Perawat Profesional: Askep Fraktur Humerus Post Orif

21
4/11/15, 4:25 PM perawat profesional: askep fraktur humerus post orif Page 1 of 21 http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html Rabu, 08 Juli 2009 askep fraktur humerus post orif BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Brunner & Suddart, 2000) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Mansjoer, 2000: 75) Fraktur Tulang Humerus Adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus yang terbagi atas Fraktur Suprakondilar Humerus, Fraktur Interkondiler Humerus, Fraktur Batang Humerus, Fraktur Kolum Humerus. Berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur : 1) Tipe Ekstensi Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi supinasi. 2) Tipe Fleksi Trauma terjadi ketika siku dalam posisi fleksi, sedang lengan dalam posisi pronasi. (Mansjoer, Arif, et al, 2000) Pengikut Join this site with Google Friend Connect Members (4) Already a member? Sign in Arsip Blog 2009 (4) Juli (4) askep post orif femur dan tibia askep fraktur cruris askep fraktur humerus post orif ASUHAN KEPERAWATAN PADA... Mengenai Saya Ragil Pambudi Lihat profil lengkapku perawat profesional

description

askep fraktur

Transcript of Perawat Profesional: Askep Fraktur Humerus Post Orif

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 1 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    Rabu, 08 Juli 2009

    askep fraktur humerus post orifBAB I

    KONSEP DASAR

    A. PENGERTIAN

    Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan olehtrauma atau tenaga fisik (Brunner & Suddart, 2000)

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang danatau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa(Mansjoer, 2000: 75)

    Fraktur Tulang Humerus Adalah diskontinuitas atau hilangnyastruktur dari tulang humerus yang terbagi atas FrakturSuprakondilar Humerus, Fraktur Interkondiler Humerus, FrakturBatang Humerus, Fraktur Kolum Humerus.

    Berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur :

    1) Tipe Ekstensi

    Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi,lengan bawah dalam posisi supinasi.

    2) Tipe Fleksi

    Trauma terjadi ketika siku dalam posisi fleksi, sedanglengan dalam posisi pronasi.

    (Mansjoer, Arif, et al, 2000)

    PengikutJoin this site

    with Google Friend Connect

    Members (4)

    Already a member? Sign in

    Arsip Blog 2009 (4) Juli (4)

    askep post orif femur dan tibiaaskep fraktur crurisaskep fraktur humerus post orifASUHAN KEPERAWATAN PADA...

    Mengenai SayaRagil Pambudi

    Lihat profil lengkapku

    perawat profesional

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 2 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    Untuk memperbaiki posisi fragmen tulang pada frakturterbuka yang tidak dapat di reposisi tapi sulit dipertahankan danuntuk memberikan hasil yang lebih baik maka perlu dilakukantindakan operasierasi ORIF (Operasien Reduction With InternalFixation).

    ORIF adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsungdengan tehnik pembedahan yang mencakup di dalamnyapemasangan pen, skrup, logam atau protesa untuk memobilisasifraktur selama penyembuhan (Depkes, 1995: 95).

    B. PENYEBAB

    Fraktur dapat terjadi oleh beberapa faktor yaitu traumakecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiriatau duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang, patologisdari metastase dari tumor, degenerasi karena proseskemunduran fisiologis dari jaringan tulang itu sendiri, spontankarena tarikan otot yang sangat kuat (Corwin, E.J, 2000: 298).

    Indikasi dilakukannya operasierasi ORIF yaitu fraktur yangtidak bisa sembuh, fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup,fraktur yang dapat direposisi tapi sulit dipertahankan, fraktur yangberdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik denganoperasi (Reksoperasirodjo. S, 1995: 513).

    C. TANDA DAN GEJALA

    Gambaran yang sering muncul pada pasien dengan frakturadalah patah tulang traumatik dan cedera jaringan lunakbiasanya disertai nyeri, mungkin tampak jelas posisi tulang atauekstremitas yang dialami, pembengkakan disertai fraktur akanmenyertai proses peradangan, dapat terjadi gangguan sensasiatau rasa kesemutan, yang mengisaratkan kerusakan syaraf,krepitus (suara gemertak), dapat terdengar sewaktu tulangdigerakan akibat pergeseran ujung-ujung patahan tulang satusama lain (Crowin, 2000: 299).

