Ch.12 Rosenstiel

19
RESTORASI GIGI YANG TELAH DIRAWAT ENDODONTIK Gigi yang telah dirawat endodontik seharusnya memiliki prognosis yang baik. Gigi tersebut dapat beperan baik sebagai gigi penjangkaran untuk gigi tiruan cekat atau gigi tiruan sebagian lepasan. Tetapi, teknik khusus diperlukan untuk merestorasi gigi tersebut. Biasanya sebagian struktur gigi telah hilang akibat karies, perawatan endodontik, dan penempatan restorasi sebelumnya. Hilangnya struktur gigi memberikan masalah bagi retensi restorasi berikutnya dan meningkatkan kemungkinan fraktur selama beban fungsional. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pilihan teknik yaitu tipe gigi (I, C, P, atau M) dan jumlah struktur mahkota yang tersisa. Hal tersebutlah yang menjadi indikator penting dalam menentukan prognosis. A. Rencana Perawatan Sebelum direstorasi, gigi yang telah dirawat endodontik harus dievaluasi dalam beberapa hal di bawah ini: 1. Penutupan apikal baik 2. Tidak sensitif terhadap tekanan 3. Tidak ada eksudat 4. Tidak ada fistula 5. Tidak ada sensitivitas apikal 6. Tidak ada inflamasi aktif Pengisian akar yang tidak baik harus dirawat kembali sebelum perawatan prosthodontik cekat dimulai. Jika struktur mahkota masih utuh dan dapat diberi beban, seperti pada gigi anterior, kavitas dapat direstorasi dengan pengisian sederhana (hanya restorasi komposit). Tetapi bila banyak bagian gigi yang hilang, cast post dan

Transcript of Ch.12 Rosenstiel

Page 1: Ch.12 Rosenstiel

RESTORASI GIGI YANG TELAH DIRAWAT ENDODONTIK

Gigi yang telah dirawat endodontik seharusnya memiliki prognosis yang baik. Gigi tersebut dapat

beperan baik sebagai gigi penjangkaran untuk gigi tiruan cekat atau gigi tiruan sebagian lepasan. Tetapi,

teknik khusus diperlukan untuk merestorasi gigi tersebut. Biasanya sebagian struktur gigi telah hilang

akibat karies, perawatan endodontik, dan penempatan restorasi sebelumnya. Hilangnya struktur gigi

memberikan masalah bagi retensi restorasi berikutnya dan meningkatkan kemungkinan fraktur selama

beban fungsional. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pilihan teknik yaitu tipe gigi (I, C, P, atau M)

dan jumlah struktur mahkota yang tersisa. Hal tersebutlah yang menjadi indikator penting dalam

menentukan prognosis.

A. Rencana Perawatan

Sebelum direstorasi, gigi yang telah dirawat endodontik harus dievaluasi dalam beberapa hal di

bawah ini:

1. Penutupan apikal baik

2. Tidak sensitif terhadap tekanan

3. Tidak ada eksudat

4. Tidak ada fistula

5. Tidak ada sensitivitas apikal

6. Tidak ada inflamasi aktif

Pengisian akar yang tidak baik harus dirawat kembali sebelum perawatan prosthodontik cekat

dimulai. Jika struktur mahkota masih utuh dan dapat diberi beban, seperti pada gigi anterior, kavitas

dapat direstorasi dengan pengisian sederhana (hanya restorasi komposit). Tetapi bila banyak bagian

gigi yang hilang, cast post dan core diindikasikan. Molar biasanya direstorasi dengan amalgam atau

kombinasi satu atau lebih cemented post dan amalgam atau komposit. (Gambar 12-2)

Dahulu digunakan one-piece post-crown tetapi sekarang, untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik, digunakan teknik two-step yang meliputi penempatan awal dasar post dan core yang diikuti

dengan penempatan fabricated crown yang terpisah. Umumnya digunakan metal post, yang

memberikan retensi yang diperlukan untuk core. Core menggantikan struktur mahkota yang hilang,

memungkinkan didapatkannya preparasi geometri gigi yang optimal. Karena itu, bentuk jaringan

mahkota yang tersisa, dikombinasikan dengan core, akan menghasilkan bentuk preparasi yang ideal.

