Compeherence LONDON vs MALANG

13
“Artikel UNIVERSITY LONDON vs UNIVERSITAS NEGERI MALANG” LONDON TERNYATA TIDAK MAHAL LONDON: Sebelum saya berangkat untuk tinggal dan belajar di London, banyak orang mengingatkan saya akan mahalnya biaya hidup di London. Tak heran, banyak penerima bea siswa The British Chievening Award memilih berkuliah di luar kota London. Selain agar bea siswanya cukup, ada harapan dapat menabung untuk membawa ‘oleh-oleh’ poundsterling saat pulang. Sebetulnya saya tergoda juga untuk belajar dan tinggal di kota lain seperti Edinburg yang terkenal indah, atau Manchester, Glasgow, Birmingham, Sheffield, Leeds, dll, seperti banyak mahasiswa Indonesia lainnya. Tetapi ada satu hal yang membuat saya memutuskan London: saya ingin tinggal di kota yang menjadi pusat peradaban dunia dan merupakan ‘the capital of European mass media’. Soal mahal? Akan saya atasi dengan bekerja part-time kalau perlu. Setelah sebulan hidup di London, saya menemukan kenyataan bahwa London sama sekali tidak mahal. Tentu, ini kalau Anda tidak repot-repot meng-kurs-kan setiap pembayaran dengan poundsterling ke dalam rupiah. Itu sama sekali tidak fair. Yah, mula-mula saya juga begitu. Segala sesuatu diterjemahkan ke dalam rupiah. Hasilnya benar-benar membuat stress. Tetapi setelah hidup satu bulan, dan mungkin untuk waktu lebih panjang, baru terasa bahwa hidup di London jauh lebih murah daripada di Surabaya, dengan kerangka penghasilan dalam poundsterling. Bukankah setiap orang yang tinggal di London menerima gaji, honor, bea siswa, upah kerja, sumbangan, apapun, dalam poundsterling dan dalam standar hidup London? Saya menyadari murahnya London ketika saya pertamakali membeli buku untuk kuliah. Sebuah buku terbitan tahun 2000, baru (bukan bekas), saya beli seharga antara 16-17 poundsterling. Dalam rupiah mungkin nilainya sekitar Rp 240 ribu. Tetapi dalam ‘kerangka’ income saya yang 700 pound per bulan, itu hanya bernilai ‘satuan’ atau ‘belasan’. Di Indonesia, dengan income Rp 700 ribu sebulan (honor sebagai dosen perguruan tinggi, dan mungkin boleh dianggap sebagai pendapatan rata-rata pegawai negeri di Indonesia kelas menengah), tak ada buku bagus yang harganya satuan atau belasan ribu (misalnya Rp 16-17 ribu) karena rata-rata buku bagus harganya di atas Rp 25 ribu. Novel baru terbit di Inggris harganya sekitar 10 pound (paper back) atau 20 pound (hard cover). Dengan pendapatan standar poundsterling, itu jauh lebih murah daripada buku- novel yang sama di Indonesia, yang mencapai harga Rp 80 – Rp 120 ribu. (Bayangkan kalau gaji Rp 700 ribu, beli buku saja Rp 100 ribu!). Makanan Paling Murah Sebuah roti tawar ukuran besar yang cukup untuk sarapan setiap pagi selama 1 minggu (untuk satu orang) hanya 60-90 pence (pence atau penny = sen dalam perbandingan dengan rupiah). Nilai itu sangat kecil dibanding income saya yang 700 pound. Di Surabaya, dengan income Rp 700 ribu, saya tak akan menemukan roti tawar seukuran itu seharga Rp 600 – Rp 900. Roti langganan saya setiap pagi di kawasan Rungkut (Frans atau Tjwan Bo) rata-rata harganya di atas Rp 3000. Satu liter susu harganya kurang dari 1 pound, 1 liter jus jeruk juga 1 pound. Saya tidak dapat membayangkan membeli sekotak susu segar atau sebotol jus jeruk di Sinar Supermarket dengan harga Rp 1000. Saya dan anak saya, Bintang, terkesima ketika makan di MacDonald, dua cheese burgers harganya hanya 99 pence, demikian pula sepotong besar (ukuran paling besar) Pizza Hut, 99 pence. Di Surabaya, untuk satu saja cheese burger atau sepotong pizza kita harus mengeluarkan sedikitnya Rp 5 ribu. Tak mungkin kita menemukan harga cheese burger atau pizza Rp 990. Kalau Anda mengalikan 99 pence dengan Rp 14 ribu dan menganggap, ‘Wah, itu kan mahal juga, jatuhnya sekitar Rp 13 ribu’, maka supaya adil, saya akan minta Anda juga mengalikan income saya yang 700 pound (kali Rp 14 ribu). Dengan income sekitar Rp 11 juta sebulan, ‘njajan’ cheeseburger atau pizza setiap hari yang harganya ‘hanya’ sekitar Rp 13 ribu, masih terjangkau rasanya. Dengan Rp 700 ribu, sekali sebulan membawa anak-anak ke Pizza Hut atau MacDonald saja sudah merupakan ‘kemewahan’. Makanan memang komponen pengeluaran biaya hidup yang paling murah di London, dibanding pendapatan seseorang. Artinya, kebutuhan dasar ini pasti dapat dipenuhi oleh semua orang. Saya melihat gelandangan-gelandangan (ada juga lo gelandangan di London) keluar dari supermarket seperti Saindsburry atau Tesco (misalnya Sinar kalau di Surabaya) membawa satu tas kresek berisi susu, jus jeruk, roti, mentega, dan sejenisnya, lalu kembali ke gubuk 1

