Case Napza Fix

51
BAB I PENDAHULUAN NAPZA merupakan akronim dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain. Masalah gangguan penggunaan NAPZA merupakan problema kompleks yang penatalaksanaan melibatkan banyak bidang keilmuan baik medik maupun non medik. Di beberapa negara, gangguan penggunaan NAPZA merupakan masalah yang menjadi perhatian disamping masalah HIV/AIDS, kekerasan, kemiskinan, pencemaran lingkungan, pemanasan global, dan kelangkaan pangan. 1 Beberapa zat dapat mempengaruhi dapat mempengaruhi keadaan mental yang dirasakan seperti mood, maupun aktivitas seperti prilaku. Zat dapat menyebabkan gejala neuropsikiatri yang tidak dapat dibedakan dengan gejala gangguan psikiatri umum tanpa kausa yang diketahui seperti skizofrenia dan gangguan mood. 2 Beberapa zat yang dapat mempengaruhi keadaan mental antaralain alkohol, amfetamin, kafein, kanabis, kokain, nikotin, opioid, zat sedatif/hipnotik, dan lainnya. 2 WHO memperkirakan bahwa jumlah pengguna tembakau sebanyak 1,1 milyar orang, pengguna alkohol sebanyak 250 juta orang, dan pengguna NAPZA lain sebanyak 15 juta orang diseluruh dunia. Menurut Riskesdes tahun 2007, perilaku merokok di Indonesia pada kelompok umur

description

Sd

Transcript of Case Napza Fix

BAB IPENDAHULUANNAPZA merupakan akronim dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain. Masalah gangguan penggunaan NAPZA merupakan problema kompleks yang penatalaksanaan melibatkan banyak bidang keilmuan baik medik maupun non medik. Di beberapa negara, gangguan penggunaan NAPZA merupakan masalah yang menjadi perhatian disamping masalah HIV/AIDS, kekerasan, kemiskinan, pencemaran lingkungan, pemanasan global, dan kelangkaan pangan.1Beberapa zat dapat mempengaruhi dapat mempengaruhi keadaan mental yang dirasakan seperti mood, maupun aktivitas seperti prilaku. Zat dapat menyebabkan gejala neuropsikiatri yang tidak dapat dibedakan dengan gejala gangguan psikiatri umum tanpa kausa yang diketahui seperti skizofrenia dan gangguan mood.2 Beberapa zat yang dapat mempengaruhi keadaan mental antaralain alkohol, amfetamin, kafein, kanabis, kokain, nikotin, opioid, zat sedatif/hipnotik, dan lainnya.2WHO memperkirakan bahwa jumlah pengguna tembakau sebanyak 1,1 milyar orang, pengguna alkohol sebanyak 250 juta orang, dan pengguna NAPZA lain sebanyak 15 juta orang diseluruh dunia. Menurut Riskesdes tahun 2007, perilaku merokok di Indonesia pada kelompok umur 10 tahun keatas adalah sebesar 29,2%, sedangkan perilaku minum alkohol selama 12 bulan terakhir adalah 4,6%, sementara prevalensi penyalahgunaan NAPZA lainnya di Indonesia sulit untuk diketahui besarnya. Namun, berdasarkan hasil perhitungan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) diperkirakan ada 3,2 juta orang (1,5% dari total populasi) di Indonesia mempunyai riwayat NAPZA dan diperkirakan hanya 10% yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis.1 Diperkirakan hampir 25% penggunaan obat ilegal diantara remaja dari usia 12 tahun hingga 17 tahun.3Penyalahgunaan NAPZA dapat menimbulkan beberapa gejala seperti gangguan prilaku (marah-marah, mengamuk, dan lainnya), halusinasi, ilusi, dan lainnya.Selain itu penggunaan NAPZA dengan menggunakan jarum suntik dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit sepeti HIV/AIDS dan hepatitis B.1 Oleh karena itu, makalah ini akan mendiskusikan mengenai gangguan psikiatri yang timbul akibat penggunaan NAPZA pada pasien yang dirawat di RS Ernaldi Bahar.

BAB IILAPORAN KASUSIDENTIFIKASI PASIEN1. Nama : M. Rahmadi2. Jenis kelamin : Laki-laki3. Tanggal Lahir/Umur:22 tahun4. Pendidikan : SMA5. Pekerjaan: Tidak bekerja 6. Status Perkawinan : Belum Menikah7. Warga Negara: Indonesia8. Agama: Islam

2.1 STATUS INTERNUS Keadaan Umum Sensorium:Compos Mentis Suhu: 36,8oC Berat Badan : 45 kg Nadi: 80x/menit Pernafasan: 20 x/menit Tinggi Badan :- Tekanan Darah :110/80 mmHg Turgor:Baik Status Gizi:Baik Sistem Kardiovaskular: Tidak ada kelainan Sisem Respiratorik: Tidak ada kelainan Sistem Gastrointestinal: Tidak ada kelainan Sistem Urogenital: Tidak ada kelainan Kelainan Khusus: Tidak ada kelainan

2.2 STATUS NEUROLOGIKUS Urat Syaraf Kepala (panca indera): Tidak ada kelainan Gejala Rangsang Meningeal: Tidak ada kelainan Gejala Peningkatan Tekanan Intrakranial: Tidak ada kelainan Mata : Gerakan: Baik ke segala arah Persepsi Mata : Baik, diplopia tidak ada, visus normal Pupil: Bentuk bulat, sentral, isokor, 3mm, reaksi cahaya +/+, reaksi konvergensi +/+ Refleks Kornea : +/+ Pemeriksaan Oftalmoskopi : Tidak dilakukan Motorik : Tonus eutoni, koordinasi baik, turgor baik, reflex normal, kekuatan +5/+5 Sensibilitas: Tidak ada kelainan Susunan Saraf Vegetatif: Tidak ada kelainan Fungsi Luhur: Tidak ada kelainan Kelainan khusus: Tidak ada kelainan

