CMHN gabungan 2012

24
Community Mental Health Nursing ( CMHN ) Fasilitator: Hanik Endang Nihayati, S.Kep., Ns, MKep. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

description

CMHN gabungan 2012

Transcript of CMHN gabungan 2012

Page 1: CMHN gabungan 2012

Community Mental Health Nursing

( CMHN )

Fasilitator:

Hanik Endang Nihayati, S.Kep., Ns, MKep.

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

2012

Page 2: CMHN gabungan 2012

KONSEP DASAR COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING

Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu masyarakat menyelesaikan masalah akibat dampak tsunami dan gempa yang terjadi.TOR ini akan menjelaskan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang dapat digunakan sebagai dasar dan strategi tindakan yang akan diberikan kepada masyarakat.

A. Tujuan 1. Menjelaskan tentang konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas2. Menguraikan pelayanan keperawatan komprehensif melalui tiga tingkat pencegahan 3. Menguraikan proses keperawatan kesehatan jiwa dalam pelayanan keperawatan

kesehatan jiwa komunitas.

B. Pengertian Sehat-sakit dalam keperawatan jiwa

Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang

1. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikaan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya, merasa nyaman bersama dengan orang lain.

Ciri-ciri sehat jiwaa. Bersikap positif terhadap diri sendiri,b. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri, c. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya, d. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang diambile. Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai perasaan serta sikap

orang lain, f. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Page 3: CMHN gabungan 2012

2. Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial.

Ciri-ciri Masalah Psikososiala. Cemas, khawatir berlebihan, takutb. Mudah tersinggungc. Sulit konsentrasid. Bersifat ragu-ragu/merasa rendah dirie. Merasa kecewaf. Pemarah dan agresifg. Reaksi fisik seperti : jantung berdebar, otot tegang, h. sakit kepala

3. Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.

Ciri-ciri Gangguan Jiwaa. Marah tanpa sebabb. Mengurung diric. Tidak mengenali orangd. Bicara kacaue. Bicara sendirif. Tidak mampu merawat diri

Kesehatan jiwa berada pada rentang sehat-sakit yang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 4: CMHN gabungan 2012

Rentang sehat – sakit jiwa

Respons Adaptif Respons Maladaftif

Sehat Jiwa Masalah Psikososial Gangguan Jiwa

Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Waham

Persepsi akurat Ilusi Halusinasi Emosi konsisten Reaksi emosional Ketidakmampuan- mengendalikan emosi Perilaku sesuai Perilaku kadang tidak sesuai Ketidakteraturan Hubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial memuaskan

C. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas1. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan yang

komprehensif, holistik dan paripurna berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stress dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.

2. Pelayanan keperawatan yang komprehensif adalah pelayanan yang difokuskan pada pencegahan primer pada anggota masyarakat yang sehat jiwa, pencegahan sekunder pada anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa dan pencegahan tersier pada pasien gangguan jiwa dengan proses pemulihan.

3. Pelayanan keperawatan yang holistik adalah pelayanan yang difokuskan pada aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual

a. Aspek fisik dikaitkan dengan kehilangan organ tubuh yang dialami anggota masyarakat akibat bencana yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap kondisi fisiknya

b. Aspek psikologis dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis yang dialami masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat dimana memerlukan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan situasi tersebut

c. Aspek sosial dikaitkan dengan kehilangan suami/isteri/anak, keluarga dekat, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, harta benda serta adanya konflik yang berkepanjangan pada masyarakat di NAD yang memerlukan pelayanan dari berbagai sektor terkait agar mereka mampu mempertahankan kehidupan sosial yang memuaskan

d. Aspek budaya dikaitkan dengan budaya tolong menolong dan kekeluargaan yang dapat digunakan sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ditemukan.

Page 5: CMHN gabungan 2012

e. Aspek spiritual dikaitkan dengan nilai-nilai agama yang kuat di masyarakat NAD yang dapat diberdayakan sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik dan masalah kesehatan yang terjadi

4. Pelayanan keperawatan paripurna adalah pelayanan yang lengkap jenjang pelayanannya yaitu dari pelayanan kesehatan jiwa spesialistik, pelayanan kesehatan jiwa integratif dan pelayanan kesehatan jiwa yang bersumber daya masyarakat. Selain itu, memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang mandiri dalam memelihara kesehatannya.Pelayanan keperawatan paripurna akan diuraikan lebih mendalam dalam modul pengorganisasian masyarakat.

