Contoh evaluasi puskesmas
description
Transcript of Contoh evaluasi puskesmas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
KB merupakan salah satu dari usaha pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, jumlah penduduk
Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dan jumlah penduduk DKI Jakarta adalah 9.607.787 jiwa.
Jakarta Utara menempati posisi keempat dalam banyaknya jumlah penduduk, yaitu 1.645.659
jiwa. Kelurahan Ancol yang merupakan bagian dari Jakarta Utara, memiliki jumlah penduduk
sebesar 30.554 jiwa pada tahun 2013. Sementara menurut Badan Pusat Statistik Indonesia
2010, pada tahun 2000-2010, Indonesia memiliki laju pertumbuhan sebanyak 1,49 persenm
sama dibandingkan dengan tahun 1990-2000. Namun DKI Jakarta mengalami kenaikan laju
pertumbuhan penduduk dari 0.17 pada tahun 1990-2000 menjadi 1,41 pada tahun 2000-2010.
Menurut Sensus Penduduk DKI Jakarta tahun 2010, Jakarta utara memiliki laju pertumbuhan
penduduk sebanyak 1.49 persen dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di
Kecamatan Penjaringan dan Cilincing masing-masing sebesar 1,99 persen, sedangkan yang
terendah di Kecamatan Kelapa Gading sebesar 0,33 persen.
Berdasarkan Profil Hasil Pendataan Keluarga tahun 2011 oleh BKKBN, pasangan usia
subur (PUS) yang ber-KB adalah sebesar 32.260.513 pasangan (71.39%) dari total PUS
sebanyak 45.189.997 pasangan. DKI Jakarta memiliki PUS sebesar 1.216.267 pasangan dan
Jakarta Utara sendiri memiliki PUS sebanyak 240.579 pasangan dengan 75.97% diantaranya
mengikuti program KB. Kelurahan Ancol sendiri pada tahun 2012, tercatat ada 3.413 PUS
dengan 2.717 PUS ber-KB (79.6%)
Berdasarkan Undang-Undang No. 10/1992, Keluarga Berencana (KB) adalah upaya
peningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui penundaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. Sedangkan berdasarkan WHO
(Expert Committe, 1970) adalah tindakan yang membantu individu/pasangan suami istri untuk:
mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Puskesmas sebagai unit kesehatan tingkat primer dapat berperan aktif dalam suksesnya
program KB nasional dengan memberikan pelayanan KB di puskesmas. Pelayanan KB di
puskesmas adalah bagian dari pelayanan medis menyeluruh terpadu dan merupakan
1
implementasi dari Program Keluarga Berencana Nasional dengan jalan pengaturan kehamilan,
baik jumlah dan waktu kehamilan maupun jarak antar kehamilan.
Tujuan umum program KB di puskesmas adalah meningkatnya kesejahteraan keluarga
dalam rangka terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan
penduduk. Keberhasilan program KB akan berpengaruh secara timbal balik dengan penurunan
angka kematian bayi (IMR), angka kematian anak balita, dan angka kematian ibu (MMR).
Dengan demikian program KB juga akan meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
Tujuan khusus dari pelayanan KB di puskesmas ialah:
1. Tercapainya peningkatan status kesehatan ibu
2. Tersedianya pelayanan kontrasepsi yang berkualitas
3. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kontrasepsi
4. Terpenuhinya kebutuhan keluarga dan calon pengantin akan pelayanan konseling KB
5. Tersedianya pelayanan infertilitas
Yang menjadi sasaran pelayanan KB di puskesmas ialah:
1. Pasangan calon pengantin yang ingin merencanakan jumlah anggota keluarganya
2. Pasangan usia subur yang belum mengikuti program KB
3. Pasangan usia subur yang pernah mengikuti progaram KB dan karena alasan tertentu
berhenti mengikuti program ini
4. Pasangan usia subur yang merupakan peserta aktif KB
5. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki akhir masa kesuburannya
(menopause)
Indikator keberhasilan program KB adalah:
1. Persentase peserta KB baru
2. Persentase peserta KB aktif
3. Persentase kegagalan
4. Persentase komplikasi
5. Persentase drop out
6. Persentase PUS miskin yang ber-KB
7. Persentase PUS “4T” ber-KB
2
Kegiatan program KB adalah:
1. Penyuluhan KB
2. Pengenalan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
3. Pembinaan akseptor IUD, implan, suntik, dan kontap
4. Pelayanan medis
5. Pemeriksaan status kesehatan pasangan calon pengantin
6. Pemasangan alat kontrasepsi
7. Rujukan kasus yang tidak dapat ditangani oleh puskesmas
8. Pembinaan peran serta masyarakat.
Kebijakan program KB Nasional tahun 2010 oleh BKKBN mengatakan bahwa target
TFR tahun 2010 – 2014 masih belum tercapai, yaitu sebesar 2,1. Sementara perkiraan hasil
sementara Sensus Penduduk 2010, menunjukkan total fertility rate (TFR) yang bahkan jauh
lebih tinggi, yaitu sebesar 2,6. Demikian pula dengan pencapaian angka pemakaian kontrasepsi
(contraceptive prevalence rate/CPR) cara modern juga tidak menunjukkan peningkatan yang
berarti, yaitu dari 56,7 persen (2002/2003) menjadi 57,4 persen (2007). Oleh karena itu,
evaluasi yang berkesinambungan mengenai program KB ini sangat penting, terutama untuk
meningkatkan keberhasilan dan mutu pelayanan KB.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mengetahui dan menilai kinerja program KB di Puskesmas Kelurahan Ancol periode
November 2013 – Januari 2014
1.2.2. Tujuan khusus
1.2.2.1 Mengevaluasi tercapainya cakupan pelayanan KB di Puskesmas Kelurahan
Ancol periode November 2012 – April 2013, yaitu:
Cakupan peserta KB baru (70 % dalam setahun; 17,5% dalam 3 bulan)
Cakupan peserta KB aktif (70 % dalam setahun; 17,5% dalam 3 bulan)
Komplikasi akibat KB < 3,5 % dari total peserta KB aktif
Kegagalan KB < 0,2 % dari total peserta KB aktif
Drop Out (DO) KB sebesar 0%
Cakupan PUS miskin yang menggunakan KB mencapai 100 %
3
Cakupan PUS yang memiliki faktor resiko “4T” (terlalu muda, tua, sering
punya anak, dan banyak punya anak) menggunakan KB mencapai 100 %
1.2.2.2.Diperolehnya kemungkinan penyebab masalah pada pelaksanaan program KB
di Puskesmas Kelurahan Ancol periode November 2013 – Januari 2014
1.2.2.3.Dirumuskannya penyelesaian masalah untuk pelaksanaan program KB di
Puskesmas Kelurahan Ancol periode November 2013 – Januari 2014
4
1.3 Alur pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas Kelurahan Ancol
5
Pasien mendaftarkan diri di loket dan menunggu giliran di Poli KB
Konfirmasi Identitas Pasien
Peserta KB Baru Peserta KB Lama
Pembuatan Kartu Peserta KB Pengisian Kartu Peserta KB
Penjelasan mengenai metode kontrasepsi yang akan digunakan
Menanyakan mengenai efek samping dan komplikasi dari penggunaan kontrasepsi
Pemeriksaan tekanan darah dan berat badan serta pemeriksaan singkat mengenai kondisi pasien
Terdapat kontraindikasi penggunaan kontrasepsi
Tidak terdapat kontraindikasi penggunaan kontrasepsi
Tunda pelayanan Pemberian pelayanan sesuai dengan metode kontrasepsi yang dikehendaki
Penyuluhan singkat dan pemberitahuan jadwal kontrol kembali
BAB II
KERANGKA EVALUASI
2.1. Kerangka evaluasi
Kerangka evaluasi yang digunakan Puskesmas adalah pendekatan sistem, yang
digambarkan dalam skema di bawah ini.
