Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri
-
Upload
usman-cyio-cahyono -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri
-
7/25/2019 Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri
1/5
Artikel Penelitian
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008
Cedera Akibat Kerja pada Pekerja Industridi Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta
Woro Riyadina
Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI
Abstrak: Cedera akibat kerja di Indonesia dari Januari sampai September 2003 tercatat 81 169
kasus atau setiap hari rata-rata lebih dari 300 kasus. Faktor manusia berperan penting (80%)timbulnya kecelakaan kerja yang mengakibatkan cedera terutama pada pemakaian alat
pelindung kerja (APD). Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis cedera dan bagian
tubuh yang mengalami cedera serta hubungan cedera dengan pemakaian APD pada pekerja
industri di kawasan industri Pulogadung. Jenis penelitian ini adalah operasional riset dengan
rancangan penelitiancross-sectional. Responden adalah 950 orang pekerja di bagian produksi
yang berusia 15-55 tahun yang bekerja pada tujuh perusahaan di kawasan industri Pulo Gadung.
Data dikumpulkan dengan metode wawancara dengan kuesioner. Mayoritas cedera akibat
kerja pada pekerja industri adalah luka terbuka (37,2%), lecet atau superfisial (29,6%) dan
cedera mata (14,8). Bagian tubuh yang mengalami cedera didominasi oleh cedera sendi-pinggul-
tungkai atas (40,2%), kepala (24,8%) dan pergelangan tangan (14,3%). Penyebab cedera
terbanyak adalah tertusuk (43,1%) pada industri garmen dan mata kemasukan serpihan logam/
gram (10%) pada industri baja. Kepatuhan memakai APD pada pekerja 68,1% tetapi belum
lengkap dan benar. Pemakaian APD pada pekerja industri ini berhubungan bermakna (p
-
7/25/2019 Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri
2/5
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008
Occupational Injuries on Industrial Workers
in Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung
Woro Riyadina
Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI
Abstract: Injury cases cause of work in Indonesia from January to September 2003 is 81 169
cases or more than 300 cases per day. Human factor is the main risk factor (80%) of occupational
injury, especially using personal safety devices (APD). The objective of the study to determine type
of injury and part of body that suffered injury and correlated injury with using APD on industrial
workers in Pulo Gadung Industrial Estate. The study was operational research with cross-
sectional design. The study conducted 950 industrial workers at seven companies in 2006. Re-
spondents were industrial workers who worked in Jakarta industrial estate Pulogadung. Data
collected were based on interview with questionnaire and analyzed with statistic analysis. The
majority of occupational injuries on industrial workers were injury on hinge-hip-upper leg (40.2%),
head (24,8%) and wrist (14.3%). Type of injuries were excoriasi (37.2%), superficial (29.6%)
and eyes injury (14.8%). Cause of occupational injuries were pierced cases (43.1%) on garment
industry and metal shrapnel to the eye cases (10%) on steel industry. Industrial workers have
been used personal safety devices (APD) 68.1% which used incomplete and noproper. Using
personal safety devices (APD) significant correlated (p
-
7/25/2019 Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri
3/5
Cedera Akibat Kerja pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008
pekerja industri di kawasan industri Pulo Gadung. Hasil
penelitian diharapkan dapat membantu memberikan masukan
dalam menyusun program pengendalian faktor risiko cedera
akibat kerja serta menentukan kebijakan kesehatan yang lebihsesuai dengan kemajuan teknologi.
Metode
Jenis penelitian ini adalah riset operasional (riset
terapan) dengan rancangan penelitian cross-sectional.
Populasi adalah masyarakat pekerja industri dewasa laki-laki
dan perempuan yang berusia kerja (15-55 tahun) di kawasan
industri Pulo Gadung pada tahun 2006. Sampel adalah
responden sebagai pekerja industri yang berusia 15-55 tahun
yang bekerja di kawasan industri Pulo Gadung. Cara
pengambilan sampel dengan simple random sampling dari
pekerja industri yang terpilih.Variabel yang diukur meliputijenis cedera, bagian tubuh yang cedera dan pemakaian APD
pada saat bekerja. Pengumpulan data dengan metode
wawancaradengan kuesioner. Analisis data melalui tahapan
analisis deskriptif dengan menghitung proporsi masing-
masing variabel dan bivariat untuk menentukan hubungan
dan menghitung besarnya risiko/odd ratioOR.
