Construction Project Administration (Fidic - Red Book)
-
Upload
albert-valentinus-christy-wibowo -
Category
Documents
-
view
62 -
download
13
description
Transcript of Construction Project Administration (Fidic - Red Book)
CONSTRUCTION PROJECT ADMINISTRATION
Dosen:
Andi, ST., M.Eng.,Ph.D
Oleh :
Ivan Sutanto 01512008
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2013
FIDIC RED BOOK
1. Delayed (FIDIC 1.9, 2.1, 4.7, 7.4, 8.4, 8.5, 8.7., 9.2)
Owner memiliki peran yang sangat penting dalam kelancaran suatu proyek
konstruksi. Keterlambatan owner dalam pemberian gambar, keterlambatan izin untuk
mengakses proyek, kesalahan dalam detail spesifikasi, dan keterlambatan pekerjaan
akibat tes yang dilakukan pihak owner merupakan serangkaian penyebab keterlambatan
proyek konstruksi yang disebabkan oleh owner.
Dari pihak kontraktor sendiri diharuskan memberikan pemberitahuan kepada
pihak Engineer jika pekerjaan yang ada akan tertunda atau terganggu akibat
keterlambatan gambar dari pihak Engineer. Pemberitahuan tersebut termasuk detail dari
gambar yang diperlukan, kapan dan mengapa gambar tersebut perlu dikeluarkan, dan
dampak dari keterlambatan tersebut.
Seandainya kontraktor menderita kerugian dari segi biaya akibat keterlambatan
gambar dari pihak Engineer, maka kontraktor diharuskan memberikan pemberitahuan
kepada Engineer dan dapat mengajukan claims seperti pada Sub.klausul 20.1 :
Penambahan waktu kerja.
Ganti rugi terhadap biaya yang ditimbulkan akibat keterlambatan yang
sudah ditambah dengan keuntungan.
Setelah menerima pemberitahuan dari kontraktor maka Engineer dapat segera
memproses berdasarkan Sub.klausul 3.5 untuk menyetujui atau dipertimbangkan
terlebih dahulu.
Akan tetapi, jika keterlambatan Engineer disebabkan oleh kontraktor, maka
kontraktor tidak berhak mendapatkan ganti rugi baik berupa tambahan waktu maupun
tambahan biaya.
Selain disebabkan oleh pihak Owner, keterlambatan dapat juga disebabkan oleh
hal berikut:
Kondisi iklim.
Kelangkaan material akibat kebijakan pemerintah.
Kebijakan otoritas yang ada.
2. Suspension (FIDIC 8.8, 8.9., 8.10., 8.11., 8.12., 16)
Ada kalanya disebuah proyek terjadi penangguhan pekerjaan. Engineer dapat
menginstruksikan kontraktor untuk mengangguhkan pekerjaan yang ada. Selama
penangguhan pekerjaan tersebut kontraktor wajib melindungi, menyimpan dan
mengamankan material atau pekerjaan yang ada dari kerusakan yang mungkin terjadi.
Jika penangguhan pekerjaan disebabkan oleh kontraktor maka Sub.bab 8.9, 8.10,
dan 8.11 tidak berlaku. Apabila penangguhan pekerjaan yang dilakukan owner
menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan kontraktor, maka kontraktor berhak
mengajukan claim yang berupa:
Penambahan waktu kerja.
Ganti rugi terhadap biaya yang ditimbulkan akibat keterlambatan.
Ganti rugi akibat peralatan dan material yang idle dalam jangka waktu 28
hari lebih.
Jika penangguhan kerja yang diinstruksikan oleh pihak owner berlangsung
selama 84 hari atau lebih, maka kontraktor berhak mengajukan permohonan untuk
melanjutkan pekerjaan. Apabila dalam waktu 28 hari setelah pengajuan permohonan
pihak owner tidak memberikan izin untuk melanjutkan pekerjaan, maka owner dapat
dianggap melanggar klausul 13. Namun, apabila pengangguhan kerja mempengaruhi
pekerjaan kontraktor secara keseluruhan, maka kontraktor berhak mengajukan
pemutusan hubungan kerja (Sub.klausul 16.2).
