Case Bedah

25
STATUS PASIEN BEDAH No. CM: 90-56-50 I. IDENTIFIKASI PASIEN Nama : Tn. Imam Mansur Usia : 26 tahun Jenis Kelamin : Laki - laki Alamat : Batu Ampat, Kramat Jati Pendidikan : ? Pekerjaan : Karyawan Swasta Status Pernikahan : Belum Menikah Agama : Islam Suku/Bangsa : Indonesia Tanggal Masuk RS : Senin, 25 November 2013 II. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 27 November 2013 pukul 07.00 WIB. A. Keluhan Utama : luka bakar pada punggung sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan Tambahan : badan terasa meriang. B. Riwayat Penyakit Sekarang 1

Transcript of Case Bedah

Page 1: Case Bedah

STATUS PASIEN BEDAH

No. CM: 90-56-50

I. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : Tn. Imam Mansur

Usia : 26 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat : Batu Ampat, Kramat Jati

Pendidikan : ?

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Status Pernikahan : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Indonesia

Tanggal Masuk RS : Senin, 25 November 2013

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 27 November 2013 pukul

07.00 WIB.

A. Keluhan Utama : luka bakar pada punggung sejak 1 hari sebelum masuk

rumah sakit.

Keluhan Tambahan : badan terasa meriang.

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang perempuan Ny. R dirawat di bangsal Rumah Sakit Budhi Asih

Jakarta dengan keluhan terdapat luka bernanah di kaki kiri sejak 2 bulan sebelum

masuk rumah sakit. Awalnya kaki terasa gatal kemudian sering digaruk dan muncul

luka di sela jari kelingking seperti sundutan rokok. Pasien mengaku jarang

menggunakan sandal dan kaki sering terantuk batu. Saat awal terjadi luka, tidak

terasa nyeri melainkan gatal. Satu bulan kemudian kaki menjadi bengkak dan menjadi

nyeri kemudian luka menjadi bernanah. Nyeri hilang timbul kadang nyeri kadang

1

Page 2: Case Bedah

tidak. Nyeri terasa nyut-nyutan dan berlangsung sampai sekarang. Luka berdarah

hingga sekarang. Pasien mengaku terasa baal di ujung-ujung jari tangan dan kaki.

Kelemahan dan kelumpuhan kaki dan tangan disangkal.

Lama sebelum terjadi luka pasien sering merasa cepat lapar. Pasien makan

dua sampai tiga kali sehari dengan porsi nasi banyak diselingi dengan cemilan-

cemilan. Pasien selalu merasa kehausan dan sering minum. Pasien mengaku sering

kencing dan pada malam hari sering terbangun untuk buang air sekitar 4 sampai 5

kali dalam semalam. Sebelum sakit berat badan pasien sekitar 80 kg dan sekarang

menjadi 50 kg. Pasien mengeluh pandangan matanya semakin kabur dimulai dari

mata kiri dan sekarang mata kanan juga menjadi kabur. Serangan lemas, penglihatan

menghilang dan keringat dingin disangkal. Nyeri kaki ketika berjalan dan berkurang

dengan istirahat juga disangkal. Riwayat kaki bengkak dengan pembuluh darah yang

melebar disangkal.

Pasien dirawat di bangsal RS Budhi Asih Jakarta pada tanggal 27 Agustus

2013. Kemudian direncanakan akan dilakukan operasi debridement pada Jumat, 20

September 2013.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah didiagnosa menderita diabetes mellitus sekitar 3 tahun sebelum

masuk rumah sakit oleh dokter puskesmas namun tidak pernah terkontrol. Pasien juga

memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Gangguan ginjal disangkal, gangguan jantung

disangkal. Kelemahan maupun kelumpuhan kaki dan tangan disangkal. Dulu pernah

luka juga di kaki sebelah kanan namun sekarang sudah sembuh. Riwayat alergi obat

dan makanan disangkal.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah pasien juga menderita sakit kencing manis dan sudah meninggal. Ibu

pasien tidak ada riwayat kencing manis maupun penyakit jantung. Tidak ada riwayat

tekanan darah tinggi pada keluarga. Tidak ada riwayat pelebaran pembuluh darah

pada kaki.

2

Page 3: Case Bedah

E. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku sering mengemil dan makan dalam porsi banyak. Pasien

senang makan makanan manis, jeroan, berminyak, bersantan dan goreng-gorengan.

Merokok dan minum minuman beralkohol disangkal. Pasien sering berjalan-jalan

keluar rumah tanpa sandal.

