ceramah hioki

6
Peningkatan Kwalitas Daya Listrik www.tridinamika.co.id TRIDINAMI N WS KA E TRIDINAMI N WS KA E 1 Spirit of Excellence ea e-pap r vai able l Penghematan adalah solusi terbaik dalam upaya menyiasati kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan salah satu bentuk excellence action dalam penghematan energi adalah meningkatkan kualitas daya listrik. PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved Vol.4.11.2010 berlangsung pada tanggal 28 Oktober 2010 di Gedung Jakarta Design Center. Dalam event rutin tiga bulanan TRIDINAMIKA tersebut, Pak Iwa yang juga menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia mengemukakan bahwa konsumsi energi di Indonesia untuk menghasilkan satu buah produk termasuk boros bahkan mencapai 3 kali konsumsi energi n e g a r a m a j u seperti Jepang. Sedangkan konsumsi energi per kapita masyarakat Indonesia termasuk paling rendah di ASEAN. Hal ini tentunya akan sangat kontradiktif dan menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia yang daerahnya terjangkau oleh listrik memiliki sikap yang boros sementara daerah lain yang pasokan listriknya terbatas memiliki berbagai kendala dalam pemenuhan kebutuhan listrik. Hal senada juga di ungkapkan oleh Aditya Minarto selaku General Manager PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT, “ Kenaikan TDL adalah satu hal yang wajar karena tarif listrik kita tergolong murah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah melakukan pengehematan dengan cara mengoptimalisasikan penggunaan energi. Penghematan akan lebih dirasakan bila kita mampu mempertahankan lifetime dari peralatan listrik yang kita punya ” “Di wilayah Jakarta ini terdapat kurang lebih dari 11.000 trafo dan erkenaan dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik yang dimulai pada semuanya harus segera diganti. Harmonisa telah menyebabkan beberapa bulan yang lalu, seruan tentang pengehematan kembali terjadinya derating pada trafo-trafo tersebut. Trafo mengalami overheat akrap terdengar baik di kalangan Industri maupun konsumsi sebelum mencapai rating puncaknya dan harmonisa adalah salah satu B rumah tangga. ak dapat dipungkiri bahwa persepsi masyarakat tentang T penyebab utama terjadinya overheat. Jika sebuah trafo mengalami penghematan energi terkadang selalu identik dengan mengurangi overload maka trafo tersebut akan overheat, namun trafo overheat belum konsumsi listrik. tentu disebabkan oleh overload”, tambah pak Iwa berkenaan “Penghematan adalah optimalisasi penggunaan energi, atau dengan peningkatan lifetime electrical equipment. kata lain kita berusaha untuk menggunakan energi serendah mungkin Dari beberapa penyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan produksi yang se maksimal mungkin”. Demikian permasalahan power quality haruslah mendapat perhatian yang lebih ditegaskan oleh Prof.Dr.Ir Iwa Garniwa, selaku nara sumber dalam talk karena efek dari buruknya power quality akan sangat terasa baik dalam show Customer Gathering PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT yang jangka pendek maupun jangka panjang. ED ED Permasalahan tentang power quality pada dasarnya adalah semua permasalahan daya listrik yang berupa penyimpangan tegangan, arus dan frekwensi dari kondisi normalnya yang dapat menyebabkan buruknya kinerja peralatan konsumen. Bila mengacu UU No 30 Tahun 2009, permasalahan power quality di Indonesia seharusnya telah memiliki regulasi yang berkaitan dengan mutu kelistrikannya. Didalam pasal 28 undang-undang tersebut disebutkan bahwa “pihak penyelenggara wajib menyediakan tenaga listrik sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Sementara itu pasal 29 menyebutkan bahwa konsumen mendapatkan tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keadalan yang baik dan wajib menaati persyaratan teknis dibidang ketenagalistrikan. Bila ditelaah lebih detail sedikitnya terdapat 10 permasalahan power quality yang harus segera di regulasikan. Regulasi ini akan seperti ulangan dari regulasi beberapa tahun yang lalu ketika permasalahan power factor menjadi satu hal yang wajib untuk ditata sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. sTransien tegangan Kesepuluh permasalahan tersebut berkenaan dengan : s Sag/DIP (tegangan turun) dan Swell (tegangan naik) s Netral dan Grounding s Flicker (fluktuasi naik turunnya tegangan secara periodik) s Distorsi Harmononisa 1. Payung Regulasi Permasalahan Power Quality Gambar 1. Harmonisa, salah satu problem power quality yang harus segera diregulasi Prof Dr.Ir Iwa Garniwa MT menjelaskan tentang permasalahan Power Quality (insert : General Manager TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT)

Transcript of ceramah hioki

Page 1: ceramah hioki

Peningkatan Kwalitas Daya Listrik

www.tridinamika.co.id

TR

IDIN

AM

IN

WS

KA

E

TR

IDIN

AM

IN

WS

KA

E

1

Spirit of Excellencee ae-pap r vai ablel

Penghematan adalah solusi terbaik dalam upaya menyiasati kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan salah satu bentuk excellence action dalam penghematan energi adalah meningkatkan kualitas daya listrik.

PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

Vol.4.11.2010

berlangsung pada tanggal 28 Oktober 2010 di

Gedung Jakarta Design Center. Dalam event rutin

tiga bulanan TRIDINAMIKA tersebut, Pak Iwa yang

juga menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia

mengemukakan bahwa konsumsi energi di Indonesia

untuk menghasilkan satu buah produk termasuk

boros bahkan mencapai 3 kali konsumsi energi n e g a r a m a j u

seperti Jepang. Sedangkan konsumsi energi per kapita masyarakat

Indonesia termasuk paling rendah di ASEAN. Hal ini tentunya akan

sangat kontradiktif dan menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia

yang daerahnya terjangkau oleh listrik memiliki sikap yang boros

sementara daerah lain yang pasokan listriknya terbatas memiliki

berbagai kendala dalam pemenuhan kebutuhan listrik.

Hal senada juga di ungkapkan oleh Aditya Minarto selaku General

Manager PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT, “ Kenaikan TDL adalah

satu hal yang wajar karena tarif listrik kita tergolong murah jika

dibandingkan dengan negara lain. Hal terbaik yang dapat dilakukan saat

ini adalah melakukan pengehematan dengan cara mengoptimalisasikan

penggunaan energi. Penghematan akan lebih dirasakan bila kita mampu

mempertahankan lifetime dari peralatan listrik yang kita punya ”

“Di wilayah Jakarta ini terdapat kurang lebih  dari 11.000 trafo dan erkenaan dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik yang dimulai pada semuanya harus segera diganti. Harmonisa telah menyebabkan beberapa bulan yang lalu, seruan tentang pengehematan kembali terjadinya derating pada trafo-trafo tersebut. Trafo mengalami overheat akrap terdengar baik di kalangan Industri maupun konsumsi sebelum mencapai rating puncaknya dan harmonisa adalah salah satu B

rumah tangga. ak dapat dipungkiri bahwa persepsi masyarakat tentang T penyebab utama terjadinya overheat. Jika sebuah trafo mengalami penghematan energi terkadang selalu identik dengan mengurangi overload maka trafo tersebut akan overheat, namun trafo overheat belum konsumsi listrik. tentu disebabkan oleh overload”, tambah pak Iwa berkenaan “Penghematan adalah optimalisasi penggunaan energi, atau dengan peningkatan lifetime electrical equipment.

kata lain kita berusaha untuk menggunakan energi serendah mungkin Dari beberapa penyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan produksi yang se maksimal mungkin”. Demikian permasalahan power quality haruslah mendapat perhatian yang lebih ditegaskan oleh Prof.Dr.Ir Iwa Garniwa, selaku nara sumber dalam talk karena efek dari buruknya power quality akan sangat terasa baik dalam show Customer Gathering PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT yang jangka pendek maupun jangka panjang. EDED

Permasalahan tentang power quality pada dasarnya adalah semua

permasalahan daya listrik yang berupa penyimpangan tegangan, arus

dan frekwensi dari kondisi normalnya yang dapat menyebabkan buruknya

kinerja peralatan konsumen.

Bila mengacu UU No 30 Tahun 2009, permasalahan power quality di

Indonesia seharusnya telah memiliki regulasi yang berkaitan dengan

mutu kelistrikannya. Didalam pasal 28 undang-undang tersebut

disebutkan bahwa “pihak penyelenggara wajib menyediakan tenaga

listrik sesuai dengan standar mutu yang berlaku.

Sementara itu pasal 29 menyebutkan bahwa konsumen mendapatkan

tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keadalan yang baik

dan wajib menaati persyaratan teknis dibidang ketenagalistrikan.

Bila ditelaah lebih detail sedikitnya terdapat 10 permasalahan power

quality yang harus segera di regulasikan. Regulasi ini akan seperti

ulangan dari regulasi beberapa tahun yang lalu ketika permasalahan

power factor menjadi satu hal yang wajib untuk ditata sehingga tidak ada

pihak yang merasa dirugikan. sTransien teganganKesepuluh permasalahan tersebut berkenaan dengan :

s Sag/DIP (tegangan turun) dan Swell (tegangan naik)s Netral dan Grounding

s Flicker (fluktuasi naik turunnya tegangan secara periodik)s Distorsi Harmononisa

1. Payung Regulasi Permasalahan Power Quality

Gambar 1. Harmonisa, salah satu problem power quality yang harus segera diregulasi

Prof Dr.Ir Iwa Garniwa MT menjelaskan tentang permasalahan Power Quality (insert : General Manager TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT)