3. Different Site Condition atau Unforeseeable Physical Conditions (FIDIC 4.12,
4.24)
Physical Conditions meliputi kondisi alam, objek buatan manusia, fosil, serta
hambatan yang menghambat pekerjaan kontraktor pada lokasi proyek termasuk kondisi
hidrologi dan lapisan bawah tanah.
Jika kontraktor mendapati adanya Physical Conditions, maka kontraktor harus
memberikan pemberitahuan pada pihak Engineer secepatnya sehingga Engineer dapat
melakukan inspeksi dan memutuskan apakah hal tersebut termasuk hambatan atau tidak.
Kontraktorr sendiri harus melanjutkan pekerjaannya dan mengerjakannya sesuai
instruksi pihak Engineer.
Jika instruksi tersebut merupakan Change Order maka klausul 13 dapat
digunakan dan jika kontraktor mengalami keterlambatan dan kerugian akibat hambatan
tersebut, maka kontraktor dapat mengajukan claim sesuai Sub.klausal 20.1 yang berupa:
Penambahan waktu kerja.
Ganti rugi terhadap biaya yang ditimbulkan akibat keterlambatan.
4. Change Order (FIDIC 13.1, 13.3)
Change Order dapat diusulkan kapanpun oleh Engineer kepada kontraktor baik
melalui instruksi maupun permohonan perubahan pekerjaan. Kontraktor harus
memberikan tangapan dalam bentuk tertulis dalam waktu yang singkat. Lingkup yang
dimaksud dengan Change Order adalah:
Perubahan volume pekerjaan baik yang meliputi di dalam Dokumen
Kontrak.
Perubahan terhadap kualitas (spesifikasi) suatu pekerjaan.
Perubahan terhadap dimensi maupun penempatan suatu pekerjaan.
Kelalaian terhadap suatu pekerjaan kecuali ada keputusan untuk dikerjakan
oleh pihak lain.
Pekerjaan tambahan lain-lain baik meliputi material dan jasa yang
diperlukan termasuk pengetesan suatu pekerjaan.
Perubahan terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor berhak untuk menolak dengan memberikan alasan ataupun menerima
Change Order tersebut dengan mengajukan hal berikut:
Deskripsi dari Perubahan Pekerjaan yang akan dikerjakan dan metode
kerjanya.
Proposal dari Contractor yang berhubungan dengan perubahan yang perlu
dilakukan dan jadwal pelaksanaannya.
Proposal dari Contractor yang berisi evaluasi terhadap Perubahan Pekerjaan.
Selama pengajuan tersebut kotraktor tidak boleh menunda pekerjaan yang ada dan
kontraktor tidak boleh melakukan perubahan atau modifikasi terhadap pekerjaan
existing, kecuali Engineer memberi instruksi atau menyetujui perubahan tersebut.
5. Claims (FIDIC 20.1)
Apabila kontraktor merasa berhak atas tambahan waktu dan biaya tambahan,
maka kontraktor harus memberi penjelasan pada Engineer yang berisi kondisi yang
menyebabkan claim tersebut dalam jangka waktu tidak lebih dari 28 hari. Seandainya
kontraktor tidak memberikan penjelasan pada Engineer dalam jangka waktu 28 hari,
maka kontraktor tidak berhak mendapatkan ganti rugi.
Kontraktor harus membuat catatan yang mungkin dibutuhkan seandainya ingin
mengajukan claim, yang nantinya akan digunakan Engineer untuk melakukan
monitoring terhadap pekerjaan yang ada berdasarkan catatan tersebut.
Apabila Engineer menyetujui claims tersebut, maka dalam jangka waktu 42 hari
kontraktor harus memberikan detail claims yang diinginkan.