F. Riwayat Lingkungan

Pasien mengaku bahwa suami dan anaknya di rumah merokok dan sering

merokok dalam rumah.

G. Riwayat Pengobatan

Pasien dahulu mendapat obat kencing manis dari dokter puskesmas namun

setelah obat habis pasien tidak lagi minum obat. Pasien juga sempat diberikan obat

penurun tekanan darah namun tidak lagi diminum karena merasa lemas.

III.PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan pada tanggal 27 November 2013 pukul 07.30 WIB.

A. Keadaan Umum

Keadaan umum : tampak sakit sedang, pasien tampak lemas

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital : Nadi: 84x / menit, reguler, isi cukup, ekwalitas simetris

Suhu: 36.5oC

Pernapasan: 22x / menit, tipe abdominotorakal

Tekanan darah: 120/80 mmHg

Gizi : kesan cukup

Kulit : sawo matang

Sianosis : (-)

Oedem umum : (-)

Sesak napas : (-)

Habitus :

3

Page 4: Case Bedah

Cara berjalan :

Mobilitas : aktif

Umur menurut taksiran : sesuai

B. Status Generalis

Kepala : normocephali

Rambut : hitam, tersebar merata, tidak mudah dicabut

Wajah : simetris, pucat (+), sianosis (-)

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

: refleks pupil (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), isokor,

bentuk pupil bulat, ukuran pupil 4 mm

Mulut : mukosa mulut baik, mukosa pipi tenang, palatum baik, tidak ada

kelainan pada gigi geligi

Hidung : deviasi septum (-), epistaksis (-/-), sekret (-/-), pernapasan cuping

hidung (-)

Telinga : normotia (+/+), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-),

sekret (-/-)

Tenggorokan : dinding faring hiperemis (-/-), post nasal drip (-/-), tonsil T1/T1

tenang

Leher

Inspeksi : ukuran dan bentuk proporsional, terlihat massa (-)

Palpasi : trachea di tengah, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening,

kelenjar tiroid tidak ada pembesaran

Perkusi : -

Auskultasi : bruit (-), thrill (-)

Thorax

Paru-paru

4

Page 5: Case Bedah

Inspeksi : bentuk dada barrel chest (-), bentuk tulang dada datar, sela iga

normal, retraksi sela iga (-/-), gerakan dinding dada saat statis dan

dinamis simetris

Palpasi : vocal fremitus simetris, pergerakan dinding dada saat bernapas

simetris

Perkusi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : suara napas vesikuler, wheezing (-/-), ronchi (-/-)

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS VI 1 cm lateral linea midclavicularis

sinistra

Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : suara jantung I dan II, reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : perut tampak datar, tidak tampak pergerakan usus, gerakan

abdomen saat pernapasan (+), simetris

Auskultasi : bising usus (+) normal 3 kali/menit

Palpasi : supel, nyeri tekan (-) seluruh kuadran, defans muscular (-), massa

(-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan Murphy sign

(-), tidak teraba massa pemeriksaan Ballotement (-/-)

Perkusi : timpani pada seluruh kuadran

Ekstremitas

Atas

Inspeksi : Bentuk, Kulit, Bulu rambut, Jari, Kuku, Telapak tangan, Punggung

tangan Normal

Palpasi : Suhu, Kelembaban, nyeri, rigiditas & atrofi otot (-), kekuatan otot baik,

Flapping tremor (-), tremor (-) hangat (+/+), oedem (-/-), CRT <2”

5

Page 6: Case Bedah

Pemeriksaan reflex fisiologis: Biceps dan triceps (+)

Bawah

Inspeksi : bentuk, kulit, bulu rambut, jari, kuku, telapak kaki normal, kelemahan

otot (-), koordinasi gerakan baik

Palpasi : Suhu, Kelembaban, nyeri normal, rigiditas & atrofi otot (-), kekuatan

otot baik, Akral hangat (+/+), oedem (-/-),

R eflex fisiologis : Reflex Patella dan Achilles (+)

Reflex patologis : Babinski (-), Oppenheim (-), Gordon (-), schaeffer (-), chaddok

(-)

Rangsang meningeal : Kaku kuduk, Brudzinsky 1 & II, Laseq, Kernig (-).

C. Status Lokalis Ekstremitas Inferior

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini antara lain:

1. Pemeriksaan laboratorium darah rutin.

Pemeriksaan dilakukan berulang beberapa kali mulai dari pasien datang ke

IGD tanggal 27 Agustus 2013 hingga pasien mendapatkan perawatan inap di

rumah sakit. Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan sebagai berikut.

