contoh draft laporan pratikum yang hampir fix

19
PENGELOLAAN KESEHATAN HEWAN DAN LINGKUNGAN (FKH300) TINJAUAN KESRAWAN TERHADAP ISSU SAPI MAKAN SAMPAH Oleh: Saadillah Mursyid (B04100106) Teguh Purwanto (B04110008) Meilany Cyntia (B04110009) Rahajeng H (B04110035) Miftahul Ilmi (B04110040) FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

description

contoh laporan praktikum

Transcript of contoh draft laporan pratikum yang hampir fix

PENGELOLAAN KESEHATAN HEWAN DAN LINGKUNGAN (FKH300)TINJAUAN KESRAWAN TERHADAP ISSU SAPI MAKAN SAMPAH

Oleh:

Saadillah Mursyid (B04100106)Teguh Purwanto (B04110008)Meilany Cyntia (B04110009)Rahajeng H

(B04110035)Miftahul Ilmi (B04110040)FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

BAB I

PENDAHULUANLatar Belakang

Beberapa tahun belakangan ini banyak sekali berita dan isu isu yang mengarah pada kesejahteraan hewan di Indonesia. Sejauh ini kesejahteraan hewan di Indonesia belum terlaksana dengan baik. Karena masih banyak keluhan dari berbagai pihak terhadap perlakuan perlakuan yang di dapatkan oleh hewan yang tidak sesuai dengan kesejahteeraan hewan. Misalkan masalah yang ramai dibicarakan mengenai keberadaan topeng monyet yang begitu banyak didaerah jakarta. Topeng monyet yang selama ini dikenal masyarakat sebagai sebuah atraksi menghibur, ternyata merupakan bentuk kekerasan terhadap satwa. Topeng monyet bahkan berpotensi untuk meningkatkan kepunahan jenis satwa di Indonesia. Kondisi seperti ini merupakan suatu bukti yang nyata bahwa belum terlaksananya prinsip kesrawan yang seharusnya menjadi pedoman bagi pihak yang bersangkutan untuk meninngkatkan hak asasi hewan sebagai makhluk hidup yang harus di lindungi dan diperlakukan dengan semestinya. Adapun tindakan lain yang menyimpang dari prinsip kesrawan, yakni Adanya kasus penyiksaan terhadap sapi yang akan dipotong, disamping melanggar UU, tidak manusiawi, juga bertentangan dengan nilai agama. Oleh karena itu pemerintah harus serius mengontrol kualitas RPH agar memenuhi standar higienis, aman, kesmavet, dan animal welfare. Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), RPH dan kesejahteraan hewan (animal welfare) sudah diatur di UU 6/1967 tentang Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, UU 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Peraturan Mentan 13/2010 tentang Persyaratan RPH Hewan Ruminansia dan Unit Penangan Daging (Meat Cutting Plant). Di pasal 66 UU 18/ 2009, misalnya, disebutkan bahwa pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di RPH dan mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesmavet dan animal welfare.

Kejadian yang sangat membuat masyarakat ramai adalah adanya sapi sapi yang digembalakan di tempat pembuangan akhir dan sapi tersebut memakan sampah sampah yang berada di penampungan sampahPutri Cempo Solo. Hal ini memperlihatkan bahwa kurang sekali sosialisasi pemerintah terhadap peternak peternak didaerah yang bersangkutan. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai hugbungan kesejahteraan hewan dengan isu isu yang banyak dibicarakan oleh masyarakat luas, baik itu dalam peternakan maupun di luar dari peternakan.

