Clinical Pathway Kejang Demam

4
Analisis Kepatuhan Dokter dalam Melaksanakan Clinical Pathway Kejang Demam Sederhana di PKU Muhammadiyah Yogyakarta terhadap Profit Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Universal Coverage 2014 dan BPJS merupakan peluang yang sangat bagus bagi rumah sakit maupun investor yang ingin masuk ke bisnis rumah sakit, karena pemerintah telah menyiapkan anggaran puluhan trilyun untuk mendukung BPJS di tahun 2014. Namun di sisi lain rumah sakit harus kuat pada sistem keuangan dan perhitungan biaya rumah sakit sehingga tidak mengalami kerugian dalam bekerjasama dengan BPJS dan masih mempunyai mutu yang baik dan sesuai standarisasi kedokteran. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dalam pasal 49 menyebutkan bahwa dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya melalui kegiatan auditmedis serta dilaksanakan oleh organisasi profesi. Ini merupakan salah satu dari sekian tugas berat yang diamanatkan oleh undang undang tersebut kepada organisasi profesi. Clinical Pathways (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical pathway di rumah sakit adalah suatu alur proses kegiatan

description

clinical pathway

Transcript of Clinical Pathway Kejang Demam

Analisis Kepatuhan Dokter dalam Melaksanakan Clinical Pathway Kejang Demam Sederhana di PKU Muhammadiyah Yogyakarta terhadap Profit Rumah Sakit

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang MasalahUniversal Coverage 2014 dan BPJS merupakan peluang yang sangat bagus bagi rumah sakit maupun investor yang ingin masuk ke bisnis rumah sakit, karena pemerintah telah menyiapkan anggaran puluhan trilyun untuk mendukung BPJS di tahun 2014. Namun di sisi lain rumah sakit harus kuat pada sistem keuangan dan perhitungan biaya rumah sakit sehingga tidak mengalami kerugian dalam bekerjasama dengan BPJS dan masih mempunyai mutu yang baik dan sesuai standarisasi kedokteran.Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dalam pasal 49 menyebutkan bahwa dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya melalui kegiatan auditmedis serta dilaksanakan oleh organisasi profesi. Ini merupakan salah satu dari sekian tugas berat yang diamanatkan oleh undang undang tersebut kepada organisasi profesi. Clinical Pathways (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical pathway di rumah sakit adalah suatu alur proses kegiatan pelayanan pasien mulai pasien masuk sampai pasien pulang yang merupakan integrasi dari pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan farmasi dan pelayanan kesehatan lainnya. Clinical pathway merupakan konsep pra perawatan yang disusun berdasarkan standar prosedur dari setiap profesi yang mengacu pada standar pelayanan dari profesi masing-masing, disesuaikan dengan strata sarana pelayanan rumah sakit (PMPK, 2013; Rivany, 2009). Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional yang diterapkan sejak tanggal 1Januari 2014, clinical pathway merupakan salah satu persyaratan utama pengendali biaya dan pengendali mutu layanan pasien dalam sistem pembayaran berdasarkan case-mix INA-CBGs, terutama pada kasus terbanyak dan berpotensi menghabiskan sumber daya yang besar, seperti kejang demam pada anak (PMPK, 2013;Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013). Tujuan clinical pathway antara lain mengurangi variasi dalam pelayanan, cost lebih mudah diprediksi, pelayanan lebih terstandarisasi, meningkatkan kualitas pelayanan (guality of care), meningkatkan prosedur costing, meningkatkan kualitas dari informasi yang telah dikumpulkan dan sebagai (counter-check) terutama pada kasus-kasus (high cost, high volume). Kepatuhan dalam pengisian clinical pathway sesuai dengan prosedur yang berlaku diperlukan agar tujuan tersebut dapat tercapai.Berdasarkan pengkajian beberapa hasil penelitian penerapan clinical pathway di beberapa negara menunjukkan bahwa penerapan clinical pathway dapat meningkatkan cost effectiveness dan menurunkan angka rata-rata lama perawatan di rumah sakit secara signifikan (Susi, 2009; Chan dan Wong, 1999).Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks (Schwartz, 2005). Di Asia sekitar 70%-90% dari seluruh kejang demam merupakan kejang demam sederhana dan sisanya merupakan kejang demam kompleksKejang demam merupakan salah satu gangguan neurologis yang sering ditemukan pada bayi dan anak (Lumbantobing, 2004). Pada tahun 2005 World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan di Departemen anak RS Al-Jahra Kuwait pada 400 anak usia satu bulan - 13 tahun dengan riwayat kejang, paling banyak anak menderita kejang demam 77% (WHO, 2005). Kejang demam dilaporkan di Indonesia mencapai 2 4% dari tahun 2005 2006. Propinsi Jawa Tengah mencapai 2 3% dari tahun 2005 2006..

Perumusan MasalahBerdasarkan dari masalah yang dipaparkan di atas, Peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan kepatuhan dokter dalam melaksanakan clinical pathway kasus kejang demam sederhana di PKU Muhammadiyah Yogyakarta terhadap profit rumah sakit

Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepatuhan dokter dalam mengisis clinical pathway terhadap efektivitas clinical pathway dalam pengendalian biaya di rumah sakit terutama dalam kasus kejang demam sederhana

Manfaat penelitianManfaat bagi ilmu pengetahuan : Hasil penelitian dapat memberikan wawasan kepada petugas medis tentang pentingnya pengisisan clinical pathway

Manfaat bagi penerapan ilmu pengetahuan :Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi proses penerapan clinical pathway kejang demam sederhana rawat inap di PKU Muhammadiyah Yogyakarta