Case Report Post ORIF Humerus Dextra Et Causa Closed Fraktur 1.3 Tengah Humerus Dextra
-
Upload
estimahanani -
Category
Documents
-
view
127 -
download
6
Transcript of Case Report Post ORIF Humerus Dextra Et Causa Closed Fraktur 1.3 Tengah Humerus Dextra
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Sdr. J
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat : Kalangan RT 02/08 Bojong, Magelang
Tanggal Masuk : 2 Juli 2012
Tanggal Pemeriksaan : 3-4 Juli 2012
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Nyeri lengan kanan atas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan
keluhan utama nyeri pada lengan kanan atas akibat terjatuh dari sepeda
motor setelah menabrak trotoar pada 2 Juli 2012. Pasien tidak tahu posisi
saat jatuh karena pasien tidak sadarkan diri. Sebelum terjatuh, pasien
mengaku mengantuk saat mengendarai sepeda motor. Nyeri dirasakan
pasien di seluruh lengan kanan, pasien tidak mampu menggerakkan
lengannya, namun masih bisa menggerakkan jari-jarinya secara perlahan.
Pasien juga mengalami luka pada daerah dahi kanan dan tangan kanan.
Setelah kecelakaan pasien langsung dibawa ke RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta dan dilakukan operasi pada tanggal 3 Juli 2012.
1
3. Status Fungsional
a. Mobilitas : Terganggu
b. Aktifitas kehidupan sehari-hari : Terganggu
c. Kognitif : Baik
d. Komunikasi : Baik
4. Riwayat Psikososial
a. Dukungan keluarga : Baik
b. Status lingkungan : Baik
c. Riwayat pekerjaan dan pendidikan : Baik
d. Riwayat psikiatri : Tidak ada gangguan mental
5. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat trauma/patah tulang : Disangkal
b. Riwayat DM : Disangkal
c. Riwayat asma : Disangkal
d. Riwayat alergi : Disangkal
e. Riwayat rawat inap : Disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat merokok : Diakui, sejak SMA
b. Riwayat minum alkohol : Disangkal
7. Riwayat penyakit keluarga
a. Riwayat hipertensi : Disangkal
b. Riwayat DM : Disangkal
c. Riwayat asma : Disangkal
d. Riwayat alergi : Disangkal
2
8. Riwayat sosial ekonomi
Pasien adalah anak pertama dari empat bersaudara. Pasien
merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalisata
a. Keadaan umum : Baik, Compos Mentis
b. Derajat Kesadaran : GCS E5 V5 M6
c. Tinggi badan : 167 cm
d. Berat badan : 54 kg
e. IMT : Berat Badan / (Tinggi Badan (m2))
: 54/1,672 = 19,42 kg/m2
f. Status gizi : Gizi cukup
g. Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36˚C
h. Kepala : Normochepal
i. Kulit : Eksoriasi di regio frontalis dextra
dan regio manus
j. Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
k. Mulut : dbn
l. Telinga : dbn
m. Leher : dbn
n. Thorax : Pernafasan
Retraksi (-/-)
Krepitasi (-/-)
Vesikuler (+/+)
Sonor (+/+)
Ronkhi (-/-)
3
Wheezing (-/-)
Nyeri tekan (-/-)
Gerak dada simetris
o. Jantung : Ictus cordis tidak tampak
Bunyi jantung I, II murni reguler
Bising jantung tidak ditemukan
p. Abdomen : Hepar dan Lien tidak teraba
Distensi (-)
Luka bekas operasi (-)
Nyeri tekan seluruh lapang perut (-)
Timpani tersebar di keempat kuadran
abdomen.
q. Ekstremitas Superior : Oedem di regio brachii dan ante-brachii
dextra
Nyeri di regio brachii dan ante-brachii
dextra
Hematom di regio brachii dextra
Eksoriasi di region manus dextra
ROM shoulder dextra not full karena nyeri
ROM elbow dextra not full karena nyeri
ROM wrist dextra not full karena nyeri
Deformitas (-/-)
r. Eksremitas Inferior : Oedem (-/-)
Eksoriasi (-/-)
Hematom (-/-)
Deformitas (-/-)
4
s. Status Neurologis
1. Pemeriksaan Gerak
a. Adanya keterbatasan gerak elbow joint dan shoulder
dextra.
b. Adanya nyeri gerak sendi elbow dan shoulder.