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 3 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    Tanda dan gejala pada pasien post ORIF yaitu edema, nyeri,pucat, otot tegang dan bengkak, menurunnya pergerakan,menolak bergerak, deformitas (perubahan bentuk), eritema,parestesia atau kesemutan (Apley, 1995: 266).

    D. ANATOMI PATOLOGI

    a. Struktur Tulang

    Tulang sangat bermacam-macam baik dalam bentuk ataupunukuran, tapi mereka masih punya struktur yang sama. lapisanyang paling luar disebut periosteum dimana terdapat pembuluhdarah dan saraf. lapisan dibawah periosteum mengikat tulangdengan benang kolagen disebut benang sharpey, yang masuk ketulang disebut korteks. karena itu korteks sifatnya keras dan tebalsehingga disebut tulang kompak. korteks tersusun solid dansangat kuat yang disusun dalam unit struktural yang disebutsistem haversian. tiap sistem terdiri atas kanal utama yangdisebut kanal haversian. lapisan melingkar dari matriks tulangdisebut lamellae, ruangan sempit antara lamellae disebut lakunae(didalamnya terdapat osteosit) dan kanalikuli. tiap sistemkelihatan seperti lingkaran yang menyatu. kanal haversianterdapat sepanjang tulang panjang dan di dalamnya terdapatpembuluh darah dan saraf yang masuk ke tulang melalui kanalvolkman. pembuluh darah inilah yang mengangkut nutrisi untuktulang dan membuang sisa metabolisme keluar tulang. lapisantengah tulang merupakan akhir dari sistem haversian, yangdidalamnya terdapat trabekulae (batang) dari tulang.trabekulae initerlihat seperti spon tapi kuat sehingga disebut tulang spon yangdidalam nya terdapat bone marrow yang membentuk sel-seldarah merah. bone marrow ini terdiri atas dua macam yaitu bonemarrow merah yang memproduksi sel darah merah melaluiproses hematopoiesis dan bone marrow kuning yang terdiri atassel-sel lemak dimana jika dalam proses fraktur bisamenyebabkan fat embolism syndrom (fes).

    Tulang terdiri dari tiga sel yaitu osteoblast, osteosit, dan

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 4 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    osteoklast. Osteoblast merupakan sel pembentuk tulang yangberada di bawah tulang baru. Osteosit adalah osteoblast yangada pada matriks. Sedangkan osteoklast adalah sel penghancurtulang dengan menyerap kembali sel tulang yang rusak maupunyang tua. Sel tulang ini diikat oleh elemen-elemen ekstra seluleryang disebut matriks. Matriks ini dibentuk oleh benang kolagen,protein, karbohidrat, mineral, dan substansi dasar (gelatin) yangberfungsi sebagai media dalam difusi nutrisi, oksigen, dansampah metabolisme antara tulang daengan pembuluh darah.Selain itu, didalamnya terkandung garam kalsium organik(kalsium dan fosfat) yang menyebabkan tulang keras.sedangkanaliran darah dalam tulang antara 200 400 ml/ menit melaluiproses vaskularisasi tulang

    (Black,J.M,et al,1993 dan Ignatavicius, Donna. D,1995).

    b. Tulang Panjang

    Adalah tulang yang panjang berbentuk silinder dimanaujungnya bundar dan sering menahan beban berat (Ignatavicius,Donna. D, 1995). Tulang panjang terdiriatas epifisis, tulangrawan, diafisis, periosteum, dan medula tulang. Epifisis (ujungtulang) merupakan tempat menempelnya tendon danmempengaruhi kestabilan sendi. Tulang rawan menutupi seluruhsisi dari ujung tulang dan mempermudah pergerakan, karenatulang rawan sisinya halus dan licin. Diafisis adalah bagian utamadari tulang panjang yang memberikan struktural tulang. Metafisismerupakan bagian yang melebar dari tulang panjang antaraepifisis dan diafisis. Metafisis ini merupakan daerah pertumbuhantulang selama masa pertumbuhan. Periosteum merupakanpenutup tulang sedang rongga medula (marrow) adalah pusatdari diafisis (Black, J.M, et al, 1993)

    c. Tulang Humerus

    Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput(ujung atas), korpus, dan ujung bawah.

