Cara Pengasuhan Pasien DHF

13
Cara pengasuhan pasien DHF ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY ) B. Penyebab Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty ) C. Tanda dan gejala Tanda dan gejala penyakit DHF adalah : Meningkatnya suhu tubuh Nyeri pada otot seluruh tubuh Suara serak Batuk Epistaksis Disuria Nafsu makan menurun Muntah Ptekie Ekimosis Perdarahan gusi Muntah darah Hematuria masih Melena D. Klasifikasi DHF menurut WHO Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif ) Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi ) Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur Pemeriksaan Diagnostik Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang ) Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ) Rontgen Thorac = Effusi Pleura 2. E. Pathways F. Penatalaksanaan § Medik A. DHF tanpa Renjatan Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari ) Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat B. DHF dengan Renjatan Pasang infus RL Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB ) Tranfusi jika Hb dan Ht turun § Keperawatan 1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam Observasi intik output Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital

description

hai

Transcript of Cara Pengasuhan Pasien DHF

Cara pengasuhan pasien DHFASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY ) B. Penyebab Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty ) C. Tanda dan gejala Tanda dan gejala penyakit DHF adalah : Meningkatnya suhu tubuh Nyeri pada otot seluruh tubuh Suara serak Batuk Epistaksis Disuria Nafsu makan menurun Muntah Ptekie Ekimosis Perdarahan gusi Muntah darah Hematuria masih Melena D. Klasifikasi DHF menurut WHO Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif ) Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi ) Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur Pemeriksaan Diagnostik Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang ) Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ) Rontgen Thorac = Effusi Pleura2. E. Pathways F. Penatalaksanaan Medik A. DHF tanpa Renjatan Beri minum banyak ( 1 - 2 Liter / hari ) Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak 1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak 1th diberikan 5 mg/ kg BB. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat B. DHF dengan Renjatan Pasang infus RL Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 30 ml/ kg BB ) Tranfusi jika Hb dan Ht turun Keperawatan 1. Pengawasan tanda tanda Vital secara kontinue tiap jam Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam Observasi intik output Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 liter 2 liter per hari, beri kompres Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt. 2. Resiko Perdarahan Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena Catat banyak, warna dari perdarahan Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal 3. Peningkatan suhu tubuh Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik Beri minum banyak Berikan kompres F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF Pengkajian Kaji riwayat Keperawatan Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada3. ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran ) Diagnose Keperawatan 1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam 2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan 4. Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus 5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak Perencanaan 1. Anak menunjukkan tanda tanda terpenuhinya kebutuhan cairan 2. Anak menunjukkan tanda tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat 3. Anak menunjukkan tanda tanda vital dalam batas normal 4. Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif Implementasi 1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan Mengobservasi tanda tanda vital paling sedikit setiap 4 jam Monitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun ubun cekung, produktie urin menurun Mengobservasi dan mencatat intake dan output Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh Mempertahankan intake dan output yang adekwat Memonitor dan mencatat berat badan Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss / IWL ) 2. Perfusi jaringan Adekwat Mengkaji dan mencatat tanda tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill ) Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban dan warna ) Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas seperti dingin , neri , pembengkakan kaki ) 3. Kebutuhan nutrisi adekwat Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama Mempertahankan kebersihan mulut pasien Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk4. penyembuhan penyakit 4. Mempertahankan suhu tubuh normal Ukur tanda tanda vital suhu tubuh Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu Lakukan tepid sponge ( seka ) dengan air biasa Tingkatkan intake cairan Berikan terapi untuk menurunkan suhu 5. Mensupport koping keluarga Adaptif mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan G. Pencegahan DHF Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara: Rumah selalu terang Tidak menggantung pakaian Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali Kubur barang barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan Tutup tempat penampungan air Perencanaan pemulangan dan PEN KES Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan DAFTAR PUSTAKA Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002. Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995 Prinsip Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 2675. Satuan Acara Penyuluhan DHF pada Masyarakat Posted by: widiarti on: 19 November 2009 In: Keperawatan 1. 1. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1 Komentar A. Pendahuluan Desa Kajor yang terletak di pinggiran kota, lingkungannya tergolong kurang terawat. Disanasini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat. Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan, dan akhirnya meninggal dunia. B. Pengkajian Pengkajian Faktor Predisposisi ( factor predispocing) Riwayat keperawatan Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan, dan akhirnya meninggal dunia. Saat penderita panas keluarga sudah mengupayakan untuk membantu menurunkan panas dengan cara mengompres dan pemberian obat turun panas. Tapi panas hanya turun beberapa saat, kemudian panas lagi. Keadaan fisik Lingkungan di sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat. Disana-sini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat. Kesiapan belajar Para warga yang melihat kejadian tersebut berusaha untuk mengurangi jatuhnya korban akibat penyakit tersebut. Akhirnya mereka bermusyawarah untuk mencari tahu penyebab dan jenis penyakit tersebut, karena mereka merasa pengetahuan mereka tentang penyakit tersebut masih sangat kurang. Atas saran dari salah satu warga, kepala desa Kajor mendatangi puskemas kecamatan untuk mengkonsultasikan kejadian itu. Kepala dusun meminta diadakan penyuluhan dengan bahasa Indonesia karena sebagian masyarakat mengerti bahasa Indonesia. Motivasi belajar Motivasi warga untuk mengetahui tentang penyakit ini sangat kuat, dan mereka mengatakan apapun akan dilakukan asal desa mereka terbebas dari penyakit tersebut. Kemampuan membaca Sekitar 85% warga mampu membaca dan mengerti bahasa Indonesia dengan cukup baik sehingga diharapkan informasi dapat diterima dengan baik dengan menggunakan metode ceramah, disertai visualisasi beberapa leaflet atau lembar balik. Pengkajian Factor Pemungkin ( factor enabling) Di salah satu puskesmas kabupaten terdekat, perawat dan dokter yang melayani pasien telah memiliki keterampilan memberikan penyuluhan kesehatan dengan baik karena telah sering6. sekali mengikuti pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa leaflet dan lembar balik. Siap membantu warga melakukan penyuluhan. 1. Faktor Penguat ( factor reinforcing) Seorang kader desa Kajor yang mempunyai pengetahuan cukup luas menyarankan kepada warga untuk berkonsultasi kepada perawat atau dokter yang lebih tahu mengenai penyakit tersebut. Akhirnya kepala desa setuju dan mendorong untuk dilaksanakan penyuluhan tentang penyakit tersebut. Para perangkat desa setuju untuk diadakannya penyuluhan dan siap untuk menyediakan tempat serta perlengkapan yang dibutuhkan. 1. C. Analisa data DATA MASALAH ETIOLOGI DO: Ketidaktahuan Perilaku, perawatan Lingkungan di sekitar desa atau kurang diri dan kesehatan tersebut tergolong kurang terawat. pengetahuan lingkungan yang Terdapat barang-barang bekas tentang DHF kurang bersih serta seperti kaleng, ban bekas, dan kurang pengetahuan drum-drum bekas yang tidak tentang DHF terpakai dan digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa Kajor terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat. DS: 6 warga meninggal dengan gejala DHF. Gejala dari penyakit ini adalah panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Hari keempat panas turun. 1. D. Diagnosa Keperawatan Ketidaktahuan atau kurang pengetahuan tentang DHF berhubungan dengan perilaku, perawatan diri dan kesehatan lingkungan yang kurang bersih ditandai dengan lingkungan di sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat, terdapat barang-barang bekas seperti kaleng, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai dan digenangi oleh air, sungai dan selokan di desa Kajor terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat, adanya 6 warga meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga dan pada hari keempat panas turun. SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. A. Topik7. Demam berdarah 1. B. Sasaran 1. Sasaran penyuluhan : Tokoh masyarakat dan perangkat desa Kajor. 2. Sasaran program : warga desa Kajor. 1. C. Tujuan 2. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit warga diharapkan mampu memahami tentang demam berdarah. 1. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan warga mampu : 1. Menjelaskan pengertian demam berdarah. 2. Mengetahui penyebab demam bedarah. 3. Mengetahui cara penularan demam berdarah. 4. Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah. 5. Menyebutkan cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah. 6. Mengetahui cara pencegahan demam berdarah. 7. D. Materi Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi : 1. Pengertian demam bedarah. 2. Penyebab demam bedarah. 3. Cara penularan demam berdarah. 4. Gejala-gejala demam berdarah. 5. Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah. 6. Cara pencegahan demam berdarah. 1. E. Metode Ceramah dan Tanya jawab 1. F. Media Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain: 1. Lembar balik, berisi: 1. Pengertian DHF 2. Penyebab DHF 3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty 4. Siklus hidup nyamuk 5. Gejala DHF 6. Cara penularan DHF 7. Pengobatan pasien DHF 8. Pencegahan DHF 9. Pemberantasan DHF 10. Leaflet tentang DHF, meliputi : 1. Pengertian DHF 2. Penyebab DHF 3. Gejala DHF 4. Cara penularan DHF 5. Pengobatan pada penderita 6. Pencegahan DHF 7. Perawatan pasien DHF 8. Kursi 45 buah 9. Meja 2 buah 10. LCD 11. Komputer/laptop8. 1. 2. 3. 4. 