description

essay writing

Transcript of Compeherence LONDON vs MALANG

Artikel UNIVERSITY LONDON vs UNIVERSITAS NEGERI MALANG LONDON TERNYATA TIDAKMAHALLONDON: Sebelum saya berangkat untuk tinggal dan belajar di London, banyak orang mengingatkan saya akan mahalnya biaya hidup di London. Tak heran, banyak penerima bea siswa The British Chievening Award memilih berkuliah di luar kota London. Selain agar bea siswanya cukup, ada harapan dapat menabung untuk membawa oleh-oleh poundsterling saat pulang. Sebetulnya saya tergoda juga untuk belajar dan tinggal di kota lain seperti Edinburg yang terkenal indah, atau Manchester, Glasgow, Birmingham, Sheffield, Leeds, dll, seperti banyak mahasiswaIndonesialainnya. Tetapi ada satu hal yang membuat saya memutuskan London: saya ingin tinggal di kota yang menjadi pusat peradaban dunia dan merupakan the capital of European mass media. Soal mahal? Akan saya atasi dengan bekerja part-time kalau perlu.Setelah sebulan hidup di London, saya menemukan kenyataan bahwa London sama sekali tidak mahal. Tentu, ini kalau Anda tidak repot-repot meng-kurs-kan setiap pembayaran dengan poundsterling ke dalam rupiah. Itu sama sekali tidak fair. Yah, mula-mula saya juga begitu. Segala sesuatu diterjemahkan ke dalam rupiah. Hasilnya benar-benar membuat stress. Tetapi setelah hidup satu bulan, dan mungkin untuk waktu lebih panjang, baru terasa bahwa hidup di London jauh lebih murah daripada di Surabaya, dengan kerangka penghasilan dalam poundsterling. Bukankah setiap orang yang tinggal di London menerima gaji, honor, bea siswa, upah kerja, sumbangan, apapun, dalam poundsterling dan dalam standar hidup London?Saya menyadari murahnya London ketika saya pertamakali membeli buku untuk kuliah. Sebuah buku terbitan tahun 2000, baru (bukan bekas), saya beli seharga antara 16-17 poundsterling. Dalam rupiah mungkin nilainya sekitar Rp 240 ribu. Tetapi dalam kerangka income saya yang 700 pound per bulan, itu hanya bernilai satuan atau belasan. Di Indonesia, dengan income Rp 700 ribu sebulan (honor sebagai dosen perguruan tinggi, dan mungkin boleh dianggap sebagai pendapatan rata-rata pegawai negeri di Indonesia kelas menengah), tak ada buku bagus yang harganya satuan atau belasan ribu (misalnya Rp 16-17 ribu) karena rata-rata buku bagus harganya diatasRp 25 ribu. Novel baru terbit di Inggris harganya sekitar 10 pound (paper back) atau 20 pound (hard cover). Dengan pendapatan standar poundsterling, itu jauh lebih murah daripada buku- novel yang sama di Indonesia, yang mencapai harga Rp 80 Rp 120 ribu. (Bayangkan kalau gaji Rp 700 ribu, beli buku saja Rp 100 ribu!).Makanan Paling MurahSebuah roti tawar ukuran besar yang cukup untuk sarapan setiap pagi selama 1 minggu (untuk satu orang) hanya 60-90 pence (pence atau penny = sen dalam perbandingan dengan rupiah). Nilai itu sangat kecil dibanding income saya yang 700 pound. Di Surabaya, dengan income Rp 700 ribu, saya tak akan menemukan roti tawar seukuran itu seharga Rp 600 Rp 900. Roti langganan saya setiap pagi di kawasan Rungkut (Frans atau Tjwan Bo) rata-rata harganya di atas Rp 3000. Satu liter susu harganya kurang dari 1 pound, 1 liter jus jeruk juga 1 pound. Saya tidak dapat membayangkan membeli sekotak susu segar atau sebotol jus jeruk di Sinar Supermarket dengan harga Rp 1000.Saya dan anak saya, Bintang, terkesima ketika makan di MacDonald, dua cheese burgers harganya hanya 99 pence, demikian pula sepotong besar (ukuran paling besar) Pizza Hut, 99 pence. Di Surabaya, untuk satu saja cheese burger atau sepotong pizzakitaharus mengeluarkan sedikitnya Rp 5 ribu. Tak mungkin kita menemukan harga cheese burger atau pizza Rp 990. Kalau Anda mengalikan 99 pence dengan Rp 14 ribu dan menganggap, Wah, itu kan mahal juga, jatuhnya sekitar Rp 13 ribu, maka supaya adil, saya akan minta Anda juga mengalikan income saya yang 700 pound (kali Rp 14 ribu). Dengan income sekitar Rp 11jutasebulan, njajan cheeseburger atau pizza setiap hari yang harganya hanya sekitar Rp 13 ribu, masih terjangkau rasanya. Dengan Rp 700 ribu, sekali sebulan membawa anak-anak ke Pizza Hut atau MacDonald saja sudah merupakan kemewahan.Makanan memang komponen pengeluaran biaya hidup yang paling murah di London, dibanding pendapatan seseorang. Artinya, kebutuhan dasar ini pasti dapat dipenuhi oleh semua orang. Saya melihat gelandangan-gelandangan (ada juga lo gelandangan di London) keluar dari supermarket seperti Saindsburry atau Tesco (misalnya Sinar kalau di Surabaya) membawa satu tas kresek berisi susu, jus jeruk, roti, mentega, dan sejenisnya, lalu kembali ke gubuk mereka yang terbuat dari karton bekas di bawah tanah (di bawah jembatan atau di wilayah stasiun-stasiun bawah tanah). Dengan uang hasil pemberian orang yang kecil jumlahnya, mereka masih bisa membeli makanan dengan layak.London jelas lebih murah daripada Surabaya, karena perbandingan yang saya berikan adalah pendapatan bea siswa 700 pound. Padahal itu pendapatan yang tergolong minim di Inggris. Dan pasti lebih banyak orang berpendapatan dengan angka ribuan poundsterling sebulan di sini (sebagai contoh, lowongan pekerjaan sebagai petugas stasiun bawah tanah, polisi, atau asisten dosen, rata-rata menawarkan 17 20 ribu pound setahun pada saat awal). Sedangkan di Surabaya, pasti ada lebih banyak orang bergaji kurang dari Rp 700 ribu. Kalau saya saja menganggap barang-barang super market mahal, apalagi bagi mereka.Sebagai mahasiswa yang hidup dari uang bea siswa, saya harus berhemat. Buah-buahan dan sayur-sayuran sangat murah, demikian pula daging ayam, daging sapi, telur, dsb. Enam butir telur harganya sekitar 60 pence (kalau saya bandingkan dengan pendapatan di Surabaya, mustinya Rp 600, tetapi harga telur di Surabaya kg skitar Rp 2500). Namun memasak sendiri ada risikonya. Karena belum berpengalaman mula-mula saya membeli cukup banyak sayur dan buah untuk satu minggu. Namun ternyata hingga dua minggu belum habis, karena hanya dua orang yang makan, atau karena tidak sempat memasak dan memakannya. Akhirnya buah dan sayur menjadi layu (meskipun layu dan membusuknya tak secepat di Surabaya yang beriklim panas), dan menjadi mubazir. Akhirnya saya memutuskan, lebih baik beli makanan jadi/instan saja, seminggu sekali baru masak besar. Ternyata jatuhnya tidak mahal dan tidak pernah membuang makanan lagi.Harga makan siang lengkap di kampus rata-rata 2-3 pound, sama dengan Rp 2000-Rp 3000 dengan standar income Rp 700 ribu. Itu sudah berupa sepotong pizza ukuran besar (standar ukuran orang Barat), atau nasi dengan lauk (saus daging), atau spagheti, atau burger/ikan goreng dengan kentang goreng, plus minuman. Makan di restoran kelas menengah rata-rata 5-10 pound, sementara di Surabaya jarang ada restoran yang masih benilai Rp 5 Rp 10 ribu.Sekali lagi, bila hendak dikurs-kan ke rupiah, saya tak akan keberatan makan di restoran seharga 5-10 pound (Rp 70-140 ribu) kalau income saya 700 pound (sekitar 11 juta).Nilai PennyYang paling mengesankan, kalau belanja di London, tidak pernah ada susuk atau kembalian berupa permen. Jadi, meskipun harganya ganjil-ganjil, misalnya 99 pence, 79 pence, dst, kembaliannya pasti ada dan pas. Jadi, uang logam kecil berwarna kuning yang nilainya paling rendah dalam poundsterling itu benar-benar masih laku. Bahkan kalau kita membayar dengan uang penny itu selalu diterima, tak ada persoalan. Para pengemis di jalan juga menerima uang penny. Saya pernah melemparkan logam 20 pence dan dia terheran-heran, rupanya itu kebanyakan. Mungkin lemparan paling banyak adalah logam 5 pence atau 10 pence, dan tentu, 1 penny-an. Saya jadi teringat di Surabaya, jangankan logam Rp 25 yang merupakan satuan logam terkecil, kembalian Rp 100 saja diganti permen oleh hampir semua toko, besar maupun kecil. Saya juga pernah memberi pengemis dua logam Rp 25-an, dan itu dikembalikan (dibuang!) sambil mengomel, Duwek gak payu dikekno (Uang tidak laku diberikan).Bagaimana dengan transportasi? Mula-mula kami semua para calon mahasiswa- memang diingatkan akan mahalnya taksi di London. Dari bandara Heatrow, kalau ke pusat kota London, mungkin akan mengeluarkan biaya taksi 40-60pound. Tapi itu sama sekali tidak mahal dibanding 700 pound yang diterima para mahasiswa pada saat mendarat di Heatrow. Bandingkan kalau kita menerima Rp 700 ribu, masak keberatan sih membayar Rp 40-60 ribu untuk taksi?Namun memang ternyata banyak alternatif lain selain taksi. Ada Heatrow Express (KA khusus, dapat dibandingkan dengan Bus Damri di Bandara Soekarno Hatta) yang sampai ke stasiun tengah kota Paddington. Ongkosnya hanya 12,5 pound. Keretanya sangat nyaman, cepat (hanya 15 menit), tidak penuh, ada tempat untuk barang-barang (kopor-kopor), dll. Ini bukan yang termurah. Masih ada yang lebih murah lagi, yaitu Piccadilly line. Ini kereta umum biasa, yang datang dan pergi setiap 5 menit. Ongkosnya hanya 3,5 pound ke tengah kota. Karena kereta biasa, memang agak sesak dengan orang-orang yang bekerja. Tetapi jika bukan jam kerja, kereta ini kosong juga.Untuk menggunakan tube atau kereta bawah tanah (di Paris orang menyebutnya metro, di Jepang dan AS biasa disebut subway), ongkosnya rata-rata 2 pound pulang pergi (juga tergantung zone/wilayah). Bus hanya 70 pence 1 pound. Kalau Anda membeli kartu yang berlaku satu hari (one day travel card), harganya 4,99 pound. Anda dapat keluar masuk stasiun mana saja di seluruh London dan naik tube mana saja, sepuasnya selama satu hari penuh. Kalau dilihat 5 poundnya tampak mahal, tetapi dibanding perjalanan keliling London, nilai itu menjadi kecil. Apalagi, untuk Sabtu dan Minggu ada potongan (weekend travel card) menjadi hanya 3,60 pound, juga untuk yang bepergian dengan keluarga (family travel card, minimal 1 dewasa dan satu anak-anak), atau bagi para orang tua (elderly), pelajar/mahasiswa (student), dan anak-anak (young people/children). Pokoknya, ada saja sistem yang membuat kita mendapatkan biaya paling murah. Para petugas akan dengan senang hati menjelaskan bila Anda minta informasi. Bahkan ketika saya dan Bintang, anak saya, membeli tiket tube secara biasa, petugas mengingatkan sebaiknya beli family card yang lebih murah.Akomodasi Memang MahalYang tergolong mahal adalah akomodasi. Rata-rata mahasiswa di London mengeluarkan 50% dari incomenya untuk akomodasi. Asrama mahasiswa dianggap paling murah, tetapi ternyata tidak juga. Untuk pasangan misalnya (dengan istri atau anak atau suami) jatuhnya sebulan lebih dari 500 pound. Untuk single (bujangan) sekitar 300-350 pound. Memang dengan tinggal di asrama, tak ada ongkos transport ke kampus. Tetapi dengan income 700 pound, sisanya tinggal sedikit untuk makan dan keperluan lain selama sebulan. Lagipula, kalau mau pergi-pergi keluar wilayah kampus kan perlu transport juga?Saya termasuk beruntung karena saya indekos (sewa kamar) di rumah keluarga Srilangka, yang fasilitasnya termasuk kamar mandi dan dapur terpisah dari yang punya rumah. Untuk 347 pound sebulan, uang kos itu mencakup segalanya. Saya tak perlu pusing membayar rekening listrik, air, gas, pajak, lisensi televisi, dll. Beberapa teman yang patungan untuk menyewa rumah dan dihuni bersama-sama, harus membayar cukup mahal (antara 450-500 pound), dan mereka masih harus membayar pajak, semua rekening (kalau musim dingin pasti tagihan listrik untuk heater- naik), dan . lisensi televisi yang mencapai 100 pound! (Aduh, padahal tevenya beli bekas 40 pound). Mahal lisensinya daripada tevenya. Saya punya teve di kamar dan karena peraturannya setiap rumah cukup membayar satu lisensi, berapapun televisi yang ada di rumah itu, maka saya terbebas dari kewajiban membayar lisensi. Lisensi ini pengganti pajak atau iuran televisi yang ditarik setiap bulan.Charity ShopPakaian terhitung barang murah. Tentu ada toko-toko kelas atas seperti Harrods (milik pengusaha Arab Al-Fayeds), atau butik-butik seperti Wallis. Juga toko yang terkenal di seluruh dunia seperti Mark & Spencer dan GAP yang harganya cukup reasonable dan terjangkau. BHS (British Home Shopping) dan Primark lebih murah daripada Matahari Dept. Store. Lebih dari itu, ada sistem Charity Shop, yaitu toko pakaian bekas.