2.3 ANAMNESISIdentitas alloanamnesis (pasien datang ke IRD RS Dr.Ernaldi Bahar Palembang dibawa oleh keluarganya)1. Nama : M. Jauhari2. Umur : 44 tahun3. Alamat : Jl. Sumatra, Blok A, No 13, RT 15, RW 184. Pekerjaan : PNS5. Pendidikan: SMA6. Hubungan dengan pasien : Ayah Kandung

Sebab UtamaMengamuk Keluhan UtamaTidak ada Riwayat Perjalanan PenyakitKurang lebih sejak 2 minggu pasien mengalami perubahan prilaku. Pasien sering melamun, ngoceh-ngoceh sendiri dan susah tidur. Pasien mengaku menggunakan ganja sejak 6 bulan yang lalu, namun selama 2 minggu ini pasien berhenti menggunakan ganja. Kurang lebih sejak 2 hari yang lalu, pasien mulai marah-marah tanpa sebab dan mudah tersinggung serta curiga terhadap orang lain. Pasien cenderung ingin keluar rumah terus.Kurang lebih 2 jam SMRS, pasien memasuki rumah tetangganya tanpa izin dan merusak barang-barang di rumah tetangganya tersebut. Pasien pun ingin memukul orang yang dilihatnya yang dianggapnya sebagai musuh. Pasien dibawa ke rumah sakit Erba. Riwayat PremorbidBayi: Lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, ditolong bidanAnak-anak: Banyak teman, mudah bergaulRemaja: Banyak teman, mudah bergaulDewasa: Banyak teman, mudah bergaul

Riwayat PendidikanSD: Tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rataSMP: Tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rataSMA: Tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rataPT: Pasien pernah kuliah di Bina Darma jurusan olahraga namun berhenti sampai semester 2 kemudian pasien melanjutkan lagi kuliah di IAIN dan berhenti sampai semester 2 juga.

Riwayat PekerjaanPasien belum pernah bekerja

Riwayat PerkawinanPasien belum menikah.

Riwayat KeluargaPenderita merupakan anak pertama dari 5 saudara. Orang tua sudah bercerai semenjak 2 tahun yang lalu secara agama.

Riwayat Penyakit dalam KeluargaRiwayat gangguan jiwa dalam keluarga disangkal

Status EkonomiPasien belum pernah bekerja. Pasien mengaku diberikan jatah uang harian 20 ribu sehari dan uang tersebut dirasa cukup untuk kebutuhannya sehari-hari. Ibu pasien berdagang.

2.4 AUTOANAMNESISPemeriksaPasienInterpretasi (Psikopatologi)

Assalammualaikum, pak (pemeriksa tersenyum sambil menatap mata pasien dan mengajak bersalaman)saya dokter disini, boleh ngorol sebentar, pak?

nama lengkapnya siapo pak?

umurnyo berapo

rumahnyo dimano? tinggal samo siapo bae dirumah

bapak tau sekarang lagi ado dimano?

sudah berapo lamo nginep disini pak

siapo yang bawa ibu kesini?

Bapak tau dak kenapa dibawa kesini oleh keluarga?

Oh, bapak sendiri merasa sakit dak sekarang

Kato keluarga bapak, bapak pernah ngamuk ngamuk yo, bener idak?

Ngapo Bapak nagmuk-ngamk?

Jadi, idak akhirnyo Bapak ngamuk-ngamuk samo mukul orangnyo?

Oh yo pak, bapak ado idak masuk ke dalam rumah orang lain trus mengamuk. Rumah siapolah kiro-kiro?

Sebenernyo pak, apo hubungan antara masuk rumah orang, polisi militer samo kitab-kitab? Ado idak hubungannyo.

Jadi, bapak jadi ngamuk-ngamuk di rumah orang lain?

Bapak pernah pakek ganja yo, semenjak kapan

Ngapo bapak makek ganja?

Sekarang masih ganja?

Beli dimano ganjanyo berapo harganyo

Rasonyo cak mano pas bapak berhenti makek ganjanyo

Oh yo bapak tamat apo

Katonyo Bapak pernah kuliah, bener idak.

Berhenti yo, ngapo berenti pak?

Jurusan apo pas di Bina Darma.

Dalam hidup ini, bapak ado stress dak yang kiro-kiro ganggu hidup bapak

Apo perasaan bapak pas tau kalau ibu samo bapak sudah cerai

Oh yo nek nanyo lagi pak, sekarang kayak mano perasaan bapak disini, untuk apolah kiro-kiro

Oh, okelah yo pak, makasih yo pak lah galak ngobrol samo aku. Lain kali kito ngobrol-ngobrol lagi yo pak

(pemeriksa mengulurkan tangan untuk berjabat tangan)Waalaikumsalam (Pasien menatap mata pemeriksa dan menjabat tangan pemeriksa

boleh

M. Rahmadi dok

22 tahun Rumah aku di Plaju dok dengan ibu samo adek aku, dok di RS jiwo dok

mungkin 10 hari dok

Ibu samo adek-adek aku dok, banyak jugo yang bawak aku kesini

Dak tau jugo, mereka fikir aku dak waras dok

Yo idak lah, aku biaso-biaso bae, aku sehat

Yo, bener

Dak taulah yo ngapo, kadang aku itu ado perasaan kesel samo orang-orang. Sebenernya aku tu dak pengen meladeni suaro-suaro cewek di kuping aku yang sering ngomong ihdinal shiratal mustaqin, shiratal ladzi naantam alaihim artinyo tunjukilah aku ke jalan yang lurus. Dokter ngerti kan? Aku tu pengen pegi bae. Tapi badan aku kaku, kayak ado orang yang nahan badan aku.

