CMHN

download CMHN

of 20

description

keperawatan jiwa

Transcript of CMHN

MAKALAH

Konsep Community Mental Healting Nursing (CMHN)

Untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Program Akademik Reguler 2012/2013

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Resvia Arwinda

I1B110014

Raudatul Jannah

I1B110027

Havita Nirmala S

I1B110032

M. Syaqib Arsalan

I1B110038

Anes Fikri Haekal

I1B110020

Suriansyah

I1B110006

M. Reza Pahlevi

I1B110204

Tomy Agus Iskandar

I1B110209

Bambang Setia Budi

I1B110215

Yoga Triono

I1B109208PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU2012BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangGambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia Sehat 2010 (Depkes 1999).Untuk dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan, maka penyelenggaraan upaya kesehatan perlu memperhatikan kebijakan umum, diantaranya adalah peningkatan upaya kesehatan melalui pencegahan dan pengurangan angka kesakitan (morbiditas), angka kematian (mortalitas) dan kecacatan dalam masyarakat terutama pada bayi, anak balita dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas melalui upaya peningkatan (promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan dan rehabilitasi.Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju,modern dan industri.Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif,kangker,gangguan jiwa dan kecelakaan (Mardjono dalam Hawari 2001).Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien.Pelayanan kesehatan dalam keperawatan mulai diarahkan bukan hanya pada setting rumah sakit dan pelayanan kesehatan di masyarakat (Puskesmas) yang lebih berorientasi pada upaya promotif dan preventif. Pada setting komunitas, perawat Community Mental Health Nursing (CMHN) juga bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan jiwa komunitas pada kelompok keluarga yang sehat jiwa, keluarga yang berisiko mengalami gangguan jiwa serta keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (Keliat, Panjaitan & Riasmini, 2010).Kegiatan program Community Mental Health Nursing (CMHN) merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari proses rekruitmen perawat Community Mental Health Nursing(CMHN) yang akan mengikuti pelatihan, pertemuan persiapan yang melibatkan beberapa sector yang terkait seperti Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah setempat dalam rangka memperoleh dukungan pelaksanan Community Mental Health Nursing(CMHN), kegiatan Pelatihan Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat Basic Course of Community Mental Health Nursing (BC-CMHN) berupa pemberian pengetahuan dan keterampilan bagi perawat, sehingga memiliki kompetensi melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa, selanjutnya implementasinya di masyarakat dan kegiatan supervisi.WHO memandang pelaksanaan Program Community Mental Health Nursing(CMHN) tersebut sangat positif karena dapat memenuhi sasaran dalam upaya penanganan masalah pasien gangguan jiwa di masyarakat.Berdasarkan dari uraian diatas, maka kami mencantumkan judul sebagai mana yaitu Community Mental Health Nursing (CMHN)yang berarti Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.B. TujuanTujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu:a. Menjelaskan pengertian CMHN

b. Menjelaskan model konsep CMHN

c. Menjelaskan tujuan dan prinsip program CMHNd. Menjelaskan sasaran kegiatan CMHN

e. Menjelaskan intervensi primer, sekunder dan tersier dari CMHN

f. Menjelaskan evaluasi dari CMHN

C. Rumusan MasalahRumusan masalah yang dibuat dari makalah ini adalah:a. Apa yang dimaksud dengan CMHN ?

b. Apa saja model konsep dari CMHN ?

c. Apa tujuan dan prinsip program CMHN ?

d. Apa sasaran kegiatan CMHN ?

e. Bagaimana intervensi primer, sekunder dan tersier dari CMHN ?

f. Bagaimana evaluasi dari CMHN ?

BAB IIPEMBAHASAN1. PengertianKeperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah area khusus dalam praktek keperawatan dengan menggunakan ilmu prilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik, sesuai dengan kiat keperawatan yang berfokus pada upaya pencapaian dan tujuan terapeutik dalam meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan paripurna, berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentang terhadap stres dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.Keperawatan kesehatan jiwa komunitas merupakan salah satu strategi berupa program peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada petugaskesehatan melalui pelatihan dalam rangka upaya membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat dampak tsunami, gempa maupunbencana lainnya. Pelatihan yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu Basic, Intermediate dan Advance Nursing Training.