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan data penelitian telah dilaksanakan pada
bulan Agustus dan September 2006. Didapatkan 950
responden yang memenuhi kriteria responden yang berasal
dari 7 perusahaan yang masing-masing mewakili jenis industri
di kawasan industri Pulo Gadung Jakarta Timur. Pengambilan
sampel responden terpilih untuk masing-masing jenis industri
dilakukan secara proporsional. Perincian jumlah responden
menurut jenis industri ditunjukkan dalam gambar 1. Waktu
pengumpulan data dilakukan pada jam kerja dengan sistem
bergilir atau bergantian sehingga tidak mengganggu produksi
perusahaan.
Gambar 1. Persentase Jumlah Responden dari 7 Jenis Indus-
tri yang Ikut dalam Penelitian
13.9
5.7
21.7
22.5
7.9
26.2
2.1
0
5
10
15
20
25
30
Garmen
Percetakan
Sparepart
Kimia
Makanan
BajaKonstruksi
Jumlah pekerja
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa industri baja
menempati urutan terbanyak jumlah respondennya yaitu 249
orang (26,2%) dan paling sedikit adalah jenis industri
konstruksi yaitu hanya 20 orang (2,1%). Pekerja di industrikonstruksi bagian produksi mengalami kesulitan waktu dan
tempat dalam pengambilan datanya karena pekerja di industri
tersebut mobilitasnya tinggi dan tersebar di beberapa tempat
yang sulit dikumpulkan untuk dilakukan pemeriksaan
kesehatan.
Cedera akibat kerja merupakan cedera yang terjadi akibat
kecelakaan pada saat bekerja. Dari 950 pekerja ternyata
terdapat 284 orang (29,9%) yang mengalami cedera akibat
kerja. Jenis cedera dan bagian tubuh yang mengalami cedera
diklasifikasikan berdasarkan ICD-10.6Jenis cedera disebut
sebagai sifat cedera adalah jenis luka yang diderita akibat
kecelakaan. Bagian tubuh cedera disebut daerah cedera. Sifat
dan daerah cedera akibat kerja pada pekerja industri menurut
ICD-10 ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Sifat dan Daerah Cedera pada Pekerja Industri Me-
nurut ICD-10
Variabe Jumlah %
lN = 284 Responden (n)
Sifat Cedera
Superfisial 7 8 29,6
Luka terbuka 9 8 37,2
Patah tulang (termasuk gigi) 9 3,4
Dislokasi, sprain, strain 1 1 4,2
Cedera pembuluh darah 1 3 4,9
Cedera otot dan tendo 6 2,3
Cedera mata 3 9 14,8
Amputasi 5 1,9
Lainnya 4 1,5
Daerah Cedera
Kepala 6 6 24,8
Leher 2 0,7
Dada 2 0,7
Perut, punggung, pinggang, panggul 6 2,2
Bahu, lengan atas 2 0,7
Siku, lengan bawah 3 8 14,3
Pergelangan tangan 107 40,2
Sendi, pinggul, tungkai atas 5 1,9
Lutut, tungkai bawah 2 0 7,5
Pergelangan kaki 1 8 6,8
* Korban minimal mempunyai satu jenis cedera dan kebanyakan
merupakan multiple injury .
Jenis cedera atau sifat luka akibat kerja yang dialami
pekerja industri paling banyak adalah luka terbuka (37,2%),
diikuti dengan luka lecet atau superfisial (29,6%) dan cedera
mata (14,8%). Adapun bagian tubuh yang mengalami cedera
paling banyak adalah bagian sendi, pinggul, tungkai atas
yaitu sebanyak 40,2% selanjutnya diikuti bagian kepala
sekitar 24,8% dan bagian pergelangan tangan sebanyak
14,3%.