5. Pelayanan keperawatan diberikan secara terus menerus (continuity of care) dari kondisi sehat sampai sakit dan sebaliknya, baik di rumah maupun di rumah sakit, (di mana saja orang berada), dari dalam kandungan sampai lanjut usia.

6. Tujuan pelayanan adalah meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam memelihara kesehatan jiwa

7. Perawat dapat mengaplikasikan konsep kesehatan jiwa komunitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga anggota masyarakat sehat jiwa dan yang mengalami gangguan jiwa dapat dipertahankan di lingkungan masyarakat serta tidak perlu dirujuk segera ke rumah sakit.

D. Pelayanan Keperawatan KomprehensifPelayanan keperawatan komprehensif dapat diberikan pada masyarakat paska bencana dengan kondisi masyarakat yang sangat beragam dalam rentang sehat-sakit yang memerlukan pelayanan keperawatan pada tingkat pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup 3 tingkat pencegahan yaitu :

1. Pencegahan primerFokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa

Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa

Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan sesuai dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.

Aktivitas pada pencegahan primer adalah:

a. Program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan, program sosialisasi, manajemen stress, persiapan menjadi orang tuaBeberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Pendidikan kesehatan pada orang tua:

a) Pendidikan menjadi orang tua b) Perkembangan anak sesuai dengan usia c) Memantau dan menstimulasi perkembangan d) Mensosialisasikan anak dengan lingkungan.

Page 6: CMHN gabungan 2012

2) Cara mengatasi stress:

a) Stress pekerjaan b) Stress perkawinan c) Stress sekolah d) Stress paska bencana.

b. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu, kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah/tempat tinggal, yang semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana.Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Memberikan informasi cara mengatasi kehilangan

2) Menggerakkan dukungan masyarakat seperti menjadi orang tua asuh bagi anak yatim piatu,

3) Melatih keterampilan sesuai keahlian masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan

4) Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk memperoleh tempat tinggal.

c. Program pencegahan penyalahgunaan obat Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk

mengatasi masalah.

Kegiatan yang dapat dilakukan:

1). Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi

sterss

2). Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan

tanpa menyakiti orang lain

3). Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang

ada pada diri seseorang

d. Program pencegahan bunuh diriBunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan. Oleh karena itu perlu dilakukan program:

1) Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang tanda-tanda bunuh diri

2) Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri

3) Melatih keterampilan koping yang adaptif.

Page 7: CMHN gabungan 2012

2. Pencegahan sekunderFokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera

Tujuan pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguan jiwa.

Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan gangguan jiwa.

Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah:

a. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, penemuan langsung

b. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:1). Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus

(format terlampir pada modul pencatatan dan pelaporan)

2). Jika ditemukan tanda-tanda berkaitan dengan kecemasan, depresi

maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian

keperawatan kesehatan jiwa.

3). Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan ` jiwa (di tempat-tempat umum)

4). Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang

ditemukan sesuai dengan standar pendelegasian program pengobatan (bekerjasama dengan dokter) serta memonitor efek samping pemberian obat, gejala dan kepatuhan pasien minum obat

5). Bekerjasama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain

yang dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang

dialami (jika ada gangguan fisik yang memerlukan pengobatan)

6). Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga

agar melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan adanya tanda-tanda yang tidak biasa, dan menginformasikan jadwal tindak lanjut

7). Penanganan kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien di

tempat yang aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan

koping dan melakukan rujukan jika mengancam keselamatan jiwa

8). Menempatkan pasien di tempat yang aman sebelum di rujuk

dengan menciptakan lingkungan yang tenang, dan stimulus yang

Page 8: CMHN gabungan 2012

minimal

9). Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk membantu pemulihan pasien seperti terapi aktifitas

kelompok, terapi keluarga, terapi lingkungan

10). Memfasilitasi self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga

atau kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok

yang membahas masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan

jiwa dan cara penyelesaiannya

11). Hotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalam 24 jam

melalui telepon berupa pelayanan konseling

12). Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus

3. Pencegahan TersierFokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa

Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan jiwa

Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan

Aktivitas pada pencegahan tersier adalah :

a. Program dukungan sosial dengan mengerakkan sumber-sumber di masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), pelayanan terdekat yang terjangkau masyarakatBeberapa kegitan yang dilakukan adalah:

1). Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat

terhadap penerimaan pasien gangguan jiwa

2). Pentingnya pemanfataan pelayanan kesehatan dalam penanganan

pasienyang mengalami kekambuhan

b. Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri. Fokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan cara :1). Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan

dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat

Page 9: CMHN gabungan 2012

2). Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan

keluarga dan masyarakat

2). Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu

dikembangkan oleh pasien, keluarga dan masyarakat

4). Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil

keputusan untuk dirinya

c. Program sosialisasi

1). Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi

2). Mengembangkan keterampilan hidup : ADL, mengelola rumah

tangga,mengembangkan hobi

3). Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke

tempat rekreasi

4). Kegiatan sosial dan keagaman, contoh : arisan bersama, pengajian,

majelis taklim, kegiatan adat

c. Program mencegah stigmaStigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap gangguan jwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa.

Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu :

1). Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang

kesehatan jiwa & gangguan jiwa, serta sikap dan tindakan

menghargai pasien gangguan jiwa

2). Pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang

berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan

gangguan jiwa

Page 10: CMHN gabungan 2012

E. Proses keperawatan kesehatan jiwa

Dalam rangka mengaplikasikan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas, digunakan pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Tahapan proses keperawatan kesehatan jiwa sebagai berikut :

1. Pengkajian Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan

keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda yang menonjol yang mendukung adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan mencakup : keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial dan pengkajian status mental (format dilampirkan pada modul pencatatan dan pelaporan). Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien serta melalui pemeriksaan.

2. Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian, baik masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa) maupun yang berisiko mengalami gangguan jiwa. Jika perawat menemukan anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, maka perawat harus berhati-hati dalam penyampaiannya kepada pasien dan keluarga agar tidak menyebutkan gangguan jiwa karena hal tersebut merupakan stigma dalam masyarakat.

Adapun diagnosa keperawatan yang diidentifikasi penting untuk paska bencana adalah :

a. Masalah kesehatan jiwa pada anak / remaja :

1). Depresi

2). Perilaku kekerasan

b. Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasa : 1). Harga diri rendah

2). Perilaku kekerasan

3). Risiko bunuh diri

4). Isolasi sosial

5). Gangguan persepsi sensori : halusinasi

6). Gangguan proses piker : waham

7). Defisit perawatan diri

c. Masalah kesehatan jiwa pada Lansia : 1). Demensia

2). Depresi

Page 11: CMHN gabungan 2012

3. Perencanaan keperawatan

Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu penggunaan berbagai tehnik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan dengan pasien; pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan jiwa dan gangguan jiwa; perawatan mandiri (aktivitas kehidupan sehari-hari) meliputi kebersihan diri (mandi, kebersihan rambut, gigi, perineum), makan dan minum, buang air besar dan buang air kecil; terapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan dan terapi keluarga ; tindakan kolaborasi (pemberian obat-obatan dan monitor efek samping). Dalam menyusun rencana tindakan harus dipertimbangkan bahwa untuk mengatasi satu diagnosa keperawatan diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai kemampuan yang diharapkan baik untuk pasien maupun keluarga. Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

a. Pada tingkat individu difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam ADL dan keterampilan koping adaptif dalam mengatasi masalah

b. Pada tingkat keluarga difokuskan pada pemberdayaan keluarga dalam merawat pasien dan mensosialisasikan pasien dengan lingkungan

c. Pada tingkat kelompok difokuskan pada kegiatan kelompok dalam rangka sosialisasi agar pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan

d. Pada tingkat komunitas difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, menggerakkan sumber-sumber yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga

3. Tindakan keperawataniTindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saat ini. Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan keterampilan koping dalam menyelesaikan masalah. Perawat bekerja dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan.

