Chapter I

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan potensi gempa yang sangat besar. Hal ini disebabkan lokasi Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Philipine sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 di bawah. Pertemuan empat lempeng tersebut mengakibatkan mekanisme tektonik dan geologi Indonesia menjadi lebih rumit. Indonesia juga memiliki struktur island-arc dengan karakteristik physiografik yang unik seperti palung samudera yang dalam, geanticlines belt, volcanic inner arc, dan marginal basin. (Irsyam, 2005) Gambar 1. 1 Indonesia dengan Empat Lempeng Tektonik Utama (Irsyam, 2005) Gempa Aceh yang mengakibatkan terjadinya tsunami pada akhir tahun 2004 dan gempa-gempa yang terjadi di Sumatera beberapa bulan berikutnya telah menghancurkan infrastruktur-infrastruktur yang ada pada daerah-daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara

description

Seismo

Transcript of Chapter I

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Indonesia adalah negara dengan potensi gempa yang sangat besar. Hal ini

    disebabkan lokasi Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik

    utama, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Philipine sebagaimana

    terlihat pada Gambar 1.1 di bawah. Pertemuan empat lempeng tersebut

    mengakibatkan mekanisme tektonik dan geologi Indonesia menjadi lebih rumit.

    Indonesia juga memiliki struktur island-arc dengan karakteristik physiografik yang

    unik seperti palung samudera yang dalam, geanticlines belt, volcanic inner arc, dan

    marginal basin. (Irsyam, 2005)

    Gambar 1. 1 Indonesia dengan Empat Lempeng Tektonik Utama (Irsyam, 2005)

    Gempa Aceh yang mengakibatkan terjadinya tsunami pada akhir tahun 2004

    dan gempa-gempa yang terjadi di Sumatera beberapa bulan berikutnya telah

    menghancurkan infrastruktur-infrastruktur yang ada pada daerah-daerah tersebut.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gedung-gedung pertokoan, perkantoran, serta fasilitas umum banyak yang rusak dan

    hancur. Kerugian material yang diakibatkan gempa tersebut sangat besar. Oleh sebab

    itu, infrastruktur-infrastruktur yang ada di Indonesia mesti direncanakan terhadap

    beban gempa.

    Dalam merencanakan suatu struktur dengan beban gempa, banyak aspek yang

    mempengaruhi, diantaranya adalah periode bangunan. Periode bangunan ini sangat

    dipengaruhi oleh massa struktur serta kekakuan struktur tersebut. Kekakuan struktur

    sendiri dipengaruhi oleh kondisi bahan, serta dimensi struktur yang digunakan.

    Sebuah bangunan beton yang telah berdiri cukup lama biasanya akan terdapat

    retakan-retakan. Hal itu mengindikasikan bahwa tulangan di dalam beton telah

    bekerja menahan beban yang terjadi pada bangunan tersebut. Keretakan pada struktur

    bangunan pun dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat time-dependent,

    seperti susut dan rangkak. Semakin banyak retakan yang terjadi, maka kekakuan

    bangunan tersebut akan berkurang sehingga bangunan tersebut menjadi lebih

    flexible. Semakin tinggi tingkat ke flexible-an suatu gedung, maka makin tinggi pula

    periode bangunan tersebut. Dengan demikian, ketika terjadi gempa, pada nilai

    periode struktur tertentu, percepatan gempa yang melewati bangunan tersebut akan

    menjadi lebih kecil. Dengan kata lain gaya akibat gempa yang dialami bangunan

    tersebut akan semakin kecil.

    Sangat tidak realistis jika dalam merencanakan bangunan terhadap beban

    gempa menggunakan momen inersia utuh (gross). Indonesia memiliki peraturan

    yang mengatur tentang perencanaan struktur gedung yaitu: SNI 2847-2002 yang

    mengacu pada peraturan ACI 318M-2008, angka-angka reduksi terhadap momen

    Universitas Sumatera Utara

  • inersia, reduksi terhadap kolom (70%) berbeda dengan reduksi terhadap balok

    (35%).

    Pengambilan angka reduksi yang tepat sangatlah penting. Jika angka reduksi

    yang diambil lebih besar dibandingkan seharusnya, maka diasumsikan bahwa

    momen inersia berkurang dengan angka yang besar. Hal itu akan memberikan

    kekuatan yang bagus bagi bangunan. Tapi di lain pihak, deformasi yang timbul akan

    lebih besar dari perhitungan awal. Begitu juga sebaliknya, jika angka reduksi yang

    diambil lebih kecil, maka kekuatan struktur yang dapatkan akan lebih kecil dari

    asumsi awal, namun deformasi yang terjadi akan lebih kecil dari asumsi awal.