5. G. Waktu Pelaksanaan Hari : Rabu Tanggal : 4 November 2009 Jam : 19.30-20.00 WIB Alokasi Waktu No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta 1 3 mnt Pembukaan (oleh Ara): 1. Salam pembuka 2. Memperkenalkan diri, dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan. 3. Menggali pengetahuan tentang demam berdarah. 4. Mendengarkan dan memperhatikan 5. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji 2 20 mnt Penyajian (oleh Ria): 1. Menjelaskan materi tentang : 2. Pengertian Demam Berdarah 3. Cara Penularan Demam Berdarah 4. Gejala Gejala Demam Berdarah 5. Pertolongan Pertama Pada Penderita Demam Berdarah 6. Cara Pencegahan Demam Berdarah 1. Memberi kesempatan untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan 3. Mendengarkan dan memperhatikan 4. Mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti. 3 7 mnt Penutup (oleh Ara): 1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan 2. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan 3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas 4. Mengucapkan salam penutup. 5. Memperhatikan dan menjawab pertanyaan 1. H. Tempat Pelaksanaan 2. Tempat Balai desa Kajor 1. Setting Tempat Duduk9. 1. 2. 3. 1. Keterangan Kursi dan meja promotor. Kursi dan meja operator Kursi sasaran. I. Rencana Evaluasi No Aspek Waktu Metode 1 Kognitif Segera setelah Tanya 2 Afektif penyuluhan jawab 3 Psikomotor Segera setelah Tanya penyuluhan jawab Dua minggu Observasi setelah penyuluhan Alat Daftar pertanyaan mengenai demam berdarah Daftar pertanyaan tentang rencana kedepan. Lembar observasi Evaluator Ina Ina Ina LAMPIRAN EVALUASI 1. A. Aspek Kognitif Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa pengertian DHF? 2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya demam berdarah? 3. Bagaimana cara penularan demam berdarah? 4. Sebutkan gejala-gejala demam berdarah? 5. Bagaimana cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah? 6. Apa saja cara pencegahan demam berdarah? 1. B. Aspek Afektif Berupa pertanyaan sebagai berikut: 1. Jadi, dari penjelasan tentang DHF bagaimana kesimpulan Anda? 2. Apa yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang penyakit DHF? 1. C. Aspek Psikomotorik Berupa lembar observasi sebagai berikut: No. Keterangan Ya Tidak 1. Menguras penampungan air. 2. Menutup penampungan air. 3. Mengubur barang bekas. 4. Menaburkan bubuk abate. 5. Membersihkan selokan. 6. Memakai obat anti nyamuk. 7. Tidur mamakai kelambu. ISI MATERI DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) 1. A. Definisi10. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti . Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome (DSS). B. Cara Penularannya DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang tersebar luas dirumahrumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar, terminal, warung, dsb) Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue. Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak dalam tubuh nyamuk. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi). Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DHF. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain. C. Gejala Demam Berdarah Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama 2-7 hari. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik merah lebih jelas) Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan). Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis 5. Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual. Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta gelisah. Sedangkan ujung kaki dan tangannya dingin berkeringat. D. Pertolongan bagi Penderita E. Cara Pencegahannya Penderita diberi minum yang banyak Penderita di kompres dengan air es Penderita diberi obat penurun panas Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit, khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat Pertumbuhan nyamuk : Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi, gentong, vas bunga, botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung, ban bekas, perangkap semut, biasanya beraktifitas di siang hari. Nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina yang mencapai 2-3 bulan. Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan dewasa, membutuhkan waktu 1-2 minggu. Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah11. 1. Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa dilakukan dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan air, dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gr) untuk 100 liter air. 2. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M: 1. Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon air, gentong, vas bunga, dll. 2. Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll). Merombeng tidak mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah ketempat lain. 3. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll). 4. Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan : 1. Fogging/pengasapan dengan insektisida. 2. Memakai obat anti nyamuk, dll. Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara dan dapat mencemari lingkungan. 1. Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk dengan cara : 1. Tidur mamakai kelambu 2. Selalu beraktivitas 3. Menggunakan krem anti nyamuk, dsb. 2. F. Ciri nyamuk DBD : 3. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya 4. Berbadan kecil 5. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari 6. Hidup di dalam dan sekitar rumah 7. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar 8. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air 9. Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air 10. Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas 11. Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam atau sekitar rumah 1. G. Cara Penularan 2. Nyamuk mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue. 3. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain. 1. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk. 2. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut. 3. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi). 4. Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DHF. DAFTAR PUSTAKA http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm . 2004. Membasmi Jentik Nyamuk, Mencegah Demam Berdarah. http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html . 2008.Demam Berdarah Dengue. http://www.kompas.com . 2007. Demam Berdarah Dengue. http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php-ppid=245&fname=hal3a.htm. 2008. Demam Berdarah Dengue.12. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DHF13. Pokok Bahasan : DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien Hari / tanggal : Sabtu, 10 Januari 2010 Waktu : 30 menit Tempat :I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). III. MATERI PENGAJARAN 1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) 2. Penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) 3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) 4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) IV. METODE Ceramah dan tanya jawab. Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai. V. MATERI Terlampir VI. MEDIA Leaflet dan lembar balik. VII. KEGIATAN PENYULUHAN NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI14. 1. Memberi salam, menyakan keadaan klien 5 2. Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu Melakukan pendidikan kesehatan tentangDemam Berdarah Dengue (DBD) Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan. Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya 5 3. 4. 5. 10 5 Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama Klien memperhatikan dengan seksama. Menanggapi pertanyaan dengan melakukan Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga. 5 Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik Moderator : Puguh Satriya Penyaji : Mimma Miftaria Observer Fasilitator : Hafifah Parwaningtyas : Mardiani S. VIII. EVALUASI 1. Evaluasi structural a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet 2. Evaluasi Proses a. Peserta yang hadir b. Media dapat digunakan dengan baik c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu. d. Partisipasi peserta yang hadir e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai 3. Evaluasi Hasil a. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) = .% b. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)= .% c. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue d. (DBD)= .% Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)= .%15. IX. DAFTAR PUSTAKA Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius. Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta. MATERI PENYULUHAN16. 1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengue Hemorhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ), dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, perdarahan. 2. Klasifikasi Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu: a. Derajat I Panas 2 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif, tanpa perdarahan spontan. b. Derajat II Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya. c. Derajat III Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg. d. Derajat IV Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru. 3. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari. Ciri-ciri nyamuk Aides Aegypty 1. Tubuh kecil, hitam, ada bercak putih pada kaki dan badan nyamuk 2. Hinggap mendatar, senang ditempat gelap17. 3. Menggigit pada siang hari 4. Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Gejala klinik timbul secara mendadak berupa : 1. Demam Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. 2. Perdarahan Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat. 3. Hepatomegali Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita. 4. Renjatan (Syok) Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. 5. Patofisiologi Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertamatama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali). Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virusantibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.18. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal. 6. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut : a. Tirah baring atau istirahat baring. b. Diet makan lunak. c. Minum banyak (2 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : air putih, susu, jus jambu merah, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF. d. Berikan Kompres dengan air hangat pada saat panas tinggi e. Segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat 7. Tips menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara: - Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting adalah upaya 1) 2) 3) - membasmi jentik nyamuk penularan ditempat perindukannya dengan melakukan 3M yaitu Menguras tempat tampet penampungan air secara teratur sekurang kurangnya 1 x seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya Menutup rapat rapat tempat penampung air Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang. Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali. Menaburkan bubuk abate Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk Rumah dibersihkan, tidak menggantung baju Panggil petugas untuk penyemprotan bila perlu