Tersedia post prefabricated metal, carbon fiber, ceramic, dan glass fiber. Post ceramic dan glass

fiber memberikan alternatif estetik bagi metal post. Prefabricated post digunakan dengan prosedur

two-step: pertama postnya disementasi, setelah itu material core plastik seperti komposit, amalgam,

Page 2: Ch.12 Rosenstiel

atau glass ionomer diberikan. Setelah membentuk core dan sisa jaringan gigi sampai bentuk preparasi

mahkota optimal, crown dibuat dengan cara konvensional.

Keuntungan teknik two-step adalah apabila crown harus diganti, pengangkatan post, yang

membahayakan prognosis gigi, tidak diperlukan. Hal ini sangat berguna bagi gigi yang diperlukan

sebagai penjangkaran gigi tiruan cekat.

1. Pertimbangan untuk Gigi Anterior

Gigi anterior yang telah dirawat endodontik tidak selalu membutuhkan coverage penuh

dengan penempatan full crown, kecuali jika material restorasi plastis memiliki prognosis yang

terbatas (misalnya jika gigi memiliki restorasi komposit proksimal besar dan struktur gigi yang

tidak terdukung). Beberapa kasus lain gigi yang utuh dapat berfungsi dengan baik hanya dengan

restorasi komposit.

Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa gigi anterior yang telah dirawat endodontik dan

gigi anterior yang masih vital memiliki resistensi terhadap fraktur yang sama. Jika fraktur terjadi,

penguatan struktur gigi dilakukan dengan mengangkat sebagian bahan pengisi saluran akar dan

menggantinya dengan metal post. Pada kenyataannya, penempatan post membutuhkan

pengambilan jaringan gigi yang lebih banyak lagi yang akan semakin melemahkan gigi.

Pada gigi anterior yang tidak membutuhkan coverage penuh, penggunaan metal post tidak

direkomendasikan karena malah akan mengambil jaringan gigi sehat yang lebih banyak. Selain

itu, post yang telah disementasikan juga akan mempersulit prosedur re-endodontik, jika

diperlukan. Dengan kata lain, gigi anterior yang tidak membutuhkan covergae penuh cukup

dilakukan perawatan endodontik lalu restorasi mahkotanya cukup dengan komposit.

Kerugian penggunaan rutin cemented post adalah:

a. Penempatan post membutuhkan

prosedur operatif tambahan.

b. Preparasi gigi untuk

mengakomodasi post memerlukan pengambilan struktur gigi lebih banyak.

c. Post dapat mempersulit atau

mencegah perawatan re-endodontik yang mungkin diperlukan di masa depan.

B. Prinsip-prinsip Preparasi Gigi

1. Konservasi Struktur Gigi

a. Preparasi Saluran Akar

Saat mempersiapkan ruangan bagi pasak, hanya struktur gigi minimal saja yang diambil

dari saluran akar. Ketebalan dentin yang tersisa adalah variabel utama penentu resistensi

Page 3: Ch.12 Rosenstiel

fraktur akar. Gigi yang dipasangkan pasak yang lebih tebal (1,8 mm) akan lebih mudah

fraktur dibandingkan dengan yang memakai pasak lebih kecil/tipis (1,3 mm). Analisis

fotoelastis juga menunjukkan bahwa tekanan internal menurun pada pasak yang lebih kecil.

Saluran akar dibesarkan hanya sampai pasak dapat dipasangkan dengan pas.

Ada 6 karakter desain preparasi saluran akar yang baik :

1) adequate apical seal

2) pembesaran saluran akar

minimum

3) panjang pasak yang sesuai

4) positive horizontal stop (untuk

meminimalisasi wedging)

5) dinding vertikal untuk

mencegah rotasi

6) ekstensi batas restorasi final

b. Preparasi Jaringan

Mahkota

Gigi pasca PSA seringkali sudah banyak kehilangan struktur mahkotanya akibat karies,

restorasi sebelumnya, atau preparasi akses, jika menggunakaan cast core maka akan

dilakukan reduksi kembali untuk mengakomodasi complete crown dan menghilangkan

undercuts dari dinding pulpa, sehingga sangat sedikit dentin yang tersisa. Segala usaha harus

dilakukan untuk mempertahankan jaringan mahkota sebanyak mungkin karena akan

membantu untuk memperkecil konsentrasi tekanan pada batas gingiva. Sebaiknya jaringan

yang tersisa lebih dari 2 mm.

