Chapter II_2.pdf

33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan  pabrik t ersebut akan s elalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar. Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan  pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau  penggantian spare part  atau komponen yang terdapat pada fasilitas t ersebut. Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan  bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat t etap bekerja dan pro duk dapat diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu  perusahaan pabrik yang menyang kut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi. Universitas Sumatera Utara

Transcript of Chapter II_2.pdf

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 1/33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dan Peranan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang

sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena

apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan

selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.

Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan

 pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya

dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar

kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan

 pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, dan perbaikan

atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau

 penggantian spare part  atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan

 bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk

dapat diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk

menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau

mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan

mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu

 perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,

kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 2/33

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat

daalm suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau

maintenance  ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.

Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin

tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus

dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi

kemaceta-kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

 Maintenance  dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau

menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau

 penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan

operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,

dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik

dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami

kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses

 produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga

dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena

kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya

fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama

fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

 produksi.

 b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak

terganggu.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 3/33

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar

 batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama

waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai

investasi tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien

keseluruhannya.

e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan

keselamatan para pekerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama

lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama

 perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang

sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

2.2. Jenis-jenis Pemeliharaan ( Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan

atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.

1. Preventive Maintenance 

Pengertian  preventive maintenance  adalah kegiatan pemeliharaan dan

 perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang

tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan

fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses

 produksi.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 4/33

  Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive

maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam

kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi

 pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana

dan schedule  pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana

 produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena

kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi

yang termasuk pada golongan critical unit , dimana sebuah fasilitas atau peralatan

 produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan

atau keselamatan para pekerja.

 b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.

d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut

cukup besar atau mahal.

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau

 peralatan yang termasuk dalam critical unit , maka tugas-tugas maintenance

dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang

 bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil

 produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam praktiknya,  preventive maintenance  yang dilakukan oleh suatu

 perusahan pabrik dapat dibedakan atas:

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 5/33

a.  Routine Maintenance

 Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini

adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, serta pemeriksaan bahan bakarnya

dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa

menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.

b.  Periodic maintenance 

Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu

minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun

sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam

kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya

setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan

maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat

daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan  periodic

maintenance  adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat

dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan

 pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut

untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.

2. Breakdown Maintenance 

 Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

 perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada

fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 6/33

Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan

 perbaikan atau reparasi.

Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi

akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi

sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi,

dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan

terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini

adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam

 proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan

untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor

ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat

ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang

ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance 

saja tanpa  preventif maintenance  akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat

menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu

kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya

dibandingkan dengan  preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama

kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi

 berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses

 produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan

breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada

 preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 7/33

melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya

kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat

mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan  preventive maintenance. Selain

itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang

mahal dan termasuk pada critical unit   dari proses produksi, bahwa  preventive

maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan

breakdown maintenance saja.

2.3. Organisasi Maintenance

Defenisi, maksud, lingkup dan hasil-hasil yang dari organisasi pasti ada.

Di dalam pendirian suatu organisasi perawatan, maka beberapa hal yang utama

ialah :

1.  Menurunkan ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas pabrik.

2. 

Bahwa pengambilan personal pengawas adalah didasarkan atas tanggung

 jawab dan beban.

3.  Berikanlah keahlian personal yang akan dilibatkan didalam aktivitas produksi.

4.  Dan bahwa pendekatan secara otomatis dalam keahlian sedini menunjukkan

kebutuhan yang lebih besar dari seni teknik modern dan keahlian.

Berikut diberikan pentabelan tentang sebutan, definisi, lingkup serta hasil-

hasil yang diharapkan dari suatu organisasi.

Sebutan : Organisasi

Definisi : Menengahkan kewenangan, pertanggung jawaban dan

hubungan untuk mengektifkan tujuan dari organisasi

Tujuan Pendirian : 1. Susunan administrasi

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 8/33

  2. Beban dan tanggung jawab dari pengawas-pengawas

setiap tingkatan.

3. Permintaan kerja mekanik dalam tingkat produksi

Lingkup : Organisasi yang dipakai di pabrik, bagian, policy pabrik,

dan kelompok staff tenaga administrasi.

Pada tiap-tiap tingkatan dari pengawas harus dibagi atas

dasar beban dan tanggung jawab supaya seseorang staff

 bisa berperan secara penuh dengan tanpa dikacaukan oleh

duplikasi pekerjaan-pekerjaan.

Dalam banyak hal bahwa suatu organisasi harus luwes

didalam meniti tujuan.

Hasil : 1. Organisasi dimaksud untuk mencapai target

2. Memudahkan serta menyederhanan prosedur didalam hal

 praktis operasionalnya.

3. Menghilangkan fungsi duplikasi dan over lapping

4. Secara praktis dan bisnis adalah untuk lebih

meminimkan biaya produksi dan harga jual.