Page 2: ceramah hioki

2

Spirit of ExcellenceVol.4.11.2010TR

IDIN

AM

IN

WS

KA

E

TR

IDIN

AM

IN

WS

KA

E

perkembangan yang luar biasa pesat. Penggunaan sistem kontrol s Noise (derau)berbasis elektronik, inverter, variable speed drive dan power supply s Interruption (pemadaman)switching memberikan kontribusi yang besar terhadap munculnya

s Variasi Frekwensi harmonisa. s R.F.I (Radio Frequency Interference) Maraknya penggunaan beban non linier adalah sebuah jawaban dari

s E.M.F (Electro Magnetic Force) tuntutan zaman yang mengharuskan tingginya tingkat efisiensi dari

sebuah sistem elektrik. Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran beban non s E.S.D (Electro Static Discharge)linier memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap sistem elektrik

Beberapa sumber mengatakan bahwa permasalahan pada jalur netral dan

grounding muncul akibat dari :

s Instalasi tidak mengikuti standard-standard pemasangan listrik yang

ada (secara tidak disengaja maupun tidak dimengerti)

s Sambungan kabel ground maupun netral tidak sempurna

s Adanya kemungkinan sambungan kendor atau terlepas akibat efek

thermal maupun perangkat

Permasalahan pada line netral dan grounding semakin diperparah dengan

meningkatnya penggunaan beban-benar non linier. Pada news edisi 3

bulan oktober yang lalu telah dibahas bahwa beban non linier akan

menghasilkan harmonisa dan harmonisa orde 3 akan berdampak pada

penambahan arus netral hingga 1,7 sampai dengan 2 kali lipat arus fasa.

Bila kondisi ini terjadi, dapat dipastikan beda potensial antara netral

terhadap ground akan melebihi batas normal. Bila tegangan netral

terhadap ground naik, dapat dipastikan pula tegangan fasa terhadap netral

akan turun. Nilai rms tegangan yang rendah disertai flat top signal voltage

adalah kombinasi mematikan yang dapat merusak beban-beban

terutama dalam hal konsumsi daya. Disisi lain, pengematan daya yang

dihasilkan harus kita bayar mahal dengan menurunnya lifetime dari sistem

itu sendiri. Seperti kita ketahui bahwa peralatan elektrik maupun elektronik

saat ini jauh lebih canggih dan efisien jika dibandingkan dengan peralatan

serupa yang menjadi tren pada 10 tahun yang lalu. Namun peralatan

modern nan canggih tersebut ternyata lebih rentan terhadap buruknya

power quality terutama harmonisa.

Sinyal harmonisa bersifat merusak dan proporsi perusakan sinyal

harmonisa terhadap sinyal fundamental sering dinyatakan

dengan istilah % THD F. Sedangkan hubungan distorsi

harmonisa dengan penurunan nilai rms sinyal secara

keseluruhan dinyatakan dalam % THD R. Semakin tinggi

prosentase THD, maka semakin parah pula distorsi elektronik. Selain keberadaan harmonisa, ketidakseimbangan beban sinyalnya.(unbalance) dapat menyebabkan timbulnya arus pada jalur netral.Akibat yang ditimbulkan dari harmonisa adalah :Akibat lain yang ditimbulkan dari permasalahan power quality dalam netral s Meningkatnya aliran arus pada kawat netral bahkan dapat dan grounding adalah:

mencapai 1,7 hingga 2 kali lipat dari arus fasa.s Benda kerja memiliki tegangan yang lebih tinggi

s Motor dan trafo akan lebih cepat panas (overheating) s Menyebabkan kemungkinan fatal terhadap jiwa manusia apabila sehingga mengurangi umur pemakaianterjadi hubung singkat pada salah satu peralatan

s Mengurangi efisiensi dari kerja transformer (derating)s Masuknya noise ke dalam sistem yang berdapak pada rusaknya

peralatan s Munculnya noise berupa suara serta getaran-getaran

mekanis (bising).s Terganggunya aliran data yang dapat menyebabkan eror di terminal

maupun printer s Terbakarnya kabel / konduktor penghantar meskipun

belum mencapai nilai maksimum

s Circuit breaker tidak bekerja dengan sebagaimana

Pada ulasan terdahulu (news edisi oktober) telah dibahas bahwa mestinya

kehadiran distorsi harmonisa adalah sebuah konsekwensi logis dari s Kacaunya peralatan-peralatan yang menggunakan maraknya penggunaan beban-beban non linier. Sinyal arus maupun frekwensi 50 hz sebagai referensitegangan yang mengandung harmonisa tak lagi berbentuk sinusoidal. Di s Kerusakan pada peralatan elektronikdalam dunia industri, beban-beban non linier telah mengalami