Ekstensi dinding aksial mahkota ke arah apikal menciptakan suatu ferrule, yang dapat

mencegah fraktur gigi pasca PSA selama berfungsi. Belum ada bukti yang jelas bagaimana

pembuatan ferrule melalui prosedur surgical crown-lengthening dapat meningkatkan

prognosis, karena prosedur crown-lengthening juga dapat mempengaruhi rasio mahkota-akar

dan memperlemah gigi. Pembuatan ferrule dengan cara ekstrusi ortodontik lebih dipilih

karena meskipun akar menjadi diperpendek, namun mahkota tidak menjadi panjang.

2. Bentuk Retensi

a. Gigi Anterior

Retensi pasak dipengaruhi oleh geometri preparasi, panjang pasak, diameter pasak,

tekstur permukaan pasak, dan luting agent.

1) Geometri Preparasi

Page 4: Ch.12 Rosenstiel

Kebanyakan saluran akar gigi insisif satu atas memiliki akar yang membulat; dapat

dipreparasi dengan menggunakan twist drill atau reamer untuk menyediakan kavitas

dengan dinding sejajar atau sedikit lonjong yang memungkinkan untuk penempatan

pasak.

Sedangkan saluran akar berbentuk elips harus dipreparasi dengan

kelonjongan/kelancipan yang terbatas (6-8 derajat) untuk memperoleh retensi yang

memadai dan menghilangkan undercuts. Penelitian menunjukkan parallel-side posts

lebih retentif daripada tapered posts, namun yang paling retentif adalah threaded post

(pasak ulir).

2) Panjang Pasak

Idealnya, pasak harus sepanjang mungkin tanpa membahayakan apical seal atau

kekuatan dan integritas struktur akar yang tersisa.; umumnya apical seal harus dijaga

sepanjang 5 mm, namun pada kondisi tertentu apical seal 3 mm masih diperbolehkan.

3) Diameter Pasak

Diameter pasak dengan ukuran tidak lebih dari 1/3 diameter akar memiliki prognosis

yang baik.

4) Tekstur Permukaan Pasak

Pasak yang bergerigi atau kasar lebih retentif dibandingkan dengan pasak yang halus.

5) Luting Agent

Adhesive resin memiliki potensi untuk meningkatkan retensi. Karakter retensi seng

fosfat dan glass ionomer hampir sama, sedangkan polikarboksilat dan resin komposit

agak sedikit berbeda. Beberapa resin dan GIC lebih retentif dibandingkan dengan semen

resin-ionomer. Pasak dan core harus dibuat kembali jika terjadi rotasi atau kegoyangan.

3. Bentuk Resistensi

a. Distribusi Tekanan

1) Konsentrasi tekanan terbesar

dijumpai pada bagian bahu, terutama di interproksimal, dan apeks. Dentin sedapat

mungkin harus dipelihara pada area tersebut.

2) Semakin panjang pasak,

tekanan semakin berkurang.

3) Parallel-sided posts daoat

mendistribusi tekanan lebih rata dibandingkan dengan tapered posts, yang memiliki efek

wedging. Namun, parallel-sided posts menghasilkan tekanan tinggi pada apeks.

Page 5: Ch.12 Rosenstiel

4) Sudut tajam harus dihindari

karena menghasilkan tekanan tinggi selama pemberian beban (loading).

5) Tekanan tinggi dapat terjadi

selama insersi, terutama oleh smooth, parallel-sided posts yang terjebak semen.

6) Pasak ulir dapat menghasilkan

konsentrasi tekanan tinggi selama insersi dan loading, tetapi distribusi tekanannya rata

bila pasak di backed-off setengah putaran dan ukuran head contact areanya mencukupi.

7) Lapisan semen menghasilkan

distribusi tekanan yang lebih merata dengan konsentrasi tekanan yang lebih kecil.

b. Resistensi Rotasional

Untuk meminimalisasi dislodgement, penting bagi geometri preparasi mencegah pasak

bulat berotasi selama berfungsi. Hal ini tidak terjadi bila sisa jaringan gigi memadai, karena

rotasi dicegah oleh dinding mahkota vertikal. Jika dentin mahkota sudah hilang seluruhnya,

groove kecil di dalam saluran akar dapat berlaku sebagai elemen antirotasi. Selain itu, rotasi

juga dapat dicegah dengan penempatan pin tambahan pada akar. Rotasi pasak ulir dicegah

dengan mempreparasi suatu kavitas kecil (setengah pada pasak, setengah pada akar)

kemudian mengkondensasi amalgam ke dalamnya setelah pasak disementasi.