(Pasien memandang lurus kedepan, tidak menjwab dan tampak berfikir.)

Yo, ado. Rumah aku kan di tengah-tengah yo dok, di samping- samping rumah aku itu ado rumah lagi. Aku tu masuk kerumah polisi militer. Petunjuk di kehidupan ini kito dapet dari kitab-kitab Allah. KItab-kitab Allah itu ado 4, kitab Zabur, Taurat, Injil, terakhir Alquran. Allah tu menurunkan ado jin, manusia dan setan. Kalau setan itulah yang sering menggoda kito.

Yo adolah dok. Masak kau dak tau. Katonyo kau dokter . Kau itulah yang lebih tau.

Yo, cak itulah. Aku tu tau sebenernyo kalau ado orang ngikuti aku. Mereka tu memperhatian aku selamo ini.

Yo, semenjak 6 bulan kemaren

Yolah, supaya aku kepala aku ni tenang, selamo ini kepala aku ini pening

Aku sudah berhenti 2 minggu ini makeknyo, dak katek duit nek belinyo lagi

Samo kawan aku dok. Sikoknyo 5 ribu. Tau dak dok ganja itu yo GAN-JA trus KUL-DI. Buah kuldi itu buah dari surge. Dokter tau kan, buah kuldi itulah yang dimakan samo Adam samo Hawa dan akhirnyo mereka digoda setan terus akhirnyo jadilah kito di bumi ini.

Biaso bae

Aku tamat SMA

Yo, aku pernah kuliah di Bina Darma sampe semester 2Idak mood bae aku.

Jurusan olahraga. Pas aku sudah berhenti, aku masuk kuliah baru di IAIN

Iyo, aku sering stress nengok bapak samo emak aku, mereka sering bebala di rumah sekarang mereka sudah cerai agama

Yo diem bae. Kito sebagai anak ini yo nurut-nurut bae, dak baelah kalau nek rusuh-rusuh.

Yolah, supaya aku ni dak emosian ken. Aku janjilah Dok, pas aku balek nanti aku dak emosian lagi lah.

Iyolah Dok compos mentis kooperatif, perhatian ada verbalisasi jelas cara bicara lancer kontak fisik, mata, dan verbal ada

Daya ingat baik Orientasi tempat, waktu, dan orang baik

Discriminative insight terganggu

Halusinasi Auditori Halusiansi somatik

Inkoheren Asosiasei longgar Derailment Tangensial Terhalang (blocking)

Autisme

-Waham referensi

Paralogik Asosiasi Longgar Inkoheren

2.5 KEADAAN UMUM Kesadaran/Sensorium: Compos Mentis Perhatian: Adekuat Sikap: Kooperatif Inisiatif: Ada Tingkah Laku Motorik: Normoaktif Ekspresi Fasial: Cenderung curiga Verbalisasi: jelas Cara Bicara: lancar Kontak Psikis :- Kontak Fisik: Ada, adekuat- Kontak Mata: Ada, adekuat- Kontak Verbal: Ada, adekuat2.6 KEADAAN KHUSUS (SPESIFIK) Keadaan Afektif : afek terbatas Keadaan mood: iritabel Hidup Emosi Stabilitas: Labil Dalam-dangkal: dangkal Pengendalian: Terkendali Adekuat-Inadekuat: Inadekuat Echt-Unecht: Echt Skala Diferensiasi: Menyempit Einfuhlung: mudah dirabarasakan Arus Emosi: Lambat Keadaan dan Fungsi Intelek Daya ingat (amnesia, dsb): Amnesia tidak ada, daya ingat baik Daya Konsentrasi: Adekuat Orientasi Tempat: BaikWaktu: BaikPersonal: Baik Luas Pengetahuan Umum dan Sekolah : Sesuai Discriminative Judgement: normal Discriminative Insight: normal Dugaan taraf intelegensi: IQ rata-rata Kemunduran intelektual (demensia, dsb): (-)

Kelainan Sensasi dan Persepsi Ilusi: (-) Halusinasi : Halusinasi auditori : pasien merasa ada suara-suara yang dibisikkan ketelinganya. Halusinasi somatik : pasien merasa ada orang yang memegang tangannya dan menahannya

Keadaan Proses Berpikir Psikomotilitas: cepat Mutu proses berpikir: kurang jelas Arus Pikiran 9

18

Flight of ideas (-) Inkoherensi(+) Sirkumstansial(-) Tangensial (+) Asosiasi longgar(+) Terhalang(+) Terhambat (-) Perseverasi (-) Verbigerasi(-)

Isi Pikiran Waham (+) Pola Sentral (-)(-) (+) Fobia (-) Konfabulasi (-) Perasaan inferior (-) Kecurigaan (-)(belum taraf waham) Rasa permusuhan/dendam (-) Perasaan berdosa/salah(-) Hipokondria (-) Lain-lain (-) Pemilikan Pikiran Obsesi(-) Alienasi(-) Bentuk Pikiran Simbolik (-) Dereistik (-) Simetrik (-) Paralogik (+) Lain-lain (-) Konkritisasi (-)