A. Netral dan Grounding

2. Sumber Masalah Power Quality

VLN = Beda potensial Line terhadap NetralVNG = Beda potensial Netral terhadap GroundVLN1 = Beda potensial Line terhadap Netral setelah terjadi penambahan arus netralVNG1 = Beda potensial Netral terhadap Ground setelah terjadi penambahan arus ne tral

VLN1

VNG1

L

N

G

VLN

VNG

B. Distorsi Harmonisa (Total Harmonic Distortion)

Gambar 2. Ilustrasi naiknya tegangan Netral terhadap Ground

Gambar 3. Sinyal yang mengalami distorsi harmonisa

www.tridinamika.co.id PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

Gambar 4. Tampilan pengukuran harmonisa menggunakan PQA 3196

Page 3: ceramah hioki

sPersyaratan tentang limit harmonisa yang diperbolehkan tertulis dalam

sIEEE , Recomended Practices and Requirements for Harmonic Control in

sElectrical Power Systems Std 519-1992

Sedangkan untuk THD s

arus, besarnya THD yang

diperbolehkan tergantung

dari perbandingan arus

hubung singkat pada Point Berkurangnya nilai rms tegangan dari 1 siklus hingga beberapa menit

of Common Coupling dikenal dengan istilah voltage DIP (Sags). Fenomena voltage DIP sering

(PCC) dengan arus beban diakibatkan oleh penyalaan beban-beban yang memerlukan supply arus

fundamental nominal. dalam kuantitas yang besar. Selain switching beban-beban besar, adanya

U n t u k f o r m u l a petir yang dihubungsikatkan dengan arrester dapat pula menyebabkan

penghitungan beserta penurunan tegangan. Kebalikan dari voltage DIP, Swell adalah fenomena

detail tabelnya dapat dilihat pada materi premium training Power Quality naiknya rms tegangan. Salah satu penyebab terjadinya voltage swell adalah

Analyzer PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT.dimatikannya beban-beban berat. Kedua fenomena tersebut saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Dapat kita analogikan dengan

suatu arena tarik tambang dimana kekuatan dari masing-masing kelompok

Gejala Trasient diakibatkan oleh 2 tidak seimbang. Ketika keduanya sama-sama menarik, maka kelompok

faktor yakni faktor eksternal seperti lingkungan (environtment) dan faktor yang lemah akan tertarik ke arah kelompok yang kuat (voltage DIP). Namun

internal seperti switching beban-beban berat. Selain itu, Fault Clearing begitu tambang dilepaskan secara mendadak, maka kelompok yang lemah

(putusnya sekering) dapat pula menimbulkan terjadinya trasient tegangan. akan terpental ke belakang (voltage swell).

Dalam sesi seminar Customer Gathering PT.TRIDINAMIKA JAYA Penjelasan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh voltage DIP pada

motor asinkron adalah sebagai berikut. Saat terjadi DIP maka

torsi motor akan turun secara drastis bahkan dapat terjadi stall.

Pada saat recovery tegangan, motor akan berakselerasi

kembali dengan cepat. Hal ini akan memicu terjadinya inrush

current yang besarnya hampir sama dengan pada saat

pertama kali start. Seperti kita ketahui bahwa inrush current

akan memicu terjadinya over current. Over current akan

memicu overheat pada motor. Pada ulasan bulan lalu

disebutkan bahwa umur isolasi winding motor akan berkurang

separuhnya pada setiap kenaikan 10 derajat. Misalnya, pada

nameplate sebuah motor tertera suhu kerja 30 derajat dan INSTRUMENT, Prof.Dr.Ir Iwa Garniwa mengemukakan tentang sebuah

memiliki life time 10 tahun. Maka ketika motor dipaksa bekerja penelitian yang menyatakan bahwa ketika petir menyambar dan

menginduksi kawat yang dibentangkan sepanjang 100 meter, maka induksi dengan temperature yang meningkat menjadi 50 derajat, life

tersebut akan menimbulkan tegangan sebesar 100.000 volt pada time motor akan berubah menjadi 2,5 tahun saja.

bentangan kawat itu. Untuk voltage swell, fenomena ini dapat menyebabkan

Dampak yang ditimbulkan oleh transient adalah : rusaknya perangkat keras maupun perangkat lunak dari

s komputer.

s

Thermal stress.

Kesalahan pada tape atau disk.

Kerusakan perangkat keras.

Kesalahan proses (error process)

Selain potensi kerusakan, fenomena transient dapat membahayakan

keselamatan kerja.

