Ckd newj
-
Upload
dirga-rasyidin-l -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Ckd newj
-
7/25/2019 Ckd newj
1/29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik atau Chronic Kidney Disease(CKD) adalah suatu
proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal kronik.
Insiden dan prealensinya semakin meningkat dan sudah merupakan masalah
kesehatan global.!
Di "merika #erikat, kejadian dan prealensi gagal ginjal kronik
meningkat akibat pendapatan yang buruk, dan biaya hidup yang tinggi. CKD
adalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Prealensi tahap a$al
CKD adalah sekitar !%% kali lebih besar dari prealensi gagal ginjal,
mempengaruhi hampir !!& dari orang de$asa di "merika #erikat. "da bukti
yang berkembang bah$a beberapa hal yang memperburuk prognosis CKD dapat
di'egah atau ditunda oleh langkahlangkah pen'egahan, deteksi dini, dan
pengobatan.
"nemia adalah suatu kondisi di mana selsel darah merah dalam darah
berada pada tingkat yang rendah. #elsel darah merah memba$a oksigen dari
paruparu ke jaringan yang membutuhkan. Kebanyakan orang menderita penyakit
ginjal sedang sampai parah terkena anemia. *al ini disebabkan oleh ginjal yang
biasanya menghasilkan hormon yang menstimulasi sumsum tulang belakang
untuk menghasilkan selsel darah merah tidak bekerja dengan baik. Ketika ginjal
tidak bekerja dengan baik, hormon tidak menghasilkan 'ukup +P sehingga
sumsum tulang tidak mendapatkan pesan untuk membuat selsel darah merah.
*asilnya selsel darah lebih sedikit diproduksi, dan dari $aktu ke $aktu orang
menjadi anemia. Kadangkadang, pada anemia yang sangat berat atau diperlukan
penanganan 'epat diperlukan transfuse darah segera. Dengan transfusi darah, sel
sel darah merah dari pendonor yang diberikan melalui jalur intraena dapat
meningkatkan hemoglobin dalam darah -
1
-
7/25/2019 Ckd newj
2/29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Ginjal adalah sepasang organ berbentuk ka'ang yang terletak di belakang
rongga abdomen, satu di setiap sisi kolumna ertebralis sedikit di atas garis
pinggang. Ginjal mengolah plasma yang mengalir masuk ke dalamnya untuk
menghasilkan urin, menahan bahan bahan tertentu dan mengeliminasi bahan
bahan yang tidak diperlukan ke dalam urin. #etiap ginjal terdiri dari sekitar satu
juta satuan fungsional berukuran mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang
disatukan satu sama lain oleh jaringan ikat. #etiap nefron terdiri dari komponen
askuler dan komponen tubulus, yang keduanya se'ara struktural dan fungsional
berkaitan erat.!
/agian dominan pada komponen askuler adalah glomerulus, suatu berkas
kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan 0at terlarut dari darah yang
mele$atinya. #edangkan komponen tubulus dari setiap neuron adalah suatu
saluran berongga berisi 'airan yang terbentuk oleh satu lapisan sel epitel. Cairan
yang sudah terfiltrasi di glomerulus, yang komposisinya nyaris identik dengan
plasma, kemudian mengalir ke komponen tubulus nefron, tempat 'airan tersebut
dimodifikasi oleh berbagai sistem transportasi yang mengubahnya menjadi urin.!
Keadaan dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan olume dan komposisi 'airan tubuh yang berlangsung progresif,
lambat, samar dan bersifat irreersible (biasanya berlangsung beberapa tahun) di
sebut dengan gagal ginjal kronik kronik. Gagal ginjal kronik kronik bersifat samar
karena hampir 12& jaringan ginjal dapat dihan'urkan sebelum gangguan fungsi
ginjal terdeteksi. Karena besarnya 'adangan fungsi ginjal, 2& dari jaringan
ginjal sudah 'ukup untuk menjalankan semua fungsi regulatorik dan eksretorik
ginjal. 3amun dengan kurang dari 2& jaringan fungsional ginjal yang tersisa,
insufisiensi ginjal akan tampak.!