Jangan mengira pakaian bekas yang yang sudah benar-benar bekas. Barang-barang di Charity Shop yang tersebar di seluruh London ini pada umumnya milik orang kaya yang ganti baju setiap ganti musim. Pakaian, sepatu, jaket, mantel, sweater, dalam kondisi 75% baik. Karena oleh para orang kaya itu baju-baju itu hanya disumbangkan (bukan dirombeng seperti kita di Surabaya), maka pengelola Charity Shop dapat menjualnya semurah-murahnya.Di toko ini saya menemukan sepatu boot (untuk persiapan musim dingin) dengan harga antara 2-5 pound, terbuat dari kulit, kualitasnya bagus, dan kondisinya bagus. Coat (mantel) Mark Spencer atau GAP saya dapati dengan harga 4-5 pound. Ada jaket wool untuk musim dingin dari bahan yang bagus dan buatan Italy, Perancis, atau Inggris, hanya 8 pound. Bagi saya, segala macam mantel dan jaket ini sangat berharga selama di sini dan tidak akan saya bawa pulang ke Indonesia, jadi apa salahnya membeli di Charity Shop? Kalau saya pulang nanti, itu dapat saya tinggalkan untuk para calon mahasiswa yang memerlukan.Oh ya, di Charity Shop juga tersedia barang-barang pecah belah, piring, gelas, cangkir, mangkuk, yang sangat baik kualitasnya, dengan harga sangat murah. Novel haganya antara 50 pence 1 pound, lumayan untuk teman dalam perjalanan. Buku anak-anak, pengetahuan maupun fiksi, bekas milik anak-anak orang kaya, dan berbagai macam mainan, juga tersedia dengan harga yang nyaris tak ada nilainya (berkisar di bawah 1 pound).Sebetulnya sejak pulang dari AS tahun 1995, saya sudah terkesan dengan sistem Charity Shop yang saya jumpai di sana, dan ingin menerapkan hal yang sama di Indonesia. Saya punya banyak pakaian yang lumayan baik kualitasnya dan dalam kondisi yang baik, yang sudah tidak terpakai. Entah karena ukurannya sudah tidak memadai, atau sudah bosan, atau karena sekarang saya mengenakan busana muslim (tertutup). Kawan-kawan saya juga punya baju-baju lumayan yang tak dipakai lagi. Nah, kalau itu dikumpulkan di sebuah ruang (misalnya garasi rumah yang dirombak seperti butik), dipajang dengan manis setelah dicuci bersih dan harum, dijual murah, mungkin bisnis ini (yang lebih cenderung sosial sebetulnya) bisa berjalan. Setelah menutupi biaya pengelolaan, hasilnya dapat disumbangkan ke mereka yang memerlukan. Mungkin nanti, sepulang dari Inggris, saya akan memikirkan hal ini lebih jauh. Selain itu, mereka yang memerlukan pakaian bagus tapi tidak mampu beli yang baru di plaza-plaza, tentu dapat memanfaatkan toko semacam ini.Meskipun saya menceriterakan bahwa London ternyata tidak mahal, saya agak iri dengan kawan-kawan yang sekolah di luar London. Jumlah bea siswa yang diberikan kepada mereka sekitar 600 pound, dan akomodasi mereka sangat murah. Misalnya yang berkuliah di Universitas Essex hanya membayar kamar asrama (single) sekitar 160 pound sebulan (itu hanya dari income). Setelah saya pelajari semua buku panduan, saya menemukan bahwa jumlah allowance yang diberikan kepada mahasiswa di London kurang dari standar biaya hidup minimal (800 pound standar hidup : 700 pound allowance), sementara untuk di luar London lebih dari standar hidup minimal (500 pound standar hidup : 600 allowance ).Saya pikir-pikir, mungkin ini karena pemerintah Inggris menghendaki para mahasiswa asing tidak kuliah dan tidak ngumpul di London. Diharapkan para mahasiswa menyebar ke perguruan tinggi lain di luar London. Bukankah bea siswa itu kembali pada perguruan tinggi tempat kita belajar sebagai subsidi? (Harap diketahui, biaya kuliah mahasiswa asing dengan mahasiswa Inggris sangat jauh berbeda, untuk kami lebih mahal, sampai 2-3 kalinya). Jadi, tujuan bea siswa dan pembagian allowance yang agak aneh ini menurut pikiran saya karena pemerintah Inggris ingin mengisi perguruan-perguruan tinggi yang terancam kosong di seluruh wilayah Inggris kalau tidak diisi para mahasiswa asing.Bagi para calon penerima bea siswa keluar negeri, memilih perguruan tinggi di ibu kota maupun di kota kecil, tentu ada plus minusnya. Yang penting, perguruan tinggi yang dituju sesuai dengan kebutuhan/keinginan kita. Saya beruntung berkuliah di University of Westminster, karena para dosennya di sini adalah para pemikir ilmukomunikasibertaraf internasional dan menerbitkan banyak buku. Selain itu, saya punya akses ke Freedom Forum, The Guardian,WorldPress Centre, dll.