4
1 2 3 6
5
Keterangan:
1. Masukan meliputi :
Tenaga : dokter umum 1 orang, bidan 1 orang, perawat 1 orang, petugas administrasi
1 orang
Dana : APBN dan APBD
Sarana :
- Sarana medis
Ruang tindakan
Bidan kit
Meja ginekologis
Implant kit
IUD kit
Tensimeter
Stetoskop
Timbangan dewasa
IUD
Implan
Pil KB
Hormon untuk KB suntik
Kondom
6
Lingkungan
Proses
Umpan balik
Masukan Keluaran Dampak
Alat suntik
Kapas dan cairan antiseptik
- Sarana non medis
Poster tentang kesehatan reproduksi
Poster tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan
Poster tentang risiko tinggi kehamilan
Poster tentang metode dan alat kontrasepsi
Poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih
Panduan tentang pelayanan KB
Alat transportasi
Ruangan khusus / gedung
Alat administrasi
Kartu akseptor KB
Kartu resep
Metode :
- Metode medis
Metode pemeriksaan status kesehatan peserta KB
Metode deteksi masalah reproduksi lain
Metode deteksi dini komplikasi, efek samping, dan kegagalan penggunaan
alat kontrasepsi
Metode pemberian/pemasangan alat kontrasepsi
- Metode non medis
Metode rujukan masalah kesehatan untuk mencegah adanya risiko tinggi
kehamilan
Metode rujukan kasus yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
Metode rujukan kasus masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani
Metode penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
Metode penyuluhan tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan
Metode penyuluhan tentang risiko tinggi kehamilan
Metode pengenalan metode dan alat KB beserta keuntungan dan
kerugiannya
7
2. Proses meliputi :
Perencanaan
- Penyuluhan yang dilakukan di posyandu dan puskesmas secara berkelompok,
kepada wanita usia subur, dilakukan oleh bidan atau PLKB dan kader pada saat
diadakan kegiatan posyandu
- Perencanaan pelayanan medis:
Deteksi dini masalah kesehatan yang dapat menjadi risiko tinggi kehamilan
dan persalinan
Deteksi dini masalah kesehatan reproduksi lainnya
Deteksi dini komplikasi, efek samping, dan kegagalan penggunaan alat
kontrasepsi
Pemasangan / pemberian alat kontrasepsi
Rujukan masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani puskesmas
Perencanaan pembinaan akseptor KB
Pengorganisasian
- Struktur organisasi tertulis
- Pembagian tugas pegawai jelas dan tertulis
- Seluruh kegiatan program KB dilaksanakan oleh bidan di bawah pengawasan
dokter puskesmas
Pelaksanaan
- Penyuluhan KB tiap bulan
- Pembinaan peserta KB IUD
- Pembinaan peserta KB suntik 3 bulan dan 1 bulan
- Pelaksanaan pelayanan medis
- Pelaksanaan pemberian alat kontrasepsi
- Pelaksaan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani di puskesmas
- Pelaksanaan pembinaan peran serta masyarakat
Pencatatan atau pelaporan
- Pencatatan peserta KB baru dan aktif secara harian, bulanan, tahunan
- Pencatatan dan pelaporan alat kontrasepsi secara harian, bulanan, dan
tahunan
- Pencatatan dan pelaporan kegiatan secara harian, bulanan, dan tahunan
Pengawasan
8
3. Keluaran meliputi :
Cakupan peserta KB baru
Cakupan peserta KB aktif
Persentase komplikasi KB
Persentase kegagalan KB
Persentase Drop Out
Cakupan PUS miskin ber-KB
Cakupan PUS dengan “4T” ber-KB
4. Lingkungan meliputi :
Lingkungan fisik
- Lokasi
- Transportasi
- Fasilitas kesehatan lain
Lingkungan non fisik
- Pendidikan
- Sosial ekonomi
- Agama
- Adat istiadat
5. Umpan balik meliputi :
Rapat kerja membahas laporan kegiatan
Rapat kerja membahas laporan dari masyarakat/instansi lain
6. Dampak
Peningkatan data jumlah peserta KB yang aktif maupun baru
Peningkatan Contraceptive Prevalence Rate
9
2.2. Kerangka konsep
No. Kegiatan Input Proses Output Sumber dan cara
pengambilan data
1 Pelayanan
akseptor
KB
a. Jumlah tenaga
pelaksana
pelayanan
b. Dana
penyediaan
obat dan alat
pemeriksaan
kesehatan
c. Metode
Metode
pemilihan
Kontrasepsi
Metode
penyuluhan
perorangan
tentang KB
Metode
deteksi efek
samping dan
kegagalan
KB
d. Sarana berupa
ketersediaan
obat dan alat
pemasangan
kontrasepsi
a. Perencanaan kebutuhan
obat
- Jumlah sasaran PUS
- Target cakupan PUS
- Persentase
pemakaian obat
pada periode
sebelumnya
b. Perencanaan kebutuhan
alat
- Kebutuhan alat
suntik
- Kebutuhan kapas
c. Perencanaan kegiatan
akseptor KB
- Jadwal pelayanan
akseptor KB di
Puskesmas
- Tempat pelayanan
akseptor KB di
puskesmas
d. Pelaksanaan pelayanan
akseptor KB
e. Pencatatan dan
pelaporan : Register KB
harian Puskesmas dan
Laporan bulanan KB
Puskesmas
a. Cakupan akseptor
KB baru
b. Cakupan akseptor
KB aktif
c. Jumlah efek
samping,
komplikasi dan
kegagalan KB
d. Cakupan PUS
miskin ber-KB
e. Persentase DO-
KB
f. Persentase PUS
dengan “4T”
ber-KB
Wawancara :
penanggungjawab
program Keluarga
Berencana di
Puskesmas
kelurahan
Observasi :
alat-alat
pemasangan
kontrasepsi
Pencatatan :
Register KB harian
puskesmas
kelurahan
Data Demografis
puskesmas
kelurahan
2 Penyuluhan
perorangan
dan
a. Alat dan media
penyuluhan
b. Metode
a. Perencanaan :
Penyuluhan
kelompok dilakukan
Terlaksananya
penyuluhan secara
rutin dan sesuai jadwal
Wawancara :
penanggungjawab
program Keluarga
10
kelompok penyuluhan
c. Tenaga
penyuluh
terlatih
d. Tempat
pelaksanaan
penyuluhan
sebulan sekali
Penyuluhan
perorangan
dilakukan pada
jadwal pelayanan
KB di puskesmas
kelurahan
b. Pelaksanaan penyuluhan
Penyuluhan
kelompok untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat tentang
keluarga berencana
c. Pencatatan dan
pelaporan
Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat pada
wilayah binaan
Masyarakat menjadi
mau dan mampu
membantu
pelaksanaan program
KB
Berencana di
Puskesmas
Kelurahan Ancol
Pencatatan :
Dokumen
pelaporan kegiatan
penyuluhan
puskesmas
kelurahan
Alur pemikiran dalam evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Mencari data mengenai keluaran program yang dilaksanakan di Puskesmas dibandingkan