C. Prosedur

Preparasi gigi untuk gigi yang telah dirawat Endodontik harus mempertimbangkan 3 stage :

1. Membuang/membersihkan material obturasi hingga kedalaman yang sesuai

2. Melebarkan / membesarkan kanal

3. Preparasi struktur mahkota gigi

1. Pengangkatan Material Pengisi

Endodontik

Sistem kanal akar (root canal system) pertama-tama harus diisi dengan baik. Membuat ruang

(space) untuk pasak (post), dan juga memastikan kanal lateral tertutup.

Ada dua cara yang sering digunakan untuk membuang gutta-percha :

a. Menggunakan plugger

endodontik hangat

b. Menggunakan rotary

instrument, terkadang digunakan bersamaan dengan agen kimia

Page 6: Ch.12 Rosenstiel

Meskipun membutuhkan waktu lebih banyak, plugger endodontik hangat lebih sering dipilih

karena dapat mengeliminasi kemungkinan merusak dentin seperti yang dilakukan oleh rotary

instrument. Akan lebih baik jika gutta-percha dibuang dengan kondenser hangat secepatnya

setelah obturasi. Hal ini tidak akan mengganggu apical seal.

a. sebelum membuang / membersihkan gutta-percha, kalkulasi panjang pasak yang sesuai.

Pasak harus memiliki retensi dan resistensi yang cukup namun tidak terlalu panjang sehingga

memperlemah apical seal. Sebagai pedoman, buatlah panjang pasak sesuai dengan tinggi

anatomis mahkota gigi atau 2/3 dari panjang akar, tetapi harus meninggalkan 5 mm gutta-

percha pada daerah apical. Pada gigi yang pendek, syarat ini mungkin tidak dapat dipenuhi

sehingga ada beberapa kompromi. Paling sedikit harus menyisakan 3 mm bahan obturasi

pada daerah apical. Jika syarat ini pun tidak dapat dipenuhi tanpa memiliki pasak yang sangat

pendek, maka prognosisnya tidak baik.

b. Hindari 5 mm dari apical jika memungkinkan. Curvature dan juga kanal lateral sering

ditemukan pada segmen ini.

c. gunakan rubber dam untuk mencegah aspirasi instrument endodontik oleh pasien

d. gunakan endodontic condenser yang cukup besar tetapi tidak terlalu besar untuk masuk

ke dalam dinding kanal

e. tandai panjang yang sesuai (biasanya panjang kerja endodontik dikurangi 5 mm).

panaskan dan letakan pada kanal untuk menlelehkan gutta-percha

f. jika gutta-percha sudah lama dan kehilangan thermoplastisitasnya, maka dapat digunakan

rotary instrument, tetapi harus dipastikan instrument tidak merusak dentin (dapat

menyebabkan perforasi akar). Untuk alasan inilah maka intrumen high-speed dan juga bur

konvensional merupakan kontraindikasi. Peeso-reamers dan Gates glidden drills sering

digunakan utnuk tujuan ini. Football shape pada ujung gates glidden drill menyebabkan small

concavities pada dinding ruang pasak. Hal ini dapat dihindari dengan cylindrically shaped

peeso reamer. Keduanya merupakan “safe-tip” instrument karena mereka bukan end-cutting

burs. Twist drill dapat digunakan hanya untuk mensejajarkan dinding ruang pasak.

g. jika menggunakan rotary instrument, pilih yang sedikit kecil daripada kanal

h. pastikan instrument mengikuti bagian tengah dari gutta-percha dan tidak merusak dentin.

i. ketika gutta-percha sudah dibuang hingga kedalaman yang sesuai, maka diperlukan

pembentukan kanal. Dapat digunakan file endodontik atau low speed drill. Prosedur ini

menghilangkan undercut dan mempreparasi kanal untuk menerima pasak dengan ukuran yang

sesuai tanpa melebarkan kanal hingga berlebihan.

Page 7: Ch.12 Rosenstiel

j. diameter pasak tidak boleh lebih dari 1/3 diameter akar, dan dengan dinding akar

sedikitnya memiliki ketebalan 1 mm.

