Case Ekstra RSKO
description
Transcript of Case Ekstra RSKO
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JL. TERUSAN ARJUNA NO. 6, KEBON JERUK, JAKARTA BARAT
KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari / Tanggal Ujian : 30 Maret 2012
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT, CIBUBUR
Nama : Kelompok 1
NIM :Hendra Nuryanto, Hussain, Soesilo Sumitro,
Theresia Falentina, Vinisia
Tanda Tangan :
Dr. Penguji : dr. Carlamia Sp.KJ,
dr. Imelda Sp.KJ
Nama Pasien : Tn. E
Masuk RS tanggal : 21 Maret 2012
Rujukan/Datang sendiri/Keluarga : Rujukan dari RS Islam
Riwayat Perawatan : Dirawat di RS Islam selama 10 hari
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
TTL : Jakarta, 21 April 1996
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP kelas III
Pekerjaan : Pelajar
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Jl. Sukamulia
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis pada tanggal 27 Maret 2012, pk. 13.00; 28 Maret 2012, pk 13.30; dan 29
Maret 2012, pk 11.00.
a. KELUHAN UTAMA:
Mendengar suara-suara selama 11 hari SMRS.
b. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
11 hari SMRS, pasien mengeluh sulit untuk tidur padahal pasien merasa mengantuk.
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dari luar seperti suara bising dari lingkungan yang
menyebabkan pasien tidak bisa tidur. Pasien sering mendengar bisikan yang mengatakan
“loncat aja” dan suara hatinya yang mengatakan “jangan mati dulu”, tapi tidak ada orang
yang berbicara. Pasien mengaku bisikan yang ia dengar adalah suara laki-laki, mirip seperti
suara temannya dan orangtua angkatnya. Suara tersebut terdengar hampir setiap saat. Suara
tersebut makin jelas terutama saat malam hari dan saat pasien sendirian, ketika pasien sedang
duduk-duduk santai atau baru bangun dari tidur.
Sebelumnya pasien sempat dibawa ke RS Islam oleh orangtua angkatnya karena tidak
sadarkan diri. Pasien dirawat di RS Islam selama 1 minggu. Sebelumnya pasien
mengkonsumsi tramadol 8 butir dan carbamazepin 15 butir. Selama dirawat, pasien mulai
mendengar suara-suara bisikan. Pasien mengatakan bisikan yang ia dengar adalah suara laki-
laki, mirip seperti suara temannya dan orangtua angkatnya. Suara tersebut terdengar sering
sekali, hampir setiap saat. Suara tersebut makin jelas terutama saat malam hari dan saat
pasien sendirian, ketika pasien sedang duduk-duduk santai atau baru bangun dari tidur.
Sebelumnya pasien mengaku pernah menggunakan obat-obatan seperti tramadol,
triheks, carbamazepin, lekso, dan cimenk sejak 3 tahun yang lalu. Pasien biasa
mengkonsumsi 2-3 tablet hampir setiap hari dengan alasan tidak bisa tidur. Pasien
menggunakan obat-obatan berganti-ganti setiap minggunya. 4 minggu yaang lalu, pasien
masih menggunakan ganja sebanyak 3 linting dan alkohol 1 botol. Pasien merokok sejak 6
tahun yang lalu, 1 hari sebanyak 1 bungkus. Pasien mengkonsumsi alkohol (ciu, bir, brandy)
sejak 6 tahun yang lalu, 1 minggu 1 botol.
c. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan psikiatrik
Tidak ada gangguan psikiatrik sebelumnya.
2. Riwayat gangguan medik
Tidak didapatkan riwayat trauma kepala atau kejang.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Tahun 2006 os menggunakan carbamazepin, didapat dari tetangganya.
Tahun 2009 -2012 pasien mengguakan ganja dengan cara dilinting, ganja
digunakan 3 linting sehari, tetapi tidak rutin.
Tahun 2009-2012 pasien menggunakan tramadol, carbamazepin, lekso, triheks,
digunakan setiap hari.
d. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat perkembangan fisik
Pasien tidak tahu apakah pasien dilahirkan normal atau operasi. Pasien juga tidak
tahu keadaan ibunya saat hamil atau yang membantu ibunya saat melahirkan.
Riwayat cacat dan trauma lahir juga tidak diketahui oleh pasien. Pasien
merupakan anak tunggal. Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengkonsumsi obat
atau sakit.
2. Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak-kanak : Pasien tergolong anak yang sehat dengan proses
tumbuh kembang dan tingkah laku normal dan sesuai dengan anak seusianya.
Tidak pernah mengalami kejang-kejang ataupun trauma.
b. Masa remaja : Akibat perceraian orangtua kurang diperhatikan dan
sering menyendiri. Pasien mulai menggunakan obat-obatan akibat pergaulan
dan rasa ingin mencoba.
3. Riwayat pendidikan
Pasien sekolah di SD selama 6 tahun. Sekarang pasien duduk di bangku kelas III
SMP, prestasi pasien tergolong tidak baik. Pasien suka bolos dan pernah tinggal
kelas sewaktu kelas II SMP.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien belum bekerja.
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam, sembahyangnya tidak teratur.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
Kehidupan sosial pasien terhadap lingkungan kurang baik. Pasien belum menikah.
e. RIWAYAT KELUARGA
Dari keterangan pasien, pasien merupakan anak tunggal. Orangtuanya berpisah
semenjak pasien masih kecil. Pasien tinggal dirumah bapak angkat.
Pohon Keluarga
A B
Keterangan :
Perempuan Gangguan jiwa Meninggal/Berpisah
Laki-laki Gangguan jiwa Pasien
F
DGE C
Berdasarkan informasi yang didapat :
A. Kakek pasien, meninggal.
B. Nenek pasien, meninggal.
C. Ibu kandung pasien, berpisah dengan suamianya dan menikah lagi.
D. Tante pasien, menderita gangguan yang sama.
E. Ayah kandung pasien, berpisah.
F. Pasien.
G. Ayah tiri pasien
f. STATUS KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Pasien mengatakan saat ini tinggal di rumah orang tua angkatnya di Sukamulya.
Menurut pasien rumahnya kecil dengan 3 kamar tidur. Pasien merasa nyaman dengan
keadaan rumahnya walaupun menurut pasien, rumah tersebut termasuk kecil. Rumah
ini dihuni oleh pasien, kedua orang tua angkat pasien, dan 4 orang saudara angkatnya,
2 laki-laki dan 2 perempuan. Pasien mengatakan hubungan pasien dengan kedua
orang tua angkatnya baik. Hubungan dengan saudara-saudaranya pun baik. Pasien
mengatakan di lingkungan Sukamulya banyak orang yang menggunakan obat dan
minuman beralkohol.
Terkadang pasien mengunjungi rumah Ibu kandung dan Ayah tirinya di Kemayoran.
Hubungan pasien dengan ibu kandungnya harmonis sekalipun dahulu pasien pernah
merasa dendam dan marah karena pasien merasa dibuang ketika dititipkan pada orang
tua angkatnya. Hubungan pasien dengan ayah tirinya kurang harmonis.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan: tampak sakit. Tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Pasien
mengenakan kaos berkerah dan celana pendek. Tampak rapi. Rambut ikal
pendek berwarna hitam.
2. Kesadaran
Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis
Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara : pasien tampak tenang dan lemas.
Selama wawancara : pasien kooperatif. Pasien menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan singkat. Emosi stabil.
Sesudah wawancara : pasien tampak tenang.
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif.
5. Pembicaraan :
Cara berbicara : menjawab semua pertanyaan yang diberikan,
bicara kurangg jelas, spontan dan lancar, lambat, volume suara
kecil.
Gangguan berbicara : tidak ada
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : hipothym
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : lambat
b. Stabilisasi : stabil
c. Kedalaman : dalam
d. Skala diferensiasi : sempit
e. Keserasian : serasi
f. Pengendalian impuls : cukup
g. Ekspresi : datar
h. Dramatisasi : tidak ada
i. Empati : tidak dapat diraba-rasakan
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Ada
i. Halusinasi auditorik: mendengar orang berbisik “jangan mati” dan
“loncat aja”
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMP kelas III, belum tamat.
2. Pengetahuan umum : Luas (pasien tahu presiden RI yang pertama dan
sekarang).
3. Kecerdasan : Baik (sesuai dengan tingkat pendidikan).
4. Konsentrasi : Baik (dapat menanggapi pengalihan pembicaraan dengan
baik).