    Mengingat pentingnya angka reduksi yang tepat dan adanya perbedaan

    koefisien reduksi dalam SNI, maka dalam Tugas Akhir ini akan dilakukan kajian

    perilaku penampang apakah koefisien reduksi yang terdapat dalam SNI 2847-2002

    cukup realistis untuk dapat dipertanggungjawabkan dalam tataran suatu gedung yang

    menahan beban yang kemungkinan akan terjadi pada gedung tersebut.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui distribusi

    gaya-gaya dalam pada struktur beton bertulang akibat dari reduksi momen inersia

    menurut peraturan SNI 2847-2002 dan hasil analitis, sedangkan tujuan penulisan

    tugas akhir ini adalah:

    1. Memahami teori mengenai pengaruh keretakan beton pada elemen

    struktur.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Mengevaluasi distribusi gaya-gaya dalam yang terjadi terhadap struktur

    setelah dilakukan reduksi terhadap momen inersia berdasarkan peraturan

    dan hasil analitis.

    1.3. Lingkup Pembahasan

    Elemen struktur yang menjadi konsentrasi pada tugas akhir ini adalah:

    1.Balok.

    2.Kolom.

    Pemilihan elemen struktur tersebut karena keduanya merupakan elemen yang vital

    dalam suatu bangunan. Sehingga ketika gempa terjadi, kerusakan yang terjadi pada

    kedua elemen tersebut tidak akan menyebabkan bangunan runtuh.

    1.4. Batasan Masalah

    Dalam penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa batasan yang dipakai untuk

    menganalisa maupun mengkajinya, diantaranya :

    1. Mutu beton fc 30 Mpa, Mutu Baja fy 400 Mpa

    2. Tebal plat atap yaitu 10 cm dan plat lantai seragam yaitu 12 cm

    3. Bangunan struktur yang akan ditinjau diasumsikan berada pada zona 4

    4. Fungsi bangunan yaitu sebagai perkantoran

    5. Karakteristik tanah yaitu tanah sedang

    6. Bangunan 4 lantai dengan tinggi tiap lantai 4m

    7. Denah bangunan 21 x 12 m, jumlah bentang dalam arah x dan y

    adalah sama yaitu 3 bentang

    8. Jarak antar bentang 7 m dalam arah x dan 4 m dalam arah y

    Universitas Sumatera Utara

  • 9. Diagram tegangan linear

    10. Dimensi balok dan kolom

    Lantai

    Dimensi Balok

    (cm) Dimensi Kolom

    (cm) Balok Induk Balok Anak

    4 30 x 60 20 x 40 60 x 60

    3 30 x 60 20 x 40 50 x 50

    2 30 x 60 20 x 40 50 x 50

    1 30 x 60 20 x 40 50 x 50

    1.5. Metodologi

    Metodologi yang digunakan untuk mengerjakan tugas akhir ini adalah

    melakukan kajian literatur dan menganalisa perilaku penampang elemen-elemen

    struktur terhadap beban. Kajian literatur meliputi pembahasan mengenai gaya gempa

    pada bangunan serta pengaruh yang diperhitungkan, pembebanan pada bangunan,

    dan perhitungan momen inersia.

    Modul bangunan yang dirancang adalah bangunan 4 lantai dengan struktur

    utama kolom dan balok. Setelah modul bangunan ditetapkan, pertama kali akan

    dilakukan analisis sensitivitas elemen struktur terhadap perubahan inersia

    penampang. Analisis ini berguna untuk melihat seberapa besar pengaruh reduksi

    momen inersia yang akan mempengaruhi kinerja elemen-elemen struktur dalam

    menahan beban-beban yang bekerja. Analisis ini dilakukan dengan bantuan Program

    Sap 2000.

    Universitas Sumatera Utara

  • 1.5. Sistematika Pembahasan

    Sistematika pembahasan tugas akhir ini adalah:

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi gambaran secara umum mengenai latar belakang permasalahan, tujuan

    tugas akhir, ruang lingkup, dan sistematika laporan.

    BAB II DASAR TEORI

    Berisi ilmu-ilmu dasar yang diperlukan dalam bahasan, pertimbangan-

    pertimbangan sebelum melakukan analisis struktur. Selain itu akan ditampilkan

    studi-studi yang telah dilakukan berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

    BAB III STUDI KASUS DAN PEMODELAN

    Berisi gambaran umum kasus struktur yang akan ditinjau, deskripsi elemen

    struktur, data-data parameter desain, dan beban-beban yang bekerja.

    BAB IV ANALISIS PENAMPANG DAN PEMBAHASAN

    Berisi pembahasan mengenai studi kasus yang ditinjau. Pada bab ini, akan

    didapatkan perilaku penampang model-model elemen struktur yang telah didesain

    dengan peraturan yang ada terhadap beban-beban rencana.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Menyajikan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tugas akhir dan

    memberikan saran perbaikan untuk selanjutnya.

    Universitas Sumatera Utara