2
-
7/25/2019 Ckd newj
3/29
"nemia terjadi pada 4%5%& pasien CKD. 6ekanisme terjadinya anemia
pada CKD terutama disebabkan oleh defisiensi eritropoetin akibat menurunnya
fungsi ginjal. *alhal yang lain yang ikut berperan dalam terjadinya anemia yaitu7
defisiensi 0at besi, perdarahan, massa hidup eritrosit yang pendek akibat
terjadinya hemolisis, defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang oleh
substansi uremik, proses inflamasi akut maupun kronik. +aluasi terhadap anemia
dimulai saat kadar hemoglobin 8 !% gr & atau *C9 8 -%& yang meliputi ealuasi
terhadap status 0at besi (#I:9I/C:ferritin), men'ari sumber perdarahan, morfologi
eritrosit, serta kemungkinan adanya hemolisis.-
Koreksi anemia pada penderita CKD dimulai pada kadar *emoglobin ; !%
gr:d< sesuai target terapi, ter'apainya kadar hemoglobin antara !!! gr:d
-
7/25/2019 Ckd newj
4/29
Gambar !. etroperitoneal
Dikutip dari kepustakaan 13
9erdapat dua ureter, yang menyalurkan urin dari setiap ginjal ke sebuah
kandung kemih. Kandung kemih ( buli buli) yang menyimpan urin se'ara
temporer, adalah sebuah kantung berongga yang dapat diregangkan dan
olumenya disesuaikan dengan mengubah ubah status kontraktil otot polos di
dindingnya. #e'ara berkala, urin dikosongkan dari kandung kemih keluar tubuh
melalui sebuah saluran, uretra.#etiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta satuan
fungsional berukuran mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan
satu sama lain oleh jaringan ikat. #usunan nefron di dalam ginjal membentuk dua
daerah khusus 7 daerah sebelah luar yang tampak granuler ( korteks ginjal) dan
daerah bagian dalam yang berupa segitiga segitiga bergaris garis, piramida
ginjal, yang se'ara kolektif disebut medula ginjal. #etiap nefron terdiri dari
komponen askuler dan komponen tubulus, yang keduanya se'ara struktural dan
fungsional berkaitan erat.!,!-
9erdapat jenis nefron yaitu nefron korteks dan nefron jukstamedula yangdibedakan berdasarkan lokasi dan panjang sebagian strukturnya. 3efron korteks
merupakan jenis nefron yang paling banyak dijumpai dan lengkung tajam dari
nefron korteks hanya sedikit terbenam ke dalam medula. #ebaliknya, nefron
jukstamedula terletak di lapisan dalam korteks di dekat medula dan lengkungnya
terbenam jauh ke dalam medula. #elain itu, kapiler peritubulus nefron
jukstamedula membentuk lengkung askuler tajam yang dikenal sebagai asa
rekta, yang berjalan berdampingan erat dengan lengkung henle. #usunan paralel
4
-
7/25/2019 Ckd newj
5/29
dan karakteristik permeabilitas dan transportasi lengkung henle dan asa rekta
berperan penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dalam berbagai
konsentrasi tergantung kebutuhan tubuh.!,!-
Gambar . Komponen filltrasi ginjal
Dikutip dari kepustakaan 13
2.# $%olog !n"al
Ginjal melaksanakan tiga proses dasar dalam menjalankan fungsi
regulatorik dan ekskretorik yaitu 7!,!-
1. filtrasi glomerulus
9erjadi filtrasi plasma bebas protein menembus kapiler glomerulus ke
dalam kapsula /o$man melalui tiga lapisan yang membentuk membran
glomerulus yaitu dinding kapiler glomerulus, lapisan gelatinosa aseluler yang
dikenal sebagai membran basal dan lapisan dalam kapsula bo$man. Dinding
kapiler glomerulus, yang terdiri dari selapis sel endotel gepeng, memiliki lubang
lubang dengan banyak pori pori besar atau fenestra, yang membuatnya seratus
kali lebih permeabel terhadap * dan 0at terlarut dibandingkan kapiler di tempat
lain.!,!-
G?> dapat dipengaruhi oleh jumlah tekanan hidrostatik osmotik koloid
yang melintasi membran glomerulus. 9ekanan onkotil plasma mela$an filtrasi,
penurunan konsentrasi protein plasma, sehingga menyebabkan peningkatan G?>.
#edangkan tekanan hidrostatik dapat meningkat se'ara tidak terkontrol dan dapat
mengurangi laju filtrasi. @ntuk mempertahankan G?> tetap konstan, maka dapat
dikontrol oleh otoregulasi dan kontrol simpatis ekstrinsik.!,!-
Dalam keadaan normal, sekitar %& plasma yang masuk ke glomerulus
5
-
7/25/2019 Ckd newj
6/29
difiltrasi dengan tekanan filtrasi !% mm*g dan menghasilkan !4% < filtrat
glomerulus setiap hari untuk G?> rata rata !2 ml:menit pada pria dan !A% liter
filtrat per hari dengan G?> !!2 ml:menit untuk $anita.!,!-
2. reabsorpsi tubulus
6erupakan proses perpindahan selektif 0at 0at dari bagian dalam tubulus
(lumen tubulus) ke kapiler peritubulus agar dapat diangkut ke sistem ena
kemudian ke jantung untuk kembali diedarkan. Proses ini meupakan transport
aktif dan pasif karena sel sel tubulus yang berdekatan dihubungkan oleh tight
jun'tion. Glukosa dan asam amino dereabsorpsi seluruhnya disepanjang tubulus
proksimal melalui transport aktif. Kalium dan asam urat hampir seluruhnya
direabsorpsi se'ara aktif dan di sekresi ke dalam tubulus distal. >eabsorpsi
natrium terjadi se'ara aktif di sepanjang tubulus ke'uali pada ansa henle pars
des'endens. *, Cl, dan urea direabsorpsi ke dalam tubulus proksimal melalui
transpor pasif. !,!-
3. sekresi tubulus
Proses perpindahan selektif 0at 0at dari darah kapiler peritubulus ke
dalam lumen tubulus. Proses sekresi terpenting adalah sekresi *B, KBdan ion ion
organik. Proses sekresi ini melibatkan transportasi transepitel. Di sepanjang
tubulus, ion *Bakan disekresi ke dalam 'airan tubulus sehingga dapat ter'apai
keseimbangan asam basa. "sam urat dan KBdisekresi ke dalam tubulus distal.
