Chapter I
-
Upload
nurpiter-thiodoris -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Chapter I
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari biomass atau bahan baku
alami melalui proses fermentasi. Fermentasi dapat diartikan sebagai suatu
perubahan gradual bahan tertentu oleh enzim bakteri, jamur dan ragi. Contoh
perubahan kimia dari fermentasi meliputi pengasaman susu, fermentasi alkohol
serta oksidasi senyawa nitrogen organik (Hidayat N., dkk. 2006).
Ragi yang sering dipergunakan dalam pembuatan bioetanol adalah ragi
dari jenis Saccharomyces cerevisiae Hansen. Fermentasi menggunakan
Saccharomyces cerevisiae Hansen. saja akan menghasilkan etanol dalam jumlah
yang kecil karena proses sakarifikasi hanya berlangsung selama proses destruksi
pati dengan pemanasan. Sehingga jumlah etanol yang dihasilkan tidak optimal.
Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menghidrolisis pati menjadi glukosa
dalam jumlah yang lebih banyak (Suharto. 1995).
Salah satu solusi yang dapat dipakai adalah dengan memanfaatkan
mikroorganisme lain untuk dikombinasi dengan Saccharomyces cerevisiae
Hansen. dalam proses fermentasi sehingga etanol yang dihasilkan lebih banyak.
Beberapa penelitian serupa tentang pembuatan bioetanol telah dilakukan di
berbagai negara termasuk di Indonesia, di Thailand, pembuatan bioetanol dari
tumbuhan Artichoke Jerusalem dilakukan dengan menggunakan bakteri
Zyomomonas mobilis dan ragi Saccharomyces cerevisiae Hansen., di Amerika
Serikat, dilakukan penelitian pembuatan bioetanol dari pati kentang dengan
menggunakan jamur Aspergillus niger dan ragi Saccharomyces cerevisiae
Universitas Sumatera Utara
-
Hansen. yang dikultur bersama (cocultures). Penelitian-penelitian tersebut adalah
yang mendasari dilakukannya penelitian bioetanol ini, dimana mikroorganisme
yang digunakan untuk dikombinasikan dengan ragi Saccharomyces cerevisiae
Hansen. adalah jamur Aspergillus awamori Nakaz. yang sebelumnya di Jepang
digunakan dalam penelitian mengenai uji aktivitas enzim -amilase yakni enzim yang sama yang berperan dalam memecah pati menjadi molekul glukosa dan oleh
sebab itu dengan mengkombinasikan jamur Aspergillus awamori Nakaz. ini dan
ragi Saccharomyces cerevisiae Hansen. selama berlangsungnya proses fermentasi
diharapkan akan meningkatkan jumlah etanol yang diperoleh. Jamur Aspergillus
awamori Nakaz. berasal dari hasil isolasi koji atau yang sering disebut sebagai
starter dalam pembuatan sake di Jepang yang menurut hasil penelitian memiliki
aktivitas enzim -amylase yang kuat. (Toyama dan Koshin, 1967; Onsoy, dkk. 2007; Abouzied dan Reddy, 1986).
Untuk pembuatan bioetanol, pilihan bahan baku utama yang dapat diambil
adalah ubi kayu. Hal ini disebabkan oleh ubi kayu yang murah harganya, tersedia
dalam jumlah yang banyak dan mudah diperoleh. Ubi kayu termasuk tanaman
yang mudah penanganannya sehingga dapat tumbuh di berbagai jenis lahan yang
berbeda-beda (Hidayat N., dkk. 2006).
Berdasarkan hal diatas maka dilakukanlah penelitian ini untuk membuat
bioetanol dari ubi kayu dengan memanfaatkan jamur Aspergillus awamori Nakaz.
dan ragi Saccharomyces cerevisiae Hansen. Jamur Aspergillus awamori Nakaz.
diharapkan akan berperan sebagai pembentuk senyawa glukosa yang diperlukan
Saccharomyces cerevisiae Hansen. untuk membentuk etanol karena jamur ini
memiliki enzim -amilase yang dapat memecah pati menjadi glukosa.
Universitas Sumatera Utara
-
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan terhadap volume bioetanol yang diperoleh bila
fermentasi ubi kayu dengan ragi Saccharomyces cerevisiae Hansen.
dilakukan tanpa menggunakan jamur Aspergillus awamori Nakaz.
dibandingkan dengan penggunaan jamur tersebut dalam fermentasi?
2. Apakah ada pengaruh dari variasi interval waktu yang dipergunakan dalam
proses fermentasi terhadap volume bioetanol yang dihasilkan?
3. Apakah pembuatan bioetanol dengan memanfaatkan Aspergillus awamori
Nakaz. dan Saccharomyces cerevisiae Hansen. dapat menghasilkan etanol
sebagai senyawa tunggal (homofermentatif)?
1.3. Hipotesis
1. Diduga bahwa pemanfaatan jamur Aspergillus awamori Nakaz. bersama
Saccharomyces cerevisiae Hansen. dalam proses fermentasi akan
menghasilkan etanol dengan volume yang lebih banyak bila dibandingkan
dengan volume etanol yang diperoleh dari proses fermentasi dengan
Saccharomyces cerevisiae Hansen. saja.
2. Diduga bahwa dengan perpanjangan waktu fermentasi yang dilakukan,
volume bioetanol yang dihasilkan akan bertambah.
3. Diduga bahwa pemanfaatan jamur Aspergillus awamori Nakaz. dan
Saccharomyces cerevisiae Hansen. dalam fermentasi ubi kayu
menghasilkan etanol sebagai senyawa tunggal.
Universitas Sumatera Utara
-
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbandingan volume bioetanol yang diperoleh dari
fermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus awamori Nakaz.
bersama Saccharomyces cerevisiae Hansen. dan fermentasi yang hanya
menggunakan Saccharomyces cerevisiae Hansen. saja.
2. Untuk mengetahui interval waktu fermentasi yang optimal dalam
pembuatan bioetanol yang dilakukan.
3. Untuk mengetahui kemurnian dan kadar bioetanol yang dihasilkan.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
mengenai cara pembuatan bioetanol yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
bahan baku industri farmasi yang lebih murah dan juga sebagai sumber energi
baru yang dapat diperbaharui serta aman bagi lingkungan.
Universitas Sumatera Utara