Studying Abroad in LondonSome students worry thatstudying abroad in Londonwon't be a "cultural enough experience" because the Brits speak English and the city, at first glance, is similar to New York City. While these things may feel familiar, it's important for students to know there are actually many cultural differences between Londoners and Americans. For starters, British English is slightly different than American English. An apartment is called a flat, organisation is spelled with an "s" instead of a "z" and the first Harry Potter book is titledHarry Potter and the Philosopher's Stone.Okay so maybe those are just subtle differences. Here are a few cultural aspects of London that will make your study abroad experience unique:Londonis known for its great Indian and Thai food. In fact, a lot of Londoners prefer Indian dinners over fish n' chips! Brick Lane is like a "Little India" filled with vendors and restaurants - definitely worth checking out if you want to add some new flavors to your palate.The British take their tea very seriously. For the full cultural experience, attend high tea at a restaurant during the afternoon. Places like Harrods put on all the airs with scones and tea sandwiches and a classic pianist. Nothing else will feel so "English!"Speakers Corner is a historical cultural phenomenon that takes place in Hyde Park every Sunday morning, rain or shine. Londoners (and tourists) are free to come express their beliefs to the surrounding public. On any given morning, five or ten passionate speakers will be up on stools shouting over each other about religion, politics and philosophy while the audience debates and shouts right back. This is freedom of speech at a whole new level in a whole new culture.The architecture in London rivals that of the rest of Europe with its gothic cathedrals like Westminster Abbey. For a particularly inspiring visit, consider going to achurch service or an open organ recital. The resonance in Westminster Abbey is magical as you enjoy the space with the likes of Jane Austen, Sir Winston Churchill and Charles Darwin who were laid in eternal rest beneath your feet.Perhaps more important than the food and the unique destinations are the people you will meet while studying abroad in London. It truly is one of the world's most international cities. You can study there and make friends from as close as Paris or as far as Malaysia. It is a great experience to see how similar people from around the globe truly are and how much everyone loves the city. Don't just take it from me, here's what students from around the world had to say about studying abroad in London: "London was great! Everything had history to it. The city was safe. There was so much to do. And there were lots of different cultures. It kind of felt like a gateway to the world. Believe it or not, I had never had Indian food until going there!" - Kyle, United States "I got homesick the first week. I think it's normal in the beginning because you come into a different country with a different language, far away from home, family and friends. But I got used to London and I made friends. After a couple of weeks, I became a Londoner and almost forgot that I was a Parisian." - Sophie, France "I had a great time learning from international students, playing football with them, cooking together and so on. Studying abroad in London couldn't be any better. I studied finance and London is known as a Finance City, so it was very interesting." - Sherif, The GambiaLondon really is the perfect place for students from around the world to come and study together. The tube is clean and easy to navigate, the museums are free and the educational system is prestigious in its own right. Plus, there are so many fun things to do you might not even be able to see everything in one semester which is arguably the best part about London. You will never get bored! So what are you waiting for?! London is calling!

