Cara Menggunakan Mikroskop
-
Upload
mhimach-machan-s-jumain -
Category
Documents
-
view
59 -
download
2
description
Transcript of Cara Menggunakan Mikroskop
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah
banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satu
penemuan itu adalah mikroskop.
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi.
Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-
benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
(kurang dari 0.1 mm).
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop biologi/monokuler) dan
mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo/binokuler). Mikroskop biologi
umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan perbesaran
40x hingga 1000x. Adapun kekuatan perbesaran lensa okuler dan objektif adalah
sebagai berikut :
1. Objektif 4x dan okuler 10x, pembesaran total 40x.
2. Objektif 10x dan okuler 10x, pembesaran total 100x.
3. Objektif 40x dan okuler 10x, pembesaran total 400x.
4. Objektif 100x dan okuler 10x, pembesaran total 1000x.
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 100x disebut objektif emersi,
karena penggunaannya harus dengan minyak emersi.
Mikroskop binokuler atau stereo digunakan untuk pengamatan benda-
benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari
atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah okuler
dan dua buah objektif, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan
pengamatan kedua belah mata. Kekuatan pembesaran lensanya tidak terlalu kuat
umumnya objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x.
Pada kesempatan praktikum ini kita akan melakukan pengamatan
epidermis tumbuhan dengan menggunakan mikroskop biologi atau mikroskop
monokuler dengan beberapa pembesaran.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu agar kita sebagai mahasiswa
terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat
sediaan sederhana.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa, masyarakat dan
umum dapat lebih mengenal tentang mikroskop dan mengetahui teknik
penggunaan mikroskop yang benar.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Seiring dengan kemajuan zaman, penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17, berbagai jenis mikroskop masih menjadi alat yang digunakan dalam
mengkaji sel. Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para Saintis Renaisans
dan juga mikroskop yang digunakan di laboratorium adalah mikroskop cahaya
(light microscope). Cahaya-cahaya tampak dilewatkan melalui spesimen dan
kemudian menembus lensa kaca. Dua nilai penting lensa ini atau mikroskop ialah
daya pembesaran dan penguraiannya (Campbell, 2000).
Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil
dan scropos yang artinya melihat/tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop
adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang (Anonim, 2007).
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati
obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan
pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop
cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan
sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron (Anonim, 2007).
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama “compound light
microscope” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai
pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop
konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar
matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat
di bawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam
kondensor. Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa objektif,
lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop
bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah
tabung mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga
lensa atau lebih. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan
untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop yang lain (Anonim, 2007).
Menurut Anonim (2007), lensa-lensa pada mikroskop memiliki fungsi
masing-masing yaitu :
1. Lensa objektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan
menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan objek sehingga
dapat memiliki nilai “apertura” yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa
objektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur renik yang berekatan sebagai dua benda yang
terpisah.
2. Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif berkisar
antara 4 hingga 25 kali.
3. Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung
terciptanya pencahayaan pada objek yang akan dilihat sehingga dengan
pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.
Menurut Ali (2005), mikroskop terbagi dalam dua macam, yaitu :
1. Mikroskop sederhana atau tunggal (monokuler): hanya terdiri dari 1
(satu) lensa.
2. Mikroskop majemuk : berisi 2 (dua) lensa.
Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah
mikroskop monokuler (latin : mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek yang
akan diamati dengan menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran
yang kecil atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek
tersebut dapat dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak menyerap
cahaya dari pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-benda kecil
kelihatan lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut perbesaran.
Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak
oleh mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten, 2004)
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini :
a. Waktu praktikum
Hari/tanggal : Kamis, 1 November 2007
Pukul : 13.10 – 14.50 WITA
b. Tempat praktikum
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Timur FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah yaitu :
1. Alat yang disediakan oleh laboratorium
a. Mikroskop biologi
b. Kotak peralatan, berisi :
1. Kaca benda
2. Kaca penutup
3. Cawan petri
4. Pinset
5. Pipet tangan
2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa
a. Pisau silet baru
b. Kain planel baru
c. Lap katun
d. Buku gambar dan pensil
e. Tusuk gigi
2. Bahan
Adapun bahan dari percobaan ini yaitu :
1. Bahan yang disediakan oleh laboratorium
a. Air suling
b. Kertas saring atau kertas hisap
c. Kapas atau kapuk
2. Bahan yang disediakan oleh mahasiswa
a. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b. Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
c. Daun labu (Cucurbita moschata)
d. Bawang merah (Allium cepa)
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat dihapan.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel. Jangan sekali-kali
menggosok lensa dengan kain.
c. Membuka kotak peralatan, keluarkan cawan petri yang berisi kaca
benda dan kaca penutup. Membersihkan kain benda dengan kain katun
atau kertas saring.
d. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya,
buku penuntun dan catatan, bahan-bahan untuk praktikum.