Tanggal Leukosit

(ribu/ul)

Hemoglobin

(g/dl)

Hematokrit

(%)

Trombosit

(ribu/ul)

27/08/2013 26.1 8.4 25 390

30/08/2013 17.2 6.4 20 481

01/09/2013 13.6 8.8 27 529

04/09/2013 13.0 7.9 24 544

10/09/2013 9.1 10.2 31 631

12/09/2013 8.1 9.8 30 566

6

Page 7: Case Bedah

13/09/2013 6.7 9.4 29 608

15/09/2013 8.3 10.7 33 612

18/09/2013 9.4 10.4 32 519

19/09/2013 11.4 11.1 35 537

2. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu

Pemeriksaan glukosa darah sewaktu dilakukan berulang dengan hasil sebagai

berikut.

Tanggal/jam Glukosa darah

sewaktu (mg/dl)

Tanggal/jam Glukosa darah

sewaktu (mg/dl)

27/08/2013 468 09/09/2013

(11.00)

154

27/08/2013

(18.00)

319 09/09/2013

(16.00)

141

27/08/2013 266 10/09/2013

(06.00)

112

28/08/2013 241 10/09/2013

(11.00)

91

28/08/2013 154 11/09/2013

(06.00)

95

28/08/2013

(16.00)

277 11/09/2013

(13.00)

162

28/08/2013

(00.00)

156 11/09/2013 189

29/08/2013 121 12/09/2013 127

29/08/2013 171 12/09/2013 99

30/08/2013 167 12/09/2013 150

31/08/2013 269 13/09/2013

(11.00)

186

7

Page 8: Case Bedah

31/08/2013 375 13/09/2013 79

01/09/2013 164 14/09/2013 106

01/09/2013

(11.00)

189 15/09/2013 151

01/09/2013

(18.00)

194 16/09/2013

(06.00)

124

02/09/2013

(06.00)

240 16/09/2013

(16.00)

168

02/09/2013

(11.00)

153 17/09/2013

(06.00)

136

02/09/2013

(16.00)

150 17/09/2013

(11.00)

153

03/09/2013 183 17/09/2013

(16.00)

146

03/09/2013 211 18/09/2013

(06.00)

167

04/09/2013

(06.00)

249 18/09/2013

(11.00)

182

05/09/2013 293 18/09/2013

(16.00)

221

05/09/2013

(11.00)

123 19/09/2013 157

05/09/2013

(16.00)

96 19/09/2013

(11.00)

88

06/09/2013 152 19/09/2013 105

07/09/2013

(11.00)

208 20/09/2013 118

08/09/2013 100 20/09/2013 114

8

Page 9: Case Bedah

(16.00) (11.00)

09/09/2013

(06.00)

144

3. Pemeriksaan kimia darah

Pemeriksaan keton darah pada tanggal 27 Agustus 2013 dilakukan dengan

hasil 0.4 (nilai normal <0.6).

Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal dilakukan dengan hasil sebagai berikut.

Tanggal SGOT

(mU/dl)

SGPT

(mU/dl)

Albumin

(g/dl)

Ureum

(mg/dl)

Kreatinin

(mg/dl)

28/08/2013 15 11 2.5 19 0.64

05/09/2013 - - 2.3 - -

07/09/2013 - - 2.5 - -

09/09/2013 - - 3.0 - -

12/09/2013 - - 2.8 - -

13/09/2013 - - 2.2 - -

14/09/2013 - - 3.2 - -

15/09/2013 - - 3.5 - -

18/09/2013 - - 3.3 - -

4. Pemeriksaan elektrolit darah

Pemeriksaan elektrolit serum dilakukan dengan hasil sebagai berikut.

Tanggal Na (mmol/L) K (mmol/L) Cl (mmol/L)

28/08/2013 131 3.4 93

04/09/2013 132 3.7 96

12/09/2013 137 3.8 99

13/09/2013 145 3.4 101

18/09/2013 136 4.4 100

5. Pemeriksaan analisa gas darah

Tanggal 13 September 2013 dengan hasil sebagai berikut.

9

Page 10: Case Bedah

Ph : 7.55

PCO2 : 35 mmHg

PO2 : 132 mmHg

HCO3 : 31 mmol/L

CO2 total : 32 mmol/L

Saturasi O2 : 99 %

BE : + 9.1 mEq/L

6. Pemeriksaan foto thorax

Pemeriksaan foto thorax dilakukan pada tanggal 7 September 2013 dengan

hasil sebagai berikut.

