita. Dan akan diperparah lagi bila anda mencoba mengatasi masalah anda dengan obat penenang. Selain anda akan tergantung dengan obat itu, pemakaian jangka panjang akan mengganggu daya ingat anda.

Sumber : http://alternativetraumatherapy.blogspot.com/2008/07/contoh-kasus-yang-pernah-ditangani.html

CONTOH KASUS GANGGUAN KECEMASAN BERPISAH

Awalnya saya menganggap anak yang menangis saat ditinggal orang tuanya itu sangat wajar.

Namun setelah di telaah si anak agak mengganggu dan tidak bisa tenang. Ia adalah adik dari

teman saya. Ia berusia 15 tahun, adik teman saya sangat marah jika di pagi hari saat ia bangun

tidak ada orang di sampingnya, ia bisa mencaci maki orang yang ada di rumah, mengamuk

dengan membenting barang-barang, dan lain sebagainya.

            Jika dilihat anak ini saat lucu, ia manis namun tingkahnya yang bisa dibilang nakal yang

membuat kakaknya (teman saya) jengkel. Saat saya tanya kepada teman saya sesungguhnya

adiknya kenapa, ia juga tidah tahu. Akhirnya saya memutuskan bertanya langsung kepada

adiknya.

            Saat saya bertanya kenapa sering marah-marah dipagi hari ia menjawab, “Ia, jadi dulu

waktu kelas 5 kata temen aku orang yang udah mati bakal nemenin kita tidur, nah aku takut.

Kata mba (teman saya) juga gitu, dia nakkut-nakutin saya. Katanya mamah selalu tidur sama

aku, soalnya aku nakal g pernah buat mamah seneng akhirnya mamah meninggal aku masih

nakal. Gitu katanya”. Tanpa ada maksud untuk menggurui, dalam hai ini teman saya sebagai

kakaknya juga dapat di salahkan. Karena dengan usia 5 tahun yang tidak tahu apa-apa, yang saat

ini ibunya baru meninggal dunia sang kakak malah memberikan kebohongan padahal adiknya

belum mengerti mana yang benar dan salah. Di tambah lagi temannya yang menakutinya, wajar

saja jika adiknya sangat takut. Dan ternyaka kakaknya menakutinya sampai  ia berusia 11 tahun,

ayahnya yang kesal melihat adiknya selalu mengamuk dipagi hari, akhirnya ia satu kamar

dengan kakaknya. Meskipun saat kakaknya harus berangkat pagi-pagi kesekolah dan ia melihat

kakaknya tidak ada sering mengamuk juga. Namun pagi ayahnya tidak sesering dulu dan

akhirnya ia di bawa ayahnya ke psikiater.