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 5 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    1) Kaput

    Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala,yang membuat sendi dengan rongga glenoid dari skapla danmerupakan bagian dari banguan sendi bahu. Dibawahnyaterdapat bagian yang lebih ramping disebut leher anatomik.Disebelah luar ujung atas dibawah leher anatomik terdapatsebuah benjolan, yaitu Tuberositas Mayor dan disebelah depanterdapat sebuah benjolan lebih kecil yaitu Tuberositas Minor.Diantara tuberositas terdapat celah bisipital (sulkusintertuberkularis) yang membuat tendon dari otot bisep. Dibawahtuberositas terdapat leher chirurgis yang mudah terjadi fraktur.

    2) Korpus

    Sebelah atas berbentuk silinder tapi semakin kebawahsemakin pipih. Disebelah lateral batang, tepat diatas pertengahandisebut tuberositas deltoideus (karena menerima insersi ototdeltoid). Sebuah celah benjolan oblik melintasi sebelah belakang,batang, dari sebelah medial ke sebelah lateral dan memberi jalankepada saraf radialis atau saraf muskulo-spiralis sehinggadisebut celah spiralis atau radialis.

    3) Ujung Bawah

    Berbentuk lebar dan agak pipih dimana permukaan bawahsendi dibentuk bersama tulang lengan bawah. Trokhlea yangterlatidak di sisi sebelah dalam berbentuk gelendong-benangtempat persendian dengan ulna dan disebelah luar etrdapatkapitulum yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisipersendian ujung bawah humerus terdapat epikondil yaituepikondil lateral dan medial. (Pearce, Evelyn C, 1997)

    d. Fungsi Tulang

    Fungsi tulang antara lain memberi kekuatan pada kerangkatubuh, tempat mlekatnya otot, melindungi organ penting, tempatpembuatan sel darah, tempat penyimpanan garam mineral

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 6 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    (Ignatavicius, Donna D, 1993).

    E. PATOFISIOLOGI

    1. Proses Terjadinya Fraktur

    Fraktur terjadi bila tulang dikenai stres yang lebihbesar dari yang dapat diabsorbsinya. Fraktur dapatdisebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakanpuntir mendadak dan bahkan kontraksi otot esktrem.Meskipun tulang patah dan jaringan sekitarnya juga akanterpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak,perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendo,kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah (Brunnerdan Suddarth, 2001: 2357).

    Fraktur sering terjadi pada tulang rawan, jika tulangmengalami fraktur, maka periosteum darah dari korteksmarrow dan jaringan sekitarnya rusak, terjadi perdarahan dankerusakan jaringan di ujung tulang. Terbentuklah hematomadi kanal medulla, jaringan ini merangsang kecenderunganuntuk terjadi peradangan yang ditandai dengan vasodilatasi,pengeluaran plasma dan leukosit dan infiltrasi dari sel-seldarah putih yang lain (Corwin, 2000: 299).

    2. Penyembuhan Fraktur

    Fraktur dapat terjadi pada tulang dan jaringandisekitarnya. Jika satu tulang patah, maka jaringan lunaksekitarnya juga rusak, periosteum juga terpisah dari tulangdan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darahterbentuk pada daerah tersebut, akan membentuk jaringanganulasi dimana sel-sel pembentuk tulang primitif(osteogenik) berdiferensiasi menjadi kondroblas danosteoblas kemudian kondroblas akan mensekresi fosfat yangmerangsang reabsorpsi kalsium sehingga terbentuklahlapisan tebal (kalus) di sekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terusmenebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 7 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    fragmen satunya dan menyatu. Fungsi dari kedua fragmen(penyembuhan fraktur) terus berlanjut dengan terbentuknyatrabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang danmeluas menyebrangi lokasi fraktur. Persatuan tulangprovisional ini akan terorganisasi. Kalus tulang akanmenjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuatdan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalamiremodelling dimana osteoblas akan membentuk tulang barusementara osteoblas akan menyingkirkan bagian yang rusaksehingga akan terbentuk tulang yang menyerupai tulangaslinya (Price, S.A, 1996: 1187).

    a. Rekognisi

    Rekognisi menyangkut diagnosis fraktur padatempat kejadian kecelakaan dan kemudian di rumahsakit.

    Riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jeniskekuatan yang berperan dan deskripsi tentang peristiwayang terjadi oleh penderita dilakukan pemeriksaanspesifikasi untuk mencari adanya fraktur, nyeri padatulang panjang sangat khas. Krepitus menyatakanperasaan sekan-akan seperti ada dua amplas yangdigesekan. Kerusakan jaringan lunak yang nyata dapatjuga dijadikan petunjuk kemungkinan adanya fraktur, dandibutuhkan pemasangan bidai segera dan pemeriksaanlebih lanjut.

    b. Reduksi

    Reduksi adalah usaha dan tindakan manipulasifragmen. Fragmen tulang yang patah sedapat mungkinuntuk kembali seperti letak asalnya untuk menguranginyeri selama tindakan, penderita dapat diberi narkotikaintervena, sedatif atau blok syaraf lokal. Karena segalaanestesia baru mencapai efek maksimum sesudah

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 8 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    berapa menit, maka cukup ada waktu untuk re-evaluasisifat-sifat cedera.

    c. Retensi dari Reduksi

    Sebagai aturan umum, maka gips yang dipasanguntuk mempertahankan reduksi harus melewati sendi diatas raktur. Gips sebaiknya tetap mulus dilaminasi dansesuai dengan geometri ekstremitas yang patah tersebut.

    d. Rehabilitasi dan Komplikasi Fraktur

    Sebagian besar penderita patah tulang akanmengalami proses penyembuhan segera apabilamenggunakan teknik penatalaksanaan yang standar,tetapi ada sejumlah penderita yang mengalamikomplikasi.

    Komplikasinya yaitu:

    1) Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang yangpatah telah sembuh dalam posisi yang tidakseharusnya, membentuk sudut atau miring.Komplikasi dapat dicegah dengan melakukan analisayang cermat sewaktu melakukan reduksi danmempertahankan reduksi dengan baik dan benar,terutama pada masa awal penyembuhan.

    2) Delayed union dan non union adalah sambungantulang yang terlambat dan tulang patah yang tidakmenyambung kembali. Delayed union adalah prosespenyembuhan terus berjalan tetapi dengankecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.Non union dari tulang yang patah dapat menjadikomplikasi yang membahayakan bagi penderita.Banyak keadaan yang merupakan aktor predisposisidari non union diantaranya adalah reduksi yang tidakbenar akan menyebabkan bagian-bagian tulang yang

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 9 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    patah tetapi tidak menyatu, imobilisasi yang kurangtepat, baik dengan cara terbuka maupun tertutup,adanya interposisi jaringan yang sangat berat,infeksi, pola spesifik peredaran darah dimana tulangyang patah tersebut dapat merusak suplai darah kesatu atau lebih fragmen tulang (Price, A.S, 1996:1187).

    f. fokus pengkajianfokus pengkajian pada fraktur meliputi:

    aktivitas/istirahat dengan tanda

    keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang

    terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau

    terjadi secara sekunder, dari pembengkakan

    jaringan nyeri). sirkulasi dengan tanda hipertensi

    (kadang-kadang terlihat sebagai respon nyeri

    (ansiefas) atau hipotensi (kehilangan darah),

    takikardia (respon stress, hipovolemia)

    penurunan/tak ada nadi pada bagian distal yang

    cedera, pengisian kapiler,pucat pada bagian yang

    terkena pembengkakan jaringan atau masa

    hematoma pada sisi cedera, neurosensori gejala

    hilang gerakan/sensori, spasme otot,

    kebas/kesemutan (parestesis) dengan tanda

    deformitas lokal angurasi abnormal,

    pemendekan, rotasi krepitasi (bunyi bederit)

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 10 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    spasme otot, terlihat kelemahan atau hilang

    fungsi, agitasi (mungkin berhubungan dengan

    nyeri atau ansietas/trauma lain).

    nyeri/kenyamanan dengan gejala nyeri berat tiba-

    tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada

    area jaringan (kerusakan tulang: dapat berkurang

    pada imobilisasi), tidak ada nyeri akibat

    kerusakan saraf, spasme atau kram otot (setelah

    imobilisasi). keamanan dengan taanda laserasi,

    avulsi jaringan perdarahan, perubahan warna

    pembengkakan lokal (dapat meningkat secara

    bertahap/tiba-tiba)

    (ignatavicius, donna d, 1999)

    g. pathway

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 11 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    Sumber : Corwin, E.J, (2000:298); Doenges, M.E, (2000: 764)

    H. MANIFESTASI KLINIS

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 12 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    Manifestasi klinisnya antara lain nyeri terus menerus danbertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi,hematoma, dan edema, deformitas karena adanya pergeseranfragmen tulang yang patah, terjadi pemendekan tulang yangsebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dandibawah tempat fraktur, Krepitasi akibat gesekan antara fragmensatu dengan lainnya, Pembengkakan dan perubahan warna lokalpada kulit.

