Case Persentation 1

download Case Persentation 1

of 10

description

kjhjhk

Transcript of Case Persentation 1

LAPORAN KASUS IErosi Kornea Oculi Dextra Causa Trauma kimia

Oleh :

Wayan Gede SuradnyanaH1A 010 013Pembimbing :

dr. H. R. Gunawan E, Sp. M.DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

2014

BAB I

PENDAHULUAN

Trauma Okuli adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata atau cedera yang terjadi pada mata yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan atau rongga orbita. Trauma mata merupakan kasus kegawatdaruratan mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan sampai kehilangan mata. Berdasarkan penyebab, secara garis besar, trauma okuli dibedakan menjadi dua yaitu trauma kimia dan mekanik.

Salah satu bagian mata yang rawan terjadi trauma adalah kornea. Kornea merupakan jaringan yang jernih dan bening, bentuknya hampir sebagai lingkaran. Kornea disisipkan ke sklera di limbus. Kornea dewasa rata-rata mempunyai ketebalan 0,55 mm di tengah, diameternya sekitar 11,75 mm secara horizontal dan 10,6 mm secara vertikal. Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai 5 lapisan yang berbeda-beda. Dimulai dari lapisan epitel, membran Bowman, stroma, membran descemen dan lapisan endotel.Erosi kornea merupakan terkikisnya lapisan kornea (epitel) oleh karena trauma pada bagian superfisial mata. Ada 2 kategori pada erosi kornea yaitu erosi superfisial, yaitu hanya sebatas lapisan epitel saja dan erosi profunda, yaitu erosi yang terjadi hingga pada membran descemen tanpa disertai ruptur pada membran tersebut. Defek pada epitel kornea yang terjadi memudahkan kuman menyerang kornea sehingga memungkinkan terjadinya infeksi sekunder.BAB II

LAPORAN KASUSIdentitas Pasien

Nama

: Ahmad Baihaqi Umur

: 5 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-lakiPendidikan

: Taman kanak-kanakAgama

: Islam Suku

: SasakAlamat

: Taman ayu, Gerung.Tanggal Masuk Poli: 8 Juli 2014Tanggal Periksa

: 8 Juli 2014Subjektif

A. Keluhan Utama:

Mata kanan perihB. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Gerung Patut Patuh Patju dengan keluhan mata kanan terasa perih. Keluhan perih dirasakan sejak kemarin sore, dirasakan terus menerus dan menetap sampai sekarang. Keluarga pasien mengaku keluhan mata kanan pasien perih sesaat setelah mata kanan pasien terkena lem kastol. Keluarga pasien mengaku lem mengenai kelopak dan bola mata kanan pasien. Disamping perih, pasien juga merasakan penglihatan menjadi agak silau, rasa mengganjal dan adanya sensasi benda asing. Keluhan mata kanan kabur disangkal oleh keluarga pasien. Sesaat setelah terkena lem, keluarga pasien mengaku mata kanan pasien menjadi merah. Keluhan mata berair tidak diketahui keluarga pasien karena pasien terus menangis.C. Riwayat Penyakit DahuluKeluarga pasien menyangkal pasien pernah mengalami keluhan mata sebelumnya. Riwayat trauma mata pada pasien juga disangkal.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien menyangkal memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis.E. Riwayat Alergi

Keluarga pasien mengaku pasien tidak memiliki riwayat alergi baik makanan atau obat-obatan.

F. Riwayat Pengobatan

Sebelum dibawa ke poliklinik mata, mata kanan pasien sempat dibasuh dengan air dan diberikan obat tetes mata. Keluarga pasien mengaku setelah diberikan obat tetes mata, keluhan mata merah pada mata kanan pasien berangsur menghilang.Objektif

A. Status Generalis

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6

Vital Sign :

Nadi

: 88 kali/menit

Frekuensi Napas: 22 kali/menitB. Status Lokalis

NoPemeriksaanMata KananMata Kiri

1.Visus Naturalis 6/12

6/6

2.-Posisi Bola Mata (Tes Hirschberg)

-Posisi Bola Mata (Cover-uncover)Ortoforia

Ortotropia

3.Gerakan bola mataBaik ke segala arah

Baik ke segala arah

4.Palpebra SuperiorEdema(+)(-)

Hiperemi(-)(-)

5.Palpebra InferiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

6.Fissura palpebra+ 9 mm + 9 mm

7.Konjungtiva Palpebra SuperiorHiperemi(-)(-)

Laserasi(-)(-)

8.Konjungtiva Palpebra InferiorHiperemi(-)(-)

Laserasi(-)(-)

9.Konjungtiva BulbiInjeksi Konjungtiva(-)(-)

Injeksi Siliar(-)(-)

Edema(-)(-)

10.KorneaBentukCembungCembung

KejernihanJernih Jernih

PermukaanKesan kasar : tampak garis-garis kecil arah jam 3Kesan licin

Benda Asing(-)(-)

11.Bilik Mata DepanKedalamanDalamDalam

Hifema(-)(-)

Hipopion(-)(-)