2. Model Konsep ModelView of behavioral deviationTherapeutic processRoles of a patient & therapist

Psychoanalytical (freud,Erickson)Ego tidak mampu mengontrol ansietas, konflik tidak selesaiAsosiasi bebas & analisa mimpi

transferen untuk memperbaiki

traumatic masa laluKlien: mengungkapkan semua pikiran&mimpi

Terapist: menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien

Interpersonal (Sullivan,peplau)Ansietas timbul & dialami secara interpersonal, basic fear is fear of rejectionBuild feeling securityTrusting relationship & interpersonal satisfactionPatient: share anxieties

Therapist : use empathy & relationship

Social (caplan,szasz)Social & environmental factors create stress, which cause anxiety &symptomEnvironment manipulation & social supportPasien: menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat

Terapist: menggali system sosial klien

Existensial (Ellis, Rogers)Individu gagal menemukan dan menerima diri sendiriExperience in relationship, conducted in groupEncouraged to accept self & control behaviorKlien: berperan serta dalam pengalaman yang berarti untuk mempelajari diri Terapist: memperluas kesadaran diri klien

Supportive Therapy(Wermon,Rockland)Faktor biopsikososial & respon maladaptive saat iniMenguatkan respon koping adaptifKlien: terlibat dalam identifikasi coping

Terapist: hubungan yang hangta dan empatik

Medical (Meyer,Kreaplin)Combination from physiological, genetic, environmental & socialPemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik & teknik interpersonalKlien: menjalani prosedur diagnostic & terapi jangka panjang

Terapist : Therapy, Repport effects,Diagnose illness, Therapeutic Approach

a) Psycoanalytical (Freud, Erickson). Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral). Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa. Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien. Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya (pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).b) Interpersonal (Sullivan, peplau). Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Proses terapi menurut konsep ini adalah Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati. Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship (perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.c) Social (Caplan, Szasz). Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang (social and environmental factors create stress, which cause anxiety and symptom). Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment manipulation and social support (pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial). Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya: menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.d) Existensial (Ellis, Rogers). Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya. Prinsip dalam proses terapinya adalah: mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).. Prinsip keperawatannya adalah: klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.e) Supportive Therapy (Wermon, Rockland). Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adala: factor biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti: mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti: susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya. Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.f) Medica (Meyer, Kraeplin). Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.3. Tujuan dan Prinsip Program

a) Tujuan CMHNTujuan umum: meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi masyarakat sehingga tercapai kesehatan jiwa masyarakat secara optimal.Tujuan khusus :

1) Menjelaskan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas.

2) Menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa

3) Menjelaskan peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa dalam memberikan pelayanan keperawatan

4) Bekerjasama dengan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya

5) Menerapkan konsep pengorganisasian masyarakat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa

6) Memberikan asuhan keperawatan pada anak dan remaja dengan gangguan jiwa: depresi dan perilaku kekerasan

7) Memberikan asuhan keperawatan pada usia dewasa yang gangguan jiwa dengan masalah: harga diri rendah, perilaku kekerasan, resiko bunuh diri, isolasi diri, halusinasi, waham dan defisit perawatan diri

8) Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan jiwa: depresi dan demensi

9) Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa komunitas.

b) Prinsip Program CMHNKeperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan paripurna, berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentang terhadap stres (risiko gangguan jiwa) dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan(gangguan jiwa). Pelayanan keperawatan komprehensif adalah pelayanan yang difokuskan pada pencegahann primer pada anggota masyarakat yang sehat jiwa, pencegahan sekunder pada anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial (risiko gangguan jiwa) dan pencegahan tersier pada pasien gangguan jiwa dengan proses pemulihan.Dari rentang respon tersebut sehat jiwa dicirikan dengan pikiran yang logis, persepsi akurat, emosi konsisten, perilaku selaras dengan lingkungan dan memiliki hubungan sosial yang memuaskan. Individu yang mengalami masalah psikososial adalah yang mengalami pikiran menyimpang (distres), gangguan persepsi ilusi, emosional menghadapi berbagai stimulus perilaku kadang-kadang tidak selaras dengan lingkungan dan menarik diri. Apabila seseorang sudah mengalami waham, halusinasi, tidak mampu mengendalikan emosi, tingkah lakunya kacau (disorganisasi), isolasi sosial, maka sudah dikategorikan mengalami gangguan jiwa.Pelayanan keperawatan holistik adalah pelayanan menyeluruh pada semua aspek kehidupan manusia yaitu aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.

1. Aspek (bio-fisik) dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik seperti kehilangan organ tubuh yang dialami anggota masyarakat akibat bencana yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap kondisi fisiknya. Demikian pula dengan penyakit fisik lain baik yang akut, kronis maupun terminal yang memberi dampak pada kesehatan jiwa.2. Aspek psikologis dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis yang dialami masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat yang merlukan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan situasi tefsebut.3. Aspek sosial dikaitkan dengan kehilangan suami/istri/anak, keluarga dekat, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, dan harta benda yang memerlukan pelayanan dari berbagai sektor terkait agar mereka mampu mempertahankan kehidupan sosial yang memuaskan.