Transient adalah fenomena naiknya peak tegangan hingga ribuan volt dan

terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

Degradasi kemampuan electrical equipment

Dielektrik breakedown (sistem isolasi rusak)

Tabel 1Voltage Distortion Limit

Gambar 5. Transient Tegangan

Gambar 6. Rekaman fenomena transient pada software analyzer PQA Hi view PRO 9624-50

Spirit of ExcellenceVol.4.11.2010

3www.tridinamika.co.id PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

TR

IDIN

AM

IN

WS

KA

E

TR

IDIN

AM

IN

WS

KA

E

Voltage at PCC % THD

< 69 KV

Antara 69 KV - 191 KV

Diatas 191 KV

5%

2.5%

1.5%

C. Transient (impuls)

t

D. Sag (DIP) dan Swell

Normal DIP/ SAG Swell

Gambar 7.Ilustrasi terjadinya voltage DIP dan Swell

Page 4: ceramah hioki

Pemadaman atau interruption dapat terjadi dalam tempo yang singkat

maupun lama. Dalam ulasan news edisi oktober telah dijelaskan kriteria

pemadaman listrik berdasarkan durasi waktunya. Pemadaman dapat

menyebabkan kerusakan yang fatal meskipun hanya terjadi dalam orde

milisecond (1/1000 detik).

Pemadaman terjadi karena beberapa faktor yaitu :

s Petir

s Putusnya sekring panel utama

s Adanya pembatasan dari PLN (pemadaman bergilir)

s Beban yang berlebih pada gardu sehingga seluruh distribusi padam

s Kecelakaan dan lain sebagainya

Variasi frekwensi sering dikenal dengan istilah ketidakstabilan frekwensi.

Permasalahan terhadap ketidakstabilan frekwensi dulunya sering

dirasakan di daerah-daerah yang menggunakan suplay listrik dari PLTD.

Namun, seiring dengan sering terjadinya pemadaman bergilir oleh PLN,

pemakaian genset sebagai catu cadangan mulai marak digunakan. Tak

hanya industri besar, industri skala menengah dan kecilpun mulai memburu

sumber listrik ini. Kendala ketidakstabilan frekwensi pada genset dapat

menyebabkan kerusakan pada data maupun perangkat keras.

Gambar 8. Analisa voltage DIP menggunakan Power Quality Analyzer

Spirit of ExcellenceVol.4.11.2010

4www.tridinamika.co.id PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

TR

DN

AM

WS

II

IKA

NE

TR

DN

AM

WS

II

IKA

NE

E. Pemadaman (interruption)

Gambar 9. Analisa voltage Interruption menggunakan Power Quality Analyzer

F. Variasi Frekwensi

Frek.Normal Frek.Tinggi Frek.Rendah

Gambar 10. Ilustrasi variasi frekwensi pada genset

3. Dampak dari Permasalahan Power Quality

A. Terhadap Peralatan Komputer *

B. Terhadap Imaging System (MRI,CT Scan dsb) *

C. Terhadap Proses Kontrol *

D. Terhadap Peralatan Telekomunikasi *

PROBLEMSPROBLEMS DIPDIP TRANSTRANS PADAMPADAMTEGANGAN

N-GTEGANGAN

N-G NOISENOISE SWELLSWELL

PROBLEMSPROBLEMS DIPDIP TRANSTRANS PADAMPADAMTEGANGAN

N-GTEGANGAN

N-G NOISENOISE SWELLSWELL

E. Performance Impact *

Kerusakan Circuit Board

Soft Error

Hard Disk Crash

Lock Up

Parity Error

Kerusakan Power Supply

Reset / Reboot

Ya

Ya

-

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

-

-

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Kerusakan Circuit Board

Dropped Calls

Suara Berisik

Lock Up

Parity Error

Kerusakan Power Supply

Reset / Reboot

Ya

Ya

-

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

-

Ya

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

-

-

-

-

PROBLEMSPROBLEMS DIPDIP TRANSTRANS PADAMPADAMTEGANGAN

N-GTEGANGAN

N-G NOISENOISE SWELLSWELL

-

Dropped Calls

Suara Berisik

Lock Up

Parity Error

Kerusakan Power Supply

Reset / Reboot

Ya

Ya

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya Ya

-

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

-

- Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

-

Ya

Ya

-

-

-

-

NoNo POWER QUALITY ITEMPOWER QUALITY ITEM DurasiDurasi MagnitudeMagnitude PeralatanPeralatan IndustriIndustri

1

2

3

4

5

6

7

Variasi Frekwensi

Transient

Impuls

Isolasi

Variasi Tegangan

Flicker

Voltage SAG / DIP

Voltage Swell

Harmonic

Ketidakseimbangan Tegangan

Keandalan (pemadaman)

SAIDI, CAIDI, MAIDI

SAIFI, CAIFI, MAIFI

Faktor Daya Rendah

< 10 s

< 1 ms

< 5 ms

< 25 Hz

0.5 - 30 cycle

0.5 - 30 cycle

-

Tipikal

Tipikal

-

+ 1 Hz

0 - 8 pu

0 - 4 pu

0.1 - 0.2 pu

0.1 - 0.9 pu

1.1 - 1.4 pu

THD 5%,Parsial 3%

0.5 - 7 %

85 %

Motor

Electronik

Electronik

Lamp

Contactor, Drive

Capasitor

Transformer

Motor 3 phase

All

All

Trafo, Motor

Listrik

Data Server

Komunikasi

Office

Garmen, Stell

Distribution

Industri, Residence

All

All

All

* Sumber : Slide seminar Peningkatan Kualitas daya listrik oleh Prof.Dr.Iwa Garniwa MT