Keadaan Dorongan Instinktual dan Perbuatan Abulia/Hipobulia(-) Vagabondage (-) Stupor(-) Pyromania(-) Impulsivitas (-) Mannerisme (-) Kegaduhan Umum (+), sekarang tidak ada Autisme(+) Deviasi Seksual(-) Logore(-) Ekopraksi (-) Mutisme(-) Ekolalia (-) Kecemasan (anxiety) yang terlihat secara nyata (overt): ( tidak ada) Reality Testing Ability: alam fikiran dan perbuatan terganggu

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANGHasil pemeriksaan laboratorium dengan spesimen urine tanggal 18 Februari 2014ParameterHasilNilai Normal

Kualitatif

THC-CPositif (+)Negatif (-)

COC-CNegatif (-)Negatif (-)

AMPNegatif (-)Negatif (-)

M-AMPNegatif (-)Negatif (-)

MORPHIN-CNegatif (-)Negatif (-)

BENZODIAZEPHINEPositif (+)Negatif (-)

Kuantitatif (Drug Monitoring

THC-CNegatif (-)

2.8 DIAGNOSIS MULTIAKSIAL AKSIS I:F. 12 Gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan kanabinoida +F.23.2 Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia (skizofrenia-like) akut AKSIS II: Z 03.2. Tidak ada diagnosis aksis II AKSIS III: Tidak ada diagnosis AKSIS IV: Masalah Keluarga; ayah dan ibunya sudah bercerai AKSIS V:GAF scale tertinggi 1 tahun terakhir : 90-81GAF scale saat MRS : 80-71GAF scale saat follow up : 80-71

2.9 DIAGNOSIS DIFERENSIAL F 12.1. Gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan yang merugikan + F. 25. Gangguan skizoafektif F. 12.5. Gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan kanabinoida dengan gangguan psikotik Lir-skizofrenia.

2.10 TERAPI Farmakoterapi :THP 2mg 2x1Clozapin 12,5mg 1x1

Psikoterapi:Individual Menjalin komunikasi interpersonal dengan pasien, sehingga menumbuhkan rasa percaya terhadap dokter da orang lain. Membantu pasien dalam mempelajari kelebihan dan kelemahan diri. Memotivasi pasien untuk minum obat secara teratur. Menjelaskan kepada pasien mengenai bahaya penggunaan zat terlarang dan memotivasi pasien untuk menghentikan sama sekali penggunaan zat-zat berbahaya ketika pasien sudah keluar dari rumah sakit.Keluarga Memotivasi keluarga untuk membawa pasien kontrol ke dokter secara teratur dan menciptakan suasana yang dapat membantu penyembuhan Memberikan nasehat kepada keluarga untuk menciptakan kondisi rumah yang kondisif seperti mengindari pertengkaran dan permushan sehinga mengurangi stree terhadap pasien Memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus kepada pasien

Lingkungan Tidak menjauhi pasien, membiarkan pasien berinteraksi dengan lingkungan sehingga membantu resosialisasi.

2.11 PROGNOSISDubia ad bonam

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA3.1 NAPZA 3.1.1 Batasan dan pengertianA. NAPZANAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan prilaku, perasaan, dan pikiran. 1,4B. NARKOBANARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya. Istilah ini sangat popular di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA. 1,4

3.1.2 Jenis NAPZA yang disalahgunakanA. NARKOTIKAMenurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.4Narkotika dapat dibagi atas beberapa golongan yakni : 4 Narkotika Golongan INarkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).

Narkotika Golongan IINarkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhit dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin).

Narkotika Golongan IIINarkotika yang berkhasiat sebagai pengobatan dan mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.(Contoh : kodein)

B. PSIKOTROPIKAMenurut Undang-Undang RI no 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku. 4Psikotropika dapat dibagi atas beberapa golongan yakni : 4 Psikotropika Golongan IPsikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD). Psikotropika Golongan IIPsikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : amfetamin, metilfenidat atau ritalin). Psikotropika Golongan IIIPsikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk terapi serta memiliki potensi sedang mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).

Psikotropika Golongan IVPsikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Contoh : diazepam, bromazepam, fenobarbital, klinazepam. nitrazepam).

C. ZAT ADIKTIFZat adiktif adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotopika, meliputi : 4 Minuman berakhol, mengandung etanil etil alkohol yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat. Jika dipakai bersama narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman berakhol yaitu : 4Golongan A : kadar etanil 1-5% (bir)Golongan B : kadar etanol 5-20% ( berbagai jenis minuman anggur)Golongan C : kadar etanol 20-45% (whiskey, vodka, dan lainnya). InhalansiaBerupa gas yang dihirup atau zat pelarut yang mudah menguap berupa senyawa organic. Contoh : lem, tinner, aseton, bensin. TembakauPemakaian nikotin sangat luas di masyarakat yakni rokok.

Berdasarkan efeknya terhadap prilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan yakni : Golongan depresan Berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh, membuat pemakai merasa tenang, pendiam, bahkan membuat tertidur. Yang termasuk yakni opioid (morfin, heroin/putau), sedative, hipnotik. Golongan stimulantBerfungsi merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Yang termasuk yakni amfetamin (shabu, ekstasi), kafein, kokain. Golongan halusinogenJenis ini dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Yang termasuk yakni kanabis (ganja).

3.1.3 Penyalahgunaan dan ketergantunganPenyalahgunaan dan ketergantungan adalah istilah klinis atau medic psikiatrik yang menunjukkan ciri pemakaian yang bersifat patologik yang harus dibedakan dengan tingkat pemakaian psikologik-sosial, yang belum bersifat patologik.A. Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial

B. Ketergantungan NAPZA adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau dihentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawal symptom). Oleh karena itu, ia selalu berusaha memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat melakukan kegiatannyasehari-hari secara normal.