    I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    a. Pemeriksaan Radiologi

    Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalahpencitraan menggunakan sinar rontgen (x-ray). Untukmendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukantulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atauPA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksitambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkanpathologi yang dicari karena adanya superposisi. Perludisadari bahwa permintaan x-ray harus atas dasar indikasikegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibacasesuai dengan permintaan.

    Hal yang harus dibaca pada x-ray adalah bayanganjaringan lunak, tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksiperiosteum atau biomekanik atau juga rotasi, trobukulasi adatidaknya rare fraction, sela sendi serta bentuknya arsitektursendi.

    Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin perlutehnik khususnya seperti tomografi yang menggambarkantidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yangsulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakanstruktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur sajatapi pada struktur lain juga mengalaminya. Myelografi:menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 13 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    darah di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakanakibat trauma. Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringanikat yang rusak karena ruda paksa. Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara transversal daritulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.

    b. Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan laborat yang dipwrluakan amtar lainpemeikssaan Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkatpada tahap penyembuhan tulang, Alkalin Fosfat meningkatpada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatanosteoblastik dalam membentuk tulang, Enzim otot sepertiKreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), AspartatAmino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat padatahap penyembuhan tulang (Ignatavicius, Donna D, 1995).

    J. PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan fraktur adalah Reduksi frakturterbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmentulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali sepertiletak semula, Imobilisasi fraktur, dapat dilakukan denganfiksasi eksterna atau interna, mempertahankan danmengembalikan fungsi, reduksi dan imobilisasi harusdipertahankan sesuai kebutuhan, pemberian analgetik untukmengurangi nyeri

    K. FOKUS INTERVENSI

    Fokus intervensi berdasarkan diagnosa keperawatanpada fraktur menurut NANDA ( 2007 )

    1. Resiko Tinggi Terhadap Trauma Berhubungan denganKehilangan Integritas Tulang

    Tujuan atau Kriteria evaluasi NOC yang diharapkanpenulis adalah menunjukkan Pengendalian Resiko ditandaidengan indikator 1 5 . tidak pernah, jarang, kadang kadang,

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 14 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    sering, atau terus menerus ). Dengan kriteria hasil, memataulingkungan dan faktor resiko prilaku pribadi, mengikuti strategipengendalian resiko yang terpilih, memodifikasi gaya hidup untukmenurunkan resiko, berpartisipasi dalam penampisan untukmengidentifikasi resiko, menggunakan sistem dukungan pribadidan sumber sumber komunitas untuk mengendalikan resiko.

    Intervensi menurut NIC adalah Pengelolaan LingkunganKeamanan yaitu Pantau dan manipulasi lingkungan fisikuntukmendukung keamanan. Surveilans Kulit yaitu Kumpulkan dananalisa data pasien untuk mempertahankan integritas kulit sertamembran mukosa.

    Aktifitas Keperawatannya adalah pengkajian yaitumengkaji Pengelolaan Lingkungan Keamanan sesuai NIC berupaidentifikasi kebutuhan keamanan pasien berdasarkan tingkatfungsi fisik, kognitif dan riwayat perilaku sebelumnya, identifikasiresiko keamanan di lingkungan ( fisik, biologi, dan kimia ).

    Intervensi Pendidikan Kesehatan Untuk Pasien atauKeluarga, Ajarkan kepada pasien/keluarga tindakan keamananpada area yang spesifik, Berikan materi pendidikan yangberhubungan dengan strategi untuk mencegah trauma, Berikaninformasi tentang bahaya lingkungan dan ciri cirinya ( misaltangga, jendela, kunci pintu, kolam renang, jalan atau gerbang ).

    Aktifitas Kolaborasi menurut NIC adalah Modifikasilingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko, berikan alat alat adaptif, Gunakan alat pelindung ( misal restrain ).