dengan target
2. Mencari data-data primer dan sekunder mengenai proses, masukan, umpan balik dan
lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas kemudian bandingkan dengan kondisi yang
ideal/standar
3. Mengurutkan prioritas masalah
4. Menyimpulkan penyebab masalah utama yang mengakibatkan tidak terpenuhinya target
5. Memberikan saran yang mampu laksana
11
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 3 Februari 2014 – 7 Februari 2014 di
Puskesmas Kelurahan Ancol dengan sumber data :
Tabel 3.1 Jenis Data, Cara Pengambilan Data, Instrumen yang Digunakan dan Variabel
Jenis dataCara
pengambilan
Instrumen
yang
digunakan
Variabel
Data primer
Koordinator
Program KB
Puskesmas
Kelurahan Ancol
(Bd. Elly Silvana)
Observasi
puskesmas
Wawancara
Observasi
kegiatan dan
kelengkapan
puskesmas
Cek list
Cek list
- Pencatatan dan
pelaporan program KB
- Pelaksanaan KB
- Pendanaan
- Penyuluhan KB
- Pelayanan KB
- Poster KB
- Kendala program KB
Masukan
- Jumlah tenaga kesehatan
dan tugasnya
- Sarana medis dan non
medis
Perencanaan
- Perencanaan penyuluhan
- Perencanaan pelayanan
medis
- Struktur organisasi dan
pembagian tugas
12
Register harian
pasien KB
Puskesmas
Kelurahan Ancol
Melihat
dokumen
- Pencatatan dan pelaporan
- Pengawasan
Lingkungan
- Lokasi
- Transportasi
- Fasilitas kesehatan lain
- Pendidikan
- Sosio-ekonomi
Variabel
- Peserta KB baru
- Peserta KB aktif
- Komplikasi KB
- Kegagalan KB
- Jenis KB yang digunakan
- Umur
Data sekunder
Data geografi dan
demografi
Kelurahan Ancol
Laporan bulanan
Klinik KB
Puskesmas
Kelurahan Ancol
Data umum
Data khusus
13
3.2 Data umum
3.2.1. Data geografis
Alamat puskesmas : Jl. Ancol Barat VI, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan,
Jakarta Utara
Luas wilayah : 5.72 km2
Kepadatan penduduk : 5.349 jiwa/km2
Batas wilayah :
- Utara : Pantai Laut Jawa
- Timur : Sungai Tiram, jembatan PLTU berbatasan dengan Kecamatan Tanjung
Priok
- Selatan : Jl. Arteri Mangga Dua, rel kereta api Kota Senen
- Barat : sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa, Kali Opak berbatasan dengan
Kelurahan Pinangsia Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat
Lokasi dan transportasi Puskesmas :
Area sekitar puskesmas merupakan kawasan industri yang jarang dilewati angkutan
umum sehingga transportasi menuju Puskesmas sulit didapat dan biasa dijangkau
dengan kendaraan bermotor oleh pasien.
3.2.2. Data demografis
Jumlah penduduk Kelurahan Ancol tahun 2013 berdasarkan catatan kantor kelurahan
bulan April sebanyak 30.554 jiwa, 18.642 KK, dengan 7 RW (RW
01,02,04,05,08,10,11) dan 66 RT. Jumlah penduduk laki-laki 16.306 orang dan jumlah
penduduk wanita 14.248 orang.
Tabel 3.2 Distribusi Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur di Kelurahan Ancol
tahun 2012
Usia Jumlah0-4 2360 orang5-9 2824 orang10-19 5027 orang20-24 2756 orang25-29 3228 orang30-34 3662 orang35-39 2724 orang40-44 2287 Orang
14
45-49 1955 Orang50-54 1514 Orang> 55 2217 OrangTotal 30554 Orang
Sumber : Laporan Kelurahan Ancol tahun 2013
Tabel 3.3 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kelurahan Ancol Tahun 2013
Pendidikan Jumlah
Tidak / belum tamat SD 6453
Tamat SD-SLTP 10.849
Tamat SLTA 6854
Tamat akademi / perguruan tinggi 6398
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Ancol tahun 2013
3.2.3. Data sosial ekonomi
Dari 7 RW di Kelurahan Ancol terdapat 3 RW dengan lingkungan kumuh dan padat, 2
RW dengan lingkungan menengah, serta 2 RW dengan lingkungan real estate.
Penduduk miskin di RW 02 berjumlah 1227 penduduk, RW 04 berjumlah 3609
penduduk, RW 05 berjumlah 2907, RW 08 berjumlah 259 penduduk.
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Ancol Tahun 2013
3.3. Data khusus
Berdasarkan Laporan Tahunan Keluharan Ancol tahun 2012, jumlah PUS di Kelurahan
Ancol adalah 3.727 orang, dengan jumlah WUS 3.994 orang. Dengan total pasangan
kawin muda (<17 tahun) sejumlah 276 pasangan. Jumlah PUS yang berkunjung ke
Puskesmas Kelurahan Ancol dalam periode November 2013- Januari 2014 adalah 930
PUS.
15
Tabel 3.4 Jumlah PUS yang ber-KB dan yang non-KB di Puskesmas Kelurahan
Ancol bulan November 2013 – Januari 2014
PUS Jumlah
Ber-KB 89
Non-KB 841
Total 930
Sumber : Register dan status pasien Puskesmas Kelurahan Ancol
Tabel 3.5 Jumlah Peserta KB Baru di Puskesmas Kelurahan Ancol Bulan November
2013 – Januari 2014
Bulan Peserta KB baru Total
IUD MOW MOP Implant Suntik Pil Kondom
November
2013
4 0 0 15 0 0 0 19
Desember
2013
1 1 2 4 0 4 0 12
Januari
2014
0 0 0 2 0 4 0 6
Total 5 1 2 21 0 8 0 37
Sumber : Register pasien KB Puskesmas Kelurahan Ancol
Tabel 3.6 Jumlah Peserta KB aktif di Puskesmas Kelurahan Ancol Bulan
November 2013 – Januari 2014
Bulan Peserta KB aktif Total
IUD MOW MOP Implant Suntik Pil Kondom
November
2013
4 0 0 15 15 2 0 36
Desember
2013
1 1 2 4 18 4 2 32
Januari 2014 0 0 0 2 14 4 1 21
Total 5 1 2 21 47 10 3 89
Sumber : Register pasien KB Puskesmas Kelurahan Ancol
16
Tabel 3.7 Jumlah Efek Samping, Komplikasi, dan Kegagalan di Puskesmas
Kelurahan Ancol bulan November 2013 – Januari 2014
Bulan Efek Samping Komplikasi Kegagalan
November 0 0 0
Desember 0 0 0
Januari 0 0 0
Sumber : Register pasien KB Puskesmas Kelurahan Ancol
Tabel 3.9 Peserta KB yang mengalami Drop Out di Puskesmas Kelurahan Ancol
bulan November 2013 – Januari 2014
Bulan Total
Pil Implan Suntik
November 0 0 14
Desember 0 0 9
Januari 0 0 13
Total 0 0 36
Sumber : Register pasien KB Puskesmas Kelurahan Ancol
17
BAB IV
PERUMUSAN MASALAH
No Keluaran Target Masalah
1. Cakupan Peserta KB Baru
Definisi Operasional:
Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka pasca keguguran, sesudah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan.