PROBLEMSPROBLEMS DIPDIP TRANSTRANS PADAMPADAMTEGANGAN

N-GTEGANGAN

N-G NOISENOISE SWELLSWELL

Kerusakan Circuit Board

Low Voltage Inhibit

High Voltage Tabk Failure

Residu Gambar Jelek

Kerusakan Power Supply

Reset / Reboot

Lock Up

Ya

Ya

-

-

-

-

-

-

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

-

-

-

-

-

Ya

Ya

-

-

-

-

- Ya

Ya

Ya

-

-

-

-

-

-

Ya

-

Ya

-

--

Page 5: ceramah hioki

Spirit of ExcellenceVol.4.11.2010

www.tridinamika.co.id PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved 5

TR

DN

AM

WS

II

IKA

NE

TR

DN

AM

WS

II

IKA

NE

Berkaitan dengan permasalahan harmonisa, IEC /EN 61000-3-2(1995-03) Pemerintah Indonesia sendiri hingga saat ini belum menentukan regulasi + (am 1 + am 2 1998-04) menjelaskan tentang “Limits for harmonic current yang khusus membahas mengenai permasalahan Power Quality. Satu- emissions” khususnya pada equipment input current <16 A per phase single satunya dasar hukum yang dapat dijadikan payung adalah UU No.30 Tahun & 3 phase. Dalam regulasi tersebut disebutkan standar emisi harmonik dari 2009. Meski payung hukum telah dibuat, tentunya masih diperlukan tiap kelas peralatan. Sementara itu IEEE 519 th 1992 menyebutkan limits peraturan pendukung yang akan membahas permasalahan power quality dari THD tegangan adalah 5% THD 3% Partial.secara lebih detail. Peraturan pendukung tersebut kelak akan berupa

sebuah standarisasi kelistrikan yang wajib ditaati oleh penyedia layanan

listrik maupun pengguna listrik. Harus kita akui bahwa di Indonesia, market alat ukur energy khususnya

Dalam sesi seminar Customer Gathering yang bertema “Excellence Action Power Quality Analyzer masih sangatlah minim jika dibandingkan dengan

to Reduce Power Quality Problems”, Prof Dr.Ir Iwa Garniwa menjelaskan Power Meter. Banyak faktor yang menyebabkan minimnya market dari

tentang skema pembuatan regulasi power quality di Indonesia. Power Quality Analyzer. Salah satu di antaranya adalah keterbatasan

pengetahuan kita mengenai pentingnya pemeliharaan power quality.

Padahal, permasalahan power quality sangat terkait dengan pengukuran.

Diperlukan alat dengan kemampuan khusus agar semua gejala-gejala

distruktif dapat terekam dengan baik. Kemampuan ini sering dikenal

dengan event detection. Fitur event detection inilah yang membedakan

antara Power Quality Analyzer dengan Power Meter. Ketika market power

Quality Analyzer minim, maka pengukuran Power Quality akan menjadi satu

pengukuran yang mahal. Disisi lain, permasalahan power quality saat ini

berbeda dengan 5 atau 10 tahun lalu dimana kita masih berkutat dengan

problem power factor / cos phi. Ini membuktikan bahwa pengukuran listrik di

Indonesia cenderung bermuara pada permasalahan kuantitas, bukan

kualitas. Bandingkan dengan negara-negara maju seperti Italia yang

menargetkan 20 juta digital meter sejak tahun 2002, atau Canada yang

menargetkan 10 juta pada tahun 2010.

Kembali ke masalah pengukuran, ada baiknya kita melihat beberapa

standarisasi pengukuran internasional seperti dari IEC, EN (Eropa), IEEE

(Amerika)dsb. Berikut adalah beberapa standarisasi yang berkaitan

dengan pengukuran power quality :

o IEC 61000 4-7 : Harmonic and interharmonics measurements

o IEC 61000-4-13-am1 (5/13/2009) Amendment 1 - Part 4-13: Testing Di Indonesia, aturan mengenai batasan fluktuasi frekwensi diatur dalam and measurement techniques - Harmonics and interharmonics regulasi SNI 04-1922-2002 yang menyatakan bahwa frekwensi standard including mains signalling at a.c. power port, low frequency immunity dari sumber listrik adalah 50 + 1% Hz. Sementara itu, adopsi dari tests standarisasi internasional menganut dari IEC 60196 (6/17/2009) tentang

o IEC 61000 4-11 : Voltage DIPs, Short Interruption and voltage variation IEC standard frequency.immunity test

o IEC 61000-4-14-am2 (5/13/2009) Amendment 2 - Part 4-14: Testing Aturan SNI 04-0227-2003 menyatakan bahwa Tegangan Standar untuk

and measurement techniques - Voltage fluctuation immunity test for kelistrikan AC 220V adalah 220 V (+5% / -10%). Aturan IEC yang

equipment with input current not exceeding 16 A per phasemembahas tentang standard voltage adalah IEC60038-25 (1983-01)+

o IEC 61000-4-34-am1 (5/13/2009) Amendment 1 - Part 4-Amd1 (1994-09) + Amd 2 (1997-0)