    2. Nyeri (Akut) Berhubungan dengan Spasme Otot, GerakanFragmen Tulang Edema dan Cedera pada JaringanLunak, Alat Traksi / Imobilisasi, Stress ansietas

    Tujuan atau kriteria evaluasi menurut NOC adalahmenunjukkan Nyeri berupa Efek Merusak, dibuktikan denganindikator 1 5 ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada,dengan kriteria penurunan penampilan peran atau hubungan

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 15 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    interpersonal, gangguan kerja, kepuasan hidup atau kemampuanuntuk mengendalikan, penurunan konsentrasi, terganggunyatidur, penurunan nafsu makan atau kesulitan menelan.

    Menunjukkan Tingkat Nyeri, dibuktikan dengan indikator1 5 ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada, dengankriteria, ekspresi nyeri lisan atau wajah, posisi tubuh melindungi,kegelisahan atau ketegangan otot, perubahan dalam kecepatanpernafasan, denyut jantung, atau tekanan darah.

    Intervensi Prioritas NICnya adalah pemberian analgetikberupa penggunaan agen agen farmakologi untuk menguranginyeri, Sedasi Sadar Pemberian sedatif, memantau respons pasiendan pemberian dukungan fisiologis yang dibutuhkan selamaprosedur diagnostik dan terapeutik, penatalaksanaan Nyerimeringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkatkenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.

    3. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan denganKerusakan Rangka Neusomuskuler .

    Tujuan atau kriteria evaluasi menurut NOC adalah,Menunjukkan Tingkat Moblitas, ditandai dengan indikator 1 5ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain dan alat,membutuhkan bantuan orang lain, mandiri dengan pertolonganalat bantu, atau mandiri penuh penampilan yang seimbang,Penampilan posisi tubuh, Pergerakan sendi dan otot, Melakukanperpindahan, Ambulasi

    Intervensi Prioritas NICnya adalah terapi aktifitas,Ambulasi Meningkatkan dan membantu berjalan untukmempertahankan atau memperbaiki fungsi tubuh, Terapi Aktifitas,Mobilitas Sendi penggunaan pergerakan tubuh aktif untukmempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi, perubahanposisi memindahkan pasienatau bagian tubuh untuk memberikankenyamanan, menurunkan resiko kerusakan kulit mendukungintegritas kulit dan meningkatkan penyembuhan.

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 16 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    4. Kerusakan Integritas Kulit Atau Jaringan Berhubungandengan Fraktur Terbuka, Bedah Perbaikan PemasanganPen, Kawat, Sekrup

    Tujuan atau kriteria evaluasi menurut NOC adalahmenunjukan Integritas Kulit dan Membran Mokosa ditandaidengan indikator 1 5, ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidakada gangguan dengan kriteria suhu elastis, hidrasi, pigmentasidan jaringan dalam rentang yang diharakan, terbebas dari adanyalesi jaringan, keutuhan kulit, menunjukkan Penyembuhan Luka.

    Tujuan Utama di tandai dengan indikator 1 5 : tidakada, sedikit, sedang, banyak dan lengkap dengan kriteriapenyatuan kulit, resolusi drainase dari luka dan atau drain,resolusi dari bau luka.

    Intervensi Prioritas menurut NIC adalah PerawatanTempat Insisi pembersihan, pemantaun, dan peningkatan prosespenyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan,pengawasan kulit pengumpulan dan analisis data pasien untukmempertahankan integritas membran mukosa dan kulit,perawatan luka pencegahan dan komplikasi luka dan peningkatanproses penyembuhan luka.

    5. Resiko Tinggi Terhadap Infeksi Berhubungan denganProsedur Invasif dan Adanya Luka Terbuka

    Tujuan atau kriteria evaluasi menurut NOC adalah faktorresiko infeksi akan hilang dengan dibuktikan dengan keadekuatanstatus imun pasien, pengetahuan yang penting, pengendalianinfeksi dan secara konsisten menunjukkan perilaku deteksi resikodan pengendalian resiko. Pasien Menunjukkan PengendalianResiko, dibuktikan oleh indikator 1 5 tidak pernah, jarang,kadang kadang, sering, konsisten menunjukkan

    Dengan kriteria mendapat imunisasi yang tepat,memantau faktor resiko lingkungan dan perilaku seseorang,menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan, mengubah

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 17 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    gaya hidup untuk mengurangi resiko, terbebas dari tanda gejalainfeksi, menunjukkan higiene yang adekuat

    Intervensi Prioritas menurut NIC adalah pemberianimunisasi/vaksinasi : pemberian imunisasi untuk mencegahpenyakit menular, pengendalian infeksi : meminimalkan penularanagens infeksius.