15 0
-
7/25/2019 Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri
4/5
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008
Cedera Akibat Kerja pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta
Urutan penyebab cedera akibat kerja terbanyak pada
industri baja yaitu mata kemasukan benda/gram (10 %),
tertimpa (8%), dan terjepit (6%). Jenis industri spare part
adalah tertusuk (6,1%), tertimpa (5,6%) dan terjepit (5,1%),sedangkan untuk jenis industri garmen yaitu tertusuk
(43,1%), lainnya (9,8%), terbakar dan tergores (3,9%).
Berdasarkan risiko cedera akibat kerja di masing-masing
industri tersebut, maka perlu ditingkatkan kepatuhan
menggunakan alat pelindung kerja sesuai dengan jenis
pekerjaannya dan evaluasi terhadap APD.
Pemakaian Alat Pelindung Diri
Kecelakaan terjadi disebabkan oleh tiga faktor utama
yaitu manusia (host), alat (vector) dan lingkungan (environ-
ment) sesuai dengan teori Haddon.7 Pekerja di bagian
produksi diwajibkan menggunakan APD sebagai alatpelindung kerja yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
Pekerja industri yang memakai APD pada saat bekerja
sebanyak 647 orang (68,1%) sedangkan yang tidak memakai
APD sekitar 303 (31,9%). Pekerja yang patuh menggunakan
APD saat bekerja sebanyak 68,1% sedangkan yang tidak
menggunakan APD sebanyak 31,9%. Hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan memakai APD
cukup tinggi yaitu 82,3% tetapi yang mengaku selalu memakai
APD hanya 41,7%.8Hal tersebut menunjukkan bahwa
kepatuhan pekerja industri untuk memakai APD cukup baik
akan tetapi ternyata pemakaian APD belum lengkap sesuai
dengan aturan pemakaian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 45,5% pekerja berperilaku tidak baik dalampenggunaan APD dan 54,5% pekerja yang berperilaku baik.9
Alasan pekerja yang tidak memakai APD sebagian besar
adalah karena mengganggu kenyamanan dan aktifitas dalam
bekerja, merasa tidak memerlukannya serta justru
membahayakan (contohnya, sarung tangan berisiko
menyebabkan terjepit mesin).
Jenis APD yang digunakan untuk pekerja menurut jenis
industri berbeda menurut jenis pekerjaannya yang
disesuaikan dengan bagian produksi tempat kerjanya.
Mayoritas jenis APD yang digunakan untuk masing-masing
jenis industri ditampilkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Mayoritas Jenis APD yang Digunakan Pekerja Me-
nurut Jenis Industri
Jenis Industri Jenis APD
Garmen Masker dan tutup kepala
Perce takan Masker dan sarung tangan
Spare Part Baju, sepatu, masker, sarung tangan, helm, safety
belt, ear plug
Kimia Masker, sarung tangan, topi, sepatu
Makanan Masker , sarung tangan , topi, sepatu
Baja Helm, sarung tangan, ear plug, kaca mata, sepatu,
masker
Konstruksi Sepatu, helm, masker, sarung tangan
APD seharusnya digunakan lengkap sesuai dengan
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau sesuai
Occupational Safety and Health Administration (OSHA).
Kesesuaian pemakaian APD pada pekerja tidak sesuai denganpemakaian APD menurut persyaratan OSHA, tetapi
kebanyakan pekerja industri belum menyadari pentingnya
APD bagi perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan
diri. Untuk itu diperlukan sistem pengawasan untuk
meningkatkan kepedulian dan kesadaran pekerja untuk
memakai APD secara lengkap dan benar.
Hubungan Antara Cedera Akibat Kerja dengan Pemakaian
APD
Salah satu faktor yang berperan untuk terjadinya cedera
akibat kerja adalah pemakaian APD yang sesuai dan benar
cara pakainya. Hasil penelitian menyatakan bahwa cederaakibat kerja 11% terjadi karena kurangnya perhatian tenaga
kerja untuk menggunakan alat pelindung diri pada saat
bekerja khususnya pada tenaga kerja bagian produksi.10
Hubungan antara akibat kerja dengan pemakaian APD
diperlihatkan pada tabel 3.
Tabel 3. Hubungan Cedera Akibat Kerja dengan Pemakaian
APD pada Pekerja Industri
Pemakaian Kecelakaan kerja OR 95% CI
APDN=950 Ya Tidak Total
N =284 N = 666 N = 950
(29,9%) (70,1%) (100%)
n (%) n (%) n (%)
Pakai APD
Ya 225 34,8 422 65,2 647 100 2,20 1,59-3,06
Tidak 59 19,5 244 80,5 303 100
Cedera akibat kerja pada pekerja industri ini ternyata
justru terjadi pada pekerja yang mengunakan APD saat terjadi
kecelakaan. Pekerja yang menggunakan APD berisiko 2,20
kali (95% CI: 1,59 3,06) mengalami kecelakaan kerja yang
menyebabkan cedera dibandingkan dengan pekerja yang
tidak memakai APD (Tabel 3). Beberapa kasus disini
menunjukkan bahwa menggunakan sarung tangan justrumembuat pekerja tidak merasa nyaman atau mengganggu
aktifitas kerja sehingga justru membahayakan. Memakai
sarung tangan menyebabkan tangan mudah terjepit mesin
karena berisiko tertarik oleh putaran mesin. Menggunakan
kaca mata las (glasses) yang kurang ergonomik (masih
terdapat celah) masih memungkinkan masuknya serbuk gram
besi ke dalam mata. Untuk itu perlu dilakukan kajian tentang
APD disesuaikan dengan jenis pekerjaan sehingga APD
tersebut benar-benar melindungi pekerja dari risiko bahaya
di tempat kerja.
Pekerja yang mengalami cedera akibat kerja yang
menggunakan APD pada saat terjadi kecelakaan kerja sekitar
15 1
-
7/25/2019 Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri
5/5
Cedera Akibat Kerja pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 5, Mei 2008
44,01%. Hal tersebut lebih jelas menggambarkan bahwa
kepatuhan memakai APD masih rendah. Risiko cedera akibat
kerja belum sepenuhnya disadari oleh pekerja itu sendiri.
Untuk itu perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkankepedulian pekerja dalam perlindungan terhadap risiko cedera
akibat kerja.
Kesimpulan
Proporsi cedera akibat kerja pada pekerja industri masih
tinggi maka perlu ditingkatkan kepedulian, kepatuhan
pemakaian APD secara lengkap dan benar dan menyem-
purnakan desain APD agar nyaman dan ergonomis.
Daftar Pustaka
1. BPS. Data Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia, 2003.
2. BPS. Pekerja di Indonesia berdasarkan jenis lapangan pekerjaan.
2002.
3. Pusat Kesehatan Kerja. Kecelakaan di Industri. Jakarta: Depkes
RI. 2002.
4. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja nasional (DK3N).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Jangan sampai global
compact beraksi. Warta ekonomi; 2002.
5. Undang-undang Kesehatan RI pasal 23 tentang Kesehatan Kerja.
Jakarta: Depkes;1992.
6. WHO. International Statistical Classification of Diseases and
Health Related Problems (The) ICD-10. Second Edition. En-
glish, 2005.7. Holder, Peden M, Krug E. Injury Surveillance Guidelines. World
Health Organization, Geneva; 2001.
8. Trihandoyo,B. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan
kerja pada sector industri dalam kaitannya dengan produktivitas
kerja di kawasan industri, Kabupaten Serang. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan dan Teknologi. Jakarta:
Balitbangkes Depkes RI; 2001.
9. Yusmardiansay, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Bagian Produksi
Unit Chlor Alkali PT. Indah Kiat Pulp & Paper Perawang Tbk,
Tahun 2005 [tesis].Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Uni-
versitas Indonesia;2005.
10 . Thamrin Y, Star A. Studi tentang cedera akibat kerja pada tenaga
kerja berdasarkan laporan PT Jamsostek Makassar tahun 2003. J
Med Nus J 2005:26(1).
SS
15 2