5. Orientasi :
a. Waktu : Baik (tahu saat wawancara adalah siang hari)
b. Tempat : Baik (tahu kalau sekarang berada di RSKO Cibubur)
c. Orang : Baik (dapat membedakan dokter, perawat, dan teman-
temannya)
6. Daya ingat :
Jangka panjang : Baik (pasien ingat kehidupannya saat di SD dulu)
Jangka pendek : Baik (ingat menu sarapan pagi)
Segera : Baik (pasien dapat menyebut ulang 6 angka yang telah
pewawancara sebutkan)
7. Pikiran abstraktif : Baik (tahu arti “panjang tangan” )
8. Visuospatial : Baik (pasien dapat menggambarkan jam pukul 12.30 dengan
benar)
9. Bakat kreatif : Baik (pasien dapat bernyanyi)
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (pasien mampu mengurus
dirinya sendiri seperti mandi, makan, dan berpakaian sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir :
o Produktifitas : Cukup, tidak miskin bicara
o Kontinuitas : tidak ada
o Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir :
o Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
o Waham : tidak ada
o Obsesi : tidak ada
o Fobia : tidak ada
o Gagasan rujukan : tidak ada
o Gagasan pengaruh : tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Cukup baik (saat diwawancara pasien bersikap tenang dan dapat
mengendalikan diri, serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang
membahayakan diri dan orang lain disekitarnya).
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : cukup (pasien tahu kalau bunuh diri adalah dosa)
2. Uji daya nilai : cukup (pasien menjawab akan mengembalikan dompet
yang ditemukan di jalan pada pemiliknya bila ada KTP-nya).
3. Daya nilai reabilitas : Terganggu (halusinasi auditorik).
H. TILIKAN
Derajat 4 (menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya.)
I. RELIABILITAS
Secara umum, keterangan dari pasien dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Status Internus
1. Keadaan umum : Tampak sakit.
2. Kesadaran : Compos mentis.
3. Tensi : 110/80 mmHg
4. Nadi : 90x/menit
5. Suhu badan : 36.5 ° C
6. Frekuensi pernapasan : 18x/menit
7. Telinga : liang telinga lapang, serumen (+)
8. Hidung : septum deviasi (-), sekret (-)
9. Tenggorokan: tonsil T1 – T1, tenang, tidak hiperemis
10. System kardiovaskular : Irama jantung 1,2 regular, gallop (-), murmur (-)
11. System respiratorius : suara nafas normo vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
12. Abdomen : dinding abdomen rata, supel, tidak teraba pembesaran organ, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normoperistaltik.
13. Ekstremitas : oedem (-), akral hangat (+).
b. Status Neurologikus
1. Saraf kranial : dalam batas normal.
2. Gejala rangsang meningeal : tidak ada.
3. Mata : refleks cahaya (+/+)
4. Pupil : isokor.
5. Opthalmoscopy : tidak dilakukan.
6. Motorik : kekuatan +5.
7. Sensibilitas : dalam batas normal.
8. Sistem saraf vegetatif : dalam batas normal.
9. Gangguan khusus : tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien laki-laki berusia 15 tahun datang ke RSKO dengan diantar oleh anak
dari orang tua angkatnya karena tidak bisa tidur 11 hari SMRS. Pasien sering mendengar
bisikan yang mengatakan “loncat aja” dan suara hatinya yang mengatakan “jangan mati dulu”
tapi tidak ada orang yang berbicara. Suara tersebut terdengar sering sekali, hampir setiap hari.
Suara tersebut terdengar terutama saat malam hari dan sendirian, ketika pasien sedang duduk
bersantai atau baru bangun dari tidur.
Sebelumnya pasien dirawat di RS Islam selama 1 minggu karena tidak sadarkan diri.
Sebelumnya pasien mengkonsumsi tramadol 8 butir dan carbamazepine 15 butir. Selama di
rawat, pasien mulai mendengar suara-suara bisikan. Suara tersebut terdengar sering sekali,
hampir setiap hari. Suara tersebut terdengar terutama saat malam hari dan sendirian, ketika
pasien sedang duduk bersantai atau baru bangun dari tidur.