    BAB II

    RESUME KEPERAWATAN

    a. pengkajianPengkajian dilakukan oleh Ragil Pambudi pada hari selasa

    tanggal 19 mei tahun 2009 jam 20.15 di ruang Teratai C4 rumahsakit umum kebumen.

    1. Identitas Pasien

    Sdr. S, umur 17 tahun, Jenis kelamin laki-laki, agamaIslam, status belum kawin, suku Jawa, bangsa Indonesia,pekerjaan pelajar di MTS mirit, pasien bertempat tinggal diTlogopragoto Mirit, diagnosa medis Post Orif hari ke 1,Nomor Register: 168517, tanggal masuk rumah sakit 16 mei2009 jam 15.15 WIB.

    2. Riwayat Keperawatan

    Pasien datang ke IGD RSU Kebumen tanggal 16 mei2009 pukul 15.15 WIB dengan post jatuh lengan atas tangankiri patah. Saat di kaji pasien menyatakan keluhan utamanyanyeri pada tangan, nyeri datang saat bergerak nyeriberkurang saat posisi rileks, nyeri seperti tertusuk, skala nyeri7, lengan atas tangan kiri terpasang perban. Operasi dilakukan pada taggal 18 mei 2009. Pasien juga mengeluhkanbadan terasa lemah, pegal pada punggung.

    Pasien di rawat inap di Bangsal Teratai C4 pada

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 18 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    tanggal 18 mei 2009 mendapat therapy asam mefenamat3x500 mg/oral, cefotaxim 2x1000mg/IV, ketorolak 2x30mg/IV.Dari hasil pemeriksaan vital sign didapatkan TD: 120/70mmHg, N: 88 x/menit, Rr: 23 x/menit, S: 39,6 derajat selsius.

    Pasien sebelumnya belum pernah dirawat di RS.Pasien tidak mempunyai penyakit menular ataupunketurunan seperti Hipertensi, Diabetes Melitus maupunTuberculosis.

    3. Fokus Pengkajian

    Pada fokus pengkajian digambarkan yaitu dalamberpakaian pasien dibantu keluarga. Dalam gerak dankeseimbangan pasien mengatakan tidak leluasa dan tidaknyaman karena jika digerakkan tangan kirinya terasa sakitditandai dengan skala nyeri 7, nyeri timbul terus menerus,terdapat luka di lengan kiri sebelah atas. Pada kebutuhanpersonal hygiene pasien mengatakan di seka dua kali seharioleh keluarganya serta pola eliminasi BAB dan BAK dibantukeluarga.

    Pemeriksaan fisik yang dilakukan selama interaksidengan pasien didapat data keadaan umum pasien baik,kesadaran composmentis, nilai Glasgow Coma Scale E 4 M 6V 5. TD: 120/70 mmHg, N: 88 x/menit, Rr: 23 x/menit, S:

    39,60C. Pada ekstremitas kanan atas terpasang infus RL 20tpm, pada tangan kanan atas terdapat balutan, padaekstremitas bawah kaki kanan dan kiri dapat digerakkandengan normal, pada keduanya teraba akral hangat.

    Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 18 mei 2009didapatkan hasil pemeriksaan Hematologi, didapat nilaiHemoglobin 12,7gr/dl yang normalnya 14-18 gr%, Blooding

    time 2 detik yang normalnya 1 3 detik, Cloting time 3 detikyang normalnya 1 7 detik. Dari pemeriksaan rongent didapatkan gambaran multiple fraktur komplit pada tulang

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 19 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    humerus sinistra.

