Ch.12 Rosenstiel
-
Upload
nicholas-johnson -
Category
Documents
-
view
286 -
download
26
Transcript of Ch.12 Rosenstiel
RESTORASI GIGI YANG TELAH DIRAWAT ENDODONTIK
Gigi yang telah dirawat endodontik seharusnya memiliki prognosis yang baik. Gigi tersebut dapat
beperan baik sebagai gigi penjangkaran untuk gigi tiruan cekat atau gigi tiruan sebagian lepasan. Tetapi,
teknik khusus diperlukan untuk merestorasi gigi tersebut. Biasanya sebagian struktur gigi telah hilang
akibat karies, perawatan endodontik, dan penempatan restorasi sebelumnya. Hilangnya struktur gigi
memberikan masalah bagi retensi restorasi berikutnya dan meningkatkan kemungkinan fraktur selama
beban fungsional. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pilihan teknik yaitu tipe gigi (I, C, P, atau M)
dan jumlah struktur mahkota yang tersisa. Hal tersebutlah yang menjadi indikator penting dalam
menentukan prognosis.
A. Rencana Perawatan
Sebelum direstorasi, gigi yang telah dirawat endodontik harus dievaluasi dalam beberapa hal di
bawah ini:
1. Penutupan apikal baik
2. Tidak sensitif terhadap tekanan
3. Tidak ada eksudat
4. Tidak ada fistula
5. Tidak ada sensitivitas apikal
6. Tidak ada inflamasi aktif
Pengisian akar yang tidak baik harus dirawat kembali sebelum perawatan prosthodontik cekat
dimulai. Jika struktur mahkota masih utuh dan dapat diberi beban, seperti pada gigi anterior, kavitas
dapat direstorasi dengan pengisian sederhana (hanya restorasi komposit). Tetapi bila banyak bagian
gigi yang hilang, cast post dan core diindikasikan. Molar biasanya direstorasi dengan amalgam atau
kombinasi satu atau lebih cemented post dan amalgam atau komposit. (Gambar 12-2)
Dahulu digunakan one-piece post-crown tetapi sekarang, untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik, digunakan teknik two-step yang meliputi penempatan awal dasar post dan core yang diikuti
dengan penempatan fabricated crown yang terpisah. Umumnya digunakan metal post, yang
memberikan retensi yang diperlukan untuk core. Core menggantikan struktur mahkota yang hilang,
memungkinkan didapatkannya preparasi geometri gigi yang optimal. Karena itu, bentuk jaringan
mahkota yang tersisa, dikombinasikan dengan core, akan menghasilkan bentuk preparasi yang ideal.
Tersedia post prefabricated metal, carbon fiber, ceramic, dan glass fiber. Post ceramic dan glass
fiber memberikan alternatif estetik bagi metal post. Prefabricated post digunakan dengan prosedur
two-step: pertama postnya disementasi, setelah itu material core plastik seperti komposit, amalgam,
atau glass ionomer diberikan. Setelah membentuk core dan sisa jaringan gigi sampai bentuk preparasi
mahkota optimal, crown dibuat dengan cara konvensional.
Keuntungan teknik two-step adalah apabila crown harus diganti, pengangkatan post, yang
membahayakan prognosis gigi, tidak diperlukan. Hal ini sangat berguna bagi gigi yang diperlukan
sebagai penjangkaran gigi tiruan cekat.
1. Pertimbangan untuk Gigi Anterior
Gigi anterior yang telah dirawat endodontik tidak selalu membutuhkan coverage penuh
dengan penempatan full crown, kecuali jika material restorasi plastis memiliki prognosis yang
terbatas (misalnya jika gigi memiliki restorasi komposit proksimal besar dan struktur gigi yang
tidak terdukung). Beberapa kasus lain gigi yang utuh dapat berfungsi dengan baik hanya dengan
restorasi komposit.
Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa gigi anterior yang telah dirawat endodontik dan
gigi anterior yang masih vital memiliki resistensi terhadap fraktur yang sama. Jika fraktur terjadi,
penguatan struktur gigi dilakukan dengan mengangkat sebagian bahan pengisi saluran akar dan
menggantinya dengan metal post. Pada kenyataannya, penempatan post membutuhkan
pengambilan jaringan gigi yang lebih banyak lagi yang akan semakin melemahkan gigi.
Pada gigi anterior yang tidak membutuhkan coverage penuh, penggunaan metal post tidak
direkomendasikan karena malah akan mengambil jaringan gigi sehat yang lebih banyak. Selain
itu, post yang telah disementasikan juga akan mempersulit prosedur re-endodontik, jika
diperlukan. Dengan kata lain, gigi anterior yang tidak membutuhkan covergae penuh cukup
dilakukan perawatan endodontik lalu restorasi mahkotanya cukup dengan komposit.
Kerugian penggunaan rutin cemented post adalah:
a. Penempatan post membutuhkan
prosedur operatif tambahan.
b. Preparasi gigi untuk
mengakomodasi post memerlukan pengambilan struktur gigi lebih banyak.
c. Post dapat mempersulit atau
mencegah perawatan re-endodontik yang mungkin diperlukan di masa depan.
B. Prinsip-prinsip Preparasi Gigi
1. Konservasi Struktur Gigi
a. Preparasi Saluran Akar
Saat mempersiapkan ruangan bagi pasak, hanya struktur gigi minimal saja yang diambil
dari saluran akar. Ketebalan dentin yang tersisa adalah variabel utama penentu resistensi
fraktur akar. Gigi yang dipasangkan pasak yang lebih tebal (1,8 mm) akan lebih mudah
fraktur dibandingkan dengan yang memakai pasak lebih kecil/tipis (1,3 mm). Analisis
fotoelastis juga menunjukkan bahwa tekanan internal menurun pada pasak yang lebih kecil.
Saluran akar dibesarkan hanya sampai pasak dapat dipasangkan dengan pas.
Ada 6 karakter desain preparasi saluran akar yang baik :
1) adequate apical seal
2) pembesaran saluran akar
minimum
3) panjang pasak yang sesuai
4) positive horizontal stop (untuk
meminimalisasi wedging)
5) dinding vertikal untuk
mencegah rotasi
6) ekstensi batas restorasi final
b. Preparasi Jaringan
Mahkota
Gigi pasca PSA seringkali sudah banyak kehilangan struktur mahkotanya akibat karies,
restorasi sebelumnya, atau preparasi akses, jika menggunakaan cast core maka akan
dilakukan reduksi kembali untuk mengakomodasi complete crown dan menghilangkan
undercuts dari dinding pulpa, sehingga sangat sedikit dentin yang tersisa. Segala usaha harus
dilakukan untuk mempertahankan jaringan mahkota sebanyak mungkin karena akan
membantu untuk memperkecil konsentrasi tekanan pada batas gingiva. Sebaiknya jaringan
yang tersisa lebih dari 2 mm.
Ekstensi dinding aksial mahkota ke arah apikal menciptakan suatu ferrule, yang dapat
mencegah fraktur gigi pasca PSA selama berfungsi. Belum ada bukti yang jelas bagaimana
pembuatan ferrule melalui prosedur surgical crown-lengthening dapat meningkatkan
prognosis, karena prosedur crown-lengthening juga dapat mempengaruhi rasio mahkota-akar
dan memperlemah gigi. Pembuatan ferrule dengan cara ekstrusi ortodontik lebih dipilih
karena meskipun akar menjadi diperpendek, namun mahkota tidak menjadi panjang.
2. Bentuk Retensi
a. Gigi Anterior
Retensi pasak dipengaruhi oleh geometri preparasi, panjang pasak, diameter pasak,
tekstur permukaan pasak, dan luting agent.
1) Geometri Preparasi
Kebanyakan saluran akar gigi insisif satu atas memiliki akar yang membulat; dapat
dipreparasi dengan menggunakan twist drill atau reamer untuk menyediakan kavitas
dengan dinding sejajar atau sedikit lonjong yang memungkinkan untuk penempatan
pasak.