34: Testing and measurement techniques - Voltage dips,

short interruptions and voltage variations immunity tests

Aturan SNI belum membahas tentang E.M.C secara detail. Dalam SNI 04- for equipmentwith mains current more than 16 A per phase

6204.2.4-2000 hanya membahas Kesesuaian Elektromagnetik (KEM) yang o IEC 61000 4-15 (1997 2003 A1) : Flicker meters -

berupa pedoman, bukan spesifikasi. Aturan lebih detail terdapat pada IEC Functional and design specifications

61000- 2-3 (1995) tentang Electro Magnetic Compatibility. o EN 61000-4-27:2000/A1:2009 (5/7/2009) Part 4-27:

Testing and measurement techniques - Unbalance,

immunity test for equipment with input current not Pengaturan power factor atau lebih dikenal dengan istilah cos phi diatur

exceeding 16 A per phase dalam Keppres 104 2003 TDL 2004 yang menyatakan batasan Power

o E N 6 1 0 0 0 - 4 - 2 8 : 2 0 0 0 / A 2 : 2 0 0 9 ( 5 / 7 / 2 0 0 9 ) Factor sebesar 85%. Sementara itu untuk standarisasi SNI sendiri belum

Electromagnetic compatibility (EMC) -- Part 4-28: Testing ada.

and measurement techniques - Variation of power

frequency, immunity test for equipment with input current

not exceeding 16 A per phase

o EN 50160 1995, 1999 revised : Voltage characteristic of Dalam hal regulasi peralatan, standard SNI saat ini hanya memuat tentang

electricity supplied by public distribution systems (General 7 jenis peralatan yang seluruhnya tidak terkait secara langsung dengan

power quality standard)peningkatan mutu listrik. Namun, informasi terakhir menyebutkan bahwa

o IEEE 1159 :1995 : Recommendation Practice for regulasi tentang standard peralatan yang sesuai batasan power quality

Monitoring Electric Power Quality (Standards for harmonic sedang dalam tahap penyusunan dan kemungkinan akan disosialisasikan

limit value)pada tahun 2011.

4. Regulasi Power Quality

Electricity Market

Market Rule

Electricity Price

Structure

PQREGULASI

PQREGULASI

Tarif/Penalty

Scheme

TargetPemerintah

Efisiensi

Penghematan

5. Standard Mutu Listrik di Indonesia

A. Frekwensi

B. Tegangan Standard

C. Elektromagnetik

D. Power Factor

6. Standard Peralatan di Indonesia

A. Regulasi SNI

B. International Standard

7. Pengukuran Power Quality di Indonesia

Gambar 11. Skema regulasi power quality di Indonesia

Page 6: ceramah hioki

Spirit of ExcellenceVol.4.11.2010

6

TR

DN

AM

WS

II

IKA

NE

TR

DN

AM

WS

II

IKA

NE

www.tridinamika.co.id PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

8. Kesimpulan

engehematan biaya adalah satu hal yang wajib kita lakukan dalam

menyikapi kenaikan TDL. Hakikat dari pengehematan adalah Poptimalisasi kinerja dari elemen-elemen kelistrikan yang mendukung

berjalannya roda produksi. Jika elemen tersebut dapat bertahan sesuai

dengan lifetime yang seharusnya, kita dapat bayangkan berapa juta

rupiah pengeluaran yang bisa tereduksi. Dengan mengurangi resiko

terjadinya premature downtime, maka dapat dipastikan 90 % line

produksi dapat bekerja sesuai dengan target yang diinginkan. Salah satu

penyumbang terbesar dari terjadinya premature downtime adalah

buruknya power quality. Berbagai ulasan didepan telah membahas

mengenai berbagai dampak yang ditimbulkan oleh buruknya kualitas

listrik. Beragam parameter power quality yang dijelaskan setidaknya

menjadi bahan pertimbangan kita bahwa problem power quality saat ini

berbeda dengan 5 atau 10 tahun yang lalu dimana permasalahan power

factor lebih mendominasi.