Deskripsi: tampak cardiomegali dengan CTR > 50%.

Hilus tidak didapatkan kelainan. Paru dalam batas normal.

Kesan: cardiomegali.

V. RESUME

10

Page 11: Case Bedah

Seorang perempuan Ny. R usia 55 tahun dirawat di bangsal Rumah Sakit

Budhi Asih Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2013 dengan keluhan utama terdapat

luka bernanah di kaki kiri sejak 2 bulan sebelum masuk ke rumah sakit. Terdapat

keluhan meriang. Awalnya luka gatal dan sering digaruk kemudian muncul luka. Satu

bulan kemudian luka menjadi bengkak dan nyeri dan bernanah. Nyeri hilang timbul

dan terasa nyut-nyutan hingga sekarang. Terdapat rasa baal pada ujung jari-jari

tangan dan kaki. Sebelum terjadi luka merasa cepat lapar, sering harus dan sering

buang air kecil terutama malam hari sekitar 4 hingga 5 kali dalam semalam. Terdapat

penurunan berat badan. Pandangan kedua mata dikeluhkan semakin kabur. Terdapat

riwayat dahulu diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi serta luka serupa di kaki

kanan. Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

suhu 38.6oC, nadi 104x/menit, tekanan darah 150/70 mmHg dan pernapasan

30x/menit. Status lokalis pedis sinistra didapatkan oedem (+) dan hiperemis (+) di

dorsum dan plantar pedis sinistra dengan tanda radang (+). Terdapat ulkus sejumlah 7

buah. Pertama di sela digiti I dan II ukuran 4x1 cm sudah mengering. Kedua di digiti

I ukuran 3x2 cm sudah mengering. Ketiga di plantar pedis inferior dari digiti I ukuran

3x0.5 cm sudah mengering. Keempat di sela digiti IV dan V ukuran 4x5 cm dengan

kedalaman 0.2 cm, dasar jaringan subkutis dan mulai sembuh. Kelima di dekat

malleolus medial ukuran 10x10 cm, kedalaman 0.5-2 cm dengan dasar otot, masih

menghasilkan pus dan darah. Ulkus keenam di plantar pedis ukuran 2x1 cm,

kedalaman 0.5 cm dasar otot, masih menghasilkan pus. Ulkus ketujuh di plantar pedis

ukuran 1x1 cm dengan kedalaman 0.3 cm dasar otot dan menghasilkan pus. Ulkus

nyeri tekan, dorsum dan plantar pedis lebih hangat pada perabaan. Oedem non-pitting

(+) pada dorsum pedis sinistra. Hasil laboratorium ditemukan gula darah meningkat

fluktuatif, leukositosis, anemia dan hipoalbuminemia. Hasil foto thorax didapatkan

kardiomegali. Tanggal 27 Agustus pasien datang ke IGD kemudian dirawat dan

direncanakan dilakukan debridement pada tanggal 20 September 2013.

VI. DIAGNOSIS KERJA

11

Page 12: Case Bedah

Ulkus diabetic pedis sinistra multipel dan selulitis pedis sinistra et causa diabetes

mellitus tipe 2 disertai anemia, hipoalbuminemia, alkalosis metabolik dan hipertensi

grade 1.

VII. DIAGNOSIS BANDING

1. Abses pedis sinistra.

2. Thrombophlebitis superfisial pedis sinistra.

3. Selulitis pedis sinistra.

VIII. PENATALAKSANAAN

Pada pasien ini diberikan pengobatan sebagai berikut.

1. Konservatif

Medikamentosa:

1. Metformin 500 mg 1 kali sehari.

2. Cefixime 200 mg 2 kali sehari.

3. Nutriflam (lecithin 100 mg, serratiopeptidase 5 mg, pancreatin 25 mg) 1

kapsul 3 kali sehari.

4. Vip albumin (supplemen protein) 2 kapsul 3 kali sehari.

5. Metronidazole drip 500 mg 3 kali sehari.

6. Injeksi neurosanbe (vitamin B1, vitamin B6 dan vitamin B12) 2 kali sehari.

7. Novorapid flexpen (injeksi insulin) 12-10-10.

Non-medikamentosa:

1. Memeriksa kadar gula darah dan keadaan umum setiap hari.

2. Mengkonsumsi makanan cukup gizi tinggi protein secara teratur dan minum

cukup cairan setiap hari.