4. Evaluasi asuhan keperawatan Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan pasien dan keluarga dalam memenuhi

kebutuhan dan menyelesaikan masalah. Kemampuan yang diharapkan adalah :

a. Pada tingkat individu diharapkan pasien mampu : 1). Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya

2). Membina hubungan dengan orang lain dilingkungannya secara

bertahap

3). Melakukan cara-cara meyelesaikan masalah yang dialami

b. Pada tingkat keluarga diharapkan keluarga mampu :1). Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien

mandiri

2). Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa

Page 12: CMHN gabungan 2012

3). Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa atau kekambuhan

4). Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi

segera

5) Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti tetangga, teman dekat, pelayanan kesehatan terdekat.

2.2 PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

Dalam mengaplikasikan konsep keperawatan jiwa komunitas, digunakan pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Tahapan proses keperawatan kesehatan jiwa adalah sebagai berikut :

Pengkajian

Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang mendukung adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan mencakup keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan pengkajian status mental (format berlampir pada modul pencatatan dan pelaporan). Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta melalui pemeriksaan.

Diagnosis Keperawatan

Diagnosis Keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian, baik masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa) maupun yang berisiko mengalami gangguan jiwa.

Diagnosis Keperawatan yang sering ditemukan pada pasca bencana adalah:

1. Masalah kesehatan jiwa pada anak/remaja:a. Depresib. Perilaku kekerasan

2. Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasaa. Harga diri rendahb. Isolasi sosialc. Gangguan persepsi sensori : Halusinasid. Gangguan proses pikir : Wahame. Perilaku kekerasanf. Risiko bunuh dirig. Defisit perawatan diri

3. Masalah kesehatan jiwa pada lansia:a. Demensiab. Depresi

Page 13: CMHN gabungan 2012

Perencanaan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu penggunaan berbagai teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan dengan pasien; pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan jiwa dan gangguan jiwa; aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi perawatan diri (kebersihan diri, berdandan, makan, dan minum, buang air besar dan buang air kecil); tetapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan, dan terapi keluarga; tindakan kolaborasi (pemberian obat-obatan dan monitor efek samping). Dalam menyusun rencana tindakan harus dipertimbangkan bahwa untuk mengatasi sebuah diagnosis keperawatan diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai kemampuan yang diharapkan baik untuk pasien maupun keluarga. Rencana tindakan keperawatan ditunjukan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas.

1. Pada tingkat individu difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam melaksanakan ADL dan keterampilan koping adaptif dalam mengatasi masalah.

2. Pada tingkat keluarga difokuskan pada pemberdayaan keluarga dalam merawat pasien dan mensosialisasikan pasien dengan lingkungan.

3. Pada tingkat kelompok difokuskan pada kegiatan kelompok dalam rangka sosialisasi agar pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan.

4. Pada tingkat komunitas difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, menggerakkan sumber-sumber yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga.

Tindakan Keperawatan

Tindakan Keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saat ini. Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan keterampilan koping dalam menyelesaikan masalah. Perawat bekerja dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan.

Evaluasi Asuhan Keperawatan

Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan pasien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah. Kemampuan yang diharapkan adalah:

1. Pada tingkat individu diharapkan pasien mampu:a. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya.b. Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya secara bertahap.c. Melakukan cara-cara menyelesaikan masalah yang dialami.

2. Pada tingkat keluarga diharapkan keluarga mampu :a. Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri.b. Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa.

Page 14: CMHN gabungan 2012

c. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau kekambuhan.

d. Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera.e. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti tetangga,

teman dekat, dan pelayanan kesehatan terdekat.

2.3 Basic Course-Community Mental Health Nursing (BC-CMHN)

Basic course community mental health nursing BC-CHMN adalah serangkaian kegiatan pembelajaran untuk pperawat komunitas agar memiliki kompetensi untuk melaksanakan Asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa yang ada di masyarakat.

BC-CHMN merupakan program baru yang sudah diimplementasikan di NAD. Kegiatan BC-CHMN berupa pemberian pengetahuan dan praktik langsung bagi perawat dalam mengatasi atau menanggulangi masalah kesehatan mental atau iwa yang diberikan di kelas dan di lapangan oleh tim BC-CHMN dari Jakarta. Program ini menggunakan media berupa modul-modul yang bertujuan untuk mempermudah perawat dalam memberikan penanganan masalah kesehatan jiwa atau mental. Untuk mengetahui seberapa besar keajegan dan keberhasilan dari BC-CHMN maka dirasakan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.

