Chapter I

download Chapter I

of 5

Transcript of Chapter I

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai

    tanaman berkhasiat obat sebagai upaya penanggulangan masalah kesehatan.

    Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

    kesehatan dasar dan sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan penduduk

    dibidang kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih luas

    dan merata sekaligus memelihara dan mengembangkan warisan budaya bangsa

    maka perlu terus dilakukan penelitian, penggalian, pengujian dan pengembangan

    obat tradisional atas dasar hasil-hasil penelitian dan pengujian ilmiah (Voigt,

    1994).

    Senyawa kimia alam yang terkandung di dalam tumbuhan berupa senyawa

    metabolit sekunder yaitu triterpen/steroid, flavonoid, tanin, saponin, kumarin,

    alkaloid, glikosida dan lain sebagainya. Golongan triterpenoid/ steroid merupakan

    senyawa yang larut dalam pelarut non polar seperti n-heksan, sedangkan

    golongan alkaloid termasuk senyawa semi polar yang dapat larut dalam pelarut

    semi polar. Sedangkan senyawa flavonoid dan tanin dapat larut dalam pelarut

    polar seperti metanol, etanol, etilasetat atau pelarut polar lainnya (Harbourne,

    1984).

    Standarisasi ekstrak tidak lain adalah serangkaian parameter yang

    dibutuhkan sehingga ekstrak memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai

    dengan peraturan yang berlaku. Namun dalam hal ini, parameter ekstrak daun

    dandang gendis belum tercantum dalam Parameter Standar Umum Tumbuhan

    Universitas Sumatera Utara

  • Obat. Diharapkan dengan dilakukannya karakterisasi ekstrak etanol daun dandang

    gendis dapat dijadikan acuan sebagai parameter mutu ekstrak.

    Salah satu tumbuhan yang sedang dikembangkan akhir-akhir ini adalah

    tumbuhan dandang gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) termasuk

    famili Acanthaceae. Tumbuhan ini berkhasiat sebagai antiinflamasi, antitoksin

    binatang berbisa, obat luka bakar dan eksim. (Anonim, 2005). Hasil skrining

    fitokimia yang telah dilakukan oleh Wirasty (2004) dan Linda (2007), daun

    dandang gendis mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid/steroid

    bebas, glikosida, tanin, saponin, flavonoid dan minyak atsiri. Di samping itu

    mengandung senyawa lupeol, betulin dan sitosterol (Anonim, 2005).

    Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Eunike (2008), menyebutkan

    bahwa ekstrak etanol daun dandang gendis memiliki efek antiinflamasi yang

    paling baik pada dosis 50 mg/KgBB dan memberikan pelepasan diperpanjang

    pada ekstrak etanol yang diperangkapkan pada matriks nata de coco. Oleh Mimi

    (2009), menyebutkan bahwa fraksi n-heksan daun dandang gendis memiliki efek

    antiinflamasi paling baik pada dosis 50 mg/KgBB dan memberikan pelepasan

    diperpanjang pada fraksi n-heksan yang diperangkapkan pada matriks nata de

    coco.

    Obat-obat antiinflamasi non steroid biasanya mempunyai efek samping

    dengan keluhan seperti saluran cerna yaitu mual, muntah, anoreksia, diare, dan

    nyeri abdomen (Mycek, 2001), induksi tukak lambung atau tukak peptik yang

    kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna serta

    gangguan fungsi trombosit (Anonimb, 2008).

    Pemanfaatan air kelapa yang tadinya merupakan limbah dapat diubah

    Universitas Sumatera Utara

  • menjadi bahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, meningkatkan pendapatan

    petani atau masyarakat, mengurangi tingkat pencemaran lingkungan (Prasasto,

    2009). Pada penelitian ini air kelapa dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco.