Perhitungan :
37 / 841x 100% = 4,4%
70 % dalam
setahun,
17,5% dalam
3 bulan
(+)
2. Cakupan Peserta KB Aktif (Contraceptive Prevalence Rate/CPR)
Definisi Operasional:
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon (alat obat kontrasepsi) terus-menerus untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
Perhitungan :
89 / 930 x 100% = 9,6%
70 % dalam
setahun,
17,5% dalam
3 bulan
(+)
18
Jumlah peserta KB baruJumlah PUS belum KB
X
Jumlah peserta KB aktifJumlah PUS di PKL X
3. Persentase Komplikasi
Definisi Operasional:
Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan mengarah pada keadaaan patologis, sebagai akibat dari proses tindakan/pemberian/pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan, seperti perdarahan, infeksi/abses, fluor albus patologis, perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan Hb, ekspulsi.
Perhitungan:
0 / 89 x 100% = 0%
<3,5% (-)
4. Persentase Kegagalan Kontrasepsi
Definisi Operasional:
Kasus terjadinya kehamilan pada akseptor KB aktif yang pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi.
Perhitungan :
0 / 89 x 100% = 0%
0% (-)
5. Persentase Drop Out
Definisi Operasional:
Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi dalam 3 bulan dibandingkan jumlah peserta aktif di wilayah kerja tertentu.
Perhitungan :
0% (+)
19
Jumlah kasus komplikasiJumlah peserta KB aktif
Jumlah kasus kegagalan KBJumlah peserta KB aktif
X 100%
X 100%
Jumlah kasus drop outJumlah peserta KB aktif X 100%
Suntik: 36/134 x100% = 26.9%
6. Cakupan PUS Miskin Ber-KB
Definisi Operasional:
PUS yang memenuhi kriteria sebagai keluarga miskin (Gakin) menurut BPS dan memakai KB.
Perhitungan :
23/241 x 100% = 9.5%
Tidak menjadi masalah karena program KB di
Puskesmas Kelurahan Ancol tidak dipungut
biaya.
100% (-)
7. Cakupan PUS “4T” ber-KB
Definisi Operasional:
PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu: 1. Berusia kurang dari 20 tahun2. Berusia lebih dari 35 tahun3. Telah memiliki anak hidup lebih dari 4 orang4. Jarak kelahiran antara satu anak dengan anak
lainnya kurang dari 2 tahun
Keterangan:Indikator ini tidak dapat diukur di Puskesmas Kelurahan Ancol karena tidak adanya pendataan pasangan usia subur dengan “4T”.
100% Tidak
dapat
dinilai
20
Jumlah PUS Gakin ber-KBJumlah PUS Gakin X 100%
Jumlah PUS “4T” ber-KBJumlah PUS dengan “4T” X 100%
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil penyajian data, pada variabel keluaran dijumpai beberapa
masalah, yaitu:
a.Cakupan peserta KB baru yang rendah yaitu 4,4% (target 17.5%).
b.Cakupan peserta KB aktif yang rendah yaitu 9,6% (target 17.5%).
c.Persentase drop out pada metode suntik 3 bulan sebesar 26.9% (target 0%)
5.2. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah digunakan metode skoring dengan
menggunakan parameter berikut:
A. Besarnya masalah dilihat dari kesenjangan terhadap standar :
0 – 19.9% : 1
20% - 39.9% : 2
40% - 59.9% : 3
60% - 79.9% : 4
80% - 100% : 5
B. Berat ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan :
Tidak berat : 1
Ragu-ragu antara 1 dan 3 : 2
Kurang berat : 3
Ragu-ragu antara 3 dan 5 : 4
Berat : 5
C. Sumber daya yang tersedia :
Tidak dapat mengatasi : 1
Ragu-ragu antara 1 dan 3 : 2
Kurang dapat mengatasi : 3
Ragu-ragu antara 3 dan 5 : 4
Dapat mengatasi : 5
D. Keuntungan sosial yang diperoleh :
Tidak menarik masyarakat : 1
21
Ragu-ragu antara 1 dan 3 : 2
Kurang menarik masyarakat : 3
Ragu-ragu antara 3 dan 5 : 4
Banyak menarik masyarakat : 5
A. Besarnya masalah dilihat dari kesenjangan terhadap standar
Rumus :
G : Gap
E : Expected (target yang ingin dicapai)
O : Outcome (data yang didapat dari lapangan)
Tabel 5.1. Skor Besarnya Masalah Dilihat dari Kesenjangan Terhadap Standar
No. Masalah E O G Skor
1. Cakupan peserta KB baru 17.5% 4.4% 74.8% 4
2. Cakupan peserta KB aktif 17.5% 9.6% 45% 3
3. Drop out peserta KB suntik
3 bulan
0% 26.9% 26.9% 2
B. Berat ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
a. Cakupan peserta KB baru yang rendah menandakan belum optimalnya kinerja
puskesmas dalam menjangkau PUS yang datang ke puskesmas. Hal ini juga
menunjukkan kurangnya kesadaran, minat, dan peran serta masyarakat terhadap
KB. Jumlah peserta KB baru yang rendah ini akan mengakibatkan beberapa hal:
Pertama, meningkatnya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan/direncanakan.
Kedua, bertambahnya risiko kehamilan/persalinan, sehingga secara tidak
langsung dapat mempengaruhi angka kematian ibu dan anak. Ketiga, laju
kelahiran yang tinggi otomatis menimbulkan pertambahan penduduk, yang
dapat menyebabkan berbagai masalah sosial budaya, ekonomi dan
pembangunan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, masalah ini diberi skor 5.
b. Cakupan peserta KB aktif yang masih rendah menunjukkan banyaknya PUS
yang sudah pernah menggunakan kontrasepsi, namun tidak tercatat melanjutkan
22
G = E – O x 100% E
kembali karena berbagai alasan, padahal masih berpotensi untuk hamil. Hal ini
dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk membatasi jumlah
kelahiran dan adanya ketidaktahuan tentang pentingnya untuk melakukan
kunjungan ulang pelayanan KB setelah beberapa waktu tertentu sesuai metode
kontrasepsi yang digunakan (komitmen dan disiplin peserta) atau sistem
pancatatan yang belum terpadu. Hal ini dapat berakibat pada peningkatan
jumlah kehamilan yang tidak diinginkan/direncanakan, risiko
kehamilan/persalinan, risiko kesakitan/kematian ibu jika kehamilan terjadi pada
kelompok PUS dengan “4T” atau PUS dengan penyakit kronis. Selain itu
cakupan peserta KB aktif yang rendah berhubungan dengan jumlah kelahiran
yang tinggi sehingga mengakibatkan pertambahan penduduk yang dapat
menimbulkan masalah yang lebih kompleks. Maka dari itu, masalah ini
mendapat skor 3.
c. Metode KB berupa suntik merupakan metode yang cukup efektif namun jangka
waktu perlindungannya pendek (1–3 bulan) sehingga tingkat keberhasilannya
bergantung pada kerja sama yang baik dengan peserta KB, yaitu kedisplinan
peserta untuk kembali ke sarana kesehatan agar mendapat suntikan berikutnya.
Tingkat kegagalan termasuk tinggi diakibatkan jarak yang renggang yang
membuat sulit pengaturan jadwal penyuntikan untuk pasangan yang sibuk.
Angka drop out suntik yang tinggi bisa saja diakibatkan oleh pasien yang
berpindah ke metode keluarga berencana lainnya yang tidak tercatat, atau
melanjutkan program suntik di tempa lain, mengingat akses ke puskesmas
sangat sulit dan petugas puskesmas yang terbatas. Maka masalah ini diberi skor
3.
