Case Nafld Fix

download Case Nafld Fix

of 19

description

non alcoholic fatty liver disease

Transcript of Case Nafld Fix

NON ALKOHOLIC FATTY LIVER DISEASE

PENDAHULUANPerlemakan hati (fatty liver) merupakan termasuk dalam Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), dimana dijumpai deposit lemak (steatosis) pada hati yang tidak ada kaitan dengan konsumsi alkohol. Hal ini berhubungan dengan resistensi insulin, diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas, hipertensi yang juga disebut dengan sindrom metabolit. Fatty liver dalam perkembangannya dapat menjadi Non-alcoholic steatohepatitis (NASH), fibrosis dan sirosis hati, sehingga akhirnya dapat menimbulkan hepatoselular karsinoma.1,2Perlemakan di hati akan terjadi apabila kandungan lemak di hati yang sebagian besar terdiri atas trigliserida melebihi 5% dari seluruh berat hati. Kriteria non alkoholik yang disetujui untuk definisi NAFLD adalah jumlah etanol yang dikonsumsi 60% kalori total ) berhubungan dengan penurunan konsentrasi kolesterol HDL dan peningkatan konsentrasi Trigliserida, oleh karena itu asupan karbohidrat dianjurkan kurang dari 60%. Penurunan berat badan dengan olah raga teratur membantu perbaikan sensitivitas insulin. Beberapa studi klinik membuktikan bahwa penurunan berat badan berhasil menurunkan kadar ALT serum, bahkan memperbaiki histologi hepar. Penurunan berat badan sebesar 10% dari berat badan semula boleh menjadi target awal penatalaksanaan perlemakan hati hon alkoholik. Pada pasien-pasien dengan perlemakan hati berat, penurunan berat badan secara cepat dan drastis malah memperburuk inflamasi portal dan fibrosis Pasien akan difollow up profil lipid berkala8. Pada pasien ini sudah dikenal hipertensi stage 1 ec essensial selama 1 tahun dan pasien sudah miinum obat amlodipine 1x5mg dan sudah terkontrol. Diagnosis ditegakan berdasarkan kriterian hipertensi JNC VII, dan berdasarkan JNC VIII, pasien sudah mencapai target tekanan darah untuk pasien berusia 74 tahun yaitu 150 mmHg/90 mmhg. Terapi pada pasien ini dilanjutkan anti hipertensinya dimana pada pasien ini respon dengan amlodipine (pasien riwayat tekanan darah paling tinggi 170 mmHg dan sudah diberikan terapi).Diagnosis bekas TB paru ditegakan melalui anamnesis dimana pasien didapatkan gejala-gelaja infeksi TB, berupa batuk selama 2 minggu dan keringat dingin terutama pada malam hari. Pasien juga memiliki riwayat mengkonsumsi OAT 2 tahun yang lalu, dinyatakan pengobatan tuntas oleh dokter di puskesmas dengan temuan BTA(-), pasien pada awalnya dicurigai mengalami TB relaps, namun setelah dievaluasi melalui pemeriksaan BTA I,II,II dengan hasil negatif pada ketiga pemeriksaan yang ditunjang dengan pemeriksaan GeneXpert dengan hasil negatif, sesuai dengan algoritma diagnosis pasIen ini kami tegakan bekas TB. Sesuai literatur menurut alur diagnosis TB paru bahwa pasien yang dengan gejala klinis TB yang khas, diperiksa bta dan rongent foto thorax. Pada pasien ini sebelumnya sudah terdapat riwayat TB paru yang sudah diberi terapi sehingga pada awalnya didiagnosis TB relaps atau pasien merupakan bekas TB. Hasil BTA sebanyak 3x negatif disertai hasil rongent foto thorax yang tidak ditemukan lesi TB yang aktif kemungkinan pasien merupakan bekas TB. Hal ini ditunjang dengan pemeriksaan GeneXpert yang negatif. Sesuai literatur pemeriksaan GeneXpert merupakan salah satu uji diagnostik untuk menentukan pasien ini merupakan kasus suspek TB MDR dengan cara mengidentifikasi sekuens asam nukleat pada genom TB10.Faktor resiko pasien adalah dislipidemia dimana dislipidemia merupakan salah satu etiologi terjadinya Non alcoholic fatty liver disase. Berdasarkan literature, fatty liver terjadi karena adanya peningktan suplai asam lemak bebas yang mengakibatkan kerusakan pertama sel hati (firsthit),oleh karena peningkatan sintesis trigliserida. Penimbunan trigliserida akan menyebabkan terjadinya perlemakan hati apabila kapasitas pengeluaran trigliserida terlampaui. sehingga berujung pasien menderita non alcoholic faatty liver disease6.Bekas TB paru dan hipertensi pada pasien ini merupakan komorbid dimana pada pasien yang sudah mengalami NAFLD mudah mengalami immunocompremise dan ditunjang dengan umur pasien yang sudah tergolong geriatri. Kejadian TB paru dan hipertensi pada NAFLD sering terjadi dilaporkan dalam beberapa jurnal. William Nseir et all (2011) melaporkan 80% pasien yang terdiagnosis NAFLD ditemukan juga terinfeksi tuberkulosis berulang. Mengenai korelasi antara NAFLD dan hipertensi merupakan komorbid ( tidak berhubungan), hipertensi sendiri sering ditemukan pada pasien fatty liver. Foster et all (2013) pada penderita NAFLD di Amerika didapatkan 40% juga mengalami hypertension.

