case dm tipe 1

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Diabetes Mellitus Tipe-1 DM tip e-1 ada lah kel ainan sis temik aki bat ter jadiny a ganggua n met abol isme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini diakibatkan oleh kerusakan sel β pankreas baik oleh proses autoimun maupun idioptaik sehingga produksi insulin  berkurang bahkan terhenti. 2.2 Kriteri a Diagnos ti Glukosa darah puasa dianggap normal bila kadar glukosa darah kapiler < 126 mgd! "# mmol!$. Glukosuria saja tidak spesi%ik untuk DM sehingga perlu dikon%irmasi dengan pemeriksaa glukosa darah. Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut& 1. Ditemukannya gejala klinis poliuria' polidpsia' poli%agia' berat badan yang menurun' dan kadar glukasa darah se(aktu )2** mgd! "11.1 mmol!$. 2. +ada penderita yang asimt omatis ditemukan kadar glukosa darah se(aktu )2** mg d! atau kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan tes toleransi glukosa yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan. 2.2.1 Te s Toleransi !luosa  +ada anak biasanya tes tole ransi glukos a ",,G$ tidak perlu dilak ukan untuk mendiagnosis DM tipe-1' karena gambaran klinis yang khas. ndikasi ,,G  pada anak adalah pada kasus-kasus yang meragukan yaitu ditemukan gejala-gejala klinis ya ng khas untuk DM' namun pemeri ksaan kadar gl uko sa darah ti dak menyak inka n. Dos is glu kos a yan g dig unak an pada ,,G adal ah 1'# gk g// "maksimum # g$. Glukosa tersebut diberikan se0ara oral "dalam 2** - 2* ml air$ dalam jangka (akt u me ni t. ,es toleransi gl ukosa di la kuk an sete la h ana k mendapat diet tinggi karbohidrat "1*-2** g per hari$ selama tiga hari berturut-turut dan anak puasa semalam menjelang ,,G dilakukan. elama tiga hari sebelum ,,G dilakukan' akti%itas %isik anak tidak dibatasi. nak dapat melakukan kegiatan rutin sehari har i. ampel glu kos a dar ah dia mbi l pada menit ke * "se bel um diberi kan glukosa oral$' 6* dan 12*. /eberapa hal perlu diperhatikan dalam melaksanakan ,,G yaitu& 1. nak tidak sedang menderita suatu penyakit. 2. nak ti dak sedang dalam pe ngobatan minum obat-obata n yang da pat meningkatkan kadar glukosa darah.

Transcript of case dm tipe 1

Page 1: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 1/14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Diabetes Mellitus Tipe-1

DM tipe-1 adalah kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme

glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini diakibatkan oleh kerusakan

sel β pankreas baik oleh proses autoimun maupun idioptaik sehingga produksi insulin

 berkurang bahkan terhenti.

2.2 Kriteria Diagnosti 

Glukosa darah puasa dianggap normal bila kadar glukosa darah kapiler < 126

mgd! "# mmol!$. Glukosuria saja tidak spesi%ik untuk DM sehingga perlu dikon%irmasi

dengan pemeriksaa glukosa darah. Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi

salah satu kriteria sebagai berikut&1. Ditemukannya gejala klinis poliuria' polidpsia' poli%agia' berat badan yang menurun'

dan kadar glukasa darah se(aktu )2** mgd! "11.1 mmol!$.

2. +ada penderita yang asimtomatis ditemukan kadar glukosa darah se(aktu )2** mgd!

atau kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan tes toleransi glukosa

yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan.

2.2.1 Tes Toleransi !luosa

  +ada anak biasanya tes toleransi glukosa ",,G$ tidak perlu dilakukan

untuk mendiagnosis DM tipe-1' karena gambaran klinis yang khas. ndikasi ,,G

 pada anak adalah pada kasus-kasus yang meragukan yaitu ditemukan gejala-gejala

klinis yang khas untuk DM' namun pemeriksaan kadar glukosa darah tidak 

menyakinkan. Dosis glukosa yang digunakan pada ,,G adalah 1'# gkg//

"maksimum # g$. Glukosa tersebut diberikan se0ara oral "dalam 2** - 2* ml air$

dalam jangka (aktu menit. ,es toleransi glukosa dilakukan setelah anak 

mendapat diet tinggi karbohidrat "1*-2** g per hari$ selama tiga hari berturut-turut

dan anak puasa semalam menjelang ,,G dilakukan. elama tiga hari sebelum ,,G

dilakukan' akti%itas %isik anak tidak dibatasi. nak dapat melakukan kegiatan rutin

seharihari. ampel glukosa darah diambil pada menit ke * "sebelum diberikanglukosa oral$' 6* dan 12*.

/eberapa hal perlu diperhatikan dalam melaksanakan ,,G yaitu&

1. nak tidak sedang menderita suatu penyakit.

2.nak tidak sedang dalam pengobatanminum obat-obatan yang dapat

meningkatkan kadar glukosa darah.

Page 2: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 2/14

3. 4angan melakukan pemeriksaan dengan glukometerkapiler' gunakanlah darah

5ena.