C. Tingkat pemakaian NAPZA4 Pemakaian coba-coba (experimental use) yaitu pemakaian NAPZA yang tujuannya ingin mencoba, untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lagi berlanjut pada tahap lebih berat. Pemakaian sosial atau rekreasi (recreational use), yaitu pemakaian NAPZA dengan tujuan bersenang-senang pada saat rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan, pada tahap ini namun sebagian lagi meningkat pada tahap yang lebih lanjut. Pemakaian situasional (situational use) yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaan, dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. Penyalahgunaan (abuse), yaitu pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang bersifat patologi (menyimpang) yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mampu mengurangi atau menghentikan, berusaha berulag kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai oleh relasi dalam keluarga tidak baik, perilaku agresif dan tak wajar, hubungan dengan teman terganggu, sering bolos, melanggar hukum, tak mampu berfungsi secara efektif. Ketergantungan (dependent use) yaitu telah terjadi toleransi dan gejala putus zat bila pemakaian NAPZA dihentikan atau dikurangi dosisnya.

3.2 KANABIS3.2.1Definisi Kanabis (Ganja)Ganja atau kanabis berasal dari tanaman cannabis sativa. Nama lainnya adalah charas, grass, dope, pot, weed, mull, bhang, dele, daun, cimeng dan hashish.5,6 Ganja hadir dalam berbagai bentuk dan merupakan tembakau hijau seperti campuran daun. Ganja atau Kanabis adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya. Efek psikoaktif pada ganja karena mengandung tetrahydrocannabinol (THC).THC merupakan depresan sistem saraf pusat yang mempunyai efek halusinogen. Ada 3 bentuk kanabis yang disalahgunakan, yaitu marijuana daun atau bunga yang dikeringkan, harshish (resin THC) dan minyak harsish.6

3.2.2Morfologi Kanabis (Ganja)Kanabis atau yang sering dikenal ganja merupakan tanaman semusim dimana tingginya dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua), hanya dapat tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu ganja betina dan ganja jantan. Ganja jantan tidak berbungan ataupun berbuah sehingga tidak dapat diambil hasilnya kecuali seratnya dijadikan sebagai tali, sedangkan ganja betina berbunga dan berbuah. Ketika tanaman ini telah tumbuh sempurna maka seluruh bagiannya mengandung zat psikoaktif yang secara keseluruhan dikenal sebagai cannabinoids.5,63.2.3Senyawa Dalam GanjaTerdapat 50 zat terkandung dalam ganja dan lebih dari 400 senyawa cannabinoids ada pada sebuah pohon ganja, salah satu yang terpenting adalah delta-9 tetrahydrocannabinol (THC). Kandungan THC tergantung pada bagian dari tumbuhan ini, kondisi lingkungan terutama iklim dimana ganja tersebut tumbuh. Kandungan THC dalam ganja membagi bentuk ganja menjadi tiga,yaitu71. Marijuana (bhang, ganja, ganga, sinsemilla)2. Hashish (charas, cannabis resin)3. Hash oil (liquid cannabis)Kandungan THC tertinggi terdapat pada pucuk daun dan menurun lagi ke daun yang dibawahnya. Kandungan THC untuk marijuana berkisar antara 0,5 sampai 5% namun untuk sinsemilla berkisar 7 sampai 14%. Sedangkan kandungan THC pada hashish berkisar antara 2 sampai 8% dan hashish oil berkisar antara 15 sampai 50%. Tetrahidrokanabinol (THC) dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).6Adapun beberapa diantara senyawa kanabis tidak beracun dan terbukti mampu mengobati kanker,mengurangi kecenderungan psikotik pasien skizofrenia dan mengobati berbagai penyakit kronis lainnya. Senyawa-senyawa tersebut antara lain :1. Cannabidiol (CBD)2. Cannabinol (CBN)3. Cannabichromene (CBC)4. Cannabigerol (CBG)5. Tetrahydrocannabivarian (THCV)3.2.4 Jenis-Jenis KanabisDitemukan 3 jenistanaman kanabis yaitu Cannabis sativa, Cannabis indica, Cannabis ruderalis. Ketiga jenis tanaman ganja ini memiliki kandungan THC yang berbeda-beda. Cannabis indicamengandung THC paling banyak kemudian baru Cannabis sativa dan Cannabis ruderalis. THC sendiri adalah zat psikoaktif yang memiliki efek halusinasi dan ini terdapat pada seluruh bagian tanaman ganja, baik daun, ranting ataupun bijinya.2,7 Karena kandungan THC inilah maka setiap orang menyalahgunakan ganja akan terkena efek psikoaktif yang sangat membahayakan.7,8 3.2.5Cara Pemakaian Kanabis (Ganja)Pemakaian kanabis (ganja) sering dilakukan dengan cara merokok dalam bentuk seperti sigaret dengan menambahkan sedikit tembakau untuk memudahkan dalam membakarnya. Pemakaian hashish sering dicampur dengan cara merokok seperti sigaret namun lebih banyakmenggunakan pipa kecil yang disebut bong. Hashish juga sering dimakan dalam makanan yang sudah dimasak. Efek psikoaktif THC lebih cepat dengan cara dihisap daripada dimakan. THC tidak dapat dilarutkan dalam air sehingga tidak memungkinkan dengan cara menyuntikkannya.6

