catatan

download catatan

of 4

Transcript of catatan

Mandi susu ala Cleopatra nggak harus mahal dan mewah lho, cantik. Cukup sediakan 1 sdm madu, 1 gelas susu putih cair / susu bubuk yang diseduh, 1 sdt minyak zaitun dan sejumput garam. Aduk menjadi rata lalu balurkan ke kulit s aat mandi. Diamkan 10 menit lalu gosok perlahan dan bilas sampai bersih. Rasakan hasil kulit lembut, bersih, cerah dan bercahaya. Selamat mencoba! :) --------------------------------Edisi 435 SEKALI LAGI, KONTROVERSI REVISI RUU KUHP (Menyelesaikan Masalah Ataukah Mencari Masalah?) Kontroversi revisi RUU KUHP kembali pecah di negeri ini. Tak dipungkiri salah sa tunya mengenai pro dan kontra masyarakat yang semakin merebak terkait penyusunan perubahan RUU KUHP tentang santet oleh DPR RI. Kepolisian Republik Indonesia me ndukung rancangan undang-undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RUU KUHP y ang mengatur tentang praktik santet. RUU KUHP kini sudah dipegang Dewan Perwakil an Rakyat (DPR) dan dinilai bisa menyempurnakan pasal santet yang cukup mandul d alam KUHP lama. Kepala Biro Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol) Bambang Sri Herwanto mengatakan, praktik santet sebenarnya sudah diadopsi dalam tiga pasal pada KUHP, yakni Pasal 545, 546, dan 547. Pasal 545 mengatur larangan seseorang berprofesi sebagai tukang ramal atau penafsir mimpi. Pasal 546 melara ng penjualan benda-benda berdaya magis, sedangkan Pasal 547 melarang seseorang u ntuk memengaruhi jalannya sidang dengan menggunakan jimat dan mantra. "Namun, pasal-pasal tersebut dapat dikatakan pasal mandul karena tidak pernah di terapkan dalam praktik. Artinya kriminalisasi delik santet bukanlah hal baru," u jar Bambang dalam diskusi yang dilakukan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di kompleks Gedung Parlemen. KOMPAS.com, Jakarta (Kamis, 4/4/2013) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung dimasukkannya pasal yang mengatur soal s antet dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). MUI menilai praktik santet berbahaya. "Santet itu pembagian dari sihir. Sihir itu a da. Di Al Quran ada, di sabda nabi juga ada. Sihir itu tidak baik, harus dihilan gkan. Kami setuju kalau itu dimasukkan dalam pidana," kata Koordinator Ketua MUI Ma'ruf Amin di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/4/2013). Ma'ruf mengatakan, MUI pernah mengeluarkan fatwa haram terkait perdukunan. Hanya saja, untuk dimasukkan ke RUU KUHP, MUI tak mengerti bagaimana teknis pembuktia n santet dalam proses hukum nantinya. (KOMPAS.com) Dekan Fakultas Hukum Untirta Aan Asphianto angkat bicara, Rabu (27/3). Menurut A an, RUU KUHP mengenai santet ini akan terganjal pada syarat terpenuhinya hukum p idana yaitu alat bukti. Aan melihat hukum positif negara kita yang notabene prod uk rasional kolonial tidak mewadahi unsur magic yang sulit dibuktikan secara nya ta. (radarbanten.com) Ulama Prof. M. Abdurrahan, MA Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) menyatakan den gan keras menolak pasal santet itu. Menurutnya santet itu tidak ada dan kalau di jadikan hukum pidana maka akan sangat sulit sekali mencari alat buktinya. Persis sangat menolak Undang-undang tentang santet. Santet itu syirik. UUD untuk para p enyantet itu sulit, apalagi mencari alat buktinya. Kalau ada orang yang meningga l terus orang menuduh itu akibat santet, bagaimana buktinya? kata Prof. M Abdurra hman, MA Prof. M Abdurrahman, MA menilai jika pemerintah mengajukan pasal ini, maka cara berpikir pemerintahan kembali ke zaman dulu. Pemerintah menurutnya seolah-olah i ngin memaksakan kepada masyarakat agar percaya santet, padahal santet itu tidak

ada, dan ini sangat sesat. Ia mengatakan Persis sendiri telah lama membahas masa lah kejahatan ilmu hitam ini dalam keputusan Sidang Dewan Hisbah tahun 2001 dala m pembahasan Hukum Magic dan kedugalan. (news.fimadani.com) Aturan mengenai santet diatur dalam Bab V tentang Tindak Pidana terhadap Keterti ban Umum, tepatnya pada Pasal 293 RUU KUHP. Kutipan pasal itu berbunyi "(1) Seti ap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan, member ikan harapan, menawarkan atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa ka rena perbuatannya dapat menimbulkan penderitaan mental atau fisik seseorang, dip idana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV; (2) Jika pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 me lakukan perbuatan tersebut untuk mencari keuntungan atau menjadikan sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, maka pidananya ditambah dengan sepertiga." Dimana d endanya paling banyak adalah Rp. 300.000.000,00. Demikianlah delik pro dan kontra mengenai revisi RUU KUHP santet. Bahkan dengan adanya revisi RUU KUHP tersebut pemerintah melakukan study banding ke luar neger i seperti: Rusia, Inggris, Perancis, serta Belanda dengan alasan untuk mencari p erbandingan mengenai KUHP santet. Padahal biaya study banding itu sendiri tidakl ah sedikit, mereka dengan tanpa merasa bersalah dan mempunyai beban sehingga den gan enak menghabiskan banyak biaya untuk alasan ke luar negeri. Kemudian, yang m enjadi pertanyaan kita sekarang, apakah dengan revisi KUHP santet mampu memberik an solusi dalam penyelesaian masalah saat ini? Bagaimana pula Islam memandang? Sihir dan Hakikatnya Sihir dalam bahas Arab berasal dari kata saharo atau sihrun yang berarti sihir a tau tipu daya. Menurut para ulama, sihir adalah perkara atau kejadian yang luar biasa dalam pandangan orang yang melihatnya. menurut istilah syari at sihir berupa jimat, santet, tenung, magic atau ramuan-ramuan yang mampu memberi pengaruh sec ara fisik seperti sakit, membunuh atau memisahkan antara suami dengan isteri dan pengaruh secara rohani seperti gelisah, bingung atau menghayal. Sihir dapat dip elajari. Seseorang yang mempelajari, mengetahui dan mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat melakukan perkara tersebut. Sementara hakikatnya, sihir ini tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang lu ar biasa karena sihir dapat dipelajari. Hanya orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui hingga dapat dikatakan tertipu daya oleh si pelaku sihir itu. Sihir a dalah perkara syaithaniyah yang diharamkan dan bisa merusak atau membatalkan ser ta mengurangi kesempurnaan aqidah, karena sihir tidak terjadi kecuali dengan kem usyrikan. Ilmu sihir pertama kali ada pada zaman Nabi Sulaiman a.s. Dahulu para setan naik ke langit untuk mencuri kabar yang disampaikan oleh para malaikat tentang sesuatu yang akan terjadi di muka bumi berupa kematian, ilmu gh aib, dan perintah Allah SWT. Allah memberitahukan kepada Nabi Sulaiman tentang tipu daya setan tersebut, lalu Nabi Sulaiman memendam seluruh catatan kalimat di bawah kursi kerajaan dan tida k ada satu setan pun yang mampu mendekatinya. Setelah Nabi Sualiman wafat, setan berubah wujud seperti manusia dan berusaha me ngeluarkan catatan tersebut dari bawah kursi Sulaiman, kemudian dia mengatakan k epada manusia, "Apakah kalian ingin mendapatkan harta karun yang tidak pernah te rbayang?" Maka setan menunjukkan sihir yang dipendam oleh Nabi Sulaiman di bawah kursinya lalu dipelajari oleh manusia dari zaman ke zaman. Kemudian pada zaman Nabi Muham mad, tersebar tuduhan dikalangan orang-orang Yahudi bahwa Nabi Sulaiman mengejar kan sihir, begitu pula malaikat Jibril dan Mikail. Lalu turun ayat sebagai banta han terhadap tuduhan Yahudi tersebut. Yang benar adalah bahwa Nabi Sulaiaman tid ak pernah mengajarkan sihir apalagi sebagai tukang sihir, begitu pula kedua mala ikat, Jibril dan Mikail. Karena itulah dalam ajaran Islam sihir tergolong syirik

(dikutip dari kitab Ibnu Katsir). Allah berfirman: Padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir) . Mereka mengerjakan sihir kepada manusia. (QS: Al-Baqarah: 103) Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw beliau bersabda: Jauhilah oleh kalian tujuh perk ara yang membinasakan! mereka bertanya: Wahai Rasulullah saw, apakah tujuh perkara itu? beliau menjawab: Syirik (menyekutukan Allah), sihir, membunuh yang diharamka n kecuali dengan alasan yang haq (syar i), makan harta riba, makan harta anak yati m, melarikan diri dari medan perang, serta menuduh wanita baik-baik yang beriman dan lalai (tidak pernah memikirkan zina, apalagi berbuat) dengan perbuatan zina . (HR. Bukhori-Muslim) Santet dalam Islam Dalam Islam santet merupakan bagian dari ilmu sihir, di mana sihir sudah dijelas kan dalam Islam. Sehingga sihir itu memang ada dalam Islam, dapat dilihat kisahn ya Nabi Sulaiman dan zamannya Nabi Musa. Sihir termasuk hal yang ghoib, namun bu kan semua hal yang ghoib itu sihir. Meski masalah santet telah dimasukkan dalam Rancangan Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP), namun sulit untuk membuktikan perbuatan santet. Santet bersifat abstrak sehingga sulit untuk dibuktikan. Dala m ajaran Islam, untuk memberikan hukuman terhadap seseorang yang bersalah harus ada bukti-bukti yang kuat, sementara santet tersebut abstrak dan sulit untuk dib uktikan. Mengapa kebanyakan masyarakat menggunakan ilmu santet? Hal itu karena lemahnya i man, sehingga menyalurkan naluri beragama (taddayun) atau menyucikan sesuatu kep ada selain Allah. Di dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhori-Musl im mempelajari, mempraktikkan, mengajari ilmu-ilmu sihir hal tersebut dilarang da lam Islam. Sehingga jelas bahwa santet bagian dari ilmu sihir yang haram dalam Is lam. Kejadian diluar kebiasaan dalam Islam dapat dikategorikan Mu jizat diberikan pada nabi dan rasul, irhas diberikan kepada calon nabi, ma unah diberikan kepada orang mu min yang tidak fasiq serta menipu dan terakhir Istidraj / ihanah diberikan kepa da orang fasik, termasuk di dalamnya ilmu sihir. ( Kutipan Kitab Bughyatul Musta rsyidin. Hal 98-99). Dari bukti-bukti yang di kumpulkan hakim dapat menghukumi p elaku termasuk atau tidak pada kategori mempelajari dan memperaktekkan ilmu sihi r dan santet. Menurut Imam Ahmad dan Imam Malik hukumannya dibunuh sebagaimana o rang zindiq, sedangkan menurut Imam Syafi ie tidak dibunuh kecuali dia mengakui ba hwa dia membunuh dengan sihirnya. Setiap manusia mempunyai pola pikir, kepentingan, perasaan, dan standar yang mun gkin berbeda antara satu dengan yang lain sehingga dapat memicu adanya sejumlah intrik dan intervensi individu atau sekelompok manusia untuk membuat sebuah atur an dan atau sistem yang melanggengkan kepentingan masing-masing dari mereka. Dit ambah lagi, adanya dukungan sistem Kapitalisme. Sistem ini yang berkuasa dan ber jalan sekarang, menjadikan pemisahan agama dari kehidupan sebagai asas untuk mem bangun aturan-aturan serta kemanfaatan yang menjadi landasan dalam beraktivitas. Oleh karena itu, wajarlah jika dalam setiap revisi RUU KUHP itu dipastikan adany a pro dan kontra karena memang setiap orang (individu) memiliki sudut pandang ya ng berbeda. Masing-masing pihak, mempunyai dasar bersikap seperti itu. Namun, sebagai orang yang beriman sudah menjadi tuntutan bahwa segala aktivitasn ya ditimbang dengan halal-haram. Jika aturan tersebut itu sesuai dengan aqidah d an hukum Islam maka tidak ada alasan untuk menolaknya, begitu pula sebaliknya, t idak ada alasan untuk mendukung segala aturan yang bertentangan dengan Islam. Khatimah Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Dalam setiap perbuatan yang dila kukan oleh manusia di dunia ini semuanya terikat dengan hukum syara , tidak lepas

dari status hukum. Setiap peraturan didalamnya dipastikan akan membawa kemashlah atan bagi manusia. Oleh karena itu dalam suatu Negara yang memang menggunakan syari at Islam dalam ke hidupan tidaklah perlu memberikan RUU KUHP. Baik itu mengenai santet atau bukan, karena hal seperti itu sudah jelas diharamkan oleh Allah. Sehingga dengan menge tahui status hukum dari setiap apa yang kita perbuat maka sudah pasti setiap ora ng tidak akan melaksanakan hal-hal yang sudah diharamkan oleh Allah. Begitu pula dengan santet, karena santet adalah perbuatan yang diharamkan. Sehingga tidak perlu adanya revisi RUU KUHP, karena jika Islam dilaksanakan seca ra menyeluruh (tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat) maka tidak a kan ada kontroversi karena yang menjadikan dasar hukum perbuatan adalah hukum Al -Khaliq yang lebih mengetahui terhadap kemaslahatan makhluknya. Maka selesailah masalah, bukan mencari masalah. ??? ?????? ?? ????? ??? ????? (??????? : 85) Wallahu alam bisshowab ------------------------------------------