. /erhubung kadar glukosa darah dapat berkurang 7 perjam apabila dibiarkan

dalam suhu kamar' maka setelah darah 5ena diambil dengan penga(et

8D,heparin harus segera disimpan di lemari es.

. elain 0ara ad.' maka sampel darah dapat harus segera disentri%us agar kadar 

glukosa darah tidak menurun.

2.2.2 Penilaian "asil Tes Toleransi !luosa

1. nak menderita DM apabila&

Kadar glukosa darah puasa 91* mgd! "#': mmol!$ atau Kadar glukosa darah

 pada jam ke 2 92** mgd! "11'1 mmol!$

2. nak dikatakan menderita toleransi gula terganggu apabila&

Kadar glukosa darah puasa <1* mgd! "#': mmol!$ dan Kadar glukosa darah

 pada jam ke 2& 1*-1;; mgd! "#':-11 mmol!$3. nak dikatakan normal apabila &

Kadar glukosa darah puasa "plasma$ <11* mgd! "6'# mmol!$ dan Kadar 

glukosa darah pada jam ke 2& <1* mgd! "#':-11 mmol!$

2.2 #pi$e%iologi

nsidens DM tipe-1 sangat ber5ariasi baik antar negara maupun di dalam suatu

negara. nsidens tertinggi terdapat di inlandia yaitu 31**.*** dan insidens yang

rendah di 4epang yaitu 1'-21**.*** untuk usia kurang 1 tahun. nsidens DM tipe-1

lebih tinggi pada ras kaukasia dibandingkan ras-ras lainnya. /erdasarkan data dari rumah

sakit terdapat 2 pun0ak insidens DM tipe-1 pada anak yaitu pada usia -6 tahun dan 11tahun. +atut di0atat bah(a lebih dari * 7 penderita baru DM tipe-1 berusia ) 2* tahun.

aktor genetik dan lingkungan sangat berperan dalam terjadinya DM tipe-1.

=alaupun hampir :* 7 penderita DM tipe-1 baru tidak mempunyai ri(ayat keluarga

dengan penyakit serupa' namun %aktor genetik diakui berperan dalam patogenesis DM

tipe-1. aktor genetik dikaitkan dengan pola >! tertentu' tetapi sistim >! bukan

merupakan %aktor satu-satunya ataupun %aktor dominan pada pathogenesis DM tipe-1.

 istim >! berperan sebagai suatu susceptibility gene atau %aktor kerentanan.

Diperlukan suatu %aktor pemi0u yang berasal dari lingkungan "in%eksi 5irus' toksin dll$

untuk menimbulkan gejala klinis DM tipe-1 pada seseorang yang rentan.

2.& !a%baran linis

ebagian besar penderita DM tipe-1 mempunyai ri(ayat perjalanan klinis yang

akut. /iasanya gejala-gejala poliuria' polidipsia' poli%agia dan berat badan yang 0epat

menurun terjadi antara 1 sampai 2 minggu sebelum diagnosis ditegakkan. pabila gejala-

gejala klinis ini disertai dengan hiperglikemia maka diagnosis DM tidak diragukan lagi.

nsidens DM tipe-1 di ndonesia masih rendah sehingga tidak jarang terjadi kesalahan

Page 3: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 3/14

diagnosis dan keterlambatan diagnosis. kibat keterlambatan diagnosis' penderita DM

tipe-1 akan memasuki %ase ketoasidosis yang dapat berakibat %atal bagi penderita.

Keterlambatan ini dapat terjadi karena penderita disangka menderita

 bronkopneumonia dengan asidosis atau syok berat akibat gastroenteritis. Kata kun0i

untuk mengurangi keterlambatan diagnosis adalah ke(aspadaan terhadap DM tipe-1.

Diagnosis DM tipe-1 sebaiknya dipikirkan sebagai di%erensial diagnosis pada anak 

dengan enuresis nokturnal "anak besar$' atau pada anak dengan dehidrasi sedang sampai

 berat tetapi masih ditemukan diuresis "poliuria$' terlebih lagi jika disertai dengan

 perna%asan Kussmaul dan bau keton.

  +erjalanan alamiah penyakit DM tipe-1 ditandai dengan adanya %ase remisi

"parsialtotal$ yang dikenal sebagai honeymoon periode. ase ini terjadi akibat

 ber%ungsinya kembali jaringan residual pankreas sehingga pankreas mensekresikan

kembali sisa insulin. ase ini akan berakhir apabila pankreas sudah menghabiskan

seluruh sisa insulin. e0ara klinis ada tidaknya %ase ini harus di0urigai apabila seorang

 penderita baru DM tipe-1 sering mengalami serangan hipoglikemia sehingga kebutuhan

insulin harus dikurangi untuk menghindari hipoglikemia. pabila dosis insulin yang

dibutuhkan sudah men0apai < *'2 ?kg//hari maka dapat dikatakan penderita berada

 pada %ase @remisi totalA.