    B. Analisa Data

    Hasil analisa data dan prioritas masalah pada tanggal 19 mei2009 pukul 20.15 WIB didapat diagnosa keperawatan adalahpertama, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik,ditandai dengan skala nyeri 7, pasien tampak tegang menahannyeri, nyeri setiap saat, terdapat fraktur pada humerussinistraa.Kedua hipertermi berhubungan dengan proses inflamasiluka ditandai dengan pasien mengatakan panas, suhu badan

    39,6oC, Rr 23x/menit. akral teraba panas, balutan terlihat bersihdan kulit di sekitar luka tampak kemerahan

    C. Intervensi, implementasi dan evaluasi

    1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

    Tujuan yang telah dibuat adalah setelah dilakukantindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan nyeridapat berkurang dengan kriteria hasil pasien tampak lebihrileks, mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan skalanyeri 2.

    Rencana tindakan yang telah dibuat adalah pertahankanimmobilisai bagian yang sakit. Ajarkan tehnik relaksasi dandistraksi. Berikan posisi yang nyaman, kolaborasi pemberiananalgetik.

    Tindakan yang telah dilakukan pada tanggal 20 mei 2009jam 9.30 WIB mengkaji keadaan umum pasien baik,kesadaran komposmentis, mengkaji nyeri skala nyeri, lokasi,intensitas, durasi dan karakteristik nyeri pada tangan kiri,skala nyeri 7, nyeri seperti tertusuk, nyeri setiap saat. Pukul9.45 WIB mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi, pasiendapat mendemonstrasikan metode relaksasi distraksi untukmengurangi nyeri. Memantau tanda-tanda vital, tekanandarah 120/80 mm Hg, Nadi 88 x/menit, Pernafasan 28

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 20 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    x/menit, Suhu 37,3oC.

    Tindakan yang dilakukan pada tanggal 21 mei 2009memonitor keadaan umum pasien, mengajarkan tekhnikdistraksi relaksasi, memonitor tanda-tanda vital, tekanan

    darah 120/80 mmhg, nadi 88 x/mnt, suhu 36,8 oC, respirasi28x/mnt.

    Evaluasi pada tanggal 20 mei 2009 pukul 9.30 WIBadalah data subyektifnya pasien mengatakan masih nyeri,skala nyeri 3, nyeri timbul terus menerus. Data obyektif TD:

    120/80 mm Hg, N: 84 x/menit, Rr: 22 x/menit, S: 36,6oC,wajah pasien tampak lebih rileks Dari data evaluasi tersebutdapat disimpulkan bahwa masalah nyeri akut pada pasienbelum teratasi, lanjutkan intervensi kaji nyeri skala nyeri,lokasi, intensitas, durasi dan karakteristik. Ajarkan tehnikrelaksasi distraksi, kolaborasi pemberian analgetik.

    2. Hipertermi berhubungan proses inflamasi luka.

    Tujuan yang telah dibuat adalah setelah dilakukantindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkanhipertermi teratasi dengan kriteria hasil suhu badan dalam

    rentang normal yaitu antara 36oC sampai 37oC.

    Rencana tindakan yang telah dibuat adalah berikankompres air hangat, anjurkan pasien memakai pakaian yangtipis tapi menyerap keringat, kolaborasi pemberian antipiretik.

    Tindakan yang telah dilakukan pada tanggal 20 mei2009 pukul 9.35 WIB. Mengkaji keadaan umum pasien,keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, mengaturposisi yang nyaman, mengkompres air hangat..

    Tindakan yang dilakukan pada tanggal 21 mei 2009menganjurkan memakai pakain tipis tapi menyerap keringat.

    Evaluasi tanggal 20 mei 2009 didapatkan hasil, data

  • 4/11/15, 4:25 PMperawat profesional: askep fraktur humerus post orif

    Page 21 of 21http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/2009/07/askep-fraktur-humerus-post-orif.html

    Diposkan oleh Ragil Pambudi di 23.30

    Posting Lebih Baru Posting Lama

    obyektif akral hangat, suhu badan 37oC. Dari data-datatersebut dapat disimpulkan bahwa masalah hipertermiteratasi. Lanjutkan intervensi anjurkan banyak minum airputih, anjurkan istirahat cukup, kolaborasi pemberian

    antipiretik bila suhu lebih dari 38oC.

    t i d a k a d a k o m e n t a r :

    p o s k a n k o m e n t a r

    Masukkan komentar Anda...

    Beri komentar sebagai: Google Account

    PublikasikanPublikasikan

    PratinjauPratinjau

    Poskan Komentar

    Beranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)