Chapter I
description
Transcript of Chapter I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan tempat tinggal (rumah) pada dewasa ini semakin meningkat
seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Peningkatan
kebutuhan akan perumahan secara otomatis kebutuhan akan bahan bangunan
semakin meningkat pula. Peningkatan akan kebutuhan bahan bangunan harus
disikapi dengan pemanfaatan dan penemuan bahan bangunan yang mampu
memberikan alternatif kemudahan pengerjaan serta hemat biaya.
Berbagai penelitian telah dilakukan dengan harapan akan ditemukannya
alternatif teknik kontruksi yang efisien serta penyediaan bahan bangunan dalam
jumlah besar dan ekonomis. Alternatif yang sedang menjadi perhatian dewasa ini
adalah pemanfaatan limbah-limbah industri. Limbah industri untuk bahan campuran
genteng ternyata mampu meningkatkan kuat tekan .
Pada penelitian ini penulis mencoba meneliti penggunaan limbah industri
ampas tebu dan abu terbang batu bara (Fly ash) sebagai alternatif bahan pembuatan
genteng. Genteng merupakan bahan bangunan sebagai alternatif pengganti seng yang
dibuat dari campuran, semen, pasir dan air dengan komposisi tertentu dan berfungsi
sebagai atap. Komposisi bahan ini sangat menentukan terhadap kualitas
Di negara – negara maju pemakaian fyl ash sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan beton sudah dikenal luas.Campuran didesain dipilih campuran
75 % pemakaian fly ash untuk membuat beton yang seramah mungkin pada
lingkungan ( www.fly ash .com) Dalam pembuatan beton dengan campuran fly
Universitas Sumatera Utara
ash diperkirakan kekuatan 5000 psi pada 28 hari ternyata perkiraan meleset
menjadi 7000 psi pada 28 hari. (www.fly ash. com ).
Secara kimia abu terbang batu bara (fly ash) merupakan mineral alumino
sillika yang mengandung unsur Ca,K,dan Na,disamping juga mengandungsejumlah
unsure C dan N tersusun dari partikel terkecil yang mempunyai karakteristik
berkapasitas pengikat dari sedang sampai tinggi serta mempunyai sifat-sifat
pembentuk semen.
Pemakaian fly ash sebagai bahan subsitusi didasarkan atas sifat yang dapat
mengikat jika dicampur dengan air dan pasir .Dewasa ini hasil produksi limbah abu
terbang batu bara yang dihasilkan dari Pembagkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
berkisar 700.000 – 1000.000 ton/tahun.
Melihat begitu banyak limbah fly ash yang dihasilkan maka masalah yang
akan timbul adalah masalah pengrusakan lingkungan. Berdasarkan permasalahan
inilah maka diupanyakan pemanfaatan limbah agar tidak mencemari lingkungan
danbila perlu limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Sebagian besar kandungan yang terdapat dalam fly ash adalah silika
yang mempunyai sifat pengikat bila dicampur dengan air. Sifat silika yang
dapat mengganggu keamanan lingkungan bila tidak ditangani secara memadai (
Hidayat 1993 ).
Selain mempergunakan limbah fyl ash dalam pembuatan genteng juga
dipergunakan limbah serat baggase dari hasil penggilingan ke lima ampasd tebu.
Dengan menambahkanserat kedalam adukan beton dapat meningkatkan dan
memberikan keuntungan beberapa sifat beton baik sifat fisis mau pun sifat kimia
.Dari penelitian yang dilaksanakan (Neville dan Books 1987 dalam Dwiyono 2000)
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini bahan tambahan dalam mortar yang di pergunakan adalah serat tebu
dan fly ash mengandung senyawa sillika (SiO2) sebagai bahan pengisi dan subsitusi
agregat dan semen.
Abu terbang batu bara memiliki sifat sebagai pengikat jika dicampur dengan
air. Di samping itu juga pengikat pasir. Pasir sillika mempunyai sifat hidrophilie
yaitu memiliki sebuah material untuk menarik dan mengikat pada permukaannya.
Ikatan diantara abu terbang batu bara dan pasir/ serat ampas tebu mengakibatkan
berkurangnya celah atau pori-pori diantara butiran pasir/ serat ampas tebu
Pemanfaatan serat baggase dalam pembuatan genteng ditinjau dari kandungan
silika yang cukup banyak 70 % dari bahan.Serat baggase juga mempunyai sifat
sebagai bahan pengisi/agregat yang abi dalam pembuatan genteng.Telah banyak
dilakukan uji coba pemakaian serat baggase dalam pencampuran semen yang
antara lain dengan perbandingan 1 semen : 2 serat baggase,ternyata memberi
hasil yang lebih kuat terhadap kondisi agresif serta dengan biaya yang
ekonomis Juga pada pembuatan panel gypsum dengan serat baggase dipakai
sebagai bahan tambahan mampu menghasilkan panel gypsum yang memiliki
kuat lentur yang baik. Ikatan yang dibentuk antara butiran pasir dan abu terbang
batu bara (fly ash) merupakan ikatan fisis bahan anorganik. Ikatan ini juga
menurunkan kelembapan sehingga akan mengeras dan ikatannya akan lebih sukar
terurai. Penambahan unsur pengikat diharapkan akan menaikkan kekuatan tekan.