Di Begara berkembang yang masih di(arnai oleh pengobatan tradisional' %ase ini

 perlu dijelaskan kepada penderita sehingga anggapan bah(a penderita telah @sembuhA

dapat dihindari. ngat' bah(a pada saat 0adangan insulin sudah habis' penderita akan

membutuhkan kembali insulin dan apabila tidak segera mendapat insulin' penderita akan

 jatuh kembali ke keadaan ketoasidosis dengan segala konsekuensinya. +erjalanan

 penyakit selanjutnya sangat tergantung dari kualitas pengelolaan sehari-hari yang akan

dibahas pada bab-bab berikutnya.

2.' Pengelolaan DM tipe-1

>al pertama yang harus dipahami oleh semua pihak adalah bah(a DM tipe-1

tidak dapat disembuhkan' tetapi kualitas hidup penderita dapat dipertahankan seoptimal

mungkin dengan kontrol metaboli0 yang baik. Cang dimaksud kontrol metabolik yang

 baik adalah mengusahakan kadar glukosa darah berada dalam batas normal atau

mendekati nilai normal' tanpa menyebabkan hipoglikemia.

=alaupun masih dianggap ada kelemahan' parameter >b10 merupakan

 parameter kontrol metabolik standar pada DM. Bilai >b10 < #7 berarti kontrol

metabolik baik >b10 < :7 0ukup dan >b10 ) :7 dianggap buruk. Kriteria ini padaanak perlu disesuaikan dengan usia karena semakin rendah >b10 semakin tinggi risiko

terjadinya hipoglikemia. ?ntuk men0apai kontrol metabolik yang baik pengelolaan DM

tipe-1 pada anak sebaiknya dilakukan se0ara terpadu oleh suatu tim yang terdiri dari ahli

endokrinologi anakdokter anakahli giEiahli psikiatripsikologi anak' pekerja sosial' dan

edukator. Kerjasama yang baik antara tim dan pihak penderita akan lebih menjamin

ter0apainya kontrol metabolik yang baik. asaran dan tujuan pengobatan pada DM tipe-1

Page 4: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 4/14

 perlu dijelaskan oleh tim pelaksana dan dimengerti oleh penderita maupun

keluarga",abel 2$.

?ntuk men0apai sasaran dan tujuan tersebut' komponen pengelolaan DM tipe-1

meliputi pe%berian insulin( pengaturan %aan( ola)raga(  $an e$uasi( yang

didukung oleh pe%antauan %an$iri *home  monitoring +. Keseluruhan komponen

 berjalan se0ara terintegrasi untuk mendapatkan kontrol metabolik yang baik. Dari %aktor 

 penderita juga terdapat beberapa kendala pen0apaian kontrol metabolik yang baik. aktor 

 pendidikan' sosioekonomi dan keper0ayaan merupakan beberapa %aktor yang harus

dipertimbangkan dalam pengelolaan penderita terutama dari segi edukasi.

?ntuk men0apai sasaran dan tujuan tersebut' komponen pengelolaan' DM tipe-1

meliputi pe%berian insulin( pengaturan %aan( ola)raga(  $an e$uasi( yang

didukung oleh pe%antauan %an$iri *home  monitoring +. Keseluruhan komponen

 berjalan se0ara terintegrasi untuk mendapatkan kontrol metabolik yang baik. Dari %aktor 

 penderita juga terdapat beberapa kendala pen0apaian kontrol metabolik yang baik. aktor 

 pendidikan' sosioekonomi dan keper0ayaan merupakan beberapa %aktor yang harusdipertimbangkan dalam pengelolaan penderita terutama dari segi edukasi.

/erhubung dengan beberapa kendala yang telah disebutkan sebelumnya' mutu

 pengelolaan DM tipe-1 sangat bergantung pada proses dan hasil konsultasi

 penderitakeluarga penderita dengan tim' antara lain dengan dokter. >ubungan timbal

 balik dokter-pasien yang baik' jujur' terbuka' dan tegas akan sangat membantu penderita

menanamkan keper0ayaan kepada dokter sehingga memudahkan pengelolaan

selanjutnya. Dokter tidak saja ber%ungsi mengatur dosis insulin' tetapi juga menyesuaikan

komponen-komponen pengelolaan lainnya sehingga sejalan dengan proses tumbuh

kembang. =a(an0ara yang tidak bersi%at interogati% akan merangsang keterbukaan

 penderita sehingga memudahkan dokter untuk mengerti gaya hidup dan 0ita-0ita penderita. Dalam hal ini dokter akan dengan mudah menjalankan peran sebagai AkaptenA

dari seluruh komponen pelaksana sehingga se0ara bersama-sama mampu

mempertahankan kualitas hidup penderita.

2., Insulin

Page 5: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 5/14

nsulin merupakan elemen utama kelangsungan hidup penderita DM tipe-1.

,erapi insulin pertama kali digunakan pada tahun 1;22' berupa insulin regular' diberikan

sebelum makan dan ditambah sekali pada malam hari. Bamun saat ini telah di

kembangkan beberapa jenis insulin yang memungkinkan pemberian insulin dalam

 berbagai ma0am regimen.