5. Meningkatkan kemampuan pabrik bila semuanya

mungkin.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 9/33

Adapun dari struktur organisasi pemeliharaan yang dipakai oleh PKS Bah Jambi

dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 10/33

Dari data di atas, maka dapat di jelaskan sebagai berikut :

1.  Daftar sarana : Suatu laporan dimana untuk mengetahui beberapa

 jenis mesin atau peralatan yang di maintenance 

kan.

2. Jadwal pemeliharaan : Suatu kegiatan untuk mempermudah melakukan

suatu proses kegiatan maintenance  dan apa saja

yang akan dilakukan.

3.  Catatan riwayat : Suatu laporan untuk mengetahui kapan mesin

tersebut perlu di ganti atau melakukan

 pembongkaran.

4. 

Program pemeliharaan : Apa saja yang akan dilakukan dalam melaksanakan

kegiatan proses maintenance.

5. Spesifikasi pekerjaan : Suatu kegiatan yang mana dapat dibagi dalam

melaksanakan proses maintenance.

6. Staff pemeliharaan : Suatu kerjaan dimana membuat kegiatan kerja

dalam melaksanakan proses maintenance.

7. Staff produksi : Suatu pekerjaan dimana memperhatikan keadaan

yang terjadi dalam proses produksi pada suatu

mesin.

Mengorganisasi dan mengawasi semua bahagian-bahagian dan

kegiatannya baik berupa kegiatan langsung ataupun tak langsung bekerja sama

dengan bagian pemeliharaan pabrik. Untuk tujuan ini perlu dibuat suatu metode

yang efisien diantara sesama bagian-bagian lain yang terkait.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 11/33

  Bagaimana mengorganisasi bagian pemeliharaan yang tercakup dalam

organisasi pabrik harus jelas.

a. Tugas kepala bagian, insinyur, supervisor (penyedia), teknisi dan para

 pekerja yang harus disiapkan pada saat memulai pekerjaan.

1.  Siapkan semua tata cara ( prosedur )

2.  Diskusikan dan siapkan semua detail untuk pelaksanaan kerja dan

awasi urutan kerjanya.

3.  Minta tenaga kerja lain bila perlu, dan tugaskan pekerjaan pada

 pekerjaannya masing-masing.

Sangat diajurkan untuk melakukan latihan pendahuluan sebelum pabrik

 benar-benar beroperasi, dengan melatih para pekerja pabrik sebaik

mungkin akan menghindarkan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk pada

saat pabrik beroperasi.

 b. Jaga dan evaluasi semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan pabrik. Manajer

 pabrik berhak untuk menilai kondisi para pekerja minimal sekali dalam

setahun. Para pekerja ini bertugas untuk menjaga dan meningkatkan

efisiensi pabrik dan menghilangkan aturan kerja yang berbelit-belit.

Struktur organisasi pada suatu pabrik.

1. 

General manager ( GM )

2.  Superintenden ( SI )

3.  Supervisor ( SPV )

4.  Foreman ( Kepala Regu )

5.  Craft ( Buruh )

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 12/33

2.4. Planning ( Perencanaan )

1. Definisi Pekerjaan Perencanaan

Kemajuan suatu organisasi tidak dapat diharapkan tanpa adanya

 perencanaan. Memang sebenarnya keberhasilan perusahaan, langsung

 berhubungan dengan kuantitas dan kualitas perencanannya.

Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan apa yang akan terjadi di

masa yang akan datang dan mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang itu.

Ini berarti setidak-tidaknya harus ada sepercik seni dan segenggam ilmu dalam

 perencanaan. Yang harus jelas dalam perencanaan adalah sejumlah sasaran yang

 pasti, sekalipun hanya berupa inti sari dari harapan dan keinginan. Seseorang

 perencanaan harus mempunyai cukup daya khayal untuk membayangkan apa yang

akan terjadi, dan dapat mengubah gagasan kedalam bentuk yang lebih praktis,

sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk tindakan.

Semua pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang-orang

 pemeliharaan sudah dikaji melalui beberapa perencanaan. Pekerjaan perlu

direncanakan bila :

a.  Pekerjaan sudah diselidiki, jelas, dan langkah-langkah kerja juga sudah ada

catatannya.

 b. 

Bahan yang diperlukan sudah dibeli dan sesuai dengan rencana spesifikasi

kerja tersebut.

c.  Bila equipment-equipment khusus seperti truk besar dan kren diperlukan maka

equipment ini harus berada ditempat atau tersedia pada suatu tempat.

d.  Perkakas-perkakas khusus yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan juga

harus ada dilapangan.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 13/33

e.  Gambaran-gambaran atau skets dari barang yang mau dikerjakan harus ada

lengkap dengan uraiannya.

f. 