Sedangkan saluran akar berbentuk elips harus dipreparasi dengan
kelonjongan/kelancipan yang terbatas (6-8 derajat) untuk memperoleh retensi yang
memadai dan menghilangkan undercuts. Penelitian menunjukkan parallel-side posts
lebih retentif daripada tapered posts, namun yang paling retentif adalah threaded post
(pasak ulir).
2) Panjang Pasak
Idealnya, pasak harus sepanjang mungkin tanpa membahayakan apical seal atau
kekuatan dan integritas struktur akar yang tersisa.; umumnya apical seal harus dijaga
sepanjang 5 mm, namun pada kondisi tertentu apical seal 3 mm masih diperbolehkan.
3) Diameter Pasak
Diameter pasak dengan ukuran tidak lebih dari 1/3 diameter akar memiliki prognosis
yang baik.
4) Tekstur Permukaan Pasak
Pasak yang bergerigi atau kasar lebih retentif dibandingkan dengan pasak yang halus.
5) Luting Agent
Adhesive resin memiliki potensi untuk meningkatkan retensi. Karakter retensi seng
fosfat dan glass ionomer hampir sama, sedangkan polikarboksilat dan resin komposit
agak sedikit berbeda. Beberapa resin dan GIC lebih retentif dibandingkan dengan semen
resin-ionomer. Pasak dan core harus dibuat kembali jika terjadi rotasi atau kegoyangan.
3. Bentuk Resistensi
a. Distribusi Tekanan
1) Konsentrasi tekanan terbesar
dijumpai pada bagian bahu, terutama di interproksimal, dan apeks. Dentin sedapat
mungkin harus dipelihara pada area tersebut.
2) Semakin panjang pasak,
tekanan semakin berkurang.
3) Parallel-sided posts daoat
mendistribusi tekanan lebih rata dibandingkan dengan tapered posts, yang memiliki efek
wedging. Namun, parallel-sided posts menghasilkan tekanan tinggi pada apeks.
4) Sudut tajam harus dihindari
karena menghasilkan tekanan tinggi selama pemberian beban (loading).
5) Tekanan tinggi dapat terjadi
selama insersi, terutama oleh smooth, parallel-sided posts yang terjebak semen.
6) Pasak ulir dapat menghasilkan
konsentrasi tekanan tinggi selama insersi dan loading, tetapi distribusi tekanannya rata
bila pasak di backed-off setengah putaran dan ukuran head contact areanya mencukupi.
7) Lapisan semen menghasilkan
distribusi tekanan yang lebih merata dengan konsentrasi tekanan yang lebih kecil.
b. Resistensi Rotasional
Untuk meminimalisasi dislodgement, penting bagi geometri preparasi mencegah pasak
bulat berotasi selama berfungsi. Hal ini tidak terjadi bila sisa jaringan gigi memadai, karena
rotasi dicegah oleh dinding mahkota vertikal. Jika dentin mahkota sudah hilang seluruhnya,
groove kecil di dalam saluran akar dapat berlaku sebagai elemen antirotasi. Selain itu, rotasi
juga dapat dicegah dengan penempatan pin tambahan pada akar. Rotasi pasak ulir dicegah
dengan mempreparasi suatu kavitas kecil (setengah pada pasak, setengah pada akar)
kemudian mengkondensasi amalgam ke dalamnya setelah pasak disementasi.
C. Prosedur
Preparasi gigi untuk gigi yang telah dirawat Endodontik harus mempertimbangkan 3 stage :
1. Membuang/membersihkan material obturasi hingga kedalaman yang sesuai
2. Melebarkan / membesarkan kanal
3. Preparasi struktur mahkota gigi
1. Pengangkatan Material Pengisi
Endodontik
Sistem kanal akar (root canal system) pertama-tama harus diisi dengan baik. Membuat ruang
(space) untuk pasak (post), dan juga memastikan kanal lateral tertutup.