2.,.1 Kera insulin

(itan' pun0ak kerja' dan lama kerja insulin merupakan %aktor yang

menentukan dalam pengelolaan penderita DM. Fespons klinis terhadap insulin

tergantung pada beberapa %aktor&

?mur indi5idu

,ebal jaringan lemak 

tatus pubertas

Dosis insulin

,empat injeksi !atihan "exercise$

Kepekatan' jenis' dan 0ampuran insulin

uhu ruangan dan suhu tubuh

2.,.2 Jenis insulin

ebelum era tahun :*-an' penggunaan insulin masih memakai produk 

hasil puri%ikasi kelenjar pankreas babi atau sapi. Bamun setelah

dikembangkannya teknologi DB rekombinan' telah dihasilkan insulin

rekombinan manusia yang sudah digunakan se0ara luas saat ini. nsulin

rekombinan ini lebih disukai sebagai pilihan utama karena selain dapat diproduksise0ara luas juga mempunyai imunogenitas yang lebih rendah dibandingkan

insulin babi dan sapi. Tabel & memperlihatkan berbagai jenis sediaan yang dapat

dipakai sekaligus pro%i l kerjanya.

Page 6: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 6/14

+ara ahli sepakat bah(a insulin kerja panjang kurang sesuai untuk anak' ke0uali pada regimen basal bolus. 4enis insulin yang digunakan harus disesuaikan dengan usia

anak "proses tumbuh kembang anak$' aspek sosioekonomi "pendidikan dan kemampuan

%i nansial$' sosiokultural "sikap Muslim terhadap insulin babi$' dan %aktor distribusi

obat. Dua hal yang perlu penting dikenali pada pemberian insulin adalah efek Somogyi 

dan efek Subuh (Dawn effect).

Kedua e%ek tersebut mengakibatkan hiperglikemia pada pagi hari' namun

memerlukan penanganan yang berbeda. 8%ek omogyi terjadi sebagai kompensasi

terhadap hipoglikemia yang terjadi sebelumnya (rebound effect). Akibat pemberian

insulin yang berlebihan terjadi hipoglikemia pada malam hari "jam *2.**-*3.**$ yang

diikuti peningkatan sekresi hormon kontra-insulin "hormon glikogenik$. ebaliknya

e%ek subuh terjadi akibat kerja hormonhormon kontra insulin pada malam hari. 8%ek 

omogyi memerlukan penambahan makanan ke0il sebelum tidur atau pengurangan

dosis insulin malam hari' sedangkan e%ek ubuh memerlukan penambahan dosis insulin

malam hari untuk menghindari hiperglikemia pagi hari.

Page 7: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 7/14

2.,.2.1 Insulin era epat *rapi$ ating+

nsulin mempunyai ke0enderungan membentuk agregat dalam bentuk 

dimer dan heksamer yang akan memperlambat absorpsi dan lama a(itan

kerjanya. nsulin !ispro' spart' dan Glulisine tidak membentuk agregat dimer 

maupun heksamer' sehingga dapat dipergunakan sebagai insulin kerja 0epat.

Ketiganya merupakan analog insulin kerja pendek "insulin reguler$ yang dibuat

se0ara biosintetik.

+ada insulin !ispro' urutan asam amino 2: "prolin$ dan 2; "lisin$ dari

rantai / insulin dilakukan penukaran menjadi 2: untuk lisin dan 2; untuk prolin.

edangkan pada insulin spart' asam amino prolin di posisi ke-2: rantai /

insulin diganti dengan asam aspartat. nsulin Glulisine merupakan insulin kerja

0epat terbaru dengan modi%i kasi urutan asam amino ke-3 "lisin$ dan ke-2;

"glutamat$ dari rantai / insulin se0ara simultan. nsulin monomer ini berupa

larutan yang jernih' mempunyai a(itan kerja yang 0epat "-1 menit$' pun0ak 

kerja 3*-;* menit' dan lama kerja berkisar 3- jam.+otensi dan e%ek hipoglikemi sama dengan Dengan si%at-si%at di atas'

insulin kerja 0epat direkomendasikan untuk digunakan pada jam makan' atau

 penatalaksanaan insulin saat sakit. Dapat diberikan dalam regimen 2 kali sehari'

atau regimen basal-bolus.+ada beberapa keadaan berikut' insulin kerja 0epat

sangat e%ekti% diguna

kan&

+ada saat snack sore& akan menurunkan kadar glukosa darah yang biasa terjadi

saat sebelum makan malam pada pengguna regimen 2 kali sehari yang

dikombinasi dengan insulin kerja menengah.

etelah makan' untuk menurunkan kadar glukosa darah post prandial padaanak pra-pubertas dengan kebiasaan makan yang sulit diramalkan "bayi' balita'

dan anak prasekolah$.

+ada penggunaan CSII (continuous subcutaneous insulin infusion) atau pompa

insulin.

>iperglikemia dan ketosis saat sakit. insulin reguler.

2.,.2.2 Insulin Kera Pen$e *S)ort Ating+

nsulin jenis ini tersedia dalam bentuk larutan jernih' dikenal sebagai

insulin HregulerH. /iasanya digunakan untuk mengatasi keadaan akut seperti

ketoasidosis' penderita baru' dan tindakan bedah. Kadang-kadang

 juga Hdigunakan sebagai pengobatan bolus "1-2* menit$ sebelum makan' atau

kombinasi dengan insulin kerja menengah pada regimen 2 kali sehari.