3.2.6Gangguan Berhubungan Dengan KanabisEpidemiologiDalam kelompok usia 18 sampai 25 tahun sekitar 50% pernah menggunakan kanabis sekurangnya satu kali, dan 13% nya merupakan pemakai saat ini. Dalam kelompok usia 12 tahun sampai 17 tahun, sekitar 13% pernah menggunakan kanabis sekurangnya satu kali dan 4% diantaranya merupakan pemakai saat ini.1NeurofarmakologiSeperti yang disebutkan sebelumnya, komponen utama dari kanabis adalah delta 9 tetrahydrocannabinol, yang secara cepat dikonversi menjadi 11-hydroxy delta 9 tetrahydrocannabinol, suatu metabolit yang aktif di dalam sistem saraf pusat. Reseptor kanabinoid diikat dengan protein G inhibitor (Gi), yang berikatan dengan adenilil siklase dalam aktivitas inhibisi. Reseptor kanabinoid banyak ditemukan di ganglia basalis, hipokampus dan serebelum. Sedangkan dalam jumlah yang sedikit ditemukan di batang otak. Beberapa penelitian menemukan bahwa kanabinoid mempengaruhi neuron monoamin dan gamma aminobutyric acid (GABA). Selain itu, kanabinoid juga diduga mempengaruhi pusat kesenangan (reward center) di otak, yaitu neuron dopaminergik di area teg,ental ventralis. Gejala putus kanabis pada manusia terbatas pada peningkatan iritabilitas, kegelisahan, insomnia, anoreksia dan perasaan mual. Banyak variabel yang dapat mempengaruhi sifat psikoaktif dari kanabis seperti potensi penggunaan kanabis, jalur pemberian, teknik menghisap, efek pirolisis dari kandungan kanabinoid, dosis, lingkungan, pengalaman masa lalu pemakai, harapan pemakai dan kerentanan biologis pemakai terhadap efek kanabinoid.1Intoksikasi KanabisPada intoksikasi kanabis dapat ditemui beberapa keadaan seperti pemakaian kanabis yang belum lama, perilaku maladaptif atau perubahan psikologi yang bermakna secara klnis (misalnya, gangguan koordinasi motorik, euforia, kecemasan, sensasi waktu menjadi lambat, gangguan pertimbangan dan penarikan sosial) yang berkembang segera atau segera setelah pemakaian kanabis. Selain itu dapat juga ditemukan tanda-tanda seperti injeksi konjungtiva, peningkatan nafsu makan, mulut kering dan takikardia.1Gangguan Psikotik Akibat KanabisGangguan kecemasan akibat kanabis (cannabis induced anxiety disorder) adalah suatu diagnosis umum untuk intoksikasi kanabis akut, dimana banyak pemakai kanabis mengalami keadaan kecemasan singkat yang sering kali dicetuskan oleh pikiran paranoid. Dalam keadaan tersebut, serangan panik dapat diinduksi, didasarkan pada rasa takut yang tidak jelas dan tidak terorganisir.13.2.7 Gambaran Klinis KanabisEfek fisik yang paling sering adalah dilatasi pembuluh darah konjungtiva (yaitu mata merah) dan takikardia ringan. Pada dosis tinggi, hipotensi ortostatikdapat terjadi.peningkatan nafsu makan, seringkali disebut sebagai pengunyah dan mulut kering adalah intoksikasi kanabis. Efek merugikan potensial yang paling serius dari penggunaan kanabis berasal dari inhalasi hidrokarbon karsinogenik. Pengguna kanabis berat berada dalam risiko mengalami penyakit pernapasan kronis dan kanker paru paru. Penggunaan kanabis jangkapanjang berhubungan dengan atrofi serebral, kerentanan kejang, kerusakan kromosom, defek kelahiran, gangguan reaktivitas kekebalan, perubahan konsentrasi testosteron, dan disregulasi siklus menstruasi.1

Efek dari penggunaan ganja berdasarkan dosis yang digunakan terdiri dari 6:a. Efek Ganja Pada Dosis RendahTimbul setelah 2 -3 jam setelah merokok ganja, yaitu berupa : Rileks, tenang bahkan tertawa sendiri Pada awal pemakaian merangsang nafsu makan Daya ingat berkurang atau hilang Mata merah, dan tekanan darah turun

b. Efek Ganja Pada Dosis BesarDosis besar akan menimbulkan efek seperti di atas tetapi dengan intensitas yang lebih tinggi dan masih disertai efek lain seperti dingin, kelelahan, euphoria, halusinasi, gelisah, panik, dan paranoid.

c. Efek Jangka PanjangDari berbagai penelitian, efek jangka panjang pemakaian ganja berupa : Gangguan Saluran PernapasanPemakaian kanabis umumnya dirokok atau dihisap. Kanabis mengandung tar lebih banyak dibandingkan tembakau, maka perokok ganja akan lebih besar kemungkinannya terserang bronkitis. Hilang MotivasiPengguna ganja akan mengalami lemah fisik, halusinasi sehingga prestasi kerja atau belajar sangat menurun. Fungsi Otak MenurunKanabis dapat menghilangkan kemampuan mengingat, konsentrasi, dan dampaknya baru kembali setelah beberapa bulan berhenti menggunakan. Gangguan HormonTerjadi gangguan hormon reproduksi baik pada wanita atau laki laki yang dapat berakibat gairah seks menurun, menstruasi tidak teratur dan jumlah sperma menurun. Gangguan Sistem SarafTelah banyak ditemukan pengguna jangka panjang kanabis dapat mengalami psikosis (gangguan jiwa) yang ditandai dengan halusinasi, delusi dan paranoid.