#ekitar 2& dari kalium yang terfiltrasi akan dieksresikan ke dalam urin dan
kontrol sekresi ion KBtersebut diatur oleh hormon antidiuretik. Kemudian hasil
dari ketiga proses tersebut adalah terjadinya eksresi urin, dimana semua
konstituen plasma yang men'apai tubulus, yaitu yang difiltrasi atau disekresi
tetapi tidak direabsorpsi, akan tetap berada di dalam tubulus dan mengalir ke
pelis ginjal untuk eksresikan sebagai urin.!,!-
6
-
7/25/2019 Ckd newj
7/29
Gambar -. ?ungsi >egulatorik dan +kskretorik
Dikutip dari kepustakaan 1
2.& De'n%
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologiyang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan
umumnya berakhir dengan gagal ginjal kronik. #elanjutnya, gagal ginjal kronik
adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireersibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang
tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Dan ditandai dengan adanya uremia
( retensi urea dan sampah nitrogen lainnya dalam darah).2
Penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai adanya kelainan ginjal
struktural atau fungsional, terjadi dalam jangka $aktu lebih dari tiga bulan,
dengan pengaruh bagi kesehatan pasien.A
2.( E)demolog
Di "merika #erikat, data tahun !552 !555 menyatakan insiden penyakit
ginjal kronik diperkirakan !%% kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka ini
meningkat sekitar 4& setiap tahunnya. Di 6alaysia, dengan populasi !4
juta,diperkirakan terdapat !4%% kasus baru gagal ginjal kronik pertahunnya. Di
negara negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar =% A%
kasus perjuta penduduk pertahun.2
rang yang menderita CKD memiliki resiko lebih tinggi terhadap
morbiditas, mortalitas, ra$at inap, dan pemanfaatan layanan kesehatan. Prealensi
CKD grade 2 terus meningkat sejak tahun !544 karena memiliki ri$ayat
diabetes dan hipertensi, yang masingmasing etiologi di sekitar =%& dan 2& dari
kasus CKD. Perkiraan saat ini adalah bah$a A juta orang "merika berusia %
7
-
7/25/2019 Ckd newj
8/29
tahun menderita CKD. 3amun, !2,& adalah estimasi prealensi CKD yang lebih
baru, berdasarkan %%-%%A 3*"3+# data orang de$asa "# berusia % tahun,
penurunan dari !2,5& dikutip dalam data 3*"3+# dikumpulkan !555%%.
Penurunan ini ter'ermin dalam CKD grade - menjadi grade ! meningkat menjadi
A,2& %%-%%A.!
2.* Etolog
Penyebab paling sering CKD pada anak usia ; 2 tahun adalah kelainan
kongenital misalnya displasia atau hipoplasia ginjal dan uropati obstruktif.
#edangkan pada usia 2 tahun sering disebabkan oleh penyakit yang diturunkan
(penyakit ginjal polikistik) dan penyakit didapat (glomerulonefritis kronis).!%
+tiologi yang paling umum termasuk diabetes, hipertensi, *I,
glomerulonefritis, penyakit ginjal polikistik,pengaruh obat, multiple myeloma,
perkembangan "KI (seperti obstruksi berat).!!
2.+ Kla%'ka% 2,1,4
Klasifikasi atas dasar penyakit, dibuat atas dasar
-
7/25/2019 Ckd newj
9/29
2., Krtera
Kriteria Penyakit Ginjal Kronik
!. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari - bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (
-
7/25/2019 Ckd newj
10/29
bahan kimia yang berulang.2
*ipertensi dan diabetes adalah dua faktor risiko CKD yang paling penting.
#e'ara keseluruhan, diabetes terjadi di ==& dari populasi +#>D dan *93 4&.
/ersamasama, kedua gangguan ini merupakan 1& dari penyebab +#>D. /aru
baru ini, resistensi insulin, o0at besitas, dan sindrom metabolik telah terlibat
sebagai faktor risiko.!