Ada dua cara yang sering digunakan untuk membuang gutta-percha :
a. Menggunakan plugger
endodontik hangat
b. Menggunakan rotary
instrument, terkadang digunakan bersamaan dengan agen kimia
Meskipun membutuhkan waktu lebih banyak, plugger endodontik hangat lebih sering dipilih
karena dapat mengeliminasi kemungkinan merusak dentin seperti yang dilakukan oleh rotary
instrument. Akan lebih baik jika gutta-percha dibuang dengan kondenser hangat secepatnya
setelah obturasi. Hal ini tidak akan mengganggu apical seal.
a. sebelum membuang / membersihkan gutta-percha, kalkulasi panjang pasak yang sesuai.
Pasak harus memiliki retensi dan resistensi yang cukup namun tidak terlalu panjang sehingga
memperlemah apical seal. Sebagai pedoman, buatlah panjang pasak sesuai dengan tinggi
anatomis mahkota gigi atau 2/3 dari panjang akar, tetapi harus meninggalkan 5 mm gutta-
percha pada daerah apical. Pada gigi yang pendek, syarat ini mungkin tidak dapat dipenuhi
sehingga ada beberapa kompromi. Paling sedikit harus menyisakan 3 mm bahan obturasi
pada daerah apical. Jika syarat ini pun tidak dapat dipenuhi tanpa memiliki pasak yang sangat
pendek, maka prognosisnya tidak baik.
b. Hindari 5 mm dari apical jika memungkinkan. Curvature dan juga kanal lateral sering
ditemukan pada segmen ini.
c. gunakan rubber dam untuk mencegah aspirasi instrument endodontik oleh pasien
d. gunakan endodontic condenser yang cukup besar tetapi tidak terlalu besar untuk masuk
ke dalam dinding kanal
e. tandai panjang yang sesuai (biasanya panjang kerja endodontik dikurangi 5 mm).
panaskan dan letakan pada kanal untuk menlelehkan gutta-percha
f. jika gutta-percha sudah lama dan kehilangan thermoplastisitasnya, maka dapat digunakan
rotary instrument, tetapi harus dipastikan instrument tidak merusak dentin (dapat
menyebabkan perforasi akar). Untuk alasan inilah maka intrumen high-speed dan juga bur
konvensional merupakan kontraindikasi. Peeso-reamers dan Gates glidden drills sering
digunakan utnuk tujuan ini. Football shape pada ujung gates glidden drill menyebabkan small
concavities pada dinding ruang pasak. Hal ini dapat dihindari dengan cylindrically shaped
peeso reamer. Keduanya merupakan “safe-tip” instrument karena mereka bukan end-cutting
burs. Twist drill dapat digunakan hanya untuk mensejajarkan dinding ruang pasak.
g. jika menggunakan rotary instrument, pilih yang sedikit kecil daripada kanal
h. pastikan instrument mengikuti bagian tengah dari gutta-percha dan tidak merusak dentin.
i. ketika gutta-percha sudah dibuang hingga kedalaman yang sesuai, maka diperlukan
pembentukan kanal. Dapat digunakan file endodontik atau low speed drill. Prosedur ini
menghilangkan undercut dan mempreparasi kanal untuk menerima pasak dengan ukuran yang
sesuai tanpa melebarkan kanal hingga berlebihan.
j. diameter pasak tidak boleh lebih dari 1/3 diameter akar, dan dengan dinding akar
sedikitnya memiliki ketebalan 1 mm.
2. Pembesaran Saluran Akar
Sebelum melebarkan kanal, pemilihan post dan core terlebih dahulu harus dipilih. Pasak
prefabricated yang parallel direkomendasikan lebih konservatif untuk preparasi kanal dengan
outline akar berbentuk lingkaran. Jika kanal berbentuk flaring yang terlalu besar maka lebih baik
digunakan pasak custom post.
Prefabricated posts
a. perlebar kanal hinggal 1-2
nomor lebih besar dengan drill, endodontic file, atau reamer yang cocok dengan konfigurasi
pasak. Pasak yang parallel pada sisinya lebih retentive dan dapat mendistribusikan stress
lebih baik dibandingkan dengan tapered post, tetapi parallel post tidak mengkitui bentuk dari
saluran akar yang telah berbentuk flaring setelah kondensasi dengan gutta-percha.
b. menggunakan pasak
prefabricated yang cocok dengan instrument endodontik standar.
c. berhati-hati untuk tidak merusak
dentin pada daerah apical lebih dari yang dibutuhkan.