Rumusan Masalah

Apakah penyebab terjadinya penyimpangan kesrawan dan bagaimana hubungan antara prinsip kesrawan dengan isu yang menyimpang dari prinsip kesejahteraan hewan. Bagaimana penilaian kesrawan, mengenai pemeliharaan sapi yang digembalakan di tempat pembuangan sampah di daerah Solo, Jawa Tengah. Tujuan

Mengetahui hubungan yang terkait antara prinsip kesrawan dengan isu yang terjadi dan menyimpang dari prinsip kesejahteraan hewan serta penyebab terjadinya penyimpangan kesejahteraan hewan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kesejahteraan hewan (Animal welfare)mengacu pada kualitas hidup hewan, kondisi hewan dan parawatan serta perlakuan terhadap hewan . Menurut Undang Undang No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan definisi kesejahteraan hewan ialah usaha manusia memelihara hewan, yang meliputi pemeliharaan lestari hidupnya hewan dengan pemeliharaan dan perlindungan yang wajar.Upaya yang dapat dipertimbangkan untuk mewujudkan kesejahteraan hewan ada dua macam, yaitu mengusahakan hewan hidup sealami mungkin atau membiarkan hewan hidup dengan perjalanan fungsi biologisnya. Setiap hewan yang dipelihara manusia setidaknya diusahakan terbebas dari penderitaan yang tidak perlu. Kesejahteraan hewan (animal welfare) dapat diukur dengan indikator Lima Kebebasan (five freedoms), yaitu :A.Bebas dari Rasa Haus dan Lapar (Freedom from Hunger and Thirst)Untuk mencegah hewan dari rasa lapar dan haus, makanan yang layak, bergizi dan juga akses langsung terhadap air bersih perlu disediakan. Dengan menyediakan tempat makanan dan minuman yang memadai akan dapat mengurangi terjadinya penindasan dan kompetisi diantara mereka.Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pertama dalam hidup. Kebebasan dari rasa haus dan lapar ini ditempatkan di urutan pertama karena ini sangat mendasar, primitif dan tidak dapat ditolerir. Lapar adalah saat-saat hewan terstimulasiuntuk makan hewan memerlukan akses yang mudah terhadap makanan dan minuman untuk menjaga kesehatan.B. Bebas dari Rasa Tidak Nyaman (Freedoms from Discomfort)Ketidaknyamanan disebabkan oleh keadaan lingkungan yang tidak sesuai pada hewan. Bebas dari rasa tidak nyaman dapat diwujudkan dengan menyediakan tempat yang sesuai seperti penyediaan kandang/tempat berlindung yang nyaman (ventilasi memadai, suhu dan kelembaban yang cukup, adanya lantai, tempat tidur dan sebagainya). Hewan akan merasa nyaman pada lingkungan yang tepat, termasuk perkandangan dan area beristirahat yang nyaman.C. Bebas dari Rasa Sakit, Luka dan Penyakit (Freedom from Pain, Injury and Disease)Secara sangat sederhana, sehat pada hewan secara individu dapat didefinisikan negatif sebagai tidak adanya symptompenyakit. Penyakit yang sering timbul di peternakan adalah penyakit produksi. Penyakit ini adalah penyakit akibat kekeliruan manajemen ternak atau akibat sistem yang diberlakukan di peternakan. Penyakit produksi meliputi malnutrisi, trauma dan infeksi yang diderita hewan selama hewan dipelihara oleh manusia. Kebebasan ini dapat diwujudkan dengan pencegahan diagnosa yang tepat dan perawatan.D. Bebas Mengekpresikan Perilaku Normal (Freedom to Express Normal Behavior)Hewan mempunyai kebiasaan atau perilaku yang khas untuk masing-masing ternak. Dalam perawatan manusia, hewan mungkin memiliki lebih sedikit kesempatan untuk mengekspresikan perilaku normalnya. Pada kondisi ekstrim, hal yang mungkin terjadi justru hewan menunjukkan perilaku menyimpang. Penyediaan ruang yang cukup, fasilitas yang benar dan teman bagi hewan dari sejenisnya akan membantu hewan mendapat kebebasan menunjukkan perilaku normalnya.E. Bebas dari Rasa Takut dan Stres (Freedom from Fear or Distress)Stress berpengaruh terhadap kesejahteraan hewan tergantung besar kecilnya kerugian biologis akibat stress tersebut. Stres tidak hanya merupakan keadaan saat hewan harus beradaptasi melebihi kemampuannya, tetapi juga pada saat hewan mempunyai respons yang lemah bahkan terhadap rangsangan normal sehari-hari. Takut merupakan emosi primer yang dimiliki hewan yang mengatur respon mereka terhadap lingkungan fisik dan sosialnya. Rasa takut kini dianggap sebagai stresor yang merusak hewan . Rasa takut yang berkepanjangan tentu akan berimbas buruk bagi kesejahteraan hewan. Oleh karena itu, perilaku peternak sangat berperan dalam membangun sikap hewan terhadap peternak. Kelima poin di atas merupakan daftar kontrol status kesejahteraan hewan secara umum saja. Penjabaran kesejahteraan hewan ke dalam lima aspek kebebasan tidaklah mutlak terpisah dan berdiri sendiri-sendiri. Aspek yang satu mungkin berpengaruh pada aspek lainnya sehingga sulit untuk dibedakan. Bahkan satu problem dapat merupakan cakupan beberapa poin di atas. Susunan yang berurutan pun tidak mutlak mencerminkan prioritas.BAB III