3. Cukup istirahat setiap hari.

4. Ganti verbant setiap hari dan menjaga kebersihan kaki dan melindungi kaki

dengan alas kaki setiap berjalan.

5. Edukasi pasien mengenai penyakit diabetes dan mecegah komplikasi ulkus.

12

Page 13: Case Bedah

2. Terapi invasif (bedah):

Dilakukan operasi debridement ulkus diabetik pedis sinistra multiple pada Jumat, 20

September 2013.

Operator: dr. Santi A, sp. B

Diagnosis pra bedah: ulkus diabetik pedis sinistra multiple

Diagnosis pasca bedah: ulkus diabetik dengan jaringan nekrotik dan pus pedis sinistra

multiple

Jenis operasi: debridement, necrotomi, curettage.

Laporan operasi:

1. Dilakukan asepsis dan antisepsis.

2. Tampak seperti DO: region pedis sinistra plantar pedis, ulkus DM (+) dengan

diameter 5x4 cm dasar otot, pus (+). Jaringan nekrotik (+). Poket abses (+)

multiple.

3. Dilakukan tindakan debridement, nekrotomi dan kuretage.

4. Luka dicuci dengan H2O2 lalu dibilas dengan NaCl kemudian dikompres

metronidazole.

5. Luka ditutup perban.

6. Operasi selesai.

IX. FOLLOW UP

21 September 2013

S : pasien masih merasa nyeri di kaki kiri dan merasa mual.

O : tensi 140/90 mmHg, suhu 37.1o C, nadi 96x/menit, laju napas 16x/menit dengan

leukosit 7.6 ribu/ul, hemoglobin 9.5 g/dl, hematokrit 30%, trombosit 522 ribu/ul,

GDS 106 mg/dl (06.00), 103 mg/dl (11.00) dan 131 mg/dl (16.00).

A : post operasi debridement hari + 1.

P :

- Nutriflam 3 kali 1 kapsul

- Metformin 500 mg sekali sehari

13

Page 14: Case Bedah

- Cefixime 200 mg 2 kali sehari

- Vip albumin 2 kapsul 3 kali sehari

- Drip metronidazole 500 mg 3 kali sehari

- Injeksi neurosanbe 2 kali sehari

- Novorapid 12-10-10

23 September 2013

S : nyeri di kaki kiri dan masih mual.

O : tensi 170/80 mmHg, suhu 37.1o C, nadi 92x/menit, laju napas 16x/menit dengan

leukosit 7.9 ribu/ul, Hb 10.9 g/dl, Ht 34 %, trombosit 482 ribu/ul, GDS (06.00) 112

mg/dl, 120 mg/dl (11.00).

A : post debridement hari + 3

P :

- Nutriflam 3 kali 1 kapsul

- Metformin 500 mg sekali sehari

- Cefixime 200 mg 2 kali sehari

- Vip albumin 2 kapsul 3 kali sehari

- Drip metronidazole 500 mg 3 kali sehari

- Injeksi neurosanbe 2 kali sehari

- Novorapid 12-10-10

- kompres metronidazole di luka

24 September 2013

S : terasa kesemutan pada kaki kiri, tidak ada demam, sulit BAB selama 3 hari

terakhir, mual masih dirasakan.

O : tensi 160/90 mmHg, suhu 36.2o C, nadi 72x/menit, laju napas 16x/menit, GDS

97 mg/dl.

A : post operasi debridement hari + 4

P :

14

Page 15: Case Bedah

- Nutriflam 3 kali 1 kapsul

- Metformin 500 mg sekali sehari

- Cefixime 200 mg 2 kali sehari

- Vip albumin 2 kapsul 3 kali sehari

- Drip metronidazole 500 mg 3 kali sehari

- Injeksi neurosanbe 2 kali sehari

- Novorapid 12-10-10

- kompres metronidazole di luka

25 September 2013

S : nyeri di kaki kiri tempat dilakukan operasi. Masih sering merasa mual. Tidak

ada demam. Buang air kecil dan besar lancar.

O : tensi 130/80 mmHg, nadi 80x/menit, laju napas 20x/menit, suhu 36.1o C, CA -/-,

SI -/-, jantung dan paru dalam batas normal, abdomen dalam batas normal,

ekstremitas dalam batas normal, GDS 181 mg/dl.

A : post operasi debridement hari + 5

P :

- rawat luka

- kompres dengan metronidazole

26 September 2013

S : luka operasi masih nyeri.