Akibat yang ditimbulkan pada penyalahgunaan kanabis/ganjayang harus diwaspadai adalah ketergantungan baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan fisik dapat terjadi bila pasien mengurangi atau menghentikan penggunaan ganja yang biasa digunakan, maka akan mengalami gejala putus zat walaupun jarang ditemukan pada pengguna ganja. Ketergantungan psikis bila seorang pengguna tidak menggunakan ganja maka akan mengalami kerinduan yang kuat sekaliuntuk menggunakannya kembali. Pengguna akan mencari dan menggunakan segala cara untuk mendapatkannya walaupun sedang tidak mengalami gejala putus zat atau sedang di bawah tekanan seseorang.6

d. Dampak Sosial Dari Ketergantungan GanjaKecanduan ganja dapat menyebabkan berbagai efek samping pada setiap pengguna baik yang menggunakannya secara kausal ataupun pengguna jangka panjang. Beberapa gejala dari gangguan gangguan ini meliputi hal hal seperti gangguan tidur, gangguan mengingat, gangguan koordinasi motorik, kesulitan dalam memahami pembicaraan atau memahami situasi dan peristiwa, halusinasi, pikiran atau perasaan yang cenderung paranoid, serta serangan panik. Sementara beberapa dari masalah ini mungkin tidak terlihat serius (serta tidak menimbulkan kematian), namun semua hal itu dapat menyebabkan masalah jangka panjang dan akan membuat gangguan pada kondisi dan situasi sosial.6

Masalah sosial yang dialami terutama pada anak usia muda atau remaja antara lain: Kesulitan belajar sampai dikeluarkan dari sekolah. Kenakalan remaja. Hancurnya akademis atau kinerja kerja sampai kehilangan pekerjaan. Gangguan dalam mengendarai kendaraan,alat mesin Terlibat masalah hukum

Umumnya dampak sosial yang terjadi akibat penyalagunaan ganja/kanabis terdiri dari gangguan belajar pada anak, gangguan motivasi dan gangguan perilaku sosial.1,2

1. Gangguan BelajarMenurut sebuah studi yang baru baru ini dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa, pengguna ganja dapat mengganggu proses belajar, berpikir kritis dan fungsi kognitif terkait lainnya selama 24 jam setelah dosis terakhir diambil. Hasil dari studi ini, setelah mengonsumsi ganja siswa jauh lebih parah pada pengguna jangka panjang dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada otak ketika mengonsumsi ganja dalam jangka waktu yang lama.

2. Gangguan MotivasiSalah satu efek utama yang disebabkan karena ganja adalah kurangnya motivasi.ganja dapatmenyebabkan penggunanya untuk menjadi mudah terganggu/distracted, dan meskipun mereka dapat membuat rencana yang sangat kreatif, mereka dengan mudah bisa melupakannya atau tidak cukup termotivasi untuk melakukannya. Secara fisik memang tidak ada yang salah, tetapi secara mental adanya gangguan motivasi pada pengguna. Pecandu kemudian dapat mengalami apa yang dikenal sebagai Sindrom Motivasi, dimana mereka kehilangan motivasi tentang semua aspek dalam kehidupan, seperti sekolah, kerja, keluarga dan berkurangnya tanggung jawab.

3. Gangguan Perilaku SosialSecara sosial, dampak yaitu kurangnya motivasi dapat menyebabkan beberapa masalah yang cukup serius. Bagi yang sudahbekerja, gangguan motivasi akan menyebabkan penurunan performa dalam kinerja, masalah disiplin atau mungkin dapat berakhir dengan terminasi. Bagi yang bersekolah/pelajar, kurangnya motivasi dapat menyebabkan masalah dalam proses belajar dan performa secara umum. Kurangnya motivasi untuk bersahabat, dan kehilangan kepercayaan karena konotasi negatif pengguna ganja.

3.2.7 PengobatanPengobatan kanabis terletak pada prinsip yang sama dengan pengobatan penyalahgunaan substansi lain abstinensia dan dukungan.Abstinensia dapat dicapai melalui intervensi langsung, seperti perawatan di rumah sakit, atau melalui monitoring ketat atas dasar rawat jalan dengan menggunakan skrining obat dalam urine, yang dapat mendeteksi kanabis selama tiga hari sampai enam minggu setelah pemakaian. Dukungan dapat dicapai dengan menggunakan psikoterapi individual, keluarga, dan kelompok. Pendiidkan harus merupakan inti untuk program abstinensia dan dukungan karena pasien yang tidak mengerti alasan intelektual untuk mengatasi penyalahgunaan substansia menunjukkan sedikit motivasi untuk berhenti. Untuk beberapa pasien suatu obat antiansietas mungkin berguna untuk menghilangkan gejala putus zat jangka pendek. Untuk pasien lain penggunaan kanabis mungkin berhubungan dengan gangguan depresi dasar yang mungkin berespons dengan terapi antidepresan spesifik.6

Tatalaksana11. Intoksikasi Kanabisa. Umumnya tidak perlu farmakoterapi dapat diberikan terapi suportif dengan talking downb. Bila ada gejala ansietas berat : Lorazepam 1- 2 mg oral Alprazolam 0,5- 1 mg oral Chlordiazepoxide10- 50 mg oralc. Bila terdapat gejala psikotik menonjol dapat diberikan Haloperidol 1 2 mg oral atau i.m. ulangi setiap 20 -30 menit

