Carpal Tunnel Syndrom

10
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI CARPAL TUNNEL SYNDROME OLEH : AMANDA KRISTIN SEMBIRING PEMBIMBING : DR. ANTUN SUBONO, SP.S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

Transcript of Carpal Tunnel Syndrom

Page 1: Carpal Tunnel Syndrom

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN NEUROLOGICARPAL TUNNEL SYNDROME

OLEH :

AMANDA KRISTIN SEMBIRING

PEMBIMBING :

DR. ANTUN SUBONO, SP.S

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

2014

Kata Pengantar

Page 2: Carpal Tunnel Syndrom

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmatNya

kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan paper ini. Penulis juga ingin menyampaikan

terima kasih kepada dokter pembimbing, dr. Antun Subono, Sp.S yang telah memberikan

dukungan dan bimbingan dalam penulisan paper ini.

Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian pembelajaran dalam

kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Putri Hijau. Penulisan paper ini merupakan salah satu untuk

melengkapi persyaratan Departemen Neurologi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan paper ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

paper ini. Akhir kata, penulis berharap agar paper ini dapat memberi manfaat kepada semua

orang.

Medan, April 2014

Penulis

Carpal Tunnel Syndrom

Page 3: Carpal Tunnel Syndrom

I. Definisi

Carpal Tunnel Syndrome adalah keadaan nervus medianus yang tertekan di daerah

pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan.

Carpal Tunnel merupakan terowongan sempit pada pergelangan tangan yang dibentuk oleh

tulang, tendon dan ligamen yang mengelilingi saraf medianus. Carpal Tunnel Syndrome

merupakan suatu keadaan medis dimana pada kondisi ini terjadi penekanan saraf medianus pada

pergelangan tangan akibat dari penyempitan ruang Carpal tunnel sehingga menekan semua

struktur yang lewat di dalamnya. Sindroma ini juga bisa diakibatkan karena penekanan arteri dan

vena sehingga suplai darah ke nerves medianus berkurang.

II. Anatomi

Terowongan carpal merupakan kompartemen anatomi yang terletak di dasar pergelangan

tangan. Sembilan tendon fleksor dan saraf median melewati terowongan karpal yang pada tiga

sisinya dikelilingi oleh tulang karpal yang membentuk lengkungan. Saraf dan tendon

menyediakan fungsi, perasaan, dan gerakan untuk beberapa jari. Otot-otot fleksor jari dan

pergelangan tangan termasuk tendon mereka berasal di lengan bawah di epikondilus medial

sendi siku dan menempel pada Metaphalangeal (MP), interphalangeal proksimal (PIP), dan

interphalangeal distal tulang jari-jari dan jempol (BSI). Terowongan carpal sekitar selebar ibu

jari dan batas yang terletak di lipatan kulit pergelangan tangan distal distal dan meluas ke telapak

untuksekitar 2 cm. Saraf median dapat dikompresi dengan penurunan ukuran kanal, peningkatan

ukuran isi (seperti pembengkakan jaringan pelumas di sekitar tendon fleksor), atau keduanya.

Cukup melenturkan pergelangan tangan ke 90 derajat akan mengurangi ukuran kanal. Kompresi

saraf median karena dijalankan dalam untuk ligamen karpal transversal (TCL) menyebabkan

atrofi eminensia tenar, kelemahan fleksor polisis brevis, polisis opponens, polisis brevis

abductor, serta kehilangan sensori dalam distribusi saraf median distal ligamentum karpal

transversal. Ada cabang sensorik superfisial saraf median, yang cabang proksimal ke TCL dan

perjalanan dangkal untuk itu. Cabang ini Oleh karena itu terhindar, dan innervates telapak ke

arah jempol.

Page 4: Carpal Tunnel Syndrom

III. Etiologi

Sebagian

besar kasus

CTS (>50%)

bersifat

idiopatik,

tetapi berbagai

kondisi

dapat

berkontribusi sebagai penyebab, yaitu:

1. Kondisi kesehatan lain seperti artritis reumatoid, kelainan hormonal tertentu seperti

diabetes, kelainan tiroid, menopause, retensi cairan pada kehamilan.

2. Karakteristik fisik carpal tunnel seseorang dapat lebih sempit daripada populasi umum.

3. Proses penuaan normal dengan peningkatan massa di tenosinovium.

4. Tekanan langsung atau lesi desak-ruang di dalam carpal tunnel dapat meningkatkan

tekanan pada nervus medianus dan menyebabkan CTS.

5. Tenosinovitis, yaitu peradangan membran musin tipis yang menyelimuti tendon.

6. Sindrom Double-crush, yaitu terjadi kompresi atau iritasi nervus medianus di atas

pergelangan tangan.

7. Aktivitas yang membutuhkan penggunaan tangan dengan kombinasi gerakan berulang

pergelangan tangan atau jari dan pekerjaan yang menggunakan alat yang menimbulkan

getaran.

8. Faktor keturunan.

IV. Patologi

Page 5: Carpal Tunnel Syndrom

Carpal tunnel syndrom dapat dikategorikan menjadi dua yaitu akut dan kronis. Ada

beberapa hipotesa mengenai patogenesis dari carpal tunnel syndrom. Sebagian berpendapat

bahwa faktor mekanik clan vaskuler memegang peranan penting dalam terjadinya carpal tunnel

syndrome. Tapi pada umumnya Carpal tunnel syndrome ini terjadi secara kronis dimana terjadi

penebalan flexor retinakulum, yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan

yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intravasikuler.

Akibatnya aliran darah vena intravasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan

mengganggu nutrisi intravasikuler lalu diikuti oleh anoxia yang akan merusak endotel.

Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural.

Apabila kondisi ini terus berlanjut akan tejadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf.

Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan akan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan

fungsi dari nervus medianus terganggu.

V. Gejala dan Tanda

1. Pasien dengan CTS akan merasa baal dan kesemutan dari tangan yang dipersarafi oleh

saraf medianus (ibu jari, telunjuk, jari tengah dan sebagian jari manis).

2. Sensasi ini akan lebih terasa pada malam hari dan bisa menyebabkan pasien terbangun

dari tidur. Hal ini dimungkinkan karena posisi pergelangan tangan pada saat tidur dan

akumulasi cairan sekitar pergelangan tangan ketika tangan dalam posisi datar dan tidur.

3. Nyeri yang menjalar atau meluas dari pergelangan tangan ke bahu (jarang) atau turun ke

telapak tangan.

4. Pada gejala selanjutnya pasien dapat mengeluh seperti rasa terbakar, kram, dan

kelemahan pada tangan. Genggaman tangan bisa berkurang dan pasien sering

menjatuhkan barang.

5. Pergelangan tangan mengalami kesulitan dan kelemahan apabila telapak tangan

ditelungkupkan dan ditekuk ke dalam.

6. Nyeri apabila tangan ditekuk.

7. Telunjuk dan ibu jari tidak dapat ditekukkan.

8. Terdapat nyeri seperti tertusuk-tusuk pada daerah telapak tangan.

9. Kronik CTS dan menyebabkan atrofi (pengecilan) dari otot tangan, terutama pada dasar

dari ibu jari.

Page 6: Carpal Tunnel Syndrom

VI. Pemeriksaan Fisik

1. Tes Provokatif

a. Manuver Phalen : siku pasien diletakkan diatas meja, lengan bawah tegak lurus

terhadap meja dan pergelangan tangan difleksikan. Posisi ini ditahan selama 60 detik.

Tes dikatakan positif bila rasa baal atau kesemutan muncul pada jari-jari sisi radial.

b. Tanda Tinel : Dilakukan dengan cara perkusi ringan dipergelangan tangan bagian

volar diatas nervus medianus untuk membangkitkan sensasi kesemutan.

c. Tanda Flick : Menggoyang atau menjentikkan tangan untuk meredakan gejala yang

timbul.

2. Pemeriksaan Sensorik

a. Sensibilitas Getar : Garpu tala 256Hz digetarkan, lalu diletakkan diujung jari pasien.

Tes dianggap positif bila sensasi getar berkurang.

b. Diskriminasi 2 titik : Gagal mengidentifikasi adanya 2 benda yang menyentuh kulit

dengan jarak lebih dari 6mm.

VII. Pemeriksaan Penunjang

1. Elektrofisiologi Diagnostik

a. Electromyography (EMG) : dapat ditemukan gelombang tajam, potensial fibrilasi dan

aktivitas insrsional yang meningkat.

b. Kecepatan hantar saraf : sinyal akan tertangkap lebih lambat dan lemah.

2. Pencitraan

a. MRI

b. USG : terdapat peningkatan area cross-sectional dari nervus medianus di carpal

tunnel dibandingkan dengan kontrol.

VIII. Penatalaksanaan

Page 7: Carpal Tunnel Syndrom

1. Bidai pergelangan tangan : biasanya digunakan pada pasien dengan gejala ringan sampai

sedang yang berlangsung kurang dari 1 tahun. Digunakan untuk mereposisi tangan

supaya tidak fleksi dan ekstensi tangan.

2. Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Berfungsi untuk menghilangkan nyeri jika

terdapat peradangan. Contoh: ibuprofen, ketoprofen, dan naproxen.

3. Kortikosteroid. Disuntikan langsung ke carpal tunnel untuk menghilangkan nyeri.

Digunakan untuk menghilangkan nyeri dan mengurangi peradangan, sehingga

mengurangi tekanan.

4. Operasi. Jika gejala CTS menetap disarankan untuk melakukan operasi carpal tunnel.

Bertujuan untuk mengurangi tekanan di carpal tunnel yaitu dengan cara membelah

lapisan transcutaneus (TCL/Transcutaneus layer).

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: Carpal Tunnel Syndrom

Rambe, aldi.2004.Sindroma Terowongan Karpal.Bagian Neurologi FK-USU.

Shidarta,Priguna.1984.Sakit Neuro Muskulo Skeletal.Cetakan Kedua.P.T Dian Rakyat Jakarta.

Moeliono F. Etiologi,Diagnosis dan Terapi Sindroma Karpal. Neurona.1993