Alyssa SoebandonoHello, United KingdomUnited Kingdom? Yes.Huaa! Jujur masih ga percaya aja sekarang benar-benar bisa kuliah di U.K, negara yang dari dulu memang Icha impikan untuk datangi dan sekarang kesampaian untuk bisa belajar di sini selama 6 bulan; terhitung sejak 10 Januari 2011. Mungkin banyak yang bingung juga kenapa sekarang Icha kuliah di UK, bukannya di Melbourne, Australia. Dan sekarang akan saya jelaskan..Seperti yang saya bilang, selama 6 bulan ke depan saya tidak akan melanjutkan kuliah saya diMonash university, Melbourne tetapi melainkan diSussex University, Brighton. Beberapa bulan yang lalu sayaapplyuntuk mengikuti Exchange Program yang diadakan oleh Monash dan kebetulan juga menjadi salah saturequirementsdiCourseyang saya ambil sekarang. Beberapa bulan nunggu, sempathopelessbegitu dengar kalau yang keterima tidak semua anak. Dan saya sempat berpikir kalau saya bukanlah salah satu dari mahasiswa-mahasiswa yang terpilih untuk menjadiAmbassadornya Monash di UK. Ternyata.. Dugaan itu salah besar. Suatu hari saya menerima e-mail yang menyatakan kalau saya keterima di SUssex University!! Senang? Banget... Dari 5 orang yang keterima cuma 3. Benar-benar ga nyangka sama sekali ternyata Academic Record saya mampu untuk membuat saya menuntut ilmu di negara yang saya impikan selama ini.. Tapi itu bukan berarti saya keluar dari Monash University. Ini adalahExchange Programatau juga Pertukaran Pelajar. Dan ini semua masih dalam program S1 saya.DiSussex University,saya masuknya keInternational Relationsyang dimana Politik adalah pelajaran utamanya. Tapi saya juga belajar Sosiologi. Jadi, buat mungkin masyarakat yang masih bingung atau bertanya-tanya, sudah saya jelaskan ya :)Seminggu telah saya lewati kehidupan baru saya di UK. Semangat banget. Saya sampai diLondon Heathrow Airportitu 6 Januari 2011 jam 18.55pm (Waktu London).Tempat saya itu kurang lebih memakan waktu 2 jam perjalanan. Baru sampe, langsung sibuk nyari transportasi lagi untuk ke Brighton, sendiri pula. Akhirnya memutuskan untuk naikcoach (bus). Dan tiba di Brighton jam 00.30am.. Kesan pertama saat sampai? Dingin! :)Besoknya langsung deh ke kampus. Bawa map kampus yang di kirim lewate-mail, bawa semua berkas-berkas yang dibutuhin. Wah psati bakalan jadi hari yang seru banget. Dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore di kampus. Dan cuma perkenalan biasa, ketemu teman-teman baru, tentuin jadwal kuliah. Dan akhirnya hari pertama pun selesai.. Besoknya, jalan-jalan ke city samaExchange Studentslainnya.. Dan ngobrol-ngobrol, akhirnya dapat juga teman-temanbaru :)Di fotosebelah kanan: Chris, Elan, Alyssa, Maryam, Vivian

Dan.. Seminggu pun berlalu.. Hari Jumat yang lalu, saya ke London dan menghabiskan weekend di sana. Serunya seperti apa? Silahkan simak cerita dan lihat foto-foto di bawah ini :) Tapi saya ga akan cerita panjang lebar karena semuanya akan terlalu panjang jadinyaa..Toko pertama yang dikunjungi adalahLondon Beatles Store.Sebagai Beatlesmania, kurang pas rasanya kalau ga ke toko itu. Dan benar, begitu masuk rasanya ingin beli semua bbarang-barangnyaa...! Akhirnya cukup banyak juga ngeborong barang dari store ini. Tapi tetep masih gemes karena semua dibilang bagus.. Jadi bingung milihnya :s:s

Tujuan kedua adalahMadame Tussaudsdimana itu adalah tempat replika artis2 Hollywood, orang-orang pentingnya UK, dan banyak lagi. Tapi berhubung ga mungkin masukin semua foto nya, jadinya beberapa aja yah :)

Ga kesampean ketemu sama orangnya yang asli, yang ini juga gapapa kok.

Pinjem sunglasses nya yah! :D

Kapan yah bisa beneran ada di samping Prince Harry danPrince William? Dulu setiap di tanya, "Icha pacarnya siapa?" saya selalu jawab, "Pangeran William" :D Tapi berhubung per 29 April 2011 nanti Prince William akan Menikah, jadinya Prince Harry aja gapapa kok... :p

Setelah beberapa jam berada di dalam Madame Tussauds, akhirnya selesai juga. Dan tujuan selanjutnya adalah KBRI yang berada di London. Tetap Indonesia di hati :)

Besoknya, saya jalan-jalan diHarrods,pertokoan besar yang isinya macam-macam. Malamnya, saya jalan melihat pemandangan London di malam hari dan saya pun berhenti untuk mengabadikan gambar "The Tower of London" dan juga "Big Ben" Time.Big Ben Time..Dan tempat terakhir yang saya datangi adalahWestminster Abbey.Tempat yang dimana menjadi saksi atas pernikahannya Prince William dan Kate Middleton. Seneng banget bisa ngeliat gereja nya. Dan semoga bisa melihat dan menyaksikan pernikahan mereka secara langsung. Amin..Dan ga kerasa, ternyata sudah seminggu saya di UK. Senang sekali rasanya. Sayangnya, saya belum sempat foto-foto sekitar kampus. Tapi nanti, akan ada cerita saya mengenai Sussex University. Oh ya, bagi yang mungkin belum tahu, perbedaan waktu antara U.K dan Indonesia 7 jam, dimana U.K 7 jam lebih lambat di bandingkan Indonesia..

Kuliah di LondonLondon, ibukotaInggris, menjadi kota tujuan yang diminati banyak mahasiswa internasional. Dengan universitas dan institusi yang berkelas dan beragam, keragaman budaya yang menarik dan banyaknya atraksi hiburan, mungkin kamu ingin mempertimbangkan kotainiuntuk pilihan universitas kamu.UniversitasPada saat ini London adalah rumah bagi lebih dari 45 jumlah universitas dan institusi. Diantaranya,London School of Economics,Imperial College LondondanUniversity College Londonmeraihperingkat 10 universitas terbaik di Inggris tahun 2013. LSE berada di peringkat 3 setelah Oxford dan Cambridge, Imperial College di peringkat 4 dan UCL ke-7.Sistem PengajaranUniversitas di Inggris membutuhkan waktu 3 tahun, sedangkan khusus universitas Skotlandia membutuhkan 4 tahun dengan lulusanHonours. Sistem pengajaran yang biasa diterapkan di universitas Inggris adalahlecturedengan dosen berpengalaman, diikuti dengan kelas seminar yang membahas topik yang dipelajari. Pada umumnya, universitas Inggris memakai sistem penilaian yang berbeda darinegaralainnya. Nilai berdasarkan 100% dibagi menjadi berberapa tingkat, dimulai dariFirst degree(nilai tertinggi),Upper second class,danThird degree.Nilai dari semua mata pelajaran selama kuliah tiga tahun akan digabungkan menjadi nilai akhir yang akan menentukan kelulusan dengan jenisdegreeyang diraih.BiayaWalaupun biaya kuliah setiap universitas berbeda-beda, biasanyabiaya kuliah di Londonadalah sekitar 10,000-14,000. Banyak universitas yang menawarkanbeasiswakepada mahasiswa internasional.VisaUntuk belajar di London, kamu harus memiliki visa Inggris tipe Tier 4 Student Visa. Baca info selanjutnya tentang proses aplikasi visa pelajar.