DAFTAR PUSTAKA

1. Zubir N. The up-date management of non alcoholic steatohepatitis (NASH). Naskah lengkap symposium dan workshop Padang Gastroenterohepatology Update. Padang : Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUA. 2012 : 6-12.2. Miro S. Etiopatogenesis Non-alcoholic Steatohepatitis. Naskah lengkap symposium dan workshop Padang Gastroenterohepatology Update. Padang : Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUA. 2012 : 1-5.3. Hasan I. Perlemakan hati non alkoholik. Dalam : Aru WS, Bambang S, Idrus A, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I ed 4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2007 : 464-8.4. Karimi J, Decroli E, Manaf A, Zubir N, Syahbuddin S. Prevalensi NAFLD dan peningkatan parameter resistensi insulin pada kelompok DM tipe 2 dengan obesitas sentral di poliklinik endokrin metabolik RSUP Mdjamil Padang. Dalam: Kumpulan makalah dan abstrak kongres nasional VIII perkumpulan endokrinologi Indonesia. Bali: bagian IPD FK Unud/RS Sanglah. 2009 ; 78.5. McCullough AJ. The epidemiology and risk factors of NASh. In : Geoffrey CF, Jacob G, et al. Fatty liver disease NASH and related disorder. Massachusetss : Blackwell Publishing. 2005 : 23-37.6. Nurman A, Huang M. Perlemakan Hati Non Alkoholik. Dalam Universa Medicina. Desember. 2007.7. Friedman LS, Keeffe EB. Handbook of Liver Disease, Third Edition. Elsevier Saunders. Philadelphia. 2012.8. Sulaiman A, Akbar N. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Edisi Pertama. Divisi Hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007.9. Tolman KG, Dalpiaz AS. Treatment of Non-Alcoholic Fatty Liver Disease. The Clin Risk Management. 2007.10. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Di Indonesia. PDPI. Jakarta. 201111. Nseir W, Taha H, Khateeb J. Fatty Liver Is Associated with Recurrent Bacterial Infection Independent of Metabolic Syndrome. Springer Science. New York. 201112. Foster T, Li D, Katz R, The prevalance and Clinical Correlates of Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) in African Americans : The Multiethics Study of Atherosclerosis (MESA). Springer Science. New york. 2013