>i$ayat keluarga dengan penyakit ginjal merupakan faktor risiko untuk
CKD. *ampir =& dari pasien +#>D menderita stadium pertama relatif. ?aktor
risiko CKD lain meliputi7 ri$ayat "KI : ">?, obstruksi saluran kemih, batu
ginjal, ginjal soliter, nefrotoksik (analgesik, aminoglikosida, amfoterisin,
radio'ontrast), autoimunitas (#
-
7/25/2019 Ckd newj
11/29
peningkatan aktiitas aksis reninangiotensinaldosteron intrarenal, hipertensi
sistemik, nefrotoksin dan hipoperfusi ginjal, proteinuria, hiperlipidemia ikut
memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis, dan
progresifitas tersebut. 2
2.11 D''eren%al Dagno%%
6enurut #urey %%4, 2 penyakit utama utama pada pasien dialisis baru
sampai Desember %%4 adalah sebagai berikut7!=
!7 nefropati diabetik (=-,&)
7 glomerulonefritis kronik (-,%&)
-7 nephros'lerosis (!%,2&)
=7 penyakit ginjal polikistik (,2&)
27 glomerulonefritis akut (!,&)
2.12 Dagno%%
a. !e"ala Kln%
CKD umumnya tidak bergejala.!2
E #ampai dengan 5%& dari fungsi ginjal mungkin akan hilang sebelum
gejala timbul, sehingga pemeriksaan rutin bagi mereka yang berisiko
sangat penting.
E rang dengan CKD mungkin tidak melihat gejala apapun sampai merekamen'apai stadium 2 CKD
9andatanda a$al dari CKD yang paling umum, dan termasuk tetapi tidak
terbatas pada7!2
E hipertensi E pruritus
E nokturia E kaki gelisah
E hematuria E dyspnoea
E kelesuan E mual : muntah
11
-
7/25/2019 Ckd newj
12/29
E malaise E anoreksia
Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan
daya 'adang ginjal, pada keadaan dimana basal
-
7/25/2019 Ckd newj
13/29
!. ?oto polos abdomen, bisa tampak batu radio opak
. Pielografi intraena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bisa
mele$ati filter glomerulus, disamping kekha$atiran terjadinya pengaruh
toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan
-. Pielografi antegrad atau retrograd sesuai indikasi
=. @ltrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang menge'il,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
2. Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada indikasi
d. Bo)% dan )emerk%aan H%to)atolog gn"al2
Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih mendekati
normal, dimana diagnosis se'ara noninasif tidak bisa ditegakkan dan
bertujuan untuk mengetahui etiologi, menetapkan terapi, prognosis dan
mengealuasi hasil terapi yang sudah diberikan. Kontraindikasi pada ukuran
ginjal yang menge'il, ginjal polikistik, hipertensi yang tidak terkendali, infeksi
perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal nafas, dan o0at besitas.
2.1# Kom)lka%
Gagal ginjal kronik kronik dapat menyebabkan berbagai komplikasi sebagai
berikut 7 2
!. *iperkalemia
. "sidosis metabolik
-. Komplikasi kardioaskuler ( hipertensi dan C*? )
=. Kelainan hematologi (anemia)
2. steodistrofi renalA. Gangguan neurologi ( neuropati perifer dan ensefalopati)
1. tanpa pengobatan akan terjadi koma uremik
2.1& Penatalak%anaan
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi 72
1. Tera) %)e%'k terhada) )enakt da%arna
aktu yang tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum
terjadinya penurunan
-
7/25/2019 Ckd newj
14/29
normal, terapi terhadap penyakit dasar sudah tidak banyak bermanfaat.
2. Penegahan dan tera) terhada) kond% komor0d
Penting sekali untuk mengikuti dan men'atat ke'epatan penurunan
-
7/25/2019 Ckd newj
15/29
mendasari, keberhasilan pelaksanaan langkahlangkah pen'egahan sekunder, dan
indiidu masingmasing . pemberian terapi penggantian ginjal kronis adalah
penting untuk men'egah komplikasi uremik CKD yang dapat menyebabkan
morbiditas yang signifikan dan kematian.!A
BAB III
PE3BAHASAN
PE3BEIAN TANS$USI PADA PASIEN !A!AL !INJAL
K4NIK
Pada pasien CKD ,anemia mungkin merupakan tanda laboratorium a$al
dari gejala yang mendasari. "kibatnya, pemeriksaan darah lengkap termasuk
hemoglobin (*b) konsentrasi, se'ara rutin merupakan bagian dari penilaian
kesehatan menyeluruh pada sebagian besar orang de$asa untuk menilai apakah
mereka memiliki penyakit ginjal kronis (CKD). Pada pasien dengan CKD tapi
fungsi ginjal stabil, gejala atau perkembangan anemia mungkin pertanda masalah
baru yang menyebabkan kehilangan darah atau mengganggu produksi sel darah
merah. "nemia harus diealuasi se'ara rutin di setiap tahap CKD untuk
mengidentifikasi setiap proses reersible yang berkontribusi terhadap anemia.