O : tensi 150/80 mmHg, nadi 64x/menit, laju napas 16x/menit, suhu 36.4o C,

leukosit 15.4 ribu/ul, hemoglobin 9.7 g/dl, hematokrit 30%, trombosit 450 ribu/ul,

GDS 118 mg/dl.

A : post operasi debridement hari + 6

P : boleh pulang oleh bedah, masih dirawat oleh bagian penyakit dalam

X. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

15

Page 16: Case Bedah

Ad sanationam : dubia ad bonam

XI. ANALISIS KASUS

Dari hasil anamnesis didapatkan riwayat perjalanan penyakit pasien awalnya

dengan berat badan menurut IMT tergolong obesitas grade II. Dengan adanya pola

hidup kurang baik dan inaktivitas menyebabkan timbulnya resistensi insulin dan

kurangnya produksi insulin endogen relatif terhadap kebutuhan sehingga muncul

gejala diabetes mellitus berupa rasa sering lapar, rasa sering haus, frekuensi berkemih

yang meningkat, rasa kesemutan pada bagian ujung tangan dan kaki dan rasa gatal.

Gejala-gejala ini merupakan suatu manifestasi klinis khas diabetes mellitus akibat

keadaan kekurangan insulin akan menyebabkan glukosa dalam darah tidak dapat

masuk ke dalam sel sehingga terjadi keadaan hiperglikemia. Keadaan ini dalam

jangka panjang menyebabkan sel kekurangan glukosa sebagai sumber energi

sehingga pusat pengatur rasa lapar di hipotalamus akan merangsang rasa lapar yang

terus-menerus. Selain itu frekuensi berkemih meningkat akibat hiperosmolaritas

darah akibat hiperglikemia dan batas ambang reabsorpsi glukosa oleh ginjal terlewati

sehingga terjadi glukosuria. Glukosa dalam urin akan menarik air oleh perbedaan

gradien osmotik sehingga frekuensi berkemih akan meningkat. Hal ini diikuti

kompensasi tubuh dengan rangsangan rasa haus sehingga pasien sering minum.

Pasien selain menderita diabetes mellitus juga mempunyai tekanan darah yang

tinggi. Hal ini akan menyebabkan komplikasi berupa kerusakan sel endotel,

penebalan membrane basal kapiler, hialinosis arteri sehingga terjadi atherosklerosis.

Hal ini akan semakin meningkatkan tekanan darah dan juga mengganggu sirkulasi

darah ke perifer. Komplikasi pembuluh darah baik mikroangiopati pada pembuluh

darah retina, ginjal serta gangguan neuropati perifer dan makroangiopati pada

pembuluh vaskuler jantung dan pembuluh darah perifer merupakan hal yang sering

terjadi pada pasien diabetes. Pasien merasa pandangan mata yang semakin buram

dapat disebabkan oleh retinopati dan pasien yang merasa kesemutan dapat disebabkan

16

Page 17: Case Bedah

neuropati perifer akibat disfungsi endotel, defisiensi myoinositol-altering myelin

sintesis dan berkurangnya aktivitas ATPase.

Ulkus diabetikum yang terjadi pada pasien ini pada awalnya disebabkan oleh

trauma. Trauma diikuti oleh higiene yang kurang akan menyebabkan lokalisasi

infeksi. Masuknya bakteri yang kemudian berkembang dalam jaringan akan memicu

fagosit sel Langerhans yang kemudian akan melepas sitokin inflamasi sehingga

timbul bengkak, nyeri dan merah. Sitokin-sitokin inflamasi ini yang akan merangsang

kemotaksis dari netrofil yang kemudian datang ke lokasi infeksi. Netrofil yang

memfagosit bakteri memiliki jangka hidup yang pendek sehingga akan mati dan

menimbulkan pus di daerah lokasi infeksi. Trauma pedis pada pasien dengan diabetes

mellitus sulit mengalami penyembuhan dan rentan mengalami perluasan infeksi

akibat gangguan fungsi pembuluh darah perifer. Gangguan pembuluh darah perifer

akan menghambat migrasi sel-sel leukosit juga kinerja komponen-komponen imun

lain seperti komplemen dan antibodi serta menghambat absorpsi antibiotik dalam

level yang adekuat untuk mengeradikasi infeksi sehingga jumlah sel leukosit yang

datang kurang adekuat sehingga pembentukan pus akan terus berlanjut. Infeksi dapat

meluas hingga ke dalam akibat tingginya kadar gula darah dan sistem imun yang

tidak adekuat sehingga kuman pathogen dapat berkembang dengan bebas.

TINJAUAN PUSTAKA

17