PEMBAHASANSapi yang diberi pakan sampah masih diperjualbelikan di masyarakat. Padahal ada larangan untuk memperjualbelikan sapi tersebut karena mengandung zat logam berat yang berbahaya apabila dikonsumsi. Dari video tersebut kita bisa melihat bahwa kesejahteraan hewan dalam hal pakan berada pada level terendah. Nutrisi yang diserap oleh tubuh hewan tersebut sangatlah rendah. Sapi yang makan sampah rentan terkena penyakit infeksius. Apabila dikonsumsi oleh manusia bukan tidak mungkin akan memunculkan penyakit yang sebelumnya belum pernah ada di Indonesia. Produktivitas hewan akan rendah karena minimum welfare yang dilakukan oleh manusia.Jika dikaji dari kesrawan, sapi pemakan sampah melanggar beberapa aspek dari 5 F. Pertama Bebas dari rasa haus dan lapar (Freedom from Hunger and Thirst). Sapi yang dipelihara seharusnya diberikan makan hijauan atau konsentrat, atau digembalakan di padang rumput, agar hewan bebas mencari makan rumput atau tanaman alang-alang. Penggembalaan di tempat pembuangan akhir, menyebabkan hewan terpaksa memakan sampah organik. Tak jarang plastik atau benda logam ikut termakan oleh sapi. Sehingga sapi dapat mengalami berbagai trauma misal pericarditis traumatika akibat benda tajam yang ikut termakan atau akumulasi logam berat di dalam sapi yang berbahaya jika dikonsumsi. Kedua bebas dari rasa tidak nyaman (Freedoms from Discomfort). Sapi hakikatnya hidup digembalakan di padang rumput, ketika di gembalakan di TPA, TPA identik dengan sampah yang kotor yang dapat menjadi habitat bagi ektoparasit seperti lalat. Lalat ini dapat mengganggu sapi, menyebabkan miasis atau anemia jika lalat penghisap darah. Gangguan lalat ini tentunya membuat sapi tidak nyaman.Ketiga bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit (Freedom from Pain, Injury and Disease). Seperti pada point pertama dan kedua, sapi pemakan sampah dapat terpapar logam berat yang terakumulasi dalam tubuh, trauma akibat benda tajam yang termakan dan penyakit akibat ektoparasit yang banyak ditemukan di tempat pembuangan akhir. Keempat bebas mengekpresikan perilaku normal (Freedom to Express Normal Behavior), sapi yang secara alami memakan rumput, terpaksa makan sampah. Hal ini dapat merubah kondisi lambung dari sapi. Kelima bebas dari rasa takut dan stres (Freedom from Fear or Distress), adaptasi yang terlalu berlebihan menyebabkan strees pada hewan, oleh sapi yang biasa tinggal di kandang atau digembalakan di padang rumput kemudian digembalakan di TPA. Tentunya hal ini menyebabkan stress tersendiri.BAB IV

PENUTUPKesimpulan Issu sapi makan sampah terbukti melanggar kesrawan, ditinjau dari asas 5 Freedom. Saran

Peternak seharusnya lebih peduli akan kesrawan, tidak semata berpatokan pada keuntungan saja. Karena ternak yang sehat dan sejahtera dapat meningkat produksinya.