+enderit Dm tipe-1 yang berusia balita sebaiknya menggunakan insulin

 jenis ini untuk menghindari e%ek hipoglikemia akibat pola hidup dan pola makan

yang seringkali tidak teratur. leksibilitas penatalaksanaan pada usia balita

Page 8: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 8/14

menuntut pemakaian insulin kerja pendek atau digabung dengan insulin kerja

menengah.

2.,.2.& Insulin Kera Menenga) *Inter%e$iate Ating+

nsulin jenis ini tersedia dalam bentuk suspensi sehingga terlihat keruh.

Mengingat lama kerjanya maka lebih sesuai bila digunakan dalam regimen dua

kali sehari dan sebelum tidur pada regimen basal-bolus. ebelum digunakan'

insulin harus dibuat merata konsentrasinya jangan dengan mengo0ok "dapat

menyebabkan degradasi protein$' tetapi dengan 0ara menggulung-gulung di

antara kedua telapak tangan.

nsulin jenis ini lebih sering digunakan untuk penderita yang telah

memiliki pola hidup yang lebih teratur. Keteraturan ini sangat penting terutama

untuk menghindari terjadinya episode hipoglikemia. ebagian besar diabetisi

anak menggunakan insulin jenis ini. DM tipe-1 usia bayi "*-2 tahun$ mempunyai

 pola hidup "makan' minum' dan tidur$ yang masih teratur sehingga lebih mudahmen0apai kontrol metabolik yang baik.

pabila orangtua segan untuk menggunakan regimen insulin dengan

insulin kerja menengah se0ara multipel "2 kali sehari$' penggunaan satu kali

sehari masih dimungkinkan pada golongan usia ini dengan terlebih dahulu

memperhatikan e%ek insulin terhadap kontrol metaboliknya.

Dua sediaan insulin kerja menengah yang saat ini tersedia adalah&

sophane atau insulin B+> " Neutral Protamine Haedorn$.

nsulin Crystalline !inc"acetate "insulin lente$.

nsulin sophane paling sering digunakan pada anak' terutama karena

memungkinkan untuk digabung dengan insulin reguler dalam satu  syrine tanpaadanya interaksi "insulin reguler bila di0ampur dengan insulin lente dalam satu

 syrine' akan terjadi reaksi sehingga mengurangi e%ek kerja insulin jangka

 pendek$.

2.,.2.' Insulin Kera Panang */ong Ating+

nsulin kerja panjang tradisional "?ltralente,M$ mempunyai masa kerja

lebih dari 2 jam' sehingga dapat digunakan dalam regimen basalbolus. +ro%i l

kejanya pada diabetisi anak sangat ber5ariasi' dengan e%ek akumulasi dosis oleh

karena itu penggunaan analog insulin basal mempunyai keunggulan dibandingkan

ultralente.

2.,.2., Insulin Kera 0a%puran

aat ini di ndonesia terdapat beberapa sediaan insulin 0ampuran yang

mempunyai pola kerja bi%asik terdiri dari kombinasi insulin kerja 0epat dan

menengah' atau kerja pendek dan menengah yang sudah dikemas oleh pabrik.

Page 9: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 9/14

ediaan yang ada adalah kombinasi 3*#* artinya terdiri dari 3*7 insulin kerja

0epat atau pendek' dan #*7 insulin kerja menengah.

nsulin 0ampuran memberikan kemudahan bagi penderita. +emakaian

sediaan ini dianjurkan bagi penderita yang telah mempunyai kontrol metabolik 

yang baik. +enggunaan sediaan ini banyak berman%aat pada kasus-kasus sebagai

 berikut& +enderita muda dengan pendidikan orang tua yang rendah. +enderita dengan masalah psikososial indi5idu maupun pada keluarganya.

+ara remaja yang tidak senang dengan perhitungan dosis insulin 0ampuran yang

rumit.

+enderita yang menggunakan insulin dengan rasio yang stabil.

2.,.2. Insulin Basal Analog

nsulin basal analog merupakan insulin jenis baru yang mempunyai kerja

 panjang sampai dengan 2 jam. Di ndonesia saat ini sudah tersedia insulin

glargine dan detemir keduanya mempunyai pro%i l kerja yang lebih terdugadengan 5ariasi harian yang lebih stabil dibandingkan insulin B+>. nsulin ini

tidak direkomendasikan untuk anak-anak di ba(ah usia 6 tahun. +erlu digaris

 ba(ahi' bah(a insulin glargine serta detemir tidak dapat di0ampur dengan insulin

 jenis lainnya.

 Mengingat si%at kerjanya yang tidak mempunyai kadar pun0ak (peakless)

dengan lama kerja hingga 2 jam' maka glargine dan detemir direkomendasikan

sebagai insulin basal. /ila dibandingkan dengan B+>' glargine dan detemir dapat

menurunkan kadar glukosa darah puasa dengan lebih baik pada kelompok usia -

16 tahun' namun se0ara keseluruhan tidak memperbaiki kadar >b10 se0ara

 bermakna. nsulin glargine dan detemir juga mengurangi risiko terjadinya

hipoglikemia nokturnal berat. 