Penyebab reersibel yang paling umum ditemui pada pasien CKD adalah anemia,
anemia yang terkait langsung dengan CKD adalah anemia defisiensi 0at besi.!1
15
-
7/25/2019 Ckd newj
16/29
#.1 Anema )ada gagal gn"al kronk kronk
"nemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kualitas atau kuantitas sel
darah merah yang beredar berada di ba$ah normal. *emoglobin (*b) konsentrasi
berfungsi sebagai indikator utama untuk anemia karena dapat diukur se'ara
langsung dan memiliki standar internasional. Penyebab utama anemia pada
penyakit ginjal kronis (CKD) adalah pengurangan produksi erythropoietin karena
kerusakan ginjal. +rythropoietin merangsang sumsum tulang untuk memproduksi
selsel darah merah, dan diproduksi oleh ginjal dalam menanggapi jaringan
rendah tingkat oksigen.!4
"nemia pada CKD dikaitkan dengan hal berikut ini7!A
E Kelelahan
E Pengurangan aktiitas
E Gangguan kognitif dan fungsi kekebalan tubuh
E Penurunan kualitas hidup
E Pengembangan penyakit kardioaskular
E gagal jantung atau perkembangan gagal jantung yang lebih berat
E Peningkatan mortalitas kardioaskular
"nemia normositik normokromik terutama disebabkan oleh penurunan
sintesis eritropoetin dari ginjal, hormon yang bertanggung ja$ab untuk stimulasi
sumsum tulang untuk produksi sel darah merah. "nemia dimulai di a$al
perjalanan penyakit dan menjadi lebih parah dengan berkurangnya persediaan
massa ginjal, G?> semakin menurun.!A
"nemia pada pasien gagal ginjal kronik juga dapat disebabkan oleh
defisiensi 0at besi akibat malnutrisi atau kehilangan darah kronik akibat
perdarahan saluran 'erna yang tak terlihat (occult bleeding) masa hidup sel darah
merah menjadi pendek karena toksin uremik, toksisitas aluminium yang berkaitan
dengan penggunaan fosfat binder juga anemia dapat terjadi karena kehilangan
darah iatrogenik selama hemodialisis atau pengambilan darah untuk pemeriksaan
darah. !5
16
-
7/25/2019 Ckd newj
17/29
6anifestasi anemia umumnya terjadi bila laju filtrasi glomerulus turun
sekitar -2 ml:menit. Keadaan ini menjadi lebih berat sejalan dengan penurunan
-
7/25/2019 Ckd newj
18/29
#.2 Pem0eran darah ang te)at ke )a%en ang te)at d 5aktu ang te)at
#etelah keputusan untuk transfusi dibuat, semua komponen yang terlibat
dalam proses transfusi klinis memiliki tanggung ja$ab untuk memastikan darah
yang tepat sampai ke pasien yang tepat pada $aktu yang tepat. Pedoman klinis
nasional tentang penggunaan darah harus selalu diikuti di semua rumah sakit
dimana akan dilakukan transfusi. Fika tidak ada pedoman nasional, setiap rumah
sakit harus membuat pedoman lokal dan, idealnya membuat komite transfusi
rumah sakit untuk memantau penggunaan darah klinis dan menyelidiki reaksi
transfusi akut maupun yang kronik.1
#etiap rumah sakit harus memastikan bah$a halhal berikut ini tersedia di
tempat.1
!. #ebuah formulir permintaan darah.
. Fad$al penyaluran darah untuk prosedur bedah umum.
-. Pedoman indikasi klinis dan laboratorium untuk penggunaan darah, produkdarah dan alternatif sederhana untuk transfusi, termasuk penggantian 'airan
intraena, dan obatobatan serta alat kesehatan untuk meminimalkan kebutuhan
untuk transfusi.
=. Prosedur standar operasi untuk setiap tahap dalam klinis .
2. 6elatih semua staf yang terlibat dalam proses transfusi untuk mengikuti
standar prosedur operasional
Keselamatan pasien yang membutuhkan transfusi tergantung pada
kerjasama dan komunikasi yang efektif antara klinis dan bank darah staf.1
#.# Tran%'u% Darah )ada Pa%en !agal !n"al Kronk
#eperti dengan pengobatan lainnya, pengobatan transfusi sel darah merah
harus dipertimbangkan dalam hal keseimbangan manfaat dan bahaya. @tamanya
ialah memperoleh manfaat dalam membantu menjaga kapasitas oksigen dan
peningkatan anemia terkait gejala. pengobatan ini juga harus diperhatikan
18
-
7/25/2019 Ckd newj
19/29
bersama pengobatan antara manfaat dan bahaya terapi +#" yang merupakan
pengobatan alternatif untuk anemia CKD. 9ermasuk perbaikan gejala anemia dan
mengurangi kebutuhan transfusi, serta bahaya yang paling penting adalah
peningkatan risiko stroke, kejadian tromboemboli, dan perkembangan kanker atau
pertumbuhan. !1
Tabel 1 " Perkiraan risiko ang terkait dengan transfusi dara# per unit transfusi 1$
Tabel 2 " Perkiraan risiko infeksi-transfusi terkait per unit transfusi 1$
#ebelum menentukan transfusi sel darah merah untuk pengobatan anemiakronis, penting untuk menilai tandatanda dan gejala dan menentukan penyebab
anemia sehingga pengobatan selain transfusi sel darah merah dapat digunakan.