Bentuk program BC-CHMN sudah dilakukan di Aceh pada 21 kabupaten/kota. Tiap puskesmas mempunyai 2 perawat yang telah dilatih BC-CHMN.

PELAKSANAAN

Monitoring dan evaluasi dibagi menjadi tiga tahapan ysitu persiapan training, pelaksanaan training, dan implementasi BC-CHMN.

Data-data yang diperlukan untuk persiapan training adalah:

1. Demografi perawat, fasilitator dan supervisor (EPT CMHN 01a dan 01b)2. Demografi pasien dan keluarga (EPT CMHN 02a dan 02b)3. Profil wilayah kerja puskesmas (EPT CMHN 03)

Sarana dan prasarana (EPT CMHN 04)

2.4 Konsep Kerja Basic Course-Community Mental Health Nursing (BC-CMHN)

Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komperehensif mencakup 3 tingkat pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

1. Pencegahan primer Berfokus pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa dan mempertahankan serta meningkatkan kesehatan jiwa. Aktivitas pada pencegahan primer adalah program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan, program sosialisasi kesehatan jiwa, manajemen stress, persiapan menjadi orang tua.Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :a. memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua antara lain :

Page 15: CMHN gabungan 2012

- pendidikan menjadi orang tua - pendidikan tentang perkembangan anak sesuai dengan usia- memantau dan menstimulasi perkembangan- mensosialisasikan anak dengan lingkunganb. pendidikan kesehatan mengatasi stress :- stress pekerjaan - stress perkawinan- stress sekolah- stress pasca bencanac. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu, individu yang kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah, yang semua ini mungkin terjadi akibat bencana, seperti :- memberikan informasi tentang cara mengatasi kehilangan- menggerakkan dukungan masyarakat seperti menjadi orang tua asuh bagi anak yatim- melatih keterampilan sesuai keahlian masing – masingd. Program pencegahan penyalahgunaan obat sebagai koping untuk mengatasi masalah yaitu:- Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress- latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa menyakiti orang lain- latihan afirmasi dengan menguatkan aspek positif yang dimiliki5. program pencegahan bunuh diri sebagai penyelesaian masalah oleh individu yang putus asa yaitu- memberikan informasi tentang tanda – tanda bunuh diri untuk meningkatkan kesadaran masyarakat- melatih koping adaptif- menyediakan lingkungan aman mencegah bunuh diri

2. Pencegahan Sekunder

Berfokus pada deteksi dini dan penanganan dengan segera. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :

a. menemukan kasus sedini mungkin dari berbagai macam sumber informasi

b. melakukan penjaringan kasus dengan langkah-langkah:

- melakukan pengkajian untuk mendapatkan data fokus pada semua pasien dengan keluhan fisik

- jika ditemukan tanda cemas dan depresi lanjutkan dengan pengkajian keperawtan kesehatan jiwa

- mensosialisasikan gejala dini gangguan jiwa kepada masyarakat

- memberikan pengobatan cepat terhadap kasus sesuai standar, memonitor efek samping, gejalan, dan kepatuhan minum obat.

- bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang dibutuhkan klien.

- melibatkan keluarga dalam pemberian obat.

- menangani secara tepat kasus bunuh diri.

Page 16: CMHN gabungan 2012

- melakukan terapi modalitas.

- memfasilitasi self-help group ( kelompokj pasien, kelompok keluarga, atau kelompok masyarakat pemerhati).

- menyediakan Hotline service 24 jam untuk intervensi krisis.

- melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.

3. pencegahan Tersier. Berfokus pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.

Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber dimasyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayanan terdekat yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap penerimaan pasien gangguan jiwa.

Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien yang mengalami kekambuhan.

b. Program rehabilitasi untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri, dengan cara

Meningkatkan kemampuan koping. Mengembangkan sistem pendukung. Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan

oleh pasien, keluarga, dan masyarakat agar pasien mampu produktif kembali. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan menggambil keputusan.

c. Program sosialisasi Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi. Mengembangkan keterampilan hidup. Program rekreasi. Kegiatan sosial dan keagamaan.

d. Program memncegah stigma (anggapan yang keliru). Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu:

Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh

dalam rangka mensosasialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.