C. Sumber d aya yang t ersedia
a. Untuk meningkatkan cakupan peserta KB baru, dapat dicapai dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Kegiatan promosi perlu ditingkatkan
dengan memasang poster serta mengadakan penyuluhan dan konseling, baik
individual maupun kelompok, oleh dokter puskesmas, bidan puskesmas, dan
kader-kader di posyandu atau puskesmas. Waktu pelayanan yang fleksibel,
perluasan daerah pelayanan, dan ketersediaan semua jenis kontrasepsi yang ada
di puskesmas juga penting dalam upaya menjaring peserta KB baru. Karena
23
ketersediaan tenaga kerja yang memadai di Puskesmas Kelurahan Ancol, maka
masalah ini diberi Skor 2.
b. Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan peserta KB aktif, dapat dimulai dari
peran aktif dokter puskesmas, bidan puskesmas, dan kader. Promosi program
KB yang komunikatif, informatif, dan edukatif dapat diutamakan sehingga
masyarakat mengerti benar tentang program KB dan manfaatnya. Jumlah
peserta KB aktif masih sangat jauh dari target yang telah ditentukan terjadi
akibat masih kurangnya keinginan akseptor KB untuk kembali. Selain itu, hal
ini juga bisa terjadi karena kurangnya penjelasan mengenai informasi KB.
Penyedia layanan KB juga harus mengingatkan kapan PUS yang sudah ber-KB
harus kontrol kembali untuk mengambil obat/memasang alat
kontrasepsi/mengganti alat kontrasepsi. Upaya ini membutuhkan tenaga bidan,
PLKB maupun kader yang sebanding dengan jumlah PUS yang dalam hal ini
merupakan sasaran. Oleh karena itu, maka masalah ini masalah ini diberi skor
2.
c. Upaya mengurangi angka drop out metode suntik KB 3 bulan, diperlukan kerja
sama antara pelaksana lapangan KB terutama penyuluh dengan kesiapan sarana-
sarana kesehatan untuk memberikan pelayanan KB kepada masyarakat. Apabila
tidak ada kerja sama yang baik, maka akan terjadi kendala dalam
pelaksanaannya. Pemberian suntik KB 3 bulan ini harus dilakukan oleh tenaga
terlatih di puskesmas yang jumlanya terbatas dan akses puskesmas yang sangat
sulit. Masalah ini diberi skor 2.
D. Keuntungan s osial yang d iperoleh
a. Peningkatan jumlah peserta KB baru di puskesmas sangat bermanfaat untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk di wilayah
Kelurahan Ancol. Selain itu, dengan mengikuti program KB, maka dapat
terbentuk keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pembatasan pertumbuhan
penduduk inilah yang selanjutnya akan bermanfaat bagi laju perekonomian
masyarakat dan tingkat perekonomian penduduk pada umumnya dan keluarga
pada khususnya. Mengingat tingginya angka penduduk miskin di kelurahan
Ancol. Maka dari itu, diberikan skor 5.
24
b. Peserta KB aktif dapat mengatur jumlah anak/kelahiran dan jarak antar anak
serta menghentikan kehamilan sehingga keluarga dapat menyusun rencana
keluarga secara matang. Dengan peningkatan peserta KB aktif, hal ini akan
bermanfaat dalam menjaga kestabilan pertumbuhan penduduk di wilayah
Kelurahan Ancol sehingga menjadi hunian yang nyaman dan tidak terlalu
padat. Selain itu dapat terbentuknya keluarga kecil bahagia dan sejahtera, yang
secara tidak langsung akan berdampak pada berbagai sektor lain (ekonomi,
sosial, keamanan). Mengingat tingginya angka penduduk miskin di kelurahan
Ancol. Maka dari itu masalah ini mendapat skor 5.
c. KB suntik cukup diminati dan disukai masyarakat karena hanya perlu kembali
setiap 3 bulan sekali, pasien tidak perlu melanjutkan kunjungannya dalam 3
bulan ke depan apabila memutuskan untuk memiliki anak, dan program ini pun
tidak dipungut biaya. Namun ada beberapa orang yang merasa takut atau
kesakitan bila harus disuntik. Karena itu, maka diberi skor 4.
Tabel 5.2 Tabel Rekapitulasi Skoring Masalah
No. ParameterMasalah
I II III
1. Besarnya masalah 4 3 2
2. Berat ringannya akibat yang
ditimbulkan
5 3 4
3. Sumber daya yang tersedia 2 2 2
4. Keuntungan sosial yang diperoleh 5 5 4
Total 16 13 12
Keterangan :
I : Cakupan peserta KB baru
II : Cakupan peserta KB aktif
III : Drop out peserta KB suntik 3 bulan
Dengan demikian dapat terlihat jelas bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah
cakupan peserta KB baru.
25
5.3. Penyebab Masalah
Tabel 5.3. Masalah, Penyebab Masalah, dan Ada Tidaknya serta Kesesuaian Program
KB di Puskesmas Kelurahan Ancol pada Bulan November 2013 – Januari 2014
No. Masalah Penyebab MasalahAda / Tidak
Sesuai / Tidak
1. Rendahnya cakupan jumlah
peserta KB baru (<70 %
dalam setahun, <17,5%
dalam 3 bulan)
Proses :
Perencanaan tertulis
tema penyuluhan
mengenai pengenalan
dan metode KB tidak
ada
Penyuluhan individu/
kelompok mengenai
kesehatan reproduksi
ataupun mengenai
manfaat dan cara KB
Kunjungan ke rumah-
rumah PUS
Tidak dilakukan
perencanaan
penyuluhan secara
teratur dan tetap
Hanya penyuluhan
individu kepada PUS
yang berkunjung ke
Puskesmas
Tidak dilakukan
Input
Tenaga medis
Alat bantu promosi
Hanya ada 1 bidan
puskesmas untuk
melayani 5.72 km2
Poster tersedia
(3buah), booklet,
flyer tidak tersedia.
Lingkungan:
Lokasi puskesmas Sulit dicapai dan
26
Transportasi
tidak ada tanda arah
dari jalan raya
menuju puskesmas.
Hanya dapat
ditempuh dengan
berjalan kaki atau
menggunakan
kendaraan pribadi,
tidak dilewati
angkutan umum.
27
5.4. Pohon Masalah
Keterangan:
= Masalah ; = Pemecahan Masalah
TOT : Training of Trainers
28
Media promosi tidak memadai (poster kurang, flyer tidak tersedia)
Promosi kelompok tentang KB masih kurang, terutama pada kelompok PUS, WUS, wanita post-partum, calon pengantin, kader, tokoh agama dan tokoh
masyarakat.