2. Pembesaran Saluran Akar

Sebelum melebarkan kanal, pemilihan post dan core terlebih dahulu harus dipilih. Pasak

prefabricated yang parallel direkomendasikan lebih konservatif untuk preparasi kanal dengan

outline akar berbentuk lingkaran. Jika kanal berbentuk flaring yang terlalu besar maka lebih baik

digunakan pasak custom post.

Prefabricated posts

a. perlebar kanal hinggal 1-2

nomor lebih besar dengan drill, endodontic file, atau reamer yang cocok dengan konfigurasi

pasak. Pasak yang parallel pada sisinya lebih retentive dan dapat mendistribusikan stress

lebih baik dibandingkan dengan tapered post, tetapi parallel post tidak mengkitui bentuk dari

saluran akar yang telah berbentuk flaring setelah kondensasi dengan gutta-percha.

b. menggunakan pasak

prefabricated yang cocok dengan instrument endodontik standar.

c. berhati-hati untuk tidak merusak

dentin pada daerah apical lebih dari yang dibutuhkan.

Post juga memiliki wedging effect yang tidak diharapkan.

Custom made posts

a. menggunakan custom made post jika bentuk saluran akar noncircular atau taper yang

ekstrim. Memperbesar kanal dapat mengakibatkan perforasi. Oleh sebab itu, pada beberapa

kasus diperlukan custom made post

b. hati-hati perforasi akar pada molar.

3. Preparasi Jaringan Mahkota Gigi

Setelah ruang antar gigi dipreparasi, sisa jaringan mahkota dikurangi untuk restorasi

ekstrakoronal. Reduksi tergantung dari tipe mahkota yang akan dibuat. Ketika diperlukan

estetika, seperti pada gigi anterior, metal ceramic crown dan all ceramic crown menjadi indikasi.

a. jaringan mahkota gigi yang hilang bisa diabaikan (prosedur restorasi sebelumnya, karies,

fraktur, atau akses endodontik) dan mempreparasi struktur gigi. Preparasi dinding merupakan

titik awal untuk material inti (core material), dan memilih konfigurasi yang sesuai yang

memfasilitasi tercapainya preparasi yang benar dan baik pada core.

b. memastikan bahwa struktur fasial gigi cukup direduksi untuk estetik yang baik

c. membuang undercut internal maupun eksternal yang dapat menghambat pengeluaran pola

Page 8: Ch.12 Rosenstiel

d. membuang struktur yang tidak terdukung, tetapi menjaga struktur mahkota sebanyak-

banyaknya jika memungkinkan.

e. sisa jaringan gigi dipreparasi sejajar dengan pasak menciptakan positive stop untuk

meminimalisasi wedging dan gigi splitting.

f. menyelesaikan preparasi dengan menghilangkan sudut yang tajam dan menciptakan garis

akhir yang mulus

4. Post Fabrication

a. Prefabricated posts

Pasak dipilih untuk mencocokan dimensi kanal, dan melakukan adjustment minimal

untuk menempatkan pasak sepanjang panjang kerja pasak pada ruang yang telah disiapkan.

b. Available materials

Pasak parallel prefabricated terbuat dari platinum-emas-palladium (Pt-Au-Pd), nikel-

kromium (Ni-Cr), cobalt-kromium (Co-Cr), atau kawat stainless steel.

Pasak tapered terbuat dari Au-Pt, Ni-Cr, dan titanium alloys.

Semua pasak ini memiliki modulus elastisitas yang tinggi dan elongated grain structure

yang lebih cocok dalam physical properties dibandingkan casts post. Dan pasak yang

prefabricated lebih rigid

c. Corrosion resistance

Perubahan volume oleh produk korosi dalam men-split akar.

Rekomendasi : Menghidari penggunaan bahan yang memiliki potesial korosi pada pasak,

core, dan mahkota.

d. Custom made post

Custom made post dan core dapat dicasting dari direct pattern ataupun indirect pattern pada

laboratorium dental.

Teknik langsung (untuk akar tunggal) autopolymerizating, atau light-polymerized resin,

thermoplastic resin

Akar yang multiple lebih problematik

Direct procedure

1) lubrikasi ringan pada kanal mencapau panjang kerja pasak

2) gunakan bead-brush technique untuk menambahkan resin pada dowel dan

menempatkannya pada kanal ang sudah dipreparasi

3) jangan membiarkan resin keras langsung di kanal. Perlu dilakukan reseat dan

dilonggarkan beberapa kali ketika masih rubbery

4) ketika resin berpolimerisasi remove the pattern

Page 9: Ch.12 Rosenstiel

5) membentuk bagian apical dengan penambahan resin, reseating dan removing pasak, dan

memperhatikan jangan samapi pasak terkunci di kanal

6) identifikasi undercut dan trim dengan scalpel secara hati-hati.

Pasak selesai jika dapat dimasukan ke kanal dan dikeluarkan denga mudah tanpa melakat di

kanal.

Pattern fabrication with thermoplastic resin

1) Masukkan plastic rod ke ruang pasak yang telah disiapkan. Trim rod hingga area bevel

berjarak kira-kira 1.5-2mm ke arah oklusal dari batas tinggi yang nantinya digunakan

untuk inti.

2) Lumasi saluran akar dengan menggunakan probe periodontal yg telah dilumuri

petrole.um jelly.

3) Panasi resin thermoplastic diatas api hingga material menjadi bening.

4) Ambil sebagian kecil resin yang telah dipanaskan lalu diolesi pada rod dimulai dari apical

sampai menutupi 2/3 panjang rod.

5) Masukkan rod ke ruang pasak yang telah dipersiapkan, angkat setelah 5-10 detik dan

pisahkan. Hilangkan undercut yang tampak dengan menggunakan pisau scalpel.

6) Untuk teknik direct, buat inti dengan autopolymerizing resin convensional, menggunakan

teknik brush-bead, atau menggunakan syringe.

7) Jika menggunakan teknik indirek, lepas pola resin menggunakan bahan elastomeric

dengan bantuan air hangat. Kemudian cetak inti menggunakan wax.

8) Invest dan cetak post dan core. Direkomendasikan menggunakan phospatebounded

karena memiliki strength yang lebih kuat.

Prosedur indirect

1) Potong kawat orthodontic sepanjang panjang kerja dan bentuk seperti huruf J.

2) Pastikan kawat dapat keluar masuk saluran akar tanpa ada hambatan.

3) Olesi saluran akar dengan bahan yang licin.

4) Olesi bahan elastomeric dengan lentulo spiral pada saluran akar hingga penuh

5) Masukkan kawat sesuai kedalaman panjang kerja, pasang impression tray.

6) Setelah mengeras, angkat impression tray.

5. Core Fabrication

Core dapat dibuat menggunakan wax atau resin, ada juga jenis prefabricated core. Alternatif

pembuatan core lainnya adalah menggunakan bahan restorasi plastic.

Plastic filling materials

Keuntungan :

Page 10: Ch.12 Rosenstiel

a. Dapat menyisakan struktur jaringan gigi yang banyak dikarenakan undercut tidak harus

dihilangkan

b. Treatment memerlukan sedikit kunjungan

c. Prosedur laboratorium yang sedikit

d. Kekuatan cukup baik dikarenakan adaptasi terhadap struktur gigi yang baik

Kerugian :

a. Dapat terjadi korosif pada amalgam, kekuatan GIC yang relative rapuh, atau polimerisasi

dan ekspansi terus menerus resin komposit

b. Kecenderungan terjadinya microleakage pada resin komposit dan amalgam

c. Prosedur tambahan pada beberapa prosedur yang relative merepotkan seperti pemasangan

rubber dam atau penggunaan matrix

Prosedur (amalgam)

a. Pasang rubber dam dan buang gutta-percha dari kamar pulpa dan 2-4mm pada saluran

akar. Gunakan instrument yang hangat

b. Buang restorasi yang telah ada sebelumnya, karies, atau dentin/enamel yang telah rapuh.

Preparasi kavitas menggunakan prinsip retensi dan resistensi

c. Jika dasar kamar pulpa mengecil, lapisi dengan menggunakan basis semen

d. Pasang matrix band.

e. Letakkan amalgam pada saluran akar dengan endodontic plugger secara incremental

f. Isi kamar pulpa dan bentuk kavitas mahkota

g. Cetak alloy.

Cast Metal

Keuntungan

a. Dapat dicetak pada prefabricated post, menghasilkan kekuatan restorasi yang baik

b. Dapat menggunakan high noble-metal alloys

c. Dapat menggunakan prosedur indirek, memudahkan restorasi gigi posterior

Direct procedure for single-root teeth

Dengan menggabungkan prefabricated post dengan autopolymerizing resin. Dapat juga

alternative menggunakan material thermoplastic untuk pasak, dan resin autopolymerizing,

wax pada core

Pattern fabrication with autopolymerizing resin

a. Gunakan prefabricated post

b. Tambahkan resin menggunakan teknik “bead”. Dapat juga menggunakan resin light-

cured

Page 11: Ch.12 Rosenstiel

c. Bentuk core dan biarkan bahan mengalami polymerisasis sepenuhnya

d. Bentuk core dengan carbide/diamond finishing bur. Gunakan water-spray untuk

mencegah overheating resin acrylic, defect kecil dapat ditutupi dengan wax.

e. Lepaskan pola, pasang sprue dan invest segera.

Direct pattern for multiroot teeth

a. Pasang prefabricated post pada saluran akar yang telah dipersiapkan. Salah satu post

dikasarkan. Post yang lain biarkan licin dan diberi pelumas

b. Bentuk core dengan autopolymerizing resin, menggunakan technique bead

c. Bentuk core sempurna dengan menggunakan carbide finishing burs

d. Dengan menggunakan forcep lepas post yang licin

e. Invest dan cetak core dengan menggunakan satu post yang permukaannya kasar,

kemudian pasang kembali post yang dilepas sebelumnya

f. Semen core dan post pada gigi

Indirect pattern for posterior teeth

a. Wax post yang telah dibuat

b. Buat bagian core pada post yang pertama

c. Buang undercut pada post yang lian dan cetak core

d. Lakukan 1-3 pada post yang lain

6. Interim Restoration

Untuk mengurangi retreatment endodontic, gigi yang telah dirawat endodontic harus

direstorasi sesegera mungkin. ZOE luting material sering digunakan sebagai lapisan sebelum

memulai perawatan prostetic, namun ZOE rentan bocor pada dentin. Oleh karena itu, jika

pengerjaan restorasi akhir ditunda, disarankan untuk mengetsa dan melapisi akses kavitas dengan

resin adhesive untuk mengurangi resiko microleakage.

Akan tetapi, gigi pada bagian estetik harus dilakukan restorasi sementara. Restorasi sementara

juga dapat mencegah gigi drifting setelah dilakukan perawatan endodontic. Restorasi sementara

dengan proksimal yang baik dapat mencegah migrasi gigi. Jika post dan core difabricated, pasien

membutuhkan restorasi sementara berupa kawat yang dimasukkan pada saluran akar dan

kemudian menggunakan resin autopolymerizing secara direct.

7. Investing and Casting

Cetakan post dan core harus dapat keluar masuk dengan bebas. Casting alloy prosthetic

gold/Ni-Cr mempunyai modulus elastisitas yang tinggi dan cocok digunakan untuk post. Casting

core pada prefabricated post menghindari porus, dan harus diperhatikan tempetarur ketika invest

karena dapat mempengaruhi bentuk fisik core tersebut.

Page 12: Ch.12 Rosenstiel

8. Evaluasi

Casting defek tidak mengganggu penempatan post, namun dapat menghasilkan fraktur akar.

Post dan core sebaiknya dapat dimasukkan kedalam saluran akar dengan tekanan yang lembut.

Ketepatan daerah marginal tidak terlalu diperhatikan karena daerah margin dapat ditutupi dengan

restorasi akhir. Evaluasi juga bentuk core dan atur sedemikian rupa.

9. Sementasi

Luting agent harus dapat mengisi seluruh saluran akar untuk menghindari inflamasi

periodontal. Lentulo atau cement tube digunakan untuk memasukkan semen ke dalam saluran

akar. Post dan Core dimasukkan dengan lembut untuk menghindari tekanan hidrostatis yang

dapat membuat fraktur akar.

10. Removal of Existing Post

Pada saat-saat tertentu, post dan core harus diangkat (pada kasus retreatment endo). Proses

pengangkatan post dan core memiliki resiko fraktur radicular. Jika terdapat ruang yang cukup,

post dapat diangkat dengan forcep yang tipis. Vibrating post terlebih dahulu dengan scaler

ultrasonic untuk memudahkan pengangkatan. Akan tetapi, penggunaan scaler ultrasonic lebih

lambat dari metode lain dan terdapat resiko retaknya saluran akar. Pilihan alternative lainnya

adalah dengan menggunakan post puller. Post yang telah fraktur dalam saluran akar dibur namun

membutuhkan ekstra kehati-hatian untuk mencegah perforasi.