Pemerintah sebaiknya bertindak tegas terhadap praktik penggembalaan sapi si TPA. Hal ini dapat menjadikan produk sapi tercemar dari logam berat yang membahayakan jika dikonsumsi.

Masyarakat harus jeli dan pandai mensikapi issu kesrawan, karena dengan mensejahterakan hewan kesejahteraan manusia pun akan tercapai.

DAFTAR PUSTAKASuprayogi, Agik dkk. 2013. Pengelolaan Kesehatan Hewan dan Lingkungan. Bogor: IPB Press RESUME VIDEO

Video I (What is Animal Welfare)

Apa itu Kesejahteraan Hewan ? Kesejahteraan hewan merupakan segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan untuk melindungi hewan dari perlakuan yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Prinsip kesejahteraan hewan ada lima yaitu: 1) Freedom from hungry and thirst (bebas dari rasa lapar dan haus), 2) Freedom from discomfort (bebas dari rasa ketidak nyamanan), 3) Freedom from pain,injury or disease (bebas dari rasa sakit, terluka ataupun penyakit), 4) Freedom from fear and distress (bebas dari rasa takut dan tertekan), 5) Freedom to express natural behaviour (bebas untuk mengekspresikan perilaku alamiah).

Kesejahteraan hewan dicerminkan melalui tiga hal yaitu: physical wellbeing, mental wellbeing, and the ability to express natural behavior .

a. Physical wellbeing: mereka membutuhkan kandang yang nyaman untuk exercise , memberikan tempat berlindung ketika mereka membutuhkannya.

b. Mental wellbeing : kita mengetahui bahwa hewan itu sentient being. Mereka bahkan mampu mengenali dan mengekspresikan berbagai emosi. Mereka bisa merasakan emosi negatif seperti rasa takut, sakit, stress, bosan dan emosi yang positif seperti bahagia, ketertarikan akan sesuatu, optimis dan bahkan empati yang berarti mereka berbagi perasaan dengan yang lainnya. Peran kita dalam hal ini adalah kita harus mencoba untuk mencegah munculnya perasaan negative dan menghasilkan emosi/perasaan yang positif.

c. Natural behavior: kita perlu untuk memberi ruang, kealamian disekeliling hewan tersebut. Peran kita adalah memberi apa yang mereka perlu dan inginkan. Sebagai contoh: ayam broiler menikmati mandi debu, sapi perah menikmati grooming berinteraksi dengan kawanannya, serta bermain bersama ketika masih muda. Dan babi merupakan hewan yang suka membuat sarang untuk anak-anaknya.

Terdapat hubungan antara kesejahteraan hewan dengan produktivitas hewan tersebut. Kesejahteraan hewan yang baik akan menguntungkan hewannya, sementara produktivitas hewan yang baik akan menguntungkan manusia. Tanpa keterlibatan manusia, perilaku alami hewan dapat tereksperikan. Jika kita melaksanakan manajemen yang baik untuk hewannya seperti pada pakan yang diberikan maka akan meningkatkan produktivitas hewan tersebut dan kesejahteraan hewan dapat mencapai maksimum level. Bagaimana pun masih banyak peternakan yang menerapkan kesejahteraan hewan yang minimum sehingga produktivitas hewan tersebut rendah. Untuk itu kita sebagai dokter hewan berperan untuk memberi edukasi ke peternak.

Video II (Sapi-sapi pemakan sampah)

Sapi yang diberi pakan sampah masih diperjualbelikan di masyarakat. Padahal ada larangan untuk memperjualbelikan sapi tersebut karena mengandung zat logam berat yang berbahaya apabila dikonsumsi. Dari video tersebut kita bisa melihat bahwa kesejahteraan hewan dalam hal pakan berada pada level terendah. Nutrisi yang diserap oleh tubuh hewan tersebut sangatlah rendah. Sapi yang makan sampah rentan terkena penyakit infeksius. Apabila dikonsumsi oleh manusia bukan tidak mungkin akan memunculkan penyakit yang sebelumnya belum pernah ada di Indonesia. Produktivitas hewan akan rendah karena minimum welfare yang dilakukan oleh manusia.