12.IrisWarnaCoklatCoklat

BentukBulat dan regularBulat dan regular

13.PupilBentukBulatBulat

Refleks cahaya langsung(+)(+)

Refleks cahaya tidak langsung(+)(+)

14. LensaKejernihanJernihJernih

A. Foto Mata Pasien

BAB IIIIDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah: SUBJECTIVE

a. Pasien mengeluhkan mata kanan perih, rasa mengganjal, sensasi benda asing, dan silau setelah terkena lem.b. Mata merah setelah terkena lem.OBJECTIVE

a. Pada Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan didapatkan : Visus naturalis 6/12 Palpebra superior dextra edema Tampakan garis-garis kecil pada kornea okuli dextra arah jam 32. Analisa KasusKarena kornea memiliki banyak serat nyeri, kebanyakan lesi kornea termasuk erosi kornea baik superfisial maupun profunda, menimbulkan sensasi nyeri dan fotofobia. Rasa nyeri ini biasanya menetap sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan membiaskan berkas cahaya, lesi kornea umumnya mengaburkan penglihatan, terutama bila letaknya di pusat. Mata merah merupakan respon mata akibat iritasi benda asing.

Pada kornea mata kanan arah jam 3 ditemukan tampakan garis-garis kecil saat menggerakan cahaya pada kornea. Daerah kasar yang terlihat menandakan adanya defek epitel. Adanya tampakan garis-garis kecil ini dengan kornea yang jernih, lebih menunjukan adanya jejas/erosi/abrasi pada kornea. Apabila terdapat infiltrat dan gaung maka perlu dipikirkan terjadinya ulkus.Trauma mata pada pasien yang disebabkan oleh lem merupakan salah satu jenis trauma kimia yang mengenai mata. Trauma mekanik, ataupun trauma kimia baik asam maupun basa dapat menyebabkan terjadinya jejas sampai laserasi kornea.Assessment Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien mengarahkan pada diagnosis erosi kornea. Diagnosis ini dipilih karena pada anamnesis ditemukan gejala rangsangan kornea yaitu nyeri, fotofobia, sensasi benda asing dan pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda penurunan tajam pengelihatan (VOD 6/12) dan adanya kesan jejas kornea dengan tampakan garis-garis pendek pada kornea dengan kornea yang jernih.Diagnosis Kerja : Erosi kornea okuli dextra causa trauma kimiaDiagnosis Banding :

konjungtivitis, uveitis, ulkus kornea, benda asing di korneaB. Planning

1. Planning diagnostik : Pemeriksaan slitlamp untuk melihat permukaan kornea lebih rinci Tes Flourescen untuk memperjelas lesi epitel superfisial yang tidak mungkin dilihat apabila tidak dipulas2. Planning terapi : Pencegahan infeksi sekunder : antibiotik Floroquinolon (e.g ofloxacin) merupakan antibiotik yang paling banyak dipakai untuk profilaksis infeksi sekunder pada kasus erosi kornea karena merupakan antibiotik spektrum luas, toksisitas yang rendah dan aktivitas resistensi bakteri yang rendah terhadap golongan ini. Sediaan : Ofloxacin 0,3% 1-2 tetes setiap 4-6 jam, frekuensi diturunkan bertahap sesuai tanda perbaikan klinis.C. Prognosis

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.BAB IVRINGKASAN AKHIR

Laki-laki, 5 tahun, datang ke Poliklinik Mata RSUD Gerung Patut Patuh Patju dengan keluhan mata kanan terasa perih. Keluhan perih dirasakan sejak kemarin sore, dirasakan terus menerus dan menetap sampai sekarang. Keluarga pasien mengaku keluhan mata kanan pasien perih sesaat setelah mata kanan pasien terkena lem kastol. Keluarga pasien mengaku lem mengenai kelopak dan bola mata kanan pasien. Disamping perih, pasien juga merasakan penglihatan menjadi agak silau, rasa mengganjal dan adanya sensasi benda asing. Keluhan mata kanan kabur disangkal oleh keluarga pasien. Sesaat setelah terkena lem, keluarga pasien mengaku mata kanan pasien menjadi merah. Keluhan mata berair tidak diketahui keluarga pasien karena pasien terus menangis. Pada pemeriksaan fisik, visus OD 6/12 dan visus OS 6/6. Ditemukan edema pada palpebra superior dan pada pemeriksaan segmen anterior ditemukan garis-garis kecil pada kornea mata kanan. Pasien di diagnosis dengan erosi kornea oculi dextra causa trauma kimia. Rencana pemeriksaan tambahan adalah pemeriksaan slitlamp dan tes flourescen. Rencana tatalaksana untuk pasien adalah pemberian tetes mata antibiotika sebagai profilaksis.DAFTAR PUSTAKA

1. Bradford C., (2004), Basic Ophtalmology, 8th Edition, San Fransisco : American Academy of opthalmology.

2. Gerhand K., Lang., (2004), Basic Ophtalmology, 2nd Edition, Germany : Theime.

3. Ilyas S., (2007), Ilmu Penyakit Mata, 3rd Edition, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.4. Riordan, Paul, et al, (2010), Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, Jakarta; EGC.

0