2. Pengaturan Maan

stilah pengaturan makanan sekarang lebih laEim digunakan dari pada diet karena

diet lebih identik dengan upaya menurunkan berat badan sehingga kalori harus dikurangi.

+enurunan berat badan perlu dilakukan pada penderita DM tipe-2 yang seringkali

menderita kegemukan' sedangkan pada anak dengan DM tipe-1' kalori tetap diperlukan

untuk pertumbuhan.

+engaturan makanan pada penderita DM tipe-1 bertujuan untuk men0apai kontrol

metabolik yang baik tanpa mengabaikan kalori yan dibutuhkan untuk metabolisme basal' pertumbuhan' pubertas' maupun akti5itas sehari hari. Dengan pengaturan makanan ini

diharapkan anak tidak menjadi obes dan dapat di0egah timbulnya hipoglikemia. 4umlah

kalori per hari yang dibutuhkan dihitung berdasarkan berat badan ideal.

+enghitungan kalori ini memerlukan data umur' jenis kelamin' tinggi badan dan

 berat badan saat penghitungan' serta data ke0ukupan kalori yang dianjurkan "Iontoh

 penghitungan kebutuhan kalori dan data ke0ukupan kalori dapat dilihat pada lampiran$

Page 10: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 10/14

+emantauan mandiri Komposisi kalori yang dianjurkan adalah *-6*7 dari karbohidrat'

1*-17 berasal dari protein' dan 3*7 dari lemak.

Karbohidrat sangat berpengaruh terhadap kadar glukosa darah' dalam 1-2 jam

setelah makan ;*7 karbohidrat akan menjadi glukosa. 4enis karbohidrat yang dianjurkan

ialah yang berserat tinggi dan memiliki indeks glikemik dan lycemic load yang rendah'

seperti golongan buah-buahan' sayuran' dan sereal yang akan membantu men0egah

lonjakan kadar glukosa darah. alah satu kun0i keberhasilan pengaturan makanan ialah

asupan makanan dan pola makan yang sama sebelum maupun sesudah diagnosis' serta

makanan yang tidak berbeda dengan teman sebaya atau dengan makanan keluarga.

+engaturan makan yang optimal biasanya terdiri dari 3 kali makan utama dan 3

kali pemberian makanan ke0il. Keberhasilan kontrol

metabolik tergantung kepada %rekuensi makan dan regimen insulin yang digunakan. +ada

regimen insulin basal bolus' semakin sering penyuntikan akan semakin %l eksibel pada

 pemberian makan' sedangkan pada regimen insulin 2 kali sehari' maka pemberian makan

harus teratur.

  +enderita DM tipe-1 yang menggunakan regimen insulin basal bolus maka

 pengaturan makanannya menggunakan penghitungan kalori yang diubah dalam jumlah

gram karbohidrat' yaitu dalam 1 unit karbohidrat mengandung 1 gram karbohidrat. +ada

lampiran piramida makanan' memperlihatkan pengelompokan jenis makanan penukar 

dan anjuran konsumsi per hari. +ada setiap kunjungan sebaiknya diberikan penjelasan

mengenai pengaturan makan agar dapat disesuaikan dengan umur' akti5itas yang

dilakukan' masa pubertas' dan sebagainya. +ola makan dan pemberian insulin saling

terkait sehingga pemantauan kadar glukosa darah sangatpenting untuk e5aluasi

 pengobatan.

2. Pengelolaan Saat 3la)raga

Jlahraga sebaiknya menjadi bagian dari kehidupan setiap orang' baik anak'

remaja' maupun' de(asa baik penderita DM atau bukan. Jlahraga dapat membantu

menurunkan berat badan' mempertahankan berat badan ideal' dan meningkatkan rasa

 per0aya diri.

 ?ntuk penderita DM berolahraga dapat membantu untuk menurunkan kadar gula

darah' menimbulkan perasaan sehatH atau #ell bein$ ' dan meningkatkan sensiti5itas

terhadap insulin' sehingga mengurangi kebutuhan insulin. +ada beberapa penelitian

terlihat bah(a olahraga dapat meningkatkan kapasitas kerja jantung dan mengurangi

terjadinya komplikasi DM jangka panjang. /ukan tidak mungkin bagi penderita DM

untuk menjadi atlit olahraga pro%esional.

 /anyak olahraga(anatlit terkenal di dunia yang ternyata adalah penderita DM

tipe-1. Bamun' untuk penderita DM' terutama bagi yang tidak terkontrol dengan baik'

olah raga dapat menyebabkan timbulnya keadaan yang tidak diinginkan seperti

hiperglikemia sampai dengan ketoasidosis diabetikum' makin beratnya komplikasi

diabetik yang sudah dialami' dan hipoglikemia.

Page 11: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 11/14

ekitar *7 kejadian hipoglikemia pada penderita DM di0etuskan oleh olahraga.