Video III (Farm animal and Us 1&2)

Babi yang bodoh, sapi yang konyol merupakan tanggapan dari orang-orang. Para peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kecerdasan hewan. Seperti pada babi yang bisa menggunakan joy stick, ayam betina yang belajar melalui nonton televisi. Yang paling banyak dimakan oleh manusia berasal dari hewan bisa ditemukan di supermarket. Kita membeli daging, susu, dan telur mereka. Kita mengetahui seberapa cerdan dan sensitifnya mereka. Kondisi yang bisa mereka ketahui dan bagaimana keputusan yang kita ambil setiap hari secara langsung berefek pada kehidupan hewan tersebut. Para peneliti telah menguak fakta bahwa hewan ternak jauh dari yang namanya bodoh. Sebagai contoh ayam betina yang menghabiskan hidupnya pada kandang yang sempit diuji kecerdasannya. Ayam tersebut harus melewati koridor yang didesain dengan pintu yang terbuka setelah ditarik oleh paruh ayam tersebut sebanyak tiga kali. Ayam mengikuti jalur yang telah dirancang dan kemudian berhasil mencapai suatu kotak untuk membuat sarang bertelur. Selain pada ayam dilakukan uji pada babi. Babi tersebut dapat memainkan permainan computer yang didesain untuk simpanse. Babi tersebut harus memindahkan cursor ke area yang berwarna biru disekitar layar. Apabila dia berhasil maka diberi reward berupa makanan manis. Babi tidak hanya cerdas tetapi dapat menjadi hewan penyelamat.

Hewan yang kita rawat di rumah seperti anjing mendapat perlakuan yang special berbeda dengan hewan ternak. Tetapi beberapa orang berpikir untuk melakukan hal sama pada babi. Kenapa tidak? Apakah mereka hanyalah seonggok daging ataukah hanya mahluk hidup yang tidak merasa?

Sejak abad pertengahan manusia sudah mendomestikasi hewan untuk dipergunakan dalam berbagai hal. Seperti domba yang diambil rambutnya, ayam yang diambil daging dan telurnya dan masih banyak hal lainnya. Pada saat sekarang ini, kesejahteraan hewan masih kurang dari yang diharapkan. Seperti pada peternakan ayam yang memiliki kandang yang sempit, sapi yang hanya diternakkan dalam ruangan, babi yang sepanjang hari berada di kandang yang pas-pasan menimbulkan stress dan respon yang dihasilkan yaitu menggigit besi kandang yang berakibat lecetnya mulut babi. Manusia melakukan eksploitasi yang berlebihan dan kurang memperhatikan kesejahteraan hewan.

Kebutuhan manusia akan daging semakin bertambah sejalan dengan populasi yang semakin meningkat. Dalam satu tahun, setiap orang dapat mengkonsumsi setidaknya 1400 ekor daging ayam, 25 ekor kalkun, 20 ekor domba, 25 ekor babi, 4 ekor sapi potong, 50 telur ayam layer, dan sebagian produksi susu sapi perah serta setidaknya ribuan ekor ikan. Untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan ada alternatif yaitu membeli daging dan telur yang murah, membeli makanan dan sayuran organic, atau menjadi seorang vegetarian. Manusia membutuhkan makanan untuk hidup. Tetapi manusia bisa memilih apa yang hendak dikonsumsi, darimana asal makanan tersebut dan bagaimana cara produksinya.

Setiap orang dapat membuat perubahan besar terhadap kesejahteraan hewan ternak. Mereka adalah ciptaan yang sensitive dan cerdas. Sekarang kita sebagai mahluk berakal perlu untuk memutuskan apa tindakan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan hewan di abad 21 ini. Jika kita ingin mengkonsumsi produk asal hewan dengan kualitas yang baik maka kita terlebih dahulu memperbaiki kondisi hewan itu sendiri.