Menyingkirkan yang lainnya pada tempat lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1. Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah datangnya
cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan) kemudian
mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut dan
membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang.
Mengatur posisi mikroskop yang memiliki kondensor mendekati meja
sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa
kondensor menggunakan cermin cekung.
2.2. Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling pendek menghadap ke
meja sediaan sampai bunyi klik.
2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan
5-10 mm atau tubus turun maksimal.
2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata
kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih (medan
pandang). Jika terangnya tidak merata, maka kita menggerakkan sedikit
cermin sampai terangnya rata. Kalau terlalu silau, kita mempersempit
diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur
berarti kurang cahaya yang masuk, maka kita membuka diafragma,
pasang lubang lebih besar pada lempeng.
2.5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1. Memutar pengatur kasar atu makrometer ke arah empu jari, tubus turun,
jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, kemudian sebaliknya. Apa
yang terjadi? Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak
bisa naik turun, maka meja sediaan bergerak naik turun apabila memutar
makrometer dan mikrometer.
3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan
sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang
meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3. Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu
longgar, maka kita memutar makrometer untuk menurunkan tubus
sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda
sampai maksimum 5-10 mm.
3.4. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer
menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai
muncul bayangan, kalau tubus telah terangkat setengah putaran
makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan, maka
kita mengulangi langkah 3.3 kembali, kalau sudah ada bayangan tapi
masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutar mikrometer
naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
3.5. Memeriksa perbesaran lansa okuler dan objektif dan perbesaran
bayangan tersebut.
3.6. Mengeluarkan preparat yang telah diamati.
4. Membuat Preparat Sederhana
4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian dipegang
serata mungkin.
4.2. Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.
4.3. Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan pinset dan meletakkannya
di tengah tetesan air. Untuk bahan daun waru, daun labu, dan daun
kembang sepatu menggunakan silet untuk mengambil bagian
epidermisnya, dan mengirisnya setipis mungkin. Sedangkan untuk
bawang merah, kita mengirisnya setipis mungkin setelah itu
meletakkannya di preparat.
4.4. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari
dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir yang berlawanan.
4.5. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan
air dengan kemiringan 45O kemudian dilepaskan sehingga tepat
menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang merembes di tepi
kaca dengan kertas saring.
4.6. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati seperti
langkah 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5.
5. Mengganti Perbesaran
5.1. Apabila pengamatan sudah berhasil, 3.4 dan 3.5, bayangan yang nampak
akan dibesarkan lagi dan jangan menyentuh posisi preparat atau tubus.
5.2. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang
(kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik (periksa perbesaran)
5.3. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan
yang lebih besar dari bayangan yang diamati.
5.4. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar, kita menaikkan tubus
dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari, memutar
revolver kembali untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah
(pendek) pada posisi semula tanpa mengubah posisi preparat kemudian
mengulang lagi langkah 3.3, 3.4, 3.5 lanjut ke 5.1, 5.2, 5.3, sampai
berhasil.
5.5. Menaikkan tubus apabila akan mengamati bahan lain dan mengeluarkan
preparat yang sudah diamati kemudian membersihkan kaca benda dan
kaca penutup.
5.6. Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai 4.6.
5.7. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal
berikut :
i. Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan tetapi kita harus
mengeluarkannya.
ii. Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun
(kaca benda + kaca penutup) kemudian menyimpannya dalam cawan
petri dan memasukkannya ke dalam kotak perlengkapan.
iii. Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel, menurunkan
tubus serendah mungkin.
iv. Menyimpan mikroskop ke dalam kotak mikroskop.
v. Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun
dan disimpan dalam kotaknya.
vi. Menyimpan sendiri peralatan yang telah dibawa untuk kegiatan
berikutnya.
vii. Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi di tempat sampah
yang tersedia.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
- Mikroskop Biologi
Keterangan :
1. Okuler
2. Makrometer
3. Mikrometer
4. Lengan
5. Penggerak mekanik
6. Sumbu inklinasi
7. Pengatur kondenser
8. Kaki
9. Cermin
10. Diafragma
11. Kondenser
12. Meja sediaan
13. Sengkeling
14. Objektif
15. Revolver
16. TubusMikroskop Monokuler
1
Allium Cepa / 40x
1
2
Allium Cepa / 100x
- Bawang merah (Allium Cepa)
Keterangan :
1. Dinding Sel
- Bawang merah (Allium Cepa)
Keterangan :
1. Dinding Sel
2. Sitoplasma
1
2
3
Allium Cepa / 400x
- Bawang merah (Allium Cepa)
Keterangan :
1. Dinding Sel
2. Sitoplasma
3. Inti Sel
B. Pembahasan
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-
benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop membuat benda-benda kecil
kelihatan lebih dari pada wujud sebenarnya dan mikroskop membuat kita melihat
pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang.
Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak,
berupa lensa-lensa dan cermin. Makanya kita harus menghindarkan perlakuan
yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut.
Mikroskop mempunyai komponen-komponen pendukung seperti :
1. Kaki mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan
sumbu inklinasi.
3. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
4. Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
5. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan
kondensor.
6. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin
masuk ke lubang meja sediaan.
7. Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya
cahaya yang amasuk ke kondensor.
8. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
9. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
10. Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
11. Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat
lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa
objektif.
12. Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke
bawah secara kasar.
13. Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke
bawah secara halus.
14. Tubus atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
15. Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa
objektif berbagai ukuran.
16. Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus
pada meja sediaan, menerima bayangan sediaan kemudian
membesarkannya.
17. Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan
dari objektif dan membesarkannya.
Pada percobaan ini kami hanya mengambil satu sampel bahan percobaan
yaitu bawang merah (Allium cepa), dan kami mengamati sampel tersebut dengan
tiga macam perbesaran seperti yang terlihat pada gambar. Dari gambar tersebut
kita dapat melihat bahwa pada pembesaran lemah terlihat hanya bagian kecil dari
epidermis Allium cepa tersebut dan pola-pola epidermis Allium cepa masih
kurang jelas pemisahannya. Sedangkan pada pembesaran yang lebih kuat, kita
bisa mengamati pola pemisahan yang lebih jelas dan bagian-bagian dari
epidermis Allium cepa tersebut terlihat lebih kompleks.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Mikroskop merupakan alat bantu untuk melihat sesuatu yang
berukuran sangat kecil (benda renik).
2. Mahasiswa mampu mengenali dan mengetahui bagian-bagian
mikroskop biologi dan fungsinya masing-masing, serta mampu dan
terampil menggunakan mikroskop biologi tersebut dengan cepat dan
aman untuk melihat sediaan sederhana
B. Saran
Adapun saran dari percobaan ini adalah :
1. Sebaiknya para asisten mendiskusikan terlebih dahulu metode
praktikulum yang akan diberikan kepada praktikan agar proses
praktikulum berjalan lebih lancar.
2. Sebaiknya asisten tidak meninggalkan praktikan saat percobaan
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Alimuddin. 2005. Penuntun Praktikulum Mikrobiologi Dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Anonim. 2007. Mikroskop Cahaya. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop cahaya. Diakses tanggal 3 November 2007.
Anonim. 2007. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses tanggal 3 November 2007.
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarata.
Goldsten, Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
Tim Pengajar. 2007. Penuntun Praktikulum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
PERTANYAAN
1. Tulis nama bagian optik dari mikroskop !
2. Tulis nama bagian mekanik dari mikroskop !
3. Tulis fungsi bagian mekanik !
4. Kalau bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri-depan, ke arah
manakah kaca benda/sediaan harus digeser? Mengapa?
5. Tulis pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan kain
atau kertas biasa/kasar?
Jawaban :
1. Bagian optik dari mikroskop, yaitu :
a. Cermin
b. Kondensor
c. Lensa objektif
d. Lensa okuler
2. Bagian optik dari mikroskop, yaitu :
a. Lengan
b. Makrometer
c. Mikrometer
d. Penggerak mekanik
e. Sumbu inklinasi
f. Pengatur kondensor
g. Diafragma
h. Sengkeling
i. Revolver
j. Meja sediaan
k. Tubus
l. Kaki mikroskop
3. Fungsi bagian mekanik :
a. Pengatur kondensor berfungsi sebagai alat untuk menaikkan atau
menurunkan kondensor.
b. Meja sediaan berfungsi sebagai tempat meletakkan kaca benda.
c. Makrometer berfungsi sebagai alat untuk menggerakkan tubus naik turun
secara kasar.
d. Mikrometer berfungsi sebagai alat untuk menggerakkan tubus naik turun
secara halus.
e. Sengkeling berfungsi sebagai penjepit atau pengatur letak sediaan.
f. Penggerak mekanis berfungsi sebagai alat pengatur letak kaca benda pada
meja.
g. Tubus berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa okuler pada ujungnya.
h. Revolver berfungsi sebagai cakram tempat melekatnya lensa objektif
berbagai ukuran.
4. Apabila bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri-depan, maka kaca
benda harus digeser ke arah yang berlawanan dengan bayangan, karena sifat lensa
okuler yang menerima bayangan dari lensa objektif yaitu maya, terbalik dan
diperbesar.
5. Pengaruh negatif terhadap mikroskop apabila lensa digosok dengan kain atau kertas
biasa/kasar adalah lensa dapat menjadi buram dan bahkan akan tergores sehingga
lensa mikroskop sudah tidak baik lagi untuk digunakan, karena bila lensanya sudah
tergores bila digunakan akan membentuk bayangan lain yang menyebabkan bayangan
dari sediaan tidak jelas lagi.