4. Aspek kultural dikaitkan dengan budaya tolong menolong dan kekeluargaan yang dapat digunakan sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ditemukan.

5. Aspek spiritual dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat yang dapat diberdayakan sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik dan masalah kesehatan yang terjadi.Pelayanan keperawatan paripurna adalah pelayanan pada semua jenjang pelayanan yaitu dari pelayanan kesehatan jiwa spesialis, pelayanan kesehatan jiwa integratif dan pelayanan kesehatan jiwa yang bersumber daya masyarakat. Pemberdayaan seluruh potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat diupayakan agar terwujud masyarakat yang mandiri dalam memelihara kesehatannya. Pelayanan keperawatan diberikan secara terus menerus (continuity of care) dari kondisi sehat sampai sakit dan sebaliknya, baik di rumah maupun di rumah sakit, di mana saja orang berada, dari dalam kandungan sampai lanjut usia.

4. Sasaran KegiatanKegiatan perencanaan yang akan digunakan dipelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan tahunan dan bulanan. Perencanaan di pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh perawat supervisor, perawat CMHN di puskesmas dan kader kesehatan jiwa.

Rencana jangka pendek yang diterapkan pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas terdiri dari rencana bulanan dan tahunan (Keliat et.al, 2006).

Rencana bulanan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat CMHN dan kader dalam waktu satu bulan. Rencana bulanan perawat meliputi dua aspek, yaitu:a) Kegiatan manajerialContoh kegiatan: supervisi kader, rapat/pertemuan

b) Kegiatan asuhan keperawatanRencana tahunan perawat CMHN

Setiap akhir tahun perawat melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahun berikutnya.Rencana kegiatan tahunan mencakup :

a) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas berupa kegiatan yang dilaksanakan dan hasil evaluasi (wilayah kerja puskesmas dan Desa Siaga Sehat Jiwa).

b) Penyegaran terkait dengan materi pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan untuk memantapkan hal-hal yang masih rendah.

c) Pengembangan SDM (perawat CMHN dan kader kesehatan jiwa) dalam bentukrekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal dan informal

5. IntervensiFokus:

Tujuan:

Target:

Aktivitas:

Pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa.

Mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa.

Anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur yaitu: anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

Program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan, program sosialisasi, manejemen stres, persiapan menjadi orang tua.

a) Primer Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua antara lain:

Pendidikan menjadi orang tua Pendidikan tentang perkembangan anak sesuai dengan usia Memantau dan menstimulasi perkembangan Mensosialisasikan anak dengan lingkungan

2) Pendidikan kesehatan mengatasi stres:

Stres pekerjaan Stres perkawinan Stres sekolah Stres pascabencana

3) Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu, individu yang kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah/tempat tinggal, yang semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

Memberikan informasi tentang cara mengatasi kehilangan. Menggelakkan dukungan masyarakat seperti menjadi orang tua asuh bagi anak yatim piatu. Melatih keterampilan sesuai dengan keahlian masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan. Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk memperoleh tempat tinggal.4) Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping positif untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan:

Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress. Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa menyakiti orang lain. Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada diri seseorang.5) Prograrn pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan. Oleh karena itu perlu dilakukan program:

Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanda-tanda bunuh diri.

Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri. Melatih keterampilan koping yang adaptif.b) SekunderFokus:

Tujuan:

Target:Deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa.

Menurunkan kejadian gangguan jiwa.Anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda masalah dan gangguan jiwa.

Aktivitas:

1) Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lainnya, penemuan langsung.

2) Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkahsebagai berikut: Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus pada semua pasien yang berobat ke puskesmas dengan keluhan fisik.

Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian keperawatan kesehatan jiwa. Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di tempat-tempat umum). Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai dengan standar pendelegasian program pengobatan (bekerjasama dengan dokter) dan memonitor efek samping pembelian obat, gejala, dan kepatuhan pasien minurn obat. Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada gangglran fisik yang memerlukan pengobatan). Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar melaporkan segera kepada perawat jika diternukan adanya tanda-tanda yang tidak biasa, dan menginformasikan jadwal tindak lanjut. Menangani kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien di tempat yang aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan koping, dan melakukan rujukan jika mengancam keselamatan jiwa. Menempatkan pasien di tempat yang aman sebelum dirujuk dengan menciptakan lingkungan yang tenang, dan stimulus yang minimal. Melakukan telapi rnodalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk membantu pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok, terapi keluarga, dan terapi lingkungan. Mernfasilitasi self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga, atau kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelornpok yang membahas masalah-masalah yang terkair dengan kesehatan jiwa dan cara penyelesaiannya. Menyediakan Hotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalan 24 pukul melalui telepon berupa pelayanan konseling. Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.c) TersierFokus:

Tujuan:

Target:Peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.

Mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa.Anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan.

Aktivitas:1) Program dukungan sosial dengan mengerakkan sumber-sumber di masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayanan terdekat yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap penerimaan pasien gangguan jiwa.

Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien yang mengalami kekambuhan.

2) Program Rehabilitasi untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri berfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dengan cara:

Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat.

Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat.

Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan oleh pasien, keluarga dan masyarakat agar pasien dapat

produktif kembali. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan

untuk dirinya.3) Program sosialisasi

Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.

Mengembangkan keterampilan hidup (aktivitas hidup sehari-hari (ADL), mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi.

Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.

Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan bersama, pengajian, majelis taklim, kegiatan adat).4) Program mencegah stigma. stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap gangguan jiwa. oleh diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu:

Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, serta tentang sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.6. EvaluasiEvaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan pasien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan menyeselaikan diharapkan adalah:

1) Pada tingkat individu diharapkan pasien mampu;

Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemarnpuannya.

Membina hubungan dengan orang lain dilingkungan secara bertahap.

Melakukan cara-cara menyelesaikan masalah yang dialami.

2) Pada tingkat keluarga diharapkan keluarga mampu:

Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri.

Mengenai tanda dan gejala dini terjadinya gangguan iiwa.

Melakukan perawatan pada anggota keluarga mengalami gangguan jiwa atau kekambuhan.

Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera. Menggunakan sumber-sumber yang .tersedia di masyarakat seperri tetangga, teman dekat dan pelayanan kesehatan terdekat

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKeperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah area khusus dalam praktek keperawatan dengan menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik, sesuai dengan kiat keperawatan yang berfokus pada upaya pencapaian dan tujuan terapeutik dalam meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas merupakan salah satu strategi berupa program peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada petugas kesehatan melalui pelatihan dalam rangka upaya membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat dampak tsunami, gempa maupun bencana lainnya. Pelatihan yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu Basic, Intermediate dan Advance Nursing Training.Tujuan umum CMHN adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi masyarakat sehingga tercapai kesehatan jiwa masyarakat secara optimal. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan komprehensif yaitu pelayanan yang difokuskan pada pencegahann primer pada anggota masyarakat yang sehat jiwa, pencegahan sekunder pada anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial (risiko gangguan jiwa) dan pencegahan tersier pada pasien gangguan jiwa dengan proses pemulihan.Kegiatan perencanaan yang akan digunakan dipelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan tahunan dan bulanan.B. SaranDengan banyaknya jumlah kasus gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat, hendaknya semua kalangan masyarakat lebih peka dalam mengetahui adanya tanda dan gejala yang mengarah pada gangguan jiwa. dan juga perlu optimalisasi potensi fisik dan mental untuk menangani masalah secara tepat & mencegah agar tidak menimbulkan masalah yang lebih berat.

Setelah diterapkannya CMHN ini diharapkan masyarakat ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang telah dirawat oleh perawat CMHN, serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat

DAFTAR PUSTAKA1. Departemen Kesehatan RI. Paradigma sehat. Jakarta: Dep. Kes.RI,19992. Hamid. Bunga Rampai. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC, 20093. Keliat dan Akemat. Keperawatan jiwa terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC, 20054. Keliat BA, Akemat, Helena N, Nurhaeni H. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic Course). Jakarta: EGC, 20115. Keliat BA, Helena N, Farida P. Manajemen keperawatan Psikososial & Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC, 20116. Rasmun. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Jakarta: CV. Sagung Seto, 20017. Stuart GW, and Laraia MT. Principles and Practice of psychiatric nursing. (7th edition). St Louis: Mosby, 20058. UI, Fikep dan WHO. Modul Basic Course Comunity Mental Health Nursing. Jakarta : Universitas Indonesia.9. Videbeck SL. Psychiatric Mental Health Nursing(3rd edition). Philadhelpia: Lippincott Williams and Wilkins, 200810. Wong DL, et. al. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC, 2009Page | 0Konsep Community Mental Healting Nursing | 18