TransportasiLondon memiliki sistem transportasi yang sangat baikdengan kartustudent oystermahasiswa dapat menggunakan fasilitas kereta bawah tanah atautube, bus dan kereta. Sistem transportasi yang mencakup semua daerah di London dengan cepat merupakan salah satu keunggulan kota ini.Baca info selanjutnya tentang transportasi London.AtraksiLondon merupakan kota yang penuh dengan atraksi dan hiburan menyenangkan. Bagi yang berjiwa turis, tempat-tempat seperti Big Ben, Tower Bridge, Westminster Abbey, London Eye, Trafalgar Square dan Piccadilly Circus selalu ramai. Ada juga pasar seperti Portobello Market yang menjual barangvintage, Camden Town yang menjual barang-barang unik dan Borough Market, pasar makanan yang menawarkan hidangan spesial. Belanja di London juga sangat menyenangkan, dengan pusat-pusatshoppingyang berkelas seperti Oxford Street dan Westfields.Ragam BudayaSebagai kota dengan populasi lebih dari 8 juta jiwa, London menampung orang dari berbagai macam latar belakang. Keragaman budaya yang terdapat di kota ini sangatlah menabjubkan, dan belajar di kota multikultural seperti London mampu menambah wawasan kamu tentang budaya-budaya seluruh dunia.Komunitas IndonesiaLondon memiliki komunitas Indonesia yang sangat kuat, khususnya bagi mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana.Perhimpunan Pelajar Indonesia Londonadalah organisasi yang sering mengadakan acara-acara untuk bersilahturahmi dan saling berkenalan antara mahasiswa Indonesia di London.MakananWalaupun makanan khas Inggris kurang terkenal, hidangan dari negara lain seperti China, Thailand, Korea, Mexico dan Italia sangat mudah untuk ditemukan di London. Pusat makanan seperti China Town dan Tottenham Court Road untuk makanan Korea menawarkan menu makanan lezat. Ada juga beberapa restoran Indonesia bagi mahasiswa yangkangenmakanan pedas khas Indonesia.TravelingBagi kamu yang hobi berwisata, London hanya berjarak 2 jam dari kota-kota seperti Paris dan Brussels! Kereta dari Kings Cross St. Pancras Station mampu membawamu ke negara-negara tetangga dengan hitungan jam. Akses ke kota-kota Inggris lainnya seperti Manchester dan Edinburgh juga sangat mudah.Cerita MahasiswaBerikut adalah opini mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di London.Belajar di London adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Selalu ada hal baru untuk dikunjungi, dan saya tidak pernah bosan disini, Astri Arifin,Goldsmiths University of London.Saya memilih untuk kuliah di London karena sebagai salah satu ibukota mode di dunia, kota ini penuh dengan inspirasiseni. London memiliki suasana yang sibuk namun kreatif, Nitya Kishore,London College of Fashion.London adalah kota yang ideal untuk belajar. Selain menawarkan kualitas pendidikan yang sangat baik, saya bertemu dengan teman-teman dari seluruh dunia dan belajar banyak tentang budaya negara lain, Perdana Putra,University of GloucestershireLondon Campus

5 Alasan Kenapa Harus Ber-Kuliah di Malang?Kuliah di Malangmungkin menjadi cita-cita tersendiri untuk beberapa pelajar diJawa Timurdan sekitarnya, banyak sekali keunikan dan kenyamanan yang bisa di dapatkanmahasiswa baruapabila ber-kuliah diMalang. Dari semua lini kehidupan dan masyarakat yang ada di Malang sendiri, cukup responsif dan menyambut baik kedatangan mahasiswa-mahasiswa baruyang akan Ber-kuliah di Malang. Memang tidak salah, jikalau Malang mempunyai visi dan misi menjadi Kota Pendidikan Internasional menyaingi beberapa kota pendidikan yang sudahadasebelumnya. Semua infrastruktur penunjangmahasiswa baruuntuk melakukan proses belajar sudah memadai dan dirasakan sudah memberikan kesan nyaman dan tenang.Ber-kuliah di Malangtak ubahnya kita ber-kuliah di KotaBandung, ditinjau dari segi kenyamanan dan kesejukan yang menyelimuti kota Malang tidak salah kalau banyak orang menyebut Malang sebagai Bandung nya Jawa Timur. Di sekeliling Malang akan terhampar pesona pegunungan nan sejuk dan nyaman, dipastikanmahasiswa baruyang akan melakukan proses belajar akan merasakan kejernihan otak dan mudah menangkapisipelajaran yang sedang di pelajari. Sebenarnya masih banyak lagi alasan-alasan yang menyebabkan Malang nyaman untuk dijadikan tempat bekuliah untukmahasiswa baru. Nah, pada kesempatan ini portal kuliahngalam.com akan sedikit memberikan reviews singkat mengenai beberapa alasan tersebut. Tidak perlu berlama-lama lagi, Penulis akan membahas 7 alasan kenapa harus Ber-kuliah di Malang. Berikut ulasannnya :