Jleh karena itu penderita DM tipe-1 yang memutuskan untuk berolahraga teratur'

terutama olahraga dengan intensitas sedang-berat diharapkan berkonsultasi terlebih

dahulu dengan dokter yang mera(atnya sebelum memulai program olahraganya. Mereka

diharapkan memeriksakan status kesehatannya dengan 0ermat dan menyesuaikan

intensitas' serta lama olahraga dengan keadaan kesehatan saat itu.

/agi penderita DM tipe-1 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum'

selama' dan setelah berolahraga. da beberapa penyesuaian diet' insulin' dan 0ara

monitoring gula darah agar aman berolahraga'antara lain&

1. ebelum berolah raga

a. ,entukan (aktu' lama' jenis' intensitas olahraga. Diskusikan dengan pelatihguru

olah raga dan konsultasikan dengan dokter.

 b. supan karbohidrat dalam 1-3 jam sebelum olahraga.

0. Iek kontrol metabolik' minimal 2 kali sebelum berolahraga.

d. Kalau Gula Darah "GD$ <;* mgd! dan 0enderung turun' tambahkan ekstrakarbohidrat.

e. Kalau GD ;*-2* mgd!' tidak diperlukan ekstra karbohidrat "tergantung lama

akti%i tas dan respons indi5idual$.

%. Kalau GD )2* mgd! dan keton urindarah "L$' tunda olah raga sampai GD normal

dengan insulin.

g. /ila olah raga aerobik' perkirakan energi yang dikeluarkan dan tentukan apakah

 penyesuaian insulin atau tambahan karbohidrat diperlukan.

h. /ila olah raga anaerobik atau olah raga saat panas' atau olahraga kompetisi insulin

dapat dinaikkan.

i. +ertimbangkan pemberian 0airan untuk menjaga hidrasi "2* m! pada 2* menitsebelum olahraga$.

2. elama berolah raga

a. Monitor GD tiap 3* menit.

 b. ,eruskan asupan 0airan "2* ml tiap 2*-3* menit$.

0. Konsumsi karbohidrat tiap 2*-3* menit' bila diperlukan.

3. etelah berolah raga

a. Monitor GD' termasuk sepanjang malam "terutama bila tidak biasa dengan program

olahraga yang sedang dijalani$.

 b. +ertimbangkan mengubah terapi insulin.

0. +ertimbangkan tambahan karbohidrat kerja lambat dalam 1-2 jam setelah olahraga

untuk menghindari hipoglikemia a(itan lambat.

>ipoglikemia a(itan lambat dapat terjadi dalam inter5al 2 2 jam setelah latihan.

Fespons penderita DM tipe-1 terhadap suatu jenis olahraga sangat indi5idual' karena itu

a0uan di atas merupakan a0uan umum. eorang atlit berpengalaman pun perlu (aktu

yang 0ukup lama' untuk mendapatkan pola pengelolaan yang benar-benar sesuai untuk 

 jenis olahraganya.

Page 12: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 12/14

2.4 Pengelolaan Saat Sait

+engelolaan saat sakit merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan

 pengelolaan anak dan remaja penderita diabetes yang menderita sakit. nak-anak dan

remaja penderita diabetes yang terkontrol baik tidak memiliki risiko yang lebih besar 

untuk menderita penyakit in%eksi dibandingkan masyarakat umum' namun dengan adanya

diabetes memerlukan perhatian lebih' terutama pengelolaan saat sakit. +enderita diabetes

yang tidak terkontrol dengan baik memiliki daya tahan tubuh yang berkurang'

mengakibatkan&

+eningkatan risiko in%eksi

+eningkatan ke0epatan penyebaran in%eksi

+eningkatan risiko in%eksi yang tidak biasa "misalnya ,/I$

+eningkatan risiko penularan dari organisme yang biasanya tidak patogen

Fespon jelek terhadap antibioti0,ujuan pengelolaan saat sakit adalah pen0egahan dan terapi dini bila timbul

hipoglikemia' hiperglikemia bermakna' dan KD. Dampak penyakit terhadap diabetes

 ber5ariasi yaitu&

>anya sedikit berpengaruh terhadap glukosa darah

Menurunkan kadar glukosa darah

Meningkatkan kadar glukosa darah

/erkurangnya na%su makan selama sakit' adanya mual' muntah akan mengurangi

asupan kalori yang berakibat kurangnya kebutuhan terhadap insulin. Di sisi lain'

ke0emasan terhadap penyakit bisa berakibat meningkatnya pelepasan hormon yang

e%eknya berla(anan dengan insulin' menyebabkan meningkatnya kebutuhan insulin. +ada anak kurang dari 6 tahun dengan respons hormon kontra insulin belum

 berkembang dengan baik' berkurangnya kalori dan kelebihan insulin yang diberikan

0enderung akan menimbulkan hipoglikemia. +ada anak yang lebih besar' terutama yang

sudah memasuki masa pubertas' stress akibat penyakit biasanya ditandai dengan de%i

siensi insulin relati% dan hiperglikemia. +rinsip umum dalam pengelolaan saat sakit

adalah&

Jbati penyakit dasar 

tasi keluhan penderita

stirahat

+emberian obat-obat bebas glukosa

tasi kekurangan 0airan

Mempersiapkan keperluan saat sakit seperi insulin kerja pendek atau ultra pendek' alat

 periksa glukosa darah' jus manis' glukagon dan sebagainya

Memberikan bimbingan saat sakit

+engelolaan saat sakit memerlukan pemantauan kadar glukosa darahdan keton

urindarah' pemantauan asupan makanan dan 0airan' dan bimbingansuper5isi dari orang

Page 13: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 13/14

de(asa. +engelolaan saat sakit tidak boleh dilimpahkan kepada anak ke0il atau remaja

sendirian. Keterlibatan orang tua dan kontak telepon dengan klinikus merupakan hal yang

 penting untuk mengatasi keadaan ini.