Diperlukan untuk meng-estimate jumlah tenaga kerja dan waktu yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Jika suatu pekerjaan memenuhi kriteria diatas, maka pekerjaan tersebut

dapat diklasifikasikan sebagai pekerjaan perencanaan. Perencanaan pemeliharaan

akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan mengikuti prosedur-prosedur dasar

 berikut ini : pastkan langkah-langkah pekerjaan dan prosedur yang detail ( rinci ),

tentukan tingkat kekhususannya dan estimasi apa-apa yang diperlukan pada setiap

 jenis pekerjaan pemeliharaan, karena setiap jenis pekerjaan berbeda dari satu

 pabrik dengan pabrik lainnya.

Jika estimasi dan perencanaan dibuat secara teliti dan akurat maka

 perencanaan akan berhasil dengan baik. Para perencanan harus tetap memikirkan

 bahwa pelaksanaan berhasil dengan baik. Para perencanaan harus tetap

memikirkan bahwa pelaksanaan melewati batas waktu yang ditentukan atau

 bahan-bahan tidak cukup atau habis, dan harus kelebihan dan ini tidak akan

menghasilkan pekerjaan yang baik, dan harus selalu diingat bahwa pekerjaan yang

seharusnya bila dikerjakan 2 orang hanya perlu waktu 8 jam tetapi kenyataannya

waktu tersebut lebih dari 8. Jadi bila perencanaannya buruk maka hasilnya akan

lebih buruk.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 14/33

2. Fungsi Dari Perencanaan

Tugas-tugas dari perencana sebaiknya dipegang oleh orang yang

merencanakan sendiri pekerjaan itu, atau kedua pekerjaan diatas dapat juga

dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Perencanaan menyiapkan pekerjan-

 pekerjaan bulanan, mingguan, dan harian berdasarkan prioritas. Tujuan dari

 perencanaan ini adalah untuk mendistribusikan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan

 jam kerja yang tersedia.

3. Pengaturan

Staff perencanaan membuat pengaturan untuk mendapatkan bahan,

 perkakas, dan equipmen yang khusus dan dikirimkan kelapangan tempat

 pekerjaan dilakukan. Jadwal pekerjaan untuk hari esok, tembusan permintaan

kerja, tembusan permintaan barang, gambar dan cetakan dikirim kebahagian

enginering atau kepada penyelia. Penyelia mempelajari kembali pekerjaan-

 pekerjaan tersebut dan membuat koreksi-koreksi untuk pekerjaan selanjutnya.

Jadwal kerja harian dan mingguan harus disiapkan lebih awal. Jadwal ini

menerangkan urutan-urutan kerja yang harus dilakukan.

4. Pembagian Waktu

Hal yang perlu diperhatikan perencanaan adalah tidak semua pekerjaan-

 pekerjaan sejenis dapat dikerjakan pada waktu dan hari yang sama. Jadwal

 pekerjaan harian merupakan pegangan bagi penyelia untuk mengalokasikan

tenaga kerja pada pekerjaan-pekerjaan yang khusus berdasarkan estimasi

 pekerjaan tersebut. Jadwal harian ini juga berguna untuk melaporkan status

 pekerjaan dan jumlah jam kerja yang sebenarnya, agar dapat diperkirakan

 biayanya. Salinan jadwal kerja berguna mengkoordinasikan pengiriman barang.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 15/33

  Kegunaan lainnya, jadwal kerja harian ini merupakan sumber informasi

untuk mengawasi pekerjaan pemeliharaan. Jadi jadwal ini harus ditandatangani

atau disyahkan secara teliti oleh penyelia pemeliharaan pabrik atai insinyur yang

 bertanggung jawab sebelum dikembalikan kebahagiaan perencanaan keesokan

harinya. Pada rapat harian bahagian pemeliharaan antara manajer pemeliharaan,

kepala bahagian dan penyelia membicarakan beban pekerjaan yang akan muncul

untuk minggu selanjutnya. Disini semua pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya besar

didiskusikan dan rencana harian yang telah terjadwal disyahkan. Pada rapat harian

ini orang-orang bahagian operasi merupakan orang-orang penting yang

memberikan infomasi untuk keberhasilan penjadwalan pekerjaan tersebut.

Siapkan perencanaannya dengan membuat diagram batang dan

didiskusikan pada rapat mingguan, untuk menentukan apakah pemakaian tenaga

kerja yang dipakai sudah sesuai dengan yang diinginkan. Komunikasi antar

 bahagian pemeliharaan dan bahagian produksi sangat penting. Rapat harian dan

mingguan untuk menyatukan komunikasi yang tercecer dan juga untuk

memberikan semangat dan kerjasama yang baik antara semua group pemeliharaan

yang ada.

Penjadwalan berguna untuk memastikan semua pekerjaan harian telah ada

tenaga kerjanya berdasarkan estimasi permintaan kerja yang sudah dibuat.