Contoh klasik dari anemia yang mungkin berat, tapi dapat dikoreksi oleh terapi
alternatie adalah anemia defisiensi 0at besi dan anemia pernisiosa pada orang
de$asa. 9ransfusi sel darah merah dianggap perlu untuk pengobatan segera pasien
dengan anemia kronis, tujuannya untuk men'apai konsentrasi *b yang akan
men'egah oksigenasi jaringan yang tidak men'ukupi atau gagal jantung. Ketika
19
-
7/25/2019 Ckd newj
20/29
transfusi sel darah merah dilakukan untuk pengobatan jangka panjang pasien
dengan anemia kronis, tujuan pengobatan (selain untuk menjaga konsentrasi *b
tertentu) harus ditentukan terlebih dahulu dan dinilai se'ara bertahap untuk
memastikan apakah tujuan terpenuhi.
#krining antibodi sel darah merah harus dilakukan di setiap transfuse, ini
untuk menghindari reaksi hemolitik yang mungkin menyebabkan konsekuensi
yang sangat serius. Paramedis yang memberikan transfusi kepada pasien
bertanggung ja$ab untuk kontrol identitas dan langkahlangkah keamanan
lainnya. erifikasi identitas harus dilakukan baik dengan meminta pasien untuk
memberitahu : namanya atau rin'ian identitas lain pada gelang pasien yang telah
melekat pada pasien sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Pemantauan ketat
pasien selama transfusi sangat penting untuk mengelola efek samping pada
$aktunya. Dosis dan frekuensi transfusi sel darah merah harus sesuai dengan usia
pasien, berat badan, dan kondisi klinis.!
#.& Pertm0angan khu%u% ketka tran%'u%
9ransfusi darah se'ara umum harus diresepkan, diberikan dan dipantau
sangat hatihati oleh paramedis yang kompeten. *al ini disebabkan fakta bah$a
transfuse berpotensi memba$a risiko dan bahaya. Pasien mungkin memiliki
beberapa penyebab anemia, seperti kekurangan gi0i, infeksi, keganasan atau
hemoglobinopati.!
"da beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengelolaan
transfusi dari tiga kondisi berikut74
Lan%a7 tingkat transfusi sel darah merah harus lebih lambat dari pada pasien
usia muda. Pasien usia lanjut akan mengalami gagal jantung karena olume
darah yang berlebihan pada transfusi 'epat. Diuretik harus dipertimbangkan
pada dosis yang tepat ketika transfusi harus dilakukan. Penga$asan ketat
koreksi anemia harus diberikan pada pasien berusia lebih tua dari A2 tahun,
terutama mereka yang memiliki faktor risiko tambahan Jseperti penyakit arteri
koroner, penyakit paru, atau penyakit ginjal kronis atau kombinasi dari
faktorfaktor ini
20
-
7/25/2019 Ckd newj
21/29
Kegana%an7 biasanya pasien dengan gangguan keganasan membutuhkan
transfusi sel darah merah juga mungkin membutuhkan komponen darahlainnya seperti trombosit konsentrat. Karena frekuensi terapi seperti ini, salah
satu yang harus dipertimbangkan pada a$al prosedur transfuse yaitu beberapa
hal seperti leukodepletion, iradiasi dan agen erythropoieti'.
Penakt kron%7 pertimbangan yang sama pada keganasan diterapkan dalam
kasus anemia karena penyakit kronis. Pada pasien dengan gagal ginjal kronik
yang menerima dialisis dan pada pasien dengan kanker yang sedang menjalani
kemoterapi, koreksi anemia hingga tingkat ! g : dl adalah terkait dengan
peningkatan kualitas hidup .
Tabel 3 " %ndikasi untuk transfusi dara#1$
Indikasi Keterangan
Ketika penanganan yang 'epat dari anemia
diperlukan untuk menstabilkan kondisi
pasien (misalnya, akut perdarahan, iskemia
miokard tidak stabil)
a. 9ransfusi sel darah merah pada pasien
dengan perdarahan akut ditunjukkan
situasi berikut ini7
a) perdarahan akut yang 'epat tanpa
kontrol langsung perdarahanb) kehilangan darah diperkirakan =%&
dari olume darah (!2%%%%% ml)
dengan gejala kehilangan darah yang
parah
') Kehilangan darah diperkirakan 2
-%& olume darah dengan tidak ada
bukti perdarahan yang tidak terkontrol,
jika tandatanda hipoolemia kambuh
meskipun resusitasi koloid : kristaloid
d) pada pasien dengan faktor resiko
tinggi, transfusi mungkin diperlukan
dengan derajat yang lebih rendah dari
kehilangan darah.
b. Penelitian mengenai pentingnya ealuasi
anemia dan peran transfusi pada
pengaturan dari sindrom koroner akut
(yaitu, angina tidak stabil, infark
miokard) mendapatkan hasil yang
berbedabeda.