Cakupan peserta KB baru rendah (<70% dalam setahun, <17,5% dalam 3 bulan)
Tidak ada kunjungan ke rumah-rumah PUS
Tidak dilakukannya penyuluhan
kelompok yang tetap dan teratur
Tidak ada dalam perencanaan dan terbatasnya petugas untuk melakukan penyuluhan kelompok dan kunjungan ke rumah-rumah PUS
Tidak dilakukan permintaan media promosi ke PKM Kecamatan
Permintaan oleh bidan maupun petugas puskesmas, tiap 6 bulan untuk memenuhi persediaan media promosi
Melakukan koordinasi dengan kader, tokoh masyarakat, dan Dokter muda Atma Jayauntuk melakukan penyuluhan kelompok (dalam bentuk acara memasak bersama, diskusi kelompok yang dilakukan rutin setiap 4 bulan) sekali)
Lokasi Puskesmas sulit ditemukan dan transportasi umum terbatas
Akses dan transportasi ke tempat pelayanan sulit dicapai penduduk
Penduduk yang rumahnya jauh dari PKL kurang motivasi untuk kontrol dan berobat
Melatih Kader/tokoh masyarakat (TOT) di tiap RW untuk memberikan layanan konseling, penyuluhan, dan layanan KB metode non-invasif dan mendirikan pos KB
Penyelesaian Masalah
Menyediakan media promosi untuk program KB (brosur, leaflet, poster dan lain-
lain)
Promosi KB yang menarik dan mengesankan ke masyarakat mengenai manfaat
KB juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Masalahnya adalah media
promosi yang ada di puskesmas hanya poster yang ditempel di dinding ruang pelayanan
puskesmas, sehingga PUS yang tidak datang ke puskesmas atau PUS yang tidak
membaca poster tersebut tidak termotivasi untuk menggunakan KB. Oleh karena itu,
perlu diadakan permintaan media promosi ke puskesmas kecamatan untuk mencetak
spanduk, brosur, leaflet, pamflet, poster, dan lain-lain agar promosi KB dapat lebih luas
dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengikuti program KB ini.
Pelaksana (Who) Seluruh petugas PKL Ancol
Waktu (When) Di luar jam pelayanan Puskesmas
Tempat (Where) Puskesmas Kelurahan Ancol
Materi (What) Informasi tentang metode kontrasepsi, alat
kontrasepsi, keuntungan dan kerugian program KB
Sasaran (Who) Seluruh masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas
Kelurahan Ancol
Tujuan (Why) Agar seluruh masyarakat yang berkunjung ke
Puskesmas dapat melihat brosur, poster, flyer,
booklet, yang tertempel/dibagikan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan KB
Memberikan informasi dan pengertian kepada
warga agar mengetahui dan menyadari manfaat KB
dan mau mengikuti program KB
Bagaimana (How) 1. Mengirimkan permintaan secara tertulis ke
Puskesmas Kecamatan akan kebutuhan media promosi
tentang KB yang belum ada/ mencukupi setiap 6 bulan
sekali.
2. Melakukan follow-up apakah media promosi
tersebut sudah dikirimkan dan dengan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan.
29
Meningkatkan promosi program KB melalui diskusi kelompok.
Promosi program KB melalui penyuluhan merupakan cara yang efektif dan
penting. Informasi yang diberikan merupakan komunikasi dua arah yang bisa berasal
dari berbagai sumber informasi, termasuk pengguna KB aktif lainnya. Pada penyuluhan
lebih banyak informasi yang dapat diberikan, misalnya mengenai manfaat ber-KB,
macam-macam metode KB, keuntungan dan kerugian setiap metode, dan efek samping
yang ada. Penyuluhan dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok.
Penyuluhan kelompok yang dijalankan secara rutin (misalnya setiap 4 bulan sekali)
berguna untuk mejaring peserta KB baru maupun menyegarkan kembali ingatan PUS
yang sudah ber-KB agar tetap menjalankan program KB dengan baik. Pengetahuan
yang lebih banyak akan membuat masyarakat lebih termotivasi dan menyadari
pentingnya ber-KB. Diskusi kelompok yang dibarengi dengan acara seperti acara
memasak bersama rutin, memperkenalkan resep baru dan lain-lain akan menambah
minat rakyat terutama ibu rumah tangga yang secara tidak langsung merupakan target
konsumen KB
Pelaksana (Who) Dokter Puskesmas Kelurahan Ancol, Bidan
Puskesmas Kelurahan Ancol, dibantu oleh dokter
muda Atma Jaya
Waktu (When) Empat bulan sekali untuk diskusi kelompok
dilanjutkan dengan acara memasak bersama
Tempat (Where) Kantor RW atau tempat berkumpul umum seperti
lapangan luas
Materi (What) Memberikan penyuluhan dan pengertian kepada
masyarakat sekitar wilayah kerja puskesmas
tentang manfaat KB, cara untuk ber KB and efek
samping minimal dari KB, dan juga menghimbau
PUS baru untuk ikut program KB.
Sasaran (Who) Seluruh PUS di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Ancol
Tujuan (Why) Memberikan informasi dan pengertian kepada warga agar
mengetahui dan menyadari manfaat KB dan mau mengikuti
program KB dengan diselingi acara menarik.
30
Bagaimana (How) Pelatihan kader mengenai materi penyuluhan
Mengadakan penyuluhan sesuai jadwal yang
ditentukan.
Persiapan alat bantu penyuluhan, termasuk poster
maupun pamflet yang menarik sehingga PUS berminat
untuk membacanya.
Mengajak tokoh agama, tokoh mayarakat setempat
untuk ikut berpatisipasi dalam penyuluhan dan
membantu untuk memotivasi PUS.
Mempersiapkan acara memasak dengan resep-resep
terbaru makanan indonesia ataupun makanan
internasional yang mudah digunakan dengan bahan
terjangkau
Melatih Kader dan tokoh masyarakat tiap RW (terutama RW yang jauh dari
PKL) untuk memberikan layanan konseling, penyuluhan, dan layanan KB
metode non-invasif (Pos KB).
Lokasi Puskesmas Kelurahan Ancol yang tersembunyi dan terpencil
mengakibatkan sulitnya akses penduduk wilayah kerjanya untuk datang dan
berobat/kontrol oleh karena tidak adanya sarana transportasi umum yang melewati
Puskesmas. Hal ini menyebabkan penduduk untuk berobat ke instansi kesehatan lain
yang lebih dekat rumah/mudah dicapai, serta rendahnya motivasi penduduk untuk
datang kontrol ber-KB pada Puskesmas Kelurahan Ancol. Oleh karena itu, membuka
pos pelayanan KB di RW yang jauh dari Puskesmas Kelurahan Ancol, dengan
pelayanan konseling, penyuluhan, dan layanan KB metode non-invasif (Pil dan
Kondom), sekaligus mengunjungi peserta KB aktif yang menggunakan metode KB
suntik 3 bulan, maupun KB lestari; yang dipimpin oleh kader RW/tokoh masyarakat
RW tersebut, hal ini dapat meningkatkan cakupan peserta KB baru di wilayah kerja
Puskesmas.
Pelaksana (Who) Dokter Puskesmas Kelurahan Ancol, Bidan
Puskesmas Kelurahan Ancol,kader/tokoh masyarakat
yang sudah dilatih
Waktu (When) Setiap 3 bulan
31
Tempat (Where) Wilayah kerja Puskesmas Ancol: Daerah RW yang
dikunjungi (gedung RW, tempat umum yang dikenal
semua penduduk RW)
Materi (What) Pengenalan metode kontrasepsi
Upaya cakupan peserta baru dalam program KB
Membagikan dan menjelaskan kontrasepsi non-
invasif (pil dan kondom)
Memberikan penyuluhan tentang manfaat KB, cara
untuk ber KB and efek samping minimal dari KB,
dan juga menghimbau PUS baru untuk ikut
program KB.
Kunjungan ke rumah bagi pasien KB suntik 3
bulan dan pengguna KB lestari setiap 6 bulan-1
tahun
Sasaran (Who) - PUS belum ber-KB yang memiliki anak >2 terutama
dengan sosial ekonomi rendah di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Ancol
- PUS pengguna KB aktif
Tujuan (Why) Meningkatkan jumlah pengguna KB aktif, dengan cara
memperluas cakupan kerja puskesmas
Bagaimana (How) Mengadakan pemetaan daerah RW yang jauh dan PUS
ber-KB rendah, memiliki anak >2 terutama dengan
sosial ekonomi rendah.