Walaupun demikian hak penuh untuk mengalokasikan pekerjaan ada pada

 penyedia (supervisor) pemeliharaan pabrik. Khusus untuk pekerjaa darurat,

 penyelia harus melengkapi jadwal pekerjaan harian, untuk menentukan siapa yang

harus mengerjakan suatu pekerjan tertentu

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 16/33

5. Rencana Yang Tepat

Tidak akan ada rencana jangka panjang yang bermanfaat, jika tidak

dinyatakan secara tertulis. Ini berarti mempersiapkan perencanaan sedemikian,

sehingga dapat dilakukan tanpa hadirnya seorang perencana yang handal. Kalau

 program ini ditulis, maka dapat dilakukan oleh siapapun yang akan

melakukannya.

Suatu rencana akan berhasil dengan baik, apabila sasaran dinyatakan

dengan jelas, dan dilakukan pengendalian atas rencana itu. Paling baik kalau

rencana itu dinyatakan dengan sederetan jadwal yang menunjukkan urutan waktu,

maupun persyaratan lainnya secara kuantitatif.

6. Langkah-langkah Perencanaan

Semua perencanaan harus didasari oleh kesadaran bahwa ia ditulis untuk

orang, dilaksanakan oleh orang, dan bisa gagal karena orang. Berhubungn dengan

itu, maka langkah-langkah diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :

1.  Tentukan dengan jelas apa yang harus dilakukan dan oleh siapa.

2.  Menjamin adanya kemampuan dan sumber daya

3.  Merinci sasaran

4.  Kaitkan sasaran dengan organsiasi yang sudah ada

5. 

Mengerahkan pekerjaan

6.  Cobakan rencana itu

7.  Sisihkan perubahan yang perlu

8.  Awasi terus kemajuannya

9.  Bahaslah kemajuan dengan semua pihak yang bersangkutan

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 17/33

10. Rumuskan prosedur pengendalian dan lakukan pengecekan apakah

kemajuan itu sejalan dengan kendali.

7. Kualifikasi Staff Perencanaan

Satu hal yang harus diperhatikan pada saat group perencanaan akan

dibentuk adalah kualifikasi kemampuan para calon perencana tersebut, dan hal-hal

yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :

1.  Mempunyai latar belakang praktek lapangan.

2.  Mampu menganalisa masalah-masalah yang ada, hingga dapat mengambil

tindakan lebih dahulu sebelum kerusakan benar-benar terjadi pengalaman

minimum 2 atau 3 tahun sebagai supervisor atau pendidikan diploma

teknik 3 tahun dengan pengalaman lapangan 3 tahun untuk calon

supervisor yang terbaik. Perekrutan dari diploma teknik dengan

 pengalaman lapangan dianjurkan, karena calon ini dapat mengembangkan

dan mengantisipasi hal-hal yang baru.

8. Inspeksi dan Fungsinya

Bebarapa organsiasi perawatan mesin yang besar memisahkan antara

inspeksi pada perawatan pencegahan dan fungsi pengawasan (dalam arti perkiraan

 pembiayaan) dar problema keteknikan dan keahlian pengawasan sendiri.

Pemisahan ini bila diharapkan tercapainya efisiensi kerja yang optimal

dalam organsaisi perawatan mesin tersebut. Bila semuanya mungkin, maka

sebaiknya untuk pengawasan supaya ditempatkan dalam kaitan dengan upaya

 peningkatan prestasi sumber daya manusianya.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 18/33

2.5. Beban Kerja

1. Permintaan Kerja

Permintaan kerja berisikan informasi-informasi yang sangat penting, tetapi

dasarnya adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh perencanaan dan

staffnya agar dapat meramalkan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

Pertama adalah nomor item equipment yang menunjukkan jenis equipmen

dalam pabrik tersebut yang akan diperbaiki. Lebih baik lagi jika dibuat buku kode

 pemeliharaan. Hingga dari buku ini dapat diperoleh nomor item dan dituliskan

 permintaan kerja pada saat permintaan kerja itu diminta.

Dengan adanya nomor item ini memungkinkan kita mencatatnya pada

kartu histori pemeliharaan dan ini akan dipakai untuk meramalkan pemeliharaan

 pada masa depan. Kode-kode lain yang dipakai pada permintaan kerja adalah

kode biaya, kode elemen biaya, kode bahan, kode klassifikasi pekerjaan, dan kode

 priorotas pekerjaan pemeliharaan.

2. Prioritas Pekerjaan

Orang yang meminta pekerjaan pemeliharaan punya hak penuh untuk

mengusulkannya tetapi tidak berhak untuk prioritasnya. Koordinator operasi dan

 pemeliharaan yang mengusulkan prioritas pekerjaan dan mensyahkan permintaan

kerja tersebut dan menyelidiki terlebih dahulu.

Insinyur atau kepala bagian operasi atau pemeliharaan yang mempunyai

wewenang memutuskan prioritas pekerjaan bergantung pada skope pekerjaan

 pemeliharaan tersebut.