Post juga memiliki wedging effect yang tidak diharapkan.
Custom made posts
a. menggunakan custom made post jika bentuk saluran akar noncircular atau taper yang
ekstrim. Memperbesar kanal dapat mengakibatkan perforasi. Oleh sebab itu, pada beberapa
kasus diperlukan custom made post
b. hati-hati perforasi akar pada molar.
3. Preparasi Jaringan Mahkota Gigi
Setelah ruang antar gigi dipreparasi, sisa jaringan mahkota dikurangi untuk restorasi
ekstrakoronal. Reduksi tergantung dari tipe mahkota yang akan dibuat. Ketika diperlukan
estetika, seperti pada gigi anterior, metal ceramic crown dan all ceramic crown menjadi indikasi.
a. jaringan mahkota gigi yang hilang bisa diabaikan (prosedur restorasi sebelumnya, karies,
fraktur, atau akses endodontik) dan mempreparasi struktur gigi. Preparasi dinding merupakan
titik awal untuk material inti (core material), dan memilih konfigurasi yang sesuai yang
memfasilitasi tercapainya preparasi yang benar dan baik pada core.
b. memastikan bahwa struktur fasial gigi cukup direduksi untuk estetik yang baik
c. membuang undercut internal maupun eksternal yang dapat menghambat pengeluaran pola
d. membuang struktur yang tidak terdukung, tetapi menjaga struktur mahkota sebanyak-
banyaknya jika memungkinkan.
e. sisa jaringan gigi dipreparasi sejajar dengan pasak menciptakan positive stop untuk
meminimalisasi wedging dan gigi splitting.
f. menyelesaikan preparasi dengan menghilangkan sudut yang tajam dan menciptakan garis
akhir yang mulus
4. Post Fabrication
a. Prefabricated posts
Pasak dipilih untuk mencocokan dimensi kanal, dan melakukan adjustment minimal
untuk menempatkan pasak sepanjang panjang kerja pasak pada ruang yang telah disiapkan.
b. Available materials
Pasak parallel prefabricated terbuat dari platinum-emas-palladium (Pt-Au-Pd), nikel-
kromium (Ni-Cr), cobalt-kromium (Co-Cr), atau kawat stainless steel.
Pasak tapered terbuat dari Au-Pt, Ni-Cr, dan titanium alloys.
Semua pasak ini memiliki modulus elastisitas yang tinggi dan elongated grain structure
yang lebih cocok dalam physical properties dibandingkan casts post. Dan pasak yang
prefabricated lebih rigid
c. Corrosion resistance
Perubahan volume oleh produk korosi dalam men-split akar.
Rekomendasi : Menghidari penggunaan bahan yang memiliki potesial korosi pada pasak,
core, dan mahkota.
d. Custom made post
Custom made post dan core dapat dicasting dari direct pattern ataupun indirect pattern pada
laboratorium dental.
Teknik langsung (untuk akar tunggal) autopolymerizating, atau light-polymerized resin,
thermoplastic resin
Akar yang multiple lebih problematik
Direct procedure
1) lubrikasi ringan pada kanal mencapau panjang kerja pasak
2) gunakan bead-brush technique untuk menambahkan resin pada dowel dan
menempatkannya pada kanal ang sudah dipreparasi
3) jangan membiarkan resin keras langsung di kanal. Perlu dilakukan reseat dan
dilonggarkan beberapa kali ketika masih rubbery
4) ketika resin berpolimerisasi remove the pattern
5) membentuk bagian apical dengan penambahan resin, reseating dan removing pasak, dan
memperhatikan jangan samapi pasak terkunci di kanal
6) identifikasi undercut dan trim dengan scalpel secara hati-hati.
Pasak selesai jika dapat dimasukan ke kanal dan dikeluarkan denga mudah tanpa melakat di
kanal.