21
-
7/25/2019 Ckd newj
22/29
'. 9he "meri'an College of Cardiology :
"meri'an *eart "sso'iation dan
"meri'an College of Chest Physi'ians
tidak merekomendasikan hal mengenai
manfaat potensial atau risiko transfusi
darah dalam penanganan sindrom
'oroner akut.
d. 3amun, dalam reie$ dari uji klinis
pasien dengan non#9 eleasi, sindrom
koroner akut, risiko kematian
kardioaskular, infark miokard stabil,
atau iskemia berulang dalam -% harise'ara signifikan lebih tinggi pada pasien
dengan konsentrasi *b di ba$ah !! g :
dl (!!% g : l) dibandingkan dengan *b
L!! g : dl (L!!% g : l).
e. 6eskipun anemia sering terjadi pada
pasien dengan gagal jantung, tetapi data
yang terkumpul masih sedikit pada
anemia ini.
f. Koreksi anemia bukan merupakan terapi
yang disarankan pada gagal jantungseperti yang ter'antum dalam %%A *eart
?ailure #o'iety of "meri'a guidelines, %!
+uropean #o'iety of Cardiology (+#C)
guidelines, and %%5 "meri'an College of
Cardiology:"meri'an *eart "sso'iation
guidelines.
g. leh karena itu, indikasi umum untuk
transfusi sel darah merah berlaku untuk
pasien dengan heart failer
Ketika koreksi praoperasi 'epat diperlukan a. Kriteria ini telah diusulkan untuktransfusi perioperatif. Ini umumnya tidak
direkomendasikan ketika *b adalah L!%
g : dl (L!%% g : l) pada pasien sehat, tapi
harus diberikan ketika *b kurang dari 1
g : dl (1% g : l).
b. Ketika konsentrasi *b kurang dari 1 g :
dl (1% g : l) dan pasien dinyatakan stabil,
unit sel darah merah harus ditransfusi
dan status klinis pasien dan konsentrasi
22
-
7/25/2019 Ckd newj
23/29
*b harus ditinjau kembali.
'. Pasien beresiko tinggi (A2 tahun dan :
atau orangorang dengan penyakitkardioaskular atau pernapasan) dapat
buruk dalam mengkompensasi anemia,
dan dapat ditransfusikan ketika
konsentrasi *b kurang dari 4 g : dl (4%
g : l).
d. @ntuk konsentrasi *b antara 1 dan !% g :
dl (1% dan !%% g : l) ini merupakan
strategi yang tepat
Ketika gejala dan tandatanda yang
berhubungan dengan anemia terdapat pada
pasien dengan terapi +#" tidak efektif
(misalnya, kegagalan sumsum tulang,
hemoglobinopathies, resistensi +#")
e. Pasien dengan anemia kronis (misalnya,
sindrom kegagalan sumsum tulang)
mungkin tergantung pada penggantian
sel darah merah selama periode bulan
atau tahun, yang dapat menyebabkan
kelebihan 0at 0at besi.
f. #ekitar %% mg 0at 0at besi yang
disampaikan per unit sel darah merah
0at besi ini dilepaskan ketika *b dari sel
darah merah yang ditransfusikandimetabolisme setelah kematian sel
darah merah.
g. 6engingat hilangnya progresif iabilitas
sel merah yang terjadi selama
penyimpanan, unit sel darah merah segar
harus dipilih untuk memaksimalkan
kelangsungan hidup pas'atransfusi.
h. hemosiderosis dapat menyebabkan
kerusakan organ ketika 0at 0at besi
men'apai !2 % gram, jumlah 0at 0at
besi 12 !%% unit dalam sel darah
merah.
i. transfusi sel darah merah pada pasien
dengan hemolitik anemia yang di dapat
atau ba$aan lebih kompleks.
Ketika gejala dan tandatanda yang
berhubungan dengan anemia pada pasien
yang risiko terapi +#" lebih besar daripada
manfaat
a. +#" harus digunakan dengan hati
hatipada seemua pasien CKD dengan
keganasan yang aktif, ri$ayat
keganasan, atau ri$ayat stroke
23
-
7/25/2019 Ckd newj
24/29
7 CKD, penyakit ginjal kronis +#", eritropoiesisstimulating agent *b,
hemoglobin
Data dari 3ational *ealth dan 3utrition +Mamination #urey (3*"3+#),
#tauffer dan ?an menemukan bah$a anemia dua kali lebih sering pada orang
dengan CKD (!2,=&) pada populasi umum (1,A&). Prealensi anemia meningkat
pada CKD, dari 4,=& pada tahap !2-,=& pada tahap 2. !A
6engingat ketersediaan agen perangsang eritropoiesis (+#") dan respon
yang tepat terapi ini, transfusi darah jarang diindikasikan pada pasien dengan
penyakit ginjal kronis (CKD). +#" dapat diharapkan untuk meningkatkan
hemoglobin dalam $aktu A! minggu di sebagian besar passion CKD dan pasien
dialisis. 9idak ada konsentrasi hemoglobin di ba$ah ini yang harus menggunakan
transfusi. #ebaliknya, kita harus mempertimbangkan stabilitas hemoglobin dan
kondisi klinis pasien, termasuk kemampuan pasien untuk mengkompensasi
anemia berat untuk beberapa minggu ke depan menggunakan +#" dengan atau
tanpa terapi 0at besi intraena untuk meningkatkan hemoglobin.