Prioritas 1. Pekerjan ini bersifat pekerjaan darurat, yang harus segera dilakukan

yang artinya harus mengganggu pekerjaan lain yang telah terjadwal.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 19/33

  Pekerjaan darurat tidak memerlukan pengesahan bahagian-bahagian

yang terkait.

Prioritas 2. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dimulai pelaksanaan 30 jam lagi,

dan pekerjaan jenis ini dapat dikerjakan pada jadwal pekerjaan

keesokan harinya.

Prioritas 3. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemeliharaanya yang rutin, pekerjaan

ini bersifat alamiah dan terus menerus dan terjadwal dalam periode

satu minggu.

Prioritas 4. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pembangkaran mesin tahunan,

 pekerjaan ini memerlukan penyimpanan data-data yang banyak

sekali. Pada pekerjaan ini pembelian bahan-bahan harus

dilaksanakan 10 bulan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.

Prioritas yang paling tinggi adalah priorits yang pertama, selanjutnya

adalah prioritas kedua, ketiga. Prioritas ke 4 merupakan pekerjaan yang bisa

dilakukan.

3. Beban Kerja Perawatan

Tujuan utama dari prosedur perawata menyangkut semua tentang

 pengawasan, reparasi, over houl dan mengkonstruksi untuk menciptakan kondisi

”siap operasi” dari suatu mesin.

Pekerjaan-pekerjaan terdiri dari fungsi perencanaan perawatan dan

 perancangan bagian-bagian mesin yang pelu dipengaruhi atau diganti dan lain-

lain. Lebih dari semua aktivitas ini dilaporkan kepada manajemen yang lebih

tinggi.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 20/33

Teknik pabrik menyangkut semua pelaporan pada atasan supaya organisasi

 pabrik bisa berjalan seperti yang diharapkan. Tanggung jawab utama dari teknik

 pabrik dapat dibagi dalam dua fungsi dasar yaitu :

1. 

fasilitas teknik

2.   perawatan

Perawatan berarti pula menciptakan “siap operasi” dari mesin-mesin dan

ini pasti melibatkan pembiayaan, perencanaan, serta fungsi desain untuk bisa

mencitakan berfungsinya fasilitas dan peralatan.

4 Fungsi Dasar Kerja Perawatan

Untuk bisa dicapai “Siap Operasi” dari mesin-mesin, maka fungsi

 perawatan hendaknya mencakup pekerjaan-pekerjaan

a. 

Check up

 b.  Perawatan pencegahan

c. 

Reparasi

d.  Overhoul

e.  Konstruksi

f.  Pengamanan.

Dalam keadaan kerja semua normal, maka aktivitas dari perawatan mesin

dibagi atas satu dari enam kelompok kerja. Dan fungsi yang ketujuh ialah

mengadministrasikan dari fungsi-fungsi sub-sub kerja tadi.

a. 

Kontrol Maintenance ( Chek up )

Peranan utama dari kontrol perawatan atau check-up termasuk

1.  Kontrol berkala dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna

2.  Menciptakan mesin selalu siap operasi

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 21/33

3.  Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau overhoul

4.  Kontrol dari bagian-bagian mesin hasil perawatan dari penjual (jasa

 perawatan)

5. 

Kontrol mutu dari hasil kerja kelompok perawatan.

Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda dari upaya untuk aktifitas

 produksi. Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan pada

manajemen yang lebih tinggi tentang kapan kiranya masing-masing dari bagian

mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa dirancang

untuk itu.

b.  Perawatan Pencegahan

Sepatutnya didefenisikan bahwa pekerjaan maintenance meliputi

 pencegahan, pengaturan, penggantian rutin, pelumasan, pembetulan mana-mana

dari bagian-bagian mesin sehingga siap untuk dioperasikan. Pekerjaan perawatan

semacam ini adalah bisa memperkirakan perencanaan dan jadwal waktu, serta

dapat dipakai sebagai standart waktu untuk memperkirakan biaya perwaktunya.

Dengan perawatan pencegahan maka diharapkan tidak terjadinya

kefatalan atau kerewelan. Memang diakui, bahwa perawatan pencegahan berarti

meningkatkan profit. Waktu yang hilang, lamanya waktu yang dipakai untuk hal-

hal yang produktif menjadi sedikit, dan ini merupakan faktor utama yang bisa

meningkatkan keuntungan secara total dari perusahaan. Tersebab pada saat

 peralatan tiba-tiba saja menjadi patah, maka bukan hanya ongkos yang

diperhitungkan terhadap hilangnya produksi, akan tetapi ongkos total menjadi

lebih besar dari pada nilai bagian mesin yang patah tadi karenanya maka jadwal

 produksi menjadi lebih penting, macetnya perputaran modal dan lain-lai

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 22/33

c.  Reparasi

Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan

yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin siap operasi.