Sebelumnya pasien mengaku pernah menggunakan obat-obatan seperti tramadol,
triheks, carbamazepin, lekso, dan cimenk sejak 3 tahun yang lalu. Pasien merokok sejak 6
tahun yang lalu, 1 hari sebanyak 1 bungkus. Pasien mengkonsumsi alkohol (ciu, bir, brandy)
sejak 6 tahun yang lalu, 1 minggu 1 botol. Kesadaran neurologis pasien compos mentis,
kesadaran psikiatri tampak terganggu. Perilaku dan aktivitas psikomotor cenderung tenang
dan kooperatif terhadap pewawancara. Cara berbicara pasien agak lambat, spontan, dan
kurang jelas. Tidak terdapat gangguan berbicara. Suasana perasaan pasien hipothym.
Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Sensorium dan kognitif pasien baik.
Isi pikir dan pengendalian impuls pasien masih baik. Daya nilai sosial dan uji daya nilai
pasien baik, meskipun daya nilai reabilitasnya terganggu dengan adanya halusinasi auditorik
dan visual. Tilikan pasien termasuk dalam derajat 4 karena pasien menyadari dirinya sakit
dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya. Reliabilitas pasien masih
dapat dipercaya. Keadaan umum pasien tampak sakit, walaupun kesadarannya masih compos
mentis. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah pasien 110/80 mmHg,
nadi 90x/menit, dengan suhu badan 36.5°C dan frekuensi pernapasan 18x/menit. Fungsi luhur
terganggu karena adanya gangguan tidur
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I : Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan
mengalami:
1. Dikategorikan sebagai suatu gangguan jiwa, karena
adanya :
a. penderitaan (distress)
b. gangguan dalam aktivitas (disabilitas)
2. Tidak dapat digolongkan ke dalam GMNO karena:
a. Tidak ada gangguan kesadaran.
b. Tidak didapatkan gangguan sistemik maupun
gangguan pada otak.
3. Gangguan jiwa ini digolongkan sebagai gangguan
mental dan perilaku akibat pengaruh penggunaan zat
psikoaktif karena:
a. ada riwayat penggunaan zat berdasarkan laporan
individu
b. analisis objektif dari pemeriksaan spesimen urin
3. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
ini termasuk gangguan psikosis dengan predominan
halusinasi karena:
a. adanya sekelompok fenomena psikotik yang
terjadi selama atau segera sesudah penggunaan
zat psikoaktif (biasanya dalam waktu 48 jam)
dan ditandai oleh adanya halusinasi yang nyata
berupa halusinasi auditorik dan visual
b. bukan merupakan manifestasi dari keadaan
putus zat dengan delirium atau gangguan
psikotik onset lambat
AKSIS II : tidak ada
AKSIS III :tidak ada
AKSIS IV : orang tua kandung berpisah, ada masalah dengan Ayah tiri.
kesulitan dalam mengikuti kegiatan di sekolah.
AKSIS V : Tahun lalu: Skala GAF 81-90
Sekarang: Skala GAF 61-70
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya. (F 19.52)
AKSIS II : tidak ada
AKSIS III : tidak ada
AKSIS IV : orang tua kandung berpisah, ada masalah dengan ayah tiri.
kesulitan dalam mengikuti kegiatan di sekolah.
AKSIS V : Tahun lalu: Skala GAF 81-90
Sekarang: Skala GAF 61-70
VIII. PROGNOSIS
ad funtionam : dubia ad bonam
ad sanationam : dubia ad bonam
ad vitam : bonam
IX. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : tidak ada
Psikologi/psikiatrik : halusinansi auditorik
Sosial/keluarga : orang tua kandung berpisah, ada masalah
dengan ayah tiri, tidak dapat mengikuti kegiatan di sekolah.
X. TERAPI
1. Farmakoterapi:
Risperidone 2 x 2 mg/hari
2. Psikoterapi:
Memotivasi pasien untuk berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan
memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan
meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya.
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami
keadaan pasien sekarang ini dan selalu memberikan dukungan kepada pasien
dengan menjenguk pasien dan sering memperhatikan pasien.
Memotivasi pasien agar berperilaku baik.
Memberikan aktifitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSKO Cibubur.
Memberikan bimbingan rohani pada pasien.
PRESENTASI KASUS
KELOMPOK I
Disusun Oleh :
Hendra Nuryanto (112010167)
Vinisia (112010144)
Hussain (112010229)
Theresia Falentina (1120234)
Soesilo Sumitro (112010176)
Pembimbing :
Dr. Carlamia H. Lusikooy, SpKJ
Dr. Imelda Indriyani, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT CIBUBUR
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
PERIODE 5 MARET – 7 APRIL 2012-03-30 JAKARTA