9ransfusi darah mungkin menjadi pengobatan rutin digunakan pada pasien
yang meenderita CKD , seperti pada dengan gangguan sumsum tulang yang parah
(misalnya, myeloma, sindrom myelodysplasti') yang kurang responsif terhadap
terapi +#". #elain itu, transfusi dapat diindikasikan pada penyakit sel sabit
dimana penggunaan berlebihan +#" mungkin memi'u krisis sel sabit, dan
transfusi rutin sel darah merah dilakukan untuk mengurangi insiden stroke dan
sindrom pernapasan akut.
6enyangkut sasaran transfusi dengan hemoglobin konsentrat agar
men'apai hemoglobin !% g : d< sehingga 'ukup untuk meningkatkan
pengiriman oksigen, menjamin keamanan bagi pasien anemia dan
memaksimalkan manfaat pada kardioaskular.
9ujuan diberikannya transfusi sel darah merah pada saat kritis adalah
untuk meningkatkan pengiriman oksigen untuk digunakan oleh jaringan.
24
-
7/25/2019 Ckd newj
25/29
pemberian hemoglobin harus meningkatkan daya dukung oksigen pasien dan
membantu memberikan oksigen ke jaringan hipoksia. #ilerman dan 9uma
menggunakan p* lambung intramu'osal, sebagai penanda untuk ke'ukupan
oksigenasi jaringan, untuk menunjukkan transfusi yang efektif daripada
dobutamin dalam meningkatkan pengiriman oksigen ke sirkulasi spleenik. 6arik
dan #ibbald mengealuasi - pasien sakit kritis dengan sepsis dalam studi
prospektif dan menunjukkan bah$a pasien yang ditransfusi tidak mendapat
peningkatan penyerapan oksigen . #elain itu, mereka menunjukkan bah$a darah
yang lebih matang dari !2 hari menurunkan p* lambung intramu'osal pasien,
menunjukkan adanya penurunan pengiriman oksigen sistemik pada tingkat sel. -
#.( %ko tran%'u% darah
>isiko yang terkait dengan transfusi darah meliputi kesalahan transfusi,
oerload olume, hiperkalemia, toksisitas sitrat (yang mengarah ke alkalosis
metabolik dan hipokalsemia), hipotermia, koagulopati, imunologi yang
diperantarai leh reaksi transfusi, termasuk kerusakan paru akut akibat reaksi
transfusi, dan kelebihan 0at besi. 6eskipun penularan infeksi jarang terjadi tapimerupakan perhatian utama dan risiko ini berariasi antara negaranegara.!1
Potensi risiko yang terkait dengan transfusi darah meliputi reaksi transfusi,
kelebihan 0at0at besi dan infeksi transfusi diperoleh. Dengan adanya anemia
kronis yang parah, transfusi dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, terutama
pada orang tua. #ebuah penelitian mengungkapkan hasil transfusi pada pasien
dengan sindrom arteri koroner akut meningkatkan angka kematian pada penerima
transfusi. Kekha$atiran lain termasuk biaya pengobatan dan efek negatif dari
transfusi darah pada kemampuan tubuh untuk membentuk antibodi.=,2
6enggunakan unit darah se'ara berlebih dapat meningkatkan risiko. Di
"#, darah umumnya sangat aman. >isiko yang didapat bila menerima transfusi
dalam jumlah ke'il. >esiko tersebut termasuk7A
E kelebihan olume jantung menyebabkan sesak nafas
E kerusakan paru
E Infeksi
25
-
7/25/2019 Ckd newj
26/29
6asalahmasalah ini dapat terjadi dengan transfusi apapun. 9etapi risiko
yang lebih tinggi jika tranfusi dalam jumlah yang lebih banyak lagi.A
Komplikasi ini ditinjau dari sudut pandang lain. Pentingnya sensitisasi
antigen leukosit manusia (*enal #istem Data (@#>D#) telah
menantang asumsi ini, yang menunjukkan bah$a lakilaki yang memiliki
ri$ayat transfusi juga mungkin terjadi peningkatan resiko.!1
0. Pengaruh )em0eran tran%'u% leuko%t )ada %en%t%a%
6eskipun leukosit juga memiliki kontribusi jika tidak terdapat
penyebab lain, kontribusi transfusi darah yang merugikan tersebut termasuk
efek imunologis yang ditularkan, penularan penyakit menular, dan penurunan
reaksi .!1
#atu studi barubaru ini melaporkan bah$a pasien lakilaki yang
akan di transplantasi organ pertama mereka memiliki peningkatan risiko
empat kali lipat terjadinya sensitisasi *
-
7/25/2019 Ckd newj
27/29
BAB I6
KESI3PULAN
27
-
7/25/2019 Ckd newj
28/29
Penyakit Ginjal Kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan
penyakit ginjal yang ditandai adanya kerusakan dari struktur ginjal lebih dari -
bulan yang dengan atau tanpa penurunan
-
7/25/2019 Ckd newj
29/29
!. #her$ood, e'ommendations for "nemia in Chroni' Kidney Disease. 9ransfusion
9herapy. "meri'an Fournal of Kidney Diseases. ol =1. #uppl - 6ay
%%A.
-.