Repair yang dimaksudkan adalah dari sekedar pekerjaan yang “tidak

terjadwal” karena seringkali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil

sebagai contoh karena endapan air di dalam tangki bensin. Bisa juga hal itu terjadi

karena pergerakan pada elektroda besi dan lain-lain.

d.  Overhaul

Overhaul atau turun mesin atau disebut pula perawatan total atau

 perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari

 penggantian atau pembauran atau rekondisi dari tiap-tiap bagian dari mesin.

Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau titik

 patah, pengujan, penggantian, pembauran, pemasangan kembali serta pengetesan

hasilnya.

Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin dan mesin-mesin transportnya,

untuk itu juga bisa dipakai fasilitas serta alat yang tetap lokasinya seperti instalsi

 pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar berbeda dengan perawatan pencegahan,

dimana keutamaan dari keterlibatan dan test dari berbagai bagian mesin adalah di

dalam kaitan agar mesin benar-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi

kondisi seperti halnya pada saat awal mesin itu dioperasikan.

Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya

material dan onderdil-onderdil secara lengkap.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 23/33

e.  Konstruksi

Pada beberapa pabrik, strategi dasar dari perawatan juga dimungkinkan

 pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangun atau mengkonstruksikan seperti

misalnya mengkonstruksi bagian-bagian dari engine yang terbuat dari kayu, baja,

 plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik, instalasi kontroler elektronik dan

lain-lain. Dalam beberapa keadaan pekerjaan-pekerjaan terakhir ini bisa

dilimpahkan kepada pemborong terpercaya.

Betapa pun juga di dalam menganalisa perancangan organisasi perawatan

 perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual. Terdapat dua tipe dasar

untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan. Perawatan

menetap termasuk mengkonstruksi, pelurusan, pemasangan instalasi

listri/hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik

sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian

 perawatan yang besar dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya. Inspeksi,

repair dan bahkan overhaul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari

suatu proses ke proses lain.

2.6. Material Kontrol Dan Pembelian 

Material Kontrol

Jumlah orang untuk setiap pengawas atau beban pengawas, secara umum

dapat dipakai sebagai bahan untuk menetapkan berapa besarnya jumlah pengawas

yang dibutuhkan untuk memegang tenaga-tenaga perawatan mesin. Walaupun

kesepakatan pengawas di dalam membawahi buruh adalah 8 dan bahkan

terkadang hingga 25, tetapi yang normal berkisar antara 12 hingga 14 orang saja.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 24/33

Dengan melatih lebih dulu calon-calon pengawas, nantinya diharapkan

kontak personal yang lebih baik sehingga bisa memanage yang diawasi. Untuk

Pengambilan pengawas ahli Agar dihindari pemakaian pengawas yang bukan

ahlinya, sebab betapapun juga pengawas perlu bisa terjun untuk memberikan

contoh dan petunjuk-petunjuk teknis operasional. Jangan sampai ahli teknis

 bangunan diterjunkan untuk mengawasi pada bidang mesin atau sebaliknya. Ini

hasilnya kurang memuaskan.

2.7. Hubungan Antara Bagian Teknik

Setiap bahagian-bahagian engineering pada suatu perusahaan selalu

mempunyai hubungan yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Dan

hubungan ini dapat digambarkan sebagai suatu keluarga. Suatu tim engineering

terdiri dari sejumlah orang yang merasa mereka adalah bahagian tim engineering

yang lain.

1.  Basis Keahlian Teknik

Ada dua hal yang mendasari kehalian teknik dari tenaga perawatan mesin

1.  Peningkatan kemampuan keahlian teknik melalui latihan khusus dan

 pengalaman.

2. 

Orang berlatar belakang pendidikan teknik mesin yang dipadukan dengan

 pengalamannya untuk membawahi kelompok kerja.

2. Tujuan Kehalian

Adapun tujuan dari keahlian adalah, sebagai berikut :

1.  Untuk mendapatkan keahlian teknik yang memadai

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 25/33

2.  Peningkatan karier dengan dasar keahlian di dalam persoalan-persoalan

 perawatan mesin

3. 

Untuk mendapatkan hasil guna dari pekerjaan mereka supaya lebih

memuaskan

4.  Lebih tahu dan lebih baik di dalam menghadapi pekerjaan serta pekerjaan

 perawatan mesin

5.  Kesempatan untuk mengembangkan keahlian non-teknik guna promosi

 jabatan yang lebih tinggi bisa dicapai.

3. Fungsi Hubungan Teknik 

Pada bagian lain beberapa keperluan dari gabungan keahlian teknik

(engineer) dan pengawasan adalah dimaksudkan untuk antara lain :

1. 

Lebih cepat untuk menyesuaikan diri terhadap tantangan-tantangan baru

khususnya yang berkaitan dengan persoalan-persoalan personal yang

tergabung dalam kelompok-kelompok kerja.

2.  Lebih bisa untuk memberikan contoh dalam rangka peningkatan prestasi

kerja para buruh, khususnya kepada mereka yang dibawahinya.