BAB IVANALISIS KASUSKanabis adalah nama singkat untuk tanaman rami Cannabis sativa. Semua bagian dari tanaman mengandung kanabinoid psikoaktif, dimana D9-tetrahydrocannabinol ( D9-THC) adalah yang paling banyak. Nama yang umum untuk kanabis adalah mariyuana, grass, pot, weed, tea, dan Mary Jane. Prevalensi seumur hidup dari penyalahgunaan zat sekitar 20%. Reseptor kanabinoid ditemukan dalam konsentrasi yang tertinggi di ganglia basalis, hipokampus, dan serebelum, dengan konsentrasi yang lebih rendah di korteks serebral. Reseptor tidak ditemukan di batang otak, suatu kenyataan yang konsisten dengan efek kanabis yang minimal pada fungsi pernafasan dan jantung. Efek fisik yang paling sering dari kanabis adalah dilatasi pembuluh darah konjungtiva (mata merah) dan takikardi ringan. Pada dosis tinggi, hipotensi ortostatik dapat terjadi.peningkatan nafsu makan dan mulut kering. Intoksikasi kanabis dosis tinggi, pemakai mungkin juga merasakan depersonalisasi dan derealisasi. Keterampilan motorik terganggu oleh pemakaian kanabis, dan gangguan pada keterampilan motorik tetap ada setelah efek euforia dan subjektif telah menghilang. Delirium yang berhubungan dengan intoksikasi kanabis ditandai oleh gangguan kognitif dan tugas kinerja yang jelas. Bahkan dosis kecil kanabis menyebabkan gangguan daya ingat, waktu reaksi, persepsi, koordinasi motorik, dan pemusatan perhatian. Gangguan psikotik akibat kanabis jarang terjadi, tetapi ide paranoid sementara adalah lebih sering. Jika gangguan psikotik akibat kanabis memang terjadi, keadaan ini mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya pada orang yang terkena.Seorang pria, usia 22 tahun, belum menikah, beragama islam, dibawa keluarganya ke RSJ Ernaldi Bahar dengan sebab utama mengamuk sejak 2 jam SMRS. Kurang lebih sejak 2 minggu pasien mengalami perubahan prilaku. Pasien sering melamun, ngoceh-ngoceh sendiri dan susah tidur. Kurang lebih sejak 2 hari yang lalu, pasien mulai marah-marah tanpa sebab dan mudah tersinggung serta curiga terhadap orang lain. Pasien cenderung ingin keluar rumah terus. Sekitar 2 jam SMRS, pasien memasuki rumah tetangganya tanpa izin dan merusak barang-barang di rumah tetangganya tersebut. Pasien pun ingin memukul orang yang dilihatnya yang dianggapnya sebagai musuh. Dari autoanamnesis didapatkan informasi bahwa pasien telah mengkonsumsi ganja sejak 6 bulan yang lalu, namun selama 2 minggu terakhir pasien tidak mengkonsumsi ganja tersebut. Berdasarkan kriteria PPDGJ III dapat ditegakkan suatu diagnosis Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kanabinoida Yang Merugikan, karena akibat penggunaan ganja tersebut menimbulkan kecaman dari pihak lain (keluarga dan tetangga) dan menimbulkan konsekuensi sosial yang tidak diinginkan.Dari autoanamnesis juga didapatkan gangguan sensasi dan persepsi (halusianasi visual dan auditorik); proses berfikir (tangensial, inkoherensi, blocking); isi pikiran (waham); bentuk pikiran (autistic dan paralogik), berdasarkan PPDGJ III, keadaan tersebut dapat di diagnosis sebagai Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia (Schizopherina-like) Akut. Pasien ini belum dapat didiagnosis menderita skizofernia karena waktu timbulnya kelainan perilaku tersebut belum mencapai 1 bulan, pada pasien ini masih berlangsung dalam kurun waktu 2 minggu. Faktor stressor yang mungkin menyebabkan perubahan mental dan perilaku pasien ini adalah masalah perceraian kedua orang tua pasien. Akibat perceraian tersebut, pasien mulai mengkonsumsi ganja yang diperoleh dari rekan pasien. Pasien mengaku dengan mengkonsumsi ganja tersebut dapat melupakan masalah-masalah yang sedang dialami olehnya, salah satunya adalah masalah keluarga. Dari anamnesis dapat disimpulkan juga bahwa pasien merasa tertekan dengan masalah yang ditimbulkan oleh kedua orang tuanya, hal ini menyebabkan pasien mencari sebuah pelampiasan dengan mengkonsumsi ganja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. KMK No. 422 ttg NAPZA

2. Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Grebb. Gangguan Berhubungan Dengan Zat. Dalam: Sinopsis Psikiatri. Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010. hal. 585-698.

3. Benjamin JS, Virginia AS. Gangguan Mood/Suasana Perasaan Dalam: Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.

4. Joewana, satyo. 2004. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Jakarta: EGC. Hal 79-90

5. Utomo Pranjoto M. Psikotropika yang Berbahaya Bagi Kesehatan. Yogayakarta: FMIPAUNY, 2007. h.3-7

6. Safaria Triantoro. Jurnal Perbedaan Tingkat Kemaknaan Hidup Antara Kelompok Pengguna NAPZA Dengan Kelompok Non Pengguna NAPZA. 2009.

7. Visions Journal. BC's Mental Health and Addictions Journal of Cannabis. 2009.

8. Mc.Laren A.Jennifer, Sillins Edmund, Hutchinson Delyse, Mattick P, Richard, Hall Wayne. Assesing Evidence For Causal Link Between Cannabis and Psychosis; A Review Cohort Studies. Australia: International Journal Of Drug Policy. 2009.