    Nata de coco merupakan hasil proses fermentasi air kelapa menggunakan

    bakteri Acetobacter xylinum yang dapat digunakan sebagai penghantar obat untuk

    tujuan pelepasan obat terkontrol (Piluharto, 2003). Bakteri Acetobacter xylinum

    dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya

    dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Bahan tambahan yang

    diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana, sumber nitrogen, dan

    asam asetat (Anonima, 2008).

    Perkembangan teknologi di bidang Farmasi berlangsung dengan pesat

    terutama mempertinggi mutu obat yang menyebabkan berbagai metode terus

    dikembangkan untuk mendapatkan obat yang memiliki efisiensi terapi yang tinggi

    dan efek samping yang kecil. Untuk meningkatkan efek farmakologi maka

    ketersediaan obat dalam darah harus cukup, durasi obat ditingkatkan dan efek

    toksiknya dikurangi. Untuk ini, telah dikembangkan bentuk-bentuk sediaan yang

    kerjanya diperlama dengan pelepasan obat terkontrol (Gennaro, 1990).

    Berdasarkan hal di atas, pada pengujian efek antiinflamasi ini digunakan

    fraksi etilasetat daun dandang gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau)

    bentuk suspensi maupun yang diperangkapkan dalam matriks nata de coco.

    Kandungan flavonoid dan tanin daun dandang gendis yang terdapat pada fraksi

    etilasetat daun dandang gendis diharapkan dapat berfungsi sebagai antiinflamasi,

    ini didukung oleh Simon and Kerry (2000), yang menyebutkan bahwa senyawa

    flavonoid, steroid dan tanin dalam bentuk bebas dan kompleks tanin-protein

    Universitas Sumatera Utara

  • berkhasiat sebagai antiinflamasi.

    Pengujian efek antiinflamasi fraksi etilasetat daun dandang gendis

    digunakan tikus putih yang diinduksi karagenan dengan metode pletismometri dan

    sebagai pembanding positif digunakan indometasin.

    1.2 Perumusan Masalah

    Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah:

    1. Berapa hasil karakterisasi ekstrak etanol daun dandang gendis

    (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau)?

    2. Apakah fraksi etilasetat daun dandang gendis bentuk suspensi dan yang

    diperangkapkan dalam matriks nata de coco mempunyai efek antiinflamasi

    terhadap radang buatan pada telapak kaki tikus putih yang diinduksi

    dengan karagenan?

    3. Apakah terdapat perbedaan efek antiinflamasi fraksi etilasetat daun

    dandang gendis bentuk suspensi dengan yang diperangkapkan dalam

    matriks nata de coco?

    1.3 Hipotesis

    Hipotesis penelitian ini adalah

    1. Diperoleh hasil karakterisasi ekstrak etanol daun dandang gendis

    (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau).

    2. Fraksi etilasetat daun dandang gendis bentuk suspensi dan yang

    diperangkapkan dalam matriks nata de coco mempunyai efek antiinflamasi

    terhadap radang buatan pada telapak kaki tikus yang diinduksi dengan

    karagenan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Fraksi etilasetat daun dandang gendis bentuk suspensi dan yang

    diperangkapkan dalam matiks nata de coco memberikan efek yang berbeda

    jika diberikan secara oral pada tikus.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Memperoleh karakterisasi ekstrak etanol daun dandang gendis.

    2. Mengetahui adanya efek antiinflamasi dari fraksi etilasetat daun dandang

    gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) dalam bentuk suspensi

    maupun yang diperangkapkan dalam matriks nata de coco terhadap radang

    buatan pada telapak kaki tikus putih yang diinduksi dengan karagenan.

    3. Mengetahui perbedaan efek fraksi etilasetat daun dandang gendis dalam

    bentuk suspensi dengan yang diperangkapkan dalam matriks nata de coco

    yang diberikan secara oral pada tikus putih.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini diharapkan nantinya fraksi etilasetat daun dandang

    gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) yang diperangkapkan dalam

    matriks nata de coco dapat digunakan sebagai sumber bahan obat fitofarmaka

    dengan pelepasan obat diperpanjang.

    Universitas Sumatera Utara