1.2 Identifikasi Masalah.
Genteng beton sebagai penutup atap saat ini kebutuhannya meningkat.Namun
sesuai dengan sifat dasar beton sebagai bahan dasar pembuatannya memiliki sifat
Universitas Sumatera Utara
kurang mampu menahan terik,lentus,bersifat getas,dan tidak cukup menahan
berat.Usaha peningkatan kualitas genteng beton sampai sekarang masih terus
dilakukan.Baik peningkatan kuat lentur ,kuat tekan,bahkan sampai upanya membuat
genteng itu ringan.Penambahan serat dalam adukan mortar beton dapat
meningkatkan kuat tarik,kuat lentur dan beton yang dihasilkan akan lebih
ringan(Dwiyono,2000).Penambahan serat dalam adukan memberikan perbaikan
beberapa sifat beton.Panjang serat yang ditambahkan dalam adukan genteng beton
harus memenuhi ketentuanaspek rasio yaitu perbandinganantara panjang dan
diameter serat.Aspek rasio yang ideal 50 – 100mm(Sudarmoko 1987 dalam Dwiyono
2000).Serat yang terlalu pendek akan mudah tercabut dan terlalu panjang akan
menggumpal,dan jumlah yang terlalu sedikit tidak berpengaruh dan terlalu banyak
akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan genteng beton.
1.3.Perumusan Masalah
Limbah padat fly ash akan memberikan nilai tambahan jika dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan genteng yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini.
a. Apakah limbah padat abu terbang batu bara (fly ash) dapat dipakai sebagai
perekat semen dan ampas tebu sebagai pengisi genteng.
b. Bagamana prosedur pembuatan genteng dengan menggunakan limbah padat
abu terbang batu bara (fly ash) dengan limbah ampas tebu sebagai pengisi
genteng.
c. Bagaimana peranan limbah serat alami ampas tebu dan abu terbang batu
bara (fly ash) terhadap karakteristik dari genteng.
Universitas Sumatera Utara
1.4.Tujuan Penelitian.
- Memanfaatkan hasil limbah abu terbang batu bara (fly ash) untuk
pembuatan genteng.
- Manfaat limbah abu terbang batu bara (fly ash) dan limbah padat pabrik gula
ampas tebu dalam pembuatan genteng.
- Mengetahui nilai serapan air pada genteng dengan bahan tambahan fly
ash dan serat baggase pada variasi komposisi yang direncanakan..
- Mengetahui seberapa besar pengaruh abu terbang batu bara (fly ash) dan
limbah alami ampas tebu terhadap karakteristik genteng.
- Pengurangan kerusakan lingkungan.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat di antaranya
adalah:
1) Bahan masukan kepada masyarakat sekitar pabrik PLTU dan pabrik gula
Sei Semayang.
2) Dapat diketahui pengaruh dari penggunaan bahan ikat tambahan abu
terbang dalam pembuatan genteng.
3) Secara akademis dapat memberikan wawasan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dalam pembuatan genteng.
Universitas Sumatera Utara
6
4) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi industri bahan
bangunan atau dunia usaha genteng yang memakai bahan susunan semen,
pasir, tanah liat.
1.6. Batasan Masalah
Data yang diharapkan dari penelitian ini yaitu tentang uji kuat tekan, uji kuat
patah, uji densitas, serapan air pada genteng dengan bahan pengikat abu batu bara
(fly ash) dan bahan tambahan ampas tebu.
Limbah pada PLTU Sibolga yang digunakan adalah abu terbang batu bara (fly
ash) yang berwarna abu – abu kebiruan dan semua butiran lolos ayakan 100 mehs.
Serat baggase yang dipergunakan dalam penelitian ini berkondisi jenuh kering
muka atau SSD (Saturated Surface Dry) dan dipotong –potong dengan panjang.
kira –kira 1 – 2 cm dan persentase 2%,4%,6%,8%,10% terhadap berat pasir yg
digunakan.
Perbandingan volum karakteristiknya diambil dua nilai optimum yaitu semen :
pasir adalah 80% : 20% dan 70% : 30%.
Variabel pada genteng beton adalah komposisi serat baggase,2%. 4%, 6%, 8 %.
Dan 10 %
Uji terhadap genteng beton adalah uji kuat tekan, uji kuat patah, uji densitas,
. dan penyerapan air.
Universitas Sumatera Utara