Pemerintah Indonesia sendiri belum menetapkan regulasi yang

membahas tentang permasalahan power quality secara detail. Saat ini

hanya UU No.30 Tahun 2009 lah yang menjadi dasarnya. Sementara itu,

regulasi standarisasi SNI yang diharapkan dapat mengatur

permasalahan power quality barulah sebatas tahapan lobi-lobi tanpa

dapat dipastikan kapan dapat tersosialisasi. Bandingan dengan

beberapa negara tetangga yang telah terlebih dahulu membuat regulasi

meski sebagian besar adalah hasil adopsi dari aturan IEC. Di Eropa,

skema power quality umumnya menyatu dengan program penghematan

energi dan efisiensi di dunia Industri. Artinya, dari awal mereka telah

menyadari bahwa perbaikan power quality akan memberikan kontribusi

yang sangat signifikan terhadap program penghematan energi.

Berkenaan dengan permasalahan power quality, seorang guru

besar sekaligus pakar dibidang kelistrikan seperti Prof.Dr.Ir Iwa Garniwa

sekalipun mengamini bahwa penyelesaian problem power quality akan

sangat berhubungan dengan pengukuran. Artinya, pengukuran akan

kunci utama dalam membuka problem power quality yang mungkin saat

ini telah menjadi aktor utama kerusakan electrical equipment kita.

Dalam pengukuran power quality, diperlukan sebuah alat ukur yang

bukan hanya merekam berdasarkan interval waktu, tapi juga

berdasarkan event threshold. Hal ini lebih dikarenakan hampir sebagian

besar fenomena merusak tersebut terjadi dalam tempo yang sangat

cepat. Event detector adalah fitur yang menjadi ciri khas dari sebuah alat

ukur berlabel Power Quality Analyzer. Fitur inilah berfungsi untuk

memonitor fenomena distruktif super cepat yang tidak bisa direkam oleh

power meter biasa.

Terlepas dari semua penjelasan diatas, keputusan tetaplah

ditangan kita. Kita akan melangkah ke depan atau kita tetap menunggu

munculnya regulasi dari pemerintah. Pada akhirnya kedua pilihan

tersebut akan berujung pada satu muara yakni penghematan.

Pengehematan akan diperoleh bila kita dapat memaksimalkan kinerja

peralatan. Alat akan bekerja dengan maksimal bila ia dapat bekerja

sesuai dengan lifetimenya. Untuk mempertahankan life time peralatan

maka dibutuhkan supply listrik yang berkualitas dan untuk mengetahui

kualitas listrik maka pengukuran adalah jalan satu satunya. Untuk itu

semakin cepat kita melakukan pengukuran, semakin cepat pula kita

mengetahui “apa” biang keladinya sehingga kita dapat menentukan

counter measure yang tepat. Untuk itu, jangan tunggu sampai peralatan

tersebut rusak baru kita menyadarinya. Segeralah melakukan action

karena semuanya telah jelas baik dan buruknya.

SEKILAS INFO

Sebagai centre of instrument, PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT

menyediakan beragam training yang berkaitan dengan Power Quality

Analyzing. Training terdiri dari 2 macam yakni :

A. Reguler Training

Yakni training yang ditawarkan kepada customer yang telah memiliki Power

Quality Analyzer. Reguler Training terdiri dari :

o Fundamental Operation of HIOKI PQA Training

o Fundamental Power Quality Analyzer Training

o Professional Power Quality Analyzer Training

o Advanced Power Quality Analyzer Training

B. Premium Training

Premium training adalah training yang dapat diikuti oleh customer yang telah

memiliki alat PQA maupun customer yang belum memilikinya. Training akan

berlangsung selama 4 hari berturut-turut yang akan membahas tentang :

o Sistem kelistrikan di Indonesia

o Karakteristik kelistrikan modern

o Power System Reliability

o Fenomena distruktif dalam powerline

o Harmonisa

o Power Quality Monitoring Tool

o Power Quality Trobleshooting

o Power Quality Recording

o Power Quality Analysis

Selain layanan training, kami memiliki layanan jasa pengukuran yang

dikemas dalam bentuk paket titik pengukuran yang menarik :

o Paket Transformator I

o Paket Transformator II

o Paket Transformator III

o Paket Panel Cabang I

o Paket Panel Cabang II

o Paket Beban 3 phasa I

o Paket Inverter / Variable Speed Drive I

o Paket Inverter / Variabel Speed Drive II

o Paket Sensitive Load

Paket-paket tersebut memiliki beragam content pengukuran yang dapat

anda gunakan sebagai bahan referensi dalam pencarian solusi

penghematan, untuk informasi lebih detailnya, silahkan menghubungi kami

via telephon maupun email

PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENTJl. Boulevard Raya Blok BA.3 No.15Gading Serpong - TangerangTel : 62-21-5467617 - 5467618Fax : 62-21-5467617email : [email protected]

Sole Agent HIOKI di INDONESIA

POWERED BY :

ED