2.5 Pengelolaan Ketoasi$osis Diabeti

Ketoasidosis diabetik "KD$ merupakan komplikasi akut DM tipe-1 yang

disebabkan oleh kekurangan insulin. ering ditemukan pada&

1. penderita DM tipe-1 tidak patuh jad(al dengan suntikan insulin

2. pemberian insulin dihentikan karena anak tidak makansakit

3. kasus baru DM tipe-1

Kekurangan insulin menyebabkan glukosa dalam darah tidak dapat digunakan

oleh sel untuk metabolisme karena glukosa tidak dapat memasuki sel' akibatnya kadar 

glukosa dalam darah meningkat "hiper glikemia$. +ada anak sakit (alaupun tidak makan'

didalam tubuh tetap terjadi mekanisme glukoneogenesis sehingga tetap terjadi

hiperglikemia.

 /enda keton yang terbentuk karena peme0ahan lemak disebabkan oleh ketiadaan

insulin. kumulasi benda keton ini menyebabkan terjadinya asidemia' dan asidemia ini

dapat menimbulkan ileus' menurunkan kemampuan kompensasi terhadap poliuria' dan

menimbulkan dieresis osmotik menyebabkan terjadinya dehidrasi berat. Makin

meningkatnya osmolaritas karena hiperglikemia dan asidosis yang terjadi' menyebabkan

 penurunan %ungsi otak sehingga dapat terjadi penurunan kesadaran. Jleh karena itu pada

 penderita KD ditemukan berbagai tingkatan dehidrasi' hiperosmolaritas' dan asidosis.

/ila tidak segera ditangani dengan tepat maka angka kematian karena KD 0ukup tinggi.

 Bamun demikian pendekatan yang paling baik adalah melakukan pen0egahan' agar  penderita DM tipe-1 tidak jatuh dalam KD yaitu dengan disiplin memberikan insulin

sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Jleh karena itu pemberian insulin merupakan

conditio sine %ua non pada penderita DM tipe-1 baik dalam keadaan biasa maupun dalam

keadaan sakit.

+ada KD' insulin yang diberikan adalah jenis kerja pendek " short actin   N 

>umulin F 6 atau 0trapid6$' diberikan se0ara kontinu intra 5ena dosis ke0il *'1

?kg//jam dalam jalur in%us tersendiri "sebaiknya menggunakan  syrine pump atau

infusion pump agar pembe riannya tepat$. /ila pada penilaian pendahuluan terhadap

 pasien ditemukan tandatanda renjatan' segera lakukan penanganan renjatan sesuai standar 

"pemberian 0airan 1*N2* mlkg//dalam 1-2 jam$. etelah teratasi' jumlah 0airan yangdiberikan ditambahkan pada 0airan rumatan yang diperhitungkan untuk pemberian

selama 36N: jam ke depan' sesuai protokol KD "lihat lampiran$.

+emberian 0airan yang tepat baik dalam tonisitas' jumlah' dan ke0epatan

 pemberian juga mampu menurunkan kadar gula darah. +emantauan harus dilakukan

dengan 0ermat dan gangguan elektrolit harus di atasi dengan baik. Kadar Ba yang terukur 

saat diagnosis KD ditegakkan bukanlah kadar Batrium yang sebenarnya karena keadaan

Page 14: case dm tipe 1

8/11/2019 case dm tipe 1

http://slidepdf.com/reader/full/case-dm-tipe-1 14/14

hiperglikemia dan hiperlipidemia yang terjadi pada kondisi KD akan menarik 0airan

dari dalam sel sehingga mengen0erkan kadar Batrium dalam darah. Jleh sebab itu

diperlukan penghitungan Batrium koreksi dengan rumus sebagai berikut&

/ila angka koreksi natrium masih dalam kisaran hipernatremia' mengindikasikan

 bah(a ruang intraseluler sangat hiperosmoler dan ini menunjukkan masih terjadi

dehidrasi berat. ngka koreksi natrium juga dapat menunjukkan ke0epatan rehidrasi.

+enurunan yang drasti0 kadar natrium sesungguhnya' memperlihatkan 0airan yang

diberikan terlalu 0epat dan perlu di perlambat.

 sidosis yang ditemukan pada KD seringkali sudah amat berat "p>< #'1$'

 Batrium bikarbonat sebaiknya hanya diberikan bila p> darah men0apai < #'1 karena pada

nilai p> yang serendah itu bisa terjadi gagal organ yang mengan0am ji(a. +emberian

koreksi Batrium bikarbonat sebaiknya dilakukan per drip.