1) Iklim yang sejukAlasan pertama yang mengharuskan Anda-Andamahasiswa baruuntuk Ber-kuliah di Malang adalah ketersediaan iklim yang dapat memberikan kejernihan otak dalam berpikir. Iklim yang sejuk akan memberikan ketenangan tersendiri untuk Anda sebagaimahasiswa barudalam proses belajar di kampus ataupun di kampus. Penulis yakin hampir tidak mungkin jikalau iklim panas dan gerah akan mendukung proses belajar, pasti iklim sejuk dan dingin yang akan akan dipilih oleh sebagian mahasiswa. Karena memang iklim yang sejuk bisa memberikan hawa yang cocok untuk proses belajar mengajar. Anda sebagai mahasiswa juga merasakan kenyamanan, di lain sisi dosen yang mengajar Andapun juga merasakan kenyamanan yang samapula. Jadi proses timbal balik ini bisa tercapai satu sama lain.2) Biaya hidup yang murahAlasan kedua yang bisa Anda pertimbangkan untuk ber-kuliah di Malangadalah faktor biaya hidup yang murah. Malang sebagai kota pendidikan masih memberikan kemudahan dan kemurahan biaya hidup untuk mahasiswa nya. Jauh berbeda sekali dengan kota-kota pendidikan atau kota-kota biasa yang memberikan biaya hidup mahal untukmahasiswa baru. Ber-kuliah di Malang tidak sama dengan Ber-kuliah di kota-kotametropolisyang ada di Jawa, biaya hidup masih realtif murah dan terjangkau untukmahasiswa baruyang mempunyai taraf kehidupan menengah ke atas ataupun menengah ke bawah. Jadi bisa disimpulkan bahwa biaya hidup kuliah di Malang masih terjangkau. Tinggal Anda-Anda sebagaimahasiswa baruuntuk mencari celah dan peluang mendapatkan biaya hidup yang murah, Anda bisa meyesuaikan posisi Anda sedang berada di mana dan harus melakukan apa. Dijamin Anda bisa mendapatkan keterjangkauan yang diharapkan.3) Kondisi Malang yang kondusif dan amanAlasan ketiga selanjutnya adalah keadaan keamanan Malang yang kondusif dari berbagai tindak kejahatan yang marak terjadi. Sebenarnya parameter tingkat keamanan dan ke-kondusifan suatu kota ataupun daerah terlihat dari sedikitnya terjadi tindak kejahatan yang ada di daerah tersebut. Sebenarnya untuk Malang sendiri masih relatif aman untuk beberapa daerah, tidak mungkin tentunya sebuah kota ataupun daerah besar tidak terjadi tindak kejahatan. Bisa disimpulkan sangat naif sekali nantinya. Akan tetapi untuk kondisi Kota Malang dan sekitarnya sendiri memang masih tergolong kondusif dan aman untukmahasiswa baru. Sekarang tinggal di kembalikan lagi kepada mahasiswanya sendiri, apakah masih berhati-hati atau tidak berhati-hati sama sekali. Karena celah dan peluang tindak kejahatan di Kota-kota besar seperti Malang terjadi dari ulah sekelompok orang yang bisa membaca kesempatan dan peluang yang ada di depan mata, kalau saja celah dan peluang tersebut tertutup tidak akan bisa tentunya para oknum ini bekerja dengan mudah. Apalagi ditunjang dengan kesiagapan satuan kepolisian yang berjaga-jaga disekitar tempat-tempat umum dan perkuliahan, so tinggal bagaimana kita berhati-hati dan menjaga saja.4) Masyarakat Malang yang responsif dan ramahAlasan keempat yang terlihat di Malang adalah keramahan masyarakat Malang dalam menyambutmahasiswa baruyang akan datang ke Malang. Keramahan ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi warga Malang untuk mahasiswa yang ber-kuliah di Malang dan menetap di Malang. Warga Malang mendapatkan efek keuntungan darimahasiswa baruyang ada ini, sebaliknyamahasiswa barupun juga mendapatkan hal yang sama dari timbal balik warga Malang yang ada. Usaha warung makanan dan rumah kost atau kontrakan menjadi peluang usaha menjanjikan untuk para warga Malang. Tentu analogi berpikir warga Malang sudah terbuka dengan kehadiranmahasiswa baruini. Jika saja warga Malang tidak bisa menyambut para mahasiswa yang Ber-kuliah di Malangini dengan ramah maka berkuranglah peluang usaha dan keuntungan mereka darimahasiswa baruini. Bisa disimpulkan kedua unsur ini saling membangun satu sama lainnya.5) Faktor makan dan rumah berlindungBer-kuliah di Malangtidak hanya memberikan pesona panorama dan kesejukan saja, fasilitas dan infrastruktur guna mem-backup kebutuhanmahasiswa barujuga dipenuhi dan diwadahi secara bagus dan terkelola. Rumah kost dan kontrakan disediakan berbagai macam dan dengan harga yang realtif murah, tergantung posisi dan ruang gerak dari rumah kost tersebut. Intinya keberadaan rumah kost dan rumah kontrakan di Malang tergolong banyak dan terjangkau untuk calonmahasiswa baru. Di lain sisi juga mem-backup masalah urusan perut, banyak sekali ditemui warung-warung atau resto yang harganya murah meriah dan terjangkau untuk kalangan menengah. Jadi Anda sebagai calonmahasiswa barutidak perlu susah dan bingung untuk mencari makanan yang sesuai dengan kantong kebutuhan.6) Perguruan tinggi top dan bagusAlasan terakhir yang bisa Anda pertimbangkan untuk mau Ber-kuliah di Malangadalah tersedianya Universitas top dan bagus di Malang. Baik itu perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Mulai dari yang berbentuk Universitas atau Institut atau malah yang berbentuk Sekolah Tinggi, semuanya tersedia di kota pendidikan Malang. Tinggal Anda-Anda sebagai calonmahasiswa barumencari referensi mengenai perguruang tinggi yang cocok dengan minat dan bakat Anda saja. Yang jelas Malang sudah menyediakan berbagai pilihan perguruan tinggi yang top dan bagus, tinggal sekarang bagaimana Anda mencari dan memilihnya.

Mengapa Kuliah di Malang?Kota Malang, kota yang dikelilingi oleh beberapa gunung, antara lain Gunung Arjuno di sebelah Utara, Gunung Semeru di sebelah Timur, Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat, Gunung Kelud di sebelah Selatan.

Alasan kuliah di kota Malang :Pertama, Kota Malang memiliki sejumlah perguruan tinggi ternama. Mungkin bisa dikatakan ini adalah alasan utama mengapa Malang bisa dikategorikan sebagai kota pelajar. 4 Perguruan Tinggi Negeri antara lainUniversitas Brawijaya(UB), Politeknik Negeri Malang (Polinema), UM dan UIN tetap menjadi terpopuler di kota ini.Untuk universitas swasta, ada UMM, Universitas Kanjuruhan, Universitas Gajayana, Unmer, Universitas Machung. Ada Institut Teknologi Negeri (ITN), Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Politeknik Kesehatan Malang (POLTEKES), STIKI, STIE Malang, dsb. total ada 43 Perguruan Tinggi Swasta di kota ini.Satu hal yang menarik ialah ternyata Malang juga menjadi pusat pendidikan yang bernuansa religius, dimana banyak sekali terdapat pondok pesantren, sekolah theologi, maupunseminari. Misalnya: Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti (STT Sati), Sekolah Tinggi Teologi Salem, Seminari AlkitabAsiaTenggara (SAAT), dsb.Kedua,Letak geografis membuat kawasan kota Malang memiliki udara sejuk dan hawa yang segar. Iklim seperti ini sangat cocok bagi para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di kota ini. Kalau di Jakarta atau Surabaya terasa sangat panas di siang hari, sebaliknya di Malang justru terasa sejuk. Udara yang sejuk dan segar ini merupakan kondisi yang sangat baik untuk menunjang proses belajar. Bisa jadi bahwa udara yang sejuk ini menjadi keunggulan Malang sebagai kota Pelajar yang tidak dimiliki oleh kota pelajar lainnya di Indonesia.

Ketiga,sarana transportasi yang memadai. Kesulitan pergi ke kampus karena tak punya motor ataumobil? Tidak perlu kuatir, karena di sini tersedia angokot dengan harga terjangkau. Kampus atau sekolah yang ada biasanya terletak di lokasi yang cukup strategis sehingga ada rute angkot yang melewati daerah tersebut.Keempat,biaya hidup yang relatif terjangkau. Di Malang kita tidak perlu susah payah mencari tempat tinggal. Puluhan kos-kosan dan rumah kontrakan sudah disediakan di sekitar kompleks sekolah atau kampus bagi pelajar yang berasal dari luar kota.Kelima,terdapat banyak tempat pariwisata alam. Malang dikenal sebagai daerah tujuan wisata utamaJawa Timur. Hal ini tidak mengherankan karena memang ada berbagai tempat wisata menarik di Malang. Ada Gunung Kawi, yang terkenal sebagai tempat wisata spiritual; gunung Bromo, tempat yang diincar wisatawan untuk menyaksikanmatahari terbitatau melihat upacara adat khas suku Tengger, ada Taman Ria Sengkaling, Air terjun Coban Rondo, WenditWater Park, Candi Singosari, Rawa Indah, Tambak Asri, Sendangbiru, Museum Brawijaya, Taman Wisata Tlogomas, dan lain sebagainya. Bagi yang suka outdoor activity, bisa merasakan explore Bromo Tengger Semeru yang pasti tidak pernah anda lupakan seumur hidup. Atau anda bisa mengikuti Extreme Sport seperti Paralayang dan Arung Jeram.Keenam,Banyak juga tersedia berbagai pusat perbelanjaan dan makanan seperti Mall MalangTown Square(MATOS), Mall Olympic Garden (MOG), Plaza Dieng, dan sebagainya. Dengan demikian, tidaklah sulit untuk mencari tempat rekreasi di Malang. Pada saat akhir pekan atau hari libur, maka berbagai tempat wisata ini akan menjadi sangat ramai oleh pengunjung baik yang berasal dari Malang maupun dari luar Malang. Jadi, ketika stes atau sumpek karena tugas kuliah dan lain sebagainya, mungkin ada baiknya jika para pelajar ini menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata ini untuk refreshing sejenak sebelum kembali mengerjakan banyak hal.Alasan alasan itu sudah cukup untuk memutuskan mengapa anda mesti memilih Kota Malang sebagai tempat Kuliah. Sebagai kota pelajar, tidaklah mengherankan jika setiap tahun banyak mahasiswa yang berasal dari luar Malang datang dan menetap di Malang, terutama dari wilayah Indonesia Barat atau Timur seperti Sumatra, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Besar harapan bahwa dari kota pelajar inilah akan lahir generasi muda yang akan menjadi pemimpin yang berintegritas dan berdedikasi tinggi bagi bangsa ini. Dengan demikian, sebagai kota pelajar bukan sekedar kuantitas perguruan tinggi yang diperhatikan, tetapi juga kualitas pendidikan yang diselenggarakan.*Dari berbagai sumber.Baca Juga :Indahnya Kota Malang+ AremaniaSalam Satu Jiwa.