Menetapkan daerah untuk membuka pos pelayanan yang
diketahui sebagian besar penduduk di RW tersebut.
Kader/Tokoh masyarakat turut mempromosikan acara
ini pada penduduk sekitar, dan membantu menjelaskan
ke masyarakat tentang pentingnya program KB, serta
memotivasi PUS untuk menggunakan KB.
Melakukan evaluasi kinerja setiap pertemuan secara
rutin, mencari masalah yang dihadapi dan cara
penyelesaiannya.
32
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Puskesmas Kelurahan Ancol dalam pelaksanaan
program KB bulan November 2013 – Januari 2014, dapat disimpulkan bahwa program
ini belum terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yang belum
mencapai target, yaitu cakupan peserta KB baru, KB aktif yang masih rendah, dan
persentase drop out suntik yang masih tinggi.
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pertimbangan besarnya masalah,
akibat yang ditimbulkan, sumber daya tenaga, dan keuntungan sosial yang diperoleh,
ditetapkan satu prioritas masalah, yaitu cakupan peserta KB baru yang masih rendah.
Setelah ditelaah lebih lanjut, pokok penyebab dari masalah tersebut adalah
kurangnya promosi dan penyuluhan kelompok tentang KB, kurangnya petugas
puskesmas, lokasi Puskesmas Kelurahan Ancol tersembunyi dan tidak adanya
transportasi umum yang lewat. Diharapkan upaya yang diusulkan dapat dijalankan dan
berdampak pada peningkatan cakupan peserta KB baru di Puskesmas Kelurahan Ancol.
6.2. Saran
Untuk memecahkan masalah yang ada, dapat dicoba beberapa saran penyelesaian
seperti memaksimalkan promosi program KB, baik dengan mempromosikan dan
menghimbau PUS yang datang berobat ke puskesmas (BPU, BPG) untuk ikut ber-KB,
koordinasi dengan kader untuk pelaksanaan penyuluhan kelompok, dan permintaan media
promosi ke Puskesmas Kecamatan. Selain itu, melakukan kunjungan ke rumah PUS,
advokasi dan pertemuan dengan para tokoh masyarakat, dan membuka pelayanan KB
metode non-invasif pada RW yang terletak jauh dari Puskesmas.
Diharapkan dengan solusi-solusi diatas, dapat tercapai target dari program KB
untuk mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk dan membentuk keluarga-keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Sensus Penduduk RI 2010. Diunduh dari
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=264&wid=3100000000.
2. Laporan Bulanan Kelurahan Ancol : Bulan Januari 2013
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2011.
4. Laporan Tahunan Kelurahan Ancol Tahun 2011
5. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Diunduh dari
http://www.bkkbn.go.id/data/Default. aspx tanggal 21 Mei 2013.
6. [Depkes] Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Ibu. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta:
Depkes; 2009.
34
LAMPIRAN
Lampiran 1. Input, Proses, Umpan balik, dan Lingkungan mengenai Program KB di
Puskesmas Kelurahan Ancol Periode Februari 2013 - Januari 2014
INPUT
No Variabel Tolak ukur Data yang ada Masalah1. TENAGA Ada tidaknya dokter umum
Jumlah : 1 orang
Waktu kerja : Senin – Jumat,pk.07.30-16.00
Tugas : sebagai Kepala Puskesmas, pengawas dan penganggung jawab kegiatan di puskesmas, pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan umum di puskesmas
Ada tidaknya bidan Jumlah : 1 orang Waktu kerja : Senin –
Jumat, pk 07.30-16.00 Tugas : melaksanakan
pelayanan KIA
Ada tidaknya petugas administrasi Jumlah : 1 orang Waktu kerja : Senin –
Jumat , pk.07.30-16.00 Tugas : membantu
pendaftaran dan pencatatan pasien
1 orang dokter gigi dan 1 orang dokter umumSenin – Jumat, pk 07.30 – 16.00
Dokter gigi bertugas sebagai kepala puskesmas, pengawas, dan penanggung jawab kegiatan di puskesmas; dokter umum tidak bertugas di KIA (ANC, KB, imunisasi)
1 orangSenin – Jumat, pk 7.30 – 16.00Memberikan pelayanan KIA
1 orangSenin – Jumat, pk 07.30 – 16.00
Membantu pendaftaran dan pencatatan pasien
-
-
-
2. DANA Apakah berasal dari APBN, APBD; ada dan mencukupi
Ada dan mencukupi -
-
-----
3. SARANASarana Medis
Ada tidaknya: Ruang tindakan yang
mendukung Meja ginekologis Implan kit IUD kit Tensimeter Stetoskop
Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
35
4.
Sarana Non Medis
METODEMetode Medis
Timbangan dewasa IUD, jumlahnya cukup
dan kualitasnya baik Implan, jumlahnya cukup
kualitasnya baik Pil KB, jumlahnya cukup
dan kualitasnya baik Hormon untuk KB
suntik, jumlahnya cukup dan kualitasnya baik.
Kondom, jumlahnya cukup dan kualitasnya baik
Alat suntik, tersedia cukup dan dalam keadaan baik
Kapas, tersedia cukup dan dalam keadaan baik
Cairan antiseptik
Ada tidaknya: Poster tentang
kesehatan reproduksi Poster tentang kesiapan
untuk hamil dan melahirkan
Poster tentang risiko tinggi kehamilan
Poster tentang metode dan alat kontrasepsi
Poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih
Panduan tentang pelayanan KB
Alat transportasi
Ruangan khusus/gedung Alat administrasi Kartu akseptor KB Kartu resep
Ada tidaknya: Metode pemeriksaan
status kesehatan peserta KB
Metode deteksi masalah reproduksi lain
Ada Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada, jenis alat suntik oneject 3ml
Ada Ada
Tidak ada
Ada (1buah)
Tidak ada
Ada (1buah)
Tidak ada
Ada
Ada, sepeda motor
Ada Ada Ada Ada
Ada
Ada
--
-
-
-
-
-
-
-
+
-
+
-
+
-
-----
-
-
36
Metode non Medis
Metode deteksi dini komplikasi,efek samping, dan kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
Metode pemberian/pemasangan alat kontrasepsi
Ada tidaknya: Metode rujukan masalah
kesehatan untuk mencegah adanya risiko tinggi kehamilan
Metode rujukan kasus yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
Metode rujukan kasus masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani
Metode penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
Metode penyuluhan tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan
Metode penyuluhan tentang risiko tinggi kehamilan
Metode pengenalan metode dan alat KB beserta keuntungan dan kerugiannya
Ada
Ada, yaitu : Metode sederhana :
pantang berkala, kondom
Metode efektif : suntik 3 bulan, pil
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih : IUD, implan; MOP dan MOW tidak dilakukan di Puskesmas karena tidak ada sarana dan tenaga ahli
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
-
-
-
-
-
-
-
-
PROSESNo Variabel Tolak ukur Data yang ada Masalah
37
1. PERENCANAANAda tidaknya penyuluhan yang dilakukan di posyandu dan puskesmas secara berkelompok maupun individu kepada wanita usia subur oleh bidan dan kader
Materi : 1) Penyuluhan kesehatan