2. Pemeriksaan Sensorik : dbn
3. Refleks Fisiologis : dbn
4. Refleks Patologis : (-/-)
t. Status Lokalis Regio 1/3 Tengah Humeri Dextra
1. Look : pada regio brachii dibalut dengan elastic band,
luka sulit dievaluasi, oedem pada regio brachii sulit dievaluasi,
deformitas (-).
2. Feel : nyeri tekan (+)
3. Movement
a. Lingkup Gerak Sendi
Shoulder
Fleksi : belum bisa dikerjakan
Ekstensi : belum bisa dikerjakan
Abduksi : belum bisa dikerjakan
Adduksi : belum bisa dikerjakan
Endorotasi : belum bisa dikerjakan
Eksorotasi : belum bisa dikerjakan
Elbow
Fleksi : belum bisa dikerjakan
Ekstensi : belum bisa dikerjakan
Wrist
Fleksi : bisa dikerjakan 30o
Ekstensi : bisa dikerjakan 30o
5
Ibu jari
Abduksi : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Adduksi : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Fleksi MCP : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Ekstensi : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Fleksi IP : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Ekstensi IP : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Jari II-V
Abduksi : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Adduksi : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Fleksi MCP : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Fleksi PIP : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
Ekstensi PIP : bisa dikerjakan, ROM not full karena nyeri
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologis
Foto Rontgen Preoperatif
6
Pada hasil foto rontgen humerus dextra nampak fraktur pada 1/3 tengah os humerus
Foto Rontgen Postperatif
2. Pemeriksaan Laboratorium Pre Operatif
a. Hematologi
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 15.0 Gr/dl Laki - laki 13-16
Leukosit 15000 mm^3 5000 - 10000
Eritrosit 5.22 Juta/aa^3 4.5 - 5.5 juta
Hematokrit 44 Vol % 40 - 48
Trombosit 320000 mm^3 150000 - 500000
Golongan darah B
PT 13.6 Detik 10.8 - 14.4 detik
INR 1,11 2.0 - 4.5
APTT 35.1 Detik 24 - 36 detik
b. Imunologi
HbSAg : Negatif
c. Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 94 mg/dl, Nilai normal 70 – 100 mg/dL.
3. Pemeriksaan Laboratorium Post Operatif
7
ORIF tipe plat and scew terpasang pada 1/3 tengah os humerus dextra
a. Hematologi
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 15.5 Gr/dl Laki - laki 13-16
Leukosit 15300 mm^3 5000 - 10000
Eritrosit 4.76 Juta/aa^3 4.5 - 5.5 juta
Hematokrit 42 Vol % 40 - 48
Trombosit 460000 mm^3 150000 - 500000
Golongan darah B
PT 13.6 Detik 10.8 - 14.4 detik
INR 1,11 2.0 - 4.5
APTT 35.1 Detik 26 - 36 detik
Leukosit meningkat memungkinkan ada infeksi. Leukosit
pada kasus trauma (terutama pada fraktur) umumnya meningkat
sebagai respon tubuh terhadap trauma. Dalam 8 jam pertama pada
tempat terjadinya fraktur akan terjadi reaksi inflamasi akut disertai
terjadinya proliferasi sel radang terutama disekitar periosteum yang
mengalami kerusakan. Karena reaksi inflamasi akut ini pada
pasien didapatkan edema.
E. Diagnosis Kerja
1. Post ORIF humerus dextra et causa closed fraktur 1/3 tengah humerus
dextra.
2. Eksoriasi regio frontalis dextra dan regio manus dextra.
F. Masalah Medis
1. Tanda inflamasi pada post operasi
2. Luka operasi setelah post ORIF di lengan kanan atas
3. Eksoriasi regio frontalis dextra dan regio manus dextra
G. Masalah Rehabilitasi
8
1. Keterbatasan gerak pada ekstremitas kanan atas
H. Penatalaksanaan
1. Non rehabilitasi
a. Antibiotik
b. Analgetik
2. Rehabilitasi Medik
a. Perawatan ortopedi
- Mempertahankan pembalutan agar bersih.