Mengapa memilih Kota Malang untuk Kuliah? Pertama,KotaMalangmemiliki sejumlah perguruan tinggi ternama. Mungkin bisa dikatakan ini adalah alasan utama mengapa Malang bisa dikategorikan sebagai kota pelajar. 3 Perguruan Tinggi Negeri antara lain Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Malang dan Universitas Negeri Malang tetap menjadi terpopuler di kota ini. Selain itu untuk universitas negeri masih ada Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Untuk universitas swasta beberapa alternatif yang ditawarkan adalah Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka (Unmer) dan yang terbaru dan berkualitas adalah Universitas Machung. Ada Institut Teknologi Negeri (ITN) yang menjadi salah satu universitas unggulan kopertis 7 Indonesia, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Politeknik Kesehatan Malang (POLTEKES), Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI), dgn total 43 Perguruan Tinggi Swasta di kota ini.Satu hal yang menarik ialah ternyata Malang juga menjadi pusat pendidikan yang bernuansa religius, dimana banyak sekali terdapat pondok pesantren, sekolah teologi, maupunseminari. Misalnya: Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti (STT Sati), Sekolah Tinggi Teologi Salem, Seminari AlkitabAsiaTenggara (SAAT), dan lain sebagainya.Kedua,Letak geografis membuat kawasan kota Malang memiliki udara sejuk dan hawa yang segar. Iklim seperti ini sangat cocok bagi para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di kota ini. Kalau di Jakarta atauSurabayaterasa sangat panas di siang hari, sebaliknya di Malang justru terasa sejuk. Udara yang sejuk dan segar ini merupakan kondisi yang sangat baik untuk menunjang proses belajar. Bisa jadi bahwa udara yang sejuk ini menjadi keunggulan Malang sebagai kota Pelajar yang tidak dimiliki oleh kota pelajar lainnya diIndonesia.Ketiga,sarana transportasi yang memadai. Kesulitan pergi ke kampus karena tak punya motor ataumobil? Tidak perlu kuatir, karena di sini tersedia angokot dengan harga murah yang akan mengantar anda ke seluruh penjuru Kota Malang. Hanya dengan Rp 2.500 saja kita pergi ke kampus tanpa harus takut telat. Kampus atau sekolah yang ada biasanya terletak di lokasi yang cukup strategis sehingga ada rute angkot yang melewati daerah tersebut.Keempat,biaya hidup yang relatif terjangkau. Di Malang kita tidak perlu susah payah mencari tempat tinggal. Puluhankos-kosan dan rumah kontrakan sudah disediakan di sekitar kompleks sekolah atau kampus bagi pelajar yang berasal dari luar kota. Daerah sekitar kampus menjadi area yang subur bagi kos-kosan maupun rumah kontrakan. Sebagai contoh: biaya kos-kosan ada yang seharga Rp. 150.000/bulan. Selain murah, rumahnyapun bagus. Padahal kos-kosan yang seperti ini biasanya di Surabaya saja seharga Rp. 400.000/bulan. Pendek kata, biaya hidup di Malang bisa dijangkau oleh para mahasiswa yangstudidi kota ini. Selain itu biaya makan sehari-hari pun sudah disesuaikan dengan kantong mahasiswa/pelajar. Anda bisa membeli makan dengan harga berkisar Rp 3.000 - Rp 5.000.Kelima,terdapat banyak tempat pariwisata alam. Malang dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama Jawa Timur. Hal ini tidak mengherankan karena memang ada berbagai tempat wisata menarik di Malang. Ada Gunung Kawi, yang terkenal sebagai tempat wisata spiritual; gunung Bromo, tempat yang diincar wisatawan untuk menyaksikan matahari terbit atau melihat upacara adat khas suku Tengger, ada Taman Ria Sengkaling, Air terjun Coban Rondo, Wendit Water Park, Candi Singosari, Rawa Indah, Tambak Asri, Sendangbiru, Museum Brawijaya, Taman Wisata Tlogomas, dan lain sebagainya. Bagi yang suka outdoor activity, bisa merasakan explore Bromo Tengger Semeru yang pasti tidak pernah anda lupakan seumur hidup. Atau anda bisa mengikuti Extreme Sport seperti Paralayang dan Arung Jeram.Keenam,Banyak juga tersedia berbagai pusat perbelanjaan dan makananseperti Mall Malang Town Square (MATOS), Mall Olympic Garden (MOG), Plaza Dieng, dan sebagainya. Dengan demikian, tidaklah sulit untuk mencari tempat rekreasi di Malang. Pada saat akhir pekan atau hari libur, maka berbagai tempat wisata ini akan menjadi sangat ramai oleh pengunjung baik yang berasal dari Malang maupun dari luar Malang. Jadi, ketika stes atau sumpek karena tugas kuliah dan lain sebagainya, mungkin ada baiknya jika para pelajar ini menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata ini untuk refreshing sejenak sebelum kembali mengerjakan banyak hal.Alasan alasan itu sudah cukup untuk memutuskan mengapa anda mesti memilih Kota Malang sebagai tempat Kuliah.Sebagai kota pelajar, tidaklah mengherankan jika setiap tahun banyak mahasiswa yang berasal dari luar Malang datang dan menetap di Malang, terutama dari wilayah Indonesia Barat atau Timur seperti Sumatra, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Besar harapan bahwa dari kota pelajar inilah akan lahir generasi muda yang akan menjadi pemimpin yang berintegritas dan berdedikasi tinggi bagi bangsa ini. Dengan demikian, sebagai kota pelajar bukan sekedar kuantitas perguruan tinggi yang diperhatikan, tetapi juga kualitas pendidikan yang diselenggarakan.

10