Pattern fabrication with thermoplastic resin
1) Masukkan plastic rod ke ruang pasak yang telah disiapkan. Trim rod hingga area bevel
berjarak kira-kira 1.5-2mm ke arah oklusal dari batas tinggi yang nantinya digunakan
untuk inti.
2) Lumasi saluran akar dengan menggunakan probe periodontal yg telah dilumuri
petrole.um jelly.
3) Panasi resin thermoplastic diatas api hingga material menjadi bening.
4) Ambil sebagian kecil resin yang telah dipanaskan lalu diolesi pada rod dimulai dari apical
sampai menutupi 2/3 panjang rod.
5) Masukkan rod ke ruang pasak yang telah dipersiapkan, angkat setelah 5-10 detik dan
pisahkan. Hilangkan undercut yang tampak dengan menggunakan pisau scalpel.
6) Untuk teknik direct, buat inti dengan autopolymerizing resin convensional, menggunakan
teknik brush-bead, atau menggunakan syringe.
7) Jika menggunakan teknik indirek, lepas pola resin menggunakan bahan elastomeric
dengan bantuan air hangat. Kemudian cetak inti menggunakan wax.
8) Invest dan cetak post dan core. Direkomendasikan menggunakan phospatebounded
karena memiliki strength yang lebih kuat.
Prosedur indirect
1) Potong kawat orthodontic sepanjang panjang kerja dan bentuk seperti huruf J.
2) Pastikan kawat dapat keluar masuk saluran akar tanpa ada hambatan.
3) Olesi saluran akar dengan bahan yang licin.
4) Olesi bahan elastomeric dengan lentulo spiral pada saluran akar hingga penuh
5) Masukkan kawat sesuai kedalaman panjang kerja, pasang impression tray.
6) Setelah mengeras, angkat impression tray.
5. Core Fabrication
Core dapat dibuat menggunakan wax atau resin, ada juga jenis prefabricated core. Alternatif
pembuatan core lainnya adalah menggunakan bahan restorasi plastic.
Plastic filling materials
Keuntungan :
a. Dapat menyisakan struktur jaringan gigi yang banyak dikarenakan undercut tidak harus
dihilangkan
b. Treatment memerlukan sedikit kunjungan
c. Prosedur laboratorium yang sedikit
d. Kekuatan cukup baik dikarenakan adaptasi terhadap struktur gigi yang baik
Kerugian :
a. Dapat terjadi korosif pada amalgam, kekuatan GIC yang relative rapuh, atau polimerisasi
dan ekspansi terus menerus resin komposit
b. Kecenderungan terjadinya microleakage pada resin komposit dan amalgam
c. Prosedur tambahan pada beberapa prosedur yang relative merepotkan seperti pemasangan
rubber dam atau penggunaan matrix
Prosedur (amalgam)
a. Pasang rubber dam dan buang gutta-percha dari kamar pulpa dan 2-4mm pada saluran
akar. Gunakan instrument yang hangat
b. Buang restorasi yang telah ada sebelumnya, karies, atau dentin/enamel yang telah rapuh.
Preparasi kavitas menggunakan prinsip retensi dan resistensi
c. Jika dasar kamar pulpa mengecil, lapisi dengan menggunakan basis semen
d. Pasang matrix band.
e. Letakkan amalgam pada saluran akar dengan endodontic plugger secara incremental
f. Isi kamar pulpa dan bentuk kavitas mahkota
g. Cetak alloy.
Cast Metal
Keuntungan
a. Dapat dicetak pada prefabricated post, menghasilkan kekuatan restorasi yang baik
b. Dapat menggunakan high noble-metal alloys
c. Dapat menggunakan prosedur indirek, memudahkan restorasi gigi posterior
Direct procedure for single-root teeth
Dengan menggabungkan prefabricated post dengan autopolymerizing resin. Dapat juga
alternative menggunakan material thermoplastic untuk pasak, dan resin autopolymerizing,
wax pada core
Pattern fabrication with autopolymerizing resin
a. Gunakan prefabricated post
b. Tambahkan resin menggunakan teknik “bead”. Dapat juga menggunakan resin light-
cured
c. Bentuk core dan biarkan bahan mengalami polymerisasis sepenuhnya
d. Bentuk core dengan carbide/diamond finishing bur. Gunakan water-spray untuk
mencegah overheating resin acrylic, defect kecil dapat ditutupi dengan wax.
e. Lepaskan pola, pasang sprue dan invest segera.
