Cerpen Meraih Cita

4

Click here to load reader

description

cerpen merain cita

Transcript of Cerpen Meraih Cita

Page 1: Cerpen Meraih Cita

Hari minggu,2 september 2012 tepatnya minggu setelah hari raya idul fitri kemarin.Hari yang sangat menggembirakan dan tidak akan pernah kulupakan karena hari itu adalah hari dimana aku dapat membeli raket bulutangkis sendiri dengan uang tabunganku dan sedikit tambahan dari uang lebaran.Aku membeli raket baru karena raketku yang selama ini aku gunakan senarnya sudah putus.Sekarang aku dapat membuktikan bahwa aku telah berusaha untuk mendapatkan apa yang aku inginkan.Dalam hal ini ya raket bulutangkis karena aku mendapatkan uang dengan mengikuti program beasiswa dari baitul mall bina ummah (BAMBU) yang setiap bulannya mengadakan pertemuan rutin dan jika berangkat akan mendapat tambahan uang 30.000 ke tabunganku.Selain itu aku juga mendapatkan uang saku dari keseharianku yang mengajar ngaji di (Lembaga Pendidikan Alquran) di desaku.Setiap satu bulan sekali aku dan dua temanku yang lain diberi uang saku yang jumlahnya lumayan.Aku berusaha dan berfikir untuk menyisihkan uang supaya kelak jika ada kebutuhan mendadak aku tinggal mengambil dari uang tabungan tersebut.

Saat lebaran,saya berfikir untuk membeli raket bulutangkis baru dengan uang tabunganku dan sedikit tambahan uang lebaran .Aku membeli raket baru karena memang sejak kecil aku menyukai olahraga tepok bulu (badminton) itu.Akupun mempunyai cita – cita untuk menjadi atlet bulutangkis,tetapi karena kondisi keuangan kedua orang tuaku yang tidak mencukupi untuk mendaftarkan aku ke klub bulutangkis.Sekarang aku hanya berdoa dan berusaha.Berharap ada orang yang mau membantu memberi saya beasiswa bulutangkis.

Setelah berbicara dan miminta izin untuk membeli raket kepada orangtuaku mereka menyetujui kenginginanku.Akhirnya aku dan ayahku berangkat ke toko alat olahraga di tempat mas Yosi yang sering menjadi langgananku sewaktu senar raketku putus.Tetapi aku tidak ingat kalau toko mas Yosi itu tidak buka hari minggu.Lalu aku dan ayahku pergi keliling ke jalan – jalan untuk mencari toko olahraga yang buka hari minggu.Setelah lama kesana – kemari akhirnya aku dan ayah menemukan toko yang buka yaitu di toko “INDAH JATI SPORT”.Disana ternyata ada lebih banyak pilihan jenis raket dibandingkan dengan toko “YOSI”.Setelah memilih – milih berbagai jenis dan merk rakit akhirnya aku memilih raket dengan merk “YONEX ANMORTEX”.Setelah membeli raket aku tidak langsung pulang,aku masih melihat –lihat lagi alat yang lain.Ada sesuatu yang menarik yaitu sepatu olahraga tetapi aku ingat apa kata ibu ku bahwa aku tidak diperbolehkan untuk membeli sepatu sport karena kata ibu aku jarang memakai sepatu untuk olahraga karena aku sibuk sekolah mungkin aku hanya olahraga tiga sampai empat kali saja dalam satu minggu karena akuruku harus fokus ke ujianku.Selain aku menginginkan sepatu sport,aku juga tertarik dengan tas

Page 2: Cerpen Meraih Cita

raket yang sering dibawa oleh para atlet saat bertanding di lapangan internasional pada sebuah turnamen.Aku ingin membeli dua benda tersebut tetapi karena uangku hanya tinggal beberapa saja masih belum cukup untuk membeli benda itu.Aku memutuskan untuk pulang dan kembali lagi ke toko ini untuk membeli sepatu dan tas perlengkapan tersebut jika aku sudah mengumpulkan uang dan uangku cukup untuk membelinya.

Setelah sampai rumah aku bergegas untuk mencoba raket baruku karena aku sudah tidak sabar ingin bermain bulutangkis karena setelah raketku yang dahulu putus aku menjadi ragu untuk bulutangkis takut kalau shuttlecock ku malah rusak.Aku mencoba raket baruku untuk bertanding dengan ayahku.Tetai karena aku terlalu bersemangat ayahku lelah dan tidak mau melanjutkan lagi.Akhirnya aku pergi kerumah temanku untuk mengajaknya bulutangkis.Untung saja dia mau aku ajak untuk bermain bulutangkis berdua.Tetapi ada kejadian yang membuat kami harus menghentikan permainan karena raket milik mbak Feni putus.

Hari berlanjut ke hari senin sore, temanku meminta aku untuk menemani membeli raket tetapi mbak Feni tidak tahu toko yang menjual raket.Aku lalu mengantarnya ke tempat mas Yosi langgananku itu.Setelah memilih jenis raket dan selesai membayarnya,kami berdua pulang dan mencoba bermain bulutangkis dengan raket kami berdua yang sama – sama baru.Sejak saat itu kami berdua selalu bermain bulutangkis setiap sore.Terkadang aku yang ke rumah dia ataupun sebaliknya dia yang ke rumahku.Aku senang mempunyai teman seperti mbak Feni ,bahkan lebih dari teman.Dia adalah sahabatku sahabat yang selalu ada untuk memberi semangat disaat aku terpuruk dan kehilangan tujuan bahkan dia selalu memberi aku semangat untuk selalu berlatih karena hanya dia teman yang tahu jika aku bercita – cita menjadi atlet.Feni “is MY BEST FRIEND” karena dia selalu ada disaat aku sedih maupun senang.

Tetapi ada hari yang kami berdua sama – sama tidak bisa bermain bulutangkis bersama karena kami mingajar ngaji anak –anak TPA di masjid yaitu hari senin,rabu,jumat.Tetapi bagiku itu bukan masalah dan aku tidak keberatan dengan kegiatan itu karena bagaimanapun juga berbagi ilmu untuk orang lain itu baik dan mudah – mudahan mendapat berkah pahala.Lagipula masih ada hari lain untuk bermain bulutangkis berdua.

Satu bulan setelah lebaran memang lebih terasa kangen dengan bulutangkis karena olahraga yang selalu rutin aku mainkan setiap satu minggu tiga kali sekarang hanya ada waktu satu hari untuk bulutangkis karena kesibukanku yang semakin tidak ada waktu.Aku juga akhir – akhir ini jarang bermain bulutangkis berdua dengan mbak Feni karena kami selalu sibuk dengan sekolah masing – masing.Mbak Feni yang sedang beradaptasi dengan suasana sekolah barunya dan aku yang sedang sibuk untuk fokus ke UNAS yang hanya tinggal beberapa bulan lagi.Aku ingin memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuaku dan untuk orang – orang yang menyayangiku.

Page 3: Cerpen Meraih Cita

Maka dari itu aku berusaha untuk mengurangi porsi latihanku walaupun awalnya berat tetapi sebagai seorang pelajar tentunya juga ingin lulus dan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.Aku memang harus memilih salah satu antara bulutangkis ataupun sekolah.Aku memilih untuk fokus ke sekolahku yang sebentar lagi akan dihadapkan dengan ujian.Aku mengira alasanku untuk memilih fokus ke ujian sudah tepat karena bermain bulutangkis bisa dilakukan kapan saja aku mau karena alat perlengkapannya sudah tersedia tetapi kalau bulutangkis karena tidak dapat memilih – memilih waktu dan harus siap dengan materi yang akan diujikan.Tidak ada salahnya untuk berhenti sebentar bermain bulutangkis karena raketku menjadi lebuh awet.Besok setelah ujian aku juga masih dapat bermain bulutangkis sepuasnya apalagi aku sudah berencana pada waktu libur panjang setelah ujian aku akan mencari klub bulutangkis yang membuka pendaftaran beasiswa bulutngkis karena aku ingin menjadi atlet bulutangkis.Ya setidaknya kalaupun tidak bisa menjadi atlet minimal aku bisa merasakan bertanding bulutangkis di lapangan internasional walaupun hanya sekali.Aku hanya mempunyai satu mimpi di dunia ini yaitu membahgiakan kedua orangtuaku.Maka dari itu aku berusaha untuk mendapatkan apa yang aku inginkan.Aku juga sudah memikirkan jika memang pada akhirnya tetap tidan menjadi atlet aku akan tetap mendukung atlet – atlet Indonesia dan aku akan meneruskan ibuku menjahit pakaian bahkan aku bisa lebuh dari menjahit.Mungkin bia menjad disainer berbagai jenis kaos dan pakaian lainnya.Orangtua pasti akan merasa bangga jika melihat anaknya sukses.