reproduksi
2) Penyuluhan tentang hamil dan melahirkan
3) Penyuluhan tentang risiko tinggi kehamilan
Ada tidaknya pengenalan metode dan alat KB serta keuntungan dan kerugiannya
Ada tidaknya perencanaan pelayanan medis: Deteksi dini masalah kesehatan
yang dapat menjadi risiko tinggi kehamilan dan persalinan
Deteksi dini masalah kesehatan reproduksi lainnya
Deteksi dini komplikasi, efek samping, dan kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
Pemasangan/pemberian alat kontrasepsi
Rujukan masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani puskesmas
Perencanaan pembinaan akseptor KB (IUD, implan, suntik 3 bulan, kondom)
Ada tidaknya perencanaan pembinaan peran serta masyarakat
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada, setiap hari kerja
Ada, setiap hari kerja
Ada, setiap hari kerja
Ada dan dilakukanAda dan
dilakukanAda
Ada
Hanya PenyuluhanIndividual
Ada, namun hanya saat
pelayanan KB Ada
Ada
Ada
Ada, setiap hari kerja
Ada, setiap hari kerja
Ada, setiap hari kerja
Ada dan dilakukanAda dan
dilakukanAda
Tidak ada
+
+
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+
2. PENGORGANISASIANAda tidaknya struktur organisasi tertulis
Ada tidaknya pembagian tugas pegawai jelas dan tertulisApakah seluruh kegiatan program KB dilaksanakan oleh bidan di bawah pengawasan dokter puskesmas
Ada dan tertulis
Jelas dan tertulis
Dilaksanakan dan diawasi
Ada dan tertulis
Jelas dan tertulis
Dilaksanakan dan diawasi
-
-
-
38
3. PELAKSANAAN Ada tidaknya pelaksanaan
penyuluhan
Ada tidaknya pengenalan NKKBS
Ada tidaknya pembinaan peserta KB
Ada tidaknya pelaksanaan pelayanan medis
Ada tidaknya pelaksanaan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani di puskesmas
Ada tidaknya pelaksanaan pembinaan peran serta masyarakat
Ada tidaknya kunjungan Rumah PUS
Penyuluhan KB minimal 12 kali/th
Ada
Rutin setiap 2 atau 4 bulan
sekali
Setiap hari kerja
Ada
Ada
Ada
Saat kunjungan pasien dan ada keluhan (jadwal tidak tetap)
Ada
Saat kegiatan KB dan jika ada keluhan
Hanya setiap Selasa dan
Jumat
Ada
Ada
Tidak ada
+
-
+
-
-
-
+
4. PENCATATAN DAN PELAPORANAda tidaknya pencatatan peserta KB baru dan lama secara harian, bulanan, tahunan
Ada tidaknya pencatatan dan pelaporan alat kontrasepsi secara harian, bulanan, dan tahunan
Ada tidaknya pencatatan dan pelaporan kegiatan secara harian, bulanan, dan tahunan
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
-
-
-
5. PENGAWASAN Ada supervisi
dari Kepala Puskesmas
secara berkala
Ada supervisi dari kepala puskesmas
secara berkala
-
39
UMPAN BALIK
No Variabel Tolak Ukur Data yang ada
Masalah
1.
Rapat untuk membahas laporandari masyarakat/ instansi lain
Rapat koordinasi seluruh staf yang membahas laporan pelaksanaan program KB 1 kali per bulan
Ada -
LINGKUNGAN
No Variabel Tolak Ukur Data yang ada Masalah1. FISIK Apakah:
Lokasi mudah dijangkau
Transportasi mudah didapat, cepat dan murah
Fasilitas kesehatan lainnya bisa bekerja sama
Lokasi terpencil dan tidak ada tanda arah dari jalan raya menuju puskesmas
Dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan pribadi, tidak dilewati angkutan umum
Ya
+
+
-
2. NON FISIK
Apakah: Pendidikan menjadi
faktor penghambat terlaksanannya program
Sosial ekonomi menjadi faktor penghambat terlaksananya program
Agama menjadi faktor penghambat terlaksananya program
Lembaga masyarakat dan adat istiadat menjadi faktor penghambat terlaksananya program
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
-
-
-
40
Lampiran 2. Checklist mengenai Observasi program KB di Puskesmas Kelurahan Ancol
InputNo. Kelengkapan Ya Tidak1 Dokter umum 1 orang √2 Bidan 1 orang √3 Perawat 1 orang √4 Petugas administrasi 1 orang √5 Pembina PLKB 1 orang √6 PLKB 2 orang √7 Kader 5 orang tiap posyandu √8 Pengatur obat 1 orang √9 Ruang tindakan √10 Bidan kit 1 set √11 Meja ginekologis 1 buah √12 Implant kit 1 set √13 IUD kit 1 set √14 Tensimeter 1 buah √15 Stetoskop 1 buah √16 Timbangan dewasa 1 buah √17 IUD dalam jumlah cukup dan kualitas baik √18 Implant dalam jumlah cukup dan kualitas baik √19 Pil KB dalam jumlah cukup dan kualitas baik √20 Hormon suntik KB dalam jumlah cukup dan kualitas baik √21 Kondom dalam jumlah cukup dan kualitas baik √22 Alat suntik dalam jumlah cukup dan kualitas baik √23 Kapas dalam jumlah cukup dan kualitas baik √24 Cairan antiseptik dalam jumlah cukup dan kualitas baik √25 Poster NKKBS, Kespro, kesiapan hamil dan melahirkan, risiko tinggi
kehamilan, metode dan alat kontrasepsi, tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang dipilih
√
26 Panduan pelayanan KB kepada calon pengantin √27 Panduan tentang pelayanan KB √28 Panduan tentang pelayanan infertilitas √29 Alat transportasi √30 Ruangan khusus √31 Alat administrasi √32 Kartu akseptor KB √33 Kertas resep √34 Metode pemeriksaan status kesehatan pasangan calon pengantin/ peserta
KB√
35 Metode deteksi masalah reproduksi √36 Metode deteksi dini komplikasi, efek samping, dan kegagalan
penggunaan alat kontrasepsi√
37 Metode pemberian/pemasangan alat kontrasepsi √38 Metode rujukan masalah kesehatan untuk mencegah risiko tinggi
kehamilan√
39 Metode rujukan kasus yang berhubungan dengan kespro √40 Metode rujukan kasus masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani √41 Metode penyuluhan tentang kesehatan reproduksi √42 Metode penyuluhan tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan √
Proses
41
1 Perencanaan penyuluhan tentang kespro, hamil dan melahirkan, risiko tinggi kehamilan, pengenalan NKKBS, pengenalan metode dan alat KB serta keuntungan dan kerugiannya.
√
2 Perencanaan pelayanan medis termasuk deteksi dini masalah kesehatan yang dapat menjadi risiko tinggi kehamilan dan persalinan, deteksi dini masalah kesehatan reproduksi lainnya, deteksi dini komplikasi, efek samping, dan kegagalan penggunaan alat kontrasepsi, pemasangan / pemberian alat kontrasepsi, rujukan masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani puskesmas, perencanaan pembinaan akseptor KB, perencanaan pembinaan peran serta masyarakat.
√
3 Struktur organisasi dan pembagian tugas √4 Pencatatan dan pelaporan program KB √5 Supervisi dari kepala puskesmas secara berkala √
Lingkungan1 Lokasi puskesmas tidak menjadi faktor penghambat √2 Transportasi tidak menjadi faktor penghambat √3 Pendidikan tidak menjadi faktor penghambat √4 Sosio ekonomi tidak menjadi penghambat √5 Agama tidak menjadi penghambat √6 Adat istiadat atau budaya tidak menjadi penghambat √
42