Direct pattern for multiroot teeth
a. Pasang prefabricated post pada saluran akar yang telah dipersiapkan. Salah satu post
dikasarkan. Post yang lain biarkan licin dan diberi pelumas
b. Bentuk core dengan autopolymerizing resin, menggunakan technique bead
c. Bentuk core sempurna dengan menggunakan carbide finishing burs
d. Dengan menggunakan forcep lepas post yang licin
e. Invest dan cetak core dengan menggunakan satu post yang permukaannya kasar,
kemudian pasang kembali post yang dilepas sebelumnya
f. Semen core dan post pada gigi
Indirect pattern for posterior teeth
a. Wax post yang telah dibuat
b. Buat bagian core pada post yang pertama
c. Buang undercut pada post yang lian dan cetak core
d. Lakukan 1-3 pada post yang lain
6. Interim Restoration
Untuk mengurangi retreatment endodontic, gigi yang telah dirawat endodontic harus
direstorasi sesegera mungkin. ZOE luting material sering digunakan sebagai lapisan sebelum
memulai perawatan prostetic, namun ZOE rentan bocor pada dentin. Oleh karena itu, jika
pengerjaan restorasi akhir ditunda, disarankan untuk mengetsa dan melapisi akses kavitas dengan
resin adhesive untuk mengurangi resiko microleakage.
Akan tetapi, gigi pada bagian estetik harus dilakukan restorasi sementara. Restorasi sementara
juga dapat mencegah gigi drifting setelah dilakukan perawatan endodontic. Restorasi sementara
dengan proksimal yang baik dapat mencegah migrasi gigi. Jika post dan core difabricated, pasien
membutuhkan restorasi sementara berupa kawat yang dimasukkan pada saluran akar dan
kemudian menggunakan resin autopolymerizing secara direct.
7. Investing and Casting
Cetakan post dan core harus dapat keluar masuk dengan bebas. Casting alloy prosthetic
gold/Ni-Cr mempunyai modulus elastisitas yang tinggi dan cocok digunakan untuk post. Casting
core pada prefabricated post menghindari porus, dan harus diperhatikan tempetarur ketika invest
karena dapat mempengaruhi bentuk fisik core tersebut.
8. Evaluasi
Casting defek tidak mengganggu penempatan post, namun dapat menghasilkan fraktur akar.
Post dan core sebaiknya dapat dimasukkan kedalam saluran akar dengan tekanan yang lembut.
Ketepatan daerah marginal tidak terlalu diperhatikan karena daerah margin dapat ditutupi dengan
restorasi akhir. Evaluasi juga bentuk core dan atur sedemikian rupa.
9. Sementasi
Luting agent harus dapat mengisi seluruh saluran akar untuk menghindari inflamasi
periodontal. Lentulo atau cement tube digunakan untuk memasukkan semen ke dalam saluran
akar. Post dan Core dimasukkan dengan lembut untuk menghindari tekanan hidrostatis yang
dapat membuat fraktur akar.
10. Removal of Existing Post
Pada saat-saat tertentu, post dan core harus diangkat (pada kasus retreatment endo). Proses
pengangkatan post dan core memiliki resiko fraktur radicular. Jika terdapat ruang yang cukup,
post dapat diangkat dengan forcep yang tipis. Vibrating post terlebih dahulu dengan scaler
ultrasonic untuk memudahkan pengangkatan. Akan tetapi, penggunaan scaler ultrasonic lebih
lambat dari metode lain dan terdapat resiko retaknya saluran akar. Pilihan alternative lainnya
adalah dengan menggunakan post puller. Post yang telah fraktur dalam saluran akar dibur namun
membutuhkan ekstra kehati-hatian untuk mencegah perforasi.