Pendekatan edukatif, persuasif dan kemampuan komunikasi, menjadi

 bagian yang harus dikuasainya.

Di dalam hubungan ini, bahwa penyusunan organisasi perawatan mesin

diharapkan nantinya agar staff atau buruh bisa mengkomunikasikan

kepada pengawas-pengawasnya masing-masing dan sebagainya, di dalam

rangka mencapai hasil kerja yang optimal.

3.  Dengan pembaharuan sistem tentunya harus bisa diproyeksikan

 pengurangan atau penambahan pengawas di dalam struktur organisasi

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 26/33

yang ada, untuk mengoptimalkan hasil guna bila dibanding dengan ongkos

yang dikeluarkan.

4. 

Agar sedini mungkin diberikan latihan khusus, terutama kepada para

 pengawas-pengawas yang baru supaya mereka lebih cepat untuk dilibatkan

dalam pengawasan produksi.

5.  Lebih memudahkan dalam melakukan kontak-kontak kerja di dalam

rangka meningkatkan productifitas.

Kombinasi dari beberapa poin di atas dimaksudkan dalam rangka

meningkatkan keuntungan perusahaan.

4. Tenaga Ahli

Pemakaian dan jumlah tenaga staff ahli, misal : ahli teknik listrik, teknik

instrumentasi, logam, ahli korosi dan ahli-ahli, tergantung pada:

1.  Kelayakan dari komposisi tenaga ahli yang perlu ada di dalam organisasi

2. 

Banyaknya skala-skala prioritas haruslah ditempatkan di dalam daftar

 pertanyaan (dalam rencana) yang berbeda pula.

3.  Suatu kesetimbangan ekonomi dari biaya pelayanan konsultan di dalam

organisasi perawatan mesin harus bisa menggantikan nilai tenaga ahli

 profesional. Tidak terlampau biasa untuk memiliki tenaga spesialis

 profesional di dalam organisasi perawatan mesin, akan tetapi disini

diberikan contoh pada instansi-instansi besar atau perusahaan yang

mengkhususkan pada perawatan mesin-mesin.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 27/33

2.8. Man Power

 Man power  atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan,

ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan

mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.

Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,

kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian

yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas

dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.

Dalam manajemen produksi khususnya  bagian perawatan pabrik, tenaga

kerja (man power ) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini

disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa

adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.

Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur

hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan

untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk

membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam

 penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang

menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja

serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada

gambar (chart ) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin,

maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 28/33

2.9. Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian

Sulit untuk dipersentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing

keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti

ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk

mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada

 bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi

tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.

Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat

 perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja

diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban

terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong

luar.

2.10. Man Hour

Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour   adalah

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung

dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu

 pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal

tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua

metode yanng dapat dipakai, yaitu:

a.  Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.

 b.  menggunakan data standart yang berasal dari konsultan maupun jurnal-

 jurnal pendukung yang relevan.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 29/33

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang

terjadwal. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan-

 pekerjaan yang sudah terjadual. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan

 jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.

Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja

 pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,

seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.

Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan

oleh workshop  dan supervisor  perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk

 pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan-

laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.

Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk

overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan

dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja

yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.

2.11. Pengendalian dan Pembiayaan Operasional

Metode yang umum dan tradisional dalam penerarapan pemeliharaan

adalah pemeliharaan darurat tak terencana. Metode ini membolehkan kerusakan

terjadi sebelum diadakan perbaikan untuk mengoreksi kesalahan atau mereperasi

kerusakan. Dalam cara ini kebutuhan akan pekerjaan mengendalikan organisasi

dan administrasi pemeliharaan, dan kerusakan peralatan mencerminkan kegagalan

untuk memeliharanya.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 30/33

Interupsi terhadap oleh pemberhentian yang tak teramalkan jarang

dievaluasi secara tuntas dan selalu ditaksir terlalu rendah.

Sebagai usaha untuk mengurangi efek interuptif seperti ini terhadap

 produksi, berbagai perusahaan akhir-akhir ini telah menggunakan suatu cara

mengorganisasi pekerjaan pemeliharaan, dan cara ini kita sebut Pemeliharaaan

Terencana,  yang didefenisikan sebagai pekerjaan yang diorganisasikan dan

dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan.

Sangat sering ada kebencian diam-diam terhadap keteraturan pengendalian

ini, keterkejutan dan kesibukan yang sering ada disekitar perbaikan darurat tidak

terjadi lagi, para insinyur engan enggan melaksanakan pap yang sudah tertulis,

dan para pekerja merasa kemampuan mereka tidak diperlukan lagi. Yang

 bertanggung jawab terhadap biaya bertanya-tanya apakah tidak lebih baik untuk

membiarkan biaya pemeliharaan tetap tertutupi dengan pembiayaan umum yang

sudah terbiasa dilakukan uang sesuai untuk pemeliharaan tak terkendali.

Pendapat-pendapat diatas tentu saja salah meskipun perlu ditekankan

 bahwa diperlukan beberapa usaha tertentu untuk menerapkan metode

 pemeliharaan terencana dan mungkin ditemukan bahwa kritik langsung yang

muncul terhadap metode ini didasari oleh kebencian yang tidak didasari seperti

diatas.

Pengendalaian administratif terhadap pekerjaan pemeliharaan sangat

 berubah ketika berganti dari metode pemeliharaan darurat ke kebijakan

 pemeliharaan terencana. Pemeliharan darurat sangat sangat tergantung dengan

keputusan sesaat, pembelian secara panik, revisi yang tak beakhir terhadap

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 31/33

 proritas pekerjaan, pengarahan ulang tenaga kerja secara mendadak, dan berbagai

keadaan darurat yang komulatif merendahkan efisiensi pemeliharaan.

Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaan

 perusahaan dengan menyediakan alat-alat yang secara teknis dan finansial

mengarahkan dan mengendalikan operasi pemeliharaan dengan tujuan

meningkatkan standar pemeliharaan pabrik dan mempertinggi keefektifan biaya,

lihat pada gambar 2.2.

Rancangan pemeliharaan terncana yang paling sukses pastilah yang

sesederhana mungkin, melibatkan personil bengkel dengan sesedikit mungkin

 pekerjaan tulis-menulis.

Sistem yang diterapkan dalam hal ini hanya membutuhkan tiga dokumen

yang bersangkutan dengan personil bengkel, hanya dua diantaranya memerlukan

 penulisan. Dalam masyarakat modern sejumlah pekerjaa tulis – menulis t idak bisa

dihindarkan dan mungkin diperlukan dalam waktu bertahun-tahun menciba suatu

kata tertulis sampai betul-betul diterima sebagai salah satu prasyarat dalam teknis

 perencanaan modern. Dalam hal ini beberapa masalah yang diketahui, misalnya

keengganan untuk berubah, mungki terjadi dan tidak bisa dihilangkan secara

keseluruhan.

Pada kebanyakan organisasi yang menggunakan sistem pemeliharaan

terencana, hal ini akan merupakan bagian integral dari fungsi rekayasa pabrik.

Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah bagan lingkar sederhana yang

menggambarkan persentase pemeliharaan murni ( 55 % ), dibandingkan dengan

 perekayasaan proyek dan berbagai pekerjaan non-pemeliharaan, yang bisa

menjadi suatu sasaran untuk perencanaan masa depan.

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 32/33

  Tentu saja persentase ini berbeda-beda pada perusahaan yang satu dengan

yang lain dan diantara industri yang berbeda. Jika proporsi pekerjaan

 perekayasaan proyek kecil, pemeliharaan murni akan mempunyai proporsi besar.

Yang didapatkan tidak berbeda banyak antara perusahaan-perusahaan ialah

 proporsi di dalam pemeliharaan murni itu sendiri, yaitu antara pemeliharaan

 pencegahan, korektif, dan darurat yang masing-masing kisar antara 72, 22 dan 6

%. Angka ini adalah sasaran yang realistik yang harus di capai oleh setiap

 perusahaan dalam 1.5 – 2 tahun setelah pemakaian sistem pemeliharaan terencana.

Gambar 2.2 Fungsi Rekayasa Pabrik

Manajemen dan pekerjaan produksi wajib berpikir bahwa pemakaian

sistem pemeliharaan terencana dengan segera akan menghasilkan perbaikan

Universitas Sumatera Utara

7/21/2019 Chapter II_2.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii2pdf-56dbc40ac9468 33/33

standar pemeliharaan dan pengurangan waktu menganggur. Hal ini mungkin saat

terjadi dalam beberapa kasus, diman standar pemeliharaan jauh di bawah rata-rata.

Tetapi manajemen, staf dan para pekerja harus sadar bahwa adanya keengganan

untuk berubah, perlunya mesin di overhoul  secara total dan sebagainya,

membutuhkan bantuan dari setiap orang dalam departemen pemeliharaan, kerja

sama penuh dari departemen operasi atau produksi, dan juga yang penting adalah

adanya dukungan dari manajemen puncak, sebelum efek pemeliharaan bisa

dirasakan.

Kita telah melihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh manajer

 pemeliharaan adalah komunikasi antara dirinya sendiri dengan pekerja work shop.

Penggantian sebagian cara komunikasi tradisioanl dan satu-satunya yaitu kata-

kata dengan mulut, dengan suatu sistem dokumen membutuhkan kesabaran dan

keuletan yang besar.

Dokumen tunggal yang paling penting dalam mengorganisasikan

 pemeliharaan adalah apa yang kita sebut permintaan pemeliharaan ( maintenance

request  ). Ini sering disebut juga pesanan kerja, permintaan kerja, kartu kerja, atau

tiket kerja, istilah tersebut sangat tergantung dari kesukaan masing-masing

 perusahaan, tetapi pada dasarnya sama saja.