- Meminimalisir pergerakan
- Mencegah pergeseran plat dan scew dengan coaptation splint.
b. Fisioterapi
- Isometric exercice untuk biceps, triceps, deltoid.
- Hand digiti manus excercise untuk mencegah kontraktur pada
saat imobilisasi.
- Aktif ROM dan Aktif Assistif ROM exercise untuk shoulder,
elbow, dan wrist.
- Pendulum exercise.
c. Okupasional terapi
- Elevasi lengan atas dan lengan bawah secara bertahap untuk
mengurangi oedem.
- Activity Daily Living menggunakan tangan kiri.
d. Psikoterapi
- Mengobservasi gejala psikologis dan mendegarkan keluhan
pasien.
I. Prognosis
9
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad cosmeticum : dubia ad bonam
J. Komplikasi
1. Delayed Union
Penyatuan yang lambat dapat terjadi pada pasien yang belum melatih
fleksor dan ekstensor siku secara aktif.
2. Non-Union terjadi jika gerakan siku atau bahu dipaksakan sebelum
konsolidasi.
3. Kekakuan sendi.
K. Refleksi Kasus
1. Pada kasus ini pasien Sdr. J mengalami :
Close Fraktur 1/3 tengah humerus dextra ditegakkan berdasarkan
anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan fisik, dan radiologis
pasien, yaitu :
a. Pasien kecelakaan saat mengendarai motor pada tanggal 2 Juli 2012
pukul 07.00 WIB di Boyolali. Pasien tidak mengetahui posisi saat
terjatuh karena pasien mengaku mengantuk dan tidak sadar saat
terjadi kecelakaan. Pasien mengeluh nyeri pada lengan kanan atas.
b. Dilakukan pemeriksaan radiologis pada pasien dan ditemukan
gambaran fraktur 1/3 tengah humerus dextra.
c. Dilakukan pemeriksaan lokalis dan didapatkan nyeri pada lengan
kanan atas.
Pada pasien ini dimungkinkan terjadinya Impairment yang berupa
adanya nyeri gerak, terjadi akibat luka sayatan operasi yang
menyebabkan ujung saraf sensoris teriritasi, penurunan lingkup gerak
sendi karena adanya nyeri didaerah sekitar fraktur serta penurunan
kekuatan otot karena nyeri. Disability pada pasien ini terdapat
10
keterbatasan aktifitas fungsional, sehingga pasien tidak melakukan
aktifitasnya sehari-hari.
Tujuan dilakukannya rehabilitasi medik pada pasien ini adalah
untuk mengembalikan lengan kanan atas atau lengan yang mengalami
fraktur bisa kembali memiliki fungsi seperti semula atau sama seperti
lengan yang sehat. Agar memiliki fungsi seperti semula maka perlu
dicegah terjadinya kontraktur pada otot dan keterbatasan luas gerak
sendi, terutama sendi-sendi yang lama di immobilisasi sehingga jarang
digerakkan. Kontraktur otot dan keterbatasan luas gerak sendi merupakan
komplikasi yang sering terjadi, dikarenakan pasien yang masih takut
untuk menggerakkan lengan yang sakit. Sehingga perlu edukasi serta
pendampingan oleh fisioterapis.
2. Pada kasus ini, setelah post operasi pemasangan ORIF, dapat dilakukan
program rehabilitasi medik berupa :
a. Elevasi lengan atas dan lengan bawah secara bertahap untuk
mengurangi oedem.
b. Latihan secara bertahap dengan isometric exercise yang ringan
(misal dengan latihan menggenggam) sampai isotonic exercise dari
intensitas ringan, sedang, dan berat untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kontraktur, stiffness, dan disuse atrophy setelah terjadi
konsolidasi fragmen fraktur dan terbentuknya kalus.
c. Latihan okupasi terapi activity daily living menggunakan tangan kiri
selama lengan kanan belum berfungsi dengan baik.
d. Aktif ROM dan Aktif Assistif ROM exercise untuk menambah
lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot.
11