Ceramah Singkat Kultum
-
Upload
anggi-apriansyah-p -
Category
Documents
-
view
69 -
download
6
Transcript of Ceramah Singkat Kultum
Di antara rahmat Allah bahwa bagaimanapun berat dan memayahkannya suatu
penyakit, namun Allah hendak memberikan bagi seorang hamba, pasti si hamba
akan diberi kemudahan mendapat obat yang mujarab dan penyembuhan yang
efektif. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia
menceritakan: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah akan menurunkan
obatnya.”(Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim)
Akan tetapi di samping taufiq dari Allah, kesembuhan itu harus memenuhi
beberapa hal. Coba perhatikan kisah Nabi, kekasih Allah, mengetuk jiwa orang
yang penuh keyakinan:
“Dan apabila aku sakit, maka Dia (Allah) akan memberikan
kesembuhan…”(Asy-Syu’ara: 80)
Penyembuh sesungguhnya hanyalah Allah, yang menghilangkan bala bencana
hanyalah Allah semata.
Seorang ahli ruqyah atau pengobatan dengan ruqyah, dokter, obat-obatan dan
berbagai sarana lain terkadang dijadikan jalan oleh Allah untuk mempermudah
kesembuhan. Maka hendaknya kita menjadikan ketawakalan kita kepada Allah,
kebergantungan kita kepada-Nya untuk memperoleh kemenangan dengan
kesehatan dan keselamatan di dunia, serta keselamatan dan kejayaan di akhirat
kelak.
Kalau kita tertimpa musibah, hendaknya kita percaya kepada Allah dan bersikap
ridha terhadap-Nya. Yang menghilangkan musibah hanyalah Allah, dan Allah itu
Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana. Allah tidak akan melakukan sesuatu
dengan sia-sia. Allah juga Maha Penyayang, kasih saying-Nya amatlah beragam.
Setiap kali Allah menetapkan takdir, pasti menjadi yang terbaik buat hamba-Nya.
Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Mukmin itu sungguh ajaib!! Sesungguhnya apabila Allah Azza wa Jalla
memutuskan suatu perkara, pasti akan menjadi kebaikan buat
dirinya!!” (Diriwayatkan oleh Ahmad)
Syarat lain, melakukan pengobatan dengan ruqyah yang disyari’atkan dari
Kitabullah dan Sunnah Rasul.
Allah berfirman:”Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..”(Al-Israa: 82)
Dengan tekad kesembuhan yang akan Allah berikan, kita harus bertekad untuk
meruqyah diri kita dengan menggunaan Al-Qur’an dan cara-cara yang tercantum
dalam hadits-hadits Nabi. Itu adalah kiat terbaik untuk menyembuhkan penyakit
sekaligus menghilangkan musibah.
Contohnya dengan membaca surat Al-Fatihah, surat Al-Baqarah, surat Al-Ikhlas
dan muawwidzatain (An-Naas dan Al-Falaq). Al-Qur’an sendiri, seluruhnya adalah
obat dan rahmat.
Di antara bentuk doa dan dzikir yang disebutkan dalam hadits-hadits yang ada
misalnya riwayat Aisyah –Radhiyallahu ‘anha- bahwa dahulu apabila seseorang
mengeluhkan sesuatu kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam, atau bila
orang tersebut terkena luka atau penyakit kulit, beliau akan melakukan sesuatu
dengan jarinya –Sufyan bin uyainah, salah seorang perawi hadits ini,
(mencontohkannya dengan) meletakkan jarinya di atas tanah kemudian
mengangkatnya kembali-sambil berkata:
“Bismillah, tanah yang berasal dari bumi kita, dengan siraman air
sebagian di antara kita, dan obat bagi penyakit yang diderita sebagian
kita, dengan ijin Allah Rabb kita.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan
Muslim)
Masih dari Aisyah, diriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam pernah
menjenguk salah seorang istrinya yang sedang sakit. Beliau mengusapkan
tangan kanannya sambil mengucapkan:
“Ya Allah, Rabb sekalian manusia: Singkirkanlah penyakitnya,
berikanlah kesembuhan. Sesungguhnya Engkau adalah Penyembuh,
tidak ada kesembuhan melainkan dengan kehendak-Mu; kesembuhan
yang tidak diiringi dengan penyakit lainnya.”(Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dan Muslim)
Dari Utsman bin Al-Aash diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan
penyakitnya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam, yaitu penyakit di
tubuhnya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Letakkan tanganmu di bagian tubuhmu yang sakit, lalu
ucapkanlah:”Bismillah, bismillah, bismillah. Lalu ucapkan kalimat
berikut sebanyak tujuh kali:”Aku memohon perlindungan kepada Allah
dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya, dari keburukan segala yang
kudapatkan dan kukhawatirkan.”(Diriwayatkan oleh Muslim)
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma diriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu
‘alaihi wassallam bersabda:
“Barang siapa menjenguk orang sakit sebelum saat kematiannya, lalu
mengucapkan doa berikut sebanyak tujuh kali, :”Aku memohon kepada
Allah yang Maha Agung, Rabb dari Arsy yang agung pula, agar memberi
kesembuhan kepadamu,”pasti Allah akan memberikan kesembuhan
kepadanya dari penyakitnya tersebut.”(Diriwayatkan oleh Abu Dawud
dan Muslim)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Jibril pernah
datang menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam sambil bertanya: “Hai
Muhammad, apakah engkau sedang sakit?” Beliau menjawab:”Ya” Jibril berkata:
“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala penyakit
yangmengganggumu, dari kejahatan jiwa dan kejahatan kekuatan ‘ain
dari orang-orang yang hasad. Semoga Allah memberikan kesembuhan
kepadamu. Dengan nama Allah, aku meruqyahmu.”(Diriwayatkan oleh
Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma diriwayatkan Nabi Shalallahu ‘alaihi
wassallam apabila tertimpa kesusahan, biasanya mengucapkan:
“Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar kecuali Allah, Yang
Maha Lembut lagi Maha Agung. Tidak ada yang berhak diibadahi secara
benar kecuali Allah, Rabb dari Arsy yang agung. Tidak ada yang berhak
diibadahi secara benar kecuali Allah, Rabb dari seluruh langit dan bumi
dan Rabb dari Arsy yang mulia.”(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan
Muslim)
Dari Saad bin Abi WAqqash radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia
menceritakan: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
Doa Dzun Nuun saat berada dalam perut ikan paus adalah sebagai
berikut:
“Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar melainkan Engkau,
Maha Suci Engkau; sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
zhalim.”Apabila seorang muslim mengucapkan doa tersebut dalam
kesulitan apapun, pasti doanya itu akan dikabulkan.”(Diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi)
Akan tetapi seluruh doa dan ruqyah tersebut membutuhkan hati yang khusu’,
penuh ketundukan lagi kejujuran, serta memiliki keyakinan yang tulus, bukan
hanya dibaca berulang-ulang untuk sekedar mencoba-coba atau mengisi
kekosongan belaka.
Cara lain, yaitu berdoa.
Di samping seluruh doa-doa dan ruqyah yang telah disebutkan, sesungguhnya
berdoa kepada Allah dan mengembalikan segalanya kepada Allah termasuk
terapi terbaik. Bahkan doa adalah tujuan dan sasaran sesungguhnya saat orang
tertimpa musibah.
Allah berfirman:”Kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada
Allah) dengan tunduk dan merendahkan diri…”(Al-An’aam:42)
Tidakkah terlintas di benak kita bahwa Allah Ta’ala menguji kita dengan penyakit
tertentu agar Allah mendengar suara kita saat berdoa kepada-Nya, agar Allah
melihat kita saat kita memohon kepada-Nya dengan penuh harapan…
Cobalah kita menadahkan tangan dan menitikkan air mata kita, menampakkan
kelemahan dan rasa kebutuhan kita kepada Allah. Cobalah kita mengakui semua
itu dan mengakui segala kelemahan diri kita. Niscaya kita akan memperoleh
keridhaan Allah dan diberi pertolongan dengan dihindarkan dari marabahaya.
Cara lain, memanfaatkan shalat
Allah berfirman:”Dan carilah pertolongan dengan kesabaran dan
shalat..”(Al-Baqarah: 45)
Konon apabila Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam didera kesulitan oleh suatu
permasalahan, beliau segera melakukan shalat.”(Diriwayatkan oleh Ahmad)
Cara lain, memperbanyak sedekah.
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi
wassallam bersabda:
“Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan
bersedekah.”(Shahih Al-Jaami’)
Cara lain, berobat dengan berbagai cara pengobatan yang diakui
keberadaannya. Contohnya, mengkonsumsi madu, jintan hitam dan air Zamzam,
atau menggunakan metode bekam.
Cara